Analisis Segmentasi Nasabah Pembiayaan Murabahah Jangka Menengah (Studi Kasus Pada PT. Bpr Syariah Amanah Ummah)

VIEN SYAFRINA NASUTION. Analisis Segmentasi Nasabah Pembiayaan Murabahah Jangka
Menengah (Studi Kasus Pada PT. BPR Syariah AMANAH UMMAH). Dibimbing oleh I MADE
SUMERTAJAYA dan M. ABDUH KHALID M.
Pembiayaan merupakan kegiatan perbankan syariah yang sangat penting dan menjadi penunjang
kelangsungan hidup bank syariah. Pembiayaan dengan skim Murabahah merupakan produk bank
syariah yang paling banyak diberikan sehingga pengelolaan penyaluran dana yang baik pada produk
tersebut sangatlah dibutuhkan. Hal ini tentu memiliki keterkaitan dengan ketepatan bank syariah dalam
menentukan target nasabah potensialnya. Analisis CHAID (Chi9square Automatic Interaction Detector
) adalah metode yang dipilih untuk melihat faktor9faktor apa saja yang berpengaruh terhadap status
pembayaran angsuran nasabah sehingga dapat ditentukan segmentasi nasabah untuk meminimumkan
resiko keterlambatan pembayaran angsuran.
Penelitian ini menggunakan status pembayaran dengan kategori tepat dan terlambat sebagai peubah
respons dan 10 karakteristik nasabah sebagai peubah penjelas yang dianalisis. Dari hasil analisis
CHAID, peubah banyak tanggungan, tempat usaha dan pendapatan perkapita merupakan peubah9
peubah yang signifikan memisahkan peubah status pembayaran sehingga membentuk 4 segmen yang
terdiri dari kelompok nasabah yang memiliki banyak tanggungan kurang dari sama dengan dua dan
bertempat usaha di bukan pasar, kelompok nasabah yang memiliki banyak tanggungan lebih dari dua
dengan pendapatan perkapita lebih dari Rp.8.000.000, kelompok nasabah yang memiliki banyak
tanggungan kurang dari sama dengan dua dan bertempat usaha di pasar dan kelompok nasabah yang
memiliki banyak tanggungan lebih dari dua dengan pendapatan perkapita kurang dari sama dengan
Rp.8.000.000. Prioritas target penyaluran dana diambil berdasarkan tingkat resiko keterlambatan yang

paling minimum.

!"
#

$

%

(Studi Kasus pada PT. BPR Syariah AMANAH UMMAH)

VIEN SYAFRINA NASUTION

DEPARTEMEN STATISTIKA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
2007

!"
#


$

%

Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi Analisis Segmentasi Nasabah Pembiayaan Murabahah
Jangka Menengah (Studi Kasus Pada PT. BPR Syariah AMANAH UMMAH). Adalah karya saya
sendiri dan belum diajukan dalam bentuk apapun kepada pergururan tinggi manapun. Sumber
informasi yang berasal atau dikutip dari karya yang diterbitkan maupun tidak diterbitkan dari penulis
lain telah disebutkan dalam teks dan dicantumkan dalam Daftar Pustaka di bagian akhir skripsi ini.

Bogor, September 2007

Vien Syafrina Nasution
NIM. G14101053

!"
#

$


%

VIEN SYAFRINA NASUTION. Analisis Segmentasi Nasabah Pembiayaan Murabahah Jangka
Menengah (Studi Kasus Pada PT. BPR Syariah AMANAH UMMAH). Dibimbing oleh I MADE
SUMERTAJAYA dan M. ABDUH KHALID M.
Pembiayaan merupakan kegiatan perbankan syariah yang sangat penting dan menjadi penunjang
kelangsungan hidup bank syariah. Pembiayaan dengan skim Murabahah merupakan produk bank
syariah yang paling banyak diberikan sehingga pengelolaan penyaluran dana yang baik pada produk
tersebut sangatlah dibutuhkan. Hal ini tentu memiliki keterkaitan dengan ketepatan bank syariah dalam
menentukan target nasabah potensialnya. Analisis CHAID (Chi9square Automatic Interaction Detector
) adalah metode yang dipilih untuk melihat faktor9faktor apa saja yang berpengaruh terhadap status
pembayaran angsuran nasabah sehingga dapat ditentukan segmentasi nasabah untuk meminimumkan
resiko keterlambatan pembayaran angsuran.
Penelitian ini menggunakan status pembayaran dengan kategori tepat dan terlambat sebagai peubah
respons dan 10 karakteristik nasabah sebagai peubah penjelas yang dianalisis. Dari hasil analisis
CHAID, peubah banyak tanggungan, tempat usaha dan pendapatan perkapita merupakan peubah9
peubah yang signifikan memisahkan peubah status pembayaran sehingga membentuk 4 segmen yang
terdiri dari kelompok nasabah yang memiliki banyak tanggungan kurang dari sama dengan dua dan
bertempat usaha di bukan pasar, kelompok nasabah yang memiliki banyak tanggungan lebih dari dua

dengan pendapatan perkapita lebih dari Rp.8.000.000, kelompok nasabah yang memiliki banyak
tanggungan kurang dari sama dengan dua dan bertempat usaha di pasar dan kelompok nasabah yang
memiliki banyak tanggungan lebih dari dua dengan pendapatan perkapita kurang dari sama dengan
Rp.8.000.000. Prioritas target penyaluran dana diambil berdasarkan tingkat resiko keterlambatan yang
paling minimum.

!"
#

$

%

(Studi Kasus pada PT. BPR Syariah AMANAH UMMAH)

VIEN SYAFRINA NASUTION

Skripsi
Sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar
Sarjana Sains pada

Departemen Statistika

DEPARTEMEN STATISTIKA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
2007
!"
#

$

%

!"
#

$

%


Judul Skripsi
Nama
NIM

: Analisis Segmentasi Nasabah Pembiayaan
Kasus Pada PT. BPR Syariah AMANAH UMMAH)
: Vien Syafrina Nasution
: G14101053

Jangka Menengah (Studi

Menyetujui:

Pembimbing I,

Pembimbing II,

Dr. I Made Sumertajaya, M.Si.
NIP. 132 085 916


Drs. M. Abduh Khalid M, M.Si.
NIP. –

Mengetahui,

Dekan Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam
Institut Pertanian Bogor

Prof. Dr. Ir. Yonny Koesmaryono, MS
NIP. 131 473 999

Tanggal Lulus

:

!"
#

$


%

Segala puji bagi Allah SWT atas segala rahmat dan karunia yang melimpah sehingga penulis dapat
menyelesaikan penelitian dan penulisan skripsi ini. Shalawat serta salam untuk tauladan umat dan
pembawa rahmat bagi seluruh alam,Rasulullah Muhammad SAW, kepada keluarga, sahabat serta
seluruh pengikutnya sampai akhir jaman. Karya ini disusun dalam rangka menyelesaikan pendidikan
program sarjana (S1) di Departemen Statistika, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam,
Institut Pertanian Bogor. Sungguh banyak ilmu dan pelajaran serta pengalaman berharga yang didapat
oleh penulis dalam pembuatan karya ini, semangat dan cinta serta dukungan dari orang9orang sekitar
dapat menciptakan kekuatan besar bagi penulis untuk menyelesaikan karya akhir ini.
Pada kesempatan ini penulis menyampaikan penghargaan dan ucapan terimakasih kepada
Keluarga Besar M. Asri Nasution yang tak pernah lelah untuk terus memberikan semangat kepada
penulis, Bapak Dr. Ir. I Made Sumertajaya, M.Si. dan Bapak Drs. M. Abduh Khalid M, M.Si. atas
bimbingan dan arahan, serta dukungan kepada penulis selama penyusunan karya ini. Penulis berharap
semoga karya ini dapat bermanfaat bagi dunia ilmu pengetahuan secara umum dan dapat menjadi salah
satu referensi bagi dunia perekonomian syariah di Indonesia.

Bogor, September 2007

Vien Syafrina Nasution


!"
#

$

%

Penulis dilahirkan di Bogor, 27 Agustus 1983 sebagai anak keempat dari lima bersaudara dari
pasangan H. M. Asri Nasution dan Hj. Mismiatin. Penulis lulus dari SD Negeri Pengadilan II pada
tahun 1995. Pada tahun 1998, penulis lulus dari SMP Negeri 1 Bogor kemudian melanjutkan
pendidikan ke SMU Negeri 1 Bogor dan lulus pada tahun 2001. Pada akhir tahun 2000, penulis
mengikuti Lomba jajak pendapat yang diadakan oleh Gamma Sigma Beta (GSB) Statistika IPB dan
mendapat juara pertama dengan hadiah masuk tanpa tes ke Departemen Statistika, sehingga pada tahun
2001 penulis meneruskan jenjang pendidikan menjadi mahasiswa di Departemen Statistika, Fakultas
Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam.
Selama mengikuti perkuliahan, penulis pernah menjadi asisten dosen mata kuliah Statistika
Inferensia untuk Diploma Informatika, Departemen Ilmu Komputer, mengikuti Praktek Lapang di
Pusat Data dan Informasi (PUSDATIN) Departemen Pertanian RI dan aktif di berbagai organisasi
kemahasiswaan diantaranya BEM TPB IPB 200192002, BEM KM IPB periode 200292003 dan pada

periode 200492005 sebagai Menteri Informasi dan Komunikasi.

!"
#

$

%

Halaman
DAFTAR GAMBAR ...................................................................................................

viii

DAFTAR TABEL ........................................................................................................

viii

DAFTAR LAMPIRAN.................................................................................................


ix

PENDAHULUAN
Latar Belakang .....................................................................................................
Tujuan ...................................................................................................................

1
1

TINJAUAN PUSTAKA
Bank Syariah .........................................................................................................
Pembiayaan ...........................................................................................................
Produk9produk pembiayaan BPR Syariah ............................................................
Segmentasi ............................................................................................................
Analisis CHAID ...................................................................................................
Prinsip Kerja CHAID ............................................................................................

1
1
2
3
3
3

DATA DAN METODE
Data ......................................................................................................................
Metode ..................................................................................................................

4
5

HASIL DAN PEMBAHASAN
Deskripsi Nasabah .................................................................................................
Dendogram Hasil Analisis CHAID ......................................................................
Segmentasi Nasabah dan target penyaluran dana (pembiayaan) .........................

5
7
9

KESIMPULAN ............................................................................................................

10

REKOMENDASI .........................................................................................................

10

DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................................

10

LAMPIRAN .................................................................................................................

11

!"
#

$

%

Halaman
1.

Kelompok Nasabah berdasarkan Status Pembayaran ...........................................

5

2.

Sebaran Nasabah berdasarkan Kecamatan Lokasi Usaha .....................................

5

3.

Sebaran Peubah Banyak Tanggungan, Tempat Usaha dan Pendapatan perkapita

6

4.

Dendogram hasil analisis CHAID ........................................................................

8

Halaman
Tabel 1. Kategori Peubah respons dan Peubah9peubah penjelas .................................

5

Tabel 2. Statistik (modus) karakteristik data nasabah ..................................................

6

Tabel 3. Tabulasi silang antara peubah banyak tanggungan dengan status pembayaran

6

Tabel 4. Tabulasi silang antara peubah tempat usaha terhadap status pembayaran
pada kategori banyak tanggungan ≤ 2 orang ………………………………..

7

Tabel 5. Nilai9 dan nilai uji khi9kuadrat peubah penjelas terhadap peubah respons….

7

Tabel 6. Karakteristik masing9masing segmen………………………………………… 9

!"
#

$

%

Halaman

1. Tabulasi silang antara peubah umur dengan status pembayaran.............................

11

2. Tabulasi silang antara peubah banyak tanggungan dengan status pembayaran ......

11

3. Tabulasi silang antara peubah status tempat dengan status pembayaran ...............

11

4. Tabulasi silang antara peubah tempat usaha dengan status pembayaran ...............

11

5. Tabulasi silang antara peubah lokasi usaha dengan status pembayaran..................

12

6. Tabulasi silang antara peubah kewajiban dengan status pembayaran .....................

12

7. Tabulasi silang antara peubah pendapatan per tahun dengan status pembayaran ...

12

8. Tabulasi silang antara peubah pendapatan perkapita dengan status pembayaran ...

12

9. Tabulasi silang antara peubah lama usaha dengan status pembayaran ...................

13

10. Tabulasi silang antara peubah tingkat pendidikan dengan status pembayaran........

13

!"
#

$

%

1

Pertumbuhan drastis ekonomi syariah dalam
lima tahun terakhir memberikan angin segar
pada pertumbuhan perbankan syariah. Undang
undang Perbankan no. 10 Tahun 1998 memberi
peluang diterapkannya
dalam perbankan nasional,
hal ini telah
memicu pertumbuhan perbankan syariah di
Indonesia. Pesatnya pertumbuhan perbankan
syariah juga membuat bank syariah semakin
meningkatkan penyaluran dana, salah satunya
dengan skim
Penyaluran dana dalam istilah perbankan
syariah
disebut
dengan
pembiayaan.
Pembiayaan merupakan kegiatan perbankan
syariah yang sangat penting dan menjadi
penunjang kelangsungan hidup bank syariah,
jika dikelola dengan baik. Sebaliknya
pengelolaan pembiayaan yang tidak baik akan
banyak menimbulkan masalah bahkan akan
menyebabkan ambruknya bank syariah.
Dana yang dimiliki bank baik yang berasal dari
simpanan, tabungan, deposito, maupun modal
selayaknya disalurkan untuk keperluan
pembiayaan yang produktif yaitu dalam bentuk
pembiayaan dengan memperhatikan kaidah
kaidah aman, lancar dan menghasilkan.
Pengelolaan penyaluran dana yang baik ini
tentu memiliki keterkaitan dengan ketepatan
bank syariah dalam menentukan target nasabah
potensialnya, sehingga diperlukan suatu
analisis terhadap karakteristik nasabah yang
dapat digunakan sebagai acuan menentukan
target tersebut. Beberapa penelitian terhadap
data pembiayaan atau dalam istilah bank
konvensional kredit telah pula dilakukan.
Penelitian Arrudy (2005) dilakukan untuk
mengklasifikasikan
nasabah
dan
mengidentifikasi resiko kredit konsumtif
dengan membandingkan 3 model kuantitatif,
yaitu model pohon klasifikasi, regresi logistik
dan analisis diskriminan dengan kesimpulan
bahwa model pohon klasifikasi memiliki
akurasi
total
yang
tinggi
dalam
pengklasifikasian secara benar. Sedangkan
pada penelitian yang dilakukan oleh Sukanda
(2003) metode CHAID digunakan sebagai
analisis awal untuk menganalisis tingkat
keberhasilan usaha anggota koperasi simpan
pinjam sebelum dilakukan analisis regresi
logistik ordinal, dengan metode CHAID ini
menghasilkan model dengan peubah penjelas
yang lebih mudah diintrepetasikan pada model
respons ordinal.

Penelitian ini menggunakan salah satu
metode pohon klasifikasi yaitu analisis
yang
lebih dikenal dengan analisis CHAID. Analisis
ini digunakan sebagai analisis akhir (
) yang diharapkan dapat
mengidentifikasi segmen segmen nasabah
potensial dalam pemberian pembiayaan oleh
bank syariah sehingga dapat meminimumkan
resiko keterlambatan pembayaran angsuran.

Tujuan dari penelitian ini adalah
mengklasifikasi
faktor faktor
yang
mempengaruhi
ketepatan waktu dalam
melunasi pembayaran angsuran sehingga dapat
ditentukan segmentasi nasabah yang potensial.

Bank syariah adalah lembaga keuangan
yang berfungsi sebagai penghubung atau
perantara (intermediasi) antara pihak pemilik
dana (surplus unit) dengan pihak yang
membutuhkan dana (deficit unit),
yang
pelaksanaannya berdasarkan landasan syariah,
tidak mengandung
(perjudian)
(ketidakpastian/penipuan) dan
(bunga).

Pengertian pembiayaan adalah penyediaan
uang atau tagihan yang dapat dipersamakan
dengan itu berdasarkan persetujuan atau
kesepakatan antara bank dengan nasabah, yang
mewajibkan pihak nasabah untuk melunasi
kewajibannya setelah jangka waktu tertentu
disertai dengan pembayaran sejumlah imbalan
Jenis jenis pembiayaan adalah sebagai
berikut :
1. Berdasarkan tujuan penggunaan:
a. Pembiayaan Konsumtif
b. Pembiayaan Produktif
i). Pembiayaan
investasi,
yaitu
pembiayaan
untuk
pengadaan
sarana/alat produksi.
ii). Pembiayaan modal kerja, yaitu
pembiayaan untuk pengadaan bahan
baku
atau
barang
yang
diperdagangkan.
2. Berdasarkan jangka waktu:
b. Jangka pendek (< 1 tahun)
c. Jangka menengah (= 1tahun)
d. Jangka panjang (> 1 tahun)

!"
#

$

%

2

Di dalam memberikan pembiayaan, Bank
Syariah perlu melakukan analisa terhadap
calon nasabah. Analisa pembiayaan diperlukan
agar bank memperoleh keyakinan bahwa
pembiayaan
yang
diberikan
dapat
dikembalikan oleh nasabah.
Pada dasarnya ada 2 (dua) aspek yang di
analisa:
1. Analisa terhadap kemauan bayar disebut
analisa kualitatif (
).
Aspek yang dianalisa mencakup karakter
(akhlak) dan komitmen nasabah.
2. Analisa terhadap kemampuan bayar disebut
analisa kuantitatif (
).
Pendekatan yang digunakan adalah untuk
menentukan kemampuan bayar dan
perhitungan kebutuhan modal usaha
nasabah adalah dengan Pendekatan
Pendapatan Bersih.
(Khalid 2006)

!"

#$ !"

$

%

Produk pembiayaan (financing) yang
dilakukan oleh BPR Syariah, berdasarkan
statistik perbankan syariah Bank Indonesia,
meliputi
!
"
#
Berikut ini penjelasan dari produk produk
tersebut:
1.

2. Salam
Salam berarti pembelian
/barang (biasanya produk pertanian) oleh
(pembeli) yang diserahkan di
kemudian hari oleh
(penjual)
sementara pembayaran dilakukan di muka
dengan syarat syarat tertentu. Sekilas produk
Salam ini nampak seperti Ijon. Pada Ijon,
barang yang dibeli tidak diukur atau ditimbang
secara jelas dan spesifik dan penetapan harga
dilakukan sepihak oleh tengkulak (pembeli)
yang sering kali sangat dominan. Salam
mensyaratkan
adanya
pengukuran
dan
spesifikasi barang yang kelas serta adanya
keridhoan yang utuh antara kedua belah pihak.
3. Istishna
Transaksi Istishna merupakan kontrak
penjualan antara
$ (pembeli akhir) dan
!
$ (supplier). Dalam kontrak ini, supplier
menerima pesanan dari pembeli akhir lalu
berusaha melalui orang lain untuk membuat
atau membeli
$ (pokok kontrak)
menurut spesifikasi yang telah disepakati dan
menjualnya kepada pembeli akhir’. Kedua
belah pihak bersepakat atas harga serta sistem
pembayaran. Apakah pembayaran dilakukan di
muka, melalui cicilan, atau ditangguhkan
sampai suatu waktu pada masa yang akan
datang.

Murabahah
4. Mudharabah

Murabahah adalah jual beli barang pada
harga asal dengan keuntungan yang disepakati.
Dalam murabahah penjual harus memberitahu
harga pokok yang ia beli dan menentukan suatu
tingkat keuntungan sebagai tambahannya.
Landasan syariah dari sistem murabahah ini
adalah;
i) Al Quran
“Dan Allah telah menghalalkan jual beli
dan mengharamkan riba.” (Q.S: Al Baqarah:
275)
ii) Al Hadits
Dari Suhaib Ar Rumi r.a., bahwa
Rasulullah saw bersabda, “Tiga hal yang
didalamnya terdapat keberkatan: jual beli
secara tangguh (murabahah), muqaradhah
(mudharabah), dan mencampur gandum
dengan tepung untuk keperluan rumah, bukan
untuk dijual. “ (H. R. Ibnu Majah).
(Antonio 1999)
Dalam pembiayaan murabahah proses
pengadaan barang dilakukan bank dan jika
diwakilkan pada nasabah,akad (kontrak) akan
dilakukan setelah barang menjadi milik bank.

Mudarabah adalah kemitraan /
antara 2 pihak, dimana satu pihak memberikan
dana kepada pihak lain untuk diinvestasikan
pada usaha komersial. Pihak pemberi dana
disebut sebagai %
&!
'
dan pihak yang mengelola dana tersebut
disebut sebagai
Profit dibagikan
berdasarkan rasio yang disepakati kedua belah
pihak.
5. Musyarakah
Bentuk kerjasama usaha / bisnis antara 2
pihak atau lebih, dimana masing masing pihak
bersepakat saling berbagi keuntungan dan
kerugian (profit and loss sharing).
6. Ijarah
Ijarah adalah akad antara Bank (
"" =
yang menyewakan) dengan nasabah (
$" )
sebagai penyewa suatu barang milik Bank dan
Bank mendapatkan imbalan jasa atas barang

!"
#

$

%

3

yang disewakannya. Obyek kontrak dalam
Ijarah adalah
dari penggunaan aset,
bukan aset itu sendiri.
7. Qard
Qard dapat diartikan sebagai pinjaman
lunak yang diberikan atas dasar kewajiban
sosial semata, dimana si peminjam tidak
dituntut untuk mengembalikan apapun kecuali
modal pinjaman.

Menurut Kotler (1997) definisi segmentasi
adalah mengidentifikasi dan membentuk
kelompok pembeli (nasabah) yang berbeda
yang mungkin meminta produk yang sama atau
dengan kata lain mengelompokan nasabah
menjadi beberapa kelompok (segmen), dan
nasabah nasabah yang berada dalam satu
segmen memiliki ciri ciri atau perilaku yang
relatif sama (homogen) dibandingkan dengan
nasabah pada kelompok lain. Beberapa peneliti
berusaha
membentuk
segmen
dengan
mengamati ciri ciri konsumen, biasanya
dengan menggunakan ciri ciri geografis,
demografis, dan psikografis.

&
!
(CHAID) adalah suatu metode yang
diperkenalkan pertama kali oleh Dr. G. V Kass
pada tahun 1980. Kass mengembangkan
metode eksplorasi untuk peubah penjelas dan
peubah respons kategorik. Prosedur pada
CHAID merupakan bagian dari teknik
sebelumnya yang dikenal dengan
(AID), dan menggunakan
statistik
sebagai alat utamanya
(Kunto dan Hasana 2006)
Fungsi dari metode CHAID ini adalah
sebagai:
a) Analisis eksplorasi untuk menentukan
model yang relevan yang dapat digunakan
pada teknik statistika selanjutnya.
b) Analisis akhir (
)
Metode
CHAID
digunakan
untuk
memprediksi suatu kategori peubah respons Y
berdasarkan sekumpulan kategori peubah
penjelas X. Dalam menganalisis sekumpulan
data yang berukuran besar, CHAID digunakan
sebagai teknik eksplorasi yang bertujuan untuk
mengurangi dimensi data dan menduga
peubah peubah penjelas yang nyata terhadap
peubah respons. Interaksi antar peubah juga

dapat dideteksi melalui metode ini. (Du toit
1986)
Menurut Gallagher, diacu dalam Kunto dan
Hasana 2006, CHAID akan membedakan
peubah peubah penjelasnya menjadi tiga
bentuk yang berbeda,yaitu:
1) Monotonik, kategori kategori pada peubah
ini dapat dikombinasikan atau digabungkan
oleh CHAID hanya jika keduanya
berdekatan satu sama lain, yaitu peubah
peubah yang kategorinya mengikuti urutan
aslinya (data ordinal), contohnya: usia atau
pendapatan
2) Bebas, kategori kategori pada peubah ini
dapat dikombinasikan atau digabungkan
walaupun keduanya berdekatan atau tidak
satu sama lain (data nominal), contohnya:
pekerjaan, kelompok etnik, dan area
geografis
3) Mengambang (floating), Peubah monotonik
dengan kategori tambahan yang tidak jelas
posisi urutan tingkatnya, yang mungkin
dapat dikelompokan dengan kategori lain.
Hasil dari metode CHAID digunakan untuk
menyusun suatu dendogram yang berisi
informasi sebagai berikut:
a) Pengelompokan pengamatan, pengamatan
dikelompokan ke dalam kelompok
kelompok yang relatif lebih homogen
dalam kaitannya dengan nilai nilai peubah
penjelas dan peubah respons.
b) Asosiasi antar peubah penjelas yaitu
kecenderungan nilai peubah penjelas dalam
pemisahan pengamatan dengan nilai peubah
penjelas yang lain.
c) Interaksi antar peubah, yaitu peranan silang
dua peubah penjelas dalam pemisahan
pengamatan menurut peubah respons.
$

&

Algoritma CHAID adalah sebagai berikut:
1. Membuat tabulasi silang antara kategori
peubah penjelas dengan kategori kategori
peubah responsnya.
2. Dari tabulasi silang yang diperoleh, dicari
pasangan kategori peubah bebas yang
memiliki sub tabel 2 x ( = banyaknya
kategori dari peubah respons) dengan beda
nyata terkecil. Cari nilai

$

2

semua

sub tabel tersebut. Dari seluruh
yang
(

χ

diperoleh,

2

). Jika

χ
!"

#

χ

%

cari

yang

2

<

χ

χ

2

terkecil
2

α

maka

4

kedua kategori peubah penjelas

χ

memiliki

yang

2

digabungkan menjadi

satu kategori campuran atau gabungan.
3. Pada setiap kategori gabungan yang terdiri
dari tiga atau lebih kategori asal, dicari
pembagian biner yang paling signifikan
(memiliki angka uji yang paling besar).
Dari pembagian ini dicari
Jika

χ

χ

2

terbesar >

2

terbesar.

χ

2

α

maka

pembagian biner berlaku, kembali ke tahap
2.
4. Setelah diperoleh penggabungan optimal
untuk setiap peubah penjelas, cari nilai p
yang terkecil dari masing masing subtabel
tersebut. Jika nilai p terkecil < α yang
telah ditetapkan maka peubah penjelas pada
nilai p tersebut adalah peubah penjelas
yang paling signifikan terhadap respons.
5. Kembali ke tahap 1 untuk melakukan
pembagian berdasarkan peubah yang belum
terpilih
Pengurangan
tabel
kontingensi
(penggabungan kategori) pada algoritma
CHAID membutuhkan suatu uji signifikansi.
Jika tidak terjadi pengurangan dari tabel
kontingensi asal, maka statistik uji khi kuadrat
biasa dapat digunakan. Apabila terjadi
pengurangan, yaitu c kategori dari peubah asal
menjadi kategori ( ( ) maka nilai p dari
khi kuadrat yang baru dikalikan dengan
pengganda Bonferroni berikut sesuai dengan
tipe peubah :
1. Peubah Monotonik
)*

 − 1


 − 1

2. Peubah Bebas
−1

)=

∑ (−1)
=0

( −)
!( − )!

3. Peubah Mengambang
)=

 − 2

 +
 − 2

 − 2


 −1 

Peubah penjelas yang paling signifikan
dapat dilihat dari statistik uji khi kuadrat
Pearson dengan menggunakan rumus:

χ

2

2


(
)

,
+
"
"


= ∑∑ 
1
1
+ " 


Keterangan:
= banyaknya baris
= banyaknya kolom
= indeks baris
" = indeks kolom
Oij = nilai sel baris ke kolom ke "
Eij = nilai harapan sel baris ke kolom ke "
i = 1,2,3, ... r
j = 1,2,3, ... c

'

Data yang dianalisis sebanyak 105 data,
merupakan data nasabah pembiayaan untuk
modal kerja dengan jenis akad
dari Bank Perkreditan Rakyat Syariah
AMANAH UMMAH yang bertempat di
Kecamatan Leuwiliang, Kabupaten Bogor.
Data Nasabah berasal dari hasil wawancara
petugas penghitung (
,
) untuk
pengisian formulir aplikasi pembiayaan modal
kerja pada tahun 2004 yang jatuh tempo pada
tahun 2005 (Pembiayaan jangka menengah)
dan data status pembayaran atau tanggal
pelunasan angsuran, kesesuaian dengan tanggal
jatuh tempo. Pemilihan data produk
pembiayaan
karena pembiayaan
dengan skim ini meliputi 97.44% dari seluruh
akad yang diberikan oleh pihak Bank tersebut.
Data status pembayaran digunakan sebagai
peubah respons (dinotasikan dengan Y), yang
terdiri dari dua kelompok yaitu kelompok
nasabah yang melunasi angsuran tepat waktu
dan nasabah yang terlambat melunasi angsuran.
Dalam penelitian ini, nasabah tepat waktu
didefinisikan sebagai nasabah yang melunasi
angsuran sesuai dengan tanggal jatuh tempo,
sama dengan dan atau kurang dari 48 minggu,
sedangkan nasabah terlambat adalah nasabah
yang tidak mampu melunasi angsuran sesuai
tanggal jatuh tempo atau lebih dari 48 minggu.
Peubah respons ini memiliki dua kemungkinan
nilai (peubah respons biner), Y = 1 jika
merupakan kelompok nasabah tepat waktu dan
Y = 0 jika merupakan kelompok nasabah
terlambat. Data yang berasal dari kelompok
nasabah tepat waktu sebanyak 80 data (76%)
dan 25 data (24%) dari kelompok nasabah
terlambat

!"
#

$

(

%

5

' !"

Gambar 1. Kelompok Nasabah berdasarkan
status pembayaran
Peubah peubah
penjelas
(dinotasikan
dengan X) terdiri dari umur (X1), banyaknya
tanggungan (X2), status tempat (X3), tempat
usaha (X4). lokasi usaha (X5), besarnya
kewajiban yang harus dibayarkan (X6),
pendapatan per tahun (X7), pendapatan
perkapita pertahun (X8), Pengalaman usaha
(X9) dan Tingkat Pendidikan (X10).
Tabel berikut ini menjelaskan kategori dari
peubah respons dan peubah peubah penjelas,

Penelitian ini dilakukan dalam beberapa
tahap, sebagai berikut:
1. Analisis Statistika deskriptif untuk
menggambarkan sebaran dari karakteristik
nasabah.
2. Melakukan identifikasi dan klasifikasi
(pengelompokan)
peubah respons
berdasarkan
peubah peubah
penjelas
dengan metode CHAID.
3. Menentukan segmentasi nasabah melalui
intrepretasi dendogram hasil analisis
CHAID
4. Menentukan prioritas penyaluran dana
pembiayaan berdasarkan segmentasi yang
telah dibuat

'
$
Nasabah

Pembiayaan Syariah Skim
yang jatuh tempo pada tahun 2005
dengan tujuan pembiayaan modal kerja yang
dianalisis adalah sebanyak 105 orang. Sebaran
Nasabah menurut Lokasi usaha dapat dilihat
pada Gambar 2.
Lokasi tersebut 92.4% berada di Kabupaten
Bogor yang meliputi 12 Kecamatan yaitu
Kecamatan Leuwiliang (53.3%), Cibungbulang
(8.6%), Jasinga (6.7%), Dramaga (5.7%),
Leuwisadeng (4.8%), Cigudeg (4.8%),
Ciampea (2.9%), Nanggung (1%), Pamijahan
(1.9%), Bojonggede (1%), Ciomas (1%), Ciawi
(1%), dan 7.6% di Kota Bogor, hal ini
disebabkan karena letak BPRS yang berada di
Kecamatan Leuwiliang Kabupaten Bogor,
walaupun tidak menutup kemungkinan BPRS
tersebut menerima nasabah dari luar Kabupaten
Bogor.

Tabel 1. Kategori Peubah Respons dan Peubah
peubah penjelas
!
Status
• Tepat
Pembayaran
• Terlambat
Umur
• < 35 tahun
• 35 45 tahun
• > 45 tahun
Banyak
• ≤ 2 orang
Tanggungan
• > 2 orang
Status
• Kontrak
Tempat
• Milik Sendiri
Tempat
• Bukan Pasar
Usaha
• Pasar
Lokasi usaha • Luar Leuwiliang
• Leuwiliang
Kewajiban
• ≤ Rp. 6,200,000
• > Rp. 6,200,000
Pendapatan
• ≤ Rp. 25,000,000
per tahun
• > Rp. 25,000,000
Pendapatan
• ≤ Rp. 8,000,000
per
kapita • > Rp. 8,000,000
per tahun
Pengalaman
• ≤ 10 tahun
usaha
• > 10 tahun
Tingkat
• Dibawah SMA
Pendidikan
• SMA
• Diatas SMA

!

Software yang digunakan untuk analisis
data tersebut adalah SPSS 13.0.

" #

#

# $

Gambar 2. Sebaran nasabah berdasarkan
Kecamatan Lokasi Usaha

!"
#

$

%

6

Mayoritas nasabah yang dianalisis berada di
kategori umur 35 – 45 tahun, berpendidikan
SMA, memiliki tanggungan sebanyak lebih
dari dua orang, berpendapatan lebih dari Rp.
25.000.000 per tahun, lama usaha kurang dari
sama dengan 10 tahun memiliki tempat usaha
di bukan pasar dengan status milik sendiri yang
berada di kecamatan Leuwiliang.
Tabel berikut ini menjelaskan statistik
(modus) karakteristik nasabah berdasarkan
status pembayarannya. Kategori peubah
penjelas yang paling banyak muncul di setiap
peubah respons.
Tabel 2. Statistik (modus) karakteristik data
nasabah
Peubah
Modus
penjelas
Tepat
Terlambat
(kategori)
Umur
35 – 45 thn
> 45 thn
Banyak
> 2 orang
≤ 2 orang
Tanggungan
Status
Milik
Milik
Tempat
Sendiri
Sendiri
Tempat
Bukan Pasar Bukan Pasar
Usaha
Lokasi
Leuwiliang
Leuwiliang
Usaha
Kewajiban
≤ Rp.6,200,000 ≤ Rp.6,200,000
Bayar
>Rp.25,000,000
Pendapatan
≤ Rp.25,000,00
0
per tahun
> Rp.8,000,000
Pendapatan
≤ Rp.8,000,000
per kapita
> 10 tahun
Lama Usaha ≤ 10 tahun
Tingkat
SMA
SMA
Pendidikan
Beberapa contoh bentuk sebaran dari
peubah penjelas terhadap peubah respons dapat
dilihat pada Gambar 3 dan hasil uji khi kuadrat
peubah respons dengan peubah peubah
penjelasnya tampak peubah yang memiliki
asosiasi dengan status pembayaran adalah
banyak tanggungan (lampiran 2), tempat usaha
(lampiran 4), dan pendapatan perkapita
(lampiran 8) Meskipun antara kelompok
nasabah tepat waktu dan kelompok terlambat
cenderung memiliki karakteristik yang sama,
namun pada beberapa peubah penjelas terdapat
perbedaan bentuk sebaran untuk masing
masing kelompok sehingga peubah peubah
penjelas tersebut mungkin berpengaruh pada
pengklasifikasian karakteristik nasabah

!
" #

Gambar

3.

Sebaran Peubah Banyak
Tanggungan, Tempat Usaha
dan Pendapatan perkapita.

.
Pada Tabel 2 dan Gambar 3 diatas belum
dapat menjelaskan hubungan antara peubah
penjelas dan peubah respons dengan jelas
karena masih berupa analisis yang parsial
sehingga tidak dapat dilihat peubah peubah
penjelas mana yang sesungguhnya berbeda
nyata
yang dapat mencirikan status
pembayaran tersebut dan belum dapat
diketahui hubungan antara peubah peubah
penjelasnya.
Untuk itu diperlukan uji yang simultan,
misal pada Tabel 2 Tempat usaha bukan pasar
muncul sebagai kategori yang paling sering
muncul di setiap kategori status pembayaran
namun belum dapat dilihat apakah kategori
tempat usaha ini sebenarnya dapat menjadi
penciri dari suatu peubah penjelas lainnya.
Untuk mengetahui hal tersebut dilakukan uji
khi kuadrat setiap peubah penjelas terhadap
peubah respons, lalu dicari yang memiliki nilai
χ2 terbaik. Pada Tabel 3 diperlihatkan bahwa
peubah banyak tanggungan memiliki nilai χ2 =
4.958 dan nilai p = 0.026 sebagai nilai kritis
terbaik dari peubah penjelas lainnya.

Tabel 3. Tabulasi silang antara peubah
tanggungan
dengan
pembayaran
Banyak
Status pembayaran
tanggungan
Tepat
Terlambat
≤ 2 orang
46
8
> 2 orang
34
17
Total
80
25
Nilai χ2 = 4.958, Nilai p = 0.026

$

Total
54
51
105

Dari peubah penjelas yang terpilih itu
dilakukan uji khi kuadrat lagi pada masing
masing kategori terhadap peubah peubah
penjelas yang lain, sehingga dibuat tabulasi

!"
#

banyak
status

%

7

silang berlapis seperti pada Tabel 4. Pada
tabulasi silang dan uji khi kuadrat selanjutnya,
peubah yang memiliki nilai kritis terbaik
adalah peubah tempat usaha pada kategori
banyak tanggungan ≤ 2 orang, dengan nilai χ2
= 6.541 dan nilai p = 0.011.
Tabel 4. Tabulasi silang antara peubah tempat
usaha terhadap status pembayaran
pada kategori banyak tanggungan ≤ 2
orang
Tempat Usaha Status pembayaran Total
Tepat Terlambat
Bukan Pasar
37
3
40
Pasar
9
5
14
Total
46
8
54
Nilai χ2=6.541 dan Nilai p = 0.011
Hasil dari tabulasi silang ini memberikan
informasi bahwa peubah tempat usaha pada
kategori banyak tanggungan kurang dari sama
dengan 2 orang berbeda nyata terhadap peubah
status pembayaran. Nasabah yang bertempat
usaha di pasar lebih banyak yang terlambat dari
pada nasabah yang tempat usahanya di area
bukan pasar.
Tabulasi silang berlapis dan uji khi kuadrat
ini mengeksplorasi lebih jauh adanya
perbedaan dalam penentuan kategori yang
paling banyak muncul (modus) pada peubah
respons. Proses iterasi inilah yang menjadi
bagian dari metode CHAID yang akan
menghasilkan klasifikasi dari peubah peubah
yang secara nyata memiliki hubungan yang di
gambarkan dengan dendogram.
"!

&

Hasil analisis CHAID pada Gambar 4.
berupa dendogram yang menggambarkan
pengelompokan berdasarkan hubungan peubah
respons dengan peubah peubah penjelas. Nilai
kritis yang ditetapkan untuk mendapatkan
dendogram
tersebut
adalah
0.05.
Dendogram tersebut menerangkan bahwa
pada node teratas (0) diketahui jumlah total
nasabah yang dianalisis, yang mendapat
pembiayaan
jangka menengah
adalah 105 nasabah, terdiri dari 80 orang
(76.2%) melunasi angsuran tepat waktu dan 25
orang (23.8%) terlambat melunasi angsuran.
Taraf nyata terbaik pada masing masing
tahap pemisahan dapat dilihat pada Tabel 4,
pada nilai α = 0.05.

Tabel 5. Nilai
dan nilai uji khi kuadrat
peubah penjelas terhadap peubah
respons.
Peubah
Nilai
Nilai khi
kuadrat
Banyak
0.026
4.958
Tanggungan
Tempat Usaha
0.011
6.541
Pendapatan per 0.006
7689
kapita
Peubah pertama yang dipilih dalam
memisahkan kategori status pembayaran adalah
banyak tanggungan dengan nilai p = 0.026.
Dari 54 nasabah yang tanggungannya kurang
dari sama dengan dua terdapat 46 nasabah
(85.2%) yang pembayarannya tepat, dan 8
orang (14.8%) status pembayarannya tidak
tepat waktu. Sedangkan dari 51 nasabah yang
banyak tanggungannya lebih dari dua, 34
nasabah (66.3%) berstatus tepat waktu dalam
melunasi pembayaran angsuran dan 17 nasabah
(33.4%) berstatus terlambat.
Selanjutnya
nasabah
yang
banyak
tanggungannya kurang dari sama dengan dua
dipisahkan menjadi dua kelompok berdasarkan
tempat usahanya. Kelompok pertama meliputi
14 nasabah yang memiliki tempat usaha di
pasar yang terdiri dari 9 nasabah (64.3%) sudah
tepat dalam melakukan pembayaran dan 5
nasabah (35.7%) tidak tepat dalam membayar.
Kelompok kedua meliputi 40 nasabah yang
bertempat usaha di area bukan pasar, terdiri
dari 37 nasabah (92.5%) sudah tepat waktu
dalam melunasi pembayaran dan 3 nasabah
(7.5%) terlambat dalam membayar.
Kategori nasabah yang
memiliki
tanggungan lebih dari dua dipisahkan
berdasarkan peubah tingkat pendapatan
perkapita, dari 51 nasabah ada sebanyak 25
nasabah yang nilai pendapatannya perkapitanya
dibawah atau sama dengan Rp. 8.000.000 dan
26 orang diatas Rp. 8.000.000. Nasabah yang
memiliki pendapatan dibawah atau sama
dengan Rp. 8.000.000 sebanyak 12 nasabah
(48%) berstatus tepat waktu dalam melunasi
pembayaran dan 13 (52%) berstatus terlambat.
Pada kelompok ini cenderung terlambat
Sedangkan
nasabah
yang
pendapatan
perkapitanya diatas Rp. 8.000.000 sebanyak
22 nasabah (84.6%) berstatus tepat waktu
dalam melunasi pembayaran dan 4 (15.4%)
berstatus terlambat. Berdasarkan dendogram
hasil analisis CHAID dapat diketahui bahwa
nasabah pada kategori banyak tanggungan
kurang dari sama dengan dua tempat usahanya
lebih banyak berada di area selain pasar
sedangkan pada kategori peubah banyak

!"
#

$

%

2

$2"

!"
%

&' ( )

*

##$ #
+,&-.( )/ 0
1)

*

4)

8

/

/

/
/

%

&' ( )

*

2

"$2 3
+,&-.(
1)

/

)

$!

/

/ *

%

2

4) *

5
&' ( )

6! 7
* +,&-.( )
1)

*

8 *

0*

*

/
/

0

0

/

/
/

/

/

/

!"
#

$

%

/

9

tanggungan lebih dari dua memiliki jumlah
nasabah yang hampir sama pada masing
masing kategori pendapatan perkapita. Namun
pada kategori peubah pendapatan kurang dari
sama dengan Rp.8.000.000 lebih banyak
nasabah yang status pembayarannya terlambat
berbeda dengan kategori peubah pendapatan
perkapita lebih dari Rp.8.000.000 yang
berstatus tepat waktu, hal ini dapat disebabkan
karena pengeluaran rumah tangga dengan
banyak tanggungan lebih dari dua memerlukan
biaya yang lebih besar. Pada setiap kelompok
yang terbentuk dari dendogram tersebut dapat
diketahui
proporsi
status
pembayaran
terlambatnya sehingga dapat diidentifikasi
tingkat
resiko
pembayaran
angsuran
pembiayaan tersebut Kelompok nasabah
dengan banyak tanggungan kurang dari sama
dengan dua dan bertempat usaha di pasar
memiliki resiko terlambat 20%. Kelompok
nasabah dengan banyak tanggungan kurang
dari sama dengan dua dan bertempat usaha di
bukan pasar memiliki resiko terlambat 12%.
Kelompok nasabah dengan banyak tanggungan
lebih dari dua dan memiliki pendapatan
perkapita
kurang
dari
sama
dengan
Rp.8.000.000 beresiko terlambat sebesar 52%
dan kelompok nasabah dengan banyak
tanggungan lebih dari dua dan memiliki
pendapatan perkapita lebih dari Rp.8.000.000
beresiko terlambat sebesar 16%.

"
"

)$

$
*

Pihak Bank memiliki kebijakan dan
prosedur sendiri dalam menentukan nasabah
mana yang dapat diberikan pembiayaan,
analisis yang biasa digunakan adalah analisis
kualitatif yang meliputi prinsip 5 C (
dan
).
Segmentasi yang dibentuk dari analisis CHAID
ini diharapkan dapat mendukung analisis
kualitatif yang telah dilakukan.
Segmentasi yang dapat disusun bagi
nasabah pembiayaan
jangka
menengah ini berdasarkan hasil analisis
CHAID dibagi menjadi 4 segmen dan
diurutkan berdasarkan resiko terjadinya status
pembayaran terlambat yang paling kecil.

2

3

4

Banyak tanggungan > 2 dengan
pendapatan perkapita > Rp.
8.000.0000.
Tingkat resiko = 16%
Banyak tanggungan ≤ 2 dengan
tempat usaha di pasar.
Tingkat resiko = 20%
Banyak tanggungan > 2 dengan
pendapatan perkapita ≤ Rp.
8.000.0000.
Tingkat resiko = 52%

Kelompok nasabah yang memiliki tingkat
resiko terkecil adalah segmen satu, secara
proporsi segmen ini adalah dapat dibilang
potensial namun tidak secara kriteria karena
pada kenyataannya nasabah yang bertempat
usaha di pasar masih merupakan target utama
bagi bank karena perputaran uang yang lebih
cepat. Kelompok segmen ini juga memiliki
proporsi terbesar dari keseluruhan jumlah
nasabah yang diteliti.
Bank dapat menjadikan segmen segmen
tersebut sebagai target penyaluran dana
pembiayaan dengan prioritas berdasarkan
tingkat resiko yang telah ditentukan
berdasarkan proporsi status pembayaran
terlambat. Segmentasi yang terbentuk ini
dimaksudkan untuk mempermudah pihak bank
dalam menentukan seleksi awal dari nasabah.
Berdasarkan hasil analisis ini prioritas target
penyaluran dana dapat ditentukan, nasabah
yang banyak tanggungannya kurang dari sama
dengan dua dinilai memiliki biaya tanggungan
lebih kecil dibandingkan dengan nasabah yang
banyak tanggungannya lebih dari dua sehingga
diharapkan pembayaran angsuran akan selalu
tepat waktu. Tempat usaha di bukan pasar pada
hasil analisis ini lebih dianggap potensial dari
pada di pasar, ini mungkin terjadi karena jenis
usaha yang lebih berkembang di area luar pasar
walaupun pada kenyataannya pasar masih
dianggap lebih potensial, hal ini tergantung
dari jenis usaha yang dijalankan.
Nasabah dengan banyak tanggungan lebih
dari dua masih cukup potensial untuk diberikan
pembiayaan dengan syarat pendapatan per
kapitanya lebih dari Rp.8.000.000 karena
dianggap nasabah dengan karakteristik tersebut
memiliki pendapatan perbulan yang cukup
untuk membiayai beban pengeluaran keluarga
dengan baik sehingga dapat membayar
angsuran dengan tepat waktu.

Tabel 6. Karakteristik masing masing segmen.
Segmen
Karakteristik
1
Banyak tanggungan ≤ 2 dengan
tempat usaha di bukan pasar.
Tingkat resiko = 12%

!"
#

$

%

10

+

'
Uji khi kuadrat antara peubah respons
dengan peubah peubah penjelasnya dan
statistik
modus
belum
cukup
untuk
mengidentifikasi dan mengklasifikasi faktor
faktor yang mempengaruhi ketertiban melunasi
pembayaran
angsuran
pada
nasabah
pembiayaan
jangka menengah ini
karena analisis tersebut masih bersifat parsial,
untuk itu diperlukan suatu uji simultan yaitu
analisis CHAID yang berbasiskan uji khi
kuadrat. Hasil akhir dari analisis CHAID ini
digunakan untuk menentukan segmen nasabah
potensial yang dapat dijadikan prioritas target
penyaluran dana pembiayaan tersebut. Pada
kasus PT. BPR Syariah Amanah Ummah,
analisis CHAID mendapatkan empat segmen
yang terbentuk dan diurutkan berdasarkan
tingkat resiko keterlambatan pembayaran
angsuran yaitu Segmen pertama
adalah
kelompok nasabah yang memiliki banyak
tanggungan kurang dari sama dengan dua dan
bertempat usaha di bukan pasar, segmen kedua
adalah nasabah yang memiliki banyak
tanggungan lebih dari dua dengan pendapatan
perkapita lebih dari Rp.8.000.000. Segmen
ketiga adalah kelompok nasabah yang memiliki
banyak tanggungan kurang dari sama dengan
dua dan bertempat usaha di pasar, segmen
keempat adalah nasabah yang memiliki banyak
tanggungan lebih dari dua dengan pendapatan
perkapita kurang dari dari Rp.8.000.000.
Prioritas target penyaluran dana diambil
berdasarkan tingkat resiko keterlambatan yang
paling minimum.

%

('

%

Antonio, Muhammad Syafi’i. 1999. )
!
.
Jakarta: Tazkia Institue
dan Bank Indonesia
Arrudy.

2005. /
/
%0
1
2
2
%
/
/
Tesis. Bogor:
Departemen Statistika FMIPA IPB

Dewi, V. Kharisma. 2006.

%

!
.
Jurnal EKSIS, vol 2 No. 1,Januari
Maret. Jakarta: PSTTI UI
Du Toit SHC, AGW Steyn & RH Stumph.
1986. 3
+4
. New York: Springer Verlag
Khalid, M. Abduh. 2006.
. Bahan
ajar Ekonomi Syariah 1. FEM
Kotler, P. 1997.
. Jilid
1. 9th edition. Alih Bahasa: Hendra
Teguh dan Ronny A. Rusli. New
Jersey: Prentice Hall Inc.
Kunto, YS dan Hasana, SN. 2006.
5
)
!
!
.
http://puslit.petra.ac.id/~puslit/journal
s/dir.php?Department1D=MAR.
Tanggal Akses: 26 Februari 2006
Mattjik AA, dan Sumertajaya, IM. 2002.

Segmen segmen yang dibentuk dari analisis
CHAID tersebut dapat digunakan sebagai
analisis awal untuk mendukung analisis
kualitatif yang dilakukan oleh bank. Tingkat
resiko keterlambatan pembayaran angsuran
dapat
dijadikan
pertimbangan
dalam
menentukan segmen prioritas namun model
yang didapat dari hasil analisis ini masih
terbatas hanya untuk data nasabah pembiayaan
murabahah jangka menengah yang jatuh tempo
di tahun 2005 sehingga diperlukan infomasi
data yang lebih lengkap untuk menghasilkan
model yang lebih stabil dan dapat digunakan
secara umum.

! !
. Jilid 1.
Edisi ke 2. Bogor: IPB PRESS
Sukanda, D. Cahyati. 2003.
%
1
,
0
/
!
" . Tesis.
Bogor: Departemen Statistika FMIPA
IPB.

!"
#

$

%

11

!"
#

$

%

11

Lampiran 1. Tabulasi silang antara peubah umur dengan status pembayaran
Status Pembayaran
Terlambat
Tepat
≤ 35 tahun
7
20
6.7%
19.0%
35 – 45 tahun
9
44
8.6%
41.9%
> 45 tahun
9
16
8.6%
15.2%
Total
25
80
23.8%
76.2%
Nilai khi)kuadrat= 3.477 nilai)p= 0.176
Umur

Total
27
25.7%
53
50.5%
25
23.8%
105
100%

Lampiran 2. Tabulasi silang antara peubah banyak tanggungan dengan status pembayaran
Status Pembayaran
Terlambat
Tepat
8
46
7.6.%
43.8%
> 2 orang
17
34
16.2%
32.4%
Total
25
80
23.8%
76.2%
Nilai khi)kuadrat= 4.958 nilai)p= 0.026
Banyak
tanggungan
≤ 2 orang

Total
54
51.4%
51
48.6%
105
100%

Lampiran 3. Tabulasi silang antara peubah status tempat dengan status pembayaran
Status tempat

Total

Status Pembayaran
Terlambat
Tepat
Kontrak
2
3
1.9%
2.9%
Milik sendiri
23
77
21.9%
73.3%
Total
25
80
23.8%
76.2%
Nilai khi)kuadrat= 0.759 nilai)p= 0.384

5
4.8%
100
95.2%
105
100%

Lampiran 4. Tabulasi silang antara peubah tempat usaha dengan status pembayaran
Tempat usaha

Total

Status Pembayaran
Terlambat
Tepat
Bukan pasar
15
64
14.3%
61%
Pasar
10
16
9.5%
15.2%
Total
25
80
23.8%
76.2%
Nilai khi)kuadrat= 4.090 nilai)p= 0.043

79
75.2%
26
24.8%
105
100%

!"
#

$

%

12

Lampiran 5. Tabulasi silang antara peubah lokasi usaha dengan status pembayaran
Status Pembayaran
Terlambat
Tepat
Luar Leuwiliang
11
38
10.5%
36.2 %
Leuwiliang
14
42
13.3%
40%
Total
25
80
23.8%
76.2%
Nilai khi)kuadrat= 0.094 nilai)p= 0.759
Lokasi usaha

Total
49
46.7%
56
53.3%
105
100%

Lampiran 6. Tabulasi silang antara peubah kewajiban dengan status pembayaran
Kewajiban

Total

Status Pembayaran
Terlambat
Tepat
≤ Rp.6.200.000
13
14
12.4%
41.9%
> Rp.6.200.000
12
56
11.4%
34.3%
Total
25
80
23.8%
76.2%
Nilai khi)kuadrat= 0.069 nilai)p= 0.793

27
54.3%
48
45.7%
105
100%

Lampiran 7. Tabulasi silang antara peubah pendapatan per tahun dengan status pembayaran
Status Pembayaran
Terlambat
Tepat
15
36
14.3%
34.3%
> Rp.25.000.000
10
44
11.4%
41.9%
Total
25
80
23.8%
76.2%
Nilai khi)kuadrat= 1.716 nilai)p= 0.190

Total

Pendapatan
pertahun
≤ Rp.25.000.000

51
48.6%
54
51.4%
105
100%

Lampiran 8. Tabulasi silang antara peubah pendapatan perkapita dengan status pembayaran
Status Pembayaran
Terlambat
Tepat
17
36
16.2%
34.3%
> Rp. 8.000.000
8
44
7.6%
41.9%
Total
25
80
23.8%
76.2%
Nilai khi)kuadrat= 4.031 nilai)p= 0.045
Pendapatan
perkapita
≤ Rp. 8.000.000

Total
53
50.5%
52
49.5%
105
100%

!"
#

$

%

13

Lampiran 9. Tabulasi silang antara peubah lama usaha dengan status pembayaran
Status Pembayaran
Terlambat
Tepat
≤ 10 tahun
12
53
11.4%
50.5%
> 10 tahun
13
27
12.4%
25.7%
Total
25
80
23.8%
76.2%
Nilai khi)kuadrat= 2.690 nilai)p= 0.101
Lama usaha

Total
65
61.9%
40
38.1%
105
100%

Lampiran 10. Tabulasi silang antara peubah tingkat pendidikan dengan status pembayaran
Total

Tingkat
pendidikan
Dibawah SMA

Status Pembayaran
Terlambat
Tepat
5
20
4.8%
19.0%
SMA
16
52
15.2%
49.5%
Diatas SMA
4
8
3.8%
7.6%
Total
25
80
23.8%
76.2%
Nilai khi)kuadrat= 0.803 nilai)p= 0.669

25
23.8%
68
64.8%
12
11.4%
105
100%

!"
#

$

%

(Studi Kasus pada PT. BPR Syariah AMANAH UMMAH)

VIEN SYAFRINA NASUTION

DEPARTEMEN STATISTIKA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
2007

!"
#

$

%

1

Pertumbuhan drastis ekonomi syariah dalam
lima tahun terakhir memberikan angin segar
pada pertumbuhan perbankan syariah. Undang
undang Perbankan no. 10 Tahun 1998 memberi
peluang diterapkannya
dalam perbankan nasional,
hal ini telah
memicu pertumbuhan perbankan syariah di
Indonesia. Pesatnya pertumbuhan perbankan
syariah juga membuat bank syariah semakin
meningkatkan penyaluran dana, salah satunya
dengan skim
Penyaluran dana dalam istilah perbankan
syariah
disebut
dengan
pembiayaan.
Pembiayaan merupakan kegiatan perbankan
syariah yang sangat penting dan menjadi
penunjang kelangsungan hidup bank syariah,
jika dikelola dengan baik. Sebaliknya
pengelolaan pembiayaan yang tidak baik akan
banyak menimbulkan masalah bahkan akan
menyebabkan ambruknya bank syariah.
Dana yang dimiliki bank baik yang berasal dari
simpanan, tabungan, deposito, maupun modal
selayaknya disalurkan untuk keperluan
pembiayaan yang produktif yaitu dalam bentuk
pembiayaan dengan memperhatikan kaidah
kaidah aman, lancar dan menghasilkan.
Pengelolaan penyaluran dana yang baik ini
tentu memiliki keterkaitan dengan ketepatan
bank syariah dalam menentukan target nasabah
potensialnya, sehingga diperlukan suatu
analisis terhadap karakteristik nasabah yang
dapat digunakan sebagai acuan menentukan
target tersebut. Beberapa penelitian terhadap
data pembiayaan atau dalam istilah bank
konvensional kredit telah pula dilakukan.
Penelitian Arrudy (2005) dilakukan untuk
mengklasifikasikan
nasabah
dan
mengidentifikasi resiko kredit konsumtif
dengan membandingkan 3 model kuantitatif,
yaitu model pohon klasifikasi, regresi logistik
dan analisis diskriminan dengan kesimpulan
bahwa model pohon klasifikasi memiliki
akurasi
total
yang
tinggi
dalam
pengklasifikasian secara benar. Sedangkan
pada penelitian yang dilakukan oleh Sukanda
(2003) metode CHAID digunakan sebagai
analisis awal untuk menganalisis tingkat
keberhasilan usaha anggota koperasi simpan
pinjam sebelum dilakukan analisis regresi
logistik ordinal, dengan metode CHAID ini
menghasilkan model dengan peubah penjelas
yang lebih mudah diintrepetasikan pada model
respons ordinal.

Penelitian ini menggunakan salah satu
metode pohon klasifikasi yaitu analisis
yang
lebih dikenal dengan analisis CHAID. Analisis
ini digunakan sebagai analisis akhir (
) yang diharapkan dapat
mengidentifikasi segmen segmen nasabah
potensial dalam pemberian pembiayaan oleh
bank syariah sehingga dapat meminimumkan
resiko keterlambatan pembayaran angsuran.

Tujuan dari penelitian ini adalah
mengklasifikasi
faktor faktor
yang
mempengaruhi
ketepatan waktu dalam
melunasi pembayaran angsuran sehingga dapat
ditentukan segmentasi nasabah yang potensial.

Bank syariah adalah lembaga keuangan
yang berfungsi sebagai penghubung atau
perantara (intermediasi) antara pihak pemilik
dana (surplus unit) dengan pihak yang
membutuhkan dana (deficit unit),
yang
pelaksanaannya berdasarkan landasan syariah,
tidak mengandung
(perjudian)
(ketidakpastian/penipuan) dan
(bunga).

Pengertian pembiayaan adalah penyediaan
uang atau tagihan yang dapat dipersamakan
dengan itu berdasarkan persetujuan atau
kesepakatan antara bank dengan nasabah, yang
mewajibkan pihak nasabah untuk melunasi
kewajibannya setelah jangka waktu tertentu
disertai dengan pembayaran sejumlah imbalan
Jenis jenis pembiayaan adalah sebagai
berikut :
1. Berdasarkan tujuan penggunaan:
a. Pembiayaan Konsumtif
b. Pembiayaan Produktif
i). Pembiayaan
investasi,
yaitu
pembiayaan
untuk
pengadaan
sarana/alat produksi.
ii). Pembiayaan modal kerja, yaitu
pembiayaan untuk pengadaan bahan
baku
atau
barang
yang
diperdagangkan.
2. Berdasarkan jangka waktu:
b. Jangka pendek (< 1 tahun)
c. Jangka menengah (= 1tahun)
d. Jangka panjang (> 1 tahun)

!"
#

$

%

1

Pertumbuhan drastis ekonomi syariah dalam
lima tahun terakhir memberikan angin segar
pada pertumbuhan perbankan syariah. Undang
undang Perbankan no. 10 Tahun 1998 memberi
peluang diterapkannya
dala

Dokumen yang terkait

Analisis Kinerja Pemasaran Pembiayaan Murabahah pada Nasabah UKM PT Bank Sumut Syariah Stabat

3 95 68

Analisa Penerapan PSAK 59 Dalam Praktik Pembiayaan Murabahah Pada PT Bank Negara Indonesia Kantor Cabang Syariah Medan

1 23 100

Peranan Standar Akuntansi Keuangan Murabahah dalam Transaksi Murabahah Pada Bank Syariah (studi kasus pada PT. BPR Syariah Amanah Rabbniah Banjaran)

0 4 1

Analisis Efektivitas dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Realisasi Pembiayaan Syariah pada Sektor Agribisnis (Studi Kasus : PT. BPRS Amanah Ummah, Leuwiliang, Bogor)

2 50 337

ANALISIS PEMBIAYAAN MUDHARABAH TERHADAP PENINGKATAN PENDAPATAN UMKM NASABAH PADA BPR SYARIAH DI YOGYAKARTA (Studi kasus BPR Syariah Formes dna Bank Syariah BDS)

1 5 107

ANALISIS PENERAPAN SANKSI TERHADAP WANPRESTASI NASABAH PADA AKAD MURĀBAḤAH DI BMT AMANAH UMMAH CABANG Analisis Penerapan Sanksi Terhadap Wanprestasi Nasabah Pada Akad Murabahah di BMT Amanah Ummah Cabang Sukoharjo (Studi Atas Kesesuaian Fatwa Dewan Syari

2 6 14

ANALISIS PENERAPAN SANKSI TERHADAP WANPRESTASI NASABAH PADA AKAD MURĀBAḤAH DI BMT AMANAH UMMAH Analisis Penerapan Sanksi Terhadap Wanprestasi Nasabah Pada Akad Murabahah di BMT Amanah Ummah Cabang Sukoharjo (Studi Atas Kesesuaian Fatwa Dewan Syariah Nasi

0 4 17

IMPLEMENTASI PEMBIAYAAN MURABAHAH PADA KOPERASI JASA KEUANGAN SYARIAH BMT AMANAH UMMAH SURABAYA DALAM TINJAUAN HUKUM ISLAM.

0 1 107

PROSEDUR REALISASI PEMBIAYAAN MURABAHAH DI BPR SYARIAH DANA AMANAH SURAKARTA - Test Repository

0 1 68

Minat Nasabah Pembiayaan Murabahah pada Koperaasi Syariah (Study Kasus BTM Amanah Tuparev Kota Cirebon)”

0 1 26