Desain dan Implementasi Basis Data Spasial Dijital Sumber Daya Lahan Daerah Aliran Sungai

(1)

Desain d a n I m p l e m e n t a s i Basisdata Spasial D i j i t a l Sumberdaya L a h a n D a e r a h A l i r a n Sungai

DESAIN DAN IMPLEMENTAS1 BASISDATA S W S I A L

DIJITAL

SUMBERDAYA LAHAN DAERAH

ALIRAN

SUNGAI

Y.

Sulaeman,

S.

Backri, Azizah, dan

R.

Sofiyati

lnstaiasi Basisdata, BB Litbang Sumberdaya Lahan Pertanian Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian, Departemen Pertanian

Jl. Ir. H. Juanda 98, Bogor. Tip. 0251-323012 e-mail: Yies2oo1@vahoo.com

Abstract

An accurate, complete, and u p t o date land resources data and information are basic input for planning in watershed monitoring and management. Watershed-based researches have been conducted but t h e results are not integrated and organized yet so that these can not be used optimally. At present, the technology ofCIS is able t o store data and information in a spatial database. This paperproposesgeneral framework for developing digital spatial database of watershed land resources and discusses its implementation in Upper Ciliwung Watershed. Spatial database development includes design, data automation, and database management. Designing spatial database covers determining watershed boundary, selectingreferencingsystem, selectinganddetermining theme/layer, determiningobject type for each themellayer, determiningattributes for each object, creatingdata dictionary, and determining the specification of Spatial Database Management System and hardware. Once database developed, database maintenance should be performed including adding new data, updating data and disseminating information of database content. As a result of framework implementation i.e. Digital Spatial Database of upper Ciliwung watershed is discussed. The spatial database is a tool t o store, manage, explore spatial data and information past and integrated beside saving maps resulting in watershed-based research.

Keywords:watershed, CIS, SDBMS, Spatial database, Upper Ciliwung

Abstrak

Data dun informasi sumberdaya lahan yang lengkap, akurat, dun terkini adalah bahan masukan dalam perencanaan pengelolaan dun monitoring DAS. Penelitian-penelitian berbasis DAS telah banyak dilakukan namun hasil-hasilnya belum terintegrasi dun terorganisasi dengan baik sehingga data dun informasinya tidak dapat digunakan dengan optimal.Teknologi SIC telah memungkinkan data dun informasi itu disimpan dalam suatu basisdata spasial. Tulisan ini mengusulkan rangka kerja untuk pengembangan basisdata spasial dijital sumberdaya lahan DAS don membahas implementasinyo untuk sub-DAS Ciliwung Hulu. Pengembangan basisdata spasial mencakup desain, otomasi data, dun pengelolaan basisdata. Tahap desain meliputi penetapan lokasi DAS, pemilihan sistem proyeksi, seleksi don penetapan tema (coverage) data, penetapan tipe objek di setiap layer don penetapan atribut dari setiap objek, penyusunan kamus data, dun penetapan keperluaan SDBMS dun hardware. Sekali basisdata terbentuk perawatan dilakukan termasuk penambahan dun update data serta diseminasi informasi is; basisdata. Contoh hasil implementasi yaitu Basisdata Spasial Dijital Sumberdaya Lahan sub- DAS Ciliwung Hulu didiskusikan. Basisdata spasial merupakan alat bantu untuk menyimpan, mengelola, eksplorasi data dun informasi spasial DAS secara lebih cepat dun terintegrasi selain penyelamatan peta- peta hasilpenelitian diDAS.

Kata kunci: DAS, SIC, SDBMS, basisdata spasial, Ciliwung Hulu, Jawa Barat


(2)

Prosiding Lokakarya "Sistern Informasi Pengelolaan DAS: Inisiatif pengembangan Infrastruktur Data" Bogor: 5 September 2007

-.

r.

Pendahuluan

Data yang bermtitu dan berintegritas tinggi sangat penting karena menentukan kegunaan data dan m u t u keputusan yang didasarkan data-data tersebut. M u t u data dapat dilihat dari empat kategori dan dimensi (Strong et a/. 1997), yaitu: kontekstual (relevansi, nilai tambah, batasan waktu, kelengkapan, jumlah data), instrinsik (akurasi, objektivitas, kemampuan untuk dapat dipercaya, reputasi), aksesibilitas (aksesibilitas, keamanan akses), dan representasi (kemampuan untuk dapat diinterpreasi, kemudahan pemahaman, repre-sentasi tepat, representasi konsisten). Selain itu, data juga harus terintegrasi dalam arti seragam, versinya tercatat, lengkap, sesuai, dan memiliki silsilah yang jelas (Turban et al. 2005). Data dalam lingkup suatu DAS juga harus bermutu dan terintegrasi selain harus akurat, lengkap, dan terkini sehingga kegunaan data dan m u t u keputusan yang berkaitan dengan pengelolaan dan monitoring DAS dapat lebih efektif dan efisien.

Saat ini tercatat 1548 laporan penelitian yang terdokumentasi d i BB Litbang Surnberdaya Lahan yang berupa naskah laporan dan peta-peta (Puslittanak 1996). Dari

dokumentasi itu, paling sedikit 32 judul laporan menggunakan batas DAS atau sub-DAS

sebagai batas wilayah pengkajiannya. Penelitian-penelitian berbasis DAS ini antara lain dilakukan oleh LPT dan Puslitan (sekarang BB Litang Sumberdaya Lahan Pertanian) sendiri atau dengan bekerjasarna dengan instansi lain seperti FAO, Bakosurtanal, UGM, dan Dephut. Pada tahun 1987, Puslitan bekerjasama dengan Bakosurtanal, UGM dan Dephut meneliti 18 sub-DAS pada skala 1:50.000 (Lampiran 1). Keluaran dari penelitian ini adalah peta kesesuaian lahan, peta penggunaan lahan, peta evaluasi, peta erodibilitas tanah, dan peta indeks panjang lereng, dan naskah laporan. Kemudian tahun 1988 Puslitan meneliti DAS Brantas dan tahun 1989 meneliti DAS Jratunseluna pada skala 1:lo.ooo. Keiuaran dari penelitian iniadalah naskah laporan dan peta tanah.

Data dan informasi berbasis DAS ini hampir semuanya masih berupa peta-peta kertas atau non digital. Akibatnya penurunan dan queri informasi menjadi lambat, peta- peta rentan kerusakan dan hilang, dan data sulit diintegrasikan satu sama lain. Teknologi SIC saat ini telah memungkinkan konversi peta-peta ini ke dalam bentuk digital dan menyimpannya dalam suatu basisdata spasial dijital. Basisdata adalah suatu koleksi dari data yang terorgani-sasi dengan cara sedemikian rupa sehingga data mudah disimpan dan dimanipulasi, yaitu: diperbaharui, dicari, diolah dengan perhitungan-perhitungan tertentu dan dihapus (Nugroho 2004). Untuk mengelola (yaitu: menciptakan, menghapus, mengubah, dan menampilkan data) dan queri suatu basisdata spasial diperlukan suatu program komputer yang disebut Spatial DataBase Management System (SDBMS). SDBMS memungkinkan para pengguna untuk meng-query data spasial dan atribut tentang data i t u lebih cepat serta menghasilkan laporan atau informasi lain untuk keperiuan selanjutnya yanglebih terintegrasi.

Berkaitan dengan upaya pengembangan infrastruktur data wliayah DAS, makalah ini mengusulkan rangka kerja (framework) urnum untuk desain dan implernentasi dalam pengembangan basisdata spasial sumberdaya lahan wilayah DAS. Banyak lembaga yang ber-kepentingan dalam pengelolaan suatu DAS dan seharusnya membuat basisdata spasial untuk mendukung keputusan-keputusannya. Selain itu, makalah ini juga mendiskusikan Sistem Basisdata Spasial Sumberdaya Lahan Dijital Sub DAS Ciliwung Hulu sebagai contoh implementasi dari desain yangdiusuikan.


(3)

.eMernejndJenl !p ueySu!pueq!p pjap y!qal es!q eMernelnd !p

sva

sejeq 'ue!y!wap ueSuaa .ejad ejeys ehu~esaq ueSuap Ipay u!yewasJnjuoy le/uaju! Suelas .leua%u! 2uelas ueSuap uej!eyJaq eSn! !u! ejad eleys . o o o . o o ~ : ~ uep ooo.05:~ eSSu!y emernelnd Jen] !p n y eJexuawas .ooo'or:r !seyol e d e ~ a q a q uep ooo.5z:r eleysJaq ewer nelnd !p lgti e ~ a d -uey!!es!p SueA !seluJoju! /!lap u!yewas eleys Jesaq ujyeluas .ejep uel!gapay ueSuap uej!eyJaq !u! elad ejeys -Jesaq y!qal eleysJaq SueA ! ~ e ~ S o d o j ejad !Jep Jenq!p SueA

sva

sejeq qelepe e w e u a d sej!ioJd .ueyeunS!p ueye SueA euelu sejeq se$!Jo!Jd uejnJn $enq!p nilad eyeut epaqlaq SueA Sva sejeq uey!JaqLuaw u e ~ o d e i edelaqaq e p q e d ~

- j n y d a a yalo au!luo !sey!lqnd!pSuel(Jau~aju! pep qalo~ad!p jedep eXuyojuo:,

QVN !p

sva

sefea

'sva

ueelolaSuad ynjun q e ~ e ! SunSSuej~aq uep S u e u a ~ u a q SueX

eSeqwai yep ejep ueyeunS3uaw neje epe neley nlel SueA !pnjs I!seq !~ny!Sualu

sva

sejeq

ehuyieq epe '!~!puas J e n q w a u es!q uep Buenlad epe !ysaW y p u a s jenqluaw neje ' s ~ Q - d g 'nlel SueA !pnjs I!seq u e ~ o d e l - u e ~ o d e l pep ya)oJad!p aedep SQQ njens y e A e l ! ~ sejeg

.ejeps!seq ue~enqluad njyeMuep eAe!q eSn!!pnjs y e X e l ! ~ uesenl !yn~e8uadwaw ueye u!elas !u! u e d e ~ a u a d 1Iset.j -SVQ ede~aqaq yep ueSunqe8 neje ' ~ ! e uedeySuej yeJaep njens 'sva-qns njens

'stfa

njens yep ejep elola2uaw ueySueqway!p ueye SueX ejeps!seq yeyede leMe y!qal ueynjuaJ!p npad

+sva

ue!!ey ye hey!^ sejeq uedejauad qelepe le!seds ezepsiseq ueSueqwaSuad u e l e p ewewad yeySue1

ue!jeq y e k e l ? ~ seaeq r t e d e ~ ~ -e

I

-

!elny\l

~sevl!j!sads ueydega~ -@wai !s e 8 ! l l i u a ~ 1

' ( L J ~ ~ L ~ ~ ~ ) ) ~ J D M J ~ o S Uep 3JDMpJDq !seyy!sads uedejauad

J!qyeJa$ uep 'ya!qo ad!$ de!~as ynJun ueynl~ad!p 8ueA ~ n q ! ~ ~ e uey!l!luad % w a j d e ~ a s ynjun yalqo ad!j uey!l!uad 'ueynyad!p SueK ewa$ !sey!j!auap! ' ! s u a ~ a ~ a ~ waJs!s uedejauad ke!!ey y e K e l ! ~ seaeq uede~auad na!eA ueje!Say d e q e ~ L !jnd!ialu lekseds ejepsiseq

ueSue3ue~ad .Jelnqe) ejep uep e$ad/le!seds eJep elolaSuaw eSn! le!seds eJeps!seq euaJey

ese!q e$eps!seq uesue3ue~ad ue8uap epaqJaq yeSe iekseds eJeps!seq ueSue3ue~ad


(4)

Prosiding Lokakarya "Sistem lnforrnasi Pengetolaan DAS: lnisiatif pengembangan fnfrastruktur Data" Bogor: 5 September 2007

Alternatif lain m e m b u a t delineasi batas DAS, terutarna dalam kasus peta topografi detil tidak ada adalah dengan cara membuat peta kontur sendiri dan mendelineasi batas DAS menggunakan kontur yang dibuat. Data yang diperlukan adalah d a t a titik-titik ketinggian yang d a p a t diperoleh dari peta topografi. Selanjutnya, dengan bantuan perangkat lunak dibuat peta konturdengan selanginterval sesuai kebutuhan.

b. Penetapan sistem referensi

Langkah berikut dalam desain basisdata spasial adalah penetapan sistem referensi. Permukaan burni adalah tidak beraturan dan dalam bentuk tiga dimensi. Dalam survey d a n pemetaan bentuk tiga dimensi dari permukaan burni dirubah ke dalam bentuk dua dirnensi dalam bentuk peta kertas..Pada saat transformasi ini sistem referensi digunakan. Dalarn sistem referensi ini perlu diketahui dan ditetapkan spheroida yang digunakan d a n d a t u m yangdigunakan serta satuan yangdipakai.

Di Indonesia spheroida yang umum digunakan adalah Bessel 1811 d a n WGS84. Datum yang mungkin digunakan adalah Datum Jakarta (Batavia). Saat ini peta-peta d a s a r dari Bakosurtanal menggunakan Datum Geodetik Nasional 1995 (DGN-95). DGN-95 ini menggunakan spheroida WGS84 dengan Datum Jakarta. Sementara itu peta topografi yang dikeluarkan J a n t o p menggunakan spheroida Bessel 1811. Selain datum, spheroida, sistem proyeksi, dan sistem grid yang digunakan perlu diketahui. Karena itu, kebiasaan rnencatat sistem referensi dari peta-peta sumber untuk basisdata perlu dibiasakan.

ldentifikasi terna-terna yangdiperiukan

Langkah berikutnya dalam desain basisdata spasial adalah identifikasi terna-terna yang akan disajikan dalam basisdata yang dibuat. Pada prinsipnya s e b e n t a n g lahan dapat dipisahkan secara vertikal berdasarkan bentuk wilayah, kemiringan lereng, tanah, fisiografi, struktur geologi, dan lain-lain. Layer-layer tersebut disebut terna d a n bisa dipetakan. Demikian pula dalam suatu wilayah DAS, layer-layer d a p a t dibedakan tergantung tujuan d a n ketersediaan data.

Dalam suatu DAS tema-terna yangmungkin disajikan dalam basisdata spasial adalah titiktitik ketinggian, kontur pada selang interval tertentu, tutupan lahan, kelas kemiringan lereng, relief, tanah, tingkat bahaya erosi, tingkat erosi, batas desa, b a t a s kecamatan, batas kabupaten, batas provinsi, jalan, sungai, danau, d a n lainnya. Banyaknya layer ditentukan oleh tujuan dan cakupan pengembangan sistem. Layer- layer baru d a p a t terus ditambahkan apabila basisdata spasial telah dibuat. Juga &r d a p a t dibuang apabila tidak diperlukan.

Pernilihan tipeobyekuntukterna tertentu

Dalam SIC d a t a d a p a t grafik d a p a t dibedakan a t a s titik, garis, dan poligon. Suatu t e m a d a p a t disajikan dengan tipe obyek yang berbeda tergantung dari skala, keperluan, dan tujuan. Batas kecamatan bisa menggunakan objek garis apabila yang difokuskan adalah batas wilayah, tetapi juga bisa sebagai poligon apabila perlu perhitungan luas kecamatan.

Demikran pula, suatu kota d a p a t disajikan sebagai titik pada skala yang kecil rnisalnya Kota Bogordalam peta dunia. Kota dapat disajikan sebagai poligon pada skala yang besar, rnisalnya Kota Bogor dalam Peta Jawa Barat. Perlu pertimbangan yang dalam untuk menentukan tipe objek untuk suatu t e m a tertentu karena akan menen- tukan teknik pemasukan data.


(5)

Desain dan Irnplernentasi Basisdata Spasial Dijital Surnberdaya Lahan Daerah Aliran Sungai

Apabila untuk suatu t e m a perlu disajikan dalam bentuk poligon d a n garis maka digitasi dalam bentuk poligon menggunakan digitasi layer lebih baik dilakukan. Hasilnya d a p a t dikonversi ke garis. Sementara itu, apabila digitasi yang dilakukan menggunakan digitasi meja keluarannya adaiah garis (arc) yang setelah proses editing bisa dibuat ke dalam bentuk poligon.

Pemilihan atribut yang akan disajikan dan penyusunan kamus d a t a

Dalarn terminologi SIC d a t a dapat dibedakan a t a s d a t a spasial d a n d a t a atribut atau non spasial. Data spasial adalah data yang berorientasi iokasi sehingga dapat ditanyakan lokasinya, sedangkan data atribut merupakan d a t a keterangan yang tidak berorientasi lokasi. Suatu terna dengan suatu tipe objek t e r t e n t u rnempunyai banyak keterangan yang bisa disertakan dalam basisdata. Karenanya, atribut-atribut itu perlu dipilih d a n ditetapkan dalam tahap perancangan ini. Jenis atribut yang dipilih disesuaikan tujuan d a n biaya yangtersedia.

Kamus d a t a secara opsional dapat dibuat yang mejelaskan kode-kode atau ukuran- ukuran file sehingga o r a n g lain akan dengan mudah mengetahui rancangan dan kode- kode tersebut. Pernasukan d a t a yang panjang d a n berulang t e n t u n y a akan menyita banyak waktu pengkodeaan dilakukan agar pernasukan lebih cepat. Implikasinya, kamus data diperlukan untuk rnenjelaskan kode tersebut.

2.2. Pengumpulan d a n otornasj d a t a

Desain basisdata rnemberi arahan tentang data-data a p a saja yang perlu dikum- pulkan dan ke rnana d a t a itu seharusnya dicari. Instansi-instansi t e r t e n t u telah didirikan yang bertugas untuk penyedia data. Bakosurtanal contohnya rnenerbitkan peta-peta yang dapat dikategorikan a t a s Peta Lahan (Peta Liputan Lahan, Peta Bentuk Lahan, Peta Sistem Lahan), Peta Tematik (Peta Kerapatan Aliran, Peta Kawasan Lindung, Peta Kemiringan Lereng), dan lain-lain (Bakosurtanal 2004). BB Litbang Sumberdaya Lahan Pertanian (dahulu Puslitbang-tanak) menerbitkan peta-peta yang d a p a t dikelornpokan atas Peta Tanah, Peta Penggunaan Lahan, Peta Ketersediaan Lahan, Peta Landform d a n Observasi, Peta Arahan (Arahan Penggunaan Lahan, Arahan Tata Ruang Kawasan Budidaya Pertanian, Arahan Tata Ruang Pertanian Indonesia), Peta Arahan Pengernbangan Berbagai Komoditas, Peta Zone Agro-ekologi, Peta Status Hara, Peta Pengembangan Pasang Surut, d a n Peta Daerah Rawa Sejuta hektar di Kalteng (Puslibangtanak 2002). Puslitbang Ceologi menerbitkan Peta Geologi d a n J a n t o p AD membuat peta Topografi, BPN rnembuat peta penggunaan lahan. Peta-peta itu selanjutnya dibedakan berdasarkan areal kajian dan skala d a n seiring waktu jumlahnya cenderung terus bertambah. Data-data itu kemudian dimasukan ke dalam sistem basisdata. Sebelum otornasi d a t a sebaiknya d a t a diperiksa dulu (kondisi peta kertas, referensi, dan lain-lain), selanjutnya dikelornpokan berdasarkan data spasial dan non-spasial (data tabular), data digital d a n nondigital. Gambar 2 memberikan contoh diagram alir pada s a a t otomasi data. lnstansi lain mungkin mengembangkan diagram aliryang berbeda tergantung kondisi data dan tujuan kegiatannya.

2.3. Pengaturan user interface d a n penyebaran informas;

Setelah d a t a terkoleksi dalarn SDBMS, rnaka langkah selanjutnya adalah pengaturan user interface sehingga pengguna d a p a t mencari d a t a d a n informasi dengan mudah. Setiap SDBMS telah menyediakan tool dan menu secara default. Apabila dirasa tool dan menu tersebut tidak sesuai mungkin dari segi bahasa atau terlalu banyak maka bisa dilakukan kastemisasi. Pembuatan-pembuatan tool baru juga bisa dilakukan dengan syarat script dari SDBMS diketahui.


(6)

Prosiding Lokakarya "Sistern lnformasi Pengelolaan DAS: lnisiatif pengembangan fnfrastruktur Data" Bogor: 5 September 2007

Tidah Ekstensi T{&& Pets? -Yay

diterima? !

t

Y a Ketik ke DIgltasl

format DBF layar? Referensi

sama? Tidak

Tidak

. -

Basisdata - - Searching

,

Spasial Query I

$.._ - -- ' - .

Analisis

1.

Pelaporan

U s e r interface

Ketornpok

tan1

- -

LSM

- - - -

,

Pemda

Gambar 2. Diagram alir otomasi dan distribusi informasi basisdata spasial

2.4. Dataset

Untuk mengilustrasikan bagaimana desain itu diimplementasikan, telah dipilih dan dikumpulkan Peta sumberdaya lahan dari sub-DAS Ciliwung Hulu. Tabel I menyajikan daftar peta sumber untuk daerah kajian sub-DAS Ciliwung Hulu. Kecuali peta iklim, ketiga peta rrierupakan hasil dari kegiatan Penelitian Daya Dukung Pertanian Lahan Kering di DAS (Puslitanak 1992). Kegiatan ini dilakukan di DAS Batang hari sub-DAS Batang Siat, DAS Brantas Hulu, DAS Ciliwung Hulu, DAS Cisadane Hulu, DAS Tuntang Hulu, dan DAS Serang. Peta-peta dan data pendukungnya masih dalam bentuk peta kertas dan dalam laporan yang tersedia di Bagian Dokumentasi, BB Litbang Sumberdaya Lahan.


(7)

Desain dan Implementasi Basisdata Spasial Dijital Sumberdaya Lahan Daerah Aliran Sungai

I

)

Agroklimat P. Jawa

I

Catatan:

No 1-3 dari Puslittanak, 1992 No 4 dari Oldeman (1975)

3.

Wasil

dan

Pembahasan

3.1. Desain dan otornasl data Sub DAS

Ciliwung

Hulu

Sebagai contoh irnplementasi desain, telah ditetapkan batas studi adalah sub-DAS Ciliwung hulu, dengan batas koordinat seperti yang digunakan oleh Puslitanak (1992). Batas wilayah studi sub-DAS Ciliwung hulu sebagai bagian yang tidak terpisahkan dari DAS Ciliwung seluas 15.085 Ha. Secara administratif DAS ini meliputi 97 % wilayah Kabupaten Bogor dan sisanya kurang dari

3

% termasuk Wilayah Cianjur dan Kota Bogor. Berdasarkan

pemen'ntahan kecarnatan, sub-DAS meliputi 9 kecamatan dimana 49

X

wilayahnya

termasuk wilayah Kecamatan Cisarua, 38 % t e m a s u k Kecamatan Megamendung, dan 9 %

termasuk kecarnatan Ciawi. Sernentara itu, berdasarkan desa sub-DAS ini mencakup 40 desa, yang terluas termasuk Desa Megamendung, Cibeureum, Tugu Selatan, dan Tugu Utara. Dari sistern referensi, Basisdata spasial ini menggunakan sistem proyeksi Transverse Mercatordengan menggunakan sistem grid UTM 48 Selatan, Datum yang digunakan adalah Datum Ceodetik Nasional1gg5 (DCN-95) dengan spheroida WGS84 dengan datum vertikas Jakarta. Peta-peta surnber menggunakan sistern proyeksi geografis yang tidak sesuai dengan sistern dalam desain. Proyeksi ulang dilakukan ke sistem proyeksi yang telah ditetapkan.

SDBMS yangdigunakan adalah ArcView CIS 3.3. Pemilihan berdasarkan pada sudah

tersedianya software tersebut d i BB Litbang Sumberdaya Lahan Pertanian. Selain ArcView masih banyak tersedia SDBMS baik yang konersiai, freeware, rnaupun yang opensource.

Cristine CIS merupakan SDBMS freeware dan Mapwindow sebagai software opensource

dapat digunakan sebagai alternatif lainnya. Setiap software ini tentunya rnempunyai fasilitas tertentu dan kompatibilitas tertentu. Manual software biasanya dapat dijadikan rujukan mengenai inforrnasi penting tersebut.


(8)

Prosiding Lokakarya "Sistern lnforrnasi Pengelolaan DAS: lnisiatif pengembangan lnfrastruktur Data" Bogor: 5 September 2007


(9)

Desain dan Implementasi Basisdata Spasial Dijital Sumberdaya Lahan Daerah Afiran Sungai

Tabel 2 menyajikan tema, tipe objek, atribut, dan sumber tema untuk sistem basidata spasial digital sub-DAS Ciliwung hulu. Tema transportasi (jalan, rel kereta api), anotasi hidrologi (sungai dan danau) merupakan data yang harus ada dalam sistem basidata spasil DAS. Data-data itu juga tersedia dalam setiap peta yang dibuat, baik peta penggunaan lahan, peta arahan penggunaan lahan, maupun peta tanah. Gunakan satu peta untuk me-milih tema transportasi dan hidrologi. Untuk keperluan ini, tema transportasi dan hidrologi diturunkan dari Peta Tanah Semi Detil.

Setiap peta sumberdaya lahan mempunyai legenda peta. Legenda peta menerang- kan tentang maksud fitur dalam grafik. Setiap instansi pembuat peta mempunyai format tersendiri dimana legenda peta diletakan. Untuk tujuan kemudahan, beberapa instansi meletakkan legenda di peta, beberapa instansi dalam lembaran terpisah, bahkan legenda disimpan dalam naskah laporan. Legenda peta tersusun dari beberapa unsur. Contohnya nomor satuan peta tanah (SPT) dalam peta tanah menjelaskan nama tanah, tekstur tanah, drainase, relief, dan bahan induk. Legenda peta penggunaan iahan biasanya kode dan nama jenis penggunaan iahan. Unsur-unsur ini dapat ditulis dalam field terpisah di dalam basisdata tabular dalam sistem basisdata spasial.

Cambar3.Tampilan muka pengguna basisdata spasial Digitasl sub-DAS Ciliwung Hulu 3.2. Antar muka

pengguna

Antar muka yang menyajikan peta-peta digital sub-DAS Ciliwung hulu disajikan pada Gambar 3. SDBMS yang digunakan untuk mengelola data sumberdaya lahan di DAS ini adalah ArcView 3.3. Tampilan itu menunjukkan menu, tool bar, peta, dan legenda. Legenda dan peta terjalin secara interaktif sehingga dapat diubah.

Tombol-tombol dalam muka pengguna akan memberikan pelayanan sesuai fungsi- nya. Tombol-tombol penting untuk eksplorasi data antara lain tombol search, identify, dan query builder. Dengan tombol search pengguna dapat mengetik dan mencari informasi yang diperlukan. Apabila data ada sistem akan menunjukan lokasi dari data itu. Dengan


(10)

-epaq-epaq~aq %ell ue~odelad ueuehe! !eAundwaw gwsas de!$ag .ut?u!wop s~jnpnlduq ~ ! d X l uep spuupnlduy ~!dX1 QeuezUynqJaq %ell q e l l e l ! ~ eped ueySuepas ueu!Luop Su!led spuupnlduy 3!d/il qeue3 'nlnq SunM!1!1> SVCJ

-qns !p SueqwolaS~aq yeJaep yn$un yelle el!^ yn$uaq ueSuap uey!seu!qwoy!p SueA qeue3

e ~ a d yep ueyunJnyp ~edep !seLuJo$u! eueLu!e%eq qo$uos uey!JaqLuaLu S leqLue3 -ue~odelad

seql!sej ueye!pa/luaw eSn! gBgaS '!sew~o$u! !JeDuaLu njueqwaw ynwn ulelas

. .- . .. . ..- . -

-

i

. ." . . .

'lt ".-- mmi ... .-- .- .

-

WWHajij .- 8 -- -

-.-

ma?

-. - ---

6 :mQz s W r n f & j ' m H a i

~

.."

.--- ..- .-. .- - - .... -- .. - -. - .-

i .l@@

~t .- ~ ; S S ~ S E .-

-

-- V=F@?H MI ..

sr

_:nelcszi-: F. ' m w W W ~ X % I 97 ' r n t P 7

le!seds eaeps!seq luaJs!s !p !selulop! uep eaep !se~oldsya ynaun l o q l u o ~ yo~uoy, .b~eqlue?

.le!seds e$eps!seq wa$s!s n$ens welep !seLuJo$u! uep e)ep !se~o/dsya Luejep eun28uad e ~ e d n$ueqwaw se8ues SueA qo~uo2 ede~aqaq uey-ynlunuaw i7m q w q

~ueyeun8!p ynwn qepnw loqwo3 enwag 'n?uawa$ je~ellse~d-~e~elise~d ueyeun8Suaw

!sewJo$u! yemaw sedep eunBSuad Jappq hanb loqwo) ueSuap 'ueySuepag 'n$uava$ e ~ a d uenzes ynlun laqe$ pep !seLuJo$u! !s! !nqe$aSuaLu ledep eunBSuaw "!luapi loquo$

LOOZ Jaqura3das

s

: ~ o S o a

,m=a

~ w n q s q u ~ ue4ueqwa4uad ~ i f e ! s i u ~ :SW uee1ola8uad aseruaoju]r wazslg,, e h r e y q o q 3n!p!soa&


(11)

Desain dan lmpfementasi Basisdata Spasial Dijital Sumberdaya Lahan Daerah Aliran Sungai

4.

Ke'simpulan

dan

Saran

= Perancangan basisdata spasial berbeda dengan perancangan basisdata konvensional karena data yang akan dikelola adalah data spasiai dan data non spasial

Perancangan basisdata spasial meliputi penetapan batas DAS, penetapan sistem referensi, identifikasi tema yang diperlukan, pemilihan tipe objek untuk setiap tema, pemilihan atribut untuk setiap objek, penyusunan kamus data, dan penetapan SDBMS dan hardware yangdiperlukan

Penyusunan antar-muka pengguna perlu dilakukan untuk mempermudah eksplorasi data dan pelaporan serta memanfaatkan secara penuh SDBMS yang digunakan.

Sistem basisdata spasial digital sub-DAS Ciliwung hulu telah tersedia sehingga mempermudah eksplorasi data dan informasi DAS.

Penarnbahan dan update perlu dilakukan sebagai salah satu bagian dalam perawatan basisdata.

Perlu dilakukan koordinasi dan kcrjasama untukmengembangkan Sistem Basisdata Spasial DAS Nasional diantaranya rnelalui digitalisai peta-peta di wilayah DAS yang telah diteliti (Lampiran I ) terutama DAS yangtergolong kritis.

Ucapan Terirna Kass'h

Ucapan terima kasih dan penghargaan kami sampaikan kepada Sdri. Ajeng Sukmawati, mahasiswi UIN Syarif Hidayatullah yangtelah secara sukarela mendigitasi peta- peta sub-DAS Ciliwung Wulu. Demikian juga terima kasih dan penghargaan disampaikan pada lbu Khadijah, staf lnstalasi Basisdata yang telah membantu mengkonversi Peta Zone Agroklimat P. Jawa k e dalam format digital.

Daftar

Pustaka

Bakosurtanal. 2004. Katalog Data dan InformasiTematikSumberdaya Aiam Darat. Bogor. Nugroho A. 2004. Konsep dan Pengembangan Sistem Basisdata. Penerbit Informatika.

Bandung.

Oldeman LR. 1975. An Agroclimate Map o f Java. CRlA Bogor. Contr No.17

Puslitbangtanak. 2002. Atlas lndeks Peta Digital Sumberdaya lahan Puslitbangtanak. Edisi 1.

Puslitbangtanak, Badan Litbang Pertanian, Departemen Pertanian. Bogor.

Puslittanak. 1992. Penelitian Daya Dukung Pertanian Lahan Kering di Daerah Alirasn Sungai (DAS). Laporan Hasil Penelitian. Puslittanak, Badan Litbang Pertanian, Dep. Pertanian. Bogor.

Puslittanak. 1996. Daftar Peta Surnberdaya Lahan. Puslittanak, Badan Litbang Pertanian, Departemen Pertanian. Bogor.

Strong DM. 1997. Data quality in context communication. ACM

Turban E, JEAronson, and TP Liang. 2005. Decision Support System and Intelligent System. Terjemahan. Edisi7. PenerbitAndi.Yogyakarta.


(12)

Prosiding Lokakarya "Sistern lnformasi Pengelolaan DAS: lnisiatif pengembangan Infrastruktur Data" Bogor: 5 September 2007

Lampiran I. Daftar Laporan hasil penelitian berbasis DAS yang tersedian di BB Litbang Sumberdaya Lahan Pertanian

Sumber: Puslitanak(igg6) Pernbuat:

1. Lernbaga PenelitianTanah

2. Pusat PenelitianTanah dan FA0

3. Pusat PenelitianTanah, Bakosurtanal, UGM, dan Dep. Kehutanan


(1)

Desain dan Implementasi Basisdata Spasial Dijital Sumberdaya Lahan Daerah Aliran Sungai

I

)

Agroklimat P. Jawa

I

Catatan:

No 1-3 dari Puslittanak, 1992

No 4 dari Oldeman (1975)

3.

Wasil

dan

Pembahasan

3.1. Desain dan otornasl data Sub DAS

Ciliwung

Hulu

Sebagai contoh irnplementasi desain, telah ditetapkan batas studi adalah sub-DAS Ciliwung hulu, dengan batas koordinat seperti yang digunakan oleh Puslitanak (1992). Batas wilayah studi sub-DAS Ciliwung hulu sebagai bagian yang tidak terpisahkan dari DAS Ciliwung seluas 15.085 Ha. Secara administratif DAS ini meliputi 97 % wilayah Kabupaten

Bogor dan sisanya kurang dari

3

% termasuk Wilayah Cianjur dan Kota Bogor. Berdasarkan pemen'ntahan kecarnatan, sub-DAS meliputi 9 kecamatan dimana 49

X

wilayahnya

termasuk wilayah Kecamatan Cisarua, 38 % t e m a s u k Kecamatan Megamendung, dan 9 %

termasuk kecarnatan Ciawi. Sernentara itu, berdasarkan desa sub-DAS ini mencakup 40

desa, yang terluas termasuk Desa Megamendung, Cibeureum, Tugu Selatan, dan Tugu Utara. Dari sistern referensi, Basisdata spasial ini menggunakan sistem proyeksi Transverse Mercatordengan menggunakan sistem grid UTM 48 Selatan, Datum yang digunakan adalah Datum Ceodetik Nasional1gg5 (DCN-95) dengan spheroida WGS84 dengan datum vertikas Jakarta. Peta-peta surnber menggunakan sistern proyeksi geografis yang tidak sesuai dengan sistern dalam desain. Proyeksi ulang dilakukan ke sistem proyeksi yang telah ditetapkan.

SDBMS yangdigunakan adalah ArcView CIS 3.3. Pemilihan berdasarkan pada sudah tersedianya software tersebut d i BB Litbang Sumberdaya Lahan Pertanian. Selain ArcView masih banyak tersedia SDBMS baik yang konersiai, freeware, rnaupun yang opensource. Cristine CIS merupakan SDBMS freeware dan Mapwindow sebagai software opensource dapat digunakan sebagai alternatif lainnya. Setiap software ini tentunya rnempunyai fasilitas tertentu dan kompatibilitas tertentu. Manual software biasanya dapat dijadikan rujukan mengenai inforrnasi penting tersebut.


(2)

Prosiding Lokakarya "Sistern lnforrnasi Pengelolaan DAS: lnisiatif pengembangan lnfrastruktur Data" Bogor: 5 September 2007


(3)

Desain dan Implementasi Basisdata Spasial Dijital Sumberdaya Lahan Daerah Afiran Sungai

Tabel 2 menyajikan tema, tipe objek, atribut, dan sumber tema untuk sistem basidata spasial digital sub-DAS Ciliwung hulu. Tema transportasi (jalan, rel kereta api), anotasi hidrologi (sungai dan danau) merupakan data yang harus ada dalam sistem basidata spasil DAS. Data-data itu juga tersedia dalam setiap peta yang dibuat, baik peta penggunaan lahan, peta arahan penggunaan lahan, maupun peta tanah. Gunakan satu peta untuk me-milih tema transportasi dan hidrologi. Untuk keperluan ini, tema transportasi dan hidrologi diturunkan dari Peta Tanah Semi Detil.

Setiap peta sumberdaya lahan mempunyai legenda peta. Legenda peta menerang- kan tentang maksud fitur dalam grafik. Setiap instansi pembuat peta mempunyai format tersendiri dimana legenda peta diletakan. Untuk tujuan kemudahan, beberapa instansi meletakkan legenda di peta, beberapa instansi dalam lembaran terpisah, bahkan legenda disimpan dalam naskah laporan. Legenda peta tersusun dari beberapa unsur. Contohnya nomor satuan peta tanah (SPT) dalam peta tanah menjelaskan nama tanah, tekstur tanah, drainase, relief, dan bahan induk. Legenda peta penggunaan iahan biasanya kode dan nama jenis penggunaan iahan. Unsur-unsur ini dapat ditulis dalam field terpisah di dalam basisdata tabular dalam sistem basisdata spasial.

Cambar3.Tampilan muka pengguna basisdata spasial Digitasl sub-DAS Ciliwung Hulu

3.2. Antar muka

pengguna

Antar muka yang menyajikan peta-peta digital sub-DAS Ciliwung hulu disajikan pada Gambar 3. SDBMS yang digunakan untuk mengelola data sumberdaya lahan di DAS ini adalah ArcView 3.3. Tampilan itu menunjukkan menu, tool bar, peta, dan legenda. Legenda dan peta terjalin secara interaktif sehingga dapat diubah.

Tombol-tombol dalam muka pengguna akan memberikan pelayanan sesuai fungsi- nya. Tombol-tombol penting untuk eksplorasi data antara lain tombol search, identify, dan query builder. Dengan tombol search pengguna dapat mengetik dan mencari informasi yang diperlukan. Apabila data ada sistem akan menunjukan lokasi dari data itu. Dengan


(4)

-epaq-epaq~aq %ell ue~odelad ueuehe! !eAundwaw gwsas de!$ag .ut?u!wop s~jnpnlduq ~ ! d X l uep spuupnlduy ~!dX1 QeuezUynqJaq %ell q e l l e l ! ~ eped ueySuepas ueu!Luop Su!led spuupnlduy 3!d/il qeue3 'nlnq SunM!1!1> SVCJ

-qns !p SueqwolaS~aq yeJaep yn$un yelle el!^ yn$uaq ueSuap uey!seu!qwoy!p SueA qeue3 e ~ a d yep ueyunJnyp ~edep !seLuJo$u! eueLu!e%eq qo$uos uey!JaqLuaLu S leqLue3 -ue~odelad seql!sej ueye!pa/luaw eSn! gBgaS '!sew~o$u! !JeDuaLu njueqwaw ynwn ulelas

. .- . .. . ..- . -

-

i

. ." . . .

'lt ".-- mmi ... .-- .- .

-

WWHajij .- 8 -- -

-.-

ma?

-. - ---

6 :mQz s W r n f & j ' m H a i

~

.."

.--- ..- .-. .- - - .... -- .. - -. - .-

i .l@@

~t .- ~ ; S S ~ S E .-

-

-- V=F@?H MI ..

sr

_:nelcszi-: F. ' m w W W ~ X % I 97 ' r n t P 7

le!seds eaeps!seq luaJs!s !p !selulop! uep eaep !se~oldsya ynaun l o q l u o ~ yo~uoy, .b~eqlue?

.le!seds e$eps!seq wa$s!s n$ens welep !seLuJo$u! uep e)ep !se~o/dsya Luejep eun28uad e ~ e d n$ueqwaw se8ues SueA qo~uo2 ede~aqaq uey-ynlunuaw i7m q w q ~ueyeun8!p ynwn qepnw loqwo3 enwag 'n?uawa$ je~ellse~d-~e~elise~d ueyeun8Suaw !sewJo$u! yemaw sedep eunBSuad Jappq hanb loqwo) ueSuap 'ueySuepag 'n$uava$ e ~ a d uenzes ynlun laqe$ pep !seLuJo$u! !s! !nqe$aSuaLu ledep eunBSuaw "!luapi loquo$

LOOZ Jaqura3das

s

: ~ o S o a

,m=a

~ w n q s q u ~


(5)

Desain dan lmpfementasi Basisdata Spasial Dijital Sumberdaya Lahan Daerah Aliran Sungai

4.

Ke'simpulan

dan

Saran

= Perancangan basisdata spasial berbeda dengan perancangan basisdata konvensional karena data yang akan dikelola adalah data spasiai dan data non spasial

Perancangan basisdata spasial meliputi penetapan batas DAS, penetapan sistem referensi, identifikasi tema yang diperlukan, pemilihan tipe objek untuk setiap tema, pemilihan atribut untuk setiap objek, penyusunan kamus data, dan penetapan SDBMS dan hardware yangdiperlukan

Penyusunan antar-muka pengguna perlu dilakukan untuk mempermudah eksplorasi data dan pelaporan serta memanfaatkan secara penuh SDBMS yang digunakan.

Sistem basisdata spasial digital sub-DAS Ciliwung hulu telah tersedia sehingga mempermudah eksplorasi data dan informasi DAS.

Penarnbahan dan update perlu dilakukan sebagai salah satu bagian dalam perawatan basisdata.

Perlu dilakukan koordinasi dan kcrjasama untukmengembangkan Sistem Basisdata Spasial DAS Nasional diantaranya rnelalui digitalisai peta-peta di wilayah DAS yang telah diteliti (Lampiran I ) terutama DAS yangtergolong kritis.

Ucapan Terirna Kass'h

Ucapan terima kasih dan penghargaan kami sampaikan kepada Sdri. Ajeng Sukmawati, mahasiswi UIN Syarif Hidayatullah yangtelah secara sukarela mendigitasi peta- peta sub-DAS Ciliwung Wulu. Demikian juga terima kasih dan penghargaan disampaikan pada lbu Khadijah, staf lnstalasi Basisdata yang telah membantu mengkonversi Peta Zone Agroklimat P. Jawa k e dalam format digital.

Daftar

Pustaka

Bakosurtanal. 2004. Katalog Data dan InformasiTematikSumberdaya Aiam Darat. Bogor. Nugroho A. 2004. Konsep dan Pengembangan Sistem Basisdata. Penerbit Informatika.

Bandung.

Oldeman LR. 1975. An Agroclimate Map o f Java. CRlA Bogor. Contr No.17

Puslitbangtanak. 2002. Atlas lndeks Peta Digital Sumberdaya lahan Puslitbangtanak. Edisi 1.

Puslitbangtanak, Badan Litbang Pertanian, Departemen Pertanian. Bogor.

Puslittanak. 1992. Penelitian Daya Dukung Pertanian Lahan Kering di Daerah Alirasn Sungai (DAS). Laporan Hasil Penelitian. Puslittanak, Badan Litbang Pertanian, Dep. Pertanian. Bogor.

Puslittanak. 1996. Daftar Peta Surnberdaya Lahan. Puslittanak, Badan Litbang Pertanian, Departemen Pertanian. Bogor.

Strong DM. 1997. Data quality in context communication. ACM

Turban E, JEAronson, and TP Liang. 2005. Decision Support System and Intelligent System. Terjemahan. Edisi7. PenerbitAndi.Yogyakarta.


(6)

Prosiding Lokakarya "Sistern lnformasi Pengelolaan DAS: lnisiatif pengembangan Infrastruktur Data" Bogor: 5 September 2007

Lampiran I. Daftar Laporan hasil penelitian berbasis DAS yang tersedian di BB Litbang

Sumberdaya Lahan Pertanian

Sumber: Puslitanak(igg6) Pernbuat:

1. Lernbaga PenelitianTanah

2. Pusat PenelitianTanah dan FA0

3. Pusat PenelitianTanah, Bakosurtanal, UGM, dan Dep. Kehutanan 4. Pusat PenelitianTanah