Perbandingan Kinerja Perusahaan Sebelum dan Sesudah Pengadopsian Employee Stock Ownership Program (Studi Kasus pada Perusahaan-perusahaan yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia)

#

%

-

-

%

Teori keagenan adalah potensi konflik kepentingan yang tercipta ketika

para manajer diberi kekuasaan oleh para pemilik perusahaan untuk membuat
keputusan dimana para manajer mungkin memiliki tujuan pribadi (Brigham and
Houston, 2006:26).

memamparkan adanya pemisahan antara

kepemilikan dan pengelolaan suatu perusahaan dapat menimbulkan konflik yang
disebut


atau

.

disebabkan adanya

konflik antar pihak pihak dalam perusahaan yang terjadi akibat perbedaan
kepentingan.
Telah lama disadari bahwa pemisahan kepemilikan dan pengendalian
dalam perusahaan modern mengakibatkan potensi konflik antara pemilik dan
manajer. Secara khusus tujuan dari pihak manajemen dapat berbeda dari tujuan
para pemegang saham perusahaan. Para pemegang saham berharap agar manajer
mengutamakan kesejahteraan prinsipal yaitu untuk dapat memperoleh tingkat
pengembalian setinggi tingginya,

Hal ini identik dengan meningkatkan nilai

perusahaan yang dapat dilihat dari harga saham perusahaan. Semakin tinggi harga
saham berarti kesejahteraan pemilik semakin meningkat.


Akan tetapi dalam

mengambil keputusan, para manajer juga harus memperhitungkan kepentingan
semua

yang masing masing memiliki kepentingan sendiri.

13
Universitas Sumatera Utara

Umumnya manajer akan cenderung mengutamakan kepentingan mereka yang
seringkali bertentangan dengan tujuan para pemegang saham.
Di dalam perusahaan besar saham dapat dimiliki oleh begitu banyak
pemegang saham sehingga mereka bahkan tidak dapat mengungkapkan tujuan
mereka dan karenanya mereka hanya memiliki sedikit kendali atau pengaruh atas
pihak manajemen. Jadi pemisahan kepemilikan dari pihak manajemen ini akan
menciptakan

situasi


yang

memungkinkan

manajemen

bertindak

untuk

kepentingannnya sendiri daripada untuk kepentingan para pemegang sahamnya.
%

%

"

"

Syahyunan (2013:5) mengatakan masalah agensi muncul sebagai akibat

dari dipisahkannya kepemilikan dan pengelola perusahaan. Sjahrial (2012:5)
mengatakan

masalah

agensi

merupakan

konflik

antarkelompok

pemilik

(pemegang saham), manajer (profesional) perusahaan, dan karyawan yang terjadi
akibat perbedaan kepentingan. Dalam mencapai tujuannya, perusahaan memiliki
kelemahan yang intinya adalah pertentangan kepentingan. Penunjukan manajer
oleh pemegang saham untuk mengelola perusahaan akan memunculkan perbedaan
kepentingan antara manajer dan pemegang saham. Perbedaan sangat mungkin

terjadi karena para pengambil keputusan tidak perlu menanggung resiko sebagai
akibat adanya kesalahan dalam pengambilan keputusan bisnis. Begitu pula jika
mereka tidak dapat meningkatkan nilai perusahaan. Resiko tersebut sepenuhnya
ditanggung oleh para pemilik.

Karena tidak menanggung resiko dan tidak

mendapat tekanan dari pihak lain dalam mengamankan investasi para pemegang

14
Universitas Sumatera Utara

saham,

maka

pihak

manajemen


cenderung

membuat

keputusan

yang

mementingkan tujuan individu yang kemudian menimbulkan masalah agensi.
%

0 2

"

"

Dalam usaha meminimumkan masalah agensi menurut Sjahrial (2012:5)
diperlukan biaya yang disebut


(

yang tercermin dalam empat

alternatif yaitu:
1.

Pengeluaran untuk monitoring.

Pengeluaran ini dilakukan oleh

perusahaan untuk mengawasi aktivitas yang dilakukan manajemen
perusahaan. Dengan adanya monitoring ini, diharapkan manajemen dapat
mengambil keputusan yang sejalan dengan tujuan perusahaan.
2.

Pengeluaran insentif sebagai bentuk kompensasi untuk manajemen atas
prestasi yang konsisten dalam memaksimumkan nilai perusahaan, bisa
berbentuk


dan

"

Bentuk

insentif ini dilakukan oleh perusahaan untuk menumbuhkan
karyawan terhadap perusahaan. Dengan adanya rasa memiliki
diharapkan produktivitas karyawan akan meningkat yang kemudian dapan
meningkatkan kinerja perusahaan. Melalui program insentif ini setiap
keputusan yang dilakukan oleh karyawan kini tidak hanya menyangkut
keuntungan yang dapat diperoleh perusahaan saja, akan tetapi pembagian
keuntungan yang dapat mereka peroleh jika jika nilai perusahaan
meningkat.
)"

*

+


yaitu kontrak antara perusahaan dengan pihak ketiga

dimana pihak ketiga (

) setuju untuk membayar

15
Universitas Sumatera Utara

perusahaan jika manajer berbuat tidak jujur, cara bekerjanya mirip
asuransi kerugian.

Melalui *

+

perusahaan berusaha untuk

mengurangi kekhawatiran dari pihak ketiga atas risiko kerugian yang
mungkin terjadi dikarenakan manajer tidak mengambil keputusan yang

menguntungkan diri sendiri, dan bertentangan dengan tujuan perusahaan.
,"

yaitu kontrak antara manajemen dan pemegang saham
yang menjamin bahwa manajemen akan mendapat kompensasi sejumlah
tertentu apabila perusahaan dibeli oleh perusahaan lain (investor lain) atau
terjadi perubahan pengendalian perusahaan. Sehingga manajemen tidak
lagi merasa menjadi karyawan biasa yang hanya bekerja bagi perusahaan
semata, dengan kontrak ini mereka akan merasa diperhitungkan sebagai
bagian dari perusahaan.

%%

3 #$ 4

%%
Menurut Keputusan Direksi PT Bursa Efek Jakarta (2004) ESOP/MSOP
adalah program kepemilikan saham oleh karyawan, direksi dan komisaris yang
dilakukan melalui penawaran saham atau penawaran opsi saham dalam rangka
kompensasi kepada karyawan, direksi dan komisaris.


Griffin (2007:115)

mengatakan rencana kepemilikan saham karyawan (ESOP) merupakan suatu
pengaturan di mana perusahaan memegang sahamnya sendiri dalam bentuk dana
perwakilan (

) untuk karyawan karyawannya, yang perlahan lahan menerima

kepemilikan saham dan mendapatkan kontrol atas hak suaranya.
merupakan program kepemilikan karyawan atas saham
16
Universitas Sumatera Utara

perusahaan yang diharapkan dapat meningkatkan

sehingga

mendukung peningkatan kinerja perusahaan (Herdinata, 2012). Dengan demikian
hubungan hukum antara karyawan dengan perusahaan tidak terbatas pada
hubungan perburuhan, melainkan karyawan juga sekaligus sebagai pemilik
perusahaan.
Pengadopsian dilakukan untuk menumbuhkan
karyawan terhadap perusahaan. Ketika karyawan telah memiliki
terhadap perusahaan dan merasa telah menjadi bagian dari perusahaan
maka secara alami mereka akan melakukan pekerjaan mereka dengan sebaik
baiknya karena mereka akan turut merasakan dampak dari kondisi perusahaan
yang meningkat atau menurun.

Dengan adanya kepemilikan karyawan pada

perusahaan atau induk perusahaan tempat mereka bekerja, diharapkan motivasi
dan komitmen para karyawan akan meningkat sehingga pada akhirnya juga akan
meningkatkan nilai perusahaan.
Pada awalnya, ESOP diformulasikan oleh Luis Kelso seorang

'

yang mempunyai gagasan bahwa sistem kapitalis akan semakin kuat
apabila karyawan diikutsertakan dalam kepemilikan saham perusahaan. Program
Kepemilikan Saham Karyawan dilakukan pertama kali pada tahun 1950 di
Amerika Serikat, dan saat ini telah menjadi praktek yang umum dilakukan dalam
dunia usaha baik di negara maju maupun di negera berkembang. Di Indonesia
sendiri, program ESOP mulai diterapkan oleh beberapa emiten pada tahun 1998.

17
Universitas Sumatera Utara

%%%

.
Menurut Bapepam (2002) ESOP diselenggarakan untuk mencapai

beberapa tujuan antara lain sebagai berikut :
1.

Memberikan penghargaan (

) kepada seluruh pegawai, direksi, dan

pihak pihak tertentu atas kontribusinya terhadap meningkatnya kinerja
perusahaan.
2.

Menciptakan keselarasan kepentingan serta misi dari pegawai dan pejabat
eksekutif dengan kepentingan dan misi pemegang saham, sehingga tidak
ada benturan kepentingan antara pemegang saham dan pihak pihak yang
menjalankan kegiatan usaha perusahaan.

3.

Meningkatkan motivasi dan komitmen karyawan terhadap perusahaan
karena mereka juga merupakan pemilik perusahaan, sehingga diharapkan
akan meningkatkan produktivitas dan kinerja perusahaan.

4.

Menarik, mempertahankan, dan memotivasi (
pegawai kunci perusahaan dalam rangka peningkatan

5.

'
-'

)
.

Sebagai sarana program sumber daya manusia untuk mendukung
keberhasilan strategi bisnis perusahaan jangka panjang, karena ESOP pada
dasarnya merupakan bentuk kompensasi yang didasarkan atas prinsip
insentif, yaitu ditujukan untuk memberikan pegawai suatu penghargaan
yang besarnya dikaitkan dengan ukuran kinerja perusahaan atau
-'

"

18
Universitas Sumatera Utara

%%0

"
Pemberian saham dari

kepada

dapat dilakukan dengan

beberapa bentuk yaitu:
1.

Pemberian saham secara langsung (

)

Stock grants merupakan pendekatan paling sederhana dalam menerapkan
ESOP.

artinya menghibahkan saham perusahaan kepada karyawan

karyawan yang terplilih sebagai suatu bentuk kompensasi bonus dan penghargaan
kepada karyawan atas kinerja yang tinggi, untuk mengenalkan pentingnya seorang
karyawan kunci, atau sistem penggajian baru di suatu organsasi.
dapat berupa tanpa batasan (

) atau dengan pembatasan (

Pemberian saham tanpa pembatasan (

).

) adalah suatu

pemberian penghargaan berupa saham yang biasanya diberikan kepada karyawan
kunci untuk mencapai tujuan keuangan atau tujuan strategis. Penghargaan ini
mirip dengan suatu bonus kas tradisional tetapi penghargaannya dalam bentuk
saham. Sementara Pemberian saham dengan pembatasan (

) adalah suatu

penghargaan yang terikat dengan syarat syarat yang harus dipenuhi karyawan.
Pembatasan ini dapat berupa suatu jadwal tunggu berdasarkan waktu yang
mengharuskan karyawan untuk tetap di perusahaan selama suatu jangka waktu
tertentu sebelum seluruh kepemilikan atas seluruh sahamnya ditransfer.
Pengunduran diri atau pemutusan hubungan kerja karyawan sebelum memenuhi
ketentuan tersebut akan berakibat pada hilangnya hak atas pemberian saham yang
belum terlewati masa tunggunya dan akan dikembalikan ke perusahaan.

19
Universitas Sumatera Utara

Kelebihan program pemberian saham dengan
a.

adalah:

Dapat menjadi suatu alat retensi karyawan yang efektif karena karyawan
akan cenderung bertahan dalam perusahaan agar dapat memperoleh hak
atas saham yang dimilikinya.

b.
c.

merupakan program yang mudah dipahami oleh karyawan.
Memberikan suatu cara bagi perusahaan untuk membayar insentif yang
terkait dengan kinerja tanpa menggunakan sumber daya kas.
Kekurangan program pemberian saham dengan

adalah:

a.

Memberikan hak suara kepada karyawan.

b.

Karyawan yang mungkin tidak merasakan nilai kepemilikan yang
sebenarnya sebelum mereka menginvestasikan dana pribadi

c.

Dapat menyebabkan masalah arus kas bagi karyawan sebagai akibat dari
konsekuensi pajak dari penerimaan

d.
2.

Mengakibatkan pengakuan beban kompensasi bagi perusahaan.
Penawaran untuk membeli saham (
)
memungkinkan karyawan

membeli saham perusahaan dengan persyaratan yang menguntungkan. Keputusan
karyawan untuk membeli saham yang tersedia untuknya adalah sukarela, sehingga
karyawan

berhak

menguntungkan.

untuk

menolak

apabila

program

ini

dirasa

Dengan program ini karyawan dapat membayar

kurang

sahamnya

melalui pemotongan gaji. Sebenarnya program ini mirip dengan proses pembelian
saham pada umumnya karena karyawan menggunakan uang mereka sendiri untuk

20
Universitas Sumatera Utara

memperoleh saham perusahaan, perbedaannya adalah bahwa dalam program ini
terdapat keuntungan tertentu, seperti karyawan dapat membeli saham pada harga
yang lebih murah dari harga pasar saham.
Dalam

karyawan diharuskan

membayar dimuka atas saham yang mereka beli, suatu program pembelian saham
oleh karyawan secara umum tidak menghasilkan tingkat partisipasi yang tinggi
juga tidak akan merubah ekuitas perusahaan dalam jumlah besar kepada tenaga
kerjanya bila dibandingkan dengan program kepemilikan saham lain.
Kelebihan

adalah:

a.

Dapat meningkatkan modal perusahaan.

b.

Relatif sederhana untuk diimplementasikan dan mudah dipahami
karyawan.

c.

Dapat mengembangkan jiwa investasi para karyawan.
Sementara itu kelemahannya adalah:

a.

Biaya investasi yang berasal dari dana pribadi dapat menghambat
karyawan untuk berpartisipasi.

b.

Program ini mengharuskan dibentuknya struktur administrasi untuk
mengumpulkan dana, membeli saham dan monitoring ketaatan dengan
peraturan yang sesuai.

3.

Program Opsi Saham (

)

Menurut Robbins (2010:137) opsi saham adalah instrumen keuangan yang
memberikan karyawan hak untuk membeli saham pada harga yang telah
ditetapkan. Dalam program opsi saham, suatu perusahaan memberikan kepada

21
Universitas Sumatera Utara

karyawan secara perorangan hak kontraktual atau opsi untuk membeli suatu
jumlah tertentu atas saham perusahaan sepanjang periode waktu tertentu,
membayar dengan harga yang ditetapkan pada saat tanggal pemberian. Periode
waktu tertentu tersebut biasanya antara 5 sampai 10 tahun dimulai pada tanggal
pemberian dan harganya biasanya sama dengan harga pasar wajar saham pada saat
pemberian.
Dalam

jika harga saham perusahaan meningkat dalam

tahun tahun sesudah waktu pemberian (

), karyawan mendapatkan

keuntungan dengan membeli saham pada harga lebih rendah yaitu harga yang
berlaku pada waktu pemberian dan kemudian menjualnya dengan harga yang
lebih tinggi sesudah harga meningkat. Keuntungan yang diperoleh karyawan
berasal dari selisih harga jual dan harga pemberian (

).

Nilai suatu opsi bagi karyawan sifatnya terkait pada kinerja perusahaan di
masa yang akan datang. Perusahaan dapat mengaitkan pemberian opsi kepada
kinerja kelompok atau individual dalam berbagai cara, sebagaimana dengan bonus
kas, perusahaan bebas untuk memutuskan kepada siapa mereka akan memberikan
opsi dan berapa banyaknya opsi yang akan mereka berikan kepada masing masing
individu. Pada masa lalu perusahaan biasanya membatasi pemberian opsi saham
hanya kepada manajemen, dan pada beberapa perusahaan, program opsi saham
masih menggunakan cara tersebut. Namun demikian, kini terdapat kecenderungan
(peningkatan) bahwa perusahaan perusahaan memberikan opsi saham lebih jauh
ke dalam organisasinya, seringkali melibatkan seluruh karyawan.

22
Universitas Sumatera Utara

Dibandingkan pemberian kas bonus, opsi lebih efektif dalam memotivasi
karyawan dalam meningkatkan kinerja, karena opsi terus menerus berlaku sebagai
suatu insentif yang baik bagi karyawan sesudah mereka diberikan opsi, sebab nilai
sebenarnya akan ditentukan dengan kinerja perusahaan di masa yang akan datang.
Pelaporan atas opsi saham dalam laporan keuangan satu dari pertimbangan utama
pemberian opsi saham kepada karyawan adalah dalam banyak kasus perusahaan
bebas dari segi pelaporan keuangan.
Berdasarkan Bapepam (2002), program ESOP oleh emiten atau
perusahaan publik di Indonesia dilakukan dalam bentuk

yang

sebagian besar sumber sahamnya berasal dari portepel, bukan dari saham pendiri
atau saham treasury atau saham yang ada di pasar. Hal ini dapat dikarenakan
karena di Indonesia belum ada ketentuan yang secara khusus mengatur tentang
kepemilikan saham oleh karyawan selain bentuk penjatahan pasti saat penawaran
umum perdana. Karena sifatnya yang mengikuti penawaran umum perdana, maka
pelaksanaannya mengikuti ketentuan penawaran saham perdana. Indonesia juga
tidak mengenal institusi
(ESOPs).
bentuk

yang merupakan bagian dari
Dari beberapa bentuk pelaksanaan ESOP, hanya
yang telah memiliki aturan pelaksanaannya.

Meskipun bentuk kepemilikan saham karyawan yang diterapkan oleh
emiten Indonesia adalah

akan tetapi terdapat

penamaan yang berbeda yang digunakan oleh perusahaan dalam menamai
program ini.

Beberapa perusahaan bahkan menamai program ESOP mereka

23
Universitas Sumatera Utara

dengan

(ESOPs) akan tetapi cara kerja dari

program tersebut adalah sama dengan

"

Kelebihan opsi saham adalah:
a.

Dapat mengaitkan imbalan kepada karyawan dengan keberhasilan yang
akan datang karena opsi tersebut hanya menjadi bernilai jika harga saham
perusahaan meningkat.

b.

Opsi dapat menjadi alat yang efektif untuk mempertahankan karyawan jika
dikaitkan dengan jadwal waktu tunggu.

c.

Dari sudut pandang akuntansi opsi secara umum tidak dipertimbangkan
sebagai beban pada buku perusahaan.
Sementara itu kelemahan

adalah:

a.

Sangat kompleks sehingga sulit dimengerti oleh karyawan.

b.

Kas keluar yang diperlukan pada saat pelaksanaan, dapat dipandang
sebagai suatu hal yang negatif oleh karyawan.

c.

Jika harga saham turun secara substansial di bawah harga pelaksanaan,
opsi tersebut tidak memberikan insentif keuangan bagi karyawan.

4"

(ESOPs)
ESOPs merupakan suatu jenis program pensiun yang dirancang untuk

kepentingan karyawan yang dilakukan dengan meminta pengelola dana (

)

untuk melakukan investasi pada saham perusahaan, dimana keuntunganna akan
diberikan kepada karyawan. Bentuk kepemilikan saham ini diformulasikan oleh
Louis O. Kelso pada tahun 1956.

24
Universitas Sumatera Utara

ESOPs

'

dirancang untuk investasi terutama dalam saham

perusahaan yang mendukungnya.

Dengan suatu ESOPs

perusahaan membuat suatu kontribusi kepada suatu akun .

'

,

setiap tahun atas

nama masing masing karyawan, kebanyakan perusahaan akan mengkontribusi ke
suatu program pensiun. Kontribusi tersebut dapat dibuat dalam bentuk saham
ataupun kas.
Saham yang diperoleh dengan program ini dialokasikan kepada akun akun
perorangan yang dikelola untuk masing masing karyawan yang berpartisipasi.
Para karyawan menerima saldo akun mereka sesudah pensiun atau pemberhentian
oleh perusahaan.

ESOPs dapat mendanai pembelian dengan melalui suatu

pinjaman, yang dijamin oleh perusahaan.
institusi

Indonesia tidak mengenal adanya

, sehingga bentuk kepemilikan saham ini tidak dapat dilakukan.

/"

&

!

(SARs)

Bentuk lain dalam pemberian saham kepada karyawan adalah dengan
&

!

(SARs). Secara teknis, bentuk ini

tidak mengakibatkan transfer kepemilikan saham kepada para karyawan. SARs
Sering kali disebut sebagai

&

atau program ekuitas

sintetis). Program jenis ini dapat dipakai apabila transfer aktual atas kepemilikan
ekuitas kepada karyawan adalah tidak memungkinkan atau tidak diinginkan.
!

(SARs)

dan

adalah

penangguhan kompensasi yang khusus dan alat kompensasi insentif yang
dirancang untuk memberikan karyawan keuntungan ekonomis atas kepemilikan
saham tanpa disertai terjadinya transfer saham sesungguhnya. Dalam bentuk ini,

25
Universitas Sumatera Utara

karyawan tidak dapat disebut sebagai pemilik perusahaan karena tidak adanya
transfer kepemilikan. Program SARs merupakan sebuah hibah kepada seorang
karyawan yang memberikannya hak pada suatu waktu tertentu di masa yang akan
datang untuk menerima penghargaan berupa kas sebesar kenaikan dalam nilai dari
sejumlah bagian saham tertentu sebuah perusahaan.
SARs dan

biasanya digunakan pada perusahaan milik

keluarga yaitu keluarga yang tidak menginginkan untuk melepaskan kepemilikan
sahamnya. Program program ini juga dapat digunakan untuk memberikan ekuitas
seperti insentif yang dikaitkan dengan kinerja dari suatu divisi perusahaan atau
anak perusahaan. Juga dapat digunakan untuk memberikan penghargaan kepada
karyawan asing yang dikarenakan kompleksitas hukum dan administrasi dari
hukum negara asalnya membuatnya sulit untuk diberikan penghargaan berupa
surat berharga.
Pemberian saham kepada karyawan dalam bentuk
!
a.

&

(SARs) memiliki kelebihan yaitu:

Dengan ketentuan jadwal waktu tunggu, SARs dan

dapat

memberikan metode yang efektif untuk mempertahankan karyawan.
b.

SARs dan

tidak mendilusi kendali suara dan hak hak

kepemilikan lainnya dari pemilik yang ada.
c.

Pernyataan pendaftaran tidak berlaku untuk jenis program ini jika
pembayarannya dibuat hanya dengan kas.

26
Universitas Sumatera Utara

Sementara itu kelemahan bentuk pemberian saham ini adalah:
a.

Dapat menyebabkan suatu potensi penurunan kas yang signifikan bagi
perusahaan ketika nilai dari penghargaan dibayarkan.

b.

Lebih sulit untuk mencapai tingkat motivasi yang tinggi karyawan pada
perusahaan pada saat pemberian

c.

Karyawan dikenakan pajak pada tarif penghasilan biasa atas total nilai
penghargaan.

%0
%0

-

.

"
-

.

"

Kinerja perusahaan merupakan pencapaian perusahaan dalam suatu
periode. Kinerja perusahaan dapat digunakan untuk mengevaluasi efisiensi dan
efektivitas dari aktivitas perusahaan yang telah dilaksanakan pada periode waktu
tertentu. Kinerja perusahaan yang baik adalah perusahaan yang hasil kerjanya di
atas perusahaan pesaingnya atau di atas rata rata perusahaan sejenis (Lubis dan
Syahputra, 2012:94). Kinerja perusahaan dapat dikatakan baik apabila memiliki
kinerja keuangan yang baik. Kinerja keuangan adalah penentuan ukuran ukuran
tertentu yang dapat mengukur keberhasilan suatu organisasi atau perusahaan
dalam menghasilkan laba dalam suatu periode ternetu.
%0%

-

. -

Perusahaan perlu melakukan analisis terhadap kinerja keuangannya secara
berkala pada periode tertentu untuk menilai apakah aktivitas operasional yang
dilakukan oleh perusahaan telah dilakukan secara efisien dan efektif dalam

27
Universitas Sumatera Utara

menningkatkan nilai perusahaan. Kinerja keuangan dapat dinilai dengan beberapa
alat analisis.
Syahyunan (2013:91) mengatakan bahwa analisis rasio keuangan merupakan
analisis yang paling popular untuk mengidenifikasi kondisi keuangan dan kinerja
keuangan perusahaan. Analisis keuangan terutama analisis rasio keuangan adalah
alat yang paling bermanfaat untuk menentukan bagaimana aktivitas usaha
dijalankan (Lukviarman, 2006:20).

Analisis rasio keuangan dapat dibedakan

berdasarkan laporan keuangan yang dianalisis, yaitu analisis secara individual dan
analisis silang. Analisis individual dimaksudkan sebagai analisis yang dilakukan
pada unsur unsur yang ada pada salah satu laporan keuangan, misalnya analisis
rasio bagi unsur unsur yang ada pada neraca saja atau laba rugi saja. Sedangkan
analisis silang merupakan analisis rasio yang melibatkan unsur unsur yang ada
pada laporan neraca dan sekaligus yang ada pada laporan laba rugi.

%'

"") "

-

Menurut Kasmir (2014:104) rasio keuangan merupakan kegiatan
membandinkan angka angka yang ada dalam laporan keuangan dengan cara
membagi satu angka dengan angka lainnya.

Sementara menurut Harahap

(2008:297) rasio keuangan adalah angka yang diperoleh dari hasil perbandingan
dari satu pos laporan keuangan dengan pos lainnya yang mempunyai hubungan
yang relevan dan signifikan (berarti).

Disebut dengan rasio karena yang

dilakukan pada dasarnya adalah membandingkan satu item tertentu dalam laporan
keuangan dengan item lainnya, dimana cara ini lebih dapat menjelaskan makna
suatu angka yang terdapat pada laporan keuangan.
28
Universitas Sumatera Utara

Rasio keuangan membantu kita mengevaluasi laporan keuangan. Analisis
rasio keuangan memberikan gambaran bagaimana tingkat efektivitas operasional
yang dilakukan perusahaan selama satu periode. Hasil dari rasio keuangan dapat
digunakan untuk menilai apakah perusahaan sudah memiliki kinerja yang baik
atau belum. Untuk mengukurnya dapat dilakukan dengan membandingkan hasil
analisis rasio pada periode ini dengan periode sebelumnya atau dengan
perusahaan lain yang sejenis. Interpretasi dari analisis rasio keuangan akan
membantu manajer dalam mengetahui kelemahan perusahaan, sehingga dapat
mengambil keputusan yang akan diterapkan pada periode yang akan datang.
%'

-

"") "

Harahap (2008:298) mengatakan analisis rasio memiliki keunggulan
dibanding analisis lainnya, yaitu:
1.

Rasio merupakan angka angka atau ikhtisar statistik yang lebih mudah
dibaca dan ditafsirkan. Melalui rasio keuangan kita dapat dengan mudah
mengetahui hubungan antara angka pada pos yang satu terhadap pos
lainnya, kita dapat mengetahui apakah apakah angka pada laba perusahaan
dapat dikatakan besar atau kecil melalui rasio keuangan.

2.

Merupakan pengganti yang lebih sederhana dari informasi yang disajikan
laporan keuangan yang sangat rinci dan rumit. Dalam laporan keuangan
angka yang disajikan begitu banyak. Sehingga setiap angka pada laporan
keuangan menjadi sulit diinterpretasikan.

3.

Mengetahui posisi perusahaan di tengah industri lain. Rasio keuangan
dapat digunakan untuk mengetahui apakah kinerja suatu industri lebih baik

29
Universitas Sumatera Utara

dari industri lain. Sehingga dapat diketahui tingkat efektivitas perusahaan
yang satu disbanding perusahaan lain.
4.

5.

Sangat bermanfaat untuk bahan dalam mengisi model model pengambilan
keputusan dan model prediksi (0

).

Menstandarisir ukuran perusahaan.

Dengan rasio keuangan kita dapat

lebih mudah mengelompokka perusahaan berdasarkan ukuran perusahaan.
Misalnya pengelompokan dilakukan berdasarkan tingkat kemampuan
menghasilkan laba yang hamper sama.
6.

Lebih mudah memperbandingkan perusahaan dengan perusahaan lain atau
melihat perkembangan perusahan secara periodic atau “

”.

Dengan membandingkan rasio keuangan perusahaan yang satu dengan
perusahaan lainnya dapat diketahui apakah kinerja perusahaan yang satu
lebih baik dari yang lainnya atau tidak.
7.

Lebih mudah melihat tren perusahaan serta melakukan prediksi di masa
yang akan datang. Rasio keuangan yang disusun secara konsolidasi akan
dapat menggambarkan kondisi perusahaan pada periode yang akan datang.
Apabila rasio keuangan menunjukkan tren positif dari tahun ke tahun
selama beberapa periode maka dapat diprediksi bahwa periode berikutnya
masih akan positif.

%'%) "

1

"

Rasio profitabilitas merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur
tingkat efektivitas perusahaan yang ditunjukkan oleh laba yang dihasilkan dari
penjualan dan investasi perusahaan.

Rasio profitabilitas menunjukkan

30
Universitas Sumatera Utara

kemampuan perusahaan di dalam memperoleh laba dalam hubungannya dengan
penjualan, total aktiva maupun modal sendiri. Rasio ini dibagi ke dalam dua
kelompok, yaitu profitabilitas dalam hubungannya dengan penjualan dan
profitabilitas dalam hubungannya dengan investasi.
Rasio profitabilitas dalam hubungannya dengan penjualan bermanfaat
untuk mengetahui kemampuan manajemen perusahaan di dalam mengendalikan
berbagai beban yang berhubungan dengan penjualan. Rasio laba (
yang digunakan dalam analisis ini umumnya adalah
), termasuk
#

.

#

)

keuntungan (
#

dan %

Profitabilitas dalam hubungannya dengan investasi digunakan untuk

menilai atau mengukur tingkat keuntungan perusahaan dalam hubungannya
dengan dana yang diinvestasikan di dalam rangka menghasilkan keuntungan
tersebut. Dengan demikian rasio ini sangat bermanfaat di dalam menilai efektifitas
manajemen perusahaan secara keseluruhan (Lukviarman, 2006:33).
%'0

3
%

#

4
(NPM) menurut Syamsuddin (2007:64) merupakan

rasio antara laba bersih yaitu penjualan sesudah dikurangi $
pajak dibandingkan dengan penjualan. Semakin tinggi %

termasuk
#

yang

dimiliki oleh perusahaan menunjukkan bahwa aktivitas operasi perusahaan
tersebut semakin baik.
Untuk meningkatkan

keuntungan bersih, perusahaan dapat

melakukan peningkatan harga jual barang dan jasa yang mereka tawarkan,
sehingga meningkatkan total penjualan, akan tetapi perlu diingat bahwa apabila

31
Universitas Sumatera Utara

produk yang dijual memiliki elastisitas yang tinggi, maka peningkatan harga akan
mempengaruhi volume penjualan yang kemudian berdampak pada keuntungan
yang dapat diperoleh perusahaan.

Selain meningkatkan harga langkah yang

paling baik yang dapat dilakukan perusahaan dalam meningkatkan

laba

bersihnya adalah dengan melakukan efisiensi pada aktivitas produksi barang dan
jasa, sehingga besarnya $

yang harus dikeluarkan perusahaan berkurang.

Rasio ini mengukur hasil akhir dari seluruh kegiatan perusahaan (Prihadi,
2010:166). Rasio %

#

(NPM) sangat penting bagi para pemilik

perusahaan karena melalui rasio ini mereka dapat mengetahui seberapa besar laba
perusahaan yang menjadi hak mereka. Apabila margin laba bersih perusahaan
berada di atas median margin laba bersih industrinya maka dapat dikatakan bahwa
perusahaaan tersebut memiliki tingkat relatif profitabailitas penjualan yang lebih
tinggi daripada kebanyakan perusahaan lainnya dalam industry yang sama.
%''

3)$ 4
!

(ROA) adalah rasio yang mengukur tingkat penghasilan

bersih yang diperoleh dari penggunaan aktiva perusahaan. ROA menunjukkan
gabungan dari dua kemampuan yang dimiliki oleh perusahaan, yaitu kemampuan
menghasilkan laba dan kemampuan dalam memutar aset.

Fahmi (2014:82)

mengatakan rasio ini digunakan untuk melihat sejauh mana investasi yang telah
ditanamkan mampu memberikan pengembalian keuntungan sesuai dengan yang
diharapkan.
!

adalah rasio yang sering digunakan oleh para manajer

dalam mengukur kinerja perusahaan Rasio ini sering digunakan untuk mengukur

32
Universitas Sumatera Utara

kinerja perusahaan karena rasio ini mampu menunjukkan tingkat keberhasilan
manajemen dalam menghasilkan keuntungan. Rasio ini juga dapat digunakan
untuk memproyeksikan keuntungan perusahaan pada tahun yang akan datang
melalui keuntungan perusahaan pada tahun tahun sebelumnya.
%'5

3)$ 4
!

&

(ROE) menurut Fahmi (2014:82) adalah rasio yang

mengkaji sejauh mana suatu perusahaan mempergunakan sumber daya yang
dimiliki untuk mampu memberikan laba atas ekuitas. ROE menurut Syamsuddin
(2007:64) merupakan suatu pengukuran dari penghasilan (

) yang tersedia

bagi para pemilik perusahaan atas modal yang mereka investasikan di dalam
perusahaan.
Bagi pemilik modal, rasio ini sangatlah penting, karena dapat digunakan
untuk mengetahui hasil yang dapat mereka peroleh dari penanaman modalnya.
!

&

(ROE) merupakan rasio yang paling penting (Brigham and

Houston, 2006:109). Dengan melihat rasio ini pemilik dapat membandingkan
hasil di perusahaan satu dengan perusahaan lainnya. ROE yang tinggi sering kali
mencerminkan penerimaan perusahaan atas peluang investasi yang baik dan
manajemen biaya yang efektif. Dalam menghitung ROE pos yang dibandingkan
dalam laporan keuangan adalah laba setelah pajak dengan modal pemilik.

%5
(

merupakan biaya yang terjadi oleh pemegang saham yang

mempercayakan perusahaan kepada manajer perusahaan untuk mengelola
perusahaan supaya dapat memaksimumkan pengembalian.

juga
33

Universitas Sumatera Utara

berarti penggunaan aliran kas untuk bonus atau pengeluaran pengeluaran yang
tidak perlu yang dilakukan manajer atas
(

(Fachruddin, 2011).

dalam penelitian ini dihitung dengan menggunakan proksi yaitu
' "
' (SGA) adalah rasio yang mengukur

biaya keagenan berdasarkan rasio beban operasi terhadap penjualan. Dimana rasio
ini merefleksikan diskresi manajerial dalam membelanjakan sumber daya
perusahaan. Semakin tinggi beban diskresi maka semakin tinggi biaya keagenan
yang terjadi (Putra dan Ratnadi, 2007). SGA merupakan rasio yang mengukur
seberapa efektif manajemen perusahaan melakukan control terhadap biaya
operasional, termasuk konsumsi yang berlebihan dan biaya kegenan langsung
lainnya (Ang et al., 2000).

%6

#$

-

.

"

Program ESOP merupakan suatu program kepemilikan perusahaan oleh
karyawan yang secara tidak langsung dapat menumbuhkan
karyawan terhadap perusahaan.

Rasa memiliki tersebut kemudian menjadi

motivasi karyawan untuk melakukan sesuatu yang lebih bagi perusahaan sehingga
dapat meningkatkan

keuntungan perusahaan yang secara langsung akan

mempengaruhi kinerja perusahaan yang dapat terlihat dari analisis rasio rasio
keuangan perusahaan itu sendiri.
ESOP juga merupakan suatu program yang dapat digunakan mengurangi
(Sjahrial 2012:5). Dengan adanya ESOP, makan principal dan

34
Universitas Sumatera Utara

dapat memiliki satu tujuan yang sama, sehingga biaya biaya tidak perlu yang
mungkin terjadi dalam aktivitas perusahaan dapat berkurang.
Dalam penelitian ini, peneliti mengukur kinerja perusahaan dalam rasio
profitabilitas.

Rasio profitabilitas sangat penting dalam mengukur kinerja

perusahaan. Rasio profitabilitas menurut Fahmi (2014:80) merupakan rasio yang
digunakan untuk mengukur efektivitas manajemen secara keseluruhan yang
ditunjukkan oleh besar kecilnya tingkat keuntungan yang diperoleh dalam
hubungannya dengan penjualan maupun investasi. Pendapat tersebut didukung
oleh Prihadi (2012:164) yang menyatakan bahwa rasio profitabilitas mendapat
tempat tersendiri dalam penilaian perusahaan, hal ini mudah dipahami karena
secara sadar perusahaan didirikan memang untuk memperoleh laba.
Adapun rasio profitabilitas yang digunakan untuk memproksikan kinerja
perusahaan adalah yaitu %
!

&

#

(NPM), !

(ROA) dan

(ROE). Kamaludin dan Indriani (2012:45) mengatakan ukuran

yang biasa digunakan dalam mengukur rasio profitabilitas adalah %
#

(NPM), !

(ROA) serta !

&

(ROE).

%7
1.

Dr. S. Poornima et al. (2015)
Poornima et al. (2015)

melakukan penelitian berjudul 12

(
'

2

3.

Penelitian yang dilakukan pada 20

perusahaan jasa keuangan yang mengadopsi ESOP di India ini menunjukkan hasil
yang berbeda dengan yang dilakukan Chen and Hsu (2008).

Dimana
35

Universitas Sumatera Utara

pengadopsian ESOP tidak membawa pengaruh terhadap peningkatan kinerja
perusahaan.

Tidak ditemukan adanya perubahan yang signifikan terhadap

profitabilitas dan kinerja secara keseluruhan.

Hal tersebut mengindikasikan

bahwa persentase saham yang diberikan kepada karyawan tidak mampu merubah
sikap dan produktivitas karyawan.
2.

Rayhita Santhi dan Putra Astika (2015)
Santhi dan Astika (2015) melakukan penelitian yang berjudul “Perbedaan

Kinerja Perusahaan Sebelum dan Setelah Hibah



penelitian ini menggunakan data 34 perusahaan yang mengadopsi
selama periode tahun 1999 sampai 2013" Jendela pengamatan dari
penelitian ini adalah 1 tahun sebelum dan 1 tahun sesudah hibah
" Proksi yang digunakan dalam penelitian ini adalah !
(ROA).

Hasil penelitian yang menggunakan

.

ini

menghasilkan bahwa terdapat perbedaan kinerja perusahaan sebelum dan sesudah
hibah
3.

"
Marcel T. Ngambi and Frederic Oloume (2013)
Ngambi and Oloume (2013) melakukan penelitian yang berjudul


(

*
*

4 '

*

3. Ngambi and Oloume (2013) mencoba mencari pengaruh

pengadopsian ESOP terhadap peningkatan Kinerja Keuangan dan kinerja ekonomi
perusahaan.

Rasio yang digunakan adalah ROA dan ROE.

Penelitian yang

menggunakan 24 sampel ini menunjukkan bahwa ESOP memiliki pengaruh
positif tehadap !

(ROA) akan tetapi pada !

&

(ROE)

36
Universitas Sumatera Utara

tidak ditemukan adanya perbedaan, baik antara perusahaan yang mengadopsi
ESOP maupun yang tidak mengadopsi ESOP.
4.

Dwi Septarina (2013)
Septarina

(2013)

melakukan

penelitian

yang

berjudul

“Analisis

Perbandingan Kinerja Keuangan Sebelum dan Sesudah Pengadopsian
”. Pada penelitiannya, Septrinsa memproksikan kinerja
keuangan dengan menggunakan rasio %
&

.

.

#

!

!

' . Penelitian yang menggunakan data 10

sampel perusahaan ini menghasilkan kesimpulan sebagai berikut:
a. Dari hasil perbandingan kinerja keuangan perusahaan periode satu tahun
sebelum ESOP dengan periode satu tahun sesudah pengadopsian ESOP,
kinerja keuangan perusahaan periode satu tahun sesudah pengadopsian
ESOP pada rasio keuangan

NPM, ROA, ROE mengalami penurunan

dibandingkan dengan periode satu tahun sebelum pengadopsian ESOP.
Sementara pada rasio TATO mengalami kenaikan dibandingkan dengan
periode satu tahun sebelum pengadopsian ESOP.
b. Dari hasil perbandingan kinerja keuangan perusahaan periode satu tahun
sebelum pengadopsian ESOP dengan periode dua tahun sesudah ESOP,
kinerja keuangan perusahaan periode dua tahun sesudah pengadopsian
ESOP pada rasio keuangan

NPM, ROA, ROE mengalami penurunan

dibandingkan dengan periode satu tahun sebelum pengadopsian ESOP,
dan pada periode dua tahun sesudah pengadopsian ESOP rasio keuangan

37
Universitas Sumatera Utara

TATO mengalami kenaikan dibandingkan dengan periode satu tahun
sebelum pengadopsian ESOP.
c. Dari hasil perbandingan kinerja keuangan perusahaan secara keseluruhan
periode satu tahun sesudah pengadopsian ESOP dengan periode dua tahun
sesudah pengadopsian ESOP, Kinerja keuangan perusahaan pada periode
satu tahun sesudah pengadopsian ESOP secara keseluruhan mengalami
penurunan kinerja lebih tinggi dibandingkan dengan penurunan kinerja
keuangan perusahaan pada periode dua tahun sesudah pengadopsian
ESOP.
5.

Rujing Meng, Xiangdong Ning, Xianming Zhou,

Hongquan Zhu

(2011).
Meng (2011) melakukan penelitian yang berjudul “Do ESOPs
5

'

(

-

$

3" Sampel yang

digunakan dalam penelitian ini adalah perusahaan perusahaan yang terdaftar di
dua erusahaan bursa efek China dari tahun 1996 sampai tahun 2000. Penelitian ini
dilakukan untuk membandingkan kinerja perusahaan yang mengadopsi ESOP dan
perusahaan yang tidak mengadopsi ESOP. Hasil penelitian ini adalah terdapat
sedikit perbedaan pada kinerja perusahaan perusahaan ESOP dan perusahaan
tanpa program ESOP.
6.

Arman Saputra Sinaga (2009)
Sinaga (2009) melakukan penelitian yang berjudul Analisis Perbedaan

Proksi

(

Antara Perusahaan Dengan Kepemilikan Manajerial Dan

Tanpa Kepemilikan Manajerial Pada Sektor Manufaktur Dan Properti Di Bursa

38
Universitas Sumatera Utara

Efek Indonesia. Pada penelitiannya, Sinaga (2009) mengukur

dengan

proksi SGA (

). Hasil

' ) dan FCF (

dari penelitian ini adalah sebagai berikut:
a. Tidak terdapat perbedaan agency cost, baik yang diproksikan dengan
' (SGA) maupun *

(FCF)

antara perusahaan dengan kepemilikan manajerial dan tanpa kepemilikan
manajerial secara keseluruhan pada sektor manufaktur dan properti yang
terdaftar di Bursa Efek Indonesia tahun 2007.
b. Tidak terdapat perbedaan agency cost, baik yang diproksikan dengan
' 6

maupun *

6*(*

antara perusahaan dengan kepemilikan manajerial dan tanpa kepemilikan
manajerial pada sektor manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia
tahun 2007.
c. Tidak terdapat perbedaan agency cost, baik yang diproksikan dengan
' (SGA) maupun *

(FCF)

antara perusahaan dengan kepemilikan manajerial dan tanpa kepemilikan
manajerial pada sektor properti yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia
tahun 2007.
7.

Wei Ning Chen and Chen Yi Hsu (2008)
Chen and Hsu (2008), peneliti asal Taiwan melakukan penelitian berjudul

“(
*

*
.

#

!

4

'

”. Pada penelitiannya, Chen and Hsu (2008) menggunakan analisis
untuk mengetahui pengaruh pengadosian ESOP terhadap kinerja

39
Universitas Sumatera Utara

peusahaan.

Penelitian tersebut menghasilkan kesimpulan bahwa ESOP

berpengaruh secara signifikan terhadap kinerja perusahaan, perubahan yang paling
signifikan terdapat pada rasio !

&

, selain itu pengadopsian ESOP

juga berpengaruh terhadap perbaikan kapabilitas dan mengurangi risiko keuangan.
%
)

"
8

1.

Dr. S.
Poornima et
al. (2015)

ATO,
NPM,
EPS.

2

""
7
.

8

(

'
2

2

Rayhita
Santhi dan
Putra Astika
(2015)

3.

Marcel T.
Ngambi and
Frederic
Oloume
(2013)

"

Perbedaan
Kinerja
Perusahaan
Sebelum dan
Setelah Hibah

ROA.

ROA,
ROE.
*
4
'
(
*

*

.

7

$
!

"
Pengadopsian
ESOP tidak
membawa
pengaruh
terhadap
peningkatan
kinerja
perusahaan. Tidak
ditemukan adanya
perubahan yang
signifikan
terhadap
profitabilitas dan
kinerja secara
keseluruhan.
Terdapat
perbedaan kinerja
perusahaan yang
diukur
menggunakan
!
sebelum dan
sesudah hibah
"
ESOP
berpengaruh
positif tehadap
!
(ROA) akan
tetapi pada !
&
(ROE)
tidak ditemukan
adanya
perbedaan.

40
Universitas Sumatera Utara

.
)

%

"
8

4.

Dwi
Septarina
(2013)

Analisis
Perbandingan
Kinerja
Keuangan
Sebelum dan
Sesudah
Pengadopsian

""

NPM,
ROA,
ROE,
TATO.

Teknik
Analisis
Matematik.

ROA,
ROE,
Tobin’s Q
dan
Produktivi
tas

2

SGA
(

2

"

5.

6.

Rujing Meng,
Xiangdong
Ning,
Xianming
Zhou,
Hongquan
Zhu (2011)
Arman
Saputra
Sinaga
(2009)

5
'
(
$

-

Analisis
Perbedaan Proksi
(
Antara
Perusahaan
Dengan
Kepemilikan
Manajerial Dan
Tanpa
Kepemilikan
Manajerial Pada
Sektor
Manufaktur Dan
Properti Di Bursa
Efek Indonesia

.

"
Kinerja keuangan
perusahaan pada
periode satu tahun
sesudah
pengadopsian
ESOP secara
keseluruhan
mengalami
penurunan kinerja
lebih tinggi
dibandingkan
dengan penurunan
kinerja keuangan
perusahaan pada
periode dua tahun
sesudah
pengadopsian
ESOP.
Terdapat
perbedaan pada
kinerja
perusahaan antara
perusahan ESOP
dan non ESOP
Tidak terdapat
perbedaan
baik
yang diproksikan
dengan

' ).
FCF (
)

'
(SGA) maupun
*
(FCF)
antara perusahaan
dengan
kepemilikan
manajerial dan
tanpa kepemilikan

Sumber : Penelitian Terdahulu

41
Universitas Sumatera Utara

.
)

%

"
8

7.

Wei Ning
Chen and
Chen Yi Hsu
(2008)

(
*

""

ROE,

#

!

*

4 '
.

#
&
#

#
7
7

"
ESOP
berpengaruh
secara signifikan
terhadap kinerja
perusahaan,
perubahan yang
paling signifikan
terdapat pada
rasio !
&
, selain itu
pengadopsian
ESOP juga
berpengaruh
terhadap
perbaikan
kapabilitas dan
mengurangi risiko
keuangan.

$

"

Sumber : Penelitian Terdahulu

%9

-

-

" !

Berdasarkan latar belakang dan tinjauan pustaka, dapat diketahui bahwa
ESOP merupakan suatu program yang dapat mengurangi

dan

mendorong setiap karyawan untuk dapat bekerja dengan lebih baik dan
termotivasi,

sehingga

produktivitas

akan

mempengaruhi kinerja keuangan perusahaan.

meningkat

yang

kemudian

Salah satu tujuan dilakukannya

ESOP menurut Bapepam (2002) adalah untuk meningkatkan motivasi dan
komitmen karyawan terhadap perusahaan karena mereka juga merupakan pemilik
perusahaan, sehingga diharapkan akan meningkatkan produktivitas dan kinerja
perusahaan.

42
Universitas Sumatera Utara

Penelitian ini mencoba mendapatkan bukti empiris berdasarkan teori yang
ada yang menyatakan bahwa terdapat perbedaan pada kinerja perusahaan dan
a

sebelum dan sesudah pengadopsian
(ESOP) dimana kinerja perusahaan akan semakin baik dan

akan berkurang sesudah pengadopsian ESOP. Penelitian ini dilakukan dengan
membandingkan kinerja keuangan perusahaan perusahaan yang terdaftar di Bursa
Efek Indonesia dua tahun sebelum dan dua tahun sesudah ESOP.
Kinerja perusahaan diproksikan dengan menggunakan rasio profitabilitas,
yaitu %

#

(ROE). %

(NPM), !
#

(ROA), dan !

&

n menunjukkan hasil akhir dari aktivitas operasi yang

dilakukan oleh perusahaan, rasio ini merupakan perbandingan pendapatan bersih
perusahaan atas penjualan.

NPM yang semakin tinggi menunjukkan bahwa

efisiensi operasi dan status persaingan perusahaan tersebut baik. ROA adalah
rasio yang mengukur tingkat penghasilan bersih yang diperoleh dari total aktiva
perusahaan. ROE merupakan penghasilan yang tersedia bagi para pemilik
perusahaan atas modal yang mereka investasikan di dalam perusahaan.
Sementara
'

diproksikan dengan

(SGA). Semakin tinggi angka pada rasio SGA menunjukkan

bahwa semakin besar biaya keagenan yang harus dikeluarkan oleh suatu
perusahaan.

43
Universitas Sumatera Utara

%
#
pengadopsian

sebelum

!
pengadopsian

sebelum

!
&
pengadopsian

sebelum





' sebelum
pengadopsian

+

%:

!

-

sesudah

!
pengadopsian

sesudah

!
&
pengadopsian

sesudah

' sesudah
pengadopsian


%

%
#
pengadopsian

-

" !

""

Berdasarkan rumusan masalah dan kerangka konseptual yang telah
diuraikan sebelumnya, maka hipotesis yang dirumuskan dalam penelitian ini
adalah terdapat perbedaan yang signifikan pada %
!

&

sesudah pengadopsian

#

dan

!
' sebelum dan

.

44
Universitas Sumatera Utara

Dokumen yang terkait

Perbandingan Kinerja Perusahaan Sebelum dan Sesudah Pengadopsian Employee Stock Ownership Program (Studi Kasus pada Perusahaan-perusahaan yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia)

4 64 123

Perbandingan Kinerja Perusahaan Sebelum dan Sesudah Pengadopsian Employee Stock Ownership Program (Studi Kasus pada Perusahaan-perusahaan yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia)

0 4 123

SKRIPSI PERBANDINGAN KINERJA PERUSAHAAN SEBELUM DAN SESUDAH MENGADAKAN EMPLOYEE STOCK OWNERSHIP PROGRAM (ESOP) (Studi Kasus pada Perusahaan-perusahaan yang Terdaftar pada Bursa Efek Indonesia).

0 3 14

PENDAHULUAN PERBANDINGAN KINERJA PERUSAHAAN SEBELUM DAN SESUDAH MENGADAKAN EMPLOYEE STOCK OWNERSHIP PROGRAM (ESOP) (Studi Kasus pada Perusahaan-perusahaan yang Terdaftar pada Bursa Efek Indonesia).

0 3 7

PENDAHULUAN Analisis Perbandingan Kinerja Perusahaan Sebelum Dan Sesudah Mengadakan Employee Stock Ownership Program ( Esop ) ( Studi Kasus Pada Perusahaan-Perusahaan Yang Terdaftar Pada Bursa Efek Indonesia ).

0 3 8

Perbandingan Kinerja Perusahaan Sebelum dan Sesudah Pengadopsian Employee Stock Ownership Program (Studi Kasus pada Perusahaan-perusahaan yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia)

0 0 11

Perbandingan Kinerja Perusahaan Sebelum dan Sesudah Pengadopsian Employee Stock Ownership Program (Studi Kasus pada Perusahaan-perusahaan yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia)

0 0 2

Perbandingan Kinerja Perusahaan Sebelum dan Sesudah Pengadopsian Employee Stock Ownership Program (Studi Kasus pada Perusahaan-perusahaan yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia)

0 0 12

Perbandingan Kinerja Perusahaan Sebelum dan Sesudah Pengadopsian Employee Stock Ownership Program (Studi Kasus pada Perusahaan-perusahaan yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia)

0 0 3

Perbandingan Kinerja Perusahaan Sebelum dan Sesudah Pengadopsian Employee Stock Ownership Program (Studi Kasus pada Perusahaan-perusahaan yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia)

0 0 11