INVENTARISASI KEANEKARAGAMAN MAKROZOOBENTOS DI DAERAH ALIRAN SUNGAI BRANTAS KECAMATAN NGORO MOJOKERTO SEBAGAI SUMBER BELAJAR BIOLOGI SMA KELAS X

(1)

INVENTARISASI KEANEKARAGAMAN MAKROZOOBENTOS DI DAERAH ALIRAN SUNGAI BRANTAS KECAMATAN NGORO MOJOKERTO SEBAGAI SUMBER BELAJAR BIOLOGI

SMA KELAS X

SKRIPSI

OLEH :

IIN RATIH PRATIWI 09330072

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI

JURUSAN MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG 2014


(2)

ii

INVENTARISASI KEANEKARAGAMAN MAKROZOOBENTOS DI DAERAH ALIRAN SUNGAI BRANTAS KECAMATAN NGORO

MOJOKERTO SEBAGAI SUMBER BELAJAR BIOLOGI SMA KELAS X

SKRIPSI

Diajukan kepada Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Muhammadiyah Malang

Sebagian Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Biologi

OLEH :

IIN RATIH PRATIWI 09330072

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI

JURUSAN MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG 2014


(3)

(4)

iv


(5)

(6)

vi MOTTO

“Sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan. Maka apabila kamu telah selesai (dari sesuatu urusan), kerjakanlah dengan sungguh-sungguh (urusan) yang lain. dan hanya kepada Tuhanmulah hendaknya kamu berharap.” (Q.S Alam Nasyrah : 6-8)

Sebaik-baiknya manusia adalah yang bermanfaat bagi orang lain.

Jadi jangan pernah lupa untuk membantu sesamanya

Alhamdullilah kata pertama yang dapat terucap saat skripsi ini selesai, terima kasih dan puji syukur kehadirat ALLAH SWT

dengan hati yang tulus dan penuh rasa syukur ku persembahkan setiap untaian kata karya ini :

Kepada :

Ibunda, Ibunda, Ibunda Eka Tugas Luhuring Ati, Ayahanda Mulyadi, sebagai wujud baktiku karena beliau yang selalu memberikan dukungan baik materiil maupun spiritual serta cinta kasih yang tiada batas mengiringi langkahku dalam menuju kesuksesan.

(jika ayah adalah matahari untuk siang hari dalam hidupku, maka ibu adalah bulan untuk malam harinya. Aku teramat membutuhkan ayah ibu, sekalipun aku menyombongkan diri merasa telah mampu tanpa Ayah Ibu. Nyatanya tanpa matahari dan bulan, hidup ini entah jadi apa. Dan Kita, tanpa ayah dan Ibu, bukanlah siapa-siapa). mutiara kecilku AnDri Novia Safitri dan AnDrew Faizal Ramadhan semoga kelak kalian bisa melanjutkan langkah kakakmu ini dengan lebih baik. Almarhumah Uti Resmiati dan mbah kakung Atmo Luhur yang sudah

mengajarkan banyak hal tentang kesabaran dan keikhlasan.

Cahaya hidupku “Arif Kristiyanto” yang selama ini memberikan semangat, do’a, dan menemani langkahku menuju selangkah demi selangkah menuju kesuksesan.


(7)

vii

KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum, Wr. Wb

Syukur alhamdulillah penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang selalu melimpahkan rahmat, taufik, dan hidayahNya, sehingga penyusunan skripsi yang berjudul “Inventarisasi Keanekaragaman Makrozoobentos di Daerah Aliran Sungai Brantas Kecamatan Ngoro Mojokerto Sebagai Sumber Belajar Biologi SMA Kelas X” dapat terselesaikan dengan baik. Kalimat sholawat selalu teriringi kepada Nabi Muhammad SAW atas bimbingan yang diberikannya kepada pengikut- pengikutnya. Amin.

Penulis menyadari sepenuhnya bahwa penyusunan tugas akhir ini dapat terselesaikan berkat bantuan, dukungan, bimbingan serta arahan dari berbagai pihak. Oleh karena itulah dalam kesempatan ini, penulis ingin menyampaikan ucapan terimakasih yang tak terhingga kepada :

1. Bapak Dr. Poncojari Wahyono,M. Kes selaku Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Muhammadiyah Malang.

2. Ibu Dr. Yuni Pantiwati, M. Pd., selaku Ketua Jurusan Program Studi Pendidikan Biologi dan Ibu Dr. Eko Susetyarini, M. Si, selaku Sekretaris Program Studi Pendidikan Biologi.

3. Bapak Wahyu Prihanta, M.Kes dan Ibu Dr. Rr. Eko Susetyarini, M. Si selaku Pembimbing I dan II yang telah meluangkan waktu dan penuh kesabaran berkenan membimbing serta mengarahkan dan memberikan motivasi dalam penyusunan skripsi ini.

4. Semua Bapak dan Ibu Dosen Jurusan Biologi serta segenap staf karyawan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Muhammadiyah Malang. Serta bapak Tri Makmun Arifin dan segenap karyawan yang telah memberikan tempat penelitian dan membantu penulis selama melaksanakan penelitian.

5. Ayahanda Mulyadi dan Ibunda Eka Tugas Luhuring Ati atas segala curahan cinta kasih sayang, pengorbanan dan do’a tulus yang tiada henti sepanjang masa. Serta adik kembarku (Novia dan AnDrew) dan teman hidupku (Arif) tercinta yang selalu membantu dan menemani setiap langkahku.

6. Bapak Drs. Atok Moftachul Hudha, M. Pd selaku dosen wali dan Bapak Husamah S.Pd selaku motivator yang selalu memberikan semangat dan bimbingan.

7. Seluruh keluarga besarku terutama almarhumah mbah putri, mbah kakung dan tante Sunayah serta semuanya yang tidak bisa disebutkan satu per satu


(8)

viii

yang telah banyak membantu baik material maupun moril untuk menumbuhkan semangatku dalam mengerjakan tugas akhir.

8. Sahabat yang senantiasa meluangkan waktunya untuk membantu memberi semangat dan do’a demi kelancaran skripsi Dina, Lisa, Ima, Hesti, Ase, Ifa, Tining, Sri, Dwi, Fitroh, Feni, Indy, Niko, Eli dan Zukiyah.

9. Teman seperjuangan dalam suka maupun duka dan memberikan pengalaman dalam bekerja Mbak Kristin, Bayu Ramandika, Nanang, Yusuf dan Hardi. 10. Keluarga besar Canabi B angkatan 2009 yang selama 4 tahun bersama – sama

dalam susah maupun senang.

11. Semua pihak yang telah membantu penulis yang tidak dapat disebutkan satu-persatu.

Semoga Allah SWT membalas atas segala bantuan dan dukungan yang diberikan. Penulis menyadari sepenuhnya bahwa dalam penyusunan skripsi ini masih banyak kekurangannya, meskipun demikian penulis telah berusaha semaksimal mungkin dalam mengerjakannya. Segala kritik dan saran yang bersifat membangun akan penulis terima dengan senang hati. Harapan penulis semoga skripsi ini dapat bermanfaat baik bagi penulis maupun orang lain yang memerlukannya.

Malang, 21 Februari 2014 Penulis,


(9)

ix DAFTAR ISI

Halaman

LEMBAR SAMPUL LUAR ... i

LEMBAR SAMPUL DALAM ... ii

LEMBAR PERSETUJUAN ... iii

LEMBAR PERNYATAAN ... iv

LEMBAR PENGESAHAN ... v

MOTO DAN PERSEMBAHAN ... vi

KATA PENGANTAR ... vii

ABSTRAK ... ix

ABSTRACT ... x

DAFTAR ISI ... xi

DAFTAR TABEL ... xiii

DAFTAR GAMBAR ... xiv

DAFTAR LAMPIRAN ... xv

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang ... 1

1.2 Rumusan Masalah ... 5

1.3 Tujuan Penelitian ... 5

1.4 Manfaat Penelitian ... 6

1.5 Batasan Masalah... 7

1.6 Definisi Istilah ... 8

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tinjauan tentang Kualitas Air DAS Brantas ... 10

2.1.1 Tinjauan tentang Pencemaran Air Sungai ... 11

2.2 Tinjauan tentang Ekologi Makrozoobentos ... 14

2.2.1 Organisme Makrozoobentos ... 14

2.2.2 Struktur komunitas Makrozoobentos ... 18

2.3 Karakteristik populasi ... 19

2.3.1 Kepadatan dan Kepadatan Relatif ... 19

2.3.2 Kelimpahan dan Kelimpahan Relatif ... 21

2.4 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Keberadaan Makrozoobentos ... 22

2.4.1 Suhu dan Cahaya ... 22

2.4.2 Kecepatan Arus ... 23

2.4.3 Kedalaman ... 24

2.4.4 Warna dan Kekeruhan ... 25

2.4.5 Kecerahan... 26

2.4.6 pH ... 26

2.4.7 Dissolved oxygen (DO) ... 27

2.4.8 Biological Oxygen Demand (BOD5) dan Chemical Oxygen Demand (COD) ... 28

2.5 Parameter Fisika-Kimia yang mempengaruhi Makrozoobentos ... 30

2.6 Tinjauan tentang Sumber Belajar ... 32


(10)

x

2.6.1 Macam-Macam Sumber Belajar ... 33

2.6.2 Handout ... 34

2.7 Kerangka Koseptual ... 37

BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis Penelitian ... 38

3.2 Waktu dan Tempat Penelitian ... 38

3. 3 Populasi dan Sampel Penelitian ... 39

3.3.1 Populasi ... 39

3.3.2 Sampel Penelitian ... 39

3.4 Penentuan Lokasi Pengambilan Sampel ... 39

3.5 Variabel Penelitian ... 42

3.5.1 Variabel Independen (Bebas) ... 42

3.5.2 Variabel Dependen (Terikat) ... 42

3.6 Definisi Operasional Variabel ... 42

3.7 Alat dan Bahan Penelitian ... 45

3.7.1 Alat ... 45

3.7.2 Bahan ... 46

3.8 Prosedur Penelitian... 46

3.8.1 Prosedur pengambilan sampel ... 46

3.8.2 Pengukuran Parameter Fisika dan Kimia Perairan ... 50

3.9 Teknik Pengumpulan Data ... 53

3.10 Analisis Data ... 53

3.10.1 Identifikasi Makrozoobentos ... 53

3.10.2 Perhitungan Makrozoobentos ... 53

BAB IV PEMBAHASAN 4.1 Hasil Penelitian ... 57

4.1.1 Data Jenis Makrozoobentos ... 57

4.1.2 Data Karakteristik populasi Makrozoobentos ... 69

4.1.3 Data Parameter Fisika-Kimia Perairan yang Mempengaruhi Keberadaan Makrozoobentos ... 70

4.1.4 Data Hasil Penelitian Dijadikan Sumber Belajar ... 83

4.2 Pembahasan ... 83

4.2.1 Jenis Makrozoobentos yang Ditemukan di DAS Brantas ... 84

4.2.2 Karakteristik Populasi Makrozoobentos di DAS Brantas ... 84

4.2.3 Parameter Fisika - Kimia Perairan yang Mempengaruhi Keberadaan Makrozoobentos ... 89

4.2.4 Hasil Penelitian Inventarisasi Keanekaragaman Makrozoo- bentos Digunakan Sebagai Sumber Belajar Biologi... 96

BAB V PENUTUP 5.1 Kesimpulan ... 98

5.2 Saran ... 101

Daftar Pustaka ... 103

Lampiran ... 108


(11)

xi

DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 Kelompok bentos berdasarkan derajat toleransinya terhadap pencemaran... 16 Tabel 2.2 Stuktur komunitas makrozoobentos pada kondisi perairan

tertentu ... 18 Tabel 2.3 Tabel standar kualitas air ... 30 Tabel 2.4 Faktor lingkungan perairan dan pengaruhnya terhadap hewan

bentik ... 31 Tabel 2.5 Struktur bahan Ajar Cetak (Printed) ... 36 Tabel 3.1 Perekam data untuk masing-masing stasiun ... 49 Tabel 4.1 Jenis dan Jumlah Makrozoobentos yang Ditemukan Dalam

Setiap Lokasi DAS Brantas ... 68 Tabel 4.2 Hasil identifikasi makrozoobentos di daerah aliran sungai

DAS Brantas kecamatan Ngoro Mojokerto ... 69 Tabel 4.3 Karakteristik Populasi Makrozoobentos (Ni, KR(Pi), D, RD)

DAS Brantas Kecamatan Ngoro Mojokerto... 69 Tabel 4.4 Rata-rata Keanekaragaman Makrozoobentos DAS Brantas

Kecamatan Ngoro Mojokerto Berdasarkan Shannon-Wiener’s (H’) ... 70 Tabel 4.5 Pengamatan parameter fisika dan kimia air ... 71 Tabel 4.6 Kelimpahan jenis makrozoobentos masing-masing stasiun ... 85 Tabel 4.7 Pengukuran faktor fisika dan kimia lingkungan perairan di

beberapa stasiun ... 89 Tabel 4.8 Perhitungan kualitas air secara terpadu ... 84


(12)

xii

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Kelompok makrozoobentos berdasarkan kepekaan terhadap

bahan organik ... 16

Gambar 2.2 Kerangka konseptual ... 37

Gambar 3.1 Skema pengambilan sampel ... 39

Gambar 3.2 Skema penentuan lokasi pengambilan sampel ... 40

Gambar 3.3 Stasiun A Desa Tanjangrono ... 40

Gambar 3.4 Stasiun B Desa Kembangsri ... 40

Gambar 3.5 Stasiun C Desa Candiharjo ... 41

Gambar 4.1 Anentome Helena ... 58

Gambar 4.2 HyDrophilus ovatus ... 59

Gambar 4.3 Berosus sp ... 60

Gambar 4.4 Lumbricus sp ... 61

Gambar 4.5 Macromia magnifica ... 62

Gambar 4.6 Sulcospira Schmidti ... 63

Gambar 4.7 Parathelphusa convexa ... 64

Gambar 4.8 Melanoides torulosa ... 65

Gambar 4.9 Melanoides tuberculata ... 66

Gambar 4.10 Corbicula fluminea ... 66

Gambar 4.11 Corbicula largillierti ... 67

Gambar 4.12 Grafik hasil pengukuran kedalaman (cm) ... 72

Gambar 4.13 Grafik hasil pengukuran suhu (oC) ... 73

Gambar 4.14 Grafik hasil Pengukuran Kecepatan Arus ... 75

Gambar 4.15 Grafik hasil pengukuran kecerahan ... 76

Gambar 4.16 Grafik pengukuran pH air ... 77

Gambar 4.17 Grafik pengukuran DO air ... 79

Gambar 4.18 Grafik pengukuran BOD5 (Biological Oxygen Demand) ... 80

Gambar 4.19 Grafik hasil pengukuran Nilai COD... 81


(13)

xiii DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1. Data Pengamatan Parameter Fisika dan Kimia Perairan ... 108

Lampiran 2. Perhitungan Karakteristik Populasi ... 110

Lampiran 3 Perhitungan korelasi parameter fisika-kimia dan biologi. ... 114

Lampiran 4. Gambar (Foto) Pengamatan ... 122

Lampiran 5. Surat Pengantar Penelitian ... 125

Lampiran 6. Surat Keterangan Hasil Penelitian ... 127

Lampiran 7. Hasil identifikasi Makrozoobentos ... 133


(14)

xiv

DAFTAR PUSTAKA

Agrista, Ika. 2005. Makroinvertebrata sebagai Indikator Biologis Kualitas Air Sungai (Studi Di Sungai Brantas Kabupaten Malang). Malang: Universitas Muhammadiyah Malang.

Alcock. 1910. Integrated Taxonomic Information System. http://en.wikipedia.org/wiki/Parathelphusidae. Retrieved October 15, 2011.

Anonymous. 2012. Clea helena, formerly known as Anentome Helena. http:// brackishfaq.webspace.virginmedia.com/Projects/ cleahelena. html

Andriana, Wilda. 2008. (online). Keterkaitan Struktur Komunitas Makrozoobentos sebagai Indikator Keberadaan Bahan Organik Di Perairan Hulu Sungai Cisadane Bogor. Jawa Barat: IPB bogor.

Anggoro, Sutrisno. 1984. Distribusi dan Kelimpahan. Semarang: Fakultas Peternakan Universitas Diponegoro.

Archangelsky, M., and M.E. Durand. 1992. Description of the preimaginal stages of Dibolocelus ovatus. http://animaldiversity.ummz.umich.edu/accounts/ Hydrophilus_ovatus/classification/

Asdak, C. 1995. Hidrologi dan Pengelolaan DAS. Gadjah Mada University Press: Yogyakarta.

Aswari, P. 2001. Keanekaragaman Serangga Air di Taman Nasional Gunung Halimun. Biologi: LIPI.

Ayu, Nurul. 2012. Parathelphusa convexa. http://www.fobi.web.id/v/crustacea/f-par/par-con/Parathelphusa-convexa_Kampus-UNAIR_NA.jpg.html

Badriyah, Rafiqatul. 2013. Pemanfaatan Capung (Odonata) Sebagai Bioindikator Pencemaran Air Di DAS Brantas Hulu Kota Batu. Malang: Universitas Muhammadiyah Malang.

Barnes, R. S. K. 1999. Estuarine Biology the Institute of Biologi’s Studies in Biology. Edward Arnold (Publisher). London.

Beran L. (2000) "First record of Corbicula fluminea (Mollusca: Bivalvia) in the Czech Republic". Acta Societatis Zoologicae Bohemicae 64: 1-2. http://en.wikipedia.org/wiki/File:Toegeknepen_korfmossel.jpg


(15)

xv

Brezina, Leanna. 2010. Melanoides torulosa.http://www.aquascapingworld.com/ invertpedia/full_view_invert.php?item_id=36&invert=Melanoides%20tub erculata

Corbet, P. S. 1995. Biology Of Odonata. Department Of Zoology. Universitas Of Canterbury. New Zealand: Christtchuch.

Dahuri. R, Rais, Jacub, Ginting. P, dan Sitepu. J. M. 1996. Pengelolaan Sumber Daya Wilayah Pesisir dan Lautan Secara Terpadu. Jakarta: PT. Pradnya Paramita.

Darsono, Valentinus. 1995. Pengantar Ilmu Lingkungan. Yogyakarta: Universitas Atma Jaya Yogyakarta.

Dumrongrojwattana P. Boon-ngam P., Sriyarun J., Tanamai S. 2010. Preliminary taxonomic study of land snail and freshwater mollusk species in Sakaeo Province, Eastern Thailand. http://brackishfaq.webspace.virginmedia.com /Projects/cleahelena.html

Edwards, Clive A., Bohlen, P.J. (Eds.). 2005. Biology and Ecology of Earthworms. 3rd edition. http://en.wikipedia.org/wiki/Earthworm

Effendi, H. 2003. Telaah Kualitas Air Bagi Pengelolaan Sumber Daya Dan Lingkungan Perairan. Yogyakarta: Kanisus.

Fachrul, Melati Ferianita. 2012. Metode Sampling Bioekologi. Jakarta: Bumi Aksara.

Fatawi, Z. 2002. Studi Keanekaragaman Serangga Tanah (epifauna) pada Berbagai Ketinggian di Lereng Gunung Ijen Kabupaten Banyuwangi.Skripsi.Malang: FMIPA UM.

Gemminger and Harold 1868 (Coleoptera: Hydrophilidae: Hydrophilinae). Aquat. Insects 14(2): 107-116. http://bugguide.net/node/view/27171

Habibah, Nikmatul. 2012. Studi Kualitas Air Berdasarkan Indikator Fisis, Kemis Dan Biologis Di Waduk Selorejo Kecamatan Ngantang Kabupaten Malang. Malang: Universitas Muhammadiyah Malang.

Handayani, S. T., Suharto, B & Marsoedi. 2001. Penentuan Status Kualitas Perairan Sungai Brantas Hulu dengan Biomonitoring Makrozoobentos: Tinjauan dari Pencemaran Bahan Organik. Jurnal BIOSAIN. I (1):30-38. Hawkes. 1978. Invertebrates as indicators of river water quality in James, A and

L. Evison (Ed).


(16)

xvi

Hutabarat, Sahala & Evans. 2000. Pengantar Oseanografi. Jakarta: Universitas Indonesia.

Isbani. 1987. Media Pendidikan. Penerbit UNS Press. Surakarta.

Isnaningsih, N. R. 2006. Melanoides (Gastropoda : thiaridae) di kawasan karst pegunungan sewu. Lab malakogi, museum zoologi bogor, puslit biologi-LIPI

Kamila, Nida. 2009. Pengembangan Handout Kimia sebagai Bahan Ajar Kimia untuk SMA/MA Kelas X Semester 2 Berdasarkan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP). Skripsi. Program Studi Pendidikan Kimia, Fakultas Sains dan Teknologi UIN Sunan Kalijaga: Yogyakarta.

Kementrian Lingkungan Hidup. 2001. Kriteria Mutu Air Kelas II berdasarkan PP No. 82. Jakarta: Kementrian Lingkungan Hidup.

Kementrian Lingkungan Hidup. 2002. Pengelolaan DAS Brantas. Jakarta: Kementrian Lingkungan Hidup.

Kementrian Lingkungan Hidup. 2010. Status Lingkungan Hidup Daerah Provinsi Jawa Timur. Surabaya: Kementrian Lingkungan Hidup.

Kristanto, Philip. 2002. Ekologi Industri. Yogyakarta: Andi Offset.

Mahanal, S. 1998. Diatom Perifiton sebagai Indikator Biologi Kualitas Air Sungai (Studi di Sungai Kali Brantas). Malang: Universitas Negeri Malang.

Mansyur, K. 2000. Studi Kelayakan Beberapa Parameter Fisika Dan Kimia Oseanografi untuk Mendukung Ekstensifiksi Budidaya Rumput Laut Teluk Laikan Kecamatan Mangarabombang Kabupaten Takalar. Skripsi Jurusan Ilmu Kelautan. Makassar: Universitas Hasanuddin.

Martens E. (1908). "Description of some collected in eastern Borneo by Dr. Martin Schmidt Land and freshwater mollusca." Releases of the Zoological Museum in Berlin 4: 249-292. http://en.wikipedia.org/wiki/ Sulcospira_schmidti

Mason. 1993. Biology of freshwater Pollution. Second edition. New York: Longman Scientific and Technical.

McClarin, Jim . 2004. Identification, Images, & Information For Insects, Spiders & Their Kin. http://bugguide.net/node/view/9598.


(17)

xvii

Mukhlisin, Khoirul. 2013. Analisis Tingkat Pencemaran Air Sungai Brantas Hulu dengan Menggunakan Bioindikator Serangga Air (Gerris sp. Malang: Universitas Muhammadiyah Malang.

Nontji, A. 2002. Laut Nusantara. Jakarta: Djambatan.

Nybakken. J. W. 1992. Biologi Laut: Suatu Pendekatan Ekologi. Terjemahan oleh Eidman, D. Y Bengen dan Koesbiono. Jakarta: Gramedia.

Odum, Eugene P. 1994. Dasar-Dasar Ekologi. Edisi Ketiga. Penerjemah Tjahyono Samingan. Yogyakarta: UGM Press.

Oemarjati, Boen S. Wardhana, Wisnu. 1990. Taksonomi Avertebrata. Jakarta :UI Press

Pratiwi, D. A. Dkk. 2007. Biologi untuk SMA kelas X. Jakarta: Erlangga

Peraturan Pemerintah (PP) No.82 Tahun 2001. Tentang Pengelolaan Kualitas Air dan Pengendalian Penemaran Air: Jakarta.

Purnomo, Dwito. 2012. Pengaruh Penggunaan Modul Hasil Penelitian Pencemaran di Sungai Pepe Surakarta sebagai Sumber Belajar Biologi Pokok Bahasan Pencemaran Lingkungan terhadap Hasil Belajar Siswa. Jurnal. FKIP Universitas Sebelas Maret: Surakarta.

Riniatsih, I. Widianingsih. 2007. Kelimpahan dan Pola Sebaran Kerang- Kerangan ( Bivalve) di Ekosistem Padang Lamun Perairan Jepara. Ilmu Kelautan. Vol.12 Maret 2007 Hal.53-58.s

Rofieq. Ainur. 2011. Hand Out Metpen Biologi. Malang: UMM.

Romimohtarto, K dan S. Juwana. 2001. Biologi Laut : Ilmu Pengartahuan tentang Biologi Laut. Jakarta: Djambatan

Sanjaya, W. 2006. Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan. Penerbit Kencana. Jakarta.

Sari, Lilik Kartika. 2005. Kajian Saprobitas Perairan sebagai LanDAS an Pengelolaan DAS Kaligarang Semarang. Semarang: Universitas Diponegoro.

Sastrawijaya. 1991. Pencemaran Lingkungan. Jakarta: Rineka Cipta.

SNI.2004. Air dan Limbah-Bagian 3: Cara Uji Padatan Tersuspensi Total (Total Suspended Solid: TSS) Secara Gravimetri.


(18)

xviii

SNI.2004. Air dan Air Limbah-Bagian 14: Cara Uji Oksigen Terlarut Secara Yodometri (Modifikasi Azida).

SNI. 2009. Air dan Limbah- Bagian 72: Cara Uji Kebutuhan Oksigen Biokimia (Biological Oxygen Demand/ BOD5).

Subarijanti. 1990. Kesuburan dan Pemupukan Perairan. Fakultas Perikanan Universitas Brawijaya Malang. Malang.

Sudjarwo. 1989. Bebererapa Aspek Pengembangan Sumber Belajar. Penerbit Mediyatama Sarana Perkasa. Jakarta.

Sukmadinata, Nana Syaodih. 2011. Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: Remaja Rosdakarya.

Supriharjono. 2000. Pelestarian dan Pengelolaan Sumber Daya Alam Wilayah Tropis. Jakarta: Gramedia.

Sutrisno, C. 1996. Teknologi Penyediaan Air Bersih.Jakarta: PT. Rineka Cipta. Wardhana. 2001. Dampak Pencemaran Lingkungan. Yogyakarta: Andi offset. Widianto, D. S. & Lestariningsih ID. 2001. Implementasi Kaji Cepat Hidrologi

(RHA) di Hulu DAS Brantas, Jawa Timur. Working paper nr.121. Bogor: Indonesia. World Agroforestry.

Wijayanti, Henni. 2007. Kajian Kualitas Perairan Kota Bnadar Lampung berdasarkan Komunitas Hewan Makrobentos. Semarang: Universitas Diponegoro.


(19)

1 BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Air sungai merupakan salah satu sumber daya alam yang sangat vital bagi pemenuhan kebutuhan hidup manusia sehingga kualitas airnya harus tetap terjaga. Menurut Widianto (2001) sungai yang melintasi pedesaan sangat berperan penting bagi manusia yang bermukim di tepi sungai sebab sungai memenuhi beberapa keperluan manusia mulai dari kebutuhan air bersih untuk memasak, minum, mandi dan mencuci. Namun pada kenyataannya sebagian besar air bekas kegiatan manusia dibuang ke sistem perairan tanpa melalui proses pengolahan limbah sama sekali terlebih dahulu, hal ini menyebabkan penurunan kualitas air sungai. Oleh karena itu pengelolaan sungai tidak bisa dipisahkan dari pengelolaan kegiatan manusia di daratan.

Perkembangan penduduk dan kegiatan manusia merupakan salah satu faktor yang memicu pencemaran sungai. Salah satunya adalah sungai brantas. Sungai Brantas merupakan sungai terpanjang kedua di Pulau Jawa setelah sungai Bengawan Solo yang terletak di Provinsi Jawa Timur. Sungai Brantas mempunyai DAS seluas ± 12.000 km2 atau ¼ dari luas Provinsi Jawa Timur dengan panjang 320 km (Balai Pengelolaan Daerah Sungai Brantas, 2002). Sungai ini melewati beberapa kota di Jawa Timur seperti Malang, Blitar, Tulungagung, Kediri, Jombang, Mojokerto, dan bermuara di Kota Surabaya. Jumlah penduduk di wilayah DAS Brantas ± 14 juta jiwa (40%), dimana sebagian besar bergantung


(20)

2

pada sumber daya air yang merupakan sumber utama bagi kebutuhan air baku untuk konsumsi domestik, irigasi, industri, dan lainlain.

Permasalahan pencemaran air di DAS Brantas saat ini menunjukkan adanya kecenderungan semakin meningkat dan kompleks, hal ini dapat dilihat dari banyaknya kasus pencemaran yang terjadi. Sumber pencemaran umumnya berasal dari limbah domestik, industri, pertanian. Selain itu, berbagai macam kerusakan telah diamati dan memberikan indikasi degadrasi kualitas air sehingga berdampak negatif pada kondisi biota yang hidup di dalam Sungai Brantas.

Menurut Laporan Status Lingkungan Hidup Daerah Provinsi Jawa Timur tahun 2010, khususnya Kecamatan Ngoro merupakan wilayah industri dan akibatnya limbah dari industri tanpa melalui proses pengolahan dibuang ke DAS Brantas. Daerah sebelum wilayah industri merupakan daerah pemukiman penduduk. Limbah rumah tangga yang cair merupakan sumber pencemaran air. Limbah rumah tangga cair dapat berupa bahan organik maupun anorganik yang hanyut terbawa arus air kemudian sampah tertimbun, menyumbat saluran air dan mengakibatkan banjir. Daerah sesudah wilayah industri merupakan daerah persawahan. Petani memupuk tanah persawahan atau ladang dengan pupuk buatan, kemudian masuk ke perairan yang akan menyebabkan pertumbuhan air yang tidak terkendali.

Demikian pula halnya dengan organisme perairan yang ada akan mengalami perubahan jumlah. Jika lingkungan berada di bawah suatu tekanan maka keanekaragaman jenis organisme akan menurun pada komunitas yang ada.


(21)

3

Menurut Darsono (1995) penurunan keanekaragaman spesies dalam suatu perairan dapat dianggap sebagai indikator adanya pencemaran.

Kualitas air secara biologis juga perlu diperhatikan karena kehidupan biologis yang berlangsung terkena dampak dari pencemaran yang terjadi. Selain itu dibandingkan dengan menggunakan parameter fisika dan kimia, indikator biologi dapat memantau secara kontinyu (Sastrawijaya, 1991). Kelompok organisme petunjuk yang umum digunakan dalam pendugaan kualitas air adalah plankton, bentos, dan nekton (ikan). Kelompok tersebut digunakan dalam pendugaan kualitas air karena dapat mencerminkan pengaruh perubahan kondisi fisik dan kimia yang terjadi di perairan dalam selang waktu tertentu (Odum, 1996). Selain itu, bioindikator juga dipilih karena merupakan indikator kualitas ekologis sungai Brantas yang semakin terancam kehidupannya akibat pencemaran oleh limbah.

Salah satu biota yang dapat digunakan sebagai parameter biologi dalam menentukan kualitas suatu perairan adalah makrozoobentos. Berdasarkan penelitian Agrista (2005) menyatakan bahwa makrozoobentos lebih banyak digunakan karena keanekaragaman makrozoobentos akan dapat mempresentasikan kualitas air suatu tempat dengan lebih spesifik. Setiap spesies makrozoobentos akan memiliki sensitifitas yang berbeda pada perubahan lingkungan. Makrozoobentos sebagai organisme dasar perairan, mempunyai habitat yang relatif tetap. Menurut Romimohtarto (2001) berubahnya kualitas suatu perairan sangat mempengaruhi kehidupan biota yang hidup di dasar perairan tesebut, diantaranya adalah makrozoobentos.


(22)

4

Menurut Pratiwi, dkk (2007) Makrozoobentos adalah hewan yang hidup di dasar air secara berkelompok. Makrozoobentos merupakan salah satu kelompok terpenting dalam ekosistem perairan sehubungan dengan peranannya sebagai organisme kunci dalam jaringan makanan. Selain itu tingkat keanekaragaman yang terdapat di lingkungan perairan dapat digunakan sebagai indikator pencemaran. Jadi kelompok bentos yang hidup menetap(sesile)dan daya adaptasi bervariasi lingkungan, membuat hewan bentos seringkali digunakan sebagai petunjuk bagi penelitian kualitas air. Makrozoobentos memiliki manfaat yaitu membantu mempercepat proses dekomposisi materi organik. Hewan bentos terutama yang bersifat herbivor dan detritivor dapat menghancurkan makrofit akuatik yang hidup maupun yang mati yang berada dalam perairan menjadi potonganpotongan lebih kecil, sehingga mempermudah mikroba untuk menguraikannya menjadi nutrien bagi produsen perairan.

Semakin meningkatnya aktivitas masyarakat di kawasan ini dapat pula menambah tekanan terhadap kelestarian makrozoobentos di DAS Brantas Kecamatan Ngoro Mojokerto. Mengingat fenomena di atas, dikhawatirkan akan berdampak terhadap kelestarian makrozoobentos di daerah tersebut. Peneliti perlu mengadakan pendataan baik jenisnya, kepadatan dan kelimpahan makrozoobentos di DAS Brantas Kecamatan Ngoro Mojokerto.

Berdasarkan kenyataan yang ada, banyak sekali potensi sumber daya alam di sekitar kita yang dapat dijadikan sumber belajar. Sedangkan kekayaan aneka jenis flora dan fauna sudah lama dimanfaatkan untuk pengembangan ilmu pengetahuan. Hingga saat ini masih banyak jenis hewan dan tumbuhan yang


(23)

5

belum dipelajari dan belum diketahui manfaatnya. Oleh karena itu, hasil penelitian ini diharapakan dapat dijadikan sumber belajar biologi SMA.

Berdasarkan latar belakang di atas maka penulis mengangkat judul

“Inventarisasi Keanekaragaman Makrozoobentos di Daerah Aliran Sungai Brantas Kecamatan Ngoro Mojokerto Sebagai Sumber Belajar Biologi SMA Kelas X.”

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah dikemukakan, maka rumusan masalah yang akan diungkap dalam penelitian ini adalah sebagai berikut.

1. Makrozoobentos jenis apa sajakah yang terdapat di DAS Brantas Kecamatan Ngoro Mojokerto?

2. Bagaimana karakteristik populasi makrozoobentos yang meliputi kepadatan, kepadatan relatif, kelimpahan, kelimpahan relatif dan indeks keanekaragaman di DAS Brantas Kecamatan Ngoro Mojokerto?

3. Bagaimanakah parameter fisika-kimia perairan yang mempengaruhi keberadaan Makrozoobentos?

4. Bagaimana hasil penelitian inventarisasi keanekaragaman makrozoobentos di daerah aliran sungai brantas kecamatan Ngoro Mojokerto digunakan sebagai sumber belajar biologi SMA Kelas X?

1.3 Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka didapatkan tujuan penelitian sebagai berikut.


(24)

6

1. Untuk mengidentifikasi jenis Makrozoobentos yang terdapat di DAS Brantas Kecamatan Ngoro Mojokerto.

2. Untuk mendeskripsikan karakteristik populasi makrozoobentos yang meliputi kepadatan, kepadatan relatif, kelimpahan, kelimpahan relatif dan indeks keanekaragaman di DAS Brantas Kecamatan Ngoro Mojokerto. 3. Untuk mendeskripsikan parameter fisika-kimia perairan yang

mempengaruhi keberadaan Makrozoobentos.

4. Untuk membuat handout hasil penelitian inventarisasi keanekaragaman makrozoobentos di daerah aliran sungai brantas kecamatan Ngoro Mojokerto sebagai sumber belajar biologi SMA kelas X.

1.4 Manfaat Penelitian

Diharapkan hasil penelitian ini dapat bermanfaat bagi semua pihak yang terkait diantaranya sebagai berikut.

1. Bagi Peneliti

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi mengenai keanekaragaman makrozoobentos di DAS Brantas Kecamatan Ngoro Mojokerto yang merupakan kawasan industri. Selain itu peneliti dapat menghimbau masyarakat tentang bahaya pencemaran air sungai, selain itu dapat menumbuhkan rasa cinta pada lingkungan lebih tinggi.

2. Bagi Pendidikan

Manfaat dalam bidang pendidikan khususnya mata pelajaran biologi sebagai sumber belajar terkait materi pengaruh aktivitas manusia terhadap perubahan dan pencemaran lingkungan pada peserta didik jenjang


(25)

7

SMA/MA Kelas X Semester Genap dalam SK 3 KD 3.4 yakni Mendeskripsikan ciri-ciri Filum dalam Dunia Hewan dan peranannya bagi kehidupan

3. Bagi Masyarakat

Dapat memberikan informasi kepada masyarakat khususnya yang tinggal di sekitar Sungai tentang kondisi sungai agar masyarakat lebih menjaga kelestarian lingkungan dan kualitas air sungai yang berguna serta bermanfaat untuk kebutuhan sehari-hari.

1.5 Batasan Penelitian

Batasan masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut.

1. Daerah penelitian difokuskan pada tiga stasiun pengambilan sampel yakni daerah hulu sebelum DAS oleh limbah industri (daerah pemukiman penduduk) tepatnya di Desa Tanjangrono; daerah tengah yakni DAS oleh limbah industri tepatnya di Desa Kembangsri; dan derah hilir sesudah DAS oleh limbah industri (derah persawahan) tepatnya di Desa Candiharjo.

2. Pengukuran faktor kimiawi air meliputi oksigen terlarut atau DO (Dissolved Oxygen), BOD5 (Biochemical Oxygen Demand), COD (Chemical Oxygen Demand), dan pH.

3. Pengukuran faktor kimiawi pengambilan sampel dilakukan hari terkhir pengambilan sampel yakni hari ke-6 dikarenakan lokasi pengambilan sampel dan tempat penelitian jauh dikhawatirkan terjadi kontaminasi. 4. Pengukuran faktor fisik air meliputi suhu air, kedalaman, kecepatan arus


(26)

8

5. Pengambilan sampel dilakukan pada pagi hari pukul 08.00.

6. Pengambilan sampel makozoobentos adalah hewan bentos yang berukuran > 1 mm.

7. Pengukuran biologi meliputi kelimpahan, kepadatan, dan keanekaragaman makrozoobentos.

1.6 Definisi Istilah

Untuk mengetahui adanya perbedaan pengertian dalam penelitian ini maka perlu diberikan penjelasan tentang bebrapa istilah yang perlu diberikan penjelasan adalah sebagai berikut.

1. Inventarisasi adalah proses mengumpulkan atau mencatat secara terperinci mengenai identifikasi dan karekteristik.

2. Keanekaragaman spesies adalah perbedaan-perbedaan pada berbagai spesies makhluk hidup di suatu tempat.

3. Menurut Fachrul (2012) Komunitas makrozoobentos adalah semua hewan yang berukuran makroskopis dan tidak bertulang belakang (avertebrata) yang sebagian atau seluruh siklus hidupnya berada di dasar perairan. Makrozoobentos berperan penting dalam proses mineralisasi dan pendaur-ulangan bahan organik maupun sebagai salah satu konsumen yang lebih tinggi. Makrozoobentos yang dimanfaatkan sebagai indikator kualitas air adalah makrozoobentos yang biasa ditemukan di DAS Brantas.

4. Kualitas air aliran sungai brantas kecamatan Ngoro adalah keadaan aliran Sungai Brantas Kecamatan Ngoro dalam batas toleransi untuk keperluan


(27)

9

MCK dan irigasi serta berdasarkan Baku Mutu kehidupan organisme akuatik (Balai Pengelolaan Daerah Sungai Brantas, 2002).

5. Ekosistem Perairan

Menurut Nontji (2002) ekosistem adalah suatu unit lingkungan hidup yang di dalamnya terdapat hubungan fungsional yang sistematik antara sesama makhluk hidup dan antara makhluk hidup dengan komponen lingkungan abiotik berupa keanekaragaman spesies. Perairan adalah semua bentuk air yang mengalir dari sungai yang lebih tinggi ke yang lebih rendah dan membentuk sebuah genangan yang biasa disebut danau atau waduk. Ekosistem perairan adalah hubungan timbal balik yang terjadi di perairan anatara unsurunsur hayati dengan nonhayati yang membentuk sistem ekolog. Ekosistem merupakan suatu interaksi yang kompleks dan memiliki penyusunan yang beragam.


(1)

Menurut Pratiwi, dkk (2007) Makrozoobentos adalah hewan yang hidup di dasar air secara berkelompok. Makrozoobentos merupakan salah satu kelompok terpenting dalam ekosistem perairan sehubungan dengan peranannya sebagai organisme kunci dalam jaringan makanan. Selain itu tingkat keanekaragaman yang terdapat di lingkungan perairan dapat digunakan sebagai indikator pencemaran. Jadi kelompok bentos yang hidup menetap(sesile)dan daya adaptasi bervariasi lingkungan, membuat hewan bentos seringkali digunakan sebagai petunjuk bagi penelitian kualitas air. Makrozoobentos memiliki manfaat yaitu membantu mempercepat proses dekomposisi materi organik. Hewan bentos terutama yang bersifat herbivor dan detritivor dapat menghancurkan makrofit akuatik yang hidup maupun yang mati yang berada dalam perairan menjadi potonganpotongan lebih kecil, sehingga mempermudah mikroba untuk menguraikannya menjadi nutrien bagi produsen perairan.

Semakin meningkatnya aktivitas masyarakat di kawasan ini dapat pula menambah tekanan terhadap kelestarian makrozoobentos di DAS Brantas Kecamatan Ngoro Mojokerto. Mengingat fenomena di atas, dikhawatirkan akan berdampak terhadap kelestarian makrozoobentos di daerah tersebut. Peneliti perlu mengadakan pendataan baik jenisnya, kepadatan dan kelimpahan makrozoobentos di DAS Brantas Kecamatan Ngoro Mojokerto.

Berdasarkan kenyataan yang ada, banyak sekali potensi sumber daya alam di sekitar kita yang dapat dijadikan sumber belajar. Sedangkan kekayaan aneka jenis flora dan fauna sudah lama dimanfaatkan untuk pengembangan ilmu pengetahuan. Hingga saat ini masih banyak jenis hewan dan tumbuhan yang


(2)

belum dipelajari dan belum diketahui manfaatnya. Oleh karena itu, hasil penelitian ini diharapakan dapat dijadikan sumber belajar biologi SMA.

Berdasarkan latar belakang di atas maka penulis mengangkat judul “Inventarisasi Keanekaragaman Makrozoobentos di Daerah Aliran Sungai Brantas Kecamatan Ngoro Mojokerto Sebagai Sumber Belajar Biologi SMA Kelas X.”

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah dikemukakan, maka rumusan masalah yang akan diungkap dalam penelitian ini adalah sebagai berikut.

1. Makrozoobentos jenis apa sajakah yang terdapat di DAS Brantas Kecamatan Ngoro Mojokerto?

2. Bagaimana karakteristik populasi makrozoobentos yang meliputi kepadatan, kepadatan relatif, kelimpahan, kelimpahan relatif dan indeks keanekaragaman di DAS Brantas Kecamatan Ngoro Mojokerto?

3. Bagaimanakah parameter fisika-kimia perairan yang mempengaruhi keberadaan Makrozoobentos?

4. Bagaimana hasil penelitian inventarisasi keanekaragaman makrozoobentos di daerah aliran sungai brantas kecamatan Ngoro Mojokerto digunakan sebagai sumber belajar biologi SMA Kelas X?

1.3 Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka didapatkan tujuan penelitian sebagai berikut.


(3)

1. Untuk mengidentifikasi jenis Makrozoobentos yang terdapat di DAS Brantas Kecamatan Ngoro Mojokerto.

2. Untuk mendeskripsikan karakteristik populasi makrozoobentos yang meliputi kepadatan, kepadatan relatif, kelimpahan, kelimpahan relatif dan indeks keanekaragaman di DAS Brantas Kecamatan Ngoro Mojokerto. 3. Untuk mendeskripsikan parameter fisika-kimia perairan yang

mempengaruhi keberadaan Makrozoobentos.

4. Untuk membuat handout hasil penelitian inventarisasi keanekaragaman makrozoobentos di daerah aliran sungai brantas kecamatan Ngoro Mojokerto sebagai sumber belajar biologi SMA kelas X.

1.4 Manfaat Penelitian

Diharapkan hasil penelitian ini dapat bermanfaat bagi semua pihak yang terkait diantaranya sebagai berikut.

1. Bagi Peneliti

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi mengenai keanekaragaman makrozoobentos di DAS Brantas Kecamatan Ngoro Mojokerto yang merupakan kawasan industri. Selain itu peneliti dapat menghimbau masyarakat tentang bahaya pencemaran air sungai, selain itu dapat menumbuhkan rasa cinta pada lingkungan lebih tinggi.

2. Bagi Pendidikan

Manfaat dalam bidang pendidikan khususnya mata pelajaran biologi sebagai sumber belajar terkait materi pengaruh aktivitas manusia terhadap perubahan dan pencemaran lingkungan pada peserta didik jenjang


(4)

SMA/MA Kelas X Semester Genap dalam SK 3 KD 3.4 yakni Mendeskripsikan ciri-ciri Filum dalam Dunia Hewan dan peranannya bagi kehidupan

3. Bagi Masyarakat

Dapat memberikan informasi kepada masyarakat khususnya yang tinggal di sekitar Sungai tentang kondisi sungai agar masyarakat lebih menjaga kelestarian lingkungan dan kualitas air sungai yang berguna serta bermanfaat untuk kebutuhan sehari-hari.

1.5 Batasan Penelitian

Batasan masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut.

1. Daerah penelitian difokuskan pada tiga stasiun pengambilan sampel yakni daerah hulu sebelum DAS oleh limbah industri (daerah pemukiman penduduk) tepatnya di Desa Tanjangrono; daerah tengah yakni DAS oleh limbah industri tepatnya di Desa Kembangsri; dan derah hilir sesudah DAS oleh limbah industri (derah persawahan) tepatnya di Desa Candiharjo.

2. Pengukuran faktor kimiawi air meliputi oksigen terlarut atau DO (Dissolved Oxygen), BOD5 (Biochemical Oxygen Demand), COD

(Chemical Oxygen Demand), dan pH.

3. Pengukuran faktor kimiawi pengambilan sampel dilakukan hari terkhir pengambilan sampel yakni hari ke-6 dikarenakan lokasi pengambilan sampel dan tempat penelitian jauh dikhawatirkan terjadi kontaminasi. 4. Pengukuran faktor fisik air meliputi suhu air, kedalaman, kecepatan arus


(5)

5. Pengambilan sampel dilakukan pada pagi hari pukul 08.00.

6. Pengambilan sampel makozoobentos adalah hewan bentos yang berukuran > 1 mm.

7. Pengukuran biologi meliputi kelimpahan, kepadatan, dan keanekaragaman makrozoobentos.

1.6 Definisi Istilah

Untuk mengetahui adanya perbedaan pengertian dalam penelitian ini maka perlu diberikan penjelasan tentang bebrapa istilah yang perlu diberikan penjelasan adalah sebagai berikut.

1. Inventarisasi adalah proses mengumpulkan atau mencatat secara terperinci mengenai identifikasi dan karekteristik.

2. Keanekaragaman spesies adalah perbedaan-perbedaan pada berbagai spesies makhluk hidup di suatu tempat.

3. Menurut Fachrul (2012) Komunitas makrozoobentos adalah semua hewan yang berukuran makroskopis dan tidak bertulang belakang (avertebrata) yang sebagian atau seluruh siklus hidupnya berada di dasar perairan. Makrozoobentos berperan penting dalam proses mineralisasi dan pendaur-ulangan bahan organik maupun sebagai salah satu konsumen yang lebih tinggi. Makrozoobentos yang dimanfaatkan sebagai indikator kualitas air adalah makrozoobentos yang biasa ditemukan di DAS Brantas.

4. Kualitas air aliran sungai brantas kecamatan Ngoro adalah keadaan aliran Sungai Brantas Kecamatan Ngoro dalam batas toleransi untuk keperluan


(6)

MCK dan irigasi serta berdasarkan Baku Mutu kehidupan organisme akuatik (Balai Pengelolaan Daerah Sungai Brantas, 2002).

5. Ekosistem Perairan

Menurut Nontji (2002) ekosistem adalah suatu unit lingkungan hidup yang di dalamnya terdapat hubungan fungsional yang sistematik antara sesama makhluk hidup dan antara makhluk hidup dengan komponen lingkungan abiotik berupa keanekaragaman spesies. Perairan adalah semua bentuk air yang mengalir dari sungai yang lebih tinggi ke yang lebih rendah dan membentuk sebuah genangan yang biasa disebut danau atau waduk. Ekosistem perairan adalah hubungan timbal balik yang terjadi di perairan anatara unsurunsur hayati dengan nonhayati yang membentuk sistem ekolog. Ekosistem merupakan suatu interaksi yang kompleks dan memiliki penyusunan yang beragam.


Dokumen yang terkait

Studi Keanekaragaman Makrozoobentos Di Aliran Sungai Padang Kota Tebing Tinggi

2 45 67

KEANEKARAGAMAN MAKROZOOBENTHOS DI SUNGAI BRANTAS MALANG SEBAGAI SUMBER BELAJAR KEANEKARAGAMAN HAYATI SMA KELAS X

2 25 29

Studi Keanekaragaman Gastropoda Sebagai Bioindikator Pada Aliran Sungai Kalisetail Kecamatan Tegalsari Kabupaten Banyuwangi Untuk Sumber Belajar Biologi SMA

1 25 28

ANALISIS KEANEKARAGAMAN SEMUT DI DAERAH PEMUKIMAN DAERAH ALIRAN SUNGAI (DAS) BRANTAS HULU DUSUN WUKIR SEBAGAI SUMBER BELAJAR BIOLOGI SMA KELAS X

0 8 29

KEANEKARAGAMAN PHYTOPLANKTON DI SUNGAI GANDONG KABUPATEN MAGETAN SEBAGAI SUMBER BELAJAR BIOLOGI

0 3 23

INVENTARISASI KEANEKARAGAMAN SPESIES BIVALVIA DI DAERAH PASANG SURUT PULAU PAGERUNGAN BESAR KECAMATAN SAPEKEN KABUPATEN SUMENEP SEBAGAI SUMBER BELAJAR BIOLOGI SISWA SMA KELAS X

1 9 44

STUDI KEANEKARAGAMAN CAPUNG (ODONATA) SEBAGAI BIOINDIKATOR KUALITAS AIR SUNGAI BRANTAS BATU-MALANG DAN SUMBER BELAJAR BIOLOGI

0 0 9

INVENTARISASI KEANEKARAGAMAN MAKROZOOBENTOS DI DAERAH ALIRAN SUNGAI BRANTAS KECAMATAN NGORO MOJOKERTO SEBAGAI SUMBER BELAJAR BIOLOGI SMA KELAS X Iin Ratih

0 0 11

STUDI KUALITAS AIR SUNGAI SUDIMORO DI MOJOKERTO BERDASARKAN INDEKS KEANEKARAGAMAN MAKROZOOBENTOS SEBAGAI SUMBER BELAJAR BIOLOGI - UMM Institutional Repository

0 0 19

BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis Penelitian - STUDI KUALITAS AIR SUNGAI SUDIMORO DI MOJOKERTO BERDASARKAN INDEKS KEANEKARAGAMAN MAKROZOOBENTOS SEBAGAI SUMBER BELAJAR BIOLOGI - UMM Institutional Repository

1 1 14