LAPORAN LABA-RUGI 1. Definisi dan fungsi laporan laba-rugi

3. LAPORAN LABA-RUGI 1. Definisi dan fungsi laporan laba-rugi

Sofyan Syafri, 2001, hal : 107 ” Laporan keuangan merupakan suatu ikhtisar pendapatan dan pengeluaran atau beban dari suatu ententitas pada suatu jangka waktu tertentu, misalnya untuk satu bulan atau satu tahun.” Laporan demikian ini juga disebut dengan istilah “daftar operasi perusahaan” atau “daftar hasil dan biaya”. Tujuan daripada penyusunan perhitungan laba rugi ialah untuk mengukur kemajuanatau perkembangan perusahaan dalam menjalankan fungsinya sehubungan dengan sifat kegiatan perusahaan. Bagi perusahaan jasa, perhitungan laba-rugi dipergunakan sebagai alat pengukur perkembangan perusahaan dalam penjualan jasa-jasa dan biaya- biaya yang di keluarkan sehubungan dengan operasi perusahaan. Perhitungan laba rugi perusahaan juga akan dapat menceritakan bagaimana pertambahan atau pengurangan aktiva yagn disebabkan penjualan jasa- jasa atau barang-barang. Pertambahan aktiva sebagai akibat operasi perusahaan disebut hasil. Sesuai dengan sifat perusahaan, hasil ini disebut hasil penjualan, hasil sewa, hasil bunga dan sebagainya. Pengurangan aktiva sebagai akibat operasi perusahaan disebut dengan biaya. Dalam perhitungan laba-rugi hasil dalam periode tertentu akan diperbandingkan dengan biaya-biaya untuk memperoleh pendapatan. Selisih dari hasil dan biaya-biaya akan merupakan laba atau rugi untuk periode tersebut.biaya untuk mendapatkan hasil akan terdiri dari harga pokok penjualan atau jasa Sumuang ST Sipahutar : Analisis Biaya Operasional Pada CV Karya Agung Medan, 2008 USU Repository © 2009 ditambah dengan biaya umum dan administrasi, dan jika ada ditambah lagi dengan biaya lain-lain yang menjadi beban pada periode itu. Sumuang ST Sipahutar : Analisis Biaya Operasional Pada CV Karya Agung Medan, 2008 USU Repository © 2009 TABEL 2 CV. KARYA AGUNG MEDAN LAPORAN LABA RUGI UNTUK PERIODE 31 DESEMBER 2006 DAN 2007 PENDAPATAN 2006 2007 Penjualan Tiket Rp. 375.000.000 Rp. 380.000.000 BIAYA LANGSUNG PERUSAHAAN Biaya Cetak Tiket Rp. 25.000.000 Rp. 30.000.000 Biaya Cetak Surat Jalan Rp. 15.000.000 Rp. 15.000.000 Biaya Cetak Amplop dan Kertas Surat Rp. 9.200.000 Rp. 10.000.000 PENGHASILAN BRUTO Rp. 325.200.000 Rp. 324.200.000 BIAYA UMUM DAN ADM Penyusutan Gedung Rp. 8.750.000 Rp. 8.750.000 Penyusutan Mobil Rp. 19.250.000 Rp. 21.250.000 Penyusutan Inventaris Rp. 2.000.000 Rp. 3.125.000 Alat-alat Kantor Rp. 9.000.000 Rp. 9.000.000 Rekening Air Rp. 5.250.000 Rp. 7.380.000 Rekening Listrik Rp. 8.550.000 Rp. 11.400.000 Rekening Telepon Rp. 9.500.000 Rp. 10.000.000 Pemeliharaan Gedung Rp. 5.480.000 Rp. 6.000.000 Iklan dan Promosi Rp. 5.320.000 Rp. 6.000.000 Biaya Perjalanan Dinas Rp. 6.500.000 Rp. 7.000.000 Pemeliharaan Mobil Rp. 7.250.000 Rp. 8.000.000 Biaya Keamanan dan Kebersihan Rp. 6.950.000 Rp. 6.950.000 Gaji Karyawan Pegawai Rp. 132.000.000 Rp. 132.000.000 Biaya Pengurus Kecelakaan Rp. 30.500.000 Rp. 30.800.000 TOTAL BIAYA UMUM DAN ADM Rp. 256.300.000 Rp. 267.655.000 LABA KOTOR Rp. 69.500.000 Rp. 56.545.000 Sumber : CV. KARYA AGUNG MEDAN Sumuang ST Sipahutar : Analisis Biaya Operasional Pada CV Karya Agung Medan, 2008 USU Repository © 2009

C. Anggaran Biaya Operasional Kartadinata Abas, 1994, hal 2001 menjelaskan ”Anggaran biaya

operasional adalah anggaran atau taksiran semua biaya yang dikeluarkan, yang pada hakekatnya dianggap habis dalam masa satu tahun buku.” Yang termasuk ke dalam anggaran biaya operasional adalah sebagai berikut:

1. Anggaran Biaya tetap

Anggaran biaya ini adalah anggaran biaya yang jumlahnya tetap, tidak berubah meskipun volume produk berubah sampai dengan kapasitas tertentu. Yang termasuk di dalam biaya tetap adalah penyusutan, aktiva tetap, pajak bangunan, asuransi dan lain-lain Prosedur penyusunan anggaran biaya tetap dapat dilakukan dengan menganalisis biaya tetap masa lalu, kemudian biaya ini diteliti dan dibuat pertimbangan sebelumnya.

2. Anggaran biaya variabel

Anggaran biaya variabel adalah anggaran biaya yang jumlahnya berubah- ubah secara proporsional sesuai dengan perubahan volume produksi. Ini berarti jika terjadi peningkatan aktivitas perusahaan maka jumlah biaya variabel akan meningkat pula, begitu juga sebaliknya jika aktivitas produksi menurun jumlah biaya variabel pun ikut menurun. Yang termasuk biaya variabel adalah bahan baku langsung, bahan baku tidak langsung, biaya tenaga kerja langsung, overhead pabrik. Sumuang ST Sipahutar : Analisis Biaya Operasional Pada CV Karya Agung Medan, 2008 USU Repository © 2009