KERANGKA KONSEP KERANGKA OPERASIONAL HASIL PENELITIAN

mgdl. Trigliserida serum diturunkan dibawah 150 mgdl, tekanan darah menjadi 12080 mmHg atau kurang, glukosa plasma dibawah 110 mgdl dan HDL dinaikkan menjadi sedikitnya 40 mgdl. Pencapaian tujuan-tujuan ini akan memerlukan perubahan gaya hidup yang signifikan pada banyak pasien dan mungkin memerlukan intervensi farmakologik juga. 7

BAB IV KERANGKA KONSEP

Sindrom metabolik Menurut definisi NCEP ATP III A Sindrom metabolik karakteristik demografik: - usia - jenis kelamin, Pasien skizofrenik + pengobatan antipsikotik - suku, - status perkawinan - pendidikan - pekerjaan Vita Camellia : Sindrom Metabolik Pada Pasien Skizofrenik Rawat Jalan, 2008 USU e-Repository © 2008

BAB V METODE PENELITIAN

V.1. Desain Penelitian

Penelitan ini merupakan penelitian analitik dengan studi cross sectional 20- 22 untuk menilai berapakah proporsi sindrom metabolik pada pasien skizofrenik yang mendapat pengobatan antipsikotik yang sedang rawat jalan dan berapakah proporsi sindrom metabolik pada pasien skizofrenik yang mendapat pengobatan antipsikotik yang sedang rawat jalan berdasarkan kelompok umur, jenis kelamin, suku, status perkawinan, pendidikan, pekerjaan dan apakah sindrom metabolik pada pasien skizofrenik berbeda berdasarkan kelompok umur, jenis kelamin, suku, status perkawinan, pendidikan, pekerjaan.

V.2. Tempat Dan Waktu Penelitian

¾ Tempat Penelitian: RS Jiwa Daerah Provsu Medan. ¾ Waktu Penelitian: Desember 2007- Mei 2008

V.3. Populasi Dan Sampel Penelitian

Populasi target: ¾ Pasien skizofrenik berusia ≥ 20 tahun Populasi terjangkau: ¾ Pasien skizofrenik berusia ≥ 20 yang mendapat pengobatan antipsikotik yang sedang rawat jalan di RS Jiwa Daerah Provsu Medan Sampel penelitian: ¾ Cara pemilihan sampel penelitian adalah consecutive sampling ¾ Pasien skizofrenik berusia ≥ 20 yang mendapat pengobatan antipsikotik yang sedang rawat jalan di RS Jiwa Daerah Provsu Medan yang memenuhi kriteria inklusi

V.4. Kriteria Inklusi Dan Eksklusi

Kriteria Inklusi: 1. Pasien kooperatif Vita Camellia : Sindrom Metabolik Pada Pasien Skizofrenik Rawat Jalan, 2008 USU e-Repository © 2008 2. Pasien berusia ≥ 20 tahun 3. Pasien skizofrenik yang menggunakan medikasi antipsikotik ≥ 3 bulan Kriteria eksklusi: 1. Menderita komorbiditas dengan gangguan penggunaan zat, menderita epilepsi dan penyakit medis umum 2. Menggunakan obat kortikosteroid, antidepresan, penstabil mood 3. Wanita yang hamil 4. Sedang menggunakan obat penurun kolesterol dan obat penurun kadar glukosa ketika sebelum mendapat pengobatan antipsikotik 4. Menolak berpartisipasi dalam penelitian ini

V.5. Besar Sampel

Besar sampel tunggal untuk estimasi proporsi suatu populasi menggunakan ketepatan absolut dengan rumus yang digunakan adalah: Z α 2 PQ n ≥ d 2 Z α = Nilai batas bawah dari tabel Z yang besarnya tergantung pada nilai α yang Ditentukan; untuk nilai α =0.05 Æ Z α =1.96 P= Proporsi sindrom metabolik pada pasien skizofrenik 37 q = 1-p; 1-0.37=0.63 d= Ketepatan penelitian tingkat ketepatan absolut yang dikehendaki=0.1 1.96 2 x 0.37X 0.63 n ≥ 0.1 2 n ≥ 89,5 Æ n= 90 Vita Camellia : Sindrom Metabolik Pada Pasien Skizofrenik Rawat Jalan, 2008 USU e-Repository © 2008

V.6. Cara Kerja

¾ Seluruh pasien skizofrenik yang memenuhi kriteria inklusi diberi penjelasan mengenai penelitian dengan terperinci dan yang bersedia ikut berpartisipasi, mengisi persetujuannya secara tertulis dalam formulir persetujuan. Kemudian pasien diukur berat badan, tinggi badan, lingkar pinggang, dan tekanan darah. Pasien kemudian puasa makanan selama 10-12 jam dimulai jam 22.00 wibb dan diperiksa keesokan harinya: trigliserida, HDL, KGD puasa dengan menggunakan alat Cardiocheck . Kemudian nilainya dicatat dan disesuaikan, apakah memenuhi 3 dari 5 kriteria sindrom metabolik menurut definisi NCEP ATP III A. Kemudian selanjutnya secara uji statistik dilihat apakah terdapat perbedaan antara sindrom metabolik yang dialami pasien skizofrenik menurut umur, jenis kelamin, suku, status perkawinan, pendidikan dan pekerjaan. ¾ Alat dan bahan: 1. Pita meteran 2. Timbangan 3. Sphygmomanometer air raksa 4. Stetoskop 5. Cardiocheck yang dapat menilai kadar gula darah puasa, HDL, dan trigliserida

V. 7. Identifikasi Variabel

¾ Variabel bebas: skizofrenia , umur, jenis kelamin, suku, status perkawinan , pendidikan, dan pekerjaan ¾ Variabel tergantung: sindrom metabolik yang dinilai dengan definisi NCEP ATP III A

V. 8. Rencana Manajemen Dan Analisis Data

¾ Untuk menilai ada tidaknya sindrom metabolik pada pasien skizofrenik rawat jalan menggunakan definisi sindrom metabolik dari NCEP ATP IIIA. Untuk menilai ada tidaknya perbedaan Vita Camellia : Sindrom Metabolik Pada Pasien Skizofrenik Rawat Jalan, 2008 USU e-Repository © 2008 antara sindrom metabolik yang dialami penderita skizofrenik yang mendapat pengobatan antipsikotik yang sedang rawat jalan dengan umur, jenis kelamin, suku, status perkawinan, pendidikan, dan pekerjaan digunakan uji hipotesis chi-square . Perbedaan dikatakan bermakna bila p0.05. Pengolahan dan analisis statistik dari data dilakukan secara komputerisasi dengan menggunakan alat bantu program Statistical Package for Social Sciences 15 .

V.9. Definisi Operasional

• Skizofrenia adalah gangguan yang memenuhi kriteria diagnostik PPDGJ III, F.20. Skizofrenia • Pengobatan antipsikotik adalah yang mendapat pengobatan antipsikotik tipikal ataupun yang atipikal • Sindrom metabolik adalah kelompok abnormalitas metabolik pada seorang individu yang mana dihubungkan dengan risiko yang meningkat dari penyakit kardiovaskuler, termasuk disregulasi metabolisme glukosa, obesitas abdominal, disregulasi lipid plasma terutama kadar HDL yang menurun dan kadar trigliserida yang tinggi dan peningkatan tekanan darah. Dan dikatakan sindrom metabolik jika memenuhi 3 dari 5 kriteria menurut definisi NCEP ATP IIIA. • Jenis kelamin adalah laki-laki, dan perempuan • Umur adalah lamanya hidup sejak lahir yang dinyatakan dalam satuan tahun. Dikelompokkan dalam 5 kategori, yaitu: - Umur 20-29 tahun - Umur 30-39 tahun - Umur 40-49 tahun - Umur 50-59 tahun - Umur ≥ 60 tahun • Suku adalah batak batak mandailing, batak toba, batak karo, batak pakpak, batak simalungun dan non batak selain suku batak • Status perkawinan adalah tidak kawin, kawin, bercerai jandaduda Vita Camellia : Sindrom Metabolik Pada Pasien Skizofrenik Rawat Jalan, 2008 USU e-Repository © 2008 • Pendidikan: jenjang pengajaran yang telah diikuti atau sedang dijalani responden melalui pendidikan formal. Pendidikan dibagi atas: ƒ tidak sekolah ƒ SD Sekolah Dasar ƒ SMP Sekolah Menengah Pertama ƒ SMU Sekolah Menengah Umum ƒ Perguruan Tinggi Diploma, sarjana atau yang lebih tinggi • Pekerjaan adalah pekerjaan yang menghasilkan pendapatanupahgaji bekerja dan tidak bekerja Vita Camellia : Sindrom Metabolik Pada Pasien Skizofrenik Rawat Jalan, 2008 USU e-Repository © 2008

BAB VI KERANGKA OPERASIONAL

Pasien skizofrenik + Pengobatan antipsikotik Sindrom metabolik terdapat 3 dari 5 kriteria menurut definisi NCEP ATP IIIA NCEP ATP III A Lingkar Perut Lk102 ;Pr 88 Tekanan darah c mmHg ≥ 13085 HDL mgdlLk 40; Pr 50 Trigliserida mgdl ≥ 150 KGD puasamgdl ≥ 100 karakteristik demografik: - usia - jenis kelamin - suku - status perkawinan - pendidikan - pekerjaan kriteria inklusi kriteria eksklusi Sindrom metabolik + Analisis Data Vita Camellia : Sindrom Metabolik Pada Pasien Skizofrenik Rawat Jalan, 2008 USU e-Repository © 2008

BAB VII HASIL PENELITIAN

Responden berjumlah 90 orang pasien skizofrenik yang mendapat pengobatan antipsikotik yang sedang rawat jalan di RS Jiwa Daerah Provsu Medan. Pengambilan responden dari bulan Februari sampai bulan April 2008. Penyajian hasil-hasil penelitian dalam bentuk tabel-tabel distribusi frekuensi.

VII. 1. KARAKTERISTIK SAMPEL PENELITIAN

Tabel 1. Karakteristik umur, jenis kelamin, suku, status perkawinan, pendidikan, pekerjaan Karakteristik responden Jumlah Umur 20-29 tahun 30-39 tahun 40-49 tahun 50-59 tahun ≥ 60 tahun 25 32 16 13 4 27.8 35.6 17.8 14.4 4.4 Jenis Kelamin Laki-laki Perempuan 56 34 62.2 37.8 Suku Batak Non batak 54 36 60 40 Status Perkawinan Tidak kawin Kawin Ceraijandaduda 56 30 4 62.2 33.3 4.4 Pendidikan Tidak sekolah SD SMP SMU Perguruan Tinggi 1 15 22 40 12 1.1 16.7 24.4 44.4 13.3 Pekerjaan Bekerja Tidak bekerja 26 64 28.9 71.1 Dari tabel 1 diatas dapat diamati bahwa sampel yang paling banyak oleh kelompok umur 30-39 tahun 35.6, jenis kelamin laki-laki 62.2, suku batak 60, yang tidak kawin 62.2, pendidikan tamat SMU 44.4, yang tidak bekerja 64. Vita Camellia : Sindrom Metabolik Pada Pasien Skizofrenik Rawat Jalan, 2008 USU e-Repository © 2008 VII.2. MEAN DAN STANDARD DEVIATION KOMPONEN SINDROM METABOLIK PADA PASIEN SKIZOFRENIK Tabel 2. Mean Dan Standard Deviation Komponen Sindrom Metabolik Pada Pasien Skizofrenik Variabel Pasien Skizofrenik dengan sindrom metabolik N= 9 Pasien Skizofrenik tanpa sindrom metabolik N=81 Lingkar Pinggang cm BMI kgm 2 94,67 10,85 31,6812,05 85,39 9,60 24,814,21 Tekanan darah mmHg - Sistolik - Diastolik 140,005,00 88,883,33 121,4811,84 79,517,22 Kolesterol HDL mgdl 32,2211,88 31,2911,47 Trigliserida mgdl 150,1174,04 87,2547,62 Kadar glukosa puasa mgdl 77,1116,95 67,6218,17 Dari tabel 2 diatas dapat diamati bahwa rerata lingkar pinggang pasien skizofrenik dengan sindrom metabolik lebih besar daripada yang tanpa sindrom metabolik [94,6710,85 cm vs 85,39 9,60 cm]; rerata BMI pada pasien skizofrenik dengan sindrom metabolik lebih tinggi daripada yang tanpa sindrom metabolik [31,68 12,05 mmHg vs 24,814,21 mmHg]; rerata tekanan darah sistolik juga lebih tinggi pada yang dengan sindrom metabolik [140,005,00mmHg vs 121,4811,84 mmHg] dan rerata tekanan darah diastolik juga lebih tinggi [88,88 11,88 mmHg vs 79,57,22mmHg] daripada yang tanpa sindrom metabolik. Rerata kadar HDL pada pasien skizofrenik dengan sindrom metabolik dan yang tanpa sindrom metabolik didapati perbedaan yang kecil yaitu [32,2211,88 mgdl vs 31,2911,47mgdl]. Rerata kadar trigliserida juga lebih tinggi pada pasien skizofrenik dengan sindrom metabolik daripada yang tanpa sindrom metabolik [150,11 74,04 mgdl vs 87,25 47,62 mgdl]. Dan rerata kadar glukosa darah puasa pada pasien skizofrenik dengan sindrom metabolik dan yang tanpa sindrom metabolik didapati sedikit perbedaan [77,1116,95 mgdl vs 67,6218,17mgdl] Vita Camellia : Sindrom Metabolik Pada Pasien Skizofrenik Rawat Jalan, 2008 USU e-Repository © 2008 VII.3. SINDROM METABOLIK PADA PASIEN SKIZOFRENIK Tabel 3. Sindrom metabolik pada pasien skizofrenik menurut definisi NCEP ATP IIIA Sindrom Metabolik Jumlah Ada Tidak ada 9 81 10 90 Total 90 100 Dari tabel 3 diatas dapat diamati bahwa sindrom metabolik menurut definisi NCEP ATP IIIA yang dijumpai pada pasien skizofrenik hanya 10, dan yang terbanyak adalah tidak ada sindrom metabolik 90. VII.4. SEBARAN JENIS OBAT YANG DIGUNAKAN PADA PASIEN SKIZOFRENIK Tabel 4. Sebaran jenis obat yang dgunakan pada pasien skizofrenik Sindrom metabolik definisi NCEP ATP IIIA Jenis antipsikotik Ada n Tidak ada n Tipikal 4 44.4 61 75.3 Atipikal 5 55.6 20 24.7 Total 9 100 81 100 Nama obat Haloperidol 4 44.4 57 70.4 Risperidon 5 55.6 17 21.0 Stelazin 0 3 3.7 Klozapin 0 3 3.7 klorpromazin 0 0 1 1.2 Total 9 100 81 100 Dari tabel 4. diatas dapat diamati bahwa jenis antipsikotik yang terbanyak pada pasien skizofrenik dengan sindrom metabolik adalah atipikal, yaitu risperidon sebesar 5 pasien 55.6, sementara pasien skizofrenik yang tanpa sindrom metabolik adalah jenis antipsikotik tipikal 61 pasien 75.3, haloperidol sebanyak 57 pasien 70.4. Vita Camellia : Sindrom Metabolik Pada Pasien Skizofrenik Rawat Jalan, 2008 USU e-Repository © 2008 VII.5. MEAN DAN STANDARD DEVIATION LAMA PEMAKAIAN DAN DOSIS OBAT ANTIPSIKOTIK PADA PASIEN SKIZOFRENIK DENGAN SINDROM METABOLIK Tabel 5. Mean dan Standard Devation Lama Pemakaian Dan Dosis Obat Antipsikotik Pada Pasien Skizofrenik Dengan Sindrom Metabolik Variabel Mean Standard Deviation Lama pemakaian bulan Dosis obat - Risperidon mghari - Haloperdol 34.11 06.13 03.20 31.25 02.59 01.09 Dari tabel 5 diatas dapat diamati bahwa rerata lama pemakaian obat antipsikotik pada pasien skizofrenik dengan sindrom metabolik adalah 34.1131.25 bulan dengan rerata dosis obat risperidon 06.1302.59 dan haloperidol 03.2001.09 mghari. VII.6.SEBARAN UMUR PASIEN SKIZOFRENIK DENGAN SINDROM METABOLIK Tabel 6. Sebaran umur pasien skizofrenik dengan sindrom metabolik Umur penderita Sindrom metabolik definisi NCEP ATP IIIA p Ada n Tidak ada n 20-29 tahun 2 22.2 23 28.4 30-39 tahun 1 11.1 31 38.3 40-49 tahun 2 22.2 14 17.8 0.251 50-59 tahun 3 33.3 10 14.4 ≥ 60 tahun 1 11.1 3 4.4 Total 9 100 81 100 Pearson X 2 , degree of freedom df=4 Dari tabel 6 diatas dapat diamati bahwa sindrom metabolik yang paling banyak terjadi pada pasien skizofrenik kelompok umur 50-59 tahun 33.3. Tidak terdapat perbedaan bermakna sindrom metabolik pada pasien skizofrenik berdasarkan kelompok umur. Vita Camellia : Sindrom Metabolik Pada Pasien Skizofrenik Rawat Jalan, 2008 USU e-Repository © 2008 VII.7. SEBARAN JENIS KELAMIN PASIEN SKIZOFRENIK DENGAN SINDROM METABOLIK Tabel 7. Sebaran jenis kelamin pasien skizofrenik dengan sindrom metabolik Sindrom metabolik definisi NCEP ATP IIIA Jenis kelamin Ada n Tidak ada n p Laki-laki 4 44.4 52 64.2 0.246 Perempuan 5 55.6 29 35.8 Total 9 100 81 100 Pearson X 2 , df=1 Dari tabel 7 diatas dapat diamati bahwa sindrom metabolik yang paling banyak terjadi pada pasien skizofrenik perempuan 55.6. Tidak terdapat perbedaan bermakna sindrom metabolik pada pasien skizofrenik berdasarkan jenis kelamin. VII.8. SEBARAN SUKU PASIEN SKIZOFRENIK DENGAN SINDROM METABOLIK Tabel 8 Sebaran suku pasien skizofrenik dengan sindrom metabolik Sindrom metabolik definisi NCEP ATP IIIA Suku Ada n Tidak ada n p Batak 6 66.7 48 59.3 0.667 Non Batak 3 33.3 33 40.7 Total 9 100 81 100 Pearson X 2 , df=1 Dari tabel 8 diatas dapat diamati bahwa sindrom metabolik yang paling banyak terjadi pada pasien skizofrenik batak 66.7. Tidak terdapat perbedaan bermakna sindrom metabolik pada pasien skizofrenik berdasarkan suku. Vita Camellia : Sindrom Metabolik Pada Pasien Skizofrenik Rawat Jalan, 2008 USU e-Repository © 2008 VIII.9. SEBARAN STATUS PERKAWINAN PASIEN SKIZOFRENIK DENGAN SINDROM METABOLIK Tabel 9. Sebaran status perkawinan pasien skizofrenik dengan sindrom metabolik Sindrom metabolik definisi NCEP ATP IIIA Status perkawinan Ada n Tidak ada n p Tidak kawin 4 44.4 52 64.2 Kawin 4 44.4 26 32.1 0.391 Ceraijandaduda 1 11.1 3 3.7 Total 9 100 81 100 Pearson X 2 , df=2 Dari tabel 9 diatas dapat diamati bahwa sindrom metabolik yang paling banyak terjadi pada pasien skizofrenik yang tidak kawin dan yang kawin dimana kedua kelompok ini sama 44.4. Tidak terdapat perbedaan bermakna sindrom metabolik pada pasien skizofrenik berdasarkan status perkawinan. VII.10. SEBARAN TINGKAT PENDIDIKAN PASIEN SKIZOFRENIK DENGAN SINDROM METABOLIK Tabel 10. Sebaran tingkat pendidikan pasien skizofrenik dengan sindrom metabolik Sindrom metabolik definisi NCEP ATP IIIA Tingkat pendidikan Ada n Tidak ada n p Tidak sekolah 1 1.2 SD 2 22.2 13 16.0 SMP 1 11.1 21 25.9 0.855 SMU 5 55.6 35 43.2 Perguruan Tinggi 1 11.1 11 13.6 Total 9 100 81 100 Pearson X 2 , df=4 Dari tabel 10 diatas dapat diamati bahwa sindrom metabolik yang paling banyak terjadi pada pasien skizofrenik dengan tingkat pendidikan SMU 55,6. Tidak terdapat perbedaan bermakna sindrom metabolik pada pasien skizofrenik berdasarkan tingkat pendidikan. Vita Camellia : Sindrom Metabolik Pada Pasien Skizofrenik Rawat Jalan, 2008 USU e-Repository © 2008 VII.11. SEBARAN PEKERJAAN PASIEN SKIZOFRENIK DENGAN SINDROM METABOLIK Tabel 11. Sebaran pekerjaan pasien skizofrenik dengan sindrom metabolik Sindrom metabolik definisi NCEP ATP IIIA Pekerjaan Ada n Tidak ada n p Bekerja 3 33.3 23 28.4 Tidak bekerja 6 66.7 58 71.6 0.756 Total 9 100 81 100 Pearson X 2 , df=1 Dari tabel 11 diatas dapat diamati bahwa sindrom metabolik yang paling banyak terjadi pada pasien skizofrenik yang tidak bekerja 66.7. Tidak terdapat perbedaan bermakna sindrom metabolik pada pasien skizofrenik berdasarkan pekerjaan. Vita Camellia : Sindrom Metabolik Pada Pasien Skizofrenik Rawat Jalan, 2008 USU e-Repository © 2008

BAB VIII PEMBAHASAN