POLA KOMUNIKASI KOMUNITAS SEPEDA ONTHEL DALAM MEMPERTAHANKAN SOLIDARITAS ANGGOTA (Studi pada Onthel’e Aranet / Onar)

(1)

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Dalam kehidupan sosial manusia, komunikasi merupakan hal yang paling utama, baik secara verbal maupun non verbal. Karena setiap individu mempunyai cara penyampaian informasi dalam suatu interaksi sosial. Dengan berkomunikasi, manusia dapat memahami dan menjalin hubungan dengan individu lainnya.

Komunikasi sangat penting dalam suatu komunitas, karena komunikasi dalam komunitas menjadi sistem yang menghubungkan dan membangkitkan kinerja antar bagian dalam komunitas sehingga dapat mempunyai hasil yang sinergi. Di dalam konteks komunikasi kelompok terjadi komunikasi antar pribadi atau antar personal yang menghubungkan antara satu orang dengan yang lain, sehingga terbentuklah sebuah komunitas.

Dalam sebuah komunitas terdapat pola yang mengatur jalannya komunikasi. Sedangkan jaringan adalah suatu bentuk hubungan atau koneksi orang-orang dalam komunitas.

Komunitas sepeda onthel adalah sekelompok orang yang berkumpul dan membentuk suatu komunitas sebagai bentuk rasa kecintaannya terhadap sepeda onthel. Mereka juga menjadikan komunitas ini sebagai wadah untukmemfasilitasi dan bertukar informasi tetang sepeda onthel.


(2)

Keberadaan sepeda onthel di Indonesia sendiri sudah sangat langka, karena seiring perkembangan zaman dan teknologi memunculkan berbagai macam jenis sepeda lainnya yang lebih modern. Penelitian sepeda onthel ini dilakukan untuk mengetahui seberapa besar kecintaan mereka terhadap sepeda onthel dan bagaimana pola komunikasi dari tiap anggota dalam komunitas tersebut. Manusia atau masyarakat membentuk sebuah komunitas karena mempunyai keinginan dan tujuan yang sama dalam berkomunitas. Salah satunya adalah komunitas Onthel’e Aranet (Onar).

Onthel’e Aranet merupakan klub sepeda kuno di Kota Malang yang sejak didirikan dua tahun silam sampai sekarang tetap eksis dan awal terbentuknya komunitas ini adalah sebagai wadah para anggota tentara,yaitu kecintaan mereka terhadap sepeda onthel. Namun, dengan berjalannya waktu komunitas Onar ini semakin berkembang karena tidak hanya para tentara saja yang tergabung dalam anggota organisasi ini, tetapi juga meluas ke masyarakat di daerah Posko Kompi Ang Mor ini. Komunitas Onar ini tidak menutup atau membatasi anggotanya yang tergabung di komunitas ini dalam satu profesi saja (tentara), namun seluruh lapisan masyarakat. Jadi masyarakat yang memiliki sepeda antik, tidak perlu malu untuk bergabung dengan Onthel’e Aranet (Onar) untuk melestarikan keberadaan sepeda onthel. Dan dengan berjalannya waktu pula tujuan terbentuknya komunitas ini adalah ingin memfasilitasi terbentuknya suatu wadah dalam menjalin kebersamaan satu sama lain yang tercipta karena para anggotanya mempunyai kecintaan yang sama kepada sepeda onthel. Onar menjalin hubungan yang baik


(3)

sesama pencinta sepeda onthel di Kota Malang maupun luar Malang dengan harapan pecinta sepeda onthel tetap utuh dan terjaga.

Onar mempunyai kesan sejarah yang tergambar dari performa dalam berbagai kegiatan atau event-event agar lebih terkesan kuno tapi unik atau tempo doeloe. Komunitas Onar ini mempunyai agenda rutin, yaitu setiap kamis dan jum’at pagi berolahraga sambil bersepada santai berkeliling Kota Malang, ‘nongkrong’ di bangunan-bangunan kuno, Korvei atau kerja bakti bersama, dan rapat forum. Onar juga mempunyai bermacam-macam kegiatan yang lain, seperti lomba sepeda antik, berbagai macam festival sepeda onthel, dan kegiatan-kegiatan lainnya. Melalui kegiatan-kegiatan yang mereka lakukan dapat dijadikan sebagai alat publikasi kepada masyarakat Malang. Begitu pula dengan komunitas Onar itu sendiri juga mempunyai tujuan lain, yaitu ingin tetap mempertahankan solidaritas anggotanya dan melestarikan peninggalan sejarah bersama dengan komunitas pencinta sepada onthel yang lainnya.

Komunitas Onar ini sudah cukup sering mengikuti event-event yang diadakan baik di Kota Malang maupun Luar Malang. Onar tidak hanya memperlihatkan performa saja yang berkesan tempo doeloe, tetapi juga memperhatikan aksesoris apa yang akan mereka gunakan untuk sepada onthel yang mereka miliki secara detail untuk menunjukkan keunikan-keunikan tersendiri dari komunitas Onar ini. Dan dalam kegiatan rutin, seperti jalan-jalan bersama mengelilingi Kota Malang mereka juga mempunyai kostum yang mereka buat sendiri untuk digunakan. Ini juga salah satu cara agar Onar tetap berjalan dan eksis bersama para anggotanya. Menurut Komandan Kompi Bapak Waloejo


(4)

Bagoes Rachmanoe selaku pendiri dan ketua Onar, komunitas ini sudah memiliki 82 anggota. Ini membuktikan bahwa pencinta sepeda onthel kian berkembang.

Untuk mempertahankan solidaritas anggotanya, setiap anggota komunitas Onar harus menjalin suatu hubungan yang baik dan solid agar muncul komunikasi yang efektif. Secara etimologi arti solidaritas adalah kesetiakawanan atau kekompakkan. Sehingga solidaritas dapat disimpulkan bahwa suatu kelompok atau komunitas tertentu yang mempunyai visi dan misi yang sama. Solidaritas dalam komunitas sangat dibutuhkan, agar dapat menjalin kerjasama yang baik dan komunitas akan selalu bertahan. Karena, jika salah satu anggota atau kelompok tidak solid maka komunitas tersebut tidak akan dapat dipertahankan.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan fenomena yang telah dijabarkan di atas, maka rumusan masalah dari penelitian ini yaitu “Bagaimana pola komunikasi yang terjadi pada komunitas sepeda onthel dalam mempertahankan solidaritas anggota?”

C.Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui bagaimana pola komunikasi yang terjadi pada komunitas sepeda onthel dalam mempertahankan solidaritas anggota.


(5)

D. Manfaat Penelitian

D1. Manfaat Akademik

1. Penelitian ini diharapkan dapat menambah wawasan dan pengetahuan bagi mahasiswa program Studi Ilmu Komunikasi tentang bagaimana pola komunikasi komunitas sepeda onthel dalam mempertahankan solidaritas anggota.

2. Penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai rujukan bagi mahasiswa yang ingin melakukan penelitian tentang pola komunikasi komunitas sepeda onthel dalam mempertahankan solidaritas anggota.

D2. Manfaat Praktis

1. Hasil penelitian ini diharapkan dapat dijadikan sebagai rujukan untuk komunitas sepeda onthel dalam mempertahankan solidaritas anggota.

2. Penelitian ini diharapkan dapat menambah wawasan masyarakat tentang komunitas sepeda onthel dan membangkitkan kembali kecintaan mereka terhadap sepeda onthel.

E. Tinjauan Pustaka

E1. Pengertian Komunikasi

Istilah komunikasi atau communication berasal dari kata latin communication, dan bersumber dari kata communisyang berarti sama. Sama


(6)

di sini maksudnya adalah sama makna. Komunikasi itu minimal harus mengandung kesamaan makna antara dua pihak yang terlibat. Dikatakan minimal karena kegiatan komunikasi tidak hanya informatif , yakni agar orang lain mengerti dan tahu, tetapi juga persuasif, yaitu agar orang lain bersedia menerima suatu paham atau keyakinan, melakukan suatu perbuatan atau kegiatan dan lain-lain (Effendy, Onong Uchjana, 2007:9).

Komunikasi adalah percakapan 2 orang / lebih dimana mereka memliki kesamaan makna mengenai apa yang dipercakapkan. Dikatakan minimal karena kegiatan komunikasi tidak hanya informatif, yakni orang lain mengerti dan tahu, tetapi juga persuasif, yakni agar orang lain bersedia mnerima suatu paham atau keyakinan, melakukan perbuatan / kegiatan dll (Effendy, Onang Uchjana,2002:9).

Komunikasi bukan saja penyampaian informasi akan tetapi juga pembentukan pendapat umum (public opinion) dan sikap public (public attitude) yang dalam kehidupan social dan kehidupan politik memainkan peranan penting. Hovland mengatakan bahwa komunikasi adalah proses mengubah perilaku orang lain (communication is process to modify the behaviour of other individuals)(Effendy, Onang Uchjana,2002:10).

Komunikasi merupakan sebuah proses sosial yang sangat mendasar dan vital dalam kehidupan manusia, karena setiap orang dalam kehidupanya selalu berkeinginan untuk mempertahankan suatu persetujuan mengenai berbagai aturan sosial melalui komunikasi. Komunikasi berlangsung untuk


(7)

menjalin hubungan antar individu, individu dengan kelompok, dan kelompok dengan kelompok. Komunikasi menurut Everett M. Rogers yang dikutip oleh Deddy Mulyana yaitu proses dimana suatu ide dialihkan dari sumber kepada suatu penerima atau lebih, dengan maksud untuk mengubah tingkah laku mereka (Mulyana, Dedy 2001:62).

Tujuan komunikasi secara singkat dapat dikatakan bahwa komunikasi mempunyai tujuan untuk mengharapkan pengertian, dukungan, gagasan, dan tindakan, setiap kita bermaksud mengadakan komunikasi maka kita perlu meneliti apa yang menjadi tujuan kita. Tujuan komunikasi menurut (Widjaja 2000:67) adalah:

a. Apakah kita ingin menjelaskan sesuatu kepada orang lain? Ini dimaksudkan apakah kita menginginkan supaya orang lain mengerti dan dapat memahami apa yang kita maksudkan.

b. Apakah kita ingin supaya orang lain menerima dan mendukung gagasan kita? Dalam hal ini tentunya cara penyampaian akan berbeda dengan cara yang dilakukan di atas.

c. Apakah kita ingin supaya orang lain mengerjakan sesuatu atau supaya mereka mau bertindak.

Proses komunikasi menurut D Lawrence Kincaid dan Wilbur Schramm, proses merupakan perubahan serangkaian tindakan serta peristiwa selama beberapa waktu dan menuju suatu hasil tertentu (Susanto, 1985:95).


(8)

Suatu komunikasi dapat dikatakan efektif bilamana diantara penyebar pesan dan penerima pesan terdapat suatu pengertian yang sama mengenai isi pesan. Isi pesan ini dapat disampaikan melalui lambang yang berati. Lambang-lambang itu dapat dikatakan sebagai “titian” untuk membawa pesan kepada penerima. Lambang-lambang atau simbol yang dipergunakan antara mereka dapat terdiri atas :

a. Bahasa, baik lisan maupun tertulis

b. Isyarat-isyarat

c. Gambar-gambar

d. Tanda-tanda

Dalam rumusan tersebut dikatakan tentang lambang-lambang yang dimengerti artinya lambang-lambang yang dipahami oleh mereka yang berkomunikasi. Di dunia manusia terdapat ribuan bahasa, dan bahasa yang efektif adalah bahasa yang dimengerti oleh mereka yang berkomunikasi.

E2. Pengertian Pola Komunikasi

Sehubungan dengan kenyataan bahwa komunikasi adalah sesuatu yang tidak bisa dipisahkan dari aktifitas seorang manusia, tentu masing-masing orang mempunyai cara sendiri, tujuan apa yang didapatkan, melalui apa atau kepada siapa. Dalam formulasinya Harold D. Laswel itu biasa disebut who (siapa), says what(mengatakan apa), in which channel(lewat saluran mana),


(9)

to whom (kepada siapa), with what effect (efek apa yang diharapkan) (Nurudin, 2005:27).

Dapat disimpulkan dari Laswell bahwa komunikasi sebagai suatu proses penyampaian pesan oleh komunikator kepada komunikan melalui suatu media tertentu yang dapat menimbulkan effect / dampak yang diinginkan. Dan setiap manusia mempunyai perbedaan dalam berkomunikasi. Oleh karena itu, dalam komunikasi dikenal pola tertentu manifestasi manusia dalam komunikasi (Nurudin, 2005:27).

Arun Monappa dan Mirza S. Saiyadain dalam Moekijat:1993:90, Apabila kita mengamati pola-pola komunikasi dalam sejumlah organisasi, atau dalam organisasi yang sama pada waktu-waktu yang berlainan, maka kita akan menemukan bahwa pola-pola komunikasi tersebut disusun sekitar hubungan kerja. Pola-pola ini disebut jaringan-jaringan. Jaringan-jaringan komunikasi merupakan aspek-aspek struktural dari kelompok pekerjaan. Jaringan ini menunjukkan kepada kita bagaimana kelompok-kelompok itu saling tergantung dan bagaimana hubungan kerja diantara anggota-anggotanya. Tiga jenis jaringan ini sangat umum terdapat dalam semua organisasi, yaitu jaringan rantai, roda, dan lingkaran.

Joseph A. Devito membagi pola komunikasi menjadi empat, yakni komunikasi antarpribadi, komunikasi kelompok kecil, komunikasi publik, dan komunikasi massa.


(10)

Guna membedakan pola komunikasi yang berkembang di Indonesia dan lebih ditinjau dari aspek sosialnya terdapat beberapa pola komunikasi, antara lain komunikasi dengan diri sendiri, komunikasi antarpribadi, komunikasi kelompok dan komunikasi massa.

Beberapa bentuk pola komunikasi tersebut, nyata telah mampu mambentuk sebuah arus komunikasi tersendiri. Dan dengan kelebihannya masing-masing jelas akan mempengaruhi system komunikasi Indonesia. Bagaimana system komunikasi Indonesia berjalan, bias ditunjau dari pola-pola tersebut (Nurudin, 2007:28).

E2.1. Komunikasi dengan Diri Sendiri

Menurut Hafied Cangara dalam Nurudin 2005, terjadinya proses komunikasi ini karena adanya seseorang yang mengintepretasikan sebuah obyek dan dipikirannya. Obyek tersebut bias berwujud benda, informasi, alam, peristiwa, pengalaman, atau fakta yang dianggap berarti bagi manusia. Kemudian objek itu diberi arti, diintepretasikan berdasarkan pengalaman yang berpengaruh pada sikap dan perilaku dirinya. Oleh karena masing-masing orang berbeda dalam intepretasi, dan kepekaan diri, maka masing-masing orang berbeda pula dalam proses penentuan tindakan apa yang akan dilakukan.

E.2.2. Komunikasi Antarpribadi

Suatu proses komunikasi secara tatap muka yang dilakukan antara dua orang atau lebih. Menurut sifatnya komunikasi antarpersonal


(11)

dibedakan menjadi dua, yakni komunikasi diadik (dyadic communication) dan komunikasi kelompok kecil (small group communication). Komunikasi diadik adalah proses komunikasi yang berlangsung antara dua orang dalam situasi tatap muka yang dilakukan melalui tiga bentuk percakapan, wawancara dan dialog. Dialognya terjadi secara intens, komunikator konsentrasi pada komunikan. Komunikasi diadik merupakan komunikasi yang mencakup hubungan antar manusia yang sangat erat. Komunikasi diadik biasanya bersifat spontan dan informal.

Adapun komunikasi kelompok kecil ialah proses komunikasi yang berlangsung antara tiga orang atau lebih secara tatap muka hal mana anggota-anggotanya berinteraksi satu sama lain. Mengenai batas jumlah anggota yang tidak secara tegas disebutkan. Ada yang mengatakan biasanya antara 2-3 orang.

Tujuan komunikasi antarpribadi adalah sebagai berikut:

1. Mengenal diri sendiri dan orang lain. 2. Mengetahui dunia luar.

3. Menciptakan dan memelihara hubungan menjadi bermakna. 4. Mengubah sikap dan perilaku.

5. Bermain dan mencari hiburan.


(12)

E.2.3. Komunikasi Kelompok

Sesuatu dikatakan komunikasi kelompok karena, pertama, proses komunikasi hal mana pesan-pesan yang disampaikan oleh seorang pembicara kepada khalayak dalam julah yang lebih besar pada tatap muka. Kedua, komunikasi berlangsung kontinyu dan bias dibedakan mana sumber dan mana penerima. Hal ini menyebabkan komunikasi sangat terbatas sehingga umpan baliknya juga tak leluasa karena waktu terbatas dan khalayak relatif besar. Ketiga, pesan yang disampaikan terencana (dipersiapkan) dan bukan spontanitas untuk segmen khalayak tertentu. Dalam komunikasi kelompok dengan sendirinya akan melibatkan komunikasi antarpribadi. Karena komunikasi kelompok adalah komunikasi yang berlangsung antara seorang komunikator dengan sekelompok orang yang jumlahnya lebih dari dua orang. Jadi, jika komunikannya satu atau dua orang itu termasuk dalam komunikasi antarpribadi.

Salah satu contoh pola komunikasi adalah seorang mahasiswa yang sedang mengikuti sebuah seminar atau diskusi panel yang membahas tentang “ Dampak Telenovela terhadap Perilaku Ibu Rumah Tangga”. Diskusi menghadirkan empat orang nara sumber / panelis dari praktisi, akademisi, artis, dan pemerhati televisi.


(13)

E.2.4. Komunikasi Massa

Secara ringkas komunikasi massa bias diartikan sabagai komunikasi dengan menggunakan media massa. Melihat pola komunikasi yang dikemukakan maka ia melibatkan sejumlah khalayak terbesar, heterogen dan anonim dengan pesan secara serentak dan sesaat.

Sesuatu bisa dikatakan komunikasi massa jika mencakup:

1. Komunikator dalam komunikasi massa mengandalkan peralatan modern untuk menyebarkan atau memancarkan pesan secara cepat kepada khalayak yang luas dan tersebar dengan melalui media modern.

2. Komunikator dalam komunikasi massa menyebarkan pesan-pesannya bermaksud mencoba berbagi pengertian dengan jutaan orang yang tidak saling kenal atau mengenai satu ama lain. Ananomitas audience dalam komunikasi massa inilah yang membedakan jenis komunikasi ini dengan yang lain. Ini berarti, antara pengirim dan penerima pesan tidak saling mengenal satu sama lain.

3. Pesan adalah publik. Artinya bahwa pesan ini bisa didapatkan dan diterima oleh banyak orang dan bukan untuk sekelompok orang tertentu. Karena itu, pesan diartikan milik publik.


(14)

4. Sebagai sumber, komunikator massa biasanya organisasi formal seperti jaringan, ikatan atau perkumpulan. Dengan kata lain, komunikatornya tidak berasal dari seseorang, tetapi lembaga. Lembaga ini pun biasanya berorientasi pada keuntungan ekonomis dan bukan organisasi sukarela atau nirlaba.

5. Komunikasi massa di control olehgate keeper(pentapis informasi). Artinya, pesan-pesanyang disebarkan atau dipancarkan dikontrol oleh sejumlah individu dalam lembaga tersebut sebelum disiarkan lewat media massa.

6. Informasi dalam komunikasi massa sifatnya tertunda .

Sehingga yang membedakan komunikasi massa dengan komunikasi yang lain adalah:

1. Bersifat tidak langsung, artinya harus melewati media teknis. 2. Bersifat satu arah, artinya tidak ada interaksi antara peserta komunikasi (para komunikan).

3. Bersifat terbuka, artinya ditujukan kepada publik yang tidak terbatas dan anonim.

4. Mempunyai publik yang secara geografis besar (Rakhmat, 1991).

E4. Pengertian Komunitas

Istilah kata Komunitas berasal dari bahasa latin communitas yang berasal dari kata dasar communis yang artinya masyarakat, publik atau banyak orang. Dalam literature, George Hillery Jr (dikutip oleh Fredian Tonny, 2003:23) pernah mengidentifikasi sejumlah besar definisi, kemudian


(15)

menemukan bahwa kebanyakan definisi tersebut memfokuskan makna komunitas sebagai:

1) The common elements of area; orang yang hidup dalam area tertentu.

2) Common ties; orang yang memiliki ikatan yang sama.

3) Social interaction; berinteraksi sosial.

Kemudian, George merumuskan pengertian komunitas sebagai“people living within a specivic area, sharing common ties, and interacting with one another” (orang-orang yang hidup di suatu wilayah tertentu dengan ikatan bersama dan satu dengan yang lain saling berinteraksi).

Pendapat Soekanto (1990) yang menyatakan bahwa komunitas menunjuk pada bagian masyarakat yang bertempat tinggal di suatu wilayah geografis dengan batas-batas tertentu dan faktor utama yang menjadi dasar adalah interaksi yang lebih besar di antara anggotanya, dibanding dengan penduduk di luar batas wilayahnya. Konsep komunitas digunakan juga untuk menunjuk kepada suatu unit atau kesatuan sosial yang terorganisasikan dalam kelompok-kelompok dengan kepentingan bersama (communities of common interest). Pada kajian ini maksud dari komunitas adalah komunitas dalam pengertian teritorial.

Unsur spesifik dari komunitas di sini adalah adanya ikatan bersama antara warganya baik antara sesama maupun dengan wilayah teritorialnya.


(16)

Dengan adanya ikatan bersama antara warga yang tinggi dalam suatu komunitas sehingga dapat menimbulkan satu perasaan yang disebut dengan community sentiment . Dan di sini community sentiment memiliki tiga ciri yang penting dalam suatu komunitas, yaitu:

1. Seperasaan,seperti mereka menyebutnya dengan “kelompok kami”

2. Sepenanggungan, setiap individu sadar akan peranannya.

3. Saling memerlukan, setiap individu membetuhkan satu sama lain.

E5. Definisi Konseptual

1. Pola Komunikasi

Pola komunikasi adalah alur atau arah berjalannya suatu komunikasi yang mempunyai peran dan fungsi untuk dijalankan seiring perkembangan waktu dalam sebuah organisasi dan terjadi karena perilaku anggotanya.

2. Solidaritas

Secara etimologi arti solidaritas adalah kesetiakawanan atau kekompakkan. Dalam bahasa Arab berarti tadhamun (ketetapan dalam hubungan) atau takaful (saling menyempurnakan atau melindungi). Pendapat lain mengemukakan bahwa solidaritas adalah kombinasi atau persetujuan dari seluruh 6 elemen atau individu sebagai sebuah kelompok. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) dijelaskan bahwa solidaritas diambil dari kata Solider yang berarti mempunyai atau


(17)

memperlihatkan perasaan bersatu. Dengan demikian, bila dikaitkan dengan kelompok sosial dapat disimpulkan bahwa solidaritas adalah: rasa kebersamaan dalam suatu kelompok tertentu yang menyangkut tentang kesetiakawanan dalam mencapai tujuan dan keinginan yang sama

(http://definisidanpengertian.blogspot.com/2011/02/pengertian-solidaritas.html).

E.6. Teori yang Digunakan

Dalam penelitian ini, teori yang digunakan adalah teori penetrasi sosial dan teori perspektif pertukaran. Teori penetrasi sosial, Altman dan Taylor mengemukakan inti teori ini dalam hubungan antar pribadi selalu ada penyusupan sosial. Ketika kita baru berkenalan dengan seseorang kita mulai dengan suatu suasana yang tidak akrab, namun setelah proses hubungan terus berlanjut maka situasi hubungan mulai berubah menjadi lebih akrab. Akibatnya setiap orang menghitung keuntungan dan kerugiaan yang bisa diterima akibat hubungan tersebut. Kesimpulan, hubungan antarpribadi selalu melalui suatu proses yang berubah terus menerus (Liliweri,Alo:1997:53).

Teori perspektif pertukaran, yang dikembangkan oleh Thiltbaut dan Kelley. Inti teori ini mengatakan bahwa hubungan antarpribadi bisa diteruskan dan dihentikan. Hal ini disebabkan karena dalam perkembangan hubungan antar pribadi, setiap orang mempunyai pengalaman tertentu sehingga dia dapat membandingkan faktor-faktor motivasi dan sasaran hubungan antarpribadi yang dilakukan diantara beberapa orang. Makin besar


(18)

keuntungan yang diperolah dari hubungan antarpribadi maka makin besar pula peluang hubungan tersebut diteruskan. Sebaliknya makin kecil keuntungan yang diperoleh dari hubungan antarpribadi maka makin kecil pula hubungan tersebut diteruskan (Liliweri,Alo:1997:53-54).

F. Metode Penelitian

F1. Tipe dan Jenis Penelitian

Tipe penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif, yaitu penelitian yang bertujuan untuk mengklasifikasikan mengenai suatu fenomena atau kegiatan sosial dengan jalan mendiskripsikan sejumlah variabel yang berkenaan dengan masalah dan unit yang diteliti secara sistematis dan faktual dengan menggunakan pendekatan kualitatif.

Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah kualitatif, data – data yang dikumpulkan berupa kata – kata, gambar, dan bukan angka – angka.

F2. Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian dilakukan di Posko Kompi Ang Mor atau ditempat-tempat dimana biasanya mereka berkumpul. Penelitian dilaksanakan pada tanggal 05 Juli s/d 13 Oktober 2011.


(19)

F3. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data yang digunakan peneliti untuk memperoleh data yang sesuai dengan pokok permasalahan adalah sebagai berikut:

1. Observasi

Teknik ini digunakan pada saat di lapangan peneliti akan lebih mampu memahami konteks data dalam keseluruhan situasi, jadi akan dapat diperoleh pandangan yang holistik atau menyeluruh dan dapat menemukan hal-hal yang sedianya tidak akan diungkapkan oleh responden dalam wawancara yang bersifat sensitif.

2. Wawancara

Menurut Esterberg dalam Sugiyono:2009:72, Wawancara adalah merupakan pertemuan antara dua orang untuk bertukar informasi dan ide melalui Tanya-jawab, sehingga dapat dikonstruksikan makna dalam suatu topic tertentu. Teknik ini digunakan untuk mengumpulkan data – data antara peneliti dengan responden yang dianggap memiliki pengetahuan yang memadai tentang fenomena sosial yang sedang diamati.


(20)

Dokumentasi merupakan catatan peristiwa yang sudah berlalu. Data dokumentasi berupa data foto-foto, agenda kegiatan, dll.

F4. Kriteria Responden

Komunitas Onar mempunyai 82 orang anggota yang tergabung hingga saat ini dan mempunyai karakter yang bermacam-macam. Penelitian menggunakan teknik purposive sampling sebagai criteria responden, karena pemilihan sekelompok subjek didasarkan atas ciri-ciri atau sifat-sifat populasi yang sudah diketahui sebelumnya. Kriteria responden sebagai berikut:

1. Dari 82 orang anggota, yang mengetahui seluk beluk komunitas tersebut.

2. Berusia 22 tahun ke atas.

3. Sudah tergabung lebih dari satu tahun.

4. Berdomisili di Malang.

Kemudian menggunakan tekniksnow ball.

F5. Teknik Analisis Data

Dalam penelitian ini analisis data yang digunakan adalah teknik analisis data deskriptif, yaitu memberikan gambaran, dengan tidak berupaya untuk menguji teori atau menarik kesimpulan tertentu berkaitan dengan penelitian ini dan dengan menggunakan metode kualitatif.


(21)

Sebuah konsep yang ingin diungkap peneliti kepada pembaca, hal ini dilakukan oleh peneliti sesuai dengan data yang telah dikumpulkan, dan secara nyata dilihat oleh peneliti dan kemudian diinterpretasikan kepada pembaca (Hamidi, 2008:63).

F6. Teknik Keabsahan Data

Teknik keabsahan data digunakan untuk mengetahui ketepatan data dengan menggunakan triangulasi. Triangulasi adalah teknik pemeriksaan data yang memanfaatkan sesuatu yang lain. Di luar data itu untuk keperluan pembanding atau pengecekan data itu (Moleong, 2009:330). Triangulasi yang digunakan adalah triangulasi sumber dan triangulasi situasi.

1. Triangulasi Sumber, berarti membandingkan dan mengecek balik derajat kepercayaan suatu informasi yang diperoleh melalui waktu dan alat yang berbeda dalam penelitian kualitatif (Patton 1987:331).

a. Membandingkan data hasil penelitian dengan data hasil wawancara.

b. Membandingkan hasil wawancara dengan isi suatu dokumen yang berkaitan.

2. Triangulasi Situasi : membandingkan bagaimana penuturan seorang responden jika di interview dalam keadaan sendirian dengan keadaan


(22)

responden di interview bersama kelompoknya. Hasil dari triangulasi situasi dapat diperoleh dengan cara:

a. Membandingkan apa yang dikatakan orang di depan umum dengan apa yang dikatakannya secara pribadi.

b. Membandingkan apa yang dikatakan orang-orang tentang situasi penelitian dengan apa yang dikatakannya sepanjang waktu.

c. Membandingkan keadaan dan perspektif seseorang dengan berbagai pendapat dan pandangan orang seperti rakyat biasa, orang yang berpendidikan menengah atau tinggi, orang berada, orang pemerintahan.

Jika jawaban dari responden terdapat perbedaan data atau informasi yang ditemukan, maka keabsahan data dapat diragukan. Dalam penelitian kualitatif informasi atau data tentang satu masalah yang bertentangan bisa saja dimasukkan dalam laporan penelitian jika terkait dengan informasi yang memang mempunyai penjelasan(reasoning)dari informan tersebut (Hamidi, 2008:69).


(23)

i SKRIPSI

Diajukan kepada Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Muhammadiyah Malang

Sebagai Persyaratan Mendapatkan Gelar Sarjana (S-1)

Oleh : Dian Rachmawati

07220265

KONSENTRASI PUBLIC RELATIONS JURUSAN ILMU KOMUNIKASI

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG


(24)

ii

NIM : 07220265

Kosentrasi : Public Relation

Judul Skripsi :Pola Komunikasi Sepeda Onthel Dalam Mempertahankan Solidaritas Anggota(Studi pada Onthel’e Aranet)

Telah dipertahankan dihadapan Dewan Penguji Skripsi

Jurusan Imu Komunikasi, Fakultas Ilmu Komunikasi Sosial dan Ilmu Politik, Universitas Muhammadiyah Malang

Dan dinyatakan

Pada Hari : Senin

Tanggal : 14 November 2011 Tempat : Ruang 605 GKB I

Mengesahkan, Dekan FISIP UMM

Dr. Wahyudi, M.Si Dewan Penguji:

1. Sugeng Winarno, MA Penguji I ( )

2. Roziana Febrianita, S.Sos Penguji II ( )

3. Dra. Frida Kusumastuti, M.Si Penguji III ( )


(25)

iii Puji syukur kehadirat Ilahi Rabbi, Allah SWT. Atas segala limpahan rahmat dan hidayahnya, sehingga peneliti dapat menyelesaikan perkuliahan tepat pada waktunya, 4 tahun. Sholawat dan nsalam senantiasa peneliti lafalkan untuk manusia paripurna Nabi Muhammad SAW. Atas segala risalah untuk penceraha umat manusia, terutama bagi peneliti.

Ada rasa bahagia tak terhingga peneliti rasakan, tatkala peneliti mampu menyelesaikan tugas akhir ini. Peneliti bisa membuktikan kepada kedua orangtua peneliti, janji peneliti untuk mengakhiri kuliah sesuai dengan waktunya.

Tema komunitas sepeda onthel sebagai tema utama dalam tugas akhir ini sengaja peneliti pilih yang berdasarkan atas kesukaan peneliti menikmati dan mencermati nilai-nilai yang ada dalam komunitas sepeda onthel. Tidak hanya sekarang, namun sepeda onthel kuno juga menjadi sesuatu yang sangat menarik.

Komunitas merupakan sebuah wadah sekelompok orang atau individu yang mempunyai visi dan misi yang sama. Dalam suatu komunitas setiap individu mempunyai karakteristik yang berbeda. Setiapaktivitas manusia dalam komunitas disebut interaksi dan komunikasi. Berbicara tentang interaksi dalam suatu komunitas berarti membicarakan individu dalam komunitas itu atau yang disebut


(26)

iv Karena interaksi anggota dalam komunitas merupakan segala sesuatu yang berkaitan dengan solidaritas anggota, maka komunikasi dalam interaksi anggota akan membentuk suatu pola yang disebut pola komunikasi.

Onthel’e Aranet ( Onar ) di kota Malang, Jawa Timur adalah salah satu komunitas yang memiliki karakteristik anggota yang berbeda dengan komunitas sepeda onthel yang lain. Di dalam sebuah komunitas pasti memiliki ketua yang bertanggung jawab terhadap solidaritas anggota.

Didasari dari pemikiran yang telah diuraikan di atas, maka penulis mendeskripsikan pola komunikasi anggota Onar dalam mempertahankan solidaritas. Dalam tugas akhir skripsi ini, pasti masih jauh dari sempurna dan banyak kekurangan. Karena itu, kritik dan saran sangat diharapkan oleh peneliti. Dengan ketulusan hati, peneliti ucapkan terima kasih kepada:

1. Drs. Muhadjir Effendy, M.AP, selaku rector Universitas Muhammadiyah Malang, yang telah menyediakan layanan pendidikan tinggi.

2. Dr. Wahyudi, M.Si, selaku Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Muhammadiyah Malang.

3. Dra. Frida Kusumastuti, M.Si, selaku Ketua Jurusan Ilmu Komunikasi Universitas Muhammadiyah Malang dan Dosen Pembimbing I atas


(27)

v 4. Nurudin, M.Si, selaku Dosen Pembimbing II atas bimbingan, arahan, koreksi, diskusi dan dukungan moril serta ilmu dan kesabaran sehingga skripsi ini selesai.

5. Dewan penguji, Sugeng Winarno, MA dan Roziana Febrianita S.Sos.,atas kritik dan sarannya untuk penyempurnaan laporan hasil penelitian ini.

6. Segenap dosen Ilmu Komunikasi dan pihak administrasi yang telah memberikan ilmu pengetahuan, keterampilan serta kemudahan dan bantuannya

7. Buat Pak Arief Hidayatullah dan Bu winda yang telah bersedia sharing dan membantuku dari kebuntuan dan keputus asaan

8. Untuk Alm. Bapak & Ibu tercinta dengan kasih sayang dan iringan Do’a yang tak pernah hentinya dihaturkan setiap saat untuk ananda. I Love U so much

9. Untuk yang The Best I Ever Had “Cypenk”, terimakasih untuk setiap perhatian dan cinta yang telah diberikan kepada saya selama ini, semoga ini akan menjadi amal ibadah dan keberkahan untuk impian-impian kita akan hari esok dan seterusnya, Amiien.

10. Untuk D’Brothers (Sarif, Safan, Sado, Sadi) yang dengan telaten “mengingatkan”aku.

11. Untuk teman-teman Mbha_Mbon9 Crew yang selalu memberi semangat dalam kelangsungan penyelesaian skripsi ini, terutama sahabatku Afrestia Anggraeni dan juga buat teman dekatku di kampus, Diana Siska, Nadia Krisanti, dan lain-lain yang mau menemaniku, terima kasih kawan.


(28)

vi 13. Teman-teman SPG, semoga canda gurau dan persaudaraan kita tak

akan pudar sampai kapan pun.

14. Untuk semua ahli, pakar dan ilmuwan yang telah aku kutip pendapat ataupun ilmunya. Terimaksih atas ilmu dan pengetahuan yang telah kalian torehkan. Kalian adalah pahlawan bagi kaum akademis seperti kami.

15.Dan untuk semua pihak yang telah membantu pengerjaan skripsi ini yang tidak bisa disebutkan satu per satu.

Akhirnya dengan segala kerendahan hati, penulis menyadari skripsi ini adalah sebuah pembelajaran untuk menjadi sempurna di masa depan. Saran ataupun kritik yang membangun senantiasa diharapkan demi memperbaiki kekurangan yang ada. Semoga skripsi ini bermanfaat bagi penulis dan pembacanya.

Malang, 28 Oktober 2011 Peneliti

Dian Rachmawati

DAFTAR ISI


(29)

vii

PERNYATAAN ORISINALITAS………... v

BERITA ACARA BIMBINGAN………... vi

LEMBAR PERSEMBAHAN……… vii

KATA PENGANTAR………... viii

DAFTAR ISI……….. xii

ABSTRAK……….. xv

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG……… 1

B. RUMUSAN MASALAH……… 4

C. TUJUAN PENELITIAN………. 4

D. MANFAAT PENELITIAN………. 5

E. TINJAUN PUSTAKA………. 5

F. METODE PENELITIAN……….18

BAB II DESKRIPSI OBYEK PENELITIAN A. Sejarah Sepeda Onthel………23

B. Sejarah Komunitas Onthel’e Aranet (Onar)………26


(30)

viii

B.2.2 Hak-hak Anggota………30

B.3 Visi dan Misi………..30

B.3.1 Visi……….30

B.3.2 Misi……….31

C. Agenda Kegiatan………31

C.1 Program Kegiatan Utama………31

C.2 Program Kegiatan Tahun 2011………31

C.3 Pertemuan Rutin………..32

C.4 Kegiatan Sosial………32

D. Struktur Keanggotaan………..33

D.1 Tugas-Tugasdalam Komunitas………..34

E. Lambang………..36

E.1 Makna Lambang………..37

E.1.1 Arti Gambar……….37

E.1.2 Arti Warna………37

BAB IIIPENYAJIAN DAN ANALISIS DATA A. Penyajian Data……….39

1. ProfilInforman………40

2. Pola Komunikasi……….44

a. Pola Komunikasi Antar Personal atau Komunikasi Antar Pribadi di Komunitas Onar………46


(31)

i

B. Analisis Data………62

BAB VI PENUTUP 1. Kesimpulan………67

2. Saran……….69

2.1 Saran Akademis………69

2.2 Saran Praktis……….69

DAFTAR PUSTAKA………...71


(32)

✁ Rosdakary.

………... 2007.Ilmu Komunikasi Teori dan Praktek. Bandung: Remaja Rosdakarya.

Hamidi. 2008.Metode Penelitian Kualitatif. Malang: Umm Press.

Joseph A. DeVito. 1997.Komunikasi Antarmanusia. Jakarta: Professional Books. Liliweri, Alo. 1997.Komunikasi Antarpribadi. Bandung: Citra Aditya Bakti. Moekijat. 1993.Teori Komunikasi. Bandung: Mandar Maju.

Moleong, Lexy. 2009.Metode Penelitian Kualitatif. Bandung: Remaja Rosdakarya.

Mulyana, Deddy. 2001.Ilmu Komunikasi Suatu Pengantar. Bandung: Remaja Rosdakarya.

Nurudin. 2005.Sistem Komunikasi Indonesia. Bandung: Rajawali Pers.

……….. 2007.Sistem Komunikasi Indonesia. Bandung: RajaGrafindo Persada. Patton, Michael Quinn. 1987.Qualitative Evaluation Methods. Beverly Hills:

Sage Pulications.

Rakhmat, Jalaludin. 1991.Psikologi Komunikasi. Bandung: Remaja Rosdakarya. Sugiyono. 2009.Memahami Penelitian Kualitatif. Bandung: Alfabeta.

Susanto, Astrid S. 1985.Komunikasi Dalam Teori dan Praktek. Bandung: Binacipta.

Soekanto, Soerjono. 1990.Sosiologi Suatu Pengantar. Jakarta: Radja Grafindo. Widjaja. 2000.Ilmu Komunikasi Pengantar Studi. Jakarta: Rineke Cipta.


(33)

✂i

http://definisidanpengertian.blogspot.com/2011/02/pengertian-solidaritas.html

http://id.shvoong.com/social-sciences/education/1931282-pengertian-organisasi/3

http://www.google.com/pemgertian_komunitas

http://pendidikan.infogue.com/pengertian_komunitas

http://sepedaonthel.com/


(1)

12. Buat teman-teman Ilmu Komunikasi angkatan 2007, dan teman-teman jurusan Public Relation, dan teman-teman baruku saat bimbingan bersama kesan yang indah melewati masa-masa kuliah bersama kalian. 13. Teman-teman SPG, semoga canda gurau dan persaudaraan kita tak

akan pudar sampai kapan pun.

14. Untuk semua ahli, pakar dan ilmuwan yang telah aku kutip pendapat ataupun ilmunya. Terimaksih atas ilmu dan pengetahuan yang telah kalian torehkan. Kalian adalah pahlawan bagi kaum akademis seperti kami.

15.Dan untuk semua pihak yang telah membantu pengerjaan skripsi ini yang tidak bisa disebutkan satu per satu.

Akhirnya dengan segala kerendahan hati, penulis menyadari skripsi ini adalah sebuah pembelajaran untuk menjadi sempurna di masa depan. Saran ataupun kritik yang membangun senantiasa diharapkan demi memperbaiki kekurangan yang ada. Semoga skripsi ini bermanfaat bagi penulis dan pembacanya.

Malang, 28 Oktober 2011 Peneliti

Dian Rachmawati

DAFTAR ISI


(2)

vii

LEMBAR PERSETUJUAN………. iii

LEMBAR PENGESAHAN………... iv

PERNYATAAN ORISINALITAS………... v

BERITA ACARA BIMBINGAN………... vi

LEMBAR PERSEMBAHAN……… vii

KATA PENGANTAR………... viii

DAFTAR ISI……….. xii

ABSTRAK……….. xv

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG……… 1

B. RUMUSAN MASALAH……… 4

C. TUJUAN PENELITIAN………. 4

D. MANFAAT PENELITIAN………. 5

E. TINJAUN PUSTAKA………. 5

F. METODE PENELITIAN……….18

BAB II DESKRIPSI OBYEK PENELITIAN A. Sejarah Sepeda Onthel………23

B. Sejarah Komunitas Onthel’e Aranet (Onar)………26


(3)

B.2 Hak dan Kewajiban Anggota……….30

B.2.1 Kewajiban Anggota………30

B.2.2 Hak-hak Anggota………30

B.3 Visi dan Misi………..30

B.3.1 Visi……….30

B.3.2 Misi……….31

C. Agenda Kegiatan………31

C.1 Program Kegiatan Utama………31

C.2 Program Kegiatan Tahun 2011………31

C.3 Pertemuan Rutin………..32

C.4 Kegiatan Sosial………32

D. Struktur Keanggotaan………..33

D.1 Tugas-Tugasdalam Komunitas………..34

E. Lambang………..36

E.1 Makna Lambang………..37

E.1.1 Arti Gambar……….37

E.1.2 Arti Warna………37

BAB IIIPENYAJIAN DAN ANALISIS DATA A. Penyajian Data……….39

1. ProfilInforman………40

2. Pola Komunikasi……….44 a. Pola Komunikasi Antar Personal atau Komunikasi Antar


(4)

i b. Pola Komunikasi

Kelompok……….53

B. Analisis Data………62

BAB VI PENUTUP 1. Kesimpulan………67

2. Saran……….69

2.1 Saran Akademis………69

2.2 Saran Praktis……….69

DAFTAR PUSTAKA………...71


(5)

DAFTAR PUSTAKA

Effendy, Onong Uchjana. 2002.Hubungan Masyarakat. Bandung: Remaja Rosdakary.

………... 2007.Ilmu Komunikasi Teori dan Praktek. Bandung: Remaja Rosdakarya.

Hamidi. 2008.Metode Penelitian Kualitatif. Malang: Umm Press.

Joseph A. DeVito. 1997.Komunikasi Antarmanusia. Jakarta: Professional Books. Liliweri, Alo. 1997.Komunikasi Antarpribadi. Bandung: Citra Aditya Bakti. Moekijat. 1993.Teori Komunikasi. Bandung: Mandar Maju.

Moleong, Lexy. 2009.Metode Penelitian Kualitatif. Bandung: Remaja Rosdakarya.

Mulyana, Deddy. 2001.Ilmu Komunikasi Suatu Pengantar. Bandung: Remaja Rosdakarya.

Nurudin. 2005.Sistem Komunikasi Indonesia. Bandung: Rajawali Pers.

……….. 2007.Sistem Komunikasi Indonesia. Bandung: RajaGrafindo Persada. Patton, Michael Quinn. 1987.Qualitative Evaluation Methods. Beverly Hills:

Sage Pulications.

Rakhmat, Jalaludin. 1991.Psikologi Komunikasi. Bandung: Remaja Rosdakarya. Sugiyono. 2009.Memahami Penelitian Kualitatif. Bandung: Alfabeta.

Susanto, Astrid S. 1985.Komunikasi Dalam Teori dan Praktek. Bandung: Binacipta.

Soekanto, Soerjono. 1990.Sosiologi Suatu Pengantar. Jakarta: Radja Grafindo. Widjaja. 2000.Ilmu Komunikasi Pengantar Studi. Jakarta: Rineke Cipta.


(6)

✂i Referensi non buku :

http://www.bloggerngalam.com/2010/05/14/malang-tempo-doeloe/

http://definisidanpengertian.blogspot.com/2011/02/pengertian-solidaritas.html

http://id.shvoong.com/social-sciences/education/1931282-pengertian-organisasi/3

http://www.google.com/pemgertian_komunitas

http://pendidikan.infogue.com/pengertian_komunitas

http://sepedaonthel.com/