Perbandingan Kinerja Perusahaan Sebelum dan Sesudah Pengadopsian Employee Stock Ownership Program (Studi Kasus pada Perusahaan-perusahaan yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia)

SKRIPSI PERBANDINGAN KINERJA PERUSAHAAN DAN AGENCY COST
SEBELUM DAN SESUDAH PENGADOPSIAN EMPLOYEE STOCK OWNERSHIP PROGRAM PADA PERUSAHAAN YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA
OLEH SAMUEL PUTRA LUMBAN BATU
120502137
PROGRAM STUDI STRATA-1 MANAJEMEN DEPARTEMEN MANAJEMEN
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
MEDAN 2015
Universitas Sumatera Utara

ABSTRAK
Employee Stock Ownership Program (ESOP) atau kepemilikan saham oleh karyawan telah berkembang di Indonesia sejak tahun 1998 sebagai salah satu kebijakan pemberian penghargaan oleh perusahaan kepada manajemen atau karyawan berkinerja baik dengan harapan akan meningkatkan kinerja perusahaan. ESOP juga dipercaya dapat meminimalkan masalah keagenan yang sering terjadi pada perusahaan yang memisahkan fungsi pengelolaan dan kepemilikan. Dari sisi investasi, pengumuman ESOP menginformasikan bahwa perusahaan memiliki karyawan yang memiliki motivasi tinggi, namun melakukan analisis fundamental atas laporan keuangan penting untuk dilakukan sebelum membuat keputusan berinvestasi. Studi terdahulu menyimpulkan bahwa ESOP memiliki efek positif terhadap kinerja perusahaan, diantaranya membuktikan bahwa kinerja perusahaan lebih baik setelah pengadopsian ESOP. Penelitian ini bertujuan mendapatkan bukti empiris bahwa Net Profit Margin (NPM), Return on Assets (ROA), Return on Equity (ROE) dan Selling and General Administrative (SGA) berbeda signifikan antara perusahaan yang mengadakan ESOP dan tidak mengadakan ESOP. Penelitian ini merupakan perbandingan dua rata-rata dari dua populasi yang berpasangan, menggunakan data keuangan perusahaan-perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia pada tahun 2004-2012. Hipotesis penelitian diuji dengan melakukan uji statistik Paired Sample t-Test. Hasil uji menunjukkan tidak ada perbedaan signifikan pada rasio NPM, ROA, ROE dan SGA sebelum dan sesudah pengadopsian ESOP baik untuk 1 sebelum dan 1 tahun sesudah ESOP, 1 tahun sebelum dan 2 tahun sesudah ESOP, serta rata-rata 2 tahun sebelum dan sesudah ESOP.
Kata Kunci : NPM, ROA, ROE, SGA, ESOP
Universitas Sumatera Utara

ABSTRACT
Employee Stock Ownership Program (ESOP) has grown in Indonesia since 1998 as one of the policies of the award by the management or employees of the company to perform well in hopes of improving the company's performance. ESOP is also believed to minimize the agency issues that often occur in companies that separate the functions of management and ownership. In terms of investment, ESOP announcement informing that the company has an employee who has a high motivation, but do fundamental analysis of the financial statements is important to do before making a decision to invest. Past studies have concluded that the ESOP have a positive effect on the company's performance, including proving that the company's performance is better after the adoption of the ESOP. This study aimed to get empirical evidence that the Net Profit Margin (NPM), Return on Assets (ROA), Return on Equity (ROE) and Selling and General Administrative (SGA) differed significantly between companies that hold and do not hold ESOP ESOP. This study is a comparison of two averages of two populations in pairs, using the financial data of the companies listed on the Indonesia Stock Exchange in 2004-2012. The research hypothesis was tested by conducting statistical tests Paired Sample t-Test. The test results showed no significant difference in the ratio of NPM, ROA, ROE and SGA before and after the adoption of the ESOP. 1 year before and after ESOP, 1 year before and 2 year after ESOP and average 2 year before and 2 year after ESOP.
Universitas Sumatera Utara

KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa sang pemilik kehidupan kita atas anugerahnya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “Perbandingan Kinerja Perusahaan Sebelum dan Sesudah Pengadopsian Employee Stock Ownership Program (Studi Kasus pada Perusahaan-perusahaan yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia)” ini sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Ekonomi Departemen Manajemen pada Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara.
Penulis menyadari bahwa skripsi ini telah banyak mendapat dukungan dari berbagai pihak. Terimakasih yang tak terhingga kepada orangtua terhebat yang pernah ada, Bapak M. Marbun dan Ibu E. Tambunan yang dengan ikhlas selalu mendoakan, memberi semangat dan motivasi serta selalu siap mencukupi segala kebutuhan yang mendukung dalam penyelesaian skripsi ini, beserta kelima saudara terkasih penulis yang selalu rajin memberi semangat dan kirim uang jajan ekstra. Penulis juga ingin mengucapkan terimakasih yang setulusnya kepada: 1. Bapak Prof. Dr. Azhar Maksum, M.Ec, Ac. Ak, CA selaku Dekan Fakultas

Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara. 2. Ibu Dr. Isfenti Sadalia, ME selaku Ketua Departemen Manajemen dan Ibu
Dra. Marhayanie, M.Si selaku Sekretaris Departemen Manajemen. 3. Ibu Dr. Endang Sulistya Rini S.E, M.Si selaku Ketua Program Studi dan Ibu
Dra. Friska Sipayung, M.Si selaku Sekretaris Program Studi Manajemen Fakultas Ekonomi dan Bisnis USU.
Universitas Sumatera Utara

4. Ibu Dr. Khaira Amalia Fachruddin, SE,Ak MBA MAPPI (Cert.) selaku dosen pembimbing yang selalu meluangkan waktu, yang dengan sepenuh hati memberikan saran dan pengajaran hingga skripsi ini dapat diselesaikan.
5. Bapak Dr. Muslich Lufti, MBA selaku dosen pembaca penilai yang selalu meluangkan waktu memberikan masukan berupa saran dan perbaikan dalam pengerjaan skripsi ini.
6. Seluruh Dosen Manajemen Fakultas Ekonomi dan Bisnis yang telah banyak mendidik mahasiswa-mahasiswa dengan penuh dedikasi serta seluruh staf dan pegawai yang telah banyak membantu selama proses penilaian skripsi ini.
7. Geng Bangkers yang super hedon tapi ekonomis (Freddy Teman Seperskripsian, Diky Gendut, Juwyta yang selalu terdepan, Dewi Ngor, Netty Selfie, Setia Rajin, Willy MEPRO dan Fretty yang dulu pernah ada).
8. Teman-teman se-angkatan penulis, Tuti, Riani, Vera, Gita, Maria, Endang, Gia, Samuel Gerry, Rendo, Syahputra dan semua teman-teman Manajemen 2012 untuk suka duka yang sudah kita lewati bersama selama 3,5 tahun. Trimakasih untuk pendampingan, persahabatan dan tawa yang selalu kita tunjukkan pada dunia.
9. Saudara-saudara terkasih yang ada di Organisasi IMPERATIF yang telah banyak memberikan pembelajaran, pengalaman dan rasa kekeluargaan selama masa perkuliahan. Terkhusus buat pemuridku yang luar biasa Bang Denata Rajagukguk.
Universitas Sumatera Utara

10. PKK yang pernah mengenalkan kasihNYA yang sejati pada penulis, Kak Agnes, Kak Manna, Bang Admiron, serta teman kelompok kecil yang namanya telah disebutkan diatas.
11. Tim Kompetisi: Surplus Makers, Surplus Creators I, dan Surplus Creator II. Terimakasih buat kerjasamanya hingga kita bisa mendapatkan pengalaman yang luar biasa selama masa perkuliahan ini.
12. Semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu yang telah membantu dan mendukung dalam penyelesaian skripsi ini. Medan, Desember 2015 Penulis
Samuel Putra Lumban Batu
Universitas Sumatera Utara

DAFTAR ISI


Halaman

DAFTAR ISI .........................................................................................

i

DAFTAR TABEL .................................................................................

iii

DAFTAR GAMBAR.............................................................................

iv

BAB I

PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang .................................................................. 1.2 Rumusan Masalah ............................................................. 1.3 Tujuan Penelitian ............................................................. 1.4 Manfaat Penelitian ............................................................

1 11 11 12


BAB II

TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Teori Keagenan .................................................................
2.1.1 Pengertian Teori Keagenan ....................................... 2.1.2 Penyebab Masalah Agensi ........................................ 2.1.3 Cara Meminimumkan Masalah Agensi ..................... 2.2 Employee Stock Ownership Program (ESOP).................... 2.2.1 Pengertian Employee Stock Ownership
Program.................................................................... 2.2.2 Tujuan Employee Stock Ownership Program ............ 2.2.3 Bentuk Pelaksanaan Employee Stock
Ownership Program ................................................. 2.3 Kinerja Perusahaan............................................................
2.3.1 Pengertian Kinerja Perusahaan.................................. 2.3.2 Pengukuran Kinerja Keuangan.................................. 2.4 Analisis Rasio Keuangan...................................................
2.4.1. Keunggulan Analisis Rasio ............................. 2.4.2. Rasio Profitabilitas.......................................... 2.4.3 Net Profit Margin (NPM)................................. 2.4.4 Return on Assets (ROA) ................................... 2.4.5 Return on Equity (ROE) ................................... 2.5 Agency Cost ...................................................................... 2.6 Hubungan ESOP dengan Kinerja Perusahaan dan Agency Cost...................................................................... 2.7 Penelitian Terdahulu.......................................................... 2.8 Kerangka Konseptual ........................................................ 2.9 Hipotesis ..........................................................................

13 13 14 15 16
16 18
19 27 27 27 28 29 30 31 32 33 33
34 35 42 44

BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis Penelitian.................................................................. 3.2 Tempat dan Waktu Penelitian............................................ 3.3 Batasan Operasional .........................................................

45 45 46

i

Universitas Sumatera Utara

3.4 Definisi Operasional ......................................................... 3.5 Populasi dan Sampel Penelitian ......................................... 3.6 Jenis Data.......................................................................... 3.7 Metode Pengumpulan Data................................................ 3.8 Teknik Analisis Data .........................................................
3.8.1 Metode Analisis Deskriptif ....................................... 3.8.2 Uji Normalitas .......................................................... 3.8.3 Pengujian Hipotesis ..................................................
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran Umum Perusahaan............................................ 4.2 Analisis Data..................................................................... 4.2.1 Analisis Data Net Profit Margin (NPM).................... 4.2.2 Analisis Data Return on Assets (ROA)...................... 4.2.3 Analisis Data Return on Equity (ROE)...................... 4.2.4 Analisis Data Selling and General Administrative (SGA) ............................................... 4.3 Statistik Deskriptif............................................................. 4.3.1 Statistik Deskriptif Net Profit Margin (NPM) ........... 4.3.2 Statistik Deskriptif Return on Assets (ROA) ............. 4.3.3 Statistik Deskriptif Return on Equity (ROE) ............. 4.3.4 Statistik Deskriptif Selling and General Administrative (SGA) ............................................... 4.4 Pengujian Normalitas Data ................................................ 4.4.1 Normalitas Data Net Profit Margin (NPM) ...................................................................... 4.4.2 Normalitas Data Return on Assets (ROA) ................. 4.4.3 Normalitas Data Return on Equity (ROE) ................. 4.4.4 Normalitas Data Selling and General Administrative (SGA) ............................................... 4.5 Pengujian Hipotesis........................................................... 4.5.1 Pengujian Normalitas Data Net Profit Margin (NPM) ...................................................................... 4.5.2 Pengujian Normalitas Return on Assets (ROA) ......... 4.5.3 Pengujian Normalitas Return on Equity (ROE) ......... 4.5.4 Pengujian Normalitas Selling and General Administrative (SGA) ............................................... 4.6 Analisis dan Pembahasan Hasil Pengujian .........................
BAB V KESIMPULAN 5.1 Kesimpulan ....................................................................... 5.2 Saran .................................................................................
DAFTAR PUSTAKA ............................................................................
LAMPIRAN ..........................................................................................

46 48 50 51 51 52 52 52
55 65 66 66 67
67 68 68 70 72
74 76
77 78 79
80 82
82 85 87
89 91
96 96
98
97


ii
Universitas Sumatera Utara

DAFTAR TABEL

No. Tabel

Judul

Halaman

1.1 Jumlah Emiten yang Mengadopsi ESOP Periode 2004-2012.... 1.2 Rasio NPM, ROA dan ROE Sebelum dan Sesudah ESOP........ 2.1 Ringkasan Penelitian Terdahulu............................................... 3.1 Ringkasan Definisi Operasional Variabel................................. 3.2 Kriteria Pengambilan Sampel .................................................. 3.3 Sampel Penelitian .................................................................... 4.1 Rata-rata Rasio NPM 2 Tahun sebelum dan 2 Tahun Sesudah
ESOP ...................................................................................... 4.2 Rata-rata Rasio ROA 2 Tahun sebelum dan 2 Tahun Sesudah
ESOP ...................................................................................... 4.3 Rata-rata Rasio ROE 2 Tahun sebelum dan 2 Tahun Sesudah
ESOP ...................................................................................... 4.4 Rata-rata Rasio SGA 2 Tahun sebelum dan 2 Tahun Sesudah
ESOP ...................................................................................... 4.5 Statistik Deskriptif Net Profit Margin ...................................... 4.6 Statistik Deskriptif Return on Assets ....................................... 4.7 Statistik Deskriptif Return on Equity........................................ 4.8 Statistik Deskriptif Selling and General Administrative ........... 4.9 Uji Normalitas Net Profit Margin ............................................ 4.10 Uji Normalitas Return on Assets .............................................. 4.11 Uji Normalitas Return on Equity.............................................. 4.12 Uji Normalitas Selling and General Administrative ................. 4.13 Hasil Paired Samples Statistics Net Profit Margin ................... 4.14 Hasil Paired Samples Correlations Net Profit Margin ............. 4.15 Hasil Paired Samples Tests Net Profit Margin ......................... 4.16 Hasil Paired Samples Statistics Return on Assets ..................... 4.17 Hasil Paired Samples Correlations Return on Assets ............... 4.18 Hasil Paired Samples Tests Return on Assets ........................... 4.19 Hasil Paired Samples Statistics Return on Equity..................... 4.20 Hasil Paired Samples Correlations Return on Equity............... 4.21 Hasil Paired Samples Tests Return on Equity........................... 4.22 Hasil Paired Samples Statistics Selling and General
Administrative ......................................................................... 4.23 Hasil Paired Samples Correlations Selling and General
Administrative ......................................................................... 4.24 Hasil Paired Samples Tests Selling and General
Administrative .........................................................................


6 9 40 48 49 49
66
66
67
67 69 71 73 75 77 78 79 81 82 83 84 85 85 86 87 88 88
89
90
91

iii
Universitas Sumatera Utara

DAFTAR GAMBAR

No. Tabel

Judul

Halaman


2.1 Kerangka Konseptual............................................................... 44

iv
Universitas Sumatera Utara

DAFTAR LAMPIRAN

No. Lampiran

Judul

1. Daftar Perusahaan yang Mengadopsi ESOP Periode 2004-2012
2. Daftar Keuangan Perusahaan Sampel 3. Statistik Deskriptif 4. Uji Normalitas Data 5. Uji Hipotesis

la
Halaman
101 102 104 106 108

v

Universitas Sumatera Utara

ABSTRAK
Employee Stock Ownership Program (ESOP) atau kepemilikan saham oleh karyawan telah berkembang di Indonesia sejak tahun 1998 sebagai salah satu kebijakan pemberian penghargaan oleh perusahaan kepada manajemen atau karyawan berkinerja baik dengan harapan akan meningkatkan kinerja perusahaan. ESOP juga dipercaya dapat meminimalkan masalah keagenan yang sering terjadi pada perusahaan yang memisahkan fungsi pengelolaan dan kepemilikan. Dari sisi investasi, pengumuman ESOP menginformasikan bahwa perusahaan memiliki karyawan yang memiliki motivasi tinggi, namun melakukan analisis fundamental atas laporan keuangan penting untuk dilakukan sebelum membuat keputusan berinvestasi. Studi terdahulu menyimpulkan bahwa ESOP memiliki efek positif terhadap kinerja perusahaan, diantaranya membuktikan bahwa kinerja perusahaan lebih baik setelah pengadopsian ESOP. Penelitian ini bertujuan mendapatkan bukti empiris bahwa Net Profit Margin (NPM), Return on Assets (ROA), Return on Equity (ROE) dan Selling and General Administrative (SGA) berbeda signifikan antara perusahaan yang mengadakan ESOP dan tidak mengadakan ESOP. Penelitian ini merupakan perbandingan dua rata-rata dari dua populasi yang berpasangan, menggunakan data keuangan perusahaan-perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia pada tahun 2004-2012. Hipotesis penelitian diuji dengan melakukan uji statistik Paired Sample t-Test. Hasil uji menunjukkan tidak ada perbedaan signifikan pada rasio NPM, ROA, ROE dan SGA sebelum dan sesudah pengadopsian ESOP baik untuk 1 sebelum dan 1 tahun sesudah ESOP, 1 tahun sebelum dan 2 tahun sesudah ESOP, serta rata-rata 2 tahun sebelum dan sesudah ESOP.
Kata Kunci : NPM, ROA, ROE, SGA, ESOP
Universitas Sumatera Utara

ABSTRACT
Employee Stock Ownership Program (ESOP) has grown in Indonesia since 1998 as one of the policies of the award by the management or employees of the company to perform well in hopes of improving the company's performance. ESOP is also believed to minimize the agency issues that often occur in companies that separate the functions of management and ownership. In terms of investment, ESOP announcement informing that the company has an employee who has a high motivation, but do fundamental analysis of the financial statements is important to do before making a decision to invest. Past studies have concluded that the ESOP have a positive effect on the company's performance, including proving that the company's performance is better after the adoption of the ESOP. This study aimed to get empirical evidence that the Net Profit Margin (NPM), Return on Assets (ROA), Return on Equity (ROE) and Selling and General Administrative (SGA) differed significantly between companies that hold and do not hold ESOP ESOP. This study is a comparison of two averages of two populations in pairs, using the financial data of the companies listed on the Indonesia Stock Exchange in 2004-2012. The research hypothesis was tested by conducting statistical tests Paired Sample t-Test. The test results showed no significant difference in the ratio of NPM, ROA, ROE and SGA before and after the adoption of the ESOP. 1 year before and after ESOP, 1 year before and 2 year after ESOP and average 2 year before and 2 year after ESOP.
Universitas Sumatera Utara

BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Setiap perusahaan selalu berusaha dengan berbagai cara untuk dapat
meningkatkan kinerjanya. Semakin baik kinerja suatu perusahaan maka nilai perusahaan tersebut akan semakin meningkat. Kinerja perusahaan merupakan suatu gambaran tentang kondisi keuangan perusahaan pada suatu periode tertentu yang dapat mencerminkan prestasi manajemen.
Untuk mencapai kinerja perusahaan yang baik, perusahaan perlu mengelola setiap faktor produksi yang ada secara efektif dan efisien. Faktor produksi merupakan sumber daya yang digunakan oleh perusahaan dalam proses produksi barang dan jasa. Salah satu faktor produksi yang dimiliki oleh perusahaan yaitu sumber daya manusia. Manusia merupakan faktor produksi yang sulit untuk dikendalikan dan keinginannya sulit diintegrasikan karena dalam diri setiap manusia memiliki tujuan dan pandangan yang berbeda-beda.
Salah satu penghambat tercapainya tujuan perusahaan adalah karena terdapatnya perbedaan kepentingan antara pihak-pihak dalam suatu perusahaan, hal ini disebut dengan teori keagenan. Teori ini menyebutkan adanya agency cost yang merupakan biaya yang terjadi oleh pemegang saham yang mempercayakan perusahaan kepada manajer perusahaan untuk mengelola perusahaan supaya dapat memaksimumkan pengembalian. Terjadinya konflik yang disebut agency problem disebabkan karena pihak-pihak yang terkait yaitu principal (pemberi
1 Universitas Sumatera Utara

kontrak atau pemegang saham) dan agent (penerima kontrak dan pengelola dana prinsipal) mempunyai kepentingan yang saling bertentangan. Pemegang saham ingin manajemen meningkatkan nilai perusahaan, akan tetapi manajer memiliki keinginan sendiri yang sering tidak sesuai dengan tujuan perusahaan.
Para manajer perusahaan mengetahui lebih banyak mengenai apa yang sedang terjadi dalam perusahaan daripada orang lain, karena mereka adalah orangorang yang terlibat secara langsung dalam pengelolaan perusahaan. Sementara di pihak lain, para pemegang saham memiliki sedikit insentif untuk bertindak, karena mereka harus berbagi keuntungan yang diperoleh perusahaan dengan pihak lainnya, sementara biayanya harus mereka tanggung sendiri. Hasilnya adalah kerentanan kronis perusahaan atas terjadinya ketidakkompetenan manajerial, pencarian keuntungan untuk sendiri, penipuan atau perilaku menyimpang yang merugikan. Semakin sedikit persentase kepemilikan para manajer, semakin sedikit kecenderungan mereka akan bertindak secara konsisten untuk memaksimalkan kesejahteraan para pemegang saham dan semakin besar kebutuhan pengawasan atas aktivitas pihak manajemen bagi para pemegang saham luar.

Konflik kepentingan antara pemegang saham dengan manajer dan karyawan perusahaan dapat diminimumkan dengan suatu mekanisme pengawasan yang dapat mensejajarkan kepentingan-kepentingan tersebut. Salah satu cara yang dapat dilakukan yaitu dengan meningkatkan kepemilikan saham perusahaan bagi pihak manajemen dan karyawan dimana mereka akan merasakan langsung
2 Universitas Sumatera Utara

manfaat dari keputusan yang diambil dan apabila terjadi kerugian maka ada konsekuensi dari pengambilan keputusan yang salah.
Salah satu prinsip ekonomi yang dimiliki oleh manusia adalah tanggap terhadap insentif. Demikian pula dalam bekerja, seorang karyawan biasanya akan lebih produktif apabila mendapatkan insentif lebih dari pekerjaan tambahan yang ia kerjakan. Karyawan juga termasuk stakeholder (pihak yang berkepentingan dalam perusahaan) maka dari itu kebutuhan karyawan harus dipahami agar kepuasan kerja tercapai dan selanjutnya dapat menumbuhkan komitmen pada perusahaan. Hal inilah yang ditangkap perusahaan, dimana perusahaan berusaha agar setiap karyawan mampu memberikan kontribusi terbaiknya kepada perusahaan melalui pemberian insentif. Salah satu jenis insentif yang dapat diberikan perusahaan kepada karyawannya adalah dengan memberikan kesempatan kepada karyawan untuk memiliki saham perusahaan melalui Employee Stock Ownership Program. Solusi yang lebih baik untuk memecahkan masalah agensi adalah dengan memberi suatu paket kompensasi berupa gaji tetap ditambah bonus kepemilikan perusahaan (saham perusahaan) jika kinerja mereka bagus (Syahyunan, 2013:5).
Menurut Bapepam (2002) Employee Stock Ownership Program (ESOP) atau yang dalam bahasa Indonesia disebut dengan Program Kepemilikan Saham bagi Karyawan (PKSK) merupakan suatu program yang memungkinkan partisipasi karyawan untuk memiliki saham perusahaan atau induk perusahaan tempat mereka bekerja. Melalui ESOP, perusahaan memberikan hak kontraktual kepada karyawan dan manajemen, dimana mereka bisa membeli saham
3 Universitas Sumatera Utara

perusahaan pada jangka waktu yang sudah ditentukan, misalnya tiga atau lima tahun kemudian, dimana harga sahamnya akan sama dengan harga saham ketika opsi diberikan. Dengan demikian, karyawan dan manajemen yang menerima hak opsi akan menerima keuntungan apabila harga saham perusahaan naik terus meningkat dari waktu ke waktu, sehingga ada margin saham yang diperoleh. Adanya pemberian penghargaan berupa kepemilikan saham diharapkan menjadi pemicu timbulnya sense of belonging karyawan terhadap perusahaan, sehingga tumbuh keinginan untuk meningkatkan produktivitas.
Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan oleh Tim Studi Penerapan ESOP (Bapepam, 2002), bahwa ESOP merupakan suatu strategi yang mampu membantu perusahaan menjadi lebih kuat, memberi imbalan kepada karyawan yang pada akhirnya meningkatkan partisipasi pemilik perorangan dalam perusahaan. Sukirno (2013:352) mengatakan terdapat perkaitan yang erat antara kenaikan upah para pekerja dengan kenaikan produktivitas mereka. Pengadopsian ESOP diharapkan dapat menjadi motivasi untuk memacu semangat kerja karyawan yang pada akhirnya dapat meningkatkan produktivitas mereka. Semangat kerja dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor, yang meliputi kepuasan kerja dan kepuasan atas berbagai faktor seperti upah, tunjangan, rekan-rekan kerja dan kesempatan mendapatkan promosi. Hasil penelitian yang dilakukan oleh Zhu (2013) menunjukkan bahwa perusahaan yang mengadopsi ESOP memiliki produktivitas yang lebih tinggi dibandingkan perusahaan yang tidak mengadopsi ESOP.
4 Universitas Sumatera Utara

Konsep mengenai ESOP secara teknikal baru muncul pada tahun 1952 akan tetapi telah digunakan oleh beberapa negara maju sejak tahun 1921 (Ngambi, 2013). Dipelopori oleh Amerika Serikat melalui Employee Stock Ownership Plans (ESOPs), Employee Stock Purchase Plans dan Stock Option Plans dan kemudian berkembang di negara-negara lain. Di Indonesia sendiri praktek opsi saham ini telah mulai ada sebelum tahun 1998 yang telah diterapkan oleh beberapa perusahaan non-public, namun semakin berkembang sesudah tahun 1998.
ESOP sedikit menyerupai rencana berbagi keuntungan (profit sharing), Dimana kedua hal tersebut sama-sama bertujuan untuk menumbuhkan sense of belonging karyawan terhadap perusahaan. Bedanya, dalam ESOP setiap karyawan memiliki kesempatan untuk memiliki saham di tempat ia bekerja, yang kemudian dapat dikatakan sebagai pemilik perusahaan. Sementara dalam pembagian keuntungan (profit sharing) menurut Mathis (2006:472) mendistribusikan sebagian dari keuntungan organisasional kepada karyawan pada akhir tahun atau diberikan pada saat pensiun.
ESOP dapat dilakukan dalam berbagai bentuk, antara lain dengan memberikan saham secara cuma-cuma (Stock Grants), menjual saham kepada karyawan (Direct Employee Stock Purchase Plans), memberikan opsi kepada karyawan untuk membeli saham perusahaan selama periode tertentu (Stock Option Plans), meminta manajer investasi untuk berinvestasi pada saham perusahaan (Employee Stock Ownership Plans), dan hibah dalam bentuk kas (Phantom Stock & Stock Appreciation Rights).
5 Universitas Sumatera Utara

Bentuk ESOP yang diadopsi oleh emiten Indonesia adalah Stock Option

Plans, dimana opsi yang ditawarkan adalah saham atau waran. Bapepam (2002)


mengatakan program ESOP oleh emiten atau perusahaan publik di Indonesia

dilakukan dalam bentuk stock option plan yang sebagian besar sumber sahamnya

berasal dari portepel, bukan dari saham pendiri atau saham treasury atau saham

yang ada di pasar. Emiten di Indonesia memberikan nama yang berbeda-beda

untuk menyebutkan program ESOP yang mereka terapkan, seperti Option Plan,

Waran Karyawan, Ownership Plan, Management Stock Option, dan lain-lain.

Bapepam (2002) mengatakan, meskipun penamaan program ini beragam, tetapi

secara substansi bentuk program tersebut semuanya adalah Stock Option Plan.

Sedangkan untuk perusahaan tertutup yang merupakan anak perusahaan dari

perusahaan multinasional menggunakan cashless exercise yang menyerupai


phantom stock atau SARs.

Tabel 1.1 Jumlah Emiten yang Mengadopsi ESOP Periode 2004-2012

Tahun

Jumlah

2004

20

2005

25

2006

25

2007

28

2008

30

2009

32

2010

36

2011

39

2012

45

Sumber : Laporan Keuangan (Data Diolah)

Dari Tabel 1.1 dapat diketahui bahwa jumlah emiten yang mengadopsi ESOP di Indonesia belum terlalu banyak, yaitu kurang dari 10% dari keseluruhan emiten di Bursa Efek Indonesia. Sanjaya (2012) mengatakan bahwa di Indonesia

6 Universitas Sumatera Utara

pengadopsian program ESOP kurang populer, hal ini disebabkan karena para direksi perusahaan melakukan kontrol terhadap pemegang saham dan keluarga adalah pengendali dominan dalam perusahaan-perusahaan terbuka.
Dalam penelitian ini, peneliti ingin mengetahui dampak dari pengadopsian Employee Stock Ownership Program terhadap kinerja perusahaan dan agency cost. Salah satu cara untuk mengukur kinerja dari sebuah perusahaan yang dapat dilakukan adalah dengan menganalisis kinerja keuangan perusahaan tersebut. Kinerja keuangan adalah suatu gambaran tentang kondisi keuangan suatu perusahaan yang dianalisis dengan alat-alat analisis keuangan, sehingga dapat diketahui mengenai baik buruknya keadaan keuangan suatu perusahaan yang mencerminkan prestasi kerja dalam periode tertentu. Kinerja keuangan perusahaan dapat digunakan untuk mengevaluasi setiap kesalahan yang dilakukan pada periode sebelumnya serta menyusun strategi yang tepat untuk periode yang akan datang. Hal ini sangat penting dilakukan agar setiap sumber daya yang ada dapat digunakan secara optimal.
Terdapat beberapa cara yang dapat digunakan untuk menganalisis kinerja keuangan perusahaan. Cara yang paling umum dilakukan adalah dengan menggunakan analisis rasio keuangan. Dalam analisis rasio, kemampuan menghasilkan laba dapat dikaitkan dengan penjualan, aset atau modal. Peneliti dalam hal ini menggunakan rasio profitabilitas. Rasio profitabilitas merupakan tolak ukur keberhasilan manajemen dalam menjalankan suatu usaha. Menurut Prihadi (2012:164) rasio profitabilitas mendapat tempat tersendiri dalam penilaian perusahaan, hal ini mudah dipahami karena secara sadar perusahaan didirikan
7 Universitas Sumatera Utara

memang untuk memperoleh laba. Syamsuddin (2007:59) menyatakan, perhatian ditekankan pada profitabilitas, karena untuk dapat melangsungkan hidupnya, suatu perusahaan haruslah berada dalam keadaan menguntungkan. Lukviarman (2012:33) menambahkan rasio ini sangat bermanfaat dalam menilai efektifitas manajemen perusahaan secara keseluruhan.
Rasio profitabilitas yang digunakan dalam penelitian ini adalah Net Profit Margin (NPM), Return on Assets (ROA) serta Return on Equity (ROE). Kamaludin dan Indriani (2012:45) mengatakan ukuran yang biasa digunakan dalam mengukur rasio profitabilitas adalah Net Profit Margin (NPM), Return on Assets (ROA) dan Return on Equity (ROE).
Dalam penelitian ini, peneliti juga ingin mengetahi dampak pengadopsian ESOP terhadap agency cost. Agency cost diukur dengan proksi Selling and General Administrative (SGA). SGA mengukur biaya keagenan berdasarkan rasio beban operasi terhadap total penjualan. Semakin tinggi rasio ini mencerminkan bahwa biaya keagenan yang dikeluarkan perusahaaan semakin besar.
Berikut adalah data Net Profit Margin (NPM), Return on Assets (ROA), Return on Equity (ROE) dan Selling and General Administrative (SGA) Perusahaan sebelum dan sesudah pengadopsian Employee Stock Ownership Program.
8 Universitas Sumatera Utara

Tabel 1.2

Rasio NPM, ROA, ROE dan SGA Sebelum dan Sesudah ESOP

Rasio

Emiten

Tahun ESOP

Sebelum ESOP Sesudah ESOP

NPM

AKRA POLY

2009 2012

2,73 % 3,265 %

7,35 % -10,655 %

ROA

SCMA INDY

2008 2011

4,475 % 6,475 %

16,58 % 0,8 %

ROE

MNCN BCAP

2010 2012

6,42 % 14,655 %

20,31 % 0,68 %

SGA

BDMN SDRA

2005 2010

0,69 % 0,835 %

0,785 % 0,805 %

Sumber : ICMD (Data Diolah)

Berdasarkan Tabel 1.2 diatas, kita dapat melihat bagaimana terdapat

perbedaan yang terjadi pada rasio Net Profit Margin, Return on Assets dan Return

on Equity sebelum dan sesudah tahun pengadopsian program ESOP oleh

perusahaan. Rasio NPM Pada PT AKR Corporindo Tbk. (AKRA) mengalami

peningkatan dari 2,73% menjadi 7,35%, sementara itu pada Asia Pacific Fibers

Tbk. (POLY) justru mengalami penurunan dari 3,265% menjadi -10,655%. Rasio

ROA pada Surya Citra Media Tbk. (SCMA) mengalami peningkatan dari 4,475%

menjadi 16,58% akan tetapi ROA tampak menurun pada Indika Energy Tbk.

(INDY) dari 6,475% menjadi 0,8%. Begitu pula pada Rasio ROE, dimana satu

tahun sesudah pengadopsian ESOP, ROE perusahaan Media Nusantara Citra Tbk.

(MNCN) menunjukkan peningkatan yang cukup besar, yakni dari 6,42% menjadi

20,31%, berbanding terbalik pada MNC Kapital Indonesia. (BCAP), dimana ROE

perusahaan ini mengalami penurunan dari 14,655% menjadi 0,68%. Sementara

untuk agency cost yang diproksikan oleh SGA, terdapat Bank Danamon yang mengalami

peningkatan dari 0,69% menjadi 0,785%, hal tersebut berbanding terbalik dengan Bank

Woori Saudara yang mengalami penurunan dari 0,835% menjadi 0,805%.

9 Universitas Sumatera Utara

Penelitian mengenai hubungan pengadopsian ESOP dan kinerja perusahaan sudah beberapa kali dilakukan oleh beberapa peneliti terdahulu, sayangnya penelitian-penelitian tersebut seringkali memberikan hasil yang berbeda satu sama lain dan tidak konsisten dengan teori. Penelitian yang dilakukan Ngambi and Oloume (2013) menyatakan bahwa ESOP memiliki pengaruh positif tehadap Return on Assets (ROA) akan tetapi tidak dapat ditemukan bukti yang meyakinkan adanya pengaruh ESOP terhadap Return on Equity (ROE). Sementara hasil berbeda ditemukan oleh Chen and Hsu (2008) yang mendapatkan bahwa ESOP justru berpengaruh paling signifikan terhadap ROE. Septarina (2013) menemukan bahwa rasio NPM, ROA, dan ROE mengalami penurunan sesudah pengadopsian ESOP oleh perusahaan. Berbeda dengan Santhi dan Astika (2015) yang menemukan bahwa terdapat perbedaan pada ROA setelah hibah ESOP. Sementara Poornima et al. (2015) yang melakukan penelitian pada perusahaan sektor keuangan menunjukkan bahwa tidak ditemukan adanya perubahan yang signifikan terhadap profitabilitas dan kinerja secara keseluruhan. Untuk Agency Cost, Sinaga (2009) mengatakan tidak terdapat perbedaan pada Selling and General Administrative pada perusahaan dengan kepemilikan manajerial dan tanpa kepemilikan manajerial.
Hingga kini belum ada jawaban yang pasti mengenai hubungan antara ESOP dan kinerja perusahaan, baik itu positif atau negatif, pada kinerja ekonomi ataupun kinerja keuangan (Ngambi and Oloume, 2013). Belum dapat disimpulkan apakah dengan memberikan saham perusahaan kepada karyawan
10 Universitas Sumatera Utara

mampu menurunkan biaya keagenan dan memberikan dampak yang lebih baik terhadap kinerja dari suatu perusahaan atau tidak.
Berdasarkan research gap dan fenomena yang terjadi, peneliti tertarik melakukan penelitian dengan judul “Perbandingan Kinerja Perusahaan dan Agency Cost Sebelum dan Sesudah Pengadopsian Employee Stock Ownership Program” (Studi Kasus pada Perusahaan-perusahaan yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia).
1.2 Rumusan Masalah Berdasarkan uraian diatas, permasalahan dalam penelitian ini adalah
apakah terdapat perbedaan yang signifikan pada Net Profit Margin, Return on Assets, Return on Equity dan Selling and General Administrative sebelum dan sesudah pengadopsian Employee Stock Ownership Program?
1.3 Tujuan Penelitian Adapun tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui perbedaan Net
Profit Margin, Return on Assets, Return on Equity dan Selling and General Administrative sebelum dan sesudah pengadopsian Employee Stock Ownership Program.
11 Universitas Sumatera Utara

1.4 Manfaat Penelitian Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat kepada:
1. Peneliti Penelitian ini diharapkan mampu memperluas wawasan peneliti terkait penerapan Employee Stock Ownership Program (ESOP). Dengan adanya penelitian ini maka peneliti mampu mengaplikasikan ilmu yang telah peneliti dapatkan selama belajar di jurusan Manajemen, Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Universitas Sumatera Utara.
2. Akademisi Penelitian ini diharapkan dapat menambah pengetahuan, wawasan serta informasi mengenai temuan dan bukti empiris yang dapat dipertanggungjawabkan mengenai pengadopsian ESOP oleh perusahaan.
3. Perusahaan Penelitian ini diharapkan mampu memberikan masukan bagi perusahaan terkait upaya peningkatan kinerja perusahaan melalui Employee Stock Ownership Program (ESOP). Adanya penelitian ini diharapkan dapat menjadi referensi bagi perusahaan dalam mengambil keputusan, terutama dalam hal pemberian kompensasi berupa saham terhadap karyawan.
4. Peneliti selanjutnya Penelitian ini diharapkan dapat dijadikan bahan referensi untuk melakukan penelitian selanjutnya.
12 Universitas Sumatera Utara

BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Teori Keagenan 2.1.1 Pengertian Teori Keagenan
Teori keagenan adalah potensi konflik kepentingan yang tercipta ketika para manajer diberi kekuasaan oleh para pemilik perusahaan untuk membuat keputusan dimana para manajer mungkin memiliki tujuan pribadi (Brigham and Houston, 2006:26). Agency theory memamparkan adanya pemisahan antara kepemilikan dan pengelolaan suatu perusahaan dapat menimbulkan konflik yang disebut agency problem atau agency cost. Agency problem disebabkan adanya konflik antar pihak-pihak dalam perusahaan yang terjadi akibat perbedaan kepentingan.
Telah lama disadari bahwa pemisahan kepemilikan dan pengendalian dalam perusahaan modern mengakibatkan potensi konflik antara pemilik dan manajer. Secara khusus tujuan dari pihak manajemen dapat berbeda dari tujuan para pemegang saham perusahaan. Para pemegang saham berharap agar manajer mengutamakan kesejahteraan prinsipal yaitu untuk dapat memperoleh tingkat pengembalian setinggi-tingginya, Hal ini identik dengan meningkatkan nilai perusahaan yang dapat dilihat dari harga saham perusahaan. Semakin tinggi harga saham berarti kesejahteraan pemilik semakin meningkat. Akan tetapi dalam mengambil keputusan, para manajer juga harus memperhitungkan kepentingan semua stakeholders yang masing-masing memiliki kepentingan sendiri.
13 Universitas Sumatera Utara

Umumnya manajer akan cenderung mengutamakan kepentingan mereka yang seringkali bertentangan dengan tujuan para pemegang saham.
Di dalam perusahaan besar saham dapat dimiliki oleh begitu banyak pemegang saham sehingga mereka bahkan tidak dapat mengungkapkan tujuan mereka dan karenanya mereka hanya memiliki sedikit kendali atau pengaruh atas pihak manajemen. Jadi pemisahan kepemilikan dari pihak manajemen ini akan menciptakan situasi yang memungkinkan manajemen bertindak untuk kepentingannnya sendiri daripada untuk kepentingan para pemegang sahamnya. 2.1.2 Penyebab Masalah Agensi
Syahyunan (2013:5) mengatakan masalah agensi muncul sebagai akibat dari dipisahkannya kepemilikan dan pengelola perusahaan. Sjahrial (2012:5) mengatakan masalah agensi merupakan konflik antarkelompok pemilik (pemegang saham), manajer (profesional) perusahaan, dan karyawan yang terjadi akibat perbedaan kepentingan. Dalam mencapai tujuannya, perusahaan memiliki kelemahan yang intinya adalah pertentangan kepentingan. Penunjukan manajer oleh pemegang saham untuk mengelola perusahaan akan memunculkan perbedaan kepentingan antara manajer dan pemegang saham. Perbedaan sangat mungkin terjadi karena para pengambil keputusan tidak perlu menanggung resiko sebagai akibat adanya kesalahan dalam pengambilan keputusan bisnis. Begitu pula jika mereka tidak dapat meningkatkan nilai perusahaan. Resiko tersebut sepenuhnya ditanggung oleh para pemilik. Karena tidak menanggung resiko dan tidak mendapat tekanan dari pihak lain dalam mengamankan investasi para pemegang
14 Universitas Sumatera Utara

saham, maka pihak manajemen cenderung membuat keputusan yang mementingkan tujuan individu yang kemudian menimbulkan masalah agensi. 2.1.3 Cara Meminimumkan Masalah Agensi
Dalam usaha meminimumkan masalah agensi menurut Sjahrial (2012:5) diperlukan biaya yang disebut Agency Costs yang tercermin dalam empat alternatif yaitu: 1. Pengeluaran untuk monitoring. Pengeluaran ini dilakukan oleh
perusahaan untuk mengawasi aktivitas yang dilakukan manajemen perusahaan. Dengan adanya monitoring ini, diharapkan manajemen dapat mengambil keputusan yang sejalan dengan tujuan perusahaan. 2. Pengeluaran insentif sebagai bentuk kompensasi untuk manajemen atas prestasi yang konsisten dalam memaksimumkan nilai perusahaan, bisa berbentuk stock option, performance shares dan cash bonus. Bentuk insentif ini dilakukan oleh perusahaan untuk menumbuhkan sense of belonging karyawan terhadap perusahaan. Dengan adanya rasa memiliki diharapkan produktivitas karyawan akan meningkat yang kemudian dapan meningkatkan kinerja perusahaan. Melalui program insentif ini setiap keputusan yang dilakukan oleh karyawan kini tidak hanya menyangkut keuntungan yang dapat diperoleh perusahaan saja, akan tetapi pembagian keuntungan yang dapat mereka peroleh jika jika nilai perusahaan meningkat. 3. Fidelity Bond, yaitu kontrak antara perusahaan dengan pihak ketiga dimana pihak ketiga (bonding company) setuju untuk membayar
15 Universitas Sumatera Utara

perusahaan jika manajer berbuat tidak jujur, cara bekerjanya mirip asuransi kerugian. Melalui Fidelity Bond, perusahaan berusaha untuk mengurangi kekhawatiran dari pihak ketiga atas risiko kerugian yang mungkin terjadi dikarenakan manajer tidak mengambil keputusan yang menguntungkan diri sendiri, dan bertentangan dengan tujuan perusahaan. 4. Golden Parachute, yaitu kontrak antara manajemen dan pemegang saham yang menjamin bahwa manajemen akan mendapat kompensasi sejumlah tertentu apabila perusahaan dibeli oleh perusahaan lain (investor lain) atau terjadi perubahan pengendalian perusahaan. Sehingga manajemen tidak lagi merasa menjadi karyawan biasa yang hanya bekerja bagi perusahaan semata, dengan kontrak ini mereka akan merasa diperhitungkan sebagai bagian dari perusahaan.
2.2 Employee Stock Ownership Program (ESOP) 2.2.1 Pengertian Employee Stock Ownership Program
Menurut Keputusan Direksi PT Bursa Efek Jakarta (2004) ESOP/MSOP adalah program kepemilikan saham oleh karyawan, direksi dan komisaris yang dilakukan melalui penawaran saham atau penawaran opsi saham dalam rangka kompensasi kepada karyawan, direksi dan komisaris. Griffin (2007:115) mengatakan rencana kepemilikan saham karyawan (ESOP) merupakan suatu pengaturan di mana perusahaan memegang sahamnya sendiri dalam bentuk dana perwakilan (trust) untuk karyawan-karyawannya, yang perlahan-lahan menerima kepemilikan saham dan mendapatkan kontrol atas hak suaranya. Employee Stock Ownership program merupakan program kepemilikan karyawan atas saham
16 Universitas Sumatera Utara

perusahaan yang diharapkan dapat meningkatkan sense of belonging sehingga mendukung peningkatan kinerja perusahaan (Herdinata, 2012). Dengan demikian hubungan hukum antara karyawan dengan perusahaan tidak terbatas pada hubungan perburuhan, melainkan karyawan juga sekaligus sebagai pemilik perusahaan.
Pengadopsian dilakukan untuk menumbuhkan sense of belonging karyawan terhadap perusahaan. Ketika karyawan telah memiliki sense of belonging terhadap perusahaan dan merasa telah menjadi bagian dari perusahaan maka secara alami mereka akan melakukan pekerjaan mereka dengan sebaikbaiknya karena mereka akan turut merasakan dampak dari kondisi perusahaan yang meningkat atau menurun. Dengan adanya kepemilikan karyawan pada perusahaan atau induk perusahaan tempat mereka bekerja, diharapkan motivasi dan komitmen para karyawan akan meningkat sehingga pada akhirnya juga akan meningkatkan nilai perusahaan.
Pada awalnya, ESOP diformulasikan oleh Luis Kelso seorang investment banker yang mempunyai gagasan bahwa sistem kapitalis akan semakin kuat apabila karyawan diikutsertakan dalam kepemilikan saham perusahaan. Program Kepemilikan Saham Karyawan dilakukan pertama kali pada tahun 1950 di Amerika Serikat, dan saat ini telah menjadi praktek yang umum dilakukan dalam dunia usaha baik di negara maju maupun di negera berkembang. Di Indonesia sendiri, program ESOP mulai diterapkan oleh beberapa emiten pada tahun 1998.
17 Universitas Sumatera Utara

2.2.2 Tujuan Employee Stock Ownership Program Menurut Bapepam (2002) ESOP diselenggarakan untuk mencapai
beberapa tujuan antara lain sebagai berikut : 1. Memberikan penghargaan (reward) kepada seluruh pegawai, direksi, dan
pihak-pihak tertentu atas kontribusinya terhadap meningkatnya kinerja perusahaan. 2. Menciptakan keselarasan kepentingan serta misi dari pegawai dan pejabat eksekutif dengan kepentingan dan misi pemegang saham, sehingga tidak ada benturan kepentingan antara pemegang saham dan pihak-pihak yang menjalankan kegiatan usaha perusahaan. 3. Meningkatkan motivasi dan komitmen karyawan terhadap perusahaan karena mereka juga merupakan pemilik perusahaan, sehingga diharapkan akan meningkatkan produktivitas dan kinerja perusahaan. 4. Menarik, mempertahankan, dan memotivasi (attract, retain, and motivate) pegawai kunci perusahaan dalam rangka peningkatan shareholders’ value. 5. Sebagai sarana program sumber daya manusia untuk mendukung keberhasilan strategi bisnis perusahaan jangka panjang, karena ESOP pada dasarnya merupakan bentuk kompensasi yang didasarkan atas prinsip insentif, yaitu ditujukan untuk memberikan pegawai suatu penghargaan yang besarnya dikaitkan dengan ukuran kinerja perusahaan atau shareholders’ value.
18 Universitas Sumatera Utara

2.2.3 Bentuk Pelaksanaan Employee Stock Ownership Program Pemberian saham dari principal kepada agent dapat dilakukan dengan
beberapa bentuk yaitu: 1. Pemberian saham secara langsung (Stock Grants)
Stock grants merupakan pendekatan paling sederhana dalam menerapkan ESOP. Stock grant artinya menghibahkan saham perusahaan kepada karyawankaryawan yang terplilih sebagai suatu bentuk kompensasi bonus dan penghargaan kepada karyawan atas kinerja yang tinggi, untuk mengenalkan pentingnya seorang karyawan kunci, atau sistem penggajian baru di suatu organsasi. Stock grants dapat berupa tanpa batasan (non restricted) atau dengan pembatasan (restricted).
Pemberian saham tanpa pembatasan (non restricted) adalah suatu pemberian penghargaan berupa saham yang biasanya diberikan kepada karyawan kunci untuk mencapai tujuan keuangan atau tujuan strategis. Penghargaan ini mirip dengan suatu bonus kas tradisional tetapi penghargaannya dalam bentuk saham. Sementara Pemberian saham dengan pembatasan (restricted) adalah suatu penghargaan yang terikat dengan syarat-syarat yang harus dipenuhi karyawan. Pembatasan ini dapat berupa suatu jadwal tunggu berdasarkan waktu yang mengharuskan karyawan untuk tetap di perusahaan selama suatu jangka waktu tertentu sebelum seluruh kepemilikan atas seluruh sahamnya ditransfer. Pengunduran diri atau pemutusan hubungan kerja karyawan sebelum memenuhi ketentuan tersebut akan berakibat pada hilangnya hak atas pemberian saham yang belum terlewati masa tunggunya dan akan dikembalikan ke perusahaan.
19 Universitas Sumatera Utara

Kelebihan program pemberian saham dengan Stock Grants adalah: a. Dapat menjadi suatu alat retensi karyawan yang efektif karena karyawan
akan cenderung bertahan dalam perusahaan agar dapat memperoleh hak atas saham yang dimilikinya. b. Stock grants merupakan program yang mudah dipahami oleh karyawan. c. Memberikan suatu cara bagi perusahaan untuk membayar insentif yang terkait dengan kinerja tanpa menggunakan sumber daya kas. Kekurangan program pemberian saham dengan Stock Grants adalah: a. Memberikan hak suara kepada karyawan. b. Karyawan yang mungkin tidak merasakan nilai kepemilikan yang sebenarnya sebelum mereka menginvestasikan dana pribadi c. Dapat menyebabkan masalah arus kas bagi karyawan sebagai akibat dari konsekuensi pajak dari penerimaan stock grant d. Mengakibatkan pengakuan beban kompensasi bagi perusahaan. 2. Penawaran untuk membeli saham (Direct Employee Stock Purchase Plans) Direct Employee Stock Purchase Plans memungkinkan karyawan membeli saham perusahaan dengan persyaratan yang menguntungkan. Keputusan karyawan untuk membeli saham yang tersedia untuknya adalah sukarela, sehingga karyawan berhak untuk menolak apabila program ini dirasa kurang menguntungkan. Dengan program ini karyawan dapat membayar sahamnya melalui pemotongan gaji. Sebenarnya program ini mirip dengan proses pembelian saham pada umumnya karena karyawan menggunakan uang mereka sendiri untuk
20 Universitas Sumatera Utara

memperoleh saham perusahaan, perbedaannya adalah bahwa dalam program ini terdapat keuntungan tertentu, seperti karyawan dapat membeli saham pada harga yang lebih murah dari harga pasar saham.
Dalam Direct Employee Stock Purchase Plans karyawan diharuskan membayar dimuka atas saham yang mereka beli, suatu program pembelian saham oleh karyawan secara umum tidak menghasilkan tingkat partisipasi yang tinggi juga tidak akan merubah ekuitas perusahaan dalam jumlah besar kepada tenaga kerjanya bila dibandingkan dengan program kepemilikan saham lain.
Kelebihan Direct Employee Stock Purchase Plans adalah: a. Dapat meningkatkan modal perusahaan. b. Relatif sederhana untuk diimplementasikan dan mudah dipahami
karyawan. c. Dapat mengembangkan jiwa investasi para karyawan.
Sementara itu kelemahannya adalah: a. Biaya investasi yang berasal dari dana pribadi dapat menghambat
karyawan untuk berpartisipasi. b. Program ini mengh

Dokumen yang terkait

Perbandingan Kinerja Perusahaan Sebelum dan Sesudah Pengadopsian Employee Stock Ownership Program (Studi Kasus pada Perusahaan-perusahaan yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia)

0 4 123

SKRIPSI PERBANDINGAN KINERJA PERUSAHAAN SEBELUM DAN SESUDAH MENGADAKAN EMPLOYEE STOCK OWNERSHIP PROGRAM (ESOP) (Studi Kasus pada Perusahaan-perusahaan yang Terdaftar pada Bursa Efek Indonesia).

0 3 14

PENDAHULUAN PERBANDINGAN KINERJA PERUSAHAAN SEBELUM DAN SESUDAH MENGADAKAN EMPLOYEE STOCK OWNERSHIP PROGRAM (ESOP) (Studi Kasus pada Perusahaan-perusahaan yang Terdaftar pada Bursa Efek Indonesia).

0 3 7

PENDAHULUAN Analisis Perbandingan Kinerja Perusahaan Sebelum Dan Sesudah Mengadakan Employee Stock Ownership Program ( Esop ) ( Studi Kasus Pada Perusahaan-Perusahaan Yang Terdaftar Pada Bursa Efek Indonesia ).

0 3 8

Perbandingan Kinerja Perusahaan Sebelum dan Sesudah Pengadopsian Employee Stock Ownership Program (Studi Kasus pada Perusahaan-perusahaan yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia)

0 0 11

Perbandingan Kinerja Perusahaan Sebelum dan Sesudah Pengadopsian Employee Stock Ownership Program (Studi Kasus pada Perusahaan-perusahaan yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia)

0 0 2

Perbandingan Kinerja Perusahaan Sebelum dan Sesudah Pengadopsian Employee Stock Ownership Program (Studi Kasus pada Perusahaan-perusahaan yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia)

0 0 12

Perbandingan Kinerja Perusahaan Sebelum dan Sesudah Pengadopsian Employee Stock Ownership Program (Studi Kasus pada Perusahaan-perusahaan yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia)

0 0 32

Perbandingan Kinerja Perusahaan Sebelum dan Sesudah Pengadopsian Employee Stock Ownership Program (Studi Kasus pada Perusahaan-perusahaan yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia)

0 0 3

Perbandingan Kinerja Perusahaan Sebelum dan Sesudah Pengadopsian Employee Stock Ownership Program (Studi Kasus pada Perusahaan-perusahaan yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia)

0 0 11