KONDISI SOSIAL EKONOMI PETANI SAYUR PASCA ERUPSI GUNUNG SINABUNG DI DESA BATU KARANG KECAMATAN PAYUNG KABUPATEN KARO.

KONDISI SOSIAL EKONOMI PETANI SAYUR PASCA ERUPSI
GUNUNG SINABUNG DI DESA BATU KARANG KECAMATAN
PAYUNG KABUPATEN KARO

SKRIPSI
Diajukan Untuk Memenuhi Syarat
Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

OLEH :

OKTA HARNI BR TUMANGGOR
NIM 3133322052

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN ANTROPOLOGI
FAKULTAS ILMU SOSIAL
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
2017

ABSTRAK
Okta Harni Br Tumanggor, NIM 3133322052, Kondisi Sosial Ekonomi
Petani Sayur Pasca Erupsi Gunung Sinabung di Desa Batu Karang

Kecamatan Payung Kabupaten Karo, Program Studi Pendidikan
Antropologi Fakultas Ilmu Sosial Universitas Negeri Medan, 2017.
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan ataupun menggambarkan
secara jelas kondisi sosial ekonomi petani sayur yang ada di Desa Batu Karang
pasca erupsi Gunung Sinabung. Metode yang digunakan dalam penelitian ini
adalah deskriptif kualitatif. Dalam penelitian ini sumber data berasal dari hasil
observasi, wawancara mendalam, dan dokumentasi. Dari hasil penelitian ini dapat
diskatakan bahwa terjadinya bencana erupsi Gunung Sinabung yang menerjang
Kabupaten Karo pada tahun 2010 yang lalu, mengakibatkan perubahan bagi
masyarakat. Khususnya petani sayur yang ada di Desa Batu Karang. Perubahan itu
terlihat pada kondisi sosial ekonomi petani sayur pasca erupsi Gunung Sinabung.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa kondisi sosial ekonomi petani sayur Desa
Batu Karang mengalami perubahan, dimana lahan pertanian mereka rusak dan
kering, sehingga tanaman sayur banyak yang rusak/jelek atau bahkan gagal panen,
sehingga harga jual dipasar menjadi rendah. Hal ini mengakibatkan tingkat
pendapatan petani sayur menjadi tidak menentu, sehingga kesulitan dalam
pemenuhan kebutuhan hidup. Petani sayur melakukan kerja sampingan untuk
memenuhi kebutuhannya, dimana biasanya ia tidak bekerja ke ladang orang lain,
tapi pasca erupsi Gunung Sinabung ini ia bekerja keladang orang lain atau sering
disebut ngemo, setelah siap lahan pertaniannya dikerjakan maka ia melakukan

ngemo atau bekerja ke ladang orang lain. Namun walau bagaimanapun petani
sayur tidak meninggalkan pekerjaannya sebagai petani sayur. Menanam sayursayuran tetap menjadi prioritas pertanian di Desa Batu Karang. Tetapi bencana
erupsi Gunung Sinabung ini, berdampak positif terhadap interaksi antar petani
sayur di Desa Batu Karang. Dimana interaksi sosial antar petani sayur di Desa
Batu Karang mengalami perubahan positif, terlihat interaksi sosial antar petani
sayur di Desa Batu Karang semakin erat dan nilai-nilai persaudaraan pun semakin
terjalin dengan baik.
Kata Kunci: Erupsi Gunung Sinabung, Petani Sayur, Perubahan Sosial, Kondisi
Sosial Ekonomi

i

KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis ucapkan atas kehadirat Allah Swt. Tuhan Yang
Maha Esa karena atas rahmat dan karunia-Nya serta nikmat yang begitu besar
sehingga akhirnya penulis dapat menyelesaikan perkuliahan dan penyusunan
skripsi yang berjudul “Kondisi Sosial Ekonomi Petani Sayur Pasca Erupsi
Gunung Sinabung di Desa Batu Karang Kecamatan Payung Kabupaten
Karo”. Skripsi ini disusun untuk memperoleh gelar sarjana pendidikan dari Prodi
Antropologi, Fakultas Ilmu Sosial, Universitas Negeri Medan.

Penulis juga ingin mengucapan terima kasih kepada pihak-pihak yang
selama ini memberikan pengaruh besar dan bermanfaat bagi penulis dalam
kelangsungan perkuliahan dan selesainya penulisan skripsi ini, diantaranya:
1. Bapak Prof. Dr. Syawal Gultom, M.Pd. selaku Rektor Universitas Negeri
Medan
2. Ibu Dra. Nurmala Brutu, M.Pd. selaku Dekan Fakultas Ilmu Sosial
Universitas Negeri Medan
3. Ibu Dr. Rosramadhana, M.Si. selaku Ketua Program Studi Pendidikan
Antropologi
4. Bapak Drs. Payerli Pasaribu, M.Si. selaku pembimbing skripsi yang sangat
bijaksana dan penuh perhatian dalam memberikan arahan, bimbingan, dan
ilmu yang sangat bermanfaat sehingga skripsi ini dapat diselesaikan.
5. Ibu Noviy Hasanah, M.Hum. Selaku pembimbing akademik sekaligus
penguji satu yang selalu memberikan nasihat dan motivasi yang baik
selama masa perkuliahan.

ii

6. Ibu Supsiloani, M.Si. selaku penguji dua yang selalu memberikan
masukan dan nasihat untuk menjadikan tulisan ini lebih baik.

7. Bapak Dr. Bakhrul Khair Amal, M.Si. selaku penguji tiga saya ucapkan
terimakasih sebesar-besarnya
8. Ucapan terimakasih mendalam Kepada Bapak dan Mamak, yang sangat
saya sayangi yang selama ini banyak memberikan nasehat dan motivasi
hingga skripsi ini dapat terselesaikan.
9. Kepada Kepala Desa Batu Karang beserta perangkatnya dan masyarakat
Desa Batu Karang saya ucapkan terimakasih sebesar-besarnya
10. Kepada sahabat saya Anta Yolanda Lestari Aritonang, Lydia Sari
Hutagalung, dan Erwita Febrina Siahaan yang banyak memberikan
dukungan dan saran hingga selesainya skripsi ini, saya ucapkan terima
kasih yang sebesar-besarnya.
11. Terkhusus kepada teman-teman kelas B-Ekstensi 2013, dan kelas Creguler 2013 saya ucapkan terimakasih
Akhir kata penulis mengucapkan terima kasih dan harapan yang besar dari
penulis mudah-mudahan skripsi ini dapat bermanfaat bagi semua pembaca.

Medan, 7 April 2017
Penulis

Okta Harni Br Tumanggor
NIM 3133322052


iii

DAFTAR ISI

ABSTRAK ...................................................................................................... i
KATA PENGANTAR ................................................................................... ii
DAFTAR ISI ................................................................................................... iv
DAFTAR TABEL ......................................................................................... vii
DAFTAR LAMPIRAN ................................................................................. viii
BAB I PENDAHULUAN .......................................................................... 1
1.1

Latar Belakang ....................................................................... 1

1.2

Identifikasi Masalah .............................................................. 3

1.3


Pembatasan Masalah .............................................................. 4

1.4

Rumusan Masalah .................................................................. 4

1.5

Tujuan Penelitian .................................................................. 4

1.6

Manfaat Penelitian ................................................................. 5

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA TEORI ....................... 7
2.1

Kajian Pustaka


.................................................................... 7

2.1.1 Upaya Masyarakat dalam Memenuhi Kebutuhan
Sosial Ekonomi Pasca Bencana Alam .......................... 7
2.1.2 Kondisi Sosial Ekonomi Masyarakat Akibat Bencana
Alam ............................................................................... 8
2.2

Landasan Teori
2.2.1

.................................................................... 10

Teori Perubahan Sosial ................................................. 10

2.2.2 Teori Interaksi Sosial George Simmel ......................... 15
2.3

Kerangka Konseptual .............................................................. 16
2.3.1 Kondisi Sosial Ekonomi ............................................... 16

2.3.2 Petani ............................................................................ 17
2.3.3 Bencana Alam .............................................................. 18
2.3.4 Masyarakat Desa .......................................................... 20

2.4

Kerangka Berfikir .................................................................... 21

BAB III METODOLOGI PENELITIAN .................................................... 23
3.1

Jenis Penelitian ........................................................................ 23

3.2

Subjek dan Objek Penelitian .................................................... 24

iv

3.2.1 Subjek Penelitian ............................................................ 24

3.2.2 Objek Penelitian ............................................................. 24
3.3. Teknik Pengumpulan Data ....................................................... 25
3.3.1 Wawancara Mendalam ................................................... 25
3.3.2 Observasi (Pengamatan).................................................. 25
3.3.3 Dokumentasi .................................................................. 26
3.4

Teknik Analisa Data ................................................................ 26
3.4.1 Data Reduction (Reduksi Data)....................................... 27
3.4.2 Data Display (Penyajian Data) ........................................ 27
3.4.3 Conclusion Drawing /Verification .................................. 27

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ............................. 28
4.1

Hasil Penelitan ........................................................................ 28
4.1.1 Sejarah Batu Karang ....................................................... 28
4.1.2 Lokasi dan Batas Wilayah .............................................. 30
4.1.3 Letak Geografis dan Iklim .............................................. 31
4.1.3.1 Keadaan Tanah ................................................... 31

4.1.3.2 Iklim ................................................................... 32
4.1.4 Pola Perkampungan Desa Batu Karang ........................... 33
4.1.4.1 Keadaan Jalan .................................................... 35
4.1.4.2 Media Massa dan Kesehatan Penduduk .............. 36
4.1.5 Penduduk ........................................................................ 37
4.1.5.1 Gambaran Umum Penduduk .............................. 37
4.1.5.2 Komposisi Penduduk Berdasarkan Mata
Pencaharian ...................................................... 37
4.1.5.3 Komposisi Penduduk berdasarkan Pendidikan40
4.1.5.4 Komposisi Penduduk Berdasarkan Agama ........ 43
4.1.6 Alasan Petani Sayur Menanam Sayur Mayur Pasca
Erupsi Gunung Sinabung ............................................... 44
4.1.7 Upaya Pemerintah Desa Pasca Erupsi Gunung
Sinabung ......................................................................... 47
4.1.8 Kondisi Sosial Ekonomi Petani Sayur sebelum dan
sesudah Erupsi Gunung Sinabung .................................. 51
4.1.8.1 Kondisi Sosial Ekonomi Petani Sayur sebelum .
Erupsi Gunung Sinabung ................................... 51
4.1.8.2 Kondisi Sosial Ekonomi Petani Sayur sesudah
v


Erupsi Gunung Sinabung ................................... 60
4.2

Pembahasan ............................................................................. 70

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ........................................................ 72
5.1 Kesimpulan ............................................................................. 72
5.2 Saran ......................................................................................... 72
DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................... 75
LAMPIRAN .................................................................................................. 76

vi

DAFTAR TABEL
Tabel I

Komposisi Penduduk Desa Batu Karang Berdasarkan Umur dan
Jenis Kelamin ............................................................................... 38

Tabel II

Komposisi Penduduk Berdasarkan Mata Pencaharian .................. 40

Tabel III

Komposisi Penduduk Berdasarkan Tingkat Pendidikan .............. 42

Tabel IV

Komposisi Penduduk Berdasarkan Agama .................................. 43

vii

DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1

Pedoman Wawancara

Lampiran 2

Data Informan

Lampiran 3

Dokumentasi Penelitian

Lampiran 4

Daftar Istilah

viii

BAB I
PENDAHULUAN

1.1

Latar Belakang
Bencana merupakan peristiwa atau rangkaian peristiwa yang mengancam

dan mengganggu kehidupan dan penghidupan masyarakat yang disebabkan oleh
faktor alam dan faktor non alam. Bencana alam tidak dapat dianggap sebagai
masalah yang biasa saja. Setiap bencana alam yang terjadi pasti menimbulkan
kerugian yang besar dari setiap aspek kehidupan. Bencana alam dapat
menyebabkan dampak yang merusak pada bidang ekonomi, sosial, dan
lingkungan. Kerusakan ini dapat menggangu aktivitas sosial, dampak dalam
bidang sosial, kematian, luka-luka, sakit, hilangnya tempat tinggal, dan kekacauan
komunitas, serta kerusakan lingkungan yang dapat mencakup hancurnya hutan
maupun tanaman-tanaman yang ada.
Pada tahun 2010 salah satu bencana alam yang terjadi di Sumatera Utara
adalah meletusnya Gunung Sinabung, di Kabupaten Karo. Meletusnya Gunung
Sinabung diawali dengan datangnya gempa bumi. Bencana meletusnya gunung
Sinabung tersebut, menyebabkan masyarakat yang berada di daerah bahaya
sekitar Gunung Sinabung, harus hidup di pengungsian dan kehilangan
pekerjaannya.
Salah satu desa yang mengalami kerusakan parah akibat letusan gunung
Sinabung ialah Desa Batu Karang, yang berada sekitar 7 km dari kaki gunung
Sinabung. Sebelum meletusnya Gunung Sinabung, Desa Batu Karang merupakan
1

2

desa yang tentram dan subur. Dimana aktivitas sehari-hari masyarakatnya lebih
banyak bermata pencaharian sebagai petani.
Sektor pertanian memegang peranan penting dalam perekonomian
masyarakat disamping sektor – sektor lainnya. Desa Batu Karang juga memiliki
potensi sumber daya alam yang cukup bagus. Tanah pertanian di Desa Batu
Karang, sangat subur dan udaranya pun sejuk.
Salah satu hasil pertanian masyarakat yang mendapat perhatian khusus
adalah sayur mayur. Pendapatan masyarakat di Desa Batu Karang di dominasi
dari hasil jual sayur-sayuran. Dapat dikatakan bahwa hasil pertanian sayur
mayurlah yang menjadi andalan utama masyarakat di Desa Batu Karang untuk
memenuhi kebutuhan sehari-hari.
Dilihat dari faktor tanah di Desa Batu Karang yang subur, maka hasil
pertanian pun melimpah dan pendapatan dari hasil pertanian pun mencukupi.
Karena pendapatan yang cukup dari hasil pertanian tersebut maka rata-rata
masyarakatnya menyekolahkan anak-anak dalam keluarga. Ada yang bersekolah
di desa ada pula yang disekolahkan keluar kota. Oleh karena itu, kehidupan
sehari-hari masyarakat Desa Batu Karang sangat bergantung terhadap hasil
pertanian yang mereka kelola.
Berdasarkan pengamatan peneliti sebelum terjadinya eruspi Gunung
Sinabung, jika dilihat dari segi kesehatan maka rata-rata penduduk memiliki
kesehatan yang baik sebelum meletusnya Gunung Sinabung. Hal ini dapat dilihat
dari sepinya pengunjung puskesmas yang ada di Desa Batu Karang. Semua
aktivitas berlangsung normal-normal saja. Akan tetapi pasca erupsi Gunung

3

Sinabung tahun 2010 sampai sekarang, semua keadaan seakan-akan berbanding
terbalik. Banyak dampak yang timbul pasca meletusnya Gunung Sinabung
terhadap kehidupan sosial ekonomi masyarakat Desa Batu Karang khususnya
terhadap petani sayur.
Berdasarkan pengamatan peneliti sementara, pasca meletusnya Gunung
Sinabung, penduduk Desa Batu Karang yang bermata pencaharian sebagai petani
sayur mengalami kerugian yang cukup besar baik secara fisik maupun materi.
Sebagai contoh, banyak petani yang merugi akibat gagal panen yang petani alami,
belum lagi harga jual yang rendah di pasaran akibat hasil panen yang kurang baik.
Diperkirakan pasca terjadinya erupsi gunung Sinabung petani sayur Desa Batu
Karang mengalami kesulitan dalam aspek sosial-ekonomi.
Berdasarkan uraian diatas sebagai dasar pemikiran dan menjadi latar
belakang peneliti tertarik untuk meneliti tentang “ Kondisi Sosial Ekonomi
Petani Sayur Pasca Erupsi Gunung Sinabung di Desa Batu Karang,
Kecamatan Payung, Kabupaten Karo, Sumatera Utara”.
1.2 Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah di atas maka yang menjadi identifikasi
masalah dalam penelitian ini adalah:
1. Kondisi sosial ekonomi petani sayur pasca erupsi Gunung Sinabung di
Desa Batu Karang.
2. Dampak erupsi Gunung Sinabung pada bidang sosial ekonomi di Desa
Batu Karang.
3. Rusaknya lahan pertanian pasca erupsi Gunung Sinabung.

4

4. Dampak erupsi Gunung Sinabung terhadap pola tempat tinggal petani
sayur di Desa Batu Karang.
5. Terganggunya kesehatan masyarakat pasca erupsi Gunung Sinabung.
6. Upaya yang dilakukan petani sayur untuk memenuhi kebutuhan sosial
ekonomi pasca erupsi Gunung Sinabung.

1.3 Pembatasan Masalah
Berdasarkan identifikasi masalah yang ada, maka dalam penelitian ini
perlu adanya pembatasan masalah yaitu Kondisi Sosial Ekonomi Petani Sayur
Pasca Erupsi Gunung Sinabung di Desa Batu Karang Kecamatan Payung
Kabupaten Karo.

1.4 Perumusan Masalah
Berdasarkan identifikasi masalah maka yang menjadi perumusan masalah
adalah:
1. Apa alasan petani sayur tetap menanam sayur mayur pasca erupsi Gunung
Sinabung?
2. Apa upaya yang dilakukan Pemerintah Desa pasca erupsi Gunung
Sinabung?
3. Bagaimana kondisi sosial ekonomi petani sayur sebelum dan sesudah
erupsi Gunung Sinabung?
1.5 Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah maka tujuan penelitian ini dilakukan
adalah:

5

Untuk mengetahui alasan petani sayur tetap menanam sayur mayur pasca
erupsi Gunung Sinabung.
1. Untuk mengetahui upaya yang dilakukan Pemerintah Desa pasca erupsi
Gunung Sinabung.
2. Untuk mengetahui kondisi sosial ekonomi petani sayur sebelum dan
sesudah erupsi Gunung Sinabung.
1.6 Manfaat Penelitian
Melalui penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat sebagai
berikut:
1.6.1. Manfaat Teoritis
1. Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi dan
pengaruh positif bagi masyarakat khususnya petani sayur Desa Batu
Karang.
2. Dapat menjadi referensi untuk penelitian selanjutnya yang lebih baik
dan lengkap.
1.6.2. Manfaat Praktis
1. Penelitian ini dapat memberikan sumbangan ilmu dan rujukan bagi
ilmu Antropologi/Sosiologi khususnya tentang kondisi sosial ekonomi
petani sayur pasca erupsi Gunung Sinabung di Desa Batu Karang.
2. Penelitian ini dapat dijadikan sebagai pengukur kemampuan peneliti
dalam menemukan suatu fenomena atau permasalahan yang terjadi di
masyarakat serta menganalisisnya.

6

3. Penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi dan menambah
wawasan bagi para pembaca mengenai kondisi sosial ekonomi petani
sayur pasca erupsi Gunung Sinabung.

BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan penulis mengenai Kondisi
Sosial Ekonomi Petani Sayur Pasca Erupsi Gunung Sinabung di Desa Batu
Karang Kecamatan Payung Kabupaten Karo, menyimpulkan bahwa:
1. Alasan petani sayur tetap menanam sayur mayur pasca erupsi Gunung
Sinabung dikarenakan:
a. Petani sayur tidak memiliki keahlian/keterampilan lain selain bertani
sayur.
b. Bertani sayur sudah secara turun-temurun telah diwarisi dari generasi
ke generasi dan hasil pertanian sayur di Desa Batu Karang sudah
terkenal dengan kualitas bagusnya dikarenakan sudah sejak dahulu
tanaman sayur menjadi mata pencaharian di desa ini.
c. Petani sayur tidak memiliki modal yang cukup untuk menanam
tanaman lain seperti: tembakau, bawang, cabai dan lainnya, yang mana
memerlukan modal yang cukup besar.
2. Upaya Pemerintah Desa Batu Karang pasca erupsi Gunung Sinabung
untuk membantu kondisi sosial ekonomi petani sayur adalah dengan
memberikan bantuan-bantuan seperti: bibit-bibit tanaman, pupuk, dan
pasokan air bersih. Bantuan diberikan secara bertahap/berjalur. Dimana
pembagiannya diberikan secara tiga bulan sekali, hal itu dilihat dari sistem
tertib tanam di Desa Batu Karang, yaitu untuk tiga bulan pertama

72

73

diberikan bantuan kepada petani yang lahan pertaniannya berada di
panggong baru, selanjutnya untuk tiga bulan berikutnya bantuan diberikan
kepada petani yang lahan pertaniannya berada di panggong baru. Adapun
upaya lain yang diberikan pemerintah Desa Batu Karang adalah
memberikan surat keterangan kepada anak-anak di Desa Batu Karang
yang tengah menempuh pendidikan bahwa sanya merupakan anak korban
erupsi Gunung Sinabung yang nantinya dapat digunakan untuk
mendapatkan bantuan dari sekolah ataupun perguruan tinggi.
3. Kondisi sosial ekonomi petani sayur sebelum dan sesudah erupsi Gunung
Sinabung mengalami perubahan, hal ini bisa dilihat dari
a. Tingkat Pendapatan
Sebelum erupsi Gunung Sinabung pendapatan petani sayur Desa Batu
Karang dapat dikatakan cukup baik. Namun pasca erupsi Gunung
Sinabung tingkat pendapatan petani sayur menjadi menurun, dimana
hasil pertanian sayur mereka rusak sehingga harga jual dipasaran
rendah, dan mengakibatkan pendapatan yang awalnya dapat mencukupi
kebutuhan sehari-hari menjadi tidak menentu.
b. Interaksi Sosial
Interaksi sosial petani sayur di Desa Batu Karang sebelum erupsi
Gunung Sinabung terlihat kurang baik. Dimana banyak petani sayur
yang bersifat individualisme, dan sifat kerja sama yang tidak ada antar
petani. Namun pasca erupsi Gunung Sinabung, interaksi sosial antar
petani sayur di desa ini mengalami perubahan kearah yang positif.

74

Dimana antara petani sayur yang satu dengan yang lainnya,merasa
senasib, dan saling tolong menolong dalam setiap hal. Misalnya dalam
memasukkan air ke ladang/sawah, mereka saling bahu-membahu satu
sama lain, begitu juga halnya apabila ada bantuan yang diberikan
pemerintah desa, mereka saling memberitahu. Sifat kesombongan dan
mementingkan kepentingam sendiri mereka tinggalkan.
c. Tingkat Pendidikan
Di Desa Batu Karang tingkat pendidikan anak bisa dikatakan sudah
baik, dimana sudah tidak ada anak yang tidak pernah mengenyam
pendidikan, bahkan banyak anak-anak di Desa Batu Karang yang
bersekolah sampai perguruan tinggi baik yang di Sumatera maupun
Pulau Jawa. Semua biaya pendidikan berasal dari orang tua yang
bekerja sebagai petani sayur. Tetapi pasca erupsi Gunung Sinabung,
pendidikan anak di Desa Batu Karang sedikit mengalami hambatan,
dimana petani sayur selaku orang tua mengalami kesulitan dalam
pemenuhan biaya pendidikan. Dikarenakan hasil pertanian sayur yang
rusak sehingga tingkat pendapatan menjadi menurun. Namun hal ini
tidak membuat anak-anak di Desa Batu Karang menjadi putus sekolah.
Karena berbagai hal upaya dilakukan orang tua (petani sayur) untuk
tetap bisa memenuhi kebutuhan biaya pendidikan anak-anak mereka,
seperti: meminjam uang ke Bank ataupun ke tokeh (pembeli hasil
pertanian petani sayur).

75

5.2 Saran
Penulis memiliki saran selama masa penelitian di Desa Batu Karang yaitu:
1. Kepada masyarakat khususnya petani sayur agar mencari alternatif
pekerjaan sampingan yang bisa membantu dalam menambah
pendapatan yang hanya dari hasil pertanian sayur.
2. Kepada

Pemerintah

Desa

Batu

Karang

diharapkan

bisa

mengadakan penyuluhan tentang pertanian, agar petani lebih
memiliki wawasan dan keterampilan yang lebih baik dalam bertani
ataupun dalam hal yang lainnya.

76

DAFTAR PUSTAKA

Damsar. 2009. Pengantar Sosiologi Ekonomi. Jakarta: Kencana
Ibrahim,

Jabal Tarik, 2002. Sosiologi
Muhammadiyah Malang

Pedesaan.

Malang:

Universitas

Ihsam, Musoffa. 2015. Ketahanan Masyarakat Desa. Jakarta: Kementrian Desa,
Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi Republik Indonesia
Indiyanto, Agus. 2012. Agama, budaya, & bencana. Bandung: Mizan Pustaka
Bandung
(ISDR 2006 Word Disaster Reduction Campaign, UNESCO).
Koentjaraningrat.1977. Metode-Metode Penelitian Masyarakat. Jakarta: Aksara
Baru
Martono, Nanang. 2007. Sosiologi Perubahan Sosial.
Indonesia

Jakarta: Universitas

Moleong, Lexy J. 2007. Metode Penelitian Kualitatif. Bandung: Rosdakarya
Mosher,A.T. 1997. Menggerakkan dan Membnagun Pertanian. Jakarta: Bumi
Aksara
Poerwadarminta. 2006. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka
Robert H Lauer.1993. Perspektif Perubahan Sosial. Jakarta: Rineka Cipta
Salim, Agus. 2002. Perubahan Sosial. Yogyakarta: Tiara Wacana Yogya
Sugiyono. 2007. Metode Penelitian Pendidikan (Pendekatan Kuantitatif &
Kualitatif). Bandung: Alfabeta
Soekanto, Soerjono.1990. Sosiologi Suatu Pengantar. Jakarta: Raja Grafindo
Persada
Todaro, Michael .2008. Pembangunan Ekonomi . Jakarta : Erlangga
Wahyudi. 2005. Formasi dan Struktur Gerakan Sosial Petani. Studi Kasus
Reklaiming/ Penjarahan Atas Tanah PTPN XII (Persero) Kalibakar
Malang Selatan: Malang UMM Press
Wolf, Erick R. 1986. Petani Suatu Tinjauan Antropologis. Jakarta: CV Rajawali

77

Sumber Skripsi
Evita,Eva. (2015). Kondisi Sosial Ekonomi Rumah Tangga Pasca Banjir di
Kecamatan Juwana Kabupaten Pati. Semarang: Fakultas Ilmu Sosial
Universitas Negeri Semarang
Saputri, Catur Dewi (2012) . Perubahan Sosial-Ekonomi Masyarakat Penambang
Pasir Pasca Erupsi Merapi Tahun 2010 di Dusun Kojor Kelurahan
Bojong Kecamatan Mungkid Kabupaten Magelang. Yogyakarta:
Fakultas Ilmu Sosial Universitas Negeri Yogyakarta
Prayamita (2011) Analisis Transformasi Mata Pencaharian, Mitigasi Bencana
Sosial dan Lingkungan, Kelembagaan Ekonomi Masyarakat Penambang
Batu Desa Suci Kecamatan Panti Kabupaten Jember Pasca Bencana
Banjir Bandang. Jember: Fakultas Ekonomi Universitas Jember

Sumber Jurnal
Wasito, dkk. 2011. Kondisi Sosial Masyarakat Petani Pasca Erupsi Merapi.
Bogor: IPB ( Diakses pada tanggal 19 Oktober 2016 ,pukul 20.00 Wib)
Sumber Undang-Undang dan Peraturan Daerah
Undang-Undang No 24 Tahun 2007 tentang Bencana