Pemegang Saham AKIBAT HUKUM PENDIRIAN PT SETELAH UU NO. 40 TAHUN 2007

status badan hukum, hanya boleh dilakukan oleh semua anggota Direksi bersama – sama semua pendiri serta semua anggota Dewan Komisaris Perseroan dan mereka semua bertanggung jawab secara tanggung renteng atas perbuatan hukum tersebut. 123 Dalam hal perbuatan hukum dilakukan oleh pendiri atas nama Perseroan yang belum memperoleh status badan hukum, perbuatan hukum tersebut menjadi tanggung jawab pendiri yang bersangkutan dan tidak mengikat Perseroan. 124 Perbuatan hukum tersebut menjadi tanggung jawab Perseroan setelah Perseroan menjadi badan hukum. 125 Akan tetapi, perbuatan hukum tersebut hanya mengikat dan menjadi tanggung jawab Perseroan setelah perbuatan hukum tersebut disetujui oleh semua pemegang saham dalam RUPS yang dihadiri oleh semua pemegang saham Perseroan. 126

B. Pemegang Saham

Suatu Perseroan Terbatas dapat hanya memiliki satu jenis saham atau beberapa jenis saham sekaligus. Pembagian saham kepada berbagai jenis tersebut disebut dengan klasifikasi saham. 127 Menurut penjelasan atas Pasal 53 ayat 1 UUPT klasifikasi saham adalah pengelompokan saham berdasarkan karakteristik yang sama. Akan tetapi sugguhpun ada banyak jenis saham, salah satu jenis tersebut harus merupakan “ saham biasa “. Yang dimaksud dengan “saham biasa“ 123 Lihat UU No. 40 Tahun 2007 tentang PT, Pasal 14 ayat 1 124 Lihat UU No. 40 Tahun 2007 tentang PT, Pasal 14 ayat 2 125 Lihat UU No. 40 Tahun 2007 tentang PT, Pasal 14 ayat 3 126 Lihat UU No. 40 Tahun 2007 tentang PT, Pasal 14 ayat 4 127 Munir Fuady, Hukum Perusahaan Dalam Paradigma Hukum Bisnis, Bandung : PT. Citra Aditya Bakti, 1999 , hal 27 Rivai Halomoan Simanjuntak : Aspek Hukum Pendirian Perseroan Terbatas Menurut UU No. 40 Tahun 2007, 2008. USU Repository © 2009 adalah suatu saham yang memberikan kepada pemiliknya hal – hal sebagai berikut: 128 1. Hak suara dalam Rapat Umum Pemegang Saham 2. Hak menerima pembagian dividen 3. Hak menerima sisa kekayaan dalam proses likuidasi Dalam ilmu hukum perseroan, ada beberapa jenis saham sebagai berikut: 129 a. Saham atas nama b. Saham atas tunjuk c. Saham biasa d. Saham preferens e. Saham preferens kumulatif f. Saham preferens kumulatif profit sharing g. Saham preferens non kumulatif h. Saham prioritas i. Saham pendiri j. Saham bonus k. Saham konversi l. Saham disetujui m. Saham tidak disetujui n. Saham yang dinilai o. Saham yang dibayar penuh 128 Ibid 129 Ibid, hal 28 Rivai Halomoan Simanjuntak : Aspek Hukum Pendirian Perseroan Terbatas Menurut UU No. 40 Tahun 2007, 2008. USU Repository © 2009 p. Saham dinaikkan q. Saham donasi r. Saham tebusan s. Saham treasury t. Saham terjamin Saham – saham tersebut di atas dimiliki oleh pemegang saham. Di samping Komisaris dan Direktur, pemegang saham juga merupakan organ perusahaan. Dengan demikian, pada prinsipnya, yang merupakan organ perusahaan adalah bukan pemegang sahamnya, tetapi Rapat Umum Pemegang Saham tersebut. Sebab dalam banyak hal walaupun tidak selamanya , pemegang saham hanya dapat bertindak lewat mekanisme Rapat Umum Pemegang Saham. Hanya dalam beberapa hal saja pemegang saham dapat bertindak tidak lewat mekanisme Rapat Umum Pemegang Saham. Sehingga, dalam hal ini, pihak pemegang saham bukan Rapat Umum Pemegang Saham juga telah cenderung menjadi organ perusahaan yang keempat, di samping direktur, komisaris dan Rapat Umum Pemegang Saham. 130 Mengingat keberadaan organ RUPS sangat penting dalam PT, segala keputusan yang hendak diambil pun harus mengacu kepada aturan dalam PT. Aturan yang dimaksud selain ketentuan peraturan perundang – undangan dalam PT, anggaran dasar PT juga merupakan ketentuan lain yang berkaitan dengan bidang usaha PT yang bersangkutan. 131 130 Munir Fuady, Op. Cit, hal 43. 131 Sentosa Sembiring, Op. Cit, hal 34 Rivai Halomoan Simanjuntak : Aspek Hukum Pendirian Perseroan Terbatas Menurut UU No. 40 Tahun 2007, 2008. USU Repository © 2009 Secara rinci tugas dan wewenang yang dimiliki oleh RUPS adalah : 132 a. RUPS mempunyai wewenang yang tidak diberikan kepada Direksi atau Dewan Komisaris, dalam batas yang ditentukan dalam Undang – Undang dan atau anggaran dasar b. Dalam forum RUPS, pemegang saham berhak memperoleh keterangan yang berkaitan dengan Perseroan dari Direksi dan atau Dewan Komisaris, sepanjang berhubungan dengan mata acara rapat dan tidak bertentangan dengan kepentungan Perseroan Di dalam UU No. 40 Tahun 2007 RUPS dapat dilakukan melalui media telekonferensi, video konferensi, atau sarana media elektronik lainnya yang memungkinkan semua peserta RUPS saling melihat dan mendengar secara langsung serta berpartisipasi dalam rapat. 133 Jadi pemegang saham bisa tidak hadir di tempat diselenggarakannya RUPS apabila ia menggunakan media elektronik yang memungkinkan saling melihat dan mendengan secara langsung satu sama yang lain. Setelah Perseroan disahkan sebagai badan hukum, setiap pendiri Perseroan wajib mengambil bagian saham pada saat Perseroan didirikan. Setelah Perseroan memperoleh status badan hukum dan pemegang saham menjadi kurang dari 2 dua orang, dalam jangka waktu paling lama 6 enam bulan terhitung sejak keadaan tersebut pemegang saham yang bersangkutan wajib mengalihkan sebagian sahamnya kepada orang lain atau Perseroan mengeluarkan saham baru 132 Lihat UU No. 40 Tahun 2007 tentang PT, Pasal 75 133 Lihat UU No. 40 Tahun 2007 tentang PT, Pasal 77 ayat 1 Rivai Halomoan Simanjuntak : Aspek Hukum Pendirian Perseroan Terbatas Menurut UU No. 40 Tahun 2007, 2008. USU Repository © 2009 kepada orang lain. 134 Dalam jangka waktu telah dilampaui, pemegang saham bertanggung jawab secara pribadi atas segala perikatan dan kerugian Perseroan, dan atas permohonan pihak yang berkepentingan, Pengadilan Negeri dapat membubarkan Perseroan tersebut. Pemegang saham Perseroan tidak bertanggung jawab secara pribadi atas perikatan yang dibuat atas nama Perseroan dan tidak bertanggung jawab atas kerugian Perseroan melebihi saham yang dimiliki. 135 Pemegang saham akan diberi bukti pemilikan saham yang dimilikinya. 136 Pemegang saham dan kreditor lainnya yang mempunyai tagihan terhadap Perseroan tidak dapat menggunakan hak tagihnya sebagai kompensasi kewajiban penyetoran atas harga saham yang telah diambilnya, kecuali disetujui oleh RUPS. Hak tagih terhadap Perseroan yang dapat dikompensasi dengan setoran saham adalah hak tagih atas tagihan terhadap Perseroan yang timbul karena : 137 a. Perseroan telah menerima uang atau penyerahan benda berwujud atau benda tidak berwujud yang dapat dinilai dengan uang b. Pihak yang menjadi penanggung atau penjamin utang Perseroan telah membayar lunas utang Perseroan sebesar yang ditanggung atau dijamin c. Perseroan menjadi penanggung atau penjamin utang dari pihak ketiga dan Perseroan telah menerima manfaat berupa uang atau barang yang dapat dinilai dengan uang yang langsung atau tidak langsung secara nyata telah diterima Perseroan. 134 Lihat UU No. 40 Tahun 2007 tentang PT, Pasal 7 ayat 5 135 Lihat UU No. 40 Tahun 2007 tentang PT, Pasal 3 ayat 1 136 Lihat UU No. 40 Tahun 2007 tentang PT, Pasal 51 137 Lihat UU No. 40 Tahun 2007 tentang PT, Pasal 35 ayat 2 Rivai Halomoan Simanjuntak : Aspek Hukum Pendirian Perseroan Terbatas Menurut UU No. 40 Tahun 2007, 2008. USU Repository © 2009 Saham yang dimiliki oleh pemegang saham memberikan hak kepada pemegang saham. Adapun hak – hak yang dimiliki oleh para pemegang saham antara lain : 138 1. Hak Memesan efek Dalam UUPT dikemukakan bila PT menerbitkan saham yang baru, terlebih dahulu ditawarkan kepada pemegang saham lama Lihat Pasal 43 UUPT . Dalam rangka memenuhi kewajiban pasal tersebut, maka pihak manajemen perusahaan menawarkan ke pemegang saham lama. Sedangkan pihak pemegang saham lama melakukan pemesanan saham yang akan diterbitkan. 2. Hak Mengajukan Gugatan ke Pengadilan Bila pemegang saham melihat tindakan yang dilakukan oleh Rapat Umum Pemegang Saham, Komisaris, Direksi dapat membahayakan kelangsungan PT, maka pemegang saham dapat mengajukan gugatan ke pengadilan bahwa tindakan yang dilakukan oleh organ PT tersebut dapat merugikan pemegang saham. Hal ini ditegaskan dalam Pasal 61 UUPT yang mengemukakan, setiap pemegang saham berhak mengajukan gugatan terhadap perseroan ke Pengadilan Negeri, apabila dirugikan karena tindakan perseroan yang dianggap tidak adil dan tanpa alasan yang wajar sebagai akibat keputusan RUPS, Direksi atau Komisaris. 138 Sentosa Sembiring, Op. Cit, hal 61 Rivai Halomoan Simanjuntak : Aspek Hukum Pendirian Perseroan Terbatas Menurut UU No. 40 Tahun 2007, 2008. USU Repository © 2009 3. Hak Saham dibeli dengan harga yang wajar Ada kemungkinan perseroan akan membeli kembali saham yang telah dikeluarkan. Bila terjadi hal semacam ini, dalam Undang – Undang PT dijelaskan para pemegang saham berhak mendapatkan harga yang wajar terhadap saham yang dipegangnya. Hal ini ditegaskan dalam Pasal 62 ayat 1 , yang mengemukakan bahwa setiap pemegang saham berhak meminta kepada Perseroan agar sahamnya dibeli dengan harga yang wajar apabila yang bersangkutan tidak menyetujui tindakan Perseroan yang merugikan pemegang saham atau Perseroan, berupa : a. Perubahan anggaran dasar b. Pengalihan atau penjaminan kekayaan Perseroan yang mempunyai nilai lebih dari 50 lima puluh persen kekayaan bersih Perseroan c. Penggabungan, Peleburan, Pengambilalihan atau Pemisahan 4. Hak Meminta ke Pengadilan Negeri Menyelenggarakan RUPS Pada dasarnya penyelenggaraan RUPS dilakukan sekali dalam setahun. Namun hal tertentu, para pemegang saham dapat meminta diadakan RUPS. Hal ini dijabarkan dalam Pasal 79 UUPT yakni sebagai berikut : a. Direksi menyelenggarakan RUPS tahunan dan RUPS lainnya dengan didahului pemanggilan RUPS b. Penyelenggaraan RUPS dapat dilakukan atas permintaan 1 satu orang atau lebih pemegang saham yang bersama – sama mewakili 110 satu persepuluh atau lebih dari jumlah seluruh saham dengan hak Rivai Halomoan Simanjuntak : Aspek Hukum Pendirian Perseroan Terbatas Menurut UU No. 40 Tahun 2007, 2008. USU Repository © 2009 suara, kecuali anggaran dasar menentukan suatu jumlah yang kecil atau Dewan Komisaris. c. Permintaan sebagaimana yang dimaksud pada ayat 2 diajukan kepada Direksi dengan Surat Tercatat disertai alasannya d. RUPS yang diselenggarakan Direksi berdasarkan panggilan RUPS membicarakan masalah yang berkaitan dengan alasan sebagaimana dimaksud pada ayat 3 dan mata acara lainnya yang dipandang perlu oleh Direksi e. RUPS yang diselenggarakan Dewan Komisaris berdasarkan panggilan RUPS sebagaimana pada ayat 6 huruf b dan ayat 2 hanya membicarakan masalah yang berkaitan dengan alasan sebagaimana dimaksud pada yata 3 Jika RUPS belum diselenggarakan sebagaimana layaknya, maka pemegang saham berhak meminta kepada Ketua Pengadilan Negeri untuk menyelenggarakan RUPS. Hal ini dijabarkan dalam Pasal 80 UUPT sebagai berikut : a. Ketua Pengadilan Negeri yang daerah hukumnya meliputi tempat kedudukan perseroan dapat memberikan izin kepada pemohon untuk : 1 Melakukan sendiri pemanggilan RUPS tahunan, atas permohonan pemegang saham apabila Direksi atau Komisaris tidak menyelenggarakan RUPS tahunan pada waktu yang telah ditentukan, Rivai Halomoan Simanjuntak : Aspek Hukum Pendirian Perseroan Terbatas Menurut UU No. 40 Tahun 2007, 2008. USU Repository © 2009 2 Melakukan sendiri RUPS lainnya, atas permohonan pemegang saham sebagaimana yang dimaksud dalam Pasal 80 ayat 1 , apabila Direksi atau Komisaris setelah lewat waktu 15 lima belas hari terhitung sejak tanggal permintaan penyelenggaraan RUPS diterima 3 Ketua Pengadilan Negeri sebagaimana dimaksud dalam ayat 3 dapat menetapkan bentuk, isi, dan jangka waktu pemanggilan RUPS serta menunjuk ketua rapat tanpa terikat pada ketentuan undang – undang ini atau Anggaran Dasar 4 Dalam hal RUPS diselenggarakan Ketua Pengadilan Negeri dapat memerintahkan Direksi dan atau Komisaris untuk hadir. 5 Penetapan Ketua Pengadilan Negeri mengenai pemberian izin sebagaimana yang dimaksud dalam ayat 1 merupakan penetapan instansi pertama dan terakhir. 5. Hak Menghadiri RUPS Salah satu hak yang cukup penting bagi pemegang saham adalah menghadiri RUPS. Dalam Pasal 85 UUPT dijelaskan sebagai berikut : a. Pemegang saham dengan hak suara yang sah, baik sendiri maupun dengan kuasa tertulis berhak menghadiri RUPS dan menggunakan hak suaranya b. Dalam pemungutan suara, anggota Direksi, anggota Komisaris, dan karyawan – karyawan Perseroan yang bersangkutan dilarang bertindak Rivai Halomoan Simanjuntak : Aspek Hukum Pendirian Perseroan Terbatas Menurut UU No. 40 Tahun 2007, 2008. USU Repository © 2009 sebagai kuasa dari pemegang saham sebagaimana dimaksud dalam ayat 1 . Dalam Anggaran Dasar dapat diatur ketentuan – ketentuan pembatasan pengalihan saham : 139 a. Adanya keharusan menawarkan terlebih dahulu kepada kelompok pemegang saham tertentu atau pemegang saham lainnya, dan atau ; b. Keharusan mendapatkan persetujuan dari organ perusahaan; c. Keharusan mendapatkan persetujuan terlebih dahulu dari instansi yang berwenang sesuai dengan ketentuan peraturan perundang – undangan. Apabila Anggaran Dasar mengharuskan pemegang saham yang ingin mengalihkan sahamnya menawarkan terlebih dahulu sahamnya kepada kelompok pemegang saham tertentu atau kepada pemegang saham lain yang tidak dipilihnya sendiri, maka Perseroan wajib menjamin bahwa semua saham yang ditawarkan dibeli dengan harga yang wajar, penentuan harga wajar ini dapat ditentukan dengan harga pasar atau berdasarkan taksiran ahli penilai harga saham yang tidak terkait pada perseroan dan dibayar tunai dalam waktu 30 hari terhitung sejak penawaran dilakukan. Oleh karena itu sepanjang pemegang saham tidak melakukan perbuatan sebagaimana disebutkan dalam Pasal 3 ayat 2 huruf b, c dan d, maka sejak Akta Pendirian disahkan, tanggung jawab pemegang saham berubah menjadi terbatas sampai pada besarnya saham yang diambil oleh pemegang saham yang bersangkutan. 139 Lihat UU No. 40 Tahun 2007 tentang PT, Pasal 57 ayat 1 Rivai Halomoan Simanjuntak : Aspek Hukum Pendirian Perseroan Terbatas Menurut UU No. 40 Tahun 2007, 2008. USU Repository © 2009 Persoalan adalah tentang status perbuatan para pendiri perseroan pemegang saham yang dilakukan untuk kepentingan perseroan sebelum perseroan mendapat status badan hukum. Tindakan yang seharusnya dilakukan oleh para pendiri perseroan segera setelah perseroan memperoleh status badan hukum adalah segera melaksanakan RUPS untuk pertama kalinya. RUPS yang pertama ini selalu membicarakan mengenai peralihan tanggung jawab atas segala tindakan hukum yang dilakukan oleh pendiri. Artinya dalam RUPS inilah dibicarakan secara tegas tindakan – tindakan hukum yang dilakukan oleh pendiri sebelum perseroan berbadan hukum, akan diterima atau dinyatakan sebagai tindakan perseroan sehingga dengan demikian tanggung jawabnya beralih kepada perseroan tersebut. Pelaksanaan RUPS yang demikian ini sesuai dengan ketentuan Pasal 13 UU No. 40 Tahun 2007 yang menyatakan pada ayat 1 bahwa perbuatan hukum yang dilakukan oleh para pendiri untuk kepentingan perseroan sebelum disahkan, mengikat perseroan setelah perseroan menjadi badan hukum apabila : a. Perseroan secara tegas menyatakan menerima semua perjanjian yang dibuat oleh pendiri atau orang lain yang ditugaskan pendiri atau orang lain yang ditugaskan pendiri dengan pihak ketiga; b. Perseroan secara tegas menyatakan mengambil alih semua hak dan kewajiban yang timbul dari perjanjian yang dibuat pendiri atau orang lain yang ditugaskan pendiri, walaupun perjanjian tidak dilakukan atas nama perseroan; atau Rivai Halomoan Simanjuntak : Aspek Hukum Pendirian Perseroan Terbatas Menurut UU No. 40 Tahun 2007, 2008. USU Repository © 2009 c. Perseroan mengukuhkan secara tertulis semua perbuatan hukum yang dilakukan atas nama perseroan; Pada ayat 2 dijelaskan tentang konsekuensi hukum apabila tindakan sebelum perseroan berbadan hukum ternyata tidak diterima atau tidak diambil alih atau tidak dikukuhkan oleh perseroan. Penolakan perseroan akan mengakibatkan masing – masing pendiri yang melakukan perbuatan hukum tersebut bertanggung jawab secara pribadi atas segala akibat yang timbul. Saham juga memberikan hak kepada pemiliknya untuk : 140 a. Menghadiri dan mengeluarkan suara dalam RUPS b. Menerima pembayaran deviden dan sisa kekayaan hasil likuidasi c. Menjalankan hak lainnya berdasarkan Undang – Undang ini. Selain mempunyai hak, pemegang saham juga memiliki kewajiban yang harus dijalankan oleh pemegang saham. Kewajiban tersebut yaitu : 141 1. Kewajiban dalam pengalihan saham Mengalihkan saham yang dimiliki oleh pemegang saham merupakan hak dari pemegang saham yang bersangkutan. Hak ini tidak berarti dapat dilakukan tanpa memperhatikan ketentuan perundang – undangan dan Anggaran Dasar Perseroan. Anggaran Dasar Perseroan dapat menetapkan kewajiban bagi pemegang saham yang akan mengalihkan sahamnya terlebih dahulu harus menawarkan saham yang akan dialihkan tersebut kepada kelompok 140 Lihat UU No. 40 Tahun 2007 tentang PT, Pasal 52 ayat 1 141 Irwadi, Hukum Perusahaan Suatu Telaah Yuridis Normatif, Jakarta : Mitra Karya, 2003 , hal 48 Rivai Halomoan Simanjuntak : Aspek Hukum Pendirian Perseroan Terbatas Menurut UU No. 40 Tahun 2007, 2008. USU Repository © 2009 pemegang saham tertentu atau pemegang saham lain untuk kepada karyawan sebelum melakukan penawaran kepada pihak lain. Pemegang saham wajib terlebih dahulu meminta persetujuan dari organ perseroan apabila Anggaran Dasar menetapkan bahwa pengalihan hak atas saham harus mendapatkan persetujuan dari organ perseroan. Ketentuan lain yang harus diperhatikan oleh pemegang saham adalah kewajiban pengalihan saham atas nama dengan mempergunakan akta pemindahan hak. Akta dimaksud dapat berupa akta di bawah tangan ataupun akta otentik. 2. Kewajiban mengalihkan saham dalam hal pemegang saham kurang dari dua orang Pengertian perseroan terbatas dalam Pasal 1 ayat 1 UU No. 40 Tahun 2007 mengandung pengertian bahwa Perseroan Terbatas terbentuk berdasarkan sebuah perjanjian. Dengan demikian berarti dibutuhkan lebih dari satu orang dalam pembentukan sebuah perseroan terbatas. Atau dengan kata lain pada saat perseroan didirikan harus terdapat paling sedikit dua orang pemegang saham. Namun adakalanya bisa terjadi bahwa setelah Perseroan disahkan memperoleh status badan hukum salah seorang atau beberapa pemegang saham mengalihkan sahamnya kepada pemegang saham lain, sehingga bisa terjadi keadaan dimana hanya satu orang saja pemegang saham dalam perseroan. Apabila terjadi keadaan yang demikian, maka pemegang saham tunggal tersebut dalam jangka waktu bulan tertentu sejak keadaan tersebut, Rivai Halomoan Simanjuntak : Aspek Hukum Pendirian Perseroan Terbatas Menurut UU No. 40 Tahun 2007, 2008. USU Repository © 2009 wajib mengalihkan sahamnya kepada orang lain. Akibat hukum yang diterima oleh pemegang saham tunggal tersebut apabila terlampaui jangka waktu enam bulan tersebut adalah pemegang saham tunggal tersebut bertanggung jawab secara pribadi atas segala perikatan atau kerugian perseroan. Tanggung jawab yang demikian tidak terbatas hanya pada besaran saham yang dimiliki dalam perseroan, tapi juga meliputi harta pribadi pemegang saham yang bersangkutan. 3. Tanggung Jawab Terbatas Ciri utama perseroan terbatas adalah bahwa PT merupakan subjek hukum yang berstatus badan hukum. Status yang demikian membawa konsekuensi berupa terbatasnya tanggung jawab para pemegang saham limited liability. Prinsip tanggung jawab terbatas pemegang saham dianut dalam UU No. 1 Tahun 1995, sebagaimana disebutkan dalam Pasal 3 ayat 1 UU No. 1 Tahun 1995, yang berbunyi : Pemegang saham perseroan tidak bertanggung jawab secara pribadi atas perikatan yang dibuat atas nama perseroan dan tidak bertanggung jawab atas kerugian perseroan melebihi nilai saham yang telah diambilnya. a. Persoalan tanggung jawab terbatas pemegang saham ini, pada awalnya memunculkan kontroversi. Sebagian ahli hukum dan para praktisi bisnis berpendapat bahwa prinsip pertanggung jawaban terbatas para pemegang saham hanya bertanggung jawab sebatas jumlah saham yang telah diambilnya. Sebagian ahli hukum dan para praktisi bisnis berpendapat bahwa prinsip pertanggung jawaban terbatas para Rivai Halomoan Simanjuntak : Aspek Hukum Pendirian Perseroan Terbatas Menurut UU No. 40 Tahun 2007, 2008. USU Repository © 2009 pemegang saham ini bersifat mutlak absolute. Artinya dalam segala keadaan pemegang saham hanya bertanggung jawab sebatas jumlah saham yang telah diambilnya. Pendapat ini diajukan dengan pertimbangan bahwa jika pertanggungjawaban terbatas tersebut bersfat absolute, maka perseroan terbatas sebagai badan hukum belum atau tidak terpenuhi; b. Pemegang saham yang bersangkutan baik langsung maupun tidak langsung dengan itikad buruk memanfaatkan perseroan semata – mata untuk kepentingan pribadi; c. Pemegang saham yang bersangkutan terlibat dalam perbuatan melawan hukum yang dilakukan oleh perseroan; atau d. Pemegang saham yang bersangkutan baik langsung maupun secara tidak langsung melawan hukum menggunakan kekayaan perseroan menjadi tidak cukup untuk melunasi utang perseroan. Dengan demikian terlihat bahwa dalam hal – hal tertentu, tidak tetutup kemungkinan hapusnya tanggung jawab terbatas dari pemegang saham. Prinsip pembatasan penerapan tanggung jawab terbatas dari pemegang saham dikenal dengan prinsip piercing corporate veil. 142 Prinsip ini dalam Bahasa Indonesia selalu diartikan “ menyingkap tabir atau cadar perseroan “. Tabir atau cadar yang disingkap dimaksud adalah diterobosnya pertanggungjawaban terbatas 142 Rudhi Prasetya, Upaya Mencegah Penyalahgunaan Badan Hukum, Serangkaian Pembahasan Pembaharuan Hukum di Indonesia, Bandung : PT. Citra Aditya Bakti, 1993, hal 81 Rivai Halomoan Simanjuntak : Aspek Hukum Pendirian Perseroan Terbatas Menurut UU No. 40 Tahun 2007, 2008. USU Repository © 2009 dari pemegang saham yang telah ditetapkan dalam Pasal 3 ayat 1 UU No. 40 Tahun 2007 tersebut. Dalam ketentuan tersebut diketahui bahwa untuk terjadinya piercing the corporate veil dipersyaratkan beberapa hal, sebagai berikut: 143 a. Persyaratan perseroan sebagai badan hukum belum atau tidak terpenuhi; b. Pemegang saham yang bersangkutan baik langsung maupun tidak langsung dengan itikad buruk memanfaatkan perseroan semata-mata untuk kepentingan pribadi; c. Pemegang saham yang bersangkutan terlibat dalam perbuatan melawan hukum yang dilakukan oleh perseroan; atau d. Pemegang saham yang bersangkutan baik langsung maupun tidak langsung secara melawan hukum menggunakan kekayaan perseroan, yang mengakibatkan kekayaan perseroan menjadi tidak cukup untuk melunasi utang perseroan. Terhadap para pemegang saham minoritas, UUPT memberikan perlindungan kepada pemegang saham minoritas. Sebagaimana diketahui, dalam setiap pengambilan keputusan dalam PT berlaku asas pemungutan suara. 144 Dalam hal ini maka akan menjadi sangat lebih rendah kedudukan seorang pemegang saham yang persentasenya dari saham yang dimilikinya lebih kecil dari pemegang saham lainnya. Dalam hubungan inilah maka diperlukan adanya mekanisme yang melindungi kepentingan pemegang saham minoritas yang bisa tertindas itu. Terlebih manakala pada PT Terbuka yang ada di Indonesia, rata – 143 Irna Nurhayati, Op. Cit, hal 3 144 Rudhi Prasetya, Kedudukan Mandiri Perseroan Terbatas Disertai dengan Ulasan Menurut Undang – Undang No. 1 Tahun 1995, Bandung : PT Citra Aditya Bakti, 1991 , hal 229 Rivai Halomoan Simanjuntak : Aspek Hukum Pendirian Perseroan Terbatas Menurut UU No. 40 Tahun 2007, 2008. USU Repository © 2009 rata atas saham yang listing dan dijual memasuki pasar modal keseluruhannya tidak lebih dari 30 tiga puluh persen dari seluruh saham yang ditempatkan, 70 tujuh puluh persen dari saham yang ada masih tetap dikuasai dan dipegang oleh para pendiri atau yang dinamakan pula “ pemegang saham utama “. Padahal para pemegang saham minoritas sebesat 20 dua puluh persen tersebut tersebar luas di antara public. 145 Manakala terjadi merger, konsolidasi atau akuisisi, para pemegang saham minoritas tidak berkenan dengan adanya merger, konsolidasi atau akuisisi tersebut, maka merupakan hak dari pemegang saham minoritas untuk menjual sahamnya dengan harga yang wajar. Dalam Pasal 62 dinayatakan, setiap pemegang saham berhak meminta kepada Perseroan agar sahamnya dibeli dengan harga yang wajar apabila yang bersangkutan tidak menyetujui tindakan Perseroan yang merugikan pemegang saham atau Perseroan , berupa : a. Perubahan anggaran dasar b. Pengalihan atau penjaminan kekayaan Perseroan yang mempunyai nilai lebih dari 50 lima puluh persen kekayaan bersih Perseroan c. Penggabungan, Peleburan, Pengambilalihan, atau Pemisahan. Menurut Pasal 61 setiap pemegang saham berhak mengajukan gugatan terhadap perseroan ke Pengadilan Negeri apabila dirugikan karena tindakan Perseroan yang dianggap tidak adil dan tanpa alasan wajar sebagai akibat keputusan RUPS, Direksi, dan atau Dewan Komisaris. Memang, merupakan 145 Ibid Rivai Halomoan Simanjuntak : Aspek Hukum Pendirian Perseroan Terbatas Menurut UU No. 40 Tahun 2007, 2008. USU Repository © 2009 wewenang Direksi untuk menyelenggarakan RUPS 146 , namun penyelenggaraan RUPS dapat juga dilakukan atas permintaan 1 satu pemegang saham atau lebih yang bersama – sama mewakili 1 10 sepersepuluh bagian dari jumlah seluruh saham dengan hak suara yang sah, atau suatu jumlah yang lebih kecil sebagaimana yang ditentukan dalam Anggaran Dasar perseroan yang bersangkutan. Permintaan penyelenggaraan rapat tersebut diajukan kepada Direksi atau Komisaris dengan surat tercatat disertai alasannya. 147 Ketua Pengadilan Negeri yang daerah hukumnya meliputi tempat kedudukan perseroan dapat memberikan izin kepada pemohon untuk : a. Melakukan sendiri pemanggilan RUPS tahunan, atas permohonan pemegang saham apabila Direksi atau Komisaris tidak menyelenggarakan RUPS tahunan pada waktu yang telah ditentukan, b. Melakukan sendiri RUPS lainnya, atas permohonan pemegang saham sebagaimana yang dimaksud dalam Pasal 80 ayat 1 , apabila Direksi atau Komisaris setelah lewat waktu 15 lima belas hari terhitung sejak tanggal permintaan penyelenggaraan RUPS diterima c. Ketua Pengadilan Negeri sebagaimana dimaksud dalam ayat 3 dapat menetapkan bentuk, isi, dan jangka waktu pemanggilan RUPS serta menunjuk ketua rapat tanpa terikat pada ketentuan undang – undang ini atau Anggaran Dasar 146 Lihat UU No. 40 Tahun 2007 tentang PT, Pasal 79 147 Lihat UU No. 40 Tahun 2007 tentang PT, Pasal 79 ayat 3 Rivai Halomoan Simanjuntak : Aspek Hukum Pendirian Perseroan Terbatas Menurut UU No. 40 Tahun 2007, 2008. USU Repository © 2009 d. Dalam hal RUPS diselenggarakan Ketua Pengadilan Negeri dapat memerintahkan Direksi dan atau Komisaris untuk hadir. e. Penetapan Ketua Pengadilan Negeri mengenai pemberian izin sebagaimana yang dimaksud dalam ayat 1 merupakan penetapan instansi pertama dan terakhir. Rivai Halomoan Simanjuntak : Aspek Hukum Pendirian Perseroan Terbatas Menurut UU No. 40 Tahun 2007, 2008. USU Repository © 2009

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN