ANALISIS DAMPAK PERISTIWA PEMILU LEGISLATIF DAN PEMILU PRESIDEN 2014 TERHADAP HARGA SAHAM DAN VOLUME PERDAGANGAN SAHAM DI BURSA EFEK INDONESIA.

(1)

ANALISIS DAMPAK PERISTIWA PEMILU LEGISLATIF DAN PEMILU PRESIDEN 2014 TERHADAP HARGA SAHAM DAN VOLUME

PERDAGANGAN SAHAM di BURSA EFEK INDONESIA

SKRIPSI

Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi

Oleh :

NINA IVANA GULTOM NIM 7113210035

FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS NEGERI MEDAN


(2)

(3)

(4)

(5)

i

KATA PENGANTAR

Puji dan Syukur penulis mengucapkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas berkat dan rahmat-Nya sehingga saya dapat menyelesailan penulisan skripsi ini dengan judul “Analisis Dampak Peristiwa Pemilu Legislatif dan Pemilu Presiden 2014 Terhadap Harga Saham dan Volume Perdagangan Saham di Bursa Efek Indonesia”. Penyusunan skripsi ini dimaksudkan untuk memenuhi salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Ekonomi Universitas Negeri Medan. Dalam penyusunan skripsi ini masih terdapat banyak kekurangan, sehingga untuk kesempurnaan isi skripsi ini penulis mengharapkan saran dan kritik membangun dari semua pihak.

Penulis menyadari dan merasakan bantuan dari banyak pihak yang meliputi bimbingan, bantuan materi, kritik, motivasi serta doa dari berbagai pihak. Oleh sebab itu, di kesempatan ini penulis menyampaikan rasa terimakasih yang tulus kepada Ibu saya, M. Silalahi, yang senantiasa mendoakan, member semangat, dan dukungan baik moril maupun materil kepada penulis sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini. Penulis juga mengucapkan rasa terimakasih yang sebesar-besarnya kepada puhak-pihak yang telah membantu dalam penyelesaian skripsi ini yaitu kepada:

1. Bapak Prof. DR. Ibnu Hajar, M.Si, selaku Rektor Universitas Negeri Medan.

2. Bapak Drs. Kustoro Budiarta, ME, selaku Dekan Fakultas Ekonomi Universitas Negeri Medan.


(6)

ii

3. Bapak Drs. Thamrin, M.Si, selaku Pembantu Dekan 1 Fakultas Ekonomi Universitas Negeri Medan

4. Ibu T. Teviana, SE, M.Si, selaku Ketua Jurusan Manajemn Fakultas Ekonomi Universitas Negeri Medan

5. Ibu Dita MBA, selaku Sekretaris Jurusan Manajemn Fakultas Ekonomi Universitas Negeri Medan

6. Bapak Syahrizal Chalil, SE, M.Si, selaku Dosen Pembimbing yang telah banyak memberikan bimbingan dan arahan kepada penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.

7. Bapak Prof. Dr. Sahyar, M.Pd, M.Si, MM, selaku Dosen Pembanding Utama saya yang telah memberi masukan dalam menyelesaikan skripsi ini. 8. Bapak Drs. Ahmad Hidayat, M.Si selaku Dosen Pembanding Utama saya

yang telah memberi masukan dalam menyelesaikan skripsi ini.

9. Ibu Cut Emiati, SE, M.Si selaku Dosen Pembanding Utama saya yang telah memberi masukan dalam menyelesaikan skripsi ini.

10.Seluruh dosen Jurusan Manajemen, yang telah membimbing penulis selama masa perkuliahan. Dan kepada seluruh staf pegawai di Fakultas Ekonomi Universitas Negeri Medan.

Akhirnya penulis mengharapkan semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi pihak-pihak yang berkepentingan. Tuhan Memberkati

Medan, 18 Maret 2015

Nina Ivana Gultom NIM. 7113210035


(7)

ABSTRAK

Nina Ivana Gultom, NIM 7113210035, Analisis Dampak Peristiwa Pemilu Legislatif dan Pemilu Presiden 2014 Terhadap Harga Saham dan Volume Perdagangan Saham di Bursa Efek Indonesia.

Informasi yang diterima oleh pelaku pasar pada dasarnya akan mempengaruhi keputusan investasi, Apakah itu informasi baik (good news) atau informasi buruk (bad news). Salah satunya adalah informasi dari suatu peristiwa politik. Peristiwa politik menjadi sangat berpengaruh karena pemimpin baru yang baru muncul akan membawa arah stabilitas perekonomian Indonesia.

Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis dampak peristiwa politik Pemilu Legislatif dan Pemilu Presiden 2014 di Indonesia terhadap harga saham dan volume perdagangan saham. Pengujian reaksi pasar menggunakan tehnik analisis event study dengan periode pengamatan waktu 30 hari sebelum dan 30 hari setelah peristiwa. Pengambilan sampel dilakukan dengan metode purposive

sampling dari saham yang konsisten terdaftar di Indeks Kompas 100 mulai

Februari sampai Agustus 2014. Pengujian rata-rata abnormal return dan rata-rata volume perdagangan selama periode pengamatan dilakukan dengan menggunakan

Paired Samples T-Test.

Hasil penelitian menunjukkan : (1) Tidak terdapat perbedaan abnormal

return dan volume perdagangan setelah Pemilu Legislatif 2014, Namun terjadi

penurunan rata-rata abnormal return dan volume perdagangan saham. Hal ini mengindikasikan bahwa bursa saham sebelum peristiwa, para pelaku pasar ramai-ramai melakukan profit taking atau ambil untung dengan alasan menghindari situasi yang tidak menentu selama masa pemilu. (2) Terdapat perbedaan

abnormal return dan volume perdagangan saham setelah peristiwa Pemilu

Presiden 2014. Adanya kenaikan rata-rata abnormal return dan rata-rata volume perdagangan setelah peristiwa tersebut dikarenakan pelaku pasar optimis pemimpin baru adalah friendly market dan pada akhirnya akan memberikan stabilisasi ekonomi di setiap sektor.

Kata Kunci : Pemilu Legislatif, Pemilu Presiden, Event Study, Abnormal Return, Volume Perdagangan Saham


(8)

ABSTRACT

Nina Ivana Gultom, NIM 7113210035, Analysis Impact of Legislative Election and President Election in 2014 To Share Price and Trading Volume activity in Indonesia Stock Exchange.

Iformation that investor accepted would be influence their investment decision,it was good news or bad news. One of the information was come from Politic event. Politic event become influential because a new Leader that choosen would be make a new economic stabilization in Indonesia.

The purposes of this research was to analyze effect of Legislatif General

election event’s And President election event’s in Indonesia on differences

abnormal return and trading volume activity. This research used event study method within period observe at 30 days before, 30 days after the event date. Samples of this research selected by purposive sampling method from Kompas 100 stocts that were listed in February to August 2014. To analyze differences average abnormal return and average trading volume activity on event date were used Paired Sample T-Test Analyze.

The result shows that: (1) There weren’t differences abnormal return and trading volume activity after Legislatif General election event’s in 2014. But there were decreasing average abnormal return and average trading volume activity .

This effects indicate that stock exchange before Legislatif General election event’s

make a number of investors have been doing profit taking and have to avoid uncertain situations as long as general election. (2) There were differences abnormal return and trading volume activity after Prresident election event’s in 2014. There are Increasing average abnormal return and average trading volume activity after the President event period. This indicate that investor optimis The new President is a Friendly Market and finally He will makes economic stabilization in every sector.

Keywords: Legislative Election, Presidential Election, Event Study, Abnormal Return, Trading Volume Activity


(9)

v DAFTAR ISI LEMBAR PERSETUJUAN PEMBIMBING

ABSTRAK………... i

ABSTRAC……… ii

KATA PENGANTAR……… iii

DAFTAR ISI……… v

DAFTAR TABEL……… viii

DAFTAR GAMBAR……… ix

BAB I – PENDAHULUAN 1.1Latar Belakang……… 1

1.2Identifikasi Masalah……… 12

1.3Pembatasan Masalah……….. 13

1.4Rumusan Masalah……….. 13

1.5Tujuan Penelitian……… 14

1.6Manfaat Penelitian………. 14

BAB II – KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kerangka Teoritis 2.1.1 Pasar Modal... 16

2.1.2 Teori Ekonomi Politik……….. 18

2.1.3 Investasi……… 23

2.1.4 Informasi di Pasar Modal dan Efisiensi Pasar……….. 27

2.1.5 Teori Sinyal (Signalling Theory)………... 34


(10)

vi

2.1.7 Abnormal Return ………. 36

2.1.8Expected Return ……….. 38

2.1.9 Actual Return ………... 40

2.1.10 Aktivitas Volume Perdagangan ………. 41

2.1.11 Studi Peristiwa (Event Study)………. 42

2.1.12 Indeks Harga Saham……….. 44

2.2 Penelitian Terdahulu………... 46

2.3 Kerangka Berfikir……….. 51

2.4 Hipotesis……… 52

BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Lokasi Penelitian dan Waktu Penelitian……….... 54

3.2 Populasi dan Sampel………... 55

3.3. Variabel Penelitian dan Defenisi Operasional 3.3.1. Variabel Penelitian………... 57

3.3.2. Definisi Operasional……… 58

3.4 Teknik Pengumpulan Data……….….... 60

3.5 Teknik Analisis Data………..….... 64

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Penelitian 4.1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian……….. 66

4.2 Pengujian Hipotesis 4.2.1 Hipotesis I……… 67


(11)

vii

4.3 Pembahasan Hasil Penelitian……… 82 BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan……….. 86

5.2 Saran……… 88

DAFTAR PUSTAKA

DAFTAR RIWAYAT HIDUP LAMPIRAN


(12)

viii

DAFTAR TABEL

Tabel 1.1 IHSG dan KOMPAS 100 di BEI Seputar Pemilu 2004, 2009 &

2014……… 6

Tabel 2.1 Hasil Penelitian Terdahulu……….…… 49 Tabel 3.1 Perusahaan yang Terdaftar di Kompas 100 Periode February –

Agustus 2014………. 55

Tabel 3.2 Definisi Operasional Variabel……… 56 Tabel 4.1 Uji Normalitas Data Variabel Abnormal Return dan Volume

Perdagangan Saham Pemilu Legislatif 2014………. 68 Tabel 4.2 Hasil Analisis One Sample T Test Abnormal Return……. 69 Tabel 4.3 Uji Normalitas Data Variabel Abnormal Return dan Volume

Perdagangan Saham Pilpres 2014……….. 76 Tabel 4.4 Hasil Analisis One Sample T Test Abnormal Return……. 77


(13)

ix

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1.1 IHSG di BEI Seputar Pemilu 2004, 2009 & 2014………. 7 Gambar 1.2 Kompas 100 di BEI Seputar Pemilu 2009 dan 2014……. 9 Gambar 2.1 Kerangka Berfikir……….. 51 Gambar 3.1 Periode Waktu Penelitian di BEI……….. 63


(14)

viii

DAFTAR TABEL

Tabel 1.1 IHSG dan KOMPAS 100 di BEI Seputar Pemilu 2004, 2009 &

2014……… 6

Tabel 2.1 Hasil Penelitian Terdahulu……….…… 49 Tabel 3.1 Perusahaan yang Terdaftar di Kompas 100 Periode February –

Agustus 2014………. 55

Tabel 3.2 Definisi Operasional Variabel……… 56 Tabel 4.1 Uji Normalitas Data Variabel Abnormal Return dan Volume

Perdagangan Saham Pemilu Legislatif 2014………. 68 Tabel 4.2 Hasil Analisis One Sample T Test Abnormal Return……. 69 Tabel 4.3 Uji Normalitas Data Variabel Abnormal Return dan Volume

Perdagangan Saham Pilpres 2014……….. 76 Tabel 4.4 Hasil Analisis One Sample T Test Abnormal Return……. 77


(15)

ix

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1.1 IHSG di BEI Seputar Pemilu 2004, 2009 & 2014………. 7 Gambar 1.2 Kompas 100 di BEI Seputar Pemilu 2009 dan 2014……. 9 Gambar 2.1 Kerangka Berfikir……….. 51 Gambar 3.1 Periode Waktu Penelitian di BEI……….. 63


(16)

ix

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1.1 IHSG di BEI Seputar Pemilu 2004, 2009 & 2014………. 7 Gambar 1.2 Kompas 100 di BEI Seputar Pemilu 2009 dan 2014……. 9 Gambar 2.1 Kerangka Berfikir……….. 51 Gambar 3.1 Periode Waktu Penelitian di BEI……….. 63


(17)

1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

Setiap Negara yang akan melakukan pembangunan memerlukan penanaman modal. Dalam teori pembangunan ekonomi ditegaskan secara implisit peranan modal dalam proses pembangunan. Pasar modal adalah suatu alternatif pembiayaan pembangunan. Pasar modal mempunyai peranan yang penting dalam kehidupan ekonomi, terutama dalam proses alokasi dana masyarakat. Pasar modal memberikan kepada pihak yang mempunyai surplus dan dalam masyarakat (penabung atau investor) tingkat likuiditas yang tinggi, dan juga memindahkan pihak yang memerlukan dana (perusahaan) untuk memperoleh dana yang diperlukan dalam investasi (N.Nurhaeni,2010).

Pasar modal yang merupakan instrumen ekonomi tidak lepas dari pengaruh lingkungan mikro dan lingkungan makro. Pengaruh lingkungan ekonomi mikro seperti kinerja perusahaan, perubahan strategi perusahaan (kebijakan merger maupun divestasi) dan lain-lain selalu mendapat tanggapan dari para pelaku pasar di pasar modal. Selain itu perubahan ekonomi makro yang terjadi seperi perubahan suku bunga tabungan dan deposito, kurs valuta asing,

inflasi, gejolak politik serta berbagai regulasi dan deregulasi ekonomi yang

dikeluarkan pemerintah, turut berpengaruh terhadap fluktuasi harga dan volume perdagangan di pasar modal (Alwi 2003, 87).

Dalam lingkungan politik, peristiwa politik erat kaitannya dengan stabilitas politik suatu Negara. Kondisi politik yang stabil cenderung


(18)

2

meningkatkan kinerja ekonomi suatu Negara. Hal ini dikarenakan rendahnya resiko kerugian yang diakibatkan oleh faktor nonekonomi sehingga adanya peristiwa politik yang mengancam stabilitas Negara, seperti pemilihan umum, pergantian kepala Negara ataupun berbagai kerusuhan politik, cenderung mendapat respon negatif dari pelaku pasar. Stabilitas politik yang diikuti dengan stabilitas kondisi ekonomi, akan membuat investor merasa aman untuk menginvestasikan dananya di pasar modal. Oleh karena itulah, investor umumnya akan menaruh ekspektasi pada setiap peristiwa politik yang terjadi dan ekspektasi mereka akan tercermin pada fluktuasi harga ataupun aktivitas perdagangan di bursa efek.

Pemilihan Umum akan memberikan dampak terhadap kegiatan perekonomian di Indonesia. Hal ini disebabkan pasar modal yang merupakan suatu intrumen ekonomi sangat mudah terpengaruh oleh peristiwa-peristiwa, baik yang merupakan peristiwa ekonomi (secara mikro dan makro) maupun peristiwa non ekonomi. Setiap lima tahun sekali rakyat Indonesia menggunakan hak pilihnya sebagai warga Negara dalam Pemilu (Pemilihan Umum) untuk menyalurkan aspirasi dan memilih wakil rakyat. Pada pemilu 2014 ini dilakukan secara langsung oleh rakyat yang terdiri dari dua tahapan. Pemilu pertama untuk memilih anggota Legislatif yang akan dilaksanakan pada tanggal 09 April 2014. Pemilu kedua yaitu memilih Presiden dan Wakil Presiden yang dilaksanakan pada tanggl 09 Juli 2014. Pemilu Presiden dan Wakil Presiden pada kali ini dilaksanakan hanya satu kali putaran karena salah satu capres dan cawapres telah


(19)

3

memperoleh suara lebih dari 60% dari keseluruhan suara yang masuk pada perhitungan Komisi Pemilihan Umum (KPU).

Memasuki tahun 2004, Indonesia menghadapi serangkaian agenda kegiatan politik yang padat. Untuk pertama kalinya, Indonesia melaksanakan Pemilihan Umum (Pemilu) secara langsung untuk memilih anggota legislatif, presiden dan wakil presiden. Risiko politik diperkirakan akan lebih mendominasi seiring dengan pelaksanaan pemilu yang cukup panjang, April sampai dengan Oktober. Pemilu 2004 berlangsung dalam suatu rangkaian yang dibagi dalam 3 tahapan pelaksanaan, yaitu Pemilu Legislatif, Pemilu Presiden Tahap I dan Pemilu Presiden Tahap II. Pemilu 2004 dikhawatirkan dapat menjadi hambatan bagi pemulihan perekonomian Indonesia, namun sekaligus bisa menjadi titik balik kebangkitan perekonomian Indonesia Asmita, (2005). Banyak pihak menunggu hasil Pemilu 2004 dengan kekhawatiran dan harapan yang beraneka ragam.

Dengan adanya kekhawatiran atas ketidakstabilan politik dan keamanan akan membuat investor, terutama asing akan melepas asset-asset keuangan yang dimiliki seperti saham, obligasi dan reksa dana lalu mengkonversikannya dalam bentuk Dollar AS sehingga membuat Rupiah terdepresiasi. Hal ini akan memberikan dampak luas atas situasi perekonomian secara keseluruhan, baik disektor riil maupun di pasar keuangan.

Akan tetapi di sisi lain, jika kondisi politik dan keamanan stabil seperti pelaksanaan pemilu yang lancar dan dapat menghasilkan pemimpin-pemimpin Bangsa yang market friendly atau diterima dan disukai oleh pasar serta situasi keamanan yang terkendali, akan membuat ekspektasi atau persepsi pelaku pasar


(20)

4

atas prospek perekonomian Indonesia menjadi positif. Secara langsung Pemilu 2004 mempengaruhi kestabilan situasi politik dan keamanan, hal ini juga menyebabkan indikator ekonomi makro 2004 tidak sebaik pada tahun 2003 (Review Artikel Primus,2004,h.15).

Pada peristiwa pemilu 2009 akan membuat pasar merespon secara cepat informasi yang membuat bursa saham akan semakin peka terhadap peristiwa disekitarnya. Beberapa investor beralasan menghindari situasi yang tidak menentu selama pemilu legislatif berlangsung (Suara Merdeka, Mei 2009).

Pelaksanaan Pemilu Presiden 2009 yang dinilai lancar oleh berbagai kalangan, membuat dampak positif terhadap bursa saham di Bursa Efek Indonesia. Berdasarkan jenis investasi, perlambatan pertumbuhan investasi dipengaruhi oleh penurunan PMA yang tercatat Rp133,8 triliun pada tahun 2009, turun 27,2% dibandingkan dengan capaian tahun 2008. Sementara itu, penanaman modal dalam negeri meningkat dari Rp20,4 triliun pada tahun 2008 menjadi Rp37,8 triliun pada tahun 2009. Pertumbuhan kuat konsumsi rumah tangga antara lain didorong oleh kontribusi positif pelaksanaan Pemilu 2009, serta peningkatan keyakinan konsumen dan pendapatan. Inflasi cukup rendah selama tahun 2009, pada satu sisi, telah menjaga daya beli dan keyakinan masyarakat untuk tetap dapat melakukan konsumsi. Pada sisi lain, kenaikan gaji dan peningkatan nilai tukar petani semakin memperbaiki daya beli masyarakat sehingga mendukung masih kuatnya konsumsi.

Memasuki pemilu legislatif 2014 akan lebih efisien karena hanya diikuti oleh 12 partai peserta pemilu, berbeda dengan pemilu tahun 2009 yang diikuti


(21)

5

oleh 44 partai peserta pemilu, sehingga tidak ada partai yang memperoleh suara secara mutlak. Pemilu tahun ini diperkirakan akan menjadi bahan bakar utama penggerak Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG). Ditopang kondisi makro ekonomi yang mulai membaik, sepanjang tahun ini IHSG diperkirakan akan mengalami tren bullish. Hal itu juga menarik minat investor asing untuk menanamkan modalnya di pasar modal Indonesia (Review. KPU Januari 2014)

Sejak awal tahun 2014 aliran dana asing ke bursa saham semakin deras. Ketertarikan investor asing masuk pasar modal Indonesia, juga disebabkan karena data ekonomi Indonesia mulai bergerak positif. Neraca pembayaran Indonesia pada kuartal IV 2013, dibanding dengan kuartal tiga sebelumnya yang defisit. Neraca perdagangan per Februari 2014 tercata surplus US$ 0.45 miliar. Laju inflasi juga menunjukan tren menurun, per Januari 2014, laju inflasi tahunan per Maret 2014 tercatat 7.32%. Fundamental makro ekonomi inilah yang tampaknya menjadikan pelaku pasar optimis terhadap kinerja bursa saham Indonesia (Ibid).

Setelah pemilihan presiden berlangsung damai pada Rabu 09 Juli 2014, pasar saham melonjak dan rupiah juga menguat pada pagi ini mencerminkan adanya antusiasme pasar terhadap ekonomi Indonesia. Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) pada perdagangan terpantau menguat. Sementara itu, menurut kurs tengah Bank Indonesia, rupiah juga menguat di level Rp11.500 per dolar Amerika Serikat, setelah pada pekan lalu melemah hingga Rp12.000 per dolar.


(22)

6 TABEL 1.1

IHSG dan KOMPAS 100 DI BEI SEPUTAR PEMILU 2004, 2009 & 2014

IHSG DI BEJ SEPUTAR PEMILU 2004

IHSG DI BEI SEPUTAR PEMILU 2009

IHSG DI BEI SEPUTAR PEMILU 2014

KOMPAS 100 DI BEI SEPUTAR PEMILU 2009

KOMPAS 100 DI BEI SEPUTAR PEMILU 2014

tn Pemilu Legislatif 2004 Pemilu Presiden Tahap 1 2004 Pemilu Presiden Tahap II 2004 Pemilu Legislatif 2009 Pemilu Presiden 2009 Pemilu Legislatif 2014 Pemilu Presiden 2014 Pemilu Legislatif 2009 Pemilu Presiden 2009 Pemilu Legislatif 2014 Pemilu Presiden 2014

t-5 Rp 716.92 Rp 720.54 Rp 797.78 Rp 1,499.73 Rp 2,059.88 Rp 4,670.21 Rp 4,908.27 Rp 367.00 Rp 500.09 Rp 1,060.82 Rp 1,064.83

t-4 Rp 730.06 Rp 722.29 Rp 809.02 Rp 1,500.36 Rp 2,065.75 Rp 4,891.32 Rp 4,889.74 Rp 366.66 Rp 501.52 Rp 1,066.55 Rp 1,059.01

t-3 Rp 735.68 Rp 732.40 Rp 815.49 Rp 1,516.64 Rp 2,075.30 Rp 4,857.94 Rp 4,905.83 Rp 371.13 Rp 504.71 Rp 1,056.98 Rp 1,063.35

t-2 Rp 737.65 Rp 725.06 Rp 813.06 Rp 1,490.85 Rp 2,035.01 Rp 4,921.04 Rp 4,989.03 Rp 363.52 Rp 494.73 Rp 1,074.53 Rp 1,086.70

t-1 Rp 750.65 Rp 745.03 Rp 812.17 Rp 1,465.75 Rp 2,083.24 Rp 4,921.40 Rp 5,008.15 Rp 356.74 Rp 505.93 Rp 1,074.92 Rp 1,097.81

t-0 Rp 771.55 Rp 768.26 Rp 823.86 Rp 1,540.40 Rp 2,083.97 Rp 4,765.73 Rp 5,098.01 Rp 377.35 Rp 506.70 Rp 1,033.57 Rp 1,117.46

t+1 Rp 774.40 Rp 771.66 Rp 818.23 Rp 1,570.26 Rp 2,063.09 Rp 4,816.58 Rp 5,032.60 Rp 384.44 Rp 501.19 Rp 1,047.50 Rp 1,099.15 t+2 Rp 779.62 Rp 759.74 Rp 816.79 Rp 1,593.66 Rp 2,020.13 Rp 4,864.88 Rp 5,021.06 Rp 390.47 Rp 490.03 Rp 1,058.80 Rp 1,096.47 t+3 Rp 767.81 Rp 761.14 Rp 819.82 Rp 1,625.08 Rp 2,056.57 Rp 4,870.22 Rp 5,070.82 Rp 398.06 Rp 499.50 Rp 1,059.12 Rp 1,109.84 t+4 Rp 771.74 Rp 757.58 Rp 815.58 Rp 1,634.29 Rp 2,123.27 Rp 4,873.01 Rp 5,113.93 Rp 400.35 Rp 517.04 Rp 1,059.77 Rp 1,121.50 t+5 Rp 777.99 Rp 756.58 Rp 812.13 Rp 1,661.84 Rp 2,117.95 Rp 4,879.05 Rp 5,071.20 Rp 404.37 Rp 516.38 Rp 1,066.74 Rp 1,110.16


(23)

7 680 700 720 740 760 780 800 820 840

t-5 t-4 t-3 t-2 t-1 t-0 t+1 t+2 t+3 t+4 t+5

H

a

rg

a

IHSG DI BEI SEPUTAR PEMILU 2004

Pemilu Legislatif

Pemilu Presiden Tahap 1 Pemilu Presiden Tahap 2

1400 1500 1600 1700 1800 1900 2000 2100 2200

t-5 t-4 t-3 t-2 t-1 t-0 t+1 t+2 t+3 t+4 t+5

H

a

rg

a

IHSG DI BEI SEPUTAR PEMILU 2009

IHSG Pemilu Legislatif IHSG Pemilu Presiden

4500 4600 4700 4800 4900 5000 5100 5200

t-5 t-4 t-3 t-2 t-1 t-0 t+1 t+2 t+3 t+4 t+5

H

a

rg

a

IHSG DI BEI SEPUTAR PEMILU 2014

IHSG Pemilu Legislatif IHSG Pemilu Presiden

GAMBAR 1.1

IHSG DI BEI SEPUTAR PEMILU 2004, 2009, & 2014


(24)

8

Dari grafik diatas dapat dilihat bahwa pada tahapan sebelum peristiwa pemilu Legislatif tahun 2004, pergerakan saham cenderung naik. Hal tersebut karena Sentimen positif yang ada ketika pemilu, hal tersebut lebih cenderung memberikan „euphoria‟ dibandingkan ‘harapan yang rasional’. Harga saham kemudian berkejaran, bergerak naik, dengan kenaikan yang terlalu tinggi. Hingga setelah peristiwa legislatif yang berjalan relatif aman membuat pasar modal tetap beranjak naik pada dua hari setelah peristiwa. Pemilu presiden 2004 memiliki pola yang cenderung naik sehari sebelum dan sesudah peristiwa dan kenaikan tersebut tidak berjalan lama, karena sentiment pasar modal yang membuat harga saham relatif turun beberapa hari setelah peristiwa pemilu.

Pergerakan saham untuk peristiwa pemilu legislatif 2009 pemodal yang sudah memiliki potensi untung besar dan mengetahui adanya indikasi ketidakpastian politik dan keamanan segera melakukan profit taking. Sehingga harga saham semakin turun dua hari sebelum peristiwa legislatif. Sementara untuk pemilu presiden para pemodal lebih mengambil langkah “wait and see”, hingga

sehari sesudah pemilu presiden harga saham cenderung turun selama 2 hari dan beranjak naik lagi setelah para pemodal melakukan profit taking.

Pada pemilu Legislatif dan pemilu Presiden 2014, secara teknikal grafik pergerakan sahamnya mirip dengan pergerakan pada tahun 2009. Beberapa hari sebelum peristiwa pemilu legislatif 2014, para pemodal lebih melakukan profit

taking (ambil untung) tetapi setelah peristiwa pemilu legislatif yang berjalan aman

dan lancar, pasar bereaksi bullish selama 4 hari berturut-turut. Sementara pada pemilu Presiden, sentimen positif yang ada ketika pemilu, itu lebih cenderung


(25)

9

memberikan „euphoria‟ dibandingkan ‘harapan yang rasional’. Harga saham kemudian berkejaran, bergerak naik, dengan kenaikan yang terlalu tinggi. Hal ini dikarenakan adanya “Jokowy Effect” yang memberikan harapan terhadap pasar modal dan perekonomian. Euphoria ini tidak akan berlangsung lama karena setelah peristiwa pemilu Presiden selesai terdapat hasil yang berbeda-beda dari beberapa perhitungan cepat (quick count ). Hal tersebut membuat sentiment negarif terhadap pasar dan membuat turun selama dua hari, tetapi kembali

rebound selama dua hari. Kondisi yang tidak stabil ini dikarenakan kondisi politik

dari dua kubu ini sangatlah kuat. Kalangan pemengang modal masih melakukan

“wait and see” terhadap keputusan resmi dari KPU.

Secara teknikal, pergerakan saham bisa berulang seperti tahun 2009 ke tahun 2014. Hal tersebut karena sentimen akan informasi yang masuk ke para pemodal membuat cenderung melakukan wait and see atau profit taking.

GAMBAR 1.2

KOMPAS 100 DI BEI SEPUTAR PEMILU 2009, & 2014

300 350 400 450 500 550

t-5 t-4 t-3 t-2 t-1 t-0 t+1 t+2 t+3 t+4 t+5

H

a

rg

a

KOMPAS 100 DI BEI SEPUTAR PEMILU 2009

Pemilu Legislatif 2009 Pemilu Presiden 2009


(26)

10

Indeks Kompas 100 merupakan Indeks yang memilki kapitalisasi 94% dari kapitalisasi Bursa Efek Indonesia. Hal tersebut dapat dilihat dengan membandingkan seluruh kapitalisasi pasar di BEI dengan kapitalisasi pasar di Kompas 100. Hasil perhitungan menunjukkan bahwa besarnya kapitalisasi Kompas 100 tidak kalah dengan kapitalisasi LQ-45. Karena kapitalisasi pasar yang hampir sama, sehingga pergerakan harga pada kedua indeks mirip. Hal tersebut yang membuat peneliti tertarik untuk memakai perusahaan-perusahaan yang terdaftar pada indeks Kompas 100.

Dari keseluruhan grafik yang ditampilkan, pola-pola pergerakan saham mirip pada tahun 2009 dan 2014. Untuk tahun 2004, memiliki perbedaan tersendiri karena pada tahun tersebut untuk pertama kalinya diadakan pemilu secara langsung. Stabilitas politik di duga menjadi salah satu alasan bagi investor untuk segera merespon pasar. Meskipun para investor menyambut positif isu dalam negeri, dikhawatirkan indeks saham tetap rawan terhadap profit taking/aksi ambil untung. Pengujian kandungan informasi pemilihan umum dimaksudkan

1000 1020 1040 1060 1080 1100 1120 1140

t-5 t-4 t-3 t-2 t-1 t-0 t+1 t+2 t+3 t+4 t+5

H

a

rg

a

KOMPAS 100 DI BEI SEPUTAR PEMILU 2014

Pemilu Legislatif 2014 Pemilu Presiden 2014


(27)

11

untuk melihat reaksi dari suatu pengumuman. Jika pengumuman tersebut mengandung informasi, maka diharapkan pasar akan bereaksi pada waktu pengumuman tersebut diterima oleh pasar.

Pada prinsipnya, risiko investasi di pasar modal sangat berkaitan erat dengan terjadinya volatilitas harga saham yang dipengaruhi oleh informasi. Suatu informasi yang membawa kabar baik (good news) akan menyebabkan harga saham naik, dan sebaliknya informasi yang membawa kabar buruk (bad news) akan menyebabkan harga saham turun (Setyawan, 2006)

Beberapa penelitian mendokumentasikan beberapa pengaruh peristiwa politik dan peristiwa non-ekonomi terhadap Perdagangan di Bursa Efek Indonesia (BEI) antara lain : Kabela & Hidayat (2009) meneliti peristiwa politik pemilihan umum presiden dan wakil presiden 08 Juli 2009 terhadap abnormal return di Bursa Efek Indonesia. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa terdapat rata-rata abnormal return disekitar peristiwa pemilu. Namun tidak terdapat perbedaan rata-rata abnormal return sebelum dan sesuah peristiwa Pemilu Presiden 2009.

Sementara pada penelitian Trisnawati, Fenny (2011) meneliti Peristiwa politik pemilihan presiden tahun 2004 dan 2009. Hasil dari penelitian ini menunjukkan tidak terdapat perbedaan rata-rata abnormal return antara sebelum dan sesudah peristiwa pemilihan presiden 2004 tetapi terdapat perbedaan rata-rata abnormal

return antara sebelum dan sesudah peristiwa pemilihan presiden 2009.

Reaksi pasar ditunjukkan dengan adanya perubahan harga dari sekuritas bersangkutan. Reaksi ini dapat diukur dengan menggunakan return sebagai nilai perubahan harga atau dengan menggunakan abnormal return. Sedangkan volume


(28)

12

perdagangan saham digunakan untuk mengukur kondisi umum dalam pasar dan membantu menaksir kecenderungannya. Kenaikan atau penurunan dalam harga saham biasanya berhubungan dengan kenaikan atau penurunan dalam volume perdagangan. Jika menggunakan abnormal return maka dapat dikatakan bahwa suatu pengumuman yang mempunyai kandungan informasi akan memberikan

abnormal return kepada pasar. Sebaliknya yang tidak mengandung informasi

tidak akan memberikan abnormal return kepada pasar.

Berdasarkan uraian tersebut, maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian dengan metode event study mengenai kaitan antara peristiwa Pemilu Legislatif dan Pemilu Presiden 2014 dengan harga saham dan volume perdagangan saham pada kelompok perusahaan di Kompas 100. Penelitian ini mencoba untuk menguji kandungan informasi (Information content) dari suatu peristiwa politik di dalam negeri terhadap aktivitas di pasar saham sehingga penelitian ini mngambil judul “ANALISIS DAMPAK PERISTIWA PEMILU LEGISLATIF DAN PEMILU PRESIDEN 2014 TERHADAP HARGA SAHAM DAN VOLUME PERDAGANGAN SAHAM di BURSA EFEK INDONESIA”

1.2. Identifikasi Masalah

Sesuai dengan latar belakang diatas maka menjadi identifikasi masalah dalam penelitian ini adalah :

1. Bagaimana dampak dari peristiwa Pemilu Legislatif dan Pemilu Presiden 2014 terhadap perubahan Abnormal return sebelum dan setelah di Bursa Efek Indonesia?


(29)

13

2. Bagaimana dampak dari peristiwa Pemilu Legislatif dan Pemilu Presiden 2014 terhadap perubahan Volume perdagangan saham sebelum dan setelah di Bursa Efek Indonesia?

3. Bagaimana kecenderungan harga saham yang lebih rendah mengakibatkan reaksi pasar terhadap volume saham yang meningkat?

4. Bagaimana kandungan informasi peristiwa Pemilu Legislatif dan Pemilu Presiden yang ditunjukkan adanya respon negatif oleh investor?

1.3. Pembatasan Masalah

Berdasarkan latar belakang dan identifikasi masalah diatas, maka penulis membatasi masalah dalam penelitian ini. Masalah hanya dibatasi menyangkut peristiwa Pemilu Legislatif dan Pemilu Presiden, Abnormal Return, dan Volume Perdangan Saham pada perusahaan yang terdaftar di Kompas 100 BEI.

1.4. Rumusan Masalah

Berdasarkan batasan masalah maka dapat dirumusan beberapa masalah sebagai berikut;

1. Apakah terdapat dampak dari peristiwa Pemilu Legislatif 2014 terhadap perubahan Abnormal return dan Volume perdagangan saham di Bursa Efek Indonesia?

2. Apakah terdapat dampak dari peristiwa Pemilu Presiden 2014 terhadap perubahan Abnormal return dan Volume perdagangan saham di Bursa Efek Indonesia?


(30)

14

1.5. Tujuan Penelitian

Bedasarkan perumusan masalah yang telah dikemukakan di atas dapat dirumuskan tujuan penelitian adalah :

1. Untuk menganalisis dampak peristiwa Pemilu Legislatif 2014 terhadap

abnormal return dan aktivitas volume perdagangan saham di Indeks

Kompas 100 BEI.

2. Untuk menganalisis dampak peristiwa Pemilu Presiden dan Wakil Presiden 2014 terhadap abnormal return dan aktivitas volume perdagangan saham di Indeks Kompas 100 BEI.

1.6. Manfaat Penelitian 1. Bagi Peneliti

Diharapkan mampu menambah pengetahuan mengenai reaksi pasar modal di Indonesia terhadap suatu peristiwa politik dan merupakan pengaplikasian secara nyata untuk pengetahuan yang telah diperoleh selama mengikuti perkuliahan.

2. Bagi Universitas Negeri Medan

Dapat digunakan sebagai bahan masukan untuk menambah pengetahuan dan pemahaman bagi pihak lain untuk melakukan penelitian mengenai reaksi pasar modal Indonesia terhadap suatu peristiwa politik di dalam negeri. Sebagai masukan atau referensi bagi peneliti selanjutnya yang tertarik menelitik mengenai pengaruh suatu peristiwa politik terhadap pergerakan harga saham dan volume perdagangan saham di BEI.


(31)

15

3. Bagi Investor

Dapat digunakan sebagai informasi apabila terjadi even politik, para pelaku pasar agar secara tepat memilah dan menganalisis informasi-informasi yang relevan untuk dijadikan pertimbangan dalam pengambilan keputusan, sehingga diharapkan investor tidak terburu-buru untuk melakukan aksi jual dan lebih rasional dalam pengambilan keputusan. Dan untuk pihak-pihak yang berkepentingan terhadap pasar modal Indonesia. Hasil penelitian ini diharapkan memberikan masukan dalam meningkatkan perannya untuk memenuhi kebutuhan pihak pemakai informasi.


(32)

86 BAB V PENUTUP 5.1Kesimpulan

Penelitian ini bertujuan menguji apakah peristiwa Pemilu legislatif dan Pilpres 2014 akan mempengaruhi pengambilan keputusan investor dalam melakukan transaksi di pasar di pasar modal yang dilihat dari abnormal return saham dan aktifitas volume perdagangan (TVA). Berdasarkan analisis yang dilakukan terhadap hipotesis yang dirumuskan maka dapat diambil kesimpulan sebagai berikut:

1. Tidak terdapat perbedaan rata-rata abnormal return sesudah peristiwa Pemilu Legislatif Namun terdapat perbedaan volume perdagangan saham sesudah peristiwa Pemilu Legislatif. Ditemukan penurunan harga saham dan volume perdagangan saham pada 2 hari sebelum sampai 3 hari setelah Pemilu. Peristiwa pemilu legislatif memberikan dampak negatif terhadap adanya informasi buruk di bursa sehingga pergerakan harga saham dan volume perdagangan saham yang menurun setelah peristiwa pemilu legislatif. Aksi

profit taking semakin ramai jelang Pemilu Legislatif. Bahkan setelah pemilu

berlangsung harga saham tetap menurun.

Hal ini disebabkan Ketidakpastian situasi di pasar sehingga para pelaku pasar masih dalam tahapan spekulasi. Tak satu pun partai yang mendapat suara mayoritas membuat pelaku pasar khawatir akan adanya pemerintah koalisi yang bisa menimbulkan ketidakpastian. Selain itu Publik dan Pelaku pasar menilai kinerja anggota DPR dari tahun ke tahun selalu buruk. DPR


(33)

87

dinilai lebih berpihak pada kepentingan kelompok atau partai. Dengan asumsi para anggota DPR tahun ini dan tahun sebelumnya tetap tidak berubah dan akan menghasilkan kinerja yang buruk. Oleh karena itu, Pelaku pasar masih berasumsi bahwa informasi yang ada selama pemilu legislatif sebagai berita buruk (bad news). Untuk saat ini para pelaku pasar masih wait and see sampai selesai masa Pemilu Legislatif. Namun, setelah pengumuman secara Nasional dan diresmikan oleh Mahkamah Konstitusi, t+20, Pasar kembali bereaksi positif dan menghasilkan abnormal return. Hal tersebut disebabkan selesainya peristiwa politik yang aman dan damai selain itu pelaku pasar dan masyarakat juga optimis akan calon presiden dan wakil presiden yang market friendly untuk tahapan Pemilu Presiden berikutnya.

2. Pada Pemilu Presiden, Terdapat perbedaan abnormal return dan meningkatnya volume perdagangan saham setelah peristiwa. Pasar memberikan dampak positif sehari setelah peristiwa pemilu presiden. Hal tersebut ditandai dengan kenaikan tipis dari harga saham dan volume perdagangan saham di BEI selama event window. Hal ini menunjukkan bahwa informasi yang diterima oleh pelaku pasar merupakan berita baik (good news). Masa periode menjelang Pilpres, pasar akan ditentukan oleh ekspektasi siapa yang terpilih sebagai Presiden RI selanjutnya untuk terciptanya arah pasar. Poinnya adalah presiden harus “market friendly”. Karena Pelaku pasar dan masyarakat ingin Pemimpin yang berbeda dari periode sebelumnya. Yaitu Pemimpin yang Merakyat dan Sederhana, Lebih peduli terhadap rakyat,


(34)

88

Memberikan semangat dan gerakan perubahan dan Pempimpin yang membawa perubahan ke arah lebih baik lagi.

Selama Pemilu Presiden, penurunan tipis harga saham juga terjadi 1 hari setelah peristiwa. Hal tersebut disebabkan hasil hitung cepat dari berbagai lembaga tidak menunjukkan hasil yang sama. Namun setelah pengumuman secara Nasional, t+8, Pasar merespon positif terhadap hasil KPU. Penolakan hasil dari salah satu kubu tidak membuat harga saham dan volume perdagangan turun. Sampai pengumuman secara nasional melalui Mahkamah Konstitusi, pelaku pasar tetap merespon positif hasil tersebut. Hal itu dikarenakan adanya kepastian dari hasil pemilu dan sosok Presiden tersebutlah yang dinantikan oleh pelaku pasar dan masyarakat lainnya.

3. Hasil Penelitian ini menunjukkan bahwa pasar modal Indonesia memberikan reaksi terhadap informasi yang diterima selama Peristiwa Pemilu 2014. Pasar menganggap peristiwa politik itu penting dan mempengaruhi secara langsung stabilitas ekonomi. Sesuai dengan teori Ekonomi Politik Klasik, Keynes dan Kontemporer, yang menyebutkan bahwa Ada keterkaitan antara berbagai aspek, proses, dan institusi politik dengan kegiatan ekonomi – mencakup kegiatan-kegiatan produksi, investasi, pembentukan harga, perdagangan, konsumsi, dan lainnya.

5.2Saran

1. Untuk Investor dan Pelaku Pasar Modal agar dapat bersikap rasional dalam menyikapi semua informasi yang diterima, sehingga dapat memutuskan investasi yang tepat. Pemerintahan baru dituntut agar menjaga stabilitas


(35)

89

Negara, sehingga peristiwa yang memberikan dampak negatif terhadap perekonomian dan pasar modal dapat dihindari.

2. Untuk penelitian selanjutnya, sebaiknya melihat pengaruh dari suatu peristiwa terhadap sektor atau jenis perusahaan yang tergabung dalam indeks harga saham gabungan (IHSG) yang dijadikan sampel penelitian sehingga hasilnya lebih baik dan akurat.

3. Penelitian selanjutnya yang serupa, sebaiknya memperhatikan faktor-faktor fundamental ekonomi, seperti nilai kurs rupiah, inflasi, tingkat bunga, dan pertumbuhan ekonomi. Dimana perubahan-perubahan inflasi, tingkat bunga, kurs dan petumbuhan ekonomi akan direspon langsung oleh pasar modal, sehingga faktor-faktor tersebut sangat berpotensi untuk meningkatkan atau menurunkan risiko. Selain itu jumlah pengamatan yang lebih panjang tanpa mengabaikan peristiwa sebenarnya akan semakin menggambarkan reaksi pasar atas suatu peristiwa.


(1)

1.5. Tujuan Penelitian

Bedasarkan perumusan masalah yang telah dikemukakan di atas dapat dirumuskan tujuan penelitian adalah :

1. Untuk menganalisis dampak peristiwa Pemilu Legislatif 2014 terhadap abnormal return dan aktivitas volume perdagangan saham di Indeks Kompas 100 BEI.

2. Untuk menganalisis dampak peristiwa Pemilu Presiden dan Wakil Presiden 2014 terhadap abnormal return dan aktivitas volume perdagangan saham di Indeks Kompas 100 BEI.

1.6. Manfaat Penelitian 1. Bagi Peneliti

Diharapkan mampu menambah pengetahuan mengenai reaksi pasar modal di Indonesia terhadap suatu peristiwa politik dan merupakan pengaplikasian secara nyata untuk pengetahuan yang telah diperoleh selama mengikuti perkuliahan.

2. Bagi Universitas Negeri Medan

Dapat digunakan sebagai bahan masukan untuk menambah pengetahuan dan pemahaman bagi pihak lain untuk melakukan penelitian mengenai reaksi pasar modal Indonesia terhadap suatu peristiwa politik di dalam negeri. Sebagai masukan atau referensi bagi peneliti selanjutnya yang tertarik menelitik mengenai pengaruh suatu peristiwa politik terhadap pergerakan harga saham dan volume perdagangan saham di BEI.


(2)

3. Bagi Investor

Dapat digunakan sebagai informasi apabila terjadi even politik, para pelaku pasar agar secara tepat memilah dan menganalisis informasi-informasi yang relevan untuk dijadikan pertimbangan dalam pengambilan keputusan, sehingga diharapkan investor tidak terburu-buru untuk melakukan aksi jual dan lebih rasional dalam pengambilan keputusan. Dan untuk pihak-pihak yang berkepentingan terhadap pasar modal Indonesia. Hasil penelitian ini diharapkan memberikan masukan dalam meningkatkan perannya untuk memenuhi kebutuhan pihak pemakai informasi.


(3)

86

Penelitian ini bertujuan menguji apakah peristiwa Pemilu legislatif dan Pilpres 2014 akan mempengaruhi pengambilan keputusan investor dalam melakukan transaksi di pasar di pasar modal yang dilihat dari abnormal return saham dan aktifitas volume perdagangan (TVA). Berdasarkan analisis yang dilakukan terhadap hipotesis yang dirumuskan maka dapat diambil kesimpulan sebagai berikut:

1. Tidak terdapat perbedaan rata-rata abnormal return sesudah peristiwa Pemilu Legislatif Namun terdapat perbedaan volume perdagangan saham sesudah peristiwa Pemilu Legislatif. Ditemukan penurunan harga saham dan volume perdagangan saham pada 2 hari sebelum sampai 3 hari setelah Pemilu. Peristiwa pemilu legislatif memberikan dampak negatif terhadap adanya informasi buruk di bursa sehingga pergerakan harga saham dan volume perdagangan saham yang menurun setelah peristiwa pemilu legislatif. Aksi profit taking semakin ramai jelang Pemilu Legislatif. Bahkan setelah pemilu berlangsung harga saham tetap menurun.

Hal ini disebabkan Ketidakpastian situasi di pasar sehingga para pelaku pasar masih dalam tahapan spekulasi. Tak satu pun partai yang mendapat suara mayoritas membuat pelaku pasar khawatir akan adanya pemerintah koalisi yang bisa menimbulkan ketidakpastian. Selain itu Publik dan Pelaku pasar menilai kinerja anggota DPR dari tahun ke tahun selalu buruk. DPR


(4)

dinilai lebih berpihak pada kepentingan kelompok atau partai. Dengan asumsi para anggota DPR tahun ini dan tahun sebelumnya tetap tidak berubah dan akan menghasilkan kinerja yang buruk. Oleh karena itu, Pelaku pasar masih berasumsi bahwa informasi yang ada selama pemilu legislatif sebagai berita buruk (bad news). Untuk saat ini para pelaku pasar masih wait and see sampai selesai masa Pemilu Legislatif. Namun, setelah pengumuman secara Nasional dan diresmikan oleh Mahkamah Konstitusi, t+20, Pasar kembali bereaksi positif dan menghasilkan abnormal return. Hal tersebut disebabkan selesainya peristiwa politik yang aman dan damai selain itu pelaku pasar dan masyarakat juga optimis akan calon presiden dan wakil presiden yang market friendly untuk tahapan Pemilu Presiden berikutnya.

2. Pada Pemilu Presiden, Terdapat perbedaan abnormal return dan meningkatnya volume perdagangan saham setelah peristiwa. Pasar memberikan dampak positif sehari setelah peristiwa pemilu presiden. Hal tersebut ditandai dengan kenaikan tipis dari harga saham dan volume perdagangan saham di BEI selama event window. Hal ini menunjukkan bahwa informasi yang diterima oleh pelaku pasar merupakan berita baik (good news). Masa periode menjelang Pilpres, pasar akan ditentukan oleh ekspektasi siapa yang terpilih sebagai Presiden RI selanjutnya untuk terciptanya arah pasar. Poinnya adalah presiden harus “market friendly”. Karena Pelaku pasar dan masyarakat ingin Pemimpin yang berbeda dari periode sebelumnya. Yaitu Pemimpin yang Merakyat dan Sederhana, Lebih peduli terhadap rakyat,


(5)

Memberikan semangat dan gerakan perubahan dan Pempimpin yang membawa perubahan ke arah lebih baik lagi.

Selama Pemilu Presiden, penurunan tipis harga saham juga terjadi 1 hari setelah peristiwa. Hal tersebut disebabkan hasil hitung cepat dari berbagai lembaga tidak menunjukkan hasil yang sama. Namun setelah pengumuman secara Nasional, t+8, Pasar merespon positif terhadap hasil KPU. Penolakan hasil dari salah satu kubu tidak membuat harga saham dan volume perdagangan turun. Sampai pengumuman secara nasional melalui Mahkamah Konstitusi, pelaku pasar tetap merespon positif hasil tersebut. Hal itu dikarenakan adanya kepastian dari hasil pemilu dan sosok Presiden tersebutlah yang dinantikan oleh pelaku pasar dan masyarakat lainnya.

3. Hasil Penelitian ini menunjukkan bahwa pasar modal Indonesia memberikan reaksi terhadap informasi yang diterima selama Peristiwa Pemilu 2014. Pasar menganggap peristiwa politik itu penting dan mempengaruhi secara langsung stabilitas ekonomi. Sesuai dengan teori Ekonomi Politik Klasik, Keynes dan Kontemporer, yang menyebutkan bahwa Ada keterkaitan antara berbagai aspek, proses, dan institusi politik dengan kegiatan ekonomi – mencakup kegiatan-kegiatan produksi, investasi, pembentukan harga, perdagangan, konsumsi, dan lainnya.

5.2Saran

1. Untuk Investor dan Pelaku Pasar Modal agar dapat bersikap rasional dalam menyikapi semua informasi yang diterima, sehingga dapat memutuskan investasi yang tepat. Pemerintahan baru dituntut agar menjaga stabilitas


(6)

Negara, sehingga peristiwa yang memberikan dampak negatif terhadap perekonomian dan pasar modal dapat dihindari.

2. Untuk penelitian selanjutnya, sebaiknya melihat pengaruh dari suatu peristiwa terhadap sektor atau jenis perusahaan yang tergabung dalam indeks harga saham gabungan (IHSG) yang dijadikan sampel penelitian sehingga hasilnya lebih baik dan akurat.

3. Penelitian selanjutnya yang serupa, sebaiknya memperhatikan faktor-faktor fundamental ekonomi, seperti nilai kurs rupiah, inflasi, tingkat bunga, dan pertumbuhan ekonomi. Dimana perubahan-perubahan inflasi, tingkat bunga, kurs dan petumbuhan ekonomi akan direspon langsung oleh pasar modal, sehingga faktor-faktor tersebut sangat berpotensi untuk meningkatkan atau menurunkan risiko. Selain itu jumlah pengamatan yang lebih panjang tanpa mengabaikan peristiwa sebenarnya akan semakin menggambarkan reaksi pasar atas suatu peristiwa.