KEANEKARAGAMAN MAKROZOOBENTHOS DI SUNGAI BRANTAS MALANG SEBAGAI SUMBER BELAJAR KEANEKARAGAMAN HAYATI SMA KELAS X

(1)

KEANEKARAGAMAN MAKROZOOBENTHOS DI SUNGAI BRANTAS MALANG SEBAGAI SUMBER BELAJAR KEANEKARAGAMAN

HAYATI SMA KELAS X

SKRIPSI

Disusun Oleh :

YUNITA ANDRIANINGSIH NIM: 201110070311063

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI

JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG 2015


(2)

KEANEKARAGAMAN MAKROZOOBENTHOS DI SUNGAI BRANTAS MALANG SEBAGAI SUMBER BELAJAR KEANEKARAGAMAN

HAYATI SMA KELAS X

Oleh :

YUNITA ANDRIANINGSIH NIM: 201110070311063

SKRIPSI

Sebagai Salah Satu Syarat untuk Memperoleh Gelar Sarjana pada Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI

JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG 2015


(3)

(4)

(5)

(6)

v

MOTTO DAN PERSEMBAHAN

“Sesungguhnya sangat menakjubkan perkara-perkara orang mukmin karena semua keadaannya adalah baik baginya. Dan yang demikian itu tidak mungkin terjadi bagi seseorang kecuali mukmin. Jika dia mendapat nikmat, dia bersyukur,

dan ini adalah terbaik baginya, dan jika ia tertimpa musibah, ia bersabar, dan ini adalah terbaik baginya.”

(Tafsir terjemahan Hadis Riwayat Muslim)

...Allah tidak akan membebani seseorang melainkan sesuai dengan kesanggupannya. Ia mendapat pahala (dari kebajikan) yang diusahakannya dan ia mendapat siksa (dari kejahatan) yang dikerjakannya... ( Tafsir Al-Qur’an surat

Al-Baqoroh: 286)

Kupersembahkan karya yang telah kuperjuangkan dengan kerja keras, kesabaran, keuletan, dan tetes air mata ini untuk :

Ibunda Warsiasih dan Almarhum Ayahanda Kusnanto Terimakasih atas segala doa dan nasehatnya

Para sahabat dan orang-orang terkasih serta teman-teman dengan tidak mengurangi apresiasi yang tidak dapat saya sebutkan satu persatu

Terimakasih untuk semua hal selama ini


(7)

vi

KATA PENGANTAR

Alhamdulillah segala puji bagi Allah SWT yang telah melimpahkan segala rahmat dan karunianya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “Keanekaragaman makrozoobenthos di sungai Brantas Malang sebagai Sumber Belajar Keanekaragaman Hayati SMA Kelas X” sebagai salah satu syarat kelulusan di Program Studi Pendidikan Fakultasa Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Muhammadiyah Malang. Penulusan skripsi ini tidak lepas dari bantuan berbagai pihak. Untuk itu penulis ingin menyampaikan rasa terima kasih yang sebesar-besarnya kepada :

1. Kedua orang tua, Bapak Kusnanto (Alm) dan Ibu Warsiasih.

2. Dosen pembimbing skripsi, Bapak Dr. M. Agus Krisno Budianto, M.Kes selaku pembimbing utama dan bapak Drs. Wahyu Prihanta, M.Kes

3. Dosen penguji, Dra. Lise Chamisijatin, M.Pd dan Dra. Siti Zaenab, M.Kes. 4. Segenap Dosen Pendidikan Biologi Universitas Muhammadiyah Malang. 5. Teman-teman Biologi B angkatan 2011.

6. Staff dan karyawan Laboratorium Perikanan Universitas Muhammadiyah Malang

7. Staff dan karyawan Perum Jasa Tirta I

8. Teman-teman yang telah membantu dalam proses pengambilan sampel di lokasi penelitian.

9. Dan pihak-pihak yang tidak bisa disebutkan satu persatu yang telah memberikan dukungan semangat sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini.


(8)

vii

Akhirnya penulis berharap semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi penulis khususnya dan pembaca pada umumnya.

Penulis,


(9)

viii DAFTAR ISI

Halaman

Kata Pengantar ... vi

ABSTRAK ... viii

ABSTRAC ... x

Daftar Isi... xii

Daftar Tabel ... xiv

Daftar Gambar ... xv

Daftar Lampiran ... xvi

BAB I Pendahuluan ... 1

1.1 Latar Belakang ... 1

1.2 Rumusan Masalah ... 6

1.3 Tujuan Penelitian ... 7

1.4 Manfaat Penelitian ... 8

1.5 Batasan Penelitian ... 9

1.6 Definisi Istilah ... 10

BAB II Tinjauan Pustaka ... 11

2.1 Struktur Komunitas Biota Sungai ... 11

2.2 Makrozoobenthos ... 15

2.3 Sungai Sebagai Habitat ... 21

2.4 Sifat Fisika dan Kimia Air Sungai ... 23

2.5 Aliran Sungai Brantas Kota Malang ... 30


(10)

ix

2.7 Sumber Belajar ... 35

2.8 Kerangka Konseptual... 45

BAB III Metode Penelitian ... 47

3.1 Jenis Penelitian ... 47

3.2 Waktu Penelitian ... 47

3.3 Populasi dan Sampel ... 47

3.4 Alat dan Bahan serta Instrumen Penelitian ... 48

3.5 Pengumpulan Data ... 53

3.6 Teknik Analisis Data ... 63

BAB IV Hasil Penelitian dan Pembahasan ... 64

4.1 Deskripsi Hasil Penelitian ... 64

4.2 Pembahasan ... 91

BAB V Penutup ... 93

5.1 Kesimpulan ... 93

5.2 Saran ... 94 Daftar Pustaka


(11)

x

DAFTAR TABEL

Tabel Halaman

2.1 Kelompok Makrozoobenthos Berdasarkan Tipe Cara Makan ... 18 2.2 Kelompok Benthos Berdasarkan Derajat Toleransinya Terhadap

Pencemaran ... 20 2.3 Struktur komunitas Makrozoobenthos berdasarkan kondisi perairan .. 22 3.1 Jumlah Titik Pengambilan Sampel Air Sungai Berdasarkan

Klasifikasi ... 62 3.2 Pengukuran Faktor Fisika-Kimia Air ... 64 2.1 Spesies Makrozoobenthos pada Semua Stasiun di Sepanjang Aliran

Sungai Brantas Malang ... 67 4.1 Jumlah Spesies Makrozoobenthos pada Semua Stasiun di Sepanjang

Aliran Sungai Brantas Malang ... 68 4.2 Hasil Perhitungan Kelimpahan Relatid Makrozoobenthos yang

Ditemukan pada Stasiun I, Stasiun II, Stasiun III, dan Stasiun IV di


(12)

xi

DAFTAR GAMBAR

Gambar Halaman

2.1 Kelompok Makrozoobentos Berdasarkan Kepekaan Terhadap

Pencemaran ... 19

2.2 Bagan Kerangka Konseptual Penelitian ... 46

4.1 Lymnea auricularia L ... 67

4.2 Sulcospira testudinaria V ... 67

4.3 Tarebia granivera L ... 68

4.4 Sulcospira kawaluensis ... 69

4.5 Lymnaea rubiginosa M ... 69

4.6 Melanoide tuberculata M ... 70

4.7 Clea helena M ... 71

4.8 Limnodrilus hoffmeisteri C ... 71

4.9 Parathelphusa convexa A ... 72

4.10 Cheumatopsyche sp ... 73

4.11 Erphobdella lineata M ... 73

4.12 Pleurocera catenaria S ... 74

4.15 Diagram Batang Indeks Kemerataan Makrozoobenthos Sungai yang ditemukan pada Stasiun I, Stasiun II, Stasiun III, dan Stasiun IV di Aliran Sungai Brantas Malang ... 75

4.16 Diagram Batang Indeks Keanekaragaman Makrozoobenthos Sungai yang ditemukan pada Stasiun I, Stasiun II, Stasiun III, dan Stasiun IV di Aliran Sungai Brantas Malang ... 76


(13)

xii

DAFTAR LAMPIRAN

1. Lembar pengamatan Makrozoobenthos sungai yang ditemukan 2. Lembar pengamatan faktor fisika-kimia sungai

3. Peta daerah penelitian 1 yaitu Stasiun I (di daerah aliran Sungai Brantas sebelum melewati kawasan industri Kotamadya Malang (Kelurahan Klojen))

4. Peta daerah penelitian 2 yaitu Stasiun II (di daerah aliran Sungai Brantas tepat melewati kawasan industri Kotamadya Malang (Kelurahan

Ciptomulyo))

5. Peta daerah penelitian 3 yaitu Stasiun III (di daerah aliran Sungai Brantas setelah melewati kawasan industri Kotamadya Malang (Kelurahan Gadang))

6. Peta daerah penelitian 4 yaitu Stasiun IV (di daerah aliran Sungai Brantas di luar Kotamadya Malang (Kelurahan Kendalpayak))

7. Data perhitungan indeks keanekaragaman jenis, kemerataan, dan kelimpahan relatif pada setiap stasiun

8. Silabus mata pelajaran biologi

9. Silabus modifikasi mata pelajaran biologi 10. Jurnal penelitian

11. Lembar hasil pengamatan faktor fisika-kimia sungai 12. Dokumentasi penelitian

13. Sertifikat uji kualitas air Perum Jasa Tirta


(14)

DAFTAR PUSTAKA

Andriana, Wilda. 2008. Keterkaitan Struktur Komunitas Makrozoobentos sebagai Indikator Keberadaan Bahan Organik di Perairan Hulu Sungai Cisadane Bogor. Jawa Barat: IPB Bogor.

Anonimous. 2011. Air Sungai Tak Layak Untuk Mandi (Online). www. Indii.co.id/uploud_file/2011. Diakses tanggal 2 Januari 2015.

APHA. 1989. Standard Methods for the Examination of Water and Wastewater.. American Water Works Association (AWWA) and Water Pollution Control Federation (WPCF) 17 ed. Washington: American Public Health Association (APHA).

Badan Pengembangan Akademik Universitas Islam Indonesia. 2009. Panduan Pembuatan Bahan Ajar (Diktat, Modul, Hand out). Yogyakarta: Universitas Islam Indonesia.

Barnes R. S. K. & Mann, K. H. 1980. Fundamentals of Aquatic Ecosystem. London: Sciebtific Publication Oxford.

Barnes, R. S. K. 1999. Estuarine Biology the Institue of Biologi’s Studies in Biology. Edward Arnold (Publisher). London.

Barus, T. A. 2004. Pengantar Limnologi Studi tentang Ekosistem Air Daratan. Program Studi Biologi USU FMIPA. Medan.

Christianto. 2002. Struktur Komunitas Makrozoobenthos serta Kualitas Fisika-Kimia Air di Sungai Cisadane, Bogor. Skripsi tidak diterbitkan. Bogor: Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan IPB


(15)

Darsono, Valentinus. 1995. Pengantar Ilmu Lingkungan. Yogyakarta: Universitas Atma Jaya Yogyakarta.

Depdiknas. 2008. Panduan Pengembangan Bahan Ajar. Jakarta: Ditjend Menejemen Dikdasmen, Direktorat Bina SMA.

Dwijayanti, Y. 2012. Pengembangan Bahan Ajar untuk Meningkatkan Konsep Kinematika di Kelas X SMA. Skripsi tidak diterbitkan. Medan: FMIPA Universitas Negeri Medan.

Edmoson, W. T. 1962. Fresh Water Biology. New York. Hlm 521-536.

Effendi, H. 2003. Telaah Kualitas Air Bagi Pengelolahan Sumber Daya dan Lingkungan Perairan. Yogyakarta: Kanisus.

Fachrul, M. F. 2012. Metode Sampling Bioekologi. Jakarta: Bumi Aksara. Hadi, A. 2007. Prinsip Pengelolaan Pengambilan Sampel Lingkungan. Jakarta:

Gramedia Pustaka Utama.

Handayani, S. T., Suharto, B., Marsoedi. 2001. Penentuan Status Kualitas Perairan Sungai Brantas Hulu Dengan Biomonitoring Makrozoobentos: Tinjauan Dari Pencemaran Bahan Organik. Jurnal. Fakultas Perikanan Universitas Brawijaya Malang.

Hawkes. 1978. Invertebrates as Indicators of River Water Quality in James, A and L. Evison (Ed).

Husammah. 2014. Ekologi Hewan (Pengayaan Ekologi Collembola Tanah di DAS Brantas Hulu Kota Batu. Malang: S2 Program Studi Pendidikan Biologi Pascasarjan Universitas Negeri Malang dan S1 Program Studi Pendidikan Biologi, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidi Bkan Universitas Muhammadiyah Malang


(16)

Husammah. 2014. Ekologi Hewan (Pengayaan Ekologi Collembola Tanah di DAS Brantas Hulu Kota Batu. Tesis tidak diterbitkan. Malang: Program Studi Pendidikan Biologi Pascasarjan Universitas Negeri Malang.

Hutabarat, Sahala dan Evans. 2000. Pengantar Oseanografi. Jakarta: Universitas Indonesia.

Kementrian Lingkungan Hidup Indonesia. 2010. Status Lingkungan Hidup Indonesia 2010 (Online). www.menlh.go.id/DATA/SLHI_2010.PDF. Diakses tanggal 12 Februari 2015.

Kementrian Lingkungan Hidup Indonesia. 2012. Status Lingkungan Hidup Indonesia 2012 (Online). www.menlh.go.id/SLHI_2012.PDF. Diakses tanggal 12 Februari 2015.

Kreb, C. J. 1972. Ecology (The Experimental Analysis of Distribution and Abudance). New York: Harper & Row Publisher.

Kristanto, Philip. 2002. Ekologi Industri. Yogyakarta: Andi Offset.

Lind, O.T. 1979. Handbook of Common Methods in Limnology. Dubuque: Kendall/Hunt Publishing Company.

Mason. 1993. Biologi of Freshwater Pollution. Second Edition. New York: Logman Scientific and Technical.

Naybakken, J. W. 1992. Biologi Laut: Suatu Pendekatan Ekologi. Penerjemah Eidman, D. Y., Bengen dan Koesbiono. Jakarta: Gramedia.

Notji, A. 2002. Laut Nusantara. Jakarta: Djambatan.

Odum, E. P. 1971. Dasar-dasar Ekologi. Yogyakarta: Gajah Mada University Press.


(17)

Odum, E. P. 1992. Dasar- dasar Ekologi. Edisi Ketiga. Gajah Mada University Press. 712 hal.

Odum, Eugene P. 1994. Dasar-Dasar Ekologi. Edisi Ketiga. Penerjemah Tjahyono Samingan. Yogyakarta: UGM Press.

Oktarina, A. 2011. Komunitas Makrozoobentos di Sungai Batang Anai Sumatera Barat. Skripsi tidak diterbitkan. Padang: FMIPA Universitas Andalas.

Pakpahan C. S. P., Efrizal T, dan Zen L. W. 2011. Indeks Biodiversity Komunitas Makrozoobenthos Sebagai Bioindikator Kualitas Perairan di Pulau Dompak. Jurnal Aquatic. Maritime Raja Ali Haji University. FIKP.

Payne, A. I. 1986. The Ecology of Tropical Lakes and Rivers. John Wiley & Sons. New York. Hlm. 75-79, 90-91.

Pemerintah Kota Malang. 2010. Informasi Laporan Penyelenggaraan Pemerintah Daerah (ILPPD) Kota Malang tahun 2010 (Online). www.pemerintah.malangkota.go.id/illpd_2010.PDF. Diakses tanggal 14 Februari 2015.

Pemerintah Provinsi Jawa Timur. 2008. Peraturan Daerah Provinsi Jawa Timur Nomor 82 Tahun 2001 Tentang Pengelolaan Kualitas Air Dan Pengendalian Pencemaran Air Di Provinsi Jawa Timur. Dok. Informasi Hukum - JDIH Biro Hukum Setda Prop Jatim/2001

Pemerintah Provinsi Jawa Timur. 2008. Peraturan Daerah Provinsi Jawa Timur Nomor 2 Tahun 2008 Tentang Pengelolaan Kualitas Air Dan


(18)

Pengendalian Pencemaran Air Di Provinsi Jawa Timur. Dok. Informasi Hukum - JDIH Biro Hukum Setda Prop Jatim/2008

Pennak, R. W. 1978. Freshwater Invertebrates of the United States second ed. John Wiley and Sons Inc. New York.

Rachmawati, I. 2013. Inventarisasi Keanekaragaman Makrozoobenthos di Daerah Aliran Sungai Brantas Kecamatan Ngoro Mojokerto sebagai Sumber Belajar Biologi SMA Kelas X. Skripsi tidak diterbitkan. Malang: FKIP UMM.

Romimohtarto, K dan Juwana, S. 2001. Biologi Laut: Ilmu Pengetahuan Tentang Biologi Laut. Jakarta: Djambatan.

Supriharjono. 2000. Pelestarian dan Pengelolahan Sumber Daya Alam Wilayah Tropis. Jakarta: Gramedia.

Susanto, P. 2000. Pengantar Ekologi Hewan. Jakarta: Departemen Pendidikan Nasional.

Suwondo, Febrita E, Dessy, Almunari, M. 1978. Kualitas Biologi Perairan Sungai Sanepalan, sago dan Sail di Kota Pekan Baru berdasarkan Bioindikator Plankton dan benthos. Jurnal BIOGENESIS. Vol.1(1): 15-20. FKIP Biologi. Universitas Riau.

Turnasih. 2013. Pengembangan Hand out Berbasis Pendidikan Karakter pada Materi Pencemaran Lingkungan untuk Siswa SMA/MA Kelas X Berdasarkan Standar Isi. Skripsi tidak diterbitkan. Yogyakarta: Fakultas Sains dan Teknologi UIN Sunan Kalijaga.


(19)

Wijayanti, Henni. 2007. Kajian Kualitas Perairan Kota Bandar Lampung Berdasarkan Komunitas Hewan Makrobentos. Semarang: Universitas diponegoro.

Winarni, N.L. 2005. Analisa Sederhana dalam Ekologi Hidupan Liar. Makalah disajikan pada Penelitian Survei Biodiversitas, Way Canguk, 2005. Wright, J. B. 1984. Oseanography:Unit 10 The Benthic System. The Open


(20)

1 BAB 1 PENDAHULUAN

1.1Latar Belakang

Air merupakan unsur penting bagi kehidupan makhluk hidup baik manusia, flora, fauna maupun makhluk hidup yang lain. Makhluk hidup memerlukan air tidak hanya sebagai zat makan untuk memenuhi hidup namun juga untuk kepentingan lainnya. Menurut Odum (1994), karena air mempunyai peran yang sangat penting bagi kehidupan dan merupakan bagian terbesar yang menyusun protoplasma, oleh karena itu dapat dikatakan bahwa semua kehidupan adalah akuatik. Penyediaan air untuk kehidupan di bumi mengikuti siklus hidrologi secara terus menerus dan secara alami. Melalui siklus ini, suplai air yang tersedia bagi mahkluk hidup dapat diperoleh dari dua sumber, yaitu air permukaan dan air tanah. Sungai merupakan salah satu contoh dari air permukaan.

Lingkungan sugai beserta daerah aliran sungainya sejak dahulu telah mengalami tekanan karena pertumbuhan ekonomi dan merupakan pusat berkembangnya peradaban masyarakat. Meningkatnya jumlah penduduk dengan kegiatannya yang semakin meningkat, telah melampaui daya dukung lingkungan, sehingga berdampak langsung terhadap kerusakan pada aspek biofisik maupun kualitas air. Menurut Laporan Status Lingkungan Hidup Indonesia (2010) gejala kerusakan lingkungan telah nampak pada sebagian besar sungai, termasuk sungai besar (11 sungai prioritas) di Indonesia yang salah satunya adalah sungai brantas.

Menurut Laporan Status Lingkungan Hidup Indonesia (2010) di Indonesia terdapat 5.590 sungai utama dan sekitar 65.017 anak sungai. Peran sungai selain


(21)

2

berperan secara hidrologis, juga berperan dalam memelihara potensi keanekaragaman hayati, nilai ekonomi, budidaya, transportasi, pariwisata dan lain-lain. Semua fungsi-fungsi tersebut akan dapat dipenuhi dengan baik apabila kondisi kuantitas dan kualitas air memenuhi persyaratan kebutuhan. Saat ini kondisi kuantitas (debit) sebagian sungai sangat fluktuatif antara musim kemarau dan hujan, banjir pada musim hujan dan kekeringan pada musim kemarau. Selain itu kualitas air pada sebagian besar sungai juga sudah mengalami pencemaran akibat tekanan beban pencemaran dari berbagai sumber. Menurut Laporan Status Lingkungan Hidup Indonesia (2012) kualitas air di Indonesia cenderung menurun walaupun laju pencemarannya cenderung berkurang. Penyebab penurunan kuantitas dan kualitas air sungai antara lain erosi di lahan kritis, limbah domestik, pertanian, perdagangan, rumah sakit, industri dan sebagainya. Penurunan kuantitas dan kualitas air sungai selain disebabkan oleh pertumbuhan penduduk dan aktivitas ekonomi, juga disebabkan oleh kurangnya kesadaran masyarakat serta kurang efektifnya upaya yang selama ini sudah berjalan.

Kualitas air sungai di Kota Malang memperlihatkan kondisi yang mengkhawatirkan, salah satunya sungai coban badek yang merupakan cabang dari sungai Brantas yang berada di Kota Malang. Hasil penelitian Badan Lingkungan Hidup Kota Malang menunjukkan kualitas air sungai ini masuk dalam golongan kelas tiga (Wasana Putri 2012 dalam redaksi koran sindo, 2011). Menurut Peraturan Pemerintah Nomor 2 Tahun 2008 tentang Pengelolaan Kualitas Air dan Pengendalian Pencemaran Air, kualitas air golongan kelas tiga termasuk golongan air yang sudah tidak bisa dikonsumsi manusia dan hanya bisa digunakan untuk


(22)

3

usaha pembudidayaan ikan air tawar, peternakan, pertanian, dan atau peruntukan lain yang mempersyaratkan mutu air yang sama dengan kegunaan tersebut.

Penurunan kenanekaragaman jenis makhluk hidup mempengaruhi kekayaan sumber daya alam atau SDA yang ada. Berubahnya kualitas suatu perairan dari batas normalnya akan berdampak terhadap jumlah komunitas dan keanekaragaman jenis makhluk hidup yang ada di dalamnya. Menurut Romimohtarto dan Juwana (2001) berubahnya kualitas suatu perairan berpengaruh terhadap biota yang hidup di dasarnya, diantaranya adalah Makrozoobenthos. Makrozoobenthos terdistribusi di seluruh badan sungai mulai dari hulu sampai ke hilir dan hidup menetap dengan waktu yang relatif lama. Komposisi dan struktur komunitas Makrozoobenthos ditentukan oleh lingkungannya. Dilihat dari peranannya dalam ekosistem sungai, hewan bentos mempunyai peranan dalam proses dekomposisi dan mineralisasi material organik di dalam perairan, serta menduduki beberapa tingkatan tropik dalam rantai makanan (Odum, 1994). Oleh karena itu, hewan ini memiliki peran yang cukup penting dalam stabilitas ekosistem sungai.

Makrozoobenthos merupakan hewan bentik dan merupakan organisme dasar perairan, mempunyai habitat yang relatif tetap, sehingga apabila lingkungan hidupnya berada di bawah suatu tekanan maka keanekaragaman jenis organismenya akan menurun pada komunitas yang ada. Menurut Susanto (2000) kehidupan organisme bentik dipengaruhi oleh kondisi lingkungannya baik fisik, kimia maupun biologi (suhu, salinitas, pH, tekstur sedimen dan kandungan bahan organik pada sedimen). Perubahan kualitas air yang meliputi perubahan faktor fisika-kimia dan substrat hidupnya sangat mempengaruhi kepadatan dan keanekaragaman Makrozoobenthos. Kepadatan dan keanekaragaman hewan ini


(23)

4

sangat bergantung pada toleransi dan sensitifitasnya terhadap perubahan lingkungan. Makrozoobenthos memiliki kisaran yang berbeda-beda terhadap lingkungannya.

Menurut Suwondo, Febrita, Dessy, Almunari (1978) sungai sebagai suatu ekosistem, tersusun dari komponen biotik dan abiotik yang membentuk suatu jalinan fungsional yang saling mempengaruhi sehingga membentuk suatu aliran energi yang dapat mendukung stabilitas ekosistem sungai tersebut. Komponen biotik terdiri atas semua makhluk hidup yang berada dalam sungai tersebut baik flora, fauna maupun jenis makhluk hidup lainnya, seperti halnya Makrozoobenthos. Komponen abiotik sungai merupakan habitat makhluk hidup tersebut dengan karakter fisika dan kimia di dalamnya. Faktor fisika-kimia dari komponen abiotik sungai mempengaruhi kepadatan dan keanekaragaman Makrozoobenthos di dalamnya.

Faktor fisika-kimia sungai memiliki hubungan yang erat terhadap keanekaragaman makrozoobentos di dalamnya. Menurut Pakpahan, Efrizal dan Zen (2011), faktor kimia DO dan kadar organik substrat berkorelasi searah terhadap keanekaragaman makrozoobentos yang artinya semakin tinggi DO dan kandungan organik subtrat maka semakin tinggi pula keanekaragaman Makrozoobenthos. Parameter suhu, kekeruhan, salinitas, pH dan kecepatan arus berkorelasi berlawanan terhadap keanekaragaman Makrozoobenthos yang artinya semakin tinggi nilai suhu, kekeruhan, salinitas, pH dan kecepatan arus maka semakin rendah keanekaragaman Makrozoobenthosnya.

Kota Malang merupakan kota yang memiliki pertumbuhan ekonomi yang cukup baik dan mengalami kenaikan. Menurut Informasi Laporan Penyelenggaraan


(24)

5

Pemerintah Daerah (ILPPD) Kota Malang tahun 2010, pertumbuhan ekonomi Kota Malang pada tahun 2009 sebesar 4,9% dan pada tahun 2010 sebesar 6,52%. Pertumbuhan ini didukung oleh berbagai sektor diantaranya sektor bangunan 9,41%; jasa-jasa 8,58%; perdagangan, hotel dan restoran 8,22%; keuangan, persewaan dan jasa perusahaan 7,77%. Menurut Kristanto (2013), semakin meningkatnya perkembangan sektor industri dan transportasi, maka semakin meningkat pula limbah yang mengandung bahan pencemar yang dibuang ke sungai atau laut, udara dan permukaan tanah sehingga dapat menimbulkan tekanan terhadap lingkungan dan menimbulkan perubahan lingkungan seperti halnya terjadinya perubahan sifat lingkungan abiotik suatu ekosistem. Perubahan lingkungan abiotik ini dapat digambarkan dari perubahan komponen fisika-kimianya, sehingga apabila limbah yang mengandung bahan pencemar dibuang ke sungai maka akan berdampak terhadap perubahan sifat fisika-kimia sungai dan berdampak pula terhadap keanekaragaman hayati di dalamnya seperti halnya keanekaragaman Makrozoobenthos.

Sungai merupakan kesatuan ekosistem alami dari hulu ke hilir beserta kekayaan sumberdaya alami dan sumberdaya buatan merupakan karunia Tuhan Yang Maha Esa kepada bangsa Indonesia. Karunia tersebut perlu disyukuri, dilindungi, dan dijaga dengan sebaik-baiknya. Makrozoobenthos pun harus dipandang sebagai anugrah dari Tuhan Yang Maha Esa berupa keanekaragaman hayati yang harus dijaga (Husamah, 2014). Sejalan dengan perkembangan dunia pendidikan dalam tuntutan perkembangan kurikulum tahun 2013 SMA yang menggunakan pendekatan saintifik, maka perlu sumber belajar kontekstual yang bersumber dari lingkungan sekitar peserta didik. Pengembangan sumber belajar


(25)

6

tersebut perlu pula dilakukan pada mata pelajaran keanekaragaman hayati. Sumber belajar yang berdasarkan penelitian akan bersifat lebih kontekstual, lebih dalam, dan lebih menarik karena berdasarkan fakta yang terbukti secara ilmiah. Oleh karena itu hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi sumber belajar dalam bentuk artikel ilmiah atau jurnal penelitian untuk materi keanekaragaman hayati

Makrozoobenthos sungai. Sumber belajar keanekaragaman hayati

Makrozoobenthos sungai diharapkan dapat meningkatkan motivasi, kompetensi, dan prestasi belajar peserta didik.

Berdasarkan latar belakang di atas maka penulis mengangkat judul

“Keanekaragaman Makrozoobenthos di Sungai Brantas Malang sebagai

Sumber Belajar Keanekaragaman Hayati SMA Kelas X”

1.2Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah dikemukakan, maka rumusan masalah yang akan diungkap dalam penelitian ini adalah sebagai berikut.

1. Spesies-spesies Makrozoobenthos apa sajakah yang terdapat pada stasiun I, stasiun II, Stasiun III, dan stasiun IV di sungai Brantas Malang?

2. Bagaimanakah indeks keanekaragaman Makrozoobenthos yang ditemukan

pada stasiun I, stasiun II, Stasiun III, dan stasiun IV di sungai Brantas Malang?

3. Bagaimanakah indeks kemerataan Makrozoobenthos yang ditemukan pada


(26)

7

4. Bagaimanakah indeks kelimpahan relatif Makrozoobenthos yang ditemukan

pada stasiun I, stasiun II, Stasiun III, dan stasiun IV di sungai Brantas Malang?

5. Bagaimanakah hasil penelitian keanekaragaman Makrozoobenthos di

Sungai Brantas Malang ini menjadi sumber belajar keanekaragaman hayati SMA kelas X?

1.3Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka didapatkan tujuan penelitian sebagai berikut.

1. Mengungkap jenis-jenis Makrozoobenthos apa sajakah yang terdapat pada

stasiun I, stasiun II, Stasiun III, dan stasiun IV di sungai Brantas Malang. 2. Menganalisis indeks keanekaragaman Makrozoobenthos yang ditemukan

pada stasiun I, stasiun II, Stasiun III, dan stasiun IV di sungai Brantas Malang.

3. Menganalisis indeks kemerataan Makrozoobenthos yang ditemukan pada stasiun I, stasiun II, Stasiun III, dan stasiun IV di sungai Brantas Malang.

4. Menganalisis indeks kelimpahan relatif Makrozoobenthos yang ditemukan

pada stasiun I, stasiun II, Stasiun III, dan stasiun IV di sungai Brantas Malang.

5. Membuat sumber belajar berupa jurnal penelitian yang dapat digunakan dalam materi keanekaragaman hayati di SMA kelas X berbasis hasil penelitian tentang keanekaragaman Makrozoobenthos di Sungai Brantas Kota Malang.


(27)

8

1.4Manfaat Penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan dapat mencapai beberapa kegunaan, diantaranya.

1. Teoritis

Hasil penelitian ini memberi kontribusi terhadap pengembangan ilmu, yaitu Keanekaragaman Hayati dan khususnya Keanekaragaman Hayati Hewan Akuatik. Hasil penelitian ini dapat dimanfaatkan sebagai referensi ilmiah bagi penelitian selanjutnya atau menjadi dasar pijakan bagi penelitian yang lebih mendalam berkenaan dengan Makrozoobenthos di sungai Brantas Malang.

2. Praktis a. Bagi Peneliti

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi terkait

keanekaragaman Makrozoobenthos di Sungai Brantas Malang yang merupakan kawasan industri. Peneliti ini juga dapat menunjukkan kepada masyarakat bahwa bahaya pencemaran air sungai berdampak buruk terhadap makhluk hidup yang berada di sekitarnya, selain itu juga dapat menumbuhkan rasa cinta masyarakat terhadap lingkungan hidup di sekitarnya.

b. Bagi Pendidikan

Manfaat penelitian ini dalam bidang pendidikan khusunya pada mata pelajaran biologi materi keanekaragaman hayati untuk SMA kelas X Semester Ganjil dalam KI.KD 3.2 dan 4.2 adalah sebagai sumber belajar yang berupa jurnal


(28)

9

penelitian keanekaragaman Makrozoobenthos sungai dan faktor-faktor yang mempengaruhi keanekaragaman Makrozoobenthos pada sungai.

c. Bagi Masyarakat

Penelitian ini dapat memberikan informasi kepada masyarakat khusunya yang bermukim di sekitar aliran Sungai Brantas Kota Malang tentang kondisi sungai agar masyarakat dan pihak-pihak yang menyalahgunakan fungsi sungai lebih menjaga kelestarian lingkungan dan kualitas air sungai.

1.5Batasan Penelitian

Batasan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut.

1. Daerah pengamatan difokuskan pada 4 stasiun yang ditetapkan, yaitu aliran sungai Brantas di Kelurahan Klojen sebagai aliran sungai yang belum melewati kawasan industri, aliran sungai Brantas di Kelurahan Ciptomulyo sebagai aliran sungai yang tepat melewati kawasan industri, aliran sungai Brantas di Kelurahan Gadang sebagai aliran sungai setelah melewati kawasan industri, dan aliran sungai Brantas di Kelurahan Kendalpayak sebagai aliran sungai di luar Kotamadya.

2. Ukuran transek pengambilan sampel berdasarkan lebar genangan air sungai pada lokasi penelitian.

3. Pengambilan sampel dilakukan dalam satu hari.

4. Pengambilan sampel Makrozoobenthos hanya pada hewan benthos yang


(29)

10

5. Pengukuran struktur komunitas Makrozoobenthos meliputi indeks

keanekaragaman jenis, indeks kemerataan jenis, dan indeks kelimpahan relatif Makrozoobenthos.

6. Pengukuran faktor-fisika-kimia sungai yang digunakan sebagai data pendukung penelitian ini meliputi (suhu, kedalaman, kecepatan arus, kekeruhan, pH, DO, COD, dan BOD)

7. Sumber belajar yang dibuat sebagai bentuk hasil penelitian adalah berupa jurnal biodiversitas untuk SMA Kelas X.

1.6Definisi Istilah

Untuk mengetahui adanya perbedaan pengertian dalam penelitian ini maka perlu diberikan penjelasan tentang beberapa istilah, yaitu sebagai berikut.

1. Keanekaragaman spesies adalah jumlah spesies yang beragam yang hidup disuatu lokasi tertentu.

2. Makrozoobentos adalah seluruh organisme tidak bertulang belakang yang berada pada dasar perairan, baik dasar perairan yang dangkal maupun dasar perairan yang dalam (Welch, 1995 dalam Wijayanti, 2007). Makrozoobenthos merupakan kelompok hewan benthos yang ukuran tubuhnya lebih besar dari 1,0 mm.

3. Sumber belajar adalah semua hal baik berupa data, orang, dan wujud tertentu yang digunakan sebagai tempat dimana informasi/pesan/materi belajar dapat diperoleh dan dapat digunakan oleh peserta didik dalam belajar, baik secara terpisah maupun secara terkombinasi sehingga mempermudah peserta didik dalam mencapai tujuan belajar atau mencapai kompetensi tertentu.


(1)

Pemerintah Daerah (ILPPD) Kota Malang tahun 2010, pertumbuhan ekonomi Kota Malang pada tahun 2009 sebesar 4,9% dan pada tahun 2010 sebesar 6,52%. Pertumbuhan ini didukung oleh berbagai sektor diantaranya sektor bangunan 9,41%; jasa-jasa 8,58%; perdagangan, hotel dan restoran 8,22%; keuangan, persewaan dan jasa perusahaan 7,77%. Menurut Kristanto (2013), semakin meningkatnya perkembangan sektor industri dan transportasi, maka semakin meningkat pula limbah yang mengandung bahan pencemar yang dibuang ke sungai atau laut, udara dan permukaan tanah sehingga dapat menimbulkan tekanan terhadap lingkungan dan menimbulkan perubahan lingkungan seperti halnya terjadinya perubahan sifat lingkungan abiotik suatu ekosistem. Perubahan lingkungan abiotik ini dapat digambarkan dari perubahan komponen fisika-kimianya, sehingga apabila limbah yang mengandung bahan pencemar dibuang ke sungai maka akan berdampak terhadap perubahan sifat fisika-kimia sungai dan berdampak pula terhadap keanekaragaman hayati di dalamnya seperti halnya keanekaragaman Makrozoobenthos.

Sungai merupakan kesatuan ekosistem alami dari hulu ke hilir beserta kekayaan sumberdaya alami dan sumberdaya buatan merupakan karunia Tuhan Yang Maha Esa kepada bangsa Indonesia. Karunia tersebut perlu disyukuri, dilindungi, dan dijaga dengan sebaik-baiknya. Makrozoobenthos pun harus dipandang sebagai anugrah dari Tuhan Yang Maha Esa berupa keanekaragaman hayati yang harus dijaga (Husamah, 2014). Sejalan dengan perkembangan dunia pendidikan dalam tuntutan perkembangan kurikulum tahun 2013 SMA yang menggunakan pendekatan saintifik, maka perlu sumber belajar kontekstual yang bersumber dari lingkungan sekitar peserta didik. Pengembangan sumber belajar


(2)

tersebut perlu pula dilakukan pada mata pelajaran keanekaragaman hayati. Sumber belajar yang berdasarkan penelitian akan bersifat lebih kontekstual, lebih dalam, dan lebih menarik karena berdasarkan fakta yang terbukti secara ilmiah. Oleh karena itu hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi sumber belajar dalam bentuk artikel ilmiah atau jurnal penelitian untuk materi keanekaragaman hayati Makrozoobenthos sungai. Sumber belajar keanekaragaman hayati Makrozoobenthos sungai diharapkan dapat meningkatkan motivasi, kompetensi, dan prestasi belajar peserta didik.

Berdasarkan latar belakang di atas maka penulis mengangkat judul

“Keanekaragaman Makrozoobenthos di Sungai Brantas Malang sebagai

Sumber Belajar Keanekaragaman Hayati SMA Kelas X”

1.2Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah dikemukakan, maka rumusan masalah yang akan diungkap dalam penelitian ini adalah sebagai berikut.

1. Spesies-spesies Makrozoobenthos apa sajakah yang terdapat pada stasiun I, stasiun II, Stasiun III, dan stasiun IV di sungai Brantas Malang?

2. Bagaimanakah indeks keanekaragaman Makrozoobenthos yang ditemukan pada stasiun I, stasiun II, Stasiun III, dan stasiun IV di sungai Brantas Malang?

3. Bagaimanakah indeks kemerataan Makrozoobenthos yang ditemukan pada stasiun I, stasiun II, Stasiun III, dan stasiun IV di sungai Brantas Malang?


(3)

4. Bagaimanakah indeks kelimpahan relatif Makrozoobenthos yang ditemukan pada stasiun I, stasiun II, Stasiun III, dan stasiun IV di sungai Brantas Malang?

5. Bagaimanakah hasil penelitian keanekaragaman Makrozoobenthos di Sungai Brantas Malang ini menjadi sumber belajar keanekaragaman hayati SMA kelas X?

1.3Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka didapatkan tujuan penelitian sebagai berikut.

1. Mengungkap jenis-jenis Makrozoobenthos apa sajakah yang terdapat pada stasiun I, stasiun II, Stasiun III, dan stasiun IV di sungai Brantas Malang. 2. Menganalisis indeks keanekaragaman Makrozoobenthos yang ditemukan

pada stasiun I, stasiun II, Stasiun III, dan stasiun IV di sungai Brantas Malang.

3. Menganalisis indeks kemerataan Makrozoobenthos yang ditemukan pada stasiun I, stasiun II, Stasiun III, dan stasiun IV di sungai Brantas Malang. 4. Menganalisis indeks kelimpahan relatif Makrozoobenthos yang ditemukan

pada stasiun I, stasiun II, Stasiun III, dan stasiun IV di sungai Brantas Malang.

5. Membuat sumber belajar berupa jurnal penelitian yang dapat digunakan dalam materi keanekaragaman hayati di SMA kelas X berbasis hasil penelitian tentang keanekaragaman Makrozoobenthos di Sungai Brantas Kota Malang.


(4)

1.4Manfaat Penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan dapat mencapai beberapa kegunaan, diantaranya.

1. Teoritis

Hasil penelitian ini memberi kontribusi terhadap pengembangan ilmu, yaitu Keanekaragaman Hayati dan khususnya Keanekaragaman Hayati Hewan Akuatik. Hasil penelitian ini dapat dimanfaatkan sebagai referensi ilmiah bagi penelitian selanjutnya atau menjadi dasar pijakan bagi penelitian yang lebih mendalam berkenaan dengan Makrozoobenthos di sungai Brantas Malang.

2. Praktis a. Bagi Peneliti

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi terkait keanekaragaman Makrozoobenthos di Sungai Brantas Malang yang merupakan kawasan industri. Peneliti ini juga dapat menunjukkan kepada masyarakat bahwa bahaya pencemaran air sungai berdampak buruk terhadap makhluk hidup yang berada di sekitarnya, selain itu juga dapat menumbuhkan rasa cinta masyarakat terhadap lingkungan hidup di sekitarnya.

b. Bagi Pendidikan

Manfaat penelitian ini dalam bidang pendidikan khusunya pada mata pelajaran biologi materi keanekaragaman hayati untuk SMA kelas X Semester Ganjil dalam KI.KD 3.2 dan 4.2 adalah sebagai sumber belajar yang berupa jurnal


(5)

penelitian keanekaragaman Makrozoobenthos sungai dan faktor-faktor yang mempengaruhi keanekaragaman Makrozoobenthos pada sungai.

c. Bagi Masyarakat

Penelitian ini dapat memberikan informasi kepada masyarakat khusunya yang bermukim di sekitar aliran Sungai Brantas Kota Malang tentang kondisi sungai agar masyarakat dan pihak-pihak yang menyalahgunakan fungsi sungai lebih menjaga kelestarian lingkungan dan kualitas air sungai.

1.5Batasan Penelitian

Batasan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut.

1. Daerah pengamatan difokuskan pada 4 stasiun yang ditetapkan, yaitu aliran sungai Brantas di Kelurahan Klojen sebagai aliran sungai yang belum melewati kawasan industri, aliran sungai Brantas di Kelurahan Ciptomulyo sebagai aliran sungai yang tepat melewati kawasan industri, aliran sungai Brantas di Kelurahan Gadang sebagai aliran sungai setelah melewati kawasan industri, dan aliran sungai Brantas di Kelurahan Kendalpayak sebagai aliran sungai di luar Kotamadya.

2. Ukuran transek pengambilan sampel berdasarkan lebar genangan air sungai pada lokasi penelitian.

3. Pengambilan sampel dilakukan dalam satu hari.

4. Pengambilan sampel Makrozoobenthos hanya pada hewan benthos yang berukuran ˃ 1mm.


(6)

5. Pengukuran struktur komunitas Makrozoobenthos meliputi indeks keanekaragaman jenis, indeks kemerataan jenis, dan indeks kelimpahan relatif Makrozoobenthos.

6. Pengukuran faktor-fisika-kimia sungai yang digunakan sebagai data pendukung penelitian ini meliputi (suhu, kedalaman, kecepatan arus, kekeruhan, pH, DO, COD, dan BOD)

7. Sumber belajar yang dibuat sebagai bentuk hasil penelitian adalah berupa jurnal biodiversitas untuk SMA Kelas X.

1.6Definisi Istilah

Untuk mengetahui adanya perbedaan pengertian dalam penelitian ini maka perlu diberikan penjelasan tentang beberapa istilah, yaitu sebagai berikut.

1. Keanekaragaman spesies adalah jumlah spesies yang beragam yang hidup disuatu lokasi tertentu.

2. Makrozoobentos adalah seluruh organisme tidak bertulang belakang yang berada pada dasar perairan, baik dasar perairan yang dangkal maupun dasar perairan yang dalam (Welch, 1995 dalam Wijayanti, 2007). Makrozoobenthos merupakan kelompok hewan benthos yang ukuran tubuhnya lebih besar dari 1,0 mm.

3. Sumber belajar adalah semua hal baik berupa data, orang, dan wujud tertentu yang digunakan sebagai tempat dimana informasi/pesan/materi belajar dapat diperoleh dan dapat digunakan oleh peserta didik dalam belajar, baik secara terpisah maupun secara terkombinasi sehingga mempermudah peserta didik dalam mencapai tujuan belajar atau mencapai kompetensi tertentu.