Pendekatan Masalah Prosedur Pengumpulan Data

dibutuhkan melalui wawancara dengan menggunakan pedoman wawancara yang telah dipersiapkan sebelumnya.

3.4 Prosedur Pengolahan Data

Setelah data terkumpul maka tahap selanjutnya dilakukan pengolahan data, dengan prosedur sebagai berikut: 1. Seleksi Data Data yang terkumpul kemudian diperiksa untuk mengetahui kelengkapan data selanjutnya data dipilih sesuai dengan permasalahan yang diteliti. 2. Klasifikasi Data Penempatan data menurut kelompok-kelompok yang telah ditetapkan dalam rangka memperoleh data yang benar-benar diperlukan dan akurat untuk kepentingan penelitian. 3. Penyusunan Data Penempatan data yang saling berhubungan dan merupakan satu kesatuan yang bulat dan terpadu pada subpokok bahasan sesuai sistematika yang ditetapkan untuk mempermudah interpretasi data

3.5 Analisis Data

Analisis data yang dipergunakan dalam penelitian ini adalah analisis deskriptif kualitatif, maksudnya adalah analisis data yang dilakukan dengan menjabarkan secara rinci kenyataan keadaan atas suatu objek dalam bentuk kalimat guna memberikan gambaran yang lebih jelas terhadap permasalahan yang diajukan, sehingga memudahkan untuk dirangkum guna pembahasan pada bab-bab selanjutnya.

BAB V P E N U T U P

5.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian maka dapat disimpulkan sebagai berikut: 1. Peran BP3K dalam peningkatan swasembada beras di Kecamatan Bekri Kabupaten Lampung Tengah, adalah melaksanakan penyuluhan pertanian, yaitu sebagai upaya memfasilitasi petani melalui penyuluhan yang mengarah pada keterbukaan informasi dan teknologi. Melaksanakan pendampingan kepada petani dalam melaksanakan usaha tani yang meliputi pemilihan benih unggul pengolahan lahan sistem tanam pengairan berselang, pemupukan berimbang, penyiangan, pengendalian hama dan penyakit tumbuhan, serta panen dan pasca panen. Mengaktifkan petani dalam kelompok tani sebagai sarana bagi petani untuk kelas belajar; wahana kerjasama dan unit produksi; usaha tani yang dilaksanakan oleh masing masing anggota kelompok tani. 2. Faktor-Faktor yang menghambat peran BP3K dalam peningkatan swasembada beras di Kecamatan Bekri Kabupaten Lampung Tengah, terdiri dari Keterbatasan SDM Petani, yaitu sebagian besar petani memiliki latar belakang pendidikan yang rendah. Keterbatasan kuantitas penyuluh, yaitu jumlah penyuluh pertanian hanya enam orang, sedangkan jumlah desa yang harus dilayani oleh petugas penyuluh adalah delapan desa. Keterbatasan Sarana dan Prasarana Penyuluh, yaitu kurangnya buku-buku atau brosur pertanian dan modul-modul pelatihan pertanian.

5.2 Saran

Beberapa saran dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Jumlah tenaga penyuluh hendaknya ditingkatkan dalam rangka mengoptimalkan pelaksanaan Penyuluhan pertanian di Kecamatan Bekri Kabupaten Lampung Tengah. Selain itu hendaknya ditingkatkan pengawasan dari lembaga vertikal terhadap pelaksanaan program BP3K sesuai dengan tugas pokok dan fungsinya, sehingga akan mencapai tujuan yang lebih optimal. 2. Para petani di Kecamatan Bekri hendaknya semakin aktif dan intensif dalam mengikuti penyuluhan pertanian, karena dengan mengikuti penyuluhan tersebut maka pengetahuan dan pengalaman para petani dalam bidang usaha pertaniannya akan mengalami peningkatan sehingga diharapkan mampu menambah hasil dan pendapatan petani dalam bidang usaha pertanian yang ditekuninya. Selain itu sarana dan prasarana penyuluhan berupa berbagai buku, brosur dan modul pelatihan pertanian hendaknya ditingkatkan jumlahnya dan dibagikan secara merata kepada kelompok-kelompok tani yang ada di Kecamatan Bekri. DAFTAR PUSTAKA A. Gunawan Setiardja, Dialektika Hukum dan Moral dalam Pembangunan Masyarakat Indonesia, Kanisius, Yogyakarta, 1990. Bernhard Limbong, Ekonomi Kerakyatan dan Nasionalisme Ekonomi, Pustaka Margaretha, Jakarta, 2013. Departemen Pertanian. Dasar Dasar Penyuluhan Pertanian. Jakarta. 2006. FAO. Rice In human Nutrition. Food and Nutrition Series. FAO, Rome. 1993. Hardinsyah, Dodik Briawan, Retnaningsih, Tin Herawati dan Retno Wijaya, Modul Ketahanan Pangan 03. Analisis Kebutuhan Konsumsi Pangan. Pusat Studi Kebijakan Pangan dan Gizi PSKPG Institut Pertanian Bogor dan Pusat Pengembangan Konsumsi Pangan PPKP Badan Bimas Ketahanan Pangan, Deptan. 2002. Hutapea dan Mashar. Ketahanan Pangan dan Teknologi Produktivitas Menuju Kemandirian Pertanian di Indonesia. Kementerian Pertanian RI. Jakarta. 2005. Muammar Himawan. Pokok-Pokok Organisasi Modern. Bina Ilmu. Jakarta. 2004. Mubyarto, Pengantar Ekonomi Pertanian, LP3ES, Jakarta, 1989. Muhammad Djumhana, Hukum Ekonomi Sosial Indonesia, Citra Aditya Bakti, Bandung, 1994. Prajudi Admosudirjo, Teori Kewenangan, PT, Rineka Cipta Jakarta, 2001 Sajogyo dan Pujiwati Sajogyo, Sosiologi Pedesaan, Gadjah Mada University Press, Yogyakarta, 2011 Siswono Yudo Husodo. Kemandirian di Bidang Pangan, Kebutuhan Negara Kita. Makalah Kunci pada Seminar Nasional Teknologi Pangan, Semarang, 9-10 Oktober 2001. Soekartawi, et al., Ilmu Usaha Tani dan Penelitian Untuk Pengembangan Petani Kecil, UI Press, Jakarta, 1986. Sukino, Membangun Pertanian dengan Pemberdayaan Masyarakat Petani, Pustaka Baru Press, Yogyakarta, 2013.