HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Klasifikasi Plankton
Dari penelitian yang telah dilakukan di perairan hulu Daerah Aliran Sungai DAS Belawan didapat hasil sebanyak 21 genus plankton, yang terdiri
dari 20 genus fitoplankton dan 1 genus zooplankton. Klasifikasi plankton yang didapatkan pada 2 stasiun penelitian pada Tabel 2.
Tabel 2 terlihat bahwa fitoplankton yang paling banyak diperoleh termasuk kedalam divisi Chlorophyta yang terdiri dari 4 kelas, 6 ordo, 9 famili, 9
genus. Divisi Chlorophyta yang termasuk kedalam golongan alga hijau yang memang tersebar luas di seluruh permukaan perairan yang masih mendapatkan
cahaya matahari yang maksimal. Sedangkan zooplankton yang diperoleh adalah berasal dari filum Rotifera, kelas Eurotatoria, ordo Ploima, famili Tricocercidae
dan genus Trichocerca sp. Hal ini sesuai dengan pernyataan Barus 2004 bahwa kepadatan
zooplankton di suatu perairan lotik jauh lebih sedikit dibandingkan dengan fitoplankton. Pengaruh kecepatan arus terhadap zooplankton jauh lebih kuat
dibandingkan dengan fitoplankton. Oleh karena itu, umumnya zooplankton banyak ditemukan pada perairan yang mempunyai kecepatan arus yang rendah
serta kekeruhan air yang sedikit. Kelompok Eurotatoria merupakan zooplankton yang umumnya banyak ditemukan dalam sistem perairan.
Universitas Sumatera Utara
Tabel 2. Klasifikasi Plankton yang didapatkan pada Stasiun Penelitian di beberapa Lokasi di hulu Daerah Aliran Sungai DAS Belawan Kabupaten Deli Serdang.
No Divisi
Kelas Ordo
Famili Genus
1. Bacillariophyta
Bacillariophyceae Bacillariales
Bacillariaceae Bacillaria sp
Eunotiales Eunotiaceae
Eunotia sp Fragilariales
Fragillariaceae Synedra sp
Coscinodiscophyceae Thallassiosirales
Stephanodiscaceae Cyclotella sp
2. Charophyta
Conjugatophyceae Zygnematales
Mesotaeniaceae Netrium sp
Zygnematophyceae Desmidiales
Closteriaceae Closterium sp
Zygnematales Zygnemataceae
Spirogyra sp 3.
Chlorophyta Chlorophyceae
Chaetoporales Chaetophoraceae
Stigeoclonium sp Chlorococcales
Characiaceae Characium sp
Scenedesmaceae Scenedesmus sp
Hydrodictyaceae Pediastrum sp
Volvocales Volvocaceae
Pandorina sp Ulvophyceae
Ulothrichales Ulotrichaceae
Ulothrix sp Trebouxiophyceae
Chlorellales Chlorellaceae
Closteriopsis sp Zygnematophyceae
Desmidiales Desmidiaceae
Cosmarium sp Gonatozygaceae
Gonatozygon sp 4.
Chrysophyta Bacillariophyceae
Surirellales Surirellaceae
Surirella sp 5.
Heterokontophyta Bacillariophyceae
Bacillariales Bacillariaceae
Nitzchia sp Cymbellales
Cymbellaceae Cymbella sp
Naviculales Naviculaceae
Navicula sp 6.
Rotifera Eurotatoria
Ploima Trichocercidae
Trichocerca sp
32
Universitas Sumatera Utara
Bacillariophyta adalah organisme uniseluler yang merupakan komponen penting dari fitoplankton sebagai sumber utama makanan bagi zooplankton di
habitat air tawar. Bacillariophyta memiliki plastida berwarna kecoklatan yang mengandung klorofil a dan c dan fucoxanthin botany.si.edu., 2013. Gambar
Divisi Bacillariophyta terlihat pada Gambar 3 dan deskripsi spesies dari divisi ini terlampir pada Lampiran 10.
Gambar 3. Divisi Bacillariophyta a Bacillaria sp; b Eunotia sp; c Synedra sp; d Cyclotella sp
Charophyta adalah salah satu filum dari alga hijau. Di beberapa kelompok ia seperti ganggang hijau yang berkonjugasi, namun tidak memiliki sel berflagella
Wikkipedia, 2013. Charophyta hidup di semua jenis perairan pedalaman dan sensitif terhadap perubahan ekologi link.springer.com., 2013. Gambar Divisi
Charophyta terlihat pada Gambar 4 dan deksripsi spesies dari divisi ini terlampir pada Lampiran 10.
Gambar 4. Divisi Charophyta a Netrium sp; b Closterium sp; c Spirogyra sp a
b c
a b
c
d
Universitas Sumatera Utara
Chlorophyta memiliki ciri-ciri antara lain memiliki beberapa pigmen seperti klorofil a dan b, santofil, dan karoten, klorofil terdapat dalam jumlah yang
banyak sehingga ganggang ini berwarna hijau. Hasil fotosintesis chlorophyta berupa amilum yang tersimpan di dalam kloroplas. Jenis yang hidup di air tawar
bersifat kosmopolit, seperti : kolam, danau, genangan air hujan, pada air mengalir. Gambar Divisi Chlorophyta terlihat pada Gambar 5 dan deksripsi spesies dari
divisi ini terlampir pada Lampiran 10.
Gambar 5. Divisi Chlorophyta a Stigeoclonium sp; b Characium sp; c Scenedesmus sp; d Pediastrum sp; e Pandorina sp; f Ulothrix sp; g Closteriopsis sp;
h Cosmariunm sp; i Gonatozygon sp.
Chrysophyta merupakan uniseluler protista air tawar. Chrysophtya bersifat fotosintetik, yang menyebabkan kategorisasi awal mereka sebagai tanaman..
Chrysophyta ditemukan di lingkungan laut dan air tawar. Diatom dan ganggang cokelat keemasan yang paling ekologis signifikan, mereka membentuk bagian dari
plankton dan nanoplankton yang merupakan dasar dari rantai makanan akuatik. Gambar Chrysophyta terlihat pada Gambar 6a dan deskripsi spesies dari divisi ini
dapat dilihat pada Lampiran 10.
a b
c d
e f
g h
i
Universitas Sumatera Utara
Divisi Heterokontopyta merupakan jenis kloroplas yang tertutup tidak hanya oleh membran ganda sendiri, tetapi juga oleh lipatan retikulum endoplasma.
Kebanyakan ganggang dan diatom uniseluler, yang merupakan komponen utama dari plankton bio.classes.ucsc.edu., 2013. Gambar Heterokontophyta terlihat
pada Gambar 6 b dan deskripsi spesies dari divisi dapat dilihat pada Lampiran 10. Filum Rotifera terdiri atas sebagian besar hewan yang hidup bebas
berukuran panjang 1 mm dalam ekosistem akuatik di seluruh dunia. Rotifera dicirikan oleh korona, yang digunakan untuk penggerak dan makanan yang
mengumpulkan, dan faring otot yang digunakan untuk memproses makanan id.termwiki.com., 2013. Gambar Rotifera terlihat pada Gambar 6 d dan deskripsi
spesies dari divisi dapat dilihat pada Lampiran 10.
Gambar 6. a Divisi Chrysophyta Surirella sp; b Divisi Heterokontophyta Nitzchia sp; c Navicula sp; d Filum Rotifera Trichocerca sp
a b
c d
Universitas Sumatera Utara
Nilai Kelimpahan Plankton K di Setiap Stasiun Penelitian
Berdasarkan hasil analisis data plankton yang diperoleh, maka didapat nilai kelimpahan plankton pada tiap stasiun pengamatan seperti pada Gambar 7.
Gambar 7. Kelimpahan Plankton Tiap Stasiun
Kelimpahan fitoplankton yang diperoleh selama penelitian bervariasi antar stasiun dan waktu pengamatan, dengan kisaran nilai 4,11 – 5,19 indL.
Indeks Keanekaragaman H’, Keseragaman E, Dominansi
λ
Plankton
Berdasarkan analisis data didapatkan nilai Indeks Keanekaragaman H’, Indeks Keseragaman E, dan Indeks Dominansi
λ
plankton pada masing- masing stasiun Tabel 4.
Tabel 3. Nilai Indeks Keanekaragaman H’, Keseragaman E, dan Dominansi
λ
pada Masing-Masing Stasiun Penelitian
INDEKS STASIUN
I II
Keanekaragaman H’ 1,03
2,9 Keseragaman E
0,22 0,6
Dominansi
λ
0,57 0,057
Universitas Sumatera Utara
Nilai Indeks Keanekaragaman H’ tertinggi terdapat pada stasiun II sebesar 2,94. Nilai Indeks Keanekaragaman H’ terendah terdapat pada stasiun I
sebesar 1,02. Nilai Indeks Keseragaman E yang diperoleh dari kedua stasiun penelitian
berkisar antara 0,215 – 0,595. Indeks Keseragaman tertinggi terdapat pada stasiun II sebesar 0,595. Dan Indeks Keseragaman terendah terdapat pada stasiun I yaitu
sebesar 0,215. Tabel Indeks Keanekaragaman H’, Indeks Keseragaman E dan Indeks Dominansi
λ
dapat dilihat pada Lampiran 11. Contoh perhitungan kelimpahan plankton, Indeks Keanekaragaman, Indeks Keseragaman, Indeks
Dominansi dapat dilihat pada Lampiran 12.
Parameter Fisika – Kimia Penunjang Kesuburan Perairan
Faktor abiotik merupakan faktor yang penting untuk diukur karena sangat mempengaruhi faktor biotik lainnya di perairan. Faktor abitoik yang diukur
meliputi faktor fisik – kimia pada stasiun pengamatan Tabel 4. Data kualitas air setiap minggu terlampir pada Lampiran 13-16.
Universitas Sumatera Utara
Tabel 4. Nilai Faktor Fisik – Kimia Perairan yang Diperoleh pada Setiap Stasiun Penelitian di Hulu Sungai Belawan Kecamatan Pancur Batu
.
Keterangan: I = Desa Pertampilen; II = Desa Salam Tani
Analisis Regresi SPSS versi 17.00 Antara Faktor Fisik Kimia Dengan Indeks Kelimpahan Plankton
Berdasarkan pengukuran faktor fisik kimia perairan yang telah dilakukan kemudian diregresikan dengan indeks kelimpahan plankton di setiap stasiun
pengamatan, maka diperoleh nilai indeks regresi yang dapat dilihat pada Tabel 5. Gambar hubungan regresi kelimpahan plankton dengan faktor fisika kimia dapat
dilihat pada Lampiran 17-18. Tabel 5. Hasil analisis korelasi dan regresi antara kelimpahan plankton x dengan
faktor fisika y dan kimia perairan.
Stasiun Pengamatan
Faktor x Faktor y
Regresi R
2
Korelasi
Stasiun 1 Kelimpahan
Plankton Suhu
y = 4,380x + 20,74 0,752
0,867 Arus
y = 0,413x – 0,088 0,903
0,950 Penetrasi
Cahaya y = 39,31x – 21,67
0,941 0,970
pH y = 0,643x + 6,547
0,289 0,537
Oksigen Terlarut
y = -0,588x + 6,954 0,747 0,864
BOD
5
y = 0,176x + 1,119 0,012
0,109 Posfat
y = 0,016x + 0,032 0,790
0,888 Nitrat
y = 0,206x + 1,010 0,282
0,531 Nitrit
y = 0,011x + 0,001 0,747
0,864 Amoniak
y = 0,130x + 0,330 0,942
0,970 Kekeruhan
y = 9,665x + 4,973 0,773
0,879 No
Parameter Satuan
Satuan I
II 1.
Suhu
o
C 24-25
o
C 25-26
o
C 2.
Penetrasi Cahaya cm
9 – 20 31 - 33
3. Kecepatan arus
ms 0,225 – 1,34
0,071 – 0,625 4.
pH 6,8 – 7,5
7,3 – 7,5 5.
DO MgL
6,2 – 6,5 7 – 7,4
6. BOD
5
MgL 0,9 – 1,6
0,9 – 1,7 7.
Posfat MgL
0,045 – 0,052 0,055 – 0,064
8. Niitrat
MgL 1,136 – 1,314
0,924 – 1,108 9.
Nitrit MgL
0,011 – 0,017 0,014 – 0,021
10. Amoniak
MgL 0,438 – 0,491
0,318 – 0,431 11.
Kekeruhan NTU
12,22 – 17,22 5,34 – 8,62
Universitas Sumatera Utara
Stasiun 2 Kelimpahan
Plankton Suhu
y = 1,062x + 23,99 0,794
0,891 Arus
y = 0,089x + 0,123 0,868
0,931 Penetrasi
Cahaya y = 0,816x + 30,94
0,621 0,788
pH y = -0,058x + 7,592 0,014
0,118 Oksigen
Terlarut y = -0,614x + 7,687
0,569 0,754
BOD
5
y = -0,793x + 2,254 0,786 0,886
Posfat y = 0,005x + 0,053
0,304 0,551
Nitrat y = 0,075x + 0,935
0,131 0,361
Nitrit y = 0,004x + 0,011
0,476 0,689
Amoniak y = 0,094x + 0,251
0,649 0,805
Kekeruhan y = 2,933x + 3,338
0,712 0,843
B. Pembahasan Nilai Kelimpahan Plankton K di Setiap Stasiun Penelitian