halus dan filler. Mineral yang umum digunakan sebagai filler pada penyusunan campuran beraspal adalah semen portland, kapur, abu batu dan abu terbang flyash
yang mana persediaannya terbatas serta relatif mahal. Oleh sebab itu perlu ditemukan alternatif pemanfaatan tersebut antara lain dengan menggunakan material dari limbah
industri yang persediaannya relatif banyak serta belum dikelolah dengan baik.
I.3 Perumusan Masalah Penelitian
Dalam tugas akhir ini, permasalahan yang akan dibahas adalah mengenai pengaruh penggunaan variasi filler semen, serbuk bentonit, dan flyash batubara
terhadap karakteristik campuran aspal laston lapisan pondasi atas AC-Base. Apa pengaruh yang diberikan oleh aspal modifikasi dengan menggunakan variasi filler
sebagai bahan pengisi terhadap karakteristik campuran aspal tersebut.
I.4 Tujuan Penelitian
Adapun tujuan penulisan tugas akhir ini adalah : a. Untuk menentukan karakteristik setiap variasi filler semen, serbuk bentonit, dan
flyash batubara pada campuran aspal laston lapis lapisan pondasi atas AC-Base. b. Untuk membandingkan karakteristik campuran aspal laston lapis lapisan pondasi
aspal AC-Base yang menggunakan variasi filler semen, serbuk bentonit, dan flyash batubara.
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
I.5 Ruang Lingkup Penelitian dan Batasan Masalah
Penelitian ini mempunyai ruang lingkup dan batasan masalah sebagai berikut : a. Gradasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah gradasi Laston AC-Base.
b. Aspal yang digunakan adalah aspal Curah pen 6070. c. Agregat yang digunakan berasal dari AMP PT. Karya Murni Perkasa Patumbak.
d. Penggunaan persentase filler 1 dari berat total agregat dengan 5 lima jenis variasi penggunaan filler yaitu pc portland cement 100, flyash batubara 100,
bentonitstone dust 100, perbandingan pc 50 : batubara 50, perbandingan pc 50 : bentonit 50 sebagai filler dalam campuran aspal. Syarat dan ketentuan
mengikuti Spesifikasi Umum Edisi 2010 Direktorat Jenderal Bina Marga Departemen Pekerjaan Umum Indonesia.
e. Parameter campuran aspal yang dikaji adalah Stabilitas Marshall, flow, density, VIM,VMA,VFB, MQ, VIM PRD dan Stabilitas Marshall Sisa.
1.6 Penelitian Terdahulu
Permasalahan yang dikemukakan dalam penelitian ini telah dilakukan oleh penelitian lain, yaitu : Dwina Archnita dan Yan Partawijaya, dalam jurnal Pengaruh
Berat Jenis filler Pengganti terhadap Sifat Aspal menyimpulkan bahwa penggunaan filler pengganti yang komposisi campurannya tidak dikoreksi dengan berat jenis
filler pengganti akan memberikan lama waktu pencampuran yang berbeda serta berat jenis filler pengganti berpengaruh terhadap kualitas campuran beton aspal [1], JF.
Soandrijanie Linggo dan P. Eliza Purnamasari dalam jurnal Pengaruh Berat Serat Serabut Kelapa sebagai bahan tambah dengan filler Serbuk Bentonit pada AC-Base
menyimpulkan filler serbuk bentonit yang bersifat menyerap aspal menyebabkan
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
hanya dapat berkerja baik pada campuran bergradasi kasar [5], Leo Santosa dan Enno Yuniarto dalam jurnal Penggunaan Abu Gambut sebagai filler pada campuran
lapis beton dengan pengujian marshall menyimpulkan dengan filler abu gambut memerlukan kadar aspal yang tinggi dibandingkan filler semen dan campuran aspal
beton dengan filler abu gambut secara umum memnuhi standart Bina Marga [6], H. Muchtar Syarkawi dalam jurnal Pemanfaatan Abu Ampas Tebu sebagai bahan filler
terhadap Karakteristik Campuran Aspal menyimpulkan bahwa benda uji karakteristik Abu Ampas Tebu memenuhi syarat jika digunakan sebagai filler pengganti [9], Anas
Tahir dalam jurnal Karakteristik Campuran Beton dengan menggunakan variasi kadar filler abu terbang batu bara menyimpulkan Karakteristik abu terbang batu bara
dapat menjadi alternatif filler pengganti [10].
I.7 Sistematika Penulisan