49
13 Memilih dan mengembangkan strategi belajar mengajar, 14 Memilih dan mengembangkan media pengajaran yang sesuai, 15 Memilih dan
memanfaatkan sumber belajar, 16 Menciptakan iklim belajar mengajar yang tepat, 17 Mengatur ruang belajar, 18 mengelola program belajar mengajar
19 Mengelola interaksi belajar mengajar. 20 Menilai prestasi murid untuk kepentingan pengajaran, 21 Menilai proses belajar mengajar yang telah
dilaksanakan, 22 Melakukan analisis penilaian, 23 Melakukan perbaikan dan pengayaan.
3.4 Instrumen Penelitian 3.4.1 Jenis Instrumen
Instrumen penelitian ini berbentuk kuesioner yang berisi butir- butir pertanyaan mengenai layanan sekolah dan profesionalisme guru di SD
Muhammadiyah Gunungpring Muntilan. Sebagai alat pengumpul data, kuesioner dapat mengungkap fakta menurut pengalaman responden dan
bersifat kooperatif. Responden menyisihkan waktu untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan secara tertulis sesuai dengan petunjuk yang diberi
peneliti Arikunto,1998. Pengumpulan data menggunakan kuesioner mudah ditabulasi untuk analisis dan kuantitatif Nasution, 1996.
Perumusan pertanyaan dalam kuesioner didasarkan pada indikator masing-masing variabel penelitian, baik variabel independan maupun
variabel dependen. Kuesioner angket akan diisi oleh responden yang menjadi sampel penelitian. Angket yang digunakan untuk mengumpulkan data
50
adalah jenis angket tertutup dengan menggunakan skala Likert. Jawaban yang disediakan terdiri dari 4 empat pilihan dengan diberikan skor penilaian, a =
4 sangat puas b = 3 puas , c = 2 tidak puas, d =1 sangat tidak puas. Atau sesuai indikator, a = 4 sangat sesuai, b = 3 sesuai, c = 2 tidak sesuai
d = 1 sangat tidak puas. Dan sebagainya sesuai dengan pertanyaan dalam instrument. Penyusunan dan pengembangan butir-butir instrumen dibuat
berdasarkan teori, literatur-literatur yang berhubungan dengan topik yang dibahas maupun wawancara informal dengan pihak terkait di SD
Muhammadiyah Gunungpring Muntilan. Kisi-kisi dan indikator terlampir pada tabel 2.
3.4.2 Uji Validitas Instrumen
Suatu tes atau intrumen penelitian dapat dikatakan mempunyai validitas tinggi apabila menunjukkan hasil ukur sesuai dengan maksud
dilakukannya pengukuran tersebut Nasution 1996 mengemukakan bahwa suatu instrumen memenuhi syarat validitas apabila dapat mengungkap data
dari variabel yang diteliti secara tepat. Menurut Sugiyono, 1999 Valid berarti alat ukur itu dapat mengukur apa yang ingin diukur. Dari beberapa
pendapat dapat disimpulkan bahwa Validitas adalah ketepatan suatu alat ukur dalam mengungkap data dari variabel yang diteliti secara tepat dan benar.
Proses pengukuran validitas instrument ini adalah : 1 menyusun instrument pengumpulan data berdasarkan nalar, logika dan paradigma teoritis
51
yang ada serta definisi operasional variabel, 2 berdasarkan definisi tersebut ditentukan indikator-indikator variabel, kemudian disusun butir-butir
pertanyaan, 3 instrumen tersebut kemudian dikonsultasikan pada dosen pembimbing , 4 uji coba pada sasaran yang memiliki latar belakang sama.
Dalam penelitian ini akan diujicobakan terlebih dahulu kepada 70 responden dari populasi yang sama sebelum dipakai untuk penelitian. Setelah
data diperoleh ditabulasikan dan dikonsultasikan pembimbing kemudian mengkorelasikan antar skor item instrumen dengan bantuan komputer
program SPSS 10.
Dengan menggunakan bantuan SPSS, yaitu R
hasil
dapat dilihat pada kolom CORRECTED ITEM- TOTAL CORRELATION pada output
computer Lampiran 1 - 3
Kesimpulan :
Jika R
hasil
positif ≥ r
tabel
, maka butir tersebut adalah valid Jika
R
hasil
positif r
tabel
, maka butir tersebut adalah tidak valid. Jika ditemukan ada butir yang tidak valid, maka butir yang tidak valid tersebut
harus dikeluarkan, dan proses analisis diulang untuk yang valid saja.
3.4.3 Uji Reliabilitas
Instrumen
Uji reliabilitas dimaksudkan untuk menentukan tingkat konsistensi instrument. Artinya apabila instrumen diujicobakan kepada kelompok subyek
dengan jumlah tertentu dan dilakukan berulang kali pada waktu yang berbeda
52
memberikan hasil yang sama. Hal tersebut dikemukakan juga oleh Singarimbun, 1995 : 122-123 yang mengatakan bahwa reliabilitas menunjukkan sejauh mana
suatu hasil pengukur relatif konsisten apabila pengukuran diulangi dua kali atau lebih. Menurut Suharsimi 1998, ada berbagai teknik mencari reliabilitas, yaitu;
1 dengan rumus Spearman-Brown, 2 dengan rumus Flanagan, 3 dengan rumus Rulon, 4 dengan rumus K-R 20, 5 dengan rumus K-R 21, 6 dengan
rumus Hoyt, 7 dengan rumus Alpha. Penggunaan rumus tersebut tergantung pada tujuan dan sifat variabel.
Dalam penelitian ini, untuk reliabilitas instrumen digunakan rumus Alpha, karena datanya interval. Untuk melakukan uji reliabilitas, peneliti menggunakan
bantuan komputer program SPSS 11,5 versi Singgih Santosa. Dengan menggunakan bantuan SPSS, yaitu R alpha dapat dilihat pada akhir output
komputer.
Kesimpulan :
Jika R
alpha
positif ≥ r
table
, maka butir tersebut adalah reliable. Jika
R
alpha
positif r
table
, maka butir tersebut adalah tidak reliable.
3.5 Teknik Pengumpulan data dan Analisis Data.