Tujuan Penelitian Batasan Masalah

Gambar 2 . Pada fase-fase tekt Awal terjadi akiba itu dikenali dengan Jura berjajar denga di Timur kota Pada dikenal sebagai Musi Pulunggono, 1992 linieament ditemuka dimulai dari Gunung batuan granitis di granodiorit dan di sesar strike slip be terdapat tiga linie Akhir–Kapur Awa 2 . Fase-fase tektonik Pulau Sumatera Pulungg tektonik tersebut Fase kompresional pada Jur kibat tumbukan Lempeng India dengan Lempe ngan adanya jalur magmatisme berupa intrusi g gan arah WNW–ESE dimulai dari Pegununga Padang, Pegunungan Tigapuluh, Pegunungan Musi linieament hasil sesar strike slip berum 1992. Selain itu di sebelah selatannya dan sejaj ukan jalur magmatik berarah WNW–ESE unung Bolang di Tenggara Padang, Sungai Gum di Gunung Tembesi–Rawas hingga batuan da di Selat Sunda yang dikenal sebagai Lematang berumur Kapur Awal Pulunggono, 1992. K nieament yang juga merupakan hasil fase kom al, berturut-turut, yaitu Kepayang dan Saka lini unggono, 1992 Jura Akhir–Kapur peng Eurasia. Hal usi granitis berumur gan Gumanti–Liki gan Duabelas yang rumur Jura Akhir jajar dengan Musi E berumur Kapur umanti, singkapan dasar granit serta g linieament hasil . Ke arah Selatan kompresional Jura linieament. Fase tektonik selanjutnya adalah fase Ekstensional pada kapur Akhir–Tersier Awal yang terjadi akibat perubahan arah pergerakan Lempeng Hindia menjadi N - S serta berkurangnya kecepatan konvergensi secara signifikan sejak Eosen Akhir telah menyebabkan gaya gravitasi menjadi dominan dan sesar-sesar yang terbentuk sebelumnya berkembang menjadi zona depresi maupun seri graben berarah NE–SW dan N–S Pulunggono, 1992. Sesar mendatar dekstral pada Lematang linieament yang berarah N300°W terhenti, sedangkan zona depresi yang terletak di sebelah Selatan Lematang linieament mempunyai arah N30°E terbentuk dengan ditunjukkan oleh kehadiran Formasi Lahat sebagai endapan synrift. Fase tektonik yang ke-tiga adalah fase kompresional kembali aktif pada Miosen Tengah yang terjadi akibat arah pergerakan Lempeng Hindia berubah menajdi N6°E yang menyebabkan sesar-sesar normal yang terbentuk pada fase ekstensional sebelumnya berubah menjadi sesar mendatar, bahkan sampai terjadi pembalikan dan menghasilkan antiklin-antiklin dengan arah NW-SE seperti yang terdapat pada Lematang linieament sekarang Pulunggono, 1992.

B. Stratigrafi Daerah Penelitian

Bishop 2000, membagi stratigrafi formasi-formasi di Cekungan Sumatera Selatan dari yang paling tua ke yang muda, yaitu Basement, Formasi Lahat termasuk di dalamnya Kikim Tuff, Formasi Talang Akar terdiri dari Gritsand member GRM, dan Transitional member TRM, Formasi Baturaja, Formasi Gumai, Formasi Air Benakat, Formasi Muara Enim, dan Formasi Kasai Gambar 3.