HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN PENUTUP

masyarakat, yang bahkan mengakibatkan kematian pada korban kekerasan Tindak pidana kekerasan ironisnya tidak hanya berlangsung di lingkungan luar atau tempat-tempat umum, namun juga dapat terjadi di lingkungan sekitar yang seharusnya menjadi tempat memperoleh perlindungan, misalnya rumah, sekolah dan bahkan lingkungan tempat tinggal. 1 Tindak pidana kekerasan menjadi suatu fenomena di dalam masyarakat, baik di negara-negara maju dengan mobilitas dan persaingannya yang tinggi, maupun negara berkembang seperti Indonesia. Masalah kekerasan pada orang baik fisik maupun psikis yang terjadi, memang sangat memprihatinkan. Pada hakikatnya korban dari suatu tindak pidana tidak dapat melindungi diri sendiri dari berbagai macam tindakan yang menimbulkan kerugian mental, fisik, sosial dalam berbagai bidang kehidupan dan penghidupan, karena berbagai ragam kejahatan yang dapat terjadi dapat ditemui di masyarakat pada setiap saat maupun pada semua tempat, termasuk kejahatan kekerasan.Tindak pidana kekerasan dapat menyebabkan penderitaan yang cukup berat bagi korbannya, karena tidak hanya secara fisik saja tetapi juga dapat menyebabkan penderitaan psikologis, terutama jika yang melakukan tindak pidana itu adalah orang yang dikenal oleh korban sendiri. Pelaku kekerasan selalu berusaha memanfaatkan celah waktu dan kesempatan yang ada dan perkiraan tempat yang memungkinkan untuk menjalankan aksinya. Tujuan yang ingin mereka capai hanya satu yaitu untuk meluapkan emosi sesaat yang ada dalam diri pelaku. 1 Brahmana Pertampilan S,Gagasan Kebudayaan Nasional Dalam Perkembangan Masyarakat. UNUD, 1997 Dalam kasus kekerasan salah seorang warga Tanggamus bernama Riki yang dilakukan oleh kekasih sesama jenisnya yaitu Pian di Kotaagung, berdasarkan putusan No.37Pid.B2015PN.Kot menyatakan bahwa benar akibat ucapan kasar korban, terdakwa Pian merasa tersinggung dan patah hati, karena korban ingin berhubungan intim dengan orang lain yang bernama Ari. Kasus ini rmenggambarkan bahwa terdapat faktor hubungan pelaku dan korban sebelumnya sebagai pemicu terjadinya kekerasan. Dalam putusan No.37Pid.B2015PN.Kot tersebut ditegaskan bahwa terdapat rasa cemburu sosial pelaku kepada korban. Dalam kasus tersebut pelaku yang bernama Pian dinyatakan bersalah dan terbukti secara sah melakukan tindak pidana kekerasan yang “dengan terang-terangan dengan tenaga bersama menggunakan kekerasan terhadap orang, jika kekerasan mengakibatkan maut.” sebagaimana dalam dakwaan bahwa ia melanggar Pasal 170 ayat 1 dan 2 ke-3 KUHPidana. Sedangkan isi dari Pasal 170 KUHP adalah : 1 Barang siapa yang di muka umum bersama-sama melakukan kekerasan terhadap orang atau barang, dihukum penjara selama-lamanya lima tahun enam bulan. 2 Tersalah dihukum: 1. dengan penjara selama-lamanya tujuh tahun, jika ia dengan sengaja merusakkan barang atau kekerasan yang dilakukannya itu menyebabkan sesuatu luka. 2. dengan penjara selama-lamanya sembilan tahun, jika kekerasan itu menyebabkan luka berat pada tubuh.