EKSISTENSI ETNIK MINANGKABAU DI KECAMATAN MEDAN AREA KOTA MEDAN.

(1)

EKSISTENSI ETNIK MINANGKABAU DI KECAMATAN MEDAN AREA KOTA MEDAN

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Pada

Jurusan Pendidikan Sejarah

Oleh :

NURMALA BATUBARA NIM : 3123321036

JURUSAN PENDIDIKAN SEJARAH

FAKULTAS ILMU SOSIAL

UNIVERSITAS NEGERI MEDAN


(2)

i ABSTRAK

Nama NURMALA BATUBARA, NIM: 3123321036, “Eksistensi Etnik Minangkabau di Kecamatan Medan Area Kota Medan”. Skripsi: Jurusan Pendidikan Sejarah, Fakultas Ilmu Sosial, Universitas Negeri Medan, 2016. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui(1)Untuk mengetahui sejarah keberadaan etnik Minangkabau di Kecamatan Medan Area Kota Medan(2) Untuk mengetahui faktor-faktor yang memengaruhi etnik Minangkabau migrasi ke Kecamatan Medan Area Kota Medan (3) Untuk mengetahui upaya etnik Minangkabau dalam mempertahankan hidup di Kecamatan Medan Area Kota Medan (4) Untuk mengetahui eksistensi etnik Minangkabau di Kecamatan Medan Area Kota Medan.

Penelitian ini dilaksanakan pada Bulan Juni 2016. Penelitian ini menggunakan metode penelitian kepustakaan (library research) di samping itu peneliti juga menggunakan studi lapangan (Field research) yang relevan dengan objek yang sedang diteliti. Teknik pengumpulan data dilakukan dengan cara menggunakan teknik studi wawancara,observasi, dan studi literatur. Kemudian analisis data yang digunakan setelah teknik analisis deskritif kualitatif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa etnik Minangkbau melakukan migrasi atau merantau dan menetap di Kecamatan Medan Area, Kota Medan dalam waktu yang lama. Mereka berasal dari daerah Pariaman, Payakumbuh, Bukit Tinggi, Maninjau, Solok dan dari berbagai nagari di Minangkabau. Di rantau, ciri-ciri kekerabatan matrilineal yang sebelumnya dianut orang Minangkabau di daerah cenderung berubah ke arah bilineal. Di rantau, yang paling berkuasa dan bertanggung jawab adalah ayah serta anak laki-laki mendapatkan warisan yang setara dengan anak perempuan.

Faktor mendasar yang menyebabkan etnik Minangkabau melakuka migrasi ke Kecamatan Medan Area, Kota Medan adalah dalam bidang ekonomi. Kaum perantau Minangkabau ini cenderung untuk tinggal dalam jangka waktu yang lama dan untuk mendapatkan kehidupan yang lebih mapan. Kecamatan Medan Area,Kota Medan dalam hal ini adalah sebagian dari daerah yang masih dapat memberikan peluang bagi masyarakat Minangkabau/perantau untuk mengembangkan usahanya.

Interaksi sosial antara perantau Minangkabau dengan etnis lainnya di Kecamatan Medan Area terasa lebih akarab,terbuka,dan selalu membaur yang terjadi secara timbal balik. Dalam membina interaksi sosial etnik Minangkabau membentuk beberapa perkumpulan organisasi di Kecamatan Medan Area.


(3)

ii KATA PENGANTAR

Syukur Alhamdulillah peneliti ucapkan atas kehadiran Allah SWT dimana atas rahmat dan karunianya, peneliti dapat menyelesaikan skripsi ini dengan judul : “Eksistensi Etnik Minangkabau Di Kecamatan Medan Area Kota Medan”. Shalawat berangkaikan salam dihadiahkan kepada junjungan besar Rasullulalh Muhammad SAW, yang mana syafaatnya diharapkan di yaumul mahsyar kelak.

Skripsi ini disusun untuk memenuhi salah satu persyaratan dalam memperoleh gelar Sarjana Pendidikan. Peneliti menyadari bahwa skripsi ini jauh dari sempurna, baik isi tekhnik penelitian, maupun nilai ilmiahnya, mengingat keterbatasan pengetahuan, pengetahuan dan pengalaman. Oleh sebab itu, dengan segala kerendahan hati, peneliti mengharapkan saran dan kritikan. Maka dalam kesempatan ini peneliti menyampaikan rasa terima kasih serta pengharapan yang sebesar-besarnya kepada :

 Bapak Prof. Dr. Syawal Gultom, M.Pd selaku Rektor Universitas Negeri Medan.  Ibu Dra. Nurmala Berutu, M.Pd selaku Dekan Fakultas Ilmu Sosial.

 Bapak Drs. Yushar Tanjung, M.Si selaku Ketua Jurusan Pendidikan Sejarah serta sebagai penguji yang telah banyak membantu dan member masukan kepada peneliti.

 Bapak Drs. Ponirin, M.Si selaku Dosen Pembimbing Skripsi, peneliti mengucapkan terima kasih banyak atas masukan dan kemudahan yang telah bapak berikan kepada peneliti mulai dari proses penyusunan proposal hingga penyelesaian skripsi.

 Ibu Dra. Lukitaningsih, M.Hum selaku Dosen Pembimbing Akademik dan penguji yang telah banyak memberi nasehat-nasehat bagi peneliti selama masa perkuliahan.


(4)

iii  Bapak Syahrul Nizar Saragih, M.Hum, MA selaku Dosen Penguji yang telah

banyak memberi nasehat-nasehat bagi peneliti selama masa perkuliahan

 Ayahanda dan Ibunda tercinta Alm. Bapak Munar Ansari Batubara dan Ibu Asnah Nasution yang melahirkan, mendidik dan membesarkan peneliti. Karena doa dan restu mereka peneliti bisa menjadi saat sekarang ini dan sampai pada akhir untuk menyelesaikan studi dalam perkuliahan. Skripsi ini sengaja saya persembahkan sebagai bukti bahwa saya telah menyelesaikan amanat yang ayah dan ibu berikan kepada saya. Kiranya Allah SWT selalu melimpahkan rahmat dan hidayahnya kepada mereka.

 Dosen-dosen peneliti lain yang ada di Jurusan Pendidikan Sejarah, Pak Pristi Suhendro, Ibu Hafnita Sari Dewi lubis, dan seluruh dosen lainnya yang telah memberikan ilmu dan pengalaman kepada peneliti selama mengikuti perkuliahan di Universiteas Negeri Medan.

 Saudara – saudara peneliti, Kakak Dahlia Batubara, Kakak Hafni Batubara, Almh. Kakak Halimah Batubara, Kakak Ema Wardhani Batubara, Abangda Surya Anwar Batubara, Abangda Muchtar Riza Akbar Batubara, Abangda Muhammad Amin Hasibuan, Abangda Emri, Abangda Sarpin, Abangda Dani, Adik-adikpeneliti, Arif Rahman Batubara, NurulRahmah Batubara, Layla Hanum Batubara, Keponakan tesayang Putri, Mehrunnisa, Syafika, danNuri.

 Kelurga besar Matondang, Alm. Abdul Hamid Dzakariah Matondang, ibu Inur, Ibu Hikmah, Ibu Ami dan saudara lainnya.

 Keluarga besar Syafrida Rasahan (Ketua BAWASLU SUMUT) yang telah memberikan dukungan kepada peneliti dan kelurga.


(5)

iv  Sahabat peneliti tercinta yang berjuang dan selalu bersama dalam suka dan duka

terkhusus untuk Ade Rafika Aisyah Ritonga.

 Sahabat terdekat peneliti, Charirunnisa S.Pd dan Arjumari Santi Daulay

 Sahabat peneliti yang tercinta, Fauzi Ramdhan Ritonga,Masriani Hutasuhut, Janita,Nurul Azmi Sambas, Susanti, Fakhri Muliawan, Haryati, Nizar, Suryanti Siagian, Regina Siburian, Dian Puspita Sari, Muhammad Novriansyah, Lot Saputra, Muhammad Iqbal, Fitra Jaka Restu,Rio Windra, Bang Arbi, Bang Hanif, Husnul Fuadi, Rinaldi, Uci Armayanti, Sarah Amanda Gultom, Roziah, Ema Manisa ,Masriani Hutasuhut, Duma Milanta,Rizky Adawiyah. Terima kasih buat pengalaman yang diberikan. Tidak akan pernah terlupakan kebersamaan ini.  Sahabat peneliti seperjuangan dari Ikatan Remaja Mesjid Muslimin (IRMAM)

kelurahan Pangkalan Masyhur, May Maharani, Laura Fitriani, Muhammad Arsyad, Gilang Anugerah, Choirun Anwar Harahap, AgungPrayoga, bgIlham, M Fayyad Athaya, M Fahrozi, Bahrial.

 Sahabat peneliti dari Mahasiswa Pecinta Alam (MAPALA) UNIMED, Bung Ropa, Bung Are, Bung Delop, Bung Sikalang, Bung Kitaseng, Bung Fareksu, Bung Macutak, Bung Bogol, Bung Taganas, Bung Jakornas, Bung Ikaru, Bung Hajasu, Bung Winturi, Bung Dekor, dansahabat bung lainnya.

 Sahabatpenelitidari HMI Komisariat FIS, HMI Cabang Deli Serdang, HMI Cabang Medan, HMI Komisariat FKG USU, HMI Komisariat UISU

 Sahabatpenelitidari BKPRMI Kota Medan, BKPRMI Kecamatan Medan Johor, BKPRMI Kelurahan Pangkalan Masyhur.

 Rekan-rekan peneliti di PPLT SMP N 1 Pagar Merbau, Dewi Nurita, Riska, Nurhasana Pane, Ani, Irma, Tio, Rani, Rita, Risty, Ade, Giovanni, Maria, Asna,


(6)

v Ody, Rosiqo, Shanti, Diki, dan rekan-rekan lainnya. Dan tak lupa untuk Pak De, Buk De juga Ari.

 Sahabat-sahabat peneliti XII-IPA Unggulan 2 MAN 1 Medan, Dwi Endah, Ade Mawaddah Batubara, Auliya Rahmah Lola, Dini Oktaviani, Neny Fitriana, Ahmad Barkah, Mahadi Selian, Anggi Rahmaito, Habib Maulana, Silmi Khalisah, Galih Hardiatna, Rizky, Muhammad Yogi Adlin, Abdul Rauf, Retno Anggita, Rizky Khairunna, Suari Surya, Zulhamsyah, Suci Febi, Rabianita,

 Bapak Ir.Aswil Tanjung, Zainul Rasyid, Azwar Tanjung, Wardita Jambak dan yang lainnya yang telah menjadi narasumber penting dalam penelitian ini dan sangat membantu peneliti dalam menyelesaikan penelitian ini.

Akhir kata peneliti mengucapkan banyak terimakasih kepada pihak-pihak yang telah membantu dan jika ada pihak yang terlewatkan mendapatkan ucapan terimakasih, peneliti meminta maaf atas kesalahan dan kekhilafan. Semoga skripsi ini bermanfat bagi pembaca dan menjadi bahan masukan bagi yang membacanya, khususnya di wilaya Faklutas Ilmu Sosial.

Medan, 14 September 2016 Peneliti

NURMALA BATUBARA NIM: 3123321036


(7)

vi DAFTAR ISI

ABSTRAK ... i

KATA PENGANTAR ... ii

DAFTAR ISI ... vi

DAFTAR TABEL, GRAFIK DAN GAMBAR ... viii

BAB I PENDAHULUAN ... 1

1.1. Latar Belakang Masalah ... 1

1.2. Identifikasi Masalah ... 6

1.3. Pembatasan Masalah... 6

1.4. Rumusan Masalah ... 6

1.5. Tujuan Penelitian ... 7

1.6. Manfaat Penelitian ... 7

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORITIS ... 9

2.1. Kajian Pustaka ... 9

2.2. Kerangka Teori ... 11

2.2.1. Teori Adaptasi ... 11

2.2.2. Teori Akulturasi ... 12

2.3. Kerangka Konseptual ... 12

2.3.1. Konsep Eksistensi Etnik ... 12

2.3.2. Konsep Migrasi ... 15

2.3.3. Minangkabau ... 17

2.3.4. Kota Medan ... 18

2.4. Kerangka Berfikir ... 20

2.5. Hipotesis ... 21

BAB III METODOLOGI PENELITIAN ... 22

3.1. LokasiPenelitian ... 22

3.2. Populasi dan Sampel ... 22

3.2.1. Populasi ... 22

3.2.2. Sampel ... 23

3.3. Sumber Data ... 23

3.4.Defenisi Data Operasional ... 24

3.4.1Eksistensi Etnik Minangkabau ... 24

3.4.2 Kecamatan Medan Area sebagai wilayah eksistensi Etnik Minangkabau ... 24

3.5.Teknik Pengumpulan Data ... 24


(8)

vii

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 27

4.1. Gambaran Umum Lokasi Penelitian... 27

4.1.1. Keadaan Geografi ... 27

4.1.2. Keadaan Penduduk ... 29

4.1.3. Keadaan Sosial ... 31

4.2.Sejarah Keberadaan Etnik Minangkabau Di Kota Medan... 32

4.3 Faktor-Faktor Yang Memengaruhi Etnik Minangkabau Migrasi Ke Kecamatan Medan Area Kota Medan ... 43

4.3.1. Faktor Pendukung (internal) ... 43

4.3.2 Faktor Penarik (ekstern) ... 49

4.4. Eksistensi Etnik Minangkabau Kecamatan Medan Area Kota Medan. 51 4.4.1. Organisasi Sosial Minangkabau di Kota Medan ... 53

4.4.2.Ekonomi ... 57

4.4.3. Populasi ... 65

BAB VKESIMPULAN DAN SARAN ... 69

5.1 Kesimpulan ... 69

5.2 Saran ... 70

DAFTAR PUSTAKA ... 71

LAMPIRAN I ... 72

LAMPIRAN II ... 75

LAMPIRAN III ... 76


(9)

viii DAFTAR TABEL GAMBAR DAN GRAFIK

Tabel 1 Luas Wilayah dirinci per Kelurahan di Kecamatan Medan Area, 2014 28 Tabel 2 Jumlah Penduduk Menurut Jenis Kelamin Dirinci Menurut Kelurahan di

Kecamatan Medan Area Tahun 2014 30

Tabel 3 Komposisi Etnik Penduduk Sumatera Timur,1920 33

Tabel 4 . Penduduk Medan pada Tahun 1920 34

Tabel 5 Komposisi Etnik dari Komponen Penduduk Medan Tahun 1930 34

Tabel 6 Tahun pertama kali pergi merantau menurut daerah asal di

Sumatera Barat 36

Tabel 7 : Kepadatan Penduduk, Rasio Penduduk per Hektar Sawah,

dan Intensitas Migrasi 44

Tabel 8 : Komposisi Etnisitas Pengacara, Notaris, Dokter, dan Wartawan

di Medan Tahun 1981 64

Tabel 9. Populasi Kota Matsum Menurut Kelompok Etnik Untuk Tahun 1981 67 Gambar 1 bentuk migrasi yang berputar pada kelompok etnik Minangkabau 48 Grafik 1 Kepadatan Penduduk Per-Kelurahan di Kecamatan Medan Area


(10)

1 BAB I

PENDAHULUAN

1.1. LatarBelakang Masalah

Salah satu kekayaan yang dimiliki oleh bangsa Indonesia adalah keragaman budaya yang dicerminkan oleh banyaknya suku bangsa yang mendiami tanah Nusantara ini. Bangsa Indonesia juga merupakan bangsa yang majemuk karena terdiri atas berbagai suku bangsa, adat istiadat, bahasa daerah, serta agama yang berbeda-beda. Keanekaragaman tersebut terdapat di berbagai wilayah yang tersebar dari Sabang sampai Merauke. Setiap suku bangsa di Indonesia mempunyai kebiasan hidup yang berbeda-beda. Kebiasaan hidup itu menjadi budaya serta ciri khas suku bangsa tertentu.

Demikian halnya dengan etnik Minangkabau sebagai salah satu suku bangsa di Indonesia yang mempunyai ciri khas atau identitas kebudayaan, salah satunya ialah kebiasaan hidup merantau. Etnik Minangkabau merupakan salah satu etnik utama bangsa Indonesia yang menempati bagian tengah Pulau Sumatera sebelah Barat sebagai kampung halamannya. Dari segi topografi, Minangkabau dilintasi oleh Bukit Barisan yang merupakan tulang punggung bagi Pulau Sumatera dan memanjang dari ujung Utara sampai ujung Selatan. Sebagian besar etnik Minangkabau mata pencahariannya adalah bertani. Jadi mereka sangat tergantung pada tanah atau lahan pertanian yang akan dijadikan sebagai usaha untuk memenuhi kehidupan sehari-hari. Namun, ada berbagai hal yang menyebabkan banyak etnik Minangkabau meninggalkan sektor pertanian. Diantaranya karena


(11)

2 tak ada tanah pertanian yang memberikan cukup hasil, ada yang disebabkan karena kesadaran bahwa dengan pertanian mereka tak mungkin bisa menjadi kaya.

Sekalipun sawah cukup untuk kelangsungan hidup keluarga, orang-orang muda selalu didorong untuk pergi merantau mencari rezeki sehingga ia nanti sanggup berdiri sendiri dan menghidupi keluarganya bila datang masanya untuk berumah tangga. Dorongan untuk merantau karena alasan ekonomi tentu saja akan lebih kuat terasa bila sawah tidak mencukupi kebutuhan hidup lagi. Dengan demikian, di daerah di mana jumlah tanah pertanian atau sawah masih mencukupi untuk menjamin kelangsungan hidup kecenderungan untuk merantau tidaklah tinggi, sedangkan sebaliknya di daerah di mana jumlah sawah atau ketidak cukupan lahan untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari mendorong etnik Minangkabau cenderung untuk merantau.

Selain faktor ekonomi dan kondisi geografi ada juga faktor lain yang menyebabkan etnik Minangkabau melakukan migrasi atau merantau yaitu pendidikan. Merantau dengan alasan ini biasanya selalu akan terbatas pada segolongan penduduk saja. Mulanya hal ini hanya terbatas pada anak-anak pembesar setempat, pegawai negeri yang terhormat ataupun pedagang kaya yang ingin meningkatkan pendidikan anaknya ke tingkat yang lebih tinggi di kota. Sekalipun terbatas hanya pada segolongan penduduk yang bersekolah, faktor pendidikan terbukti telah menjadi faktor pendorong yang mampu merangsang yang lainnya, karena setiap pelajar yang pergi ke rantau membukakan jalan untuk pelajar yang lainnya.


(12)

3 Demikian halnya dengan etnik Minangkabau yang selalu memegang teguh filosofisnya. Bagi mereka falsafah hidup etnik Minangkabau yang mencerminkan perilaku merantau memandang bahwa alam terbuka dilihat sebagai sesuatu yang dapat menimbulkan sifat kritis, rasional, serta dapat dipedomani dalam menghadapi persoalan-persoalan hidup. Falsafah yang mengandung nilai-nilai itu berakar dalam tradisi dan nilai budaya masyarakat Minangkabau seperti yang tertuang dalam bait-bait syair pantun berikut.

Karatau madang di hulu Babauah babungo balun, Marantau bujang dahulu Di rumah baguno balun

Penyebaran orang Minangkabau jauh dari daerah asalnya disebabkan oleh dorongan pada diri mereka untuk merantau. Hal ini disebabkan oleh keinginan mereka untuk mendapatkan kekayaan tanpa mempergunakan tanah-tanah yang telah ada. Ini ada kaitannya dengan keberadaan seorang laki-laki yang tidak mempunyai hak menggunakan tanah warisan untuk kepentingan dirinya sendiri.

Bagi etnik Minangkabau, hidup di rantau mempunyai arti dan kaitan yang berbeda dengan hidup di kampung halaman. Dari segi kosmologis etnik Minangkabau mengenal dua alam, yaitu alam Minangkabau dan alam Rantau. Dengan demikian, merantau berarti mencari dan mendapatkan sesuatu yang akan dibawa pulang ke kampung, baik berupa ilmu adapun kekayaan material. Sebab itu, memperkaya kampung halaman adalah misi yang dibawa etnik Minangkabau ke rantau. Hidup di rantau adalah bekerja untuk merubah nasib. Hasil yang diperoleh dibawa pulang untuk membangkit batang terendam, menebus sawah dan ladang yang tergadai, atau berwakaf untuk masjid atau usaha lain yang bermanfaat


(13)

4 untuk orang kampung. Kalau tidak, maka mereka tidak akan diterima oleh sesama orang kampung, mereka dianggap telah gagal menjalankan misi mereka.

Penduduk kampung akan menyebut mereka bagaikan “ seekor siput pulang ke rumahnya” (pulang langkitang) atau menyebut mereka “begitu perginya, begitu pulangnya (baitu pai, baitu pulang) ”. Tidak ada muka manis bagi perantau yang gagal. Mereka harus kembali ke daerah rantau dan berusaha lagi atau “larut di rantau dan tidak usah pulang”(laruit di rantau urang).Demikianlah norma-norma masyarakat Minangkabau telah mendorong warganya untuk migrasi atau merantau dan merubah kenyataan hidup untuk yang lebih baik.

Salah satu daerah menjadi tujuan migrasi atau merantau etnik Minangkabau adalah kota Medan yang saat itu sebagai bagian dari wilayah Sumatera Timur. Hal ini diperkirakan oleh enik Minangkabau sebagai daerah yang sangat menguntungkan untuk mendapatkan pekerjaan dan mendapatkan penghasilan yang lebih baik, dikarenakanperkembangan kota Medan yang cukup pesat dari waktu ke waktu merangsang orang berbagai etnik datang bermigrasi dan mencoba mengadu nasib di kota ini tak terkecuali etnik Minangkabau.

Daya tarik kota Medan dengan kondisi tanahnya yang cukup subur sehingga dibukanya usaha perkebunan tembakau, terutama di masa penjajahan Belanda, dan sejalan dengan pembangunan kota tersedia kesempatan-kesempatan kerja yang banyak. Etnik Minangkabau berdatangan ke sana bukanlah untuk memburuh di perkebunan tetapi untuk berdagang. Malah kenyataannya mereka menghindari kerja berkuli seperti yang dilakukan oleh orang-orang Jawa yang dibawa ke sana dengan tujuan untuk dipekerjakan sebagai buruh kontrak. Banyak dari etnik


(14)

5 Minangkabau yang menjajakan barang dagangannya dari perkebunan yang satu ke perkebunan yang lain atau menetap di kota untuk berdagang.

Etnik Minangkabau mulai berpindah ke Kota Matsumsekitar tahun 1920-an yang kini merupakan salah satu wilayah termasuk kedalam Kecamatan Medan Area . Kebanyakan dari mereka kemungkinan tinggal dalam rumah-rumah yang disewa, karena Sultan tidak mengijinkan suku Melayu atau Mandailing untuk menjual rumah-rumah mereka kepada kelompok-kelompok etnik lain, terutama kepada orang Tionghoa atau Batak Toba. Dan diperkirakan pula awal tahun 1950 gelombang besar dari kedatangan kaum perantau etnik Minangkabau ke Kecamatan Medan Area, hutan rimba itu pun mulai dijadikan sasaran tempat tinggal. Hal ini kemungkinan dikarenakan letak Kota Matsum yang berdekatan dengan Sukaramai yang strategis sebagai pusat pasar.

Dari berbagai uraian diatas, hal tersebut menjadi menarik untuk mengetahui bagaimana sebenarnya eksistensi atau keberadaan etnik Minangkabau dari tahun ke tahun di kota Medan terkhusus di Kecamatan Medan Area. Munculnya masalah ini bertitik tolak dari asumsi penelitibahwa pasca kemerdekaan Indonesia terjadi migrasi etnik Minangkabau yang cukup besar ke di Kecamatan Medan Area,dan kemungkinan hingga sekitar 80% penduduk yang mendiami wilayah tersebut adalah para etnik Minangkabau yang migrasi atau merantau untuk mencari kehidupan yang lebih baik. Oleh karena itu peneliti berkeinginan melakukan penelitian menelusuri tentang “ Eksistensi Etnik Minangkabau di Kecamatan Medan Area Kota Medan”.


(15)

6 1.2. Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas, maka yang menjadi identifikasi masalahadalah:

1. Sejarah keberadaan etnik Minangkabau di Kecamatan Medan Area Kota Medan

2. Faktor-faktor yang memengaruhi etnik Minangkabau migrasi ke Kecamatan Medan Area Kota Medan

3. Upaya etnik Minangkabau dalam mempertahankan hidup di Kecamatan Medan Area Kota Medan

4. Eksistensi etnik Minangkabau di Kecamatan Medan Area Kota Medan 1.3. Pembatasan Masalah

Untuk lebih memaksimalkan hasil penelitian dan lebih terarah, maka peneliti membatasi masalah penelitian yaitu: “ Eksistensi Etnik Minangkabau di Kecamatan Medan Area Kota Medan”.

1.4. Rumusan Masalah

Adapun yang menjadirumusan masalah dalam penelitian ini adalah :

1. Bagaimana sejarah keberadaan etnik Minangkabau di Kecamatan Medan Area Kota Medan?

2. Mengapa Kecamatan Medan Area Kota Medanmenjadi tujuan migrasi etnik Minangkabau?

3. Bagaimana eksistensi etnik Minangkabau Kecamatan Medan Area Kota Medan?


(16)

7 1.5. Tujuan Penelitian

Menetapkan tujuan penelitian merupakan hal yang sangat penting, karena setiap penelitian yang dilakukan harus memiliki tujuan tertentu. Dengan berpedoman kepada tujuannya, maka akan lebih mempermudah mencapai sasaran yang diharapkan. Dengan demikian yang menjadi tujuan penelitian ini adalah :

1. Untuk mengetahui sejarah keberadaan etnik Minangkabau di Kecamatan Medan Area Kota Medan

2. Untuk mengetahui faktor-faktor yang memengaruhi etnik Minangkabau migrasi ke Kecamatan Medan Area Kota Medan

3. Untuk mengetahui upaya etnik Minangkabau dalam mempertahankan hidup di Kecamatan Medan Area Kota Medan

4. Untuk mengetahui eksistensi etnik Minangkabau di Kecamatan Medan Area Kota Medan

1.6. Manfaat Penelitian

Adapun manfaat yang ingin diperoleh sesudah melaksanakan penelitian ini adalah :

1. Menambah wawasan peneliti tentang Eksistensi Etnik Minangkabau di Kecamatan Medan Area Kota Medan

2. Untuk menambah pengetahuan atau informasi bagi para pembaca baik dari kalangan mahasiswa maupun masyarakat umum tentang Eksistensi Etnik Minangkabau di Kecamatan Medan Area Kota Medan


(17)

8 3. Memperkaya informasi bagi masyarakat khususnya di Kota Medan untuk mengetahui Eksistensi Etnik Minangkabau di Kecamatan Medan Area Kota Medan

4. Memperkaya informasi bagi akademisi UNIMED, khusunya jurusan Pendidikan Sejarah untuk dapat kiranya mengetahui dan memahami mengenai Eksistensi Etnik Minangkabau di Kecamatan Medan Area Kota Medan

5. Sebagai bahan masukan dan perbandingan bagi peneliti lain yang bermaksud mengadakan penelitian dalam masalah yang sama.

6. Menambah daftar bacaan kepustakaan ilmiah UNIMED khususnya Fakultas Ilmu Sosial Jurusuan Pendidikan Sejarah.


(18)

69 BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1KESIMPULAN

Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan maka dapat diambil beberapa kesimpulan, yaitu:

1. Kehidupan merantau sudah ada sejak manusia lahir orang Minangkabau dalam situasi mendesak terutama dalam bidang ekonomi, merantau adalah pilihan yang terbaik. Merantau bagi orang Minangkabai bukan hanya pindah ke kota atau ibukota tetapi juga ke daerah pedesaaan yang terdekat dari luar wilayah mereka yang mereka anggap dapat memberikan kesempatan bekerja. KotaMedan, kecamatan Medan Area adalah sebagian dari daerah yang masih dapat memberikan peluang bagi masyarakat Minangkabau/perantau untuk mengembangkan usahanya. Dalam hal ini melihat kemungkinan tersebut sehingga banyak dari mereka yang melakukan migrasi ke Medan, terutama Kecamatan Medan Area pada Tahun 1920.

2. Faktor-faktor yang menyebabkan orang Minangkabau merantau adalah faktor ekonomi, Budaya (sistem matrilineal). Pada umumnya masyarakat Minangkabau bermata pencaharian sebagai pedagang. Mereka selalu selektif dalam memilih pekerjaan. Jarang sekali ditemukan etnik Minangkabau bekerja sebagai buruh,kuli atau supir. Etnik Minangkabau lebih memilih pekerjaan yang sifatnya bebeas walaupun itu harus sendiri dilalui sepanjang hari. Untuk kedatangan pertamanya ke tanah rantau,


(19)

70

biasanya para perantau menetap terlebih dahulu dirumah “dunsanak”

yang dianggap sebagai induk semang.

3. Orang Minangkabau merupakan masyarakat yang dapat menyesuaikan diri dengan lingkungan sekitarnya dimanapun mereka berada. Tak terkecuali di Kecamatan Medan Area. Walaupun demikian, orang Minangkabau tidak dapat melupakan adat kebudayaan daerah asal mereka.

5.2SARAN

Adapun yang menjadi saran dalam penelitian ini, yaitu:

1. Berdasarkan dari hasil penelitian yang telah dilakukan bahwa sebenarnya karakteristik etnik Minangkabau yang gigih, bekerja keras dan pantang menyerah patut kita tauladani. Melihat banyaknya etnik Minangkabau yang telah sukses di Medan Area, umumnya Kota Medan yang memiliki usaha sendiri yang dirintis sejak kecil sampai sukses dan tetap eksis. 2. Kepada pemuda-pemuda yang masih belum memiliki pekerjaan bisa

bekerjasama dengan etnik Minangkabau serta bertukar pikiran untuk membuka usaha sendiri

3. Diharapkan kepada masyarakat Minangkabau yang berdomisili di Medan Area agar tetap menjalin dan selalu meningkatkan komunikasi yang baik dengan masyarakat yang berbeda etnik dimanapun berada. Serta penting juga untuk menciptakan keserasian dan keharmonisan social agar meningkatkan interaksi social dan kebersamaan.


(20)

71 DAFTAR PUSTAKA

Achmadi, Asmoro.1995.Filasafat Umum.Penerbit PT Raja Grafindo .Persada:Jakarta.

Barth, Fredrik. 1969. Kelompok Etnik dan Batasannya.UI-Press:Jakarta.

Buku Pedoman.2013.Panduan Penulisan Skripsi.Jurusan Pendidikan Sejarah:Medan.

Bungin, M.Burhan.2011. Penelitian Kualitatif Komunikasi,Ekonomi, Kebijakan Publik dan Ilmu Sosial Lainnya. Kencana Prenada Media Grup:Jakarta Daliman, A. 2012. Metode Penelitian Sejarah. Ombak: Yogyakarta.

Esten,Mursal. 1999. Kajian Transformasi Budaya.Angkasa Bandung: Bandung Hajar, Ibnu. 2015. Tuan Rumah Dan Pendatang Relasi Etnik dan Multikultural di

Kota Medan. Unimed Press: Medan.

Koentjaraningrat. 1970. Manusia dan Kebudayaan di Indonesia. Djambatan: Jakarta

_____________.2009. Pengantar Ilmu Antropologi. Rineka Cipta: Jakarta Mansoer dkk. 1970. Sedjarah Minangkabau. Bhratara: Jakarta.

Naim,Mochtar.1979. Merantau Pola Migrasi Suku Minangkabau. PT RajaGrafindo Persada:Jakarta.

Navis, A.1984. Alam Terkembang Jadi Guru. Graffiti Pers:Jakarta.

Pelly, Usman.2013. Urbanisasi dan Adaptasi Peranan Misi Budaya Minangkabau dan Mandailing di Perkotaan. Unimed Press:Medan.

____________.2015. Etnisitas dalam Politik Multikultural (Buku I). Casa Mesra Publisher: Medan

Sjamsuddin,Helius.2012.Metodologi Sejarah.Penerbit Ombak:Yogyakarta.

Sjarifoedin,Amir. 2014. Minangkabau dari Dinasti Iskandar Zulkarnain Sampai Tuanku Imam Bonjol. PT Griya Media Prima:


(1)

6 1.2. Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas, maka yang menjadi identifikasi masalahadalah:

1. Sejarah keberadaan etnik Minangkabau di Kecamatan Medan Area Kota Medan

2. Faktor-faktor yang memengaruhi etnik Minangkabau migrasi ke Kecamatan Medan Area Kota Medan

3. Upaya etnik Minangkabau dalam mempertahankan hidup di Kecamatan Medan Area Kota Medan

4. Eksistensi etnik Minangkabau di Kecamatan Medan Area Kota Medan 1.3. Pembatasan Masalah

Untuk lebih memaksimalkan hasil penelitian dan lebih terarah, maka peneliti membatasi masalah penelitian yaitu: “ Eksistensi Etnik Minangkabau di Kecamatan Medan Area Kota Medan”.

1.4. Rumusan Masalah

Adapun yang menjadirumusan masalah dalam penelitian ini adalah :

1. Bagaimana sejarah keberadaan etnik Minangkabau di Kecamatan Medan Area Kota Medan?

2. Mengapa Kecamatan Medan Area Kota Medanmenjadi tujuan migrasi etnik Minangkabau?

3. Bagaimana eksistensi etnik Minangkabau Kecamatan Medan Area Kota Medan?


(2)

7 1.5. Tujuan Penelitian

Menetapkan tujuan penelitian merupakan hal yang sangat penting, karena setiap penelitian yang dilakukan harus memiliki tujuan tertentu. Dengan berpedoman kepada tujuannya, maka akan lebih mempermudah mencapai sasaran yang diharapkan. Dengan demikian yang menjadi tujuan penelitian ini adalah :

1. Untuk mengetahui sejarah keberadaan etnik Minangkabau di Kecamatan Medan Area Kota Medan

2. Untuk mengetahui faktor-faktor yang memengaruhi etnik Minangkabau migrasi ke Kecamatan Medan Area Kota Medan

3. Untuk mengetahui upaya etnik Minangkabau dalam mempertahankan hidup di Kecamatan Medan Area Kota Medan

4. Untuk mengetahui eksistensi etnik Minangkabau di Kecamatan Medan Area Kota Medan

1.6. Manfaat Penelitian

Adapun manfaat yang ingin diperoleh sesudah melaksanakan penelitian ini adalah :

1. Menambah wawasan peneliti tentang Eksistensi Etnik Minangkabau di Kecamatan Medan Area Kota Medan

2. Untuk menambah pengetahuan atau informasi bagi para pembaca baik dari kalangan mahasiswa maupun masyarakat umum tentang Eksistensi Etnik Minangkabau di Kecamatan Medan Area Kota Medan


(3)

8 3. Memperkaya informasi bagi masyarakat khususnya di Kota Medan untuk mengetahui Eksistensi Etnik Minangkabau di Kecamatan Medan Area Kota Medan

4. Memperkaya informasi bagi akademisi UNIMED, khusunya jurusan Pendidikan Sejarah untuk dapat kiranya mengetahui dan memahami mengenai Eksistensi Etnik Minangkabau di Kecamatan Medan Area Kota Medan

5. Sebagai bahan masukan dan perbandingan bagi peneliti lain yang bermaksud mengadakan penelitian dalam masalah yang sama.

6. Menambah daftar bacaan kepustakaan ilmiah UNIMED khususnya Fakultas Ilmu Sosial Jurusuan Pendidikan Sejarah.


(4)

69 BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN 5.1KESIMPULAN

Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan maka dapat diambil beberapa kesimpulan, yaitu:

1. Kehidupan merantau sudah ada sejak manusia lahir orang Minangkabau dalam situasi mendesak terutama dalam bidang ekonomi, merantau adalah pilihan yang terbaik. Merantau bagi orang Minangkabai bukan hanya pindah ke kota atau ibukota tetapi juga ke daerah pedesaaan yang terdekat dari luar wilayah mereka yang mereka anggap dapat memberikan kesempatan bekerja. KotaMedan, kecamatan Medan Area adalah sebagian dari daerah yang masih dapat memberikan peluang bagi masyarakat Minangkabau/perantau untuk mengembangkan usahanya. Dalam hal ini melihat kemungkinan tersebut sehingga banyak dari mereka yang melakukan migrasi ke Medan, terutama Kecamatan Medan Area pada Tahun 1920.

2. Faktor-faktor yang menyebabkan orang Minangkabau merantau adalah faktor ekonomi, Budaya (sistem matrilineal). Pada umumnya masyarakat Minangkabau bermata pencaharian sebagai pedagang. Mereka selalu selektif dalam memilih pekerjaan. Jarang sekali ditemukan etnik Minangkabau bekerja sebagai buruh,kuli atau supir. Etnik Minangkabau lebih memilih pekerjaan yang sifatnya bebeas walaupun itu harus sendiri dilalui sepanjang hari. Untuk kedatangan pertamanya ke tanah rantau,


(5)

70 biasanya para perantau menetap terlebih dahulu dirumah “dunsanak” yang dianggap sebagai induk semang.

3. Orang Minangkabau merupakan masyarakat yang dapat menyesuaikan diri dengan lingkungan sekitarnya dimanapun mereka berada. Tak terkecuali di Kecamatan Medan Area. Walaupun demikian, orang Minangkabau tidak dapat melupakan adat kebudayaan daerah asal mereka.

5.2SARAN

Adapun yang menjadi saran dalam penelitian ini, yaitu:

1. Berdasarkan dari hasil penelitian yang telah dilakukan bahwa sebenarnya karakteristik etnik Minangkabau yang gigih, bekerja keras dan pantang menyerah patut kita tauladani. Melihat banyaknya etnik Minangkabau yang telah sukses di Medan Area, umumnya Kota Medan yang memiliki usaha sendiri yang dirintis sejak kecil sampai sukses dan tetap eksis. 2. Kepada pemuda-pemuda yang masih belum memiliki pekerjaan bisa

bekerjasama dengan etnik Minangkabau serta bertukar pikiran untuk membuka usaha sendiri

3. Diharapkan kepada masyarakat Minangkabau yang berdomisili di Medan Area agar tetap menjalin dan selalu meningkatkan komunikasi yang baik dengan masyarakat yang berbeda etnik dimanapun berada. Serta penting juga untuk menciptakan keserasian dan keharmonisan social agar meningkatkan interaksi social dan kebersamaan.


(6)

71 DAFTAR PUSTAKA

Achmadi, Asmoro.1995.Filasafat Umum.Penerbit PT Raja Grafindo .Persada:Jakarta.

Barth, Fredrik. 1969. Kelompok Etnik dan Batasannya.UI-Press:Jakarta.

Buku Pedoman.2013.Panduan Penulisan Skripsi.Jurusan Pendidikan Sejarah:Medan.

Bungin, M.Burhan.2011. Penelitian Kualitatif Komunikasi,Ekonomi, Kebijakan

Publik dan Ilmu Sosial Lainnya. Kencana Prenada Media Grup:Jakarta

Daliman, A. 2012. Metode Penelitian Sejarah. Ombak: Yogyakarta.

Esten,Mursal. 1999. Kajian Transformasi Budaya.Angkasa Bandung: Bandung Hajar, Ibnu. 2015. Tuan Rumah Dan Pendatang Relasi Etnik dan Multikultural di

Kota Medan. Unimed Press: Medan.

Koentjaraningrat. 1970. Manusia dan Kebudayaan di Indonesia. Djambatan: Jakarta

_____________.2009. Pengantar Ilmu Antropologi. Rineka Cipta: Jakarta Mansoer dkk. 1970. Sedjarah Minangkabau. Bhratara: Jakarta.

Naim,Mochtar.1979. Merantau Pola Migrasi Suku Minangkabau. PT RajaGrafindo Persada:Jakarta.

Navis, A.1984. Alam Terkembang Jadi Guru. Graffiti Pers:Jakarta.

Pelly, Usman.2013. Urbanisasi dan Adaptasi Peranan Misi Budaya Minangkabau

dan Mandailing di Perkotaan. Unimed Press:Medan.

____________.2015. Etnisitas dalam Politik Multikultural (Buku I). Casa Mesra Publisher: Medan

Sjamsuddin,Helius.2012.Metodologi Sejarah.Penerbit Ombak:Yogyakarta.

Sjarifoedin,Amir. 2014. Minangkabau dari Dinasti Iskandar Zulkarnain Sampai