mencari nafkah. Untuk kesenian Rebana dan Terbangan pada umumnya digunakan sebagai media dakwah untuk menyelingi para kyai yang sedang
berdakwah dalam suatu acara sehingga kesenian yang ada di Desa Mindaka nampak hidup dan berkembang sesuai dengan perkembangannya.
4.2 Sekilas Tentang Perkembangan Sanggar Seni Calung Jaka Tarub Di
Desa Mindaka, Kecamatan Tarub, Kabupaten Tegal
Sanggar Seni Calung Jaka Tarub Desa Mindaka beralamat di jalan Projosumarto II Rt 07 Rw 04 Desa Mindaka, Kecamatan Tarub, Kabupaten
Tegal. Lokasi sanggar ini berada di tengah-tengah kampung dan sangat dekat dengan jalan raya, dan gampang di jangkau oleh masyarakat.
Kebutuhan akan seni kuat , sehingga Sanggar Seni Calung Jaka Tarub banyak memperoleh sambutan baik dari masyarakat sekitar.
Sanggar Seni Calung Jaka Tarub Desa Mindaka berlokasi disebuah jalan perkampungan akan tetapi dekat dengan jalan raya, sekitar 50 m dari
jalan raya. Tempat kegiatan mengamen pengamen calung yang berada di Sanggar Seni Jaka Tarub ini berada disebuah bangunan yang dulu pernah
digunakan sebagai wadah karang taruna desa setempat, dan sejak karang taruna pindah di samping SD Negeri Mindaka 02, bangunan tersebut tidak
digunakan lagi. Bangunan yang berukuran 20 x 10 m ini lalu digunakan masyarakat sebagai tempat atau wadah bagi para pemuda yang gemar
bermain calung. Menurut Kepala Desa Mindaka, daripada para pemuda tidak ada tempat untuk mengapresiasikan kegemarannya bermain calung,
maka alangkah baiknya kalau mereka diberi wadah untuk mengolah bakat mereka dalam bermain calung dengan memberikan tempat untuk latihan.
Sanggar Seni Calung Jaka Tarub berdiri pada tanggal 25 januari 2004 melalui Badan Musyawarah Mufakat, berdasarkan usulan dari pemuda
Desa Mindaka. Usulan dari pemuda tersebut kemudian dimusyawarahkan oleh karang taruna dengan tokoh masyarakat setempat yang kemudian
disyahkan oleh Bapak Rustono sebagai Kepala Desa Mindaka. Sejak awal berdirinya, Sanggar Seni Calung Jaka Tarub ini banyak diminati oleh
pemuda Desa Mindaka itu sendiri, mereka dengan senang hati mengasah kemampuan mereka dalam bermain calung dan kemudian digunakan untuk
mencari uang atau mengamen. Sebenarnya, nama Sanggar Seni Jaka Tarub itu sendiri bukan pemberian dari tokoh masyarakat ataupun kepala desa,
akan tetapi nama Jaka Tarub digunakan karena pemuda yang menggunakan calung untuk mengamen dan biasa berlatih alat musik di sanggar tersebut itu
bernama Jaka Tarub, maka masyarakat pun mengenal sanggar tersebut dengan nama Sanggar Seni Jaka Tarub.
Pertumbuhan Sanggar Seni Calung Jaka Tarub di Desa Mindaka pada awalnya merupakan kumpulan berbagai anak muda pecinta calung.
Mereka suka berlatih dan mengadakan pementasan pada kegiatan hari-hari besar nasional, misalnya : HUT Kemerdekaan RI maupun acara-acara
tertentu di Desa Mindaka. Mereka berusaha untuk dapat tampil dalam peringatan tersebut.
Melihat banyak anak muda pecinta calung tersebut, oleh tokoh masyarakat di Desa Mindaka kemudian ditampung agar mereka dapat
terwadahi oleh karang taruna. Tokoh masyarakat di Desa Mindaka kemudian mengadakan musyawarah desa yang dihadiri oleh perangkat desa,
RTRW, tokoh masyarakat, perwakilan pemuda, dan akhirnya menjadi kesepakatan bersama untuk menjadikan Sanggar Seni Jaka Tarub sebagai
wadah mengapresiasikan kesenian calung. Usulan dari para pemuda yang ditampung dalam musyawarah tersebut, kemudian pemuda pecinta calung
dan memiliki bakat dalam memainkan alat musik calung, semakin menyatukan diri dan ikut bergabung mendirikan grup musik calung. Hasil
akhir yang dicapai dalam kesepakatan yaitu sanggar seni berdiri dengan nama Jaka Tarub. Nama tersebut diambil dari kegiatan-kegiatan yang telah
dilaksanakan yaitu ketika memperingati Hari Ulang Tahun Kemerdekaan RI dan kebetulan pada zaman dahulu Kecamatan Tarub itu sendiri konon
menjadi tempat persinggahan seseorang yang bernama Jaka Tarub yang merupakan seorang lelaki yang mencuri selendang salah satu dari 7 bidadari
yang sedang mandi di sungai. Selain itu di Kecamatan Tarub juga terdapat sebuah peninggalan benda sejarah yang berupa candi, dan candi tersebut
diberi nama oleh tokoh masyarakat setempat yaitu Candi Jaka Tarub. Sanggar Seni Jaka Tarub telah terbentuk, namun masih ada kendala
yaitu ketersediaan alat musik calung, dan dana yang dibutuhkan untuk melengkapi alat musik tersebut belum dapat tercukupi. Menindaklanjuti
permasalahan tersebut, para pemuda melakukan kegiatan dengan mengamen
mencari dana untuk melengkapi alat musik calung. Dari hasil tersebut, melalui dana yang dikumpulkan dalam kas sanggar, para pemuda
melengkapi calung dan digunakan untuk kegiatan latihan demi penyempurnaan permainan calung di kemudian hari.
Kesenian calung di Desa Mindaka, Kecamatan Tarub sampai saat ini sudah berkembang, dalam artian kesenian calung tidak hanya didengarkan di
Desa Mindaka saja melainkan sudah merambah ke daerah-daerah lain dengan adanya kegiatan mengamen. Selain sebagai hobi, para pemuda
menggunakan kesenian calung sebagai alat untuk pelestarian kesenian dan untuk mencari nafkah. Berikut adalah daftar nama yang menjadi anggota
Pengamen Calung Sanggar Seni Jaka Tarub dan tokoh masyarakat yang terlibat dalam berdirinya Sanggar Seni Jaka Tarub.
Tabel 1.2 Data Pengamen Calung Sanggar Seni Joko Tarub berdasarkan Usia, Agama,
Pendidikan terakhir, Jenis kelamin, Mata pencaharian
No Nama Usia
Agama Pendidikan
terakhir Jemis
kelamin Mata
pencaharian 1. Ade Ikhsan
27 Tahun Islam
SMA Laki-laki Wiraswasta
2. Garjito 25
Tahun Islam
SMP Laki-laki Wiraswasta
3. Dani Ramadhan 21 Tahun
Islam SMA
Laki-laki Wiraswasta
4. Fajar Umam
Himawan 20 Tahun
Islam SMA
Laki-laki Wiraswasta
5. Vera Setyobudi 21 Tahun
Islam SMA
Laki-laki Wiraswasta 6. Niko Aditya
22 Tahun Islam
SMP Laki-laki Wiraswasta
4.3 Manajemen Pengamen Calung Sanggar Jaka Tarub