ANALISIS KEANEKARAGAMAN SEMUT DI DAERAH PEMUKIMAN DAERAH ALIRAN SUNGAI (DAS) BRANTAS HULU DUSUN WUKIR SEBAGAI SUMBER BELAJAR BIOLOGI SMA KELAS X

(1)

i

ANALISIS KEANEKARAGAMAN SEMUT DI DAERAH PEMUKIMAN DAERAH ALIRAN SUNGAI (DAS) BRANTAS HULU DUSUN WUKIR

SEBAGAI SUMBER BELAJAR BIOLOGI SMA KELAS X

SKRIPSI

DISUSUN OLEH :

DWI SEPTI NINGSIH 201010070311064

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI

JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG 2014


(2)

ii

ANALISIS KEANEKARAGAMAN SEMUT DI DAERAH PEMUKIMAN DAERAH ALIRAN SUNGAI (DAS) BRANTAS HULU DUSUN WUKIR

SEBAGAI SUMBER BELAJAR BIOLOGI SMA KELAS X SKRIPSI

Diajukan kepada Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Muhammadiyah Malang Untuk Memenuhi

Sebagai Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Biologi

DISUSUN OLEH :

DWI SEPTI NINGSIH 201010070311064

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI

JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG 2014


(3)

iii

LEMBAR PERSETUJUAN

Nama : Dwi Septi Ningsih

Nim : 201010070311064

Jurusan : Pendidikan Biologi

Fakultas : Keguruan dan Ilmu Pendidikan

Judul Skripsi : Analisis Keanekaragaman Semut di Daerah Pemukiman Daerah Aliran Sungai (DAS) Brantas Hulu Dusun Wukir Sebagai Sumber Belajar Biologi SMA Kelas X

Diajukan untuk Dipertanggung Jawabkan di hadapan Dewan Penguji Guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikam Strata Satu ( S1 )

Pada Jurusan Pendidikan Biologi Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan

Universitas Muhammadiyah Malang

Menyetujui,

Pembimbing I, Pembimbing II,


(4)

iv

SURAT PERNYATAAN

Nama : Dwi Septi Ningsih

Tempat/tgl Lahir : Banyuwangi, 02 September 1991

NIM : 201010070311064

Fakultas/ Jurusan : KIP/ Pendidikan Biologi

Menyatakan bahwa skripsi saya berjudul “Analisis Keanekaragaman Semut di Daerah Pemukiman Daerah Aliran Sungai (DAS) Brantas Hulu Dusun Wukir Sebagai Sumber Belajar Biologi SMA Kelas X” adalah bukan skripsi orang lain baik sebagian maupun keseluruhan, kecuali dalam bentuk kutipan yang telah disebutkan sumbernya.

Demikian surat pernyataan ini dibuat dengan sebenar-benarnya dan apabila pernyataan ini tidak benar saya bersedia mendapatkan sanksi akademik.

Malang, 01 September 2014 Yang menyatakan,

(Dwi Septi Ningsih)

Mengetahui,

Pembimbing I, Pembimbing II,


(5)

v

LEMBAR PENGESAHAN

Dipertahankan di Depan Dewan Penguji Skripsi Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan

Universitas Muhammadiyah Malang dan Diterima untuk Memenuhi

Sebagian dari Persyaratan

Memperoleh Gelar Sarjana (S1) Pendidikan Biologi Mengesahkan

Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Muhammadiyah Malang

Malang, 01 September 2014 Dekan


(6)

vi

MOTTO DAN PERSEMBAHAN

Sesungguhnya dalam penciptaan langit dan bumi dan silih ber-gantinya malam dan siang, terdapat tanda-tanda bagi orang-orang yang berakal, (yaitu) orang-orang yang mengingat Allah sambil berdiri atau duduk atau dalam keadaan berbaring, dan mereka memikirkan penciptaan langit dan bumi (seraya berkata): “Ya Tuhan kami,

tiadalah Engkau menciptakan ini dengan sia-sia. Mahasuci Engkau. Maka, peliharalah kami dari siksa neraka.” (QS. Ali 'Imran, 3: 190-191)

Kupersembahkan karya yang telah kuperjuangkan Dengan percikan keikhlasan, kesabaran, perasaan,

keringat, dan tetesan air mata ini kepada :

Ayahanda Marli. dan Ibunda Musidah

Kakakku Jaini, Darmawan, Tutik Priyatin beserta keluarga dan Edo Budi Handoko

Terima kasih untuk setiap tetes kasih sayang yang tak henti tercurah untukku.


(7)

vii

KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT, karena atas rahmat dan hidayah-Nya kami dapat menyelesaikan proposal skripsi yang berjudul “Analisis Keanekaragaman Semut di Daerah Pemukiman Daerah Aliran Sungai (DAS) Brantas Hulu Dusun Wukir Sebagai Sumber Belajar Biologi SMA Kelas X”. Penyusunan skripsi ini tentu tidak lepas dari bantuan berbagai pihak. Oleh sebab itu, pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada yang terhormat:

1. Bapak Dr. Poncojari Wahyono, M.Kes. selaku Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Muhammadiyah Malang.

2. Ibu Dr. Yuni Pantiwati, MM, M.Pd selaku ketua jurusan Pendidikan Biologi Universitas Muhammadiyah Malang dan segenap dosen jurusan Pendidikan Biologi Universitas Muhammadiyah Malang.

3. Bapak Drs. Abdulkadir Rahardjanto, M.Si dan Ibu Dra. Roimil Latifah, M.Si., MM selaku pembimbing I dan pembimbing II yang telah meluangkan waktu untuk memberikan bimbingan, petunjuk serta saran yang sangat berharga dalam penyusunan skripsi ini dan dengan penuh kesabaran memberikan bimbingan kepada penulis sampai skripsi ini dapat terselesaikan dengan baik.

4. Bapak Dr. Suputa selaku Kepala Laboratorium Entomologi Dasar Fakultas Pertanian Universitas Gadjah Mada yang telah memberikan arahan dalam mengidentifikasi hasil penelitian penulis.


(8)

viii

5. Semua pihak yang tidak dapat saya sebutkan satu persatu, terimakasih atas do’a dan dukungannya.

Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari sempurna, oleh karena itu kritik dan saran sangat penulis harapkan demi kesempurnaan skripsi ini. Semoga skripsi ini bermanfaat bagi penulis khususnya dan pembaca pada umumnya.

Malang, 01 September 2014


(9)

ix ABSTRAK

Analisis Keanekaragaman Semut Di Daerah Pemukiman Daerah Aliran Sungai (DAS) Brantas Hulu Dusun Wukir Sebagai Sumber Belajar Biologi

SMA Kelas X

Oleh: Dwi Septi Ningsih (201010070311064)

Semut merupakan serangga yang tergolong dalam Bangsa Hymenoptera pada Suku Formicidae. Keanekaragaman Semut di dalam ekosistem diperkirakan mencapai 15.000 spesies yang tersebar di kepulauan maupun daratan yang luas. Fungsi Semut di dalam ekologi yaitu sebagai predator, pengurai dan dapat dijadikan sebagai indikator biologi terhadap perubahan lingkungan karena kondisi hidup Semut yang sensitif pada perubahan lingkungan. Aktivitas pengalihan fungsi lahan di Daerah Aliran Sungai (DAS) Brantas Hulu menjadi kawasan pemukiman dan pertanian berdampak terhadap perubahan struktur vegetasi dan komposisi spesies yang tumbuh, serta lapisan serasah yang terdapat di permukaaan tanah. Kondisi ini akan menyebabkan hilangnya habitat asli bagi Semut maupun hewan tanah lainnya dan akan mempengaruhi struktur komunitas Semut. Hasil penelitian akan dijadikan sebagai sumber belajar Biologi SMA Kelas X

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui jenis-jenis Semut, kelimpahan relatif, indeks keanekaragaman jenis, kemerataan, Indeks Nilai Penting (INP) serta untuk menampilkan hasil penelitian sebagai sumber belajar Biologi SMA Kelas X. Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian deskriptif kuantitatif. Penelitian ini dilaksanakan pada tanggal 13 -14 April 2014 pada saat pagi hari dan sore hari dengan menggunakan metode plot (kuadrat) dan metode Pittfall Trap. Data dikumpulkan dengan melakukan observasi dan identifikasi semua jenis Semut yang ada dan dihitung semua jumlah individu yang ditemukan.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa Semut yang didapatkan terdiri dari jenis Linepithema humile (Mayr), Dolichoderus sp., Paratrechina zanjensis, Anoplolepis gracilipes, Camponotus arrogans (F. Smith), Pheidole moerens, Odontomanchus sp., Odontoponera denticulata (F.Smith), Leptogenys sp., dan Pachycondyla sp. Kelimpahan relatif pada ketiga stasiun penelitian di dominasi jenis Pheidole moerens. Nilai indeks keanekaragaman jenis Shannon wiener (H’) berkisar antara 0,93-1,39 maka keanekaragaman jenis pada lokasi penelitian dalam kategori sedang sehingga tingkat kesuburan tanah di lokasi penelitian adalah sedang. Nilai Evennes (E) berkisar antara 0,52-0,96 yang berarti populasi relatif merata. Indeks Nilai Penting (INP) yang mendominasi yaitu pada jenis Pheidole moerens 1,187% dan pada jenis Odontoponera denticulata (F. Smith) 0,728%.

Kata Kunci: Keanekaragaman, Semut, DAS Brantas Hulu, Pemukiman .

Pembimbing I Penulis


(10)

x ABSTRAK

Analysis Diversity Ants of Settlement Watershed (DAS) Brantas Hulu Upstream Wukir Village as a Learning Resource of Biology Senior High

School Class X

By: Dwi Septi Ningsih (201010070311064)

Ants are insects belonging to the Ordo Hymenoptera of the Familia Formicidae. Ants in the ecological function, namely as predators, decomposers and can be used as biological indicators of environmental changes due to living conditions Ants are sensitive to environmental changes. Transfer of land use activities in the watershed (DAS) Brantas Upstream into residential areas and agricultural impact on vegetation structure and composition changes in growing species, as well as a layer of litter found on the ground surface. This condition will cause the loss of natural habitat for ants and other soil animals and will affect the structure of ant communities. The results of the study will serve as a source of learning in Senior High School of Biology class.

This study aims to determine the types of ants, species diversity index, fairness, Important Value Index (INP) and to display the results of the research as a source of learning in Senior High School of Biology class X. Research type applied is descriptive quantitative research. This study was conducted on 13 to 14 April 2014 during the morning and evening using the plot (squares) and method of Pittfall Trap. Data were collected by observation and identification of all types of ants which existing and counted all of the number of individuals found.

The results showed that the ants which obtained consisting of types

Linepithema humile (Mayr), Dolichoderus sp., Paratrechina zanjensis,

Anoplolepis gracilipes, Camponotus arrogans (F. Smith), Pheidole moerens, Odontomanchus sp., Odontoponera denticulata (F.Smith), Leptogenys sp., and Pachycondyla sp. Value of Shannon wiener diversity index (H ') ranged from 0.93 to 1.39 then the diversity of research sites in the medium category thus soil fertility levels at the study site was medium. Value Evenness Index (E’) ranged from 0.52 to 0.96 which means that the population is relatively evenly distributed. Important Value Index (INP) which dominates is the type of Pheidole moerens 1.187% and on the type of Odontoponera denticulata (F. Smith) 0.728%.

Key Words: Diversity, Ants, DAS Brantas Hulu, Settlement.

Supervisor I Researcher


(11)

xi DAFTAR ISI

HALAMAN SAMPUL LUAR ... i

HALAMAN SAMPUL DALAM ... ii

HALAMAN PERSETUJUAN ... iii

HALAMAN PENGESAHAN ... iv

HALAMAN PERNYATAAN ... v

MOTTO DAN PERSEMBAHAN ... vi

KATA PENGANTAR ... vii

ABSTRAK ... ix

DAFTAR ISI ... xi

DAFTAR TABEL ... xiii

DAFTAR GAMBAR ... xiv

DAFTAR LAMPIRAN ... xv

DAFTAR PUSTAKA ... xvi

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang ... 1

1.2 Rumusan masalah ... 4

1.3 Tujuan Penelitian ... 5

1.4 Manfaat penelitian ... 6

1.5 Batasan penelitian ... 7

1.6 Definisi Istilah ... 8

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 . Tinjauan Keanekaragaman Hayati ... 9

2.1.1 Keanekaragaman Spesies Fauna Tanah ... 10

2.1.2 Kemerataan (Evenness/equitability) Fauna Tanah ... 12

2.1.3 Kelimpahan Relatif (Relative Abundance)Fauna Tanah ... 13

2.2 Tinjauan Daerah Aliran Sungai (DAS)……. ... .. 16

2.2.1 Tinjauan Daerah Sungai (DAS) Secara Umum ... . 16

2.2.2 Tinjauan Daerah Aliran Sungai (DAS) Brantas ... 20

2.2.3. Tinjauan Daerah Aliran Sungai Brantas (DAS) Hulu Kota Batu 22 2.2.4. Rona Lingkungan Daerah Penelitian Kecamatan Junrejo Kota Batu ... 24

2.3 Tinjauan Umum Semut……. ... .. 27

2.3.1 Karakteristik Semut ... 27

2.3.2 Sistem Koloni Semut ... 32

2.3.3 Komunikasi Antar Semut ... 35

2.3.4 Klasifikasi Semut ... 37

2.3.5 Peranan Semut di dalam Ekosistem ... 44

2.4 Tinjauan Sumber Belajar……… . 45

2.4.1 Definisi Sumber Belajar ... 45

2.4.2 Macam-macam Sumber Belajar ... 47


(12)

xii

2.4.4 Definisi Media Pembelajaran ... 51

2.4.5 Macam-macam Media Pembelajaran ... 52

2.4.6 Media sebagai Sumber Belajar ... 54

2.4.7 Multimedia Berbasis Komputer ... 55

2.5 Kerangka Konsep………. 57

BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis Penelitian ... 58

3.2 Waktu dan Tempat Penelitian ... 58

3.2.1 Waktu ... 58

3.2.2 Tempat ... 59

3.3 Populasi dan Sampel ... 59

3.3.1 Populasi ... 59

3.3.2 Sampel ... 59

3.3.3 Teknik Sampling ... 59

3.4 Prosedur Penelitian ... 60

3.4.1 Tahap Persiapan ... 60

3.4.2 Tahap Pelaksanaan ... 60

3.5 Tahap Pengumpulan Data ... 65

3.5.1 Tahap Observasi ... 65

3.5.2 Tahap Identifikasi ... 65

3.5.3 Instrumen Pengambilan Data ... 66

3.6 Teknik Analisis Data ... 68

3.7 Penyusunan Sumber Belajar Biologi SMA Kelas X ... 68

BAB IVHASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Jenis Semut Hasil Identifikasi ... 70

4.2 Kelimpahan Relatif Semut ... 87

4.3 Indeks Keanekaragaman Jenis (H’) ... 89

4.4 Indeks Kemerataan (Evennes) Semut ... 96

4.5 Indeks Nilai Penting (INP) Semut ... 97

4.6 Perbedaan Rata-rata Jumlah Jenis Semut pada Tiga Stasiun Penelitian di Daerah Pemukiman Dusun Wukir DAS Brantas Hulu Kota Batu ... 101

4.7 Korelasi Antara Faktor Abiotik dengan Jumlah Jenis Semut... 104

4.8 Hasil Penelitian digunakan Sebagai Sumber Belajar ... 105

BAB VPENUTUP 5.1 Kesimpulan ... 111

5.2Saran ... 112


(13)

xiii

DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 Indeks Keanekaragaman Jenis Menurut Shannon Wiener ... 11 Tabel 2.2 Kriteria Nilai Indeks Keanekaragaman Jenis Berdasarkan

Shannon Wiener ... 12 Tabel 2.3 Kriteria Nilai Indeks Kemerataan ... 13 Tabel 2.4 Keadaan Topografi dan Letak Geografi ... 27 Tabel 4.1 Jenis Semut yang terkoleksi pada daerah Pemukiman dusun

Wukir DAS Brantas Hulu Kota Batu ... 70 Tabel 4.2 Pola Aktifitas hidup suku Formicidae pada daerah Pemukiman

Dusun Wukir DAS Brantas Hulu Kota Batu ... 73 Tabel 4.3 Kelimpahan Reatif Semut ... 87 Tabel 4.4 Indeks Keanekaragaman Jenis Semut pada 3 Stasiun Penelitian .. 89 Tabel 4.5 Indeks Kemerataan Suku Formicidae pada 3 Stasiun Penelitian .. 96 Tabel 4.6 Indeks Nilai Penting (INP) Semut pada 3 Stasiun Penelitian ... 98 Tabel 4.7 Hasil Anava 1 arah Jumlah Jenis Semut pada ketiga stasiun


(14)

xiv

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Komponen DAS ... 18

Gambar 2.2 Bentuk Koridor Sungai ... 19

Gambar 2.3 Peta Batas Wilayah Sungai Brantas ... 21

Gambar 2.4 Morfologi Semut……… 30

Gambar 2.5 Cerapachys sp ... 38

Gambar 2.6 Dolichoderus sp ... 40

Gambar 2.7 Leptomyrmex sp... 41

Gambar 2.8 Techomyrmex sp ... 41

Gambar 2.9 Tetraponera sp ... 42

Gambar 2.10 Bagan Kerangka Konsep………... 57

Gambar 3.1 Lokasi Penelitian di Daerah Pemukiman Dusun Wukir ……… 61

Gambar 3.2 Metode Plot Sementara Lokasi Stasiun Penelitian I………….. 62

Gambar 3.3 Metode Plot Sementara Lokasi Stasiun Penelitian II…………. 62

Gambar 3.4 Metode Plot Sementara Lokasi Stasiun Penelitian III………… 63

Gambar 3.5 Contoh Pemasangan Pitfall Trap………. 64

Gambar 4.1 Jumlah Individu Suku Formicidae yang diketemukan pada Stasiun penelitian I, II & III ……… 72

Gambar 4.2 Gambar hasil penelitian Linepithema humile ……… 75

Gambar 4.3 Gambar hasil penelitian Dolichoderus sp. ………. 76

Gambar 4.4 Gambar hasil penelitian Paratrechina zanjensis………. 78

Gambar 4.5 Gambar hasil penelitian Anoplolepis gracilipes……….. 79

Gambar 4.6 Gambar hasil penelitian Camponotus arrogans (F. Smith) ….. 80

Gambar 4.7 Gambar hasil penelitian Pheidole moerens………. 81

Gambar 4.8 Gambar hasil penelitian Odontomanchus sp. ………. 83

Gambar 4.9 Gambar hasil penelitian Odontoponera denticulata (F. Smith).. 84

Gambar 4.10 Gambar hasil penelitian Leptogenys sp. ……….. 85


(15)

xv

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1. Indeks Keanekaragaman Jenis Semut di Daerah Pemukiman Daerah Aliran Sungai (DAS) Brantas Hulu Dusun Wukir

Kecamatan Junrejo Kota Batu ... 120

Lampiran 2. Indeks Kemerataan Semut di Daerah Pemukiman Daerah Aliran Sungai (DAS) Brantas Hulu Dusun Wukir Kecamatan Junrejo Kota Batu ... 122

Lampiran 3. Indeks Nilai Penting (INP) Semut di Daerah Pemukiman Daerah Aliran Sungai (DAS) Brantas Hulu Dusun Wukir Kecamatan Junrejo Kota Batu ... 123

Lampiran 4. Data Hasil Analisis Varians Tunggal (One Way) ... 125

Lampiran 5. Analisis Data Korelasi ... 138

Lampiran 6. Hasil Analisis Kandungan C-Organik Tanah ... 140

Lampiran 7. Foto-foto Kegiatan Penelitian ... 140

Lampiran 8. Surat Keterangan Hasil Penelitian ... 144


(16)

xvi

DAFTAR PUSTAKA

Agosti, D., Majer, J. D., Schultz, T. R. 2000. Ants: Standard Methods for

Measuring and Monitoring Biodiversity. Washington: Smithsonian

Institution Pr.

Agus.Y. H. 2007. Keanekaragaman Collembola, Semut Dan Laba- Laba Pemukaan Tanah Pada Empat Tipe Penggunaan Lahan. Tesis tidak diterbitkan. Bogor: Institut Pertanian Bogor.

Amin, R. 2011. Analisis dan Perancangan Multimedia Interaktif Mewarnai Gambar. Naskah Publikasi. Yogyakarta: Jurusan Sistem Informasi Sekolah Tinggi Manajemen Informatika dan Komputer AMIKOM.

Andersen, A.N., Hoffmann, B.D., Muller, W. J., Griffiths, A.D. 2002. Using ants a bioindicators in land management: simplifying assessment of community respons. J Appli Ecol 39: 8-17.

Atmaja, W.R. 2003. Status Helopetis antomil sebagai hama pada beberapa tanaman perkebunan dan pengendaliannya. J Litbang Pertanian 22: 57-63. Atmojo, S. W. 2003. Peranan Bahan Organik Terhadap Kesuburan Tanah Dan Upaya Pengelolaannya. Pidato Pengukuhan Guru Besar Ilmu Kesuburan Tanah Fakultas Pertanian Universitas Sebelas Maret. Surakarta: Sebelas Maret University Press.

Bayer. E .S. 2010. Ant Identification Guide. Backed by Bayer.

Barbour, M.G .; Burk, J.H; Pitts, W.D. 1999. Terrestrial Plant Ecology. 3nd Edition. The Benjamin/Cummings Publishing Company, Inc. California. xii + 642pp.

BBWS Brantas. 2010. Pola Pengelolaan Sumber Daya Air Wilayah Sungai Brantas. Departemen Pekerjaan Umum: Balai Besar Wilayah Sungai Brantas.

Brown, W. L. 1973. A comparison of the Hylean and Congo-West African rain forest ant faunas. Pp 161-185 in Meggers, BJ, Ayensu ES, Duckworth WD (eds). Tropical Forest Ecosystem in Africa and South America: a Comparative Review. Washington: Smithsonian Institute Pr.

Brues, C. T. 1954. Classification of Insects. Cambridge, Mass, USA: Bulletin of the Museum of Comparative Zoology.

Bolton, B. 1994. The Identification Guide to the Ant Genera of The World. Cambridge Massachusetts: Harvard Univ. Pr.

Csurhes, S., Hankamer, C. 2012. Yellow Crezy Ant. Biosecurity Queensland. 113


(17)

xvii

Dakir. 2009. Keanekaragaman Dan Komposisi Spesies Semut (Hymenoptera: Formicidae) Pada Vegetasi Mangrove Kabupaten Kolaka Sulawesi Tenggara Dan Muara Angke Jakarta. Tesis tidak diterbitkan. Bogor: Instutit Pertanian Bogor.

Darmadi, H. 2011. Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: Alfabeta.

Darmono. 2007. Pengembangan Perpustakaan Sekolah Sebagai Sumber Belajar. . Jurnal Perpustakaan Sekolah. Tahun 1 - Nomor 1 - April 2007.

Djamarah, S. B., Zain, A. 2010. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: Rineka Cipta. Elzinga, R. J. 1978. Fundamentals of Entomology. New Delhi: Prentice Hall of

India Private Limited.

Fachrul, M. F. 2012. Metode Sampling Bioekologi. Jakarta: Bumi Aksara.

Fathurrohman, D. 2008. Masalah Pengolahan Daerah Aliran Sungai (DAS) Brantas Di Jawa Timur: Solusi dan Model Kolaborasi. Agritek vol. 16 no 5.

Fauzi, A. 2008. Analisa Kadar Unsur Hara Karbon Organik Dan Nitrogen Di Dalam Tanah Perkebunan Kelapa Sawit Bengkalis Riau. Skripsi tidak diterbitkan. Padang: Universitas Sumatera Utara.

Fitria, D. 2010. Aplikasi Multimedia Mata Pelajaran Biologi Tentang Pembelajaran Sistem Pencernaan Manusia bagi Siswa Kelas VII, (Online), (http://www.mercubuana.ac.id)

Harini, S., Suyono,. Mutiara, E. 2012. Manajemen Pengelolaan Lahan Kritis Pada Das Brantas Hulu Berbasis Masyarakat (Pilot Project Desa Bulukerto, Kota Batu). Malang: UIN Maliki Ibrahim.

Hashimoto, Y. R, H. 2003. Inventory and Collection. Sabah: Malaysia Reseach and Education Component BBEC Programme.

Hasan. M. I. 2003. Kajian Korelasi curah hujan, debit sungai brantas dan anomaly SML NINO 3,4 untuk estimasi ketersediaan air permukaan DAS Brantas, Jawa timur. Tesis tidak diterbitkan. Bogor: Institut Pertanian Bogor.

Hasyim, M. A. 2009. Studi Keaneakaragaman Fauna Tanah Pada Perkebunan Jeruk Organik Dan Anorganik Di Kota Batu. Skripsi tidak diterbitkan. Malang: Universitas Islam Negeri (UIN) Malang Maulana Malik Ibrahim. Heterick. B. E. 2009. A Guide to the Ants of South-western Australia. Perth:


(18)

xviii

Istomo, Komar., Suryaman, S. I,. Marpaung, B. A., & Purba, B. M. 2010. Disain Dan Pembuatan Plot Pengamatan Ekologi Dan Dinamika Populasi Ramin Dan Jenis-Jenis Lain Di Hutan Rawa Gambut Sumatra Dan Kalimantan. Bogor: Pusat Penelitian Dan Pengembangan Hutan Dan Konservasi Alam Kementerian Kehutanan

Jilkova, V. 2012. Mechanisms of pH change in wood ant (Formica polyctena) nests. Pedobiologia, vol 55 2012.

Kesumawati.U & Sugiarto. 2010. Jenis-Jenis Semut Hama Permukiman Indonesia. Bogor: Institut Pertanian Bogor.

Krebs, C. J. 1999. Ecological Metodology. Second Edition. New York: An imprint ofAddison Wesley Longman, Inc.

Lapolla. J. S., Fisher. J. N. 2013. Taxonomic Review of the Ant Genus Paratrechina, with a Description of a New Spesies From Africa. Hymenoptera research.

Lattke, J., E. 2011. Revision of the New World species of the genus Leptogenys Roger (Insecta: Hymenoptera: Formicidae: Ponerinae). Arthropod Systematics & Phylogeny, 69 (3), 127 – 264.

Latumahina. F. S. 2011. Pengaruh Alih Fungsi Lahan Terhadap Keanekaragaman Semut Alam Hutan Lindung Gunung Nona-Ambon. Jurnal Agroforestri. Volume VI Nomor 1 Maret 2011.

Laub.C., Love.K., & Mize. T. 2009. Using Pitfall Traps to Monitor Insect Activity. Virginia Polytechnic Institute and State University.

Leksono, A. S. 2007. Ekologi Pendekatan Deskriptif dan Kuantitatif. Malang: Banyumedia.

Leksono, A. S. 2011. Keanekaragaman Hayati. Malang: UB Press.

Manan, Syafii. 1995. Hutan Rimbawan dan Masyarakat. Jakarta: IPB Press. Mardiastuti, A. 1991. Keanekaragaman Hayati: Kondisi dan Permasalahannya.

Sarasehan Pendidikan Lingkungan Mengenai Keanekaragaman Hayati untuk Guru-guru se-Jawa Barat. Bogor: Institut Pertanian Bogor.

Noor. M. F. 2008. Diversitas Semut (Hymenoptera, Formicidae) Di Beberapa Ketinggian Vertikal Di Kawasan Cagar Alam Telaga Warna Jawa Barat. Tesis tidak diterbitkan. Bogor: Institut Pertanian Bogor.

Nurlia, A. 2006. Persepsi Dan Perilaku Masyarakat Dalam Pengelolaan Ekosistem Sub Daerah Aliran Sungai (DAS) Cikundul (Kasus Di Desa


(19)

xix

Sukaresmi, Kecamatan Sukaresmi, Kabupaten Cianjur, Jawa Barat). Skripsi tidak diterbitkan. Bogor: Institut Pertanian Bogor.

Odum, E. P. 1993. Dasar-Dasar Ekologi. Terjemahan Tjahjono Samingan. Edisi Ketiga. Yogyakarta: Gajah MadaUniversity Pres.

Pemerintah Kota Batu. 2007. Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Kota Batu Tahun 2010-2030. Batu: Pemkot Batu Provinsi Jawa Timur.

Putri, A., Harrysuseno, D., Suhartanto, H. 2010. Analisa Pengaruh Perubahan Tataguna Lahan Di Sub Das Brantas Hulu Terhadap Fluktuasi Debit Di AWLR Gadang Menggunakan HEC-HMS. Malang: Universitas Brawijaya. Rahayu, A., Bambang, A. N. & Hardiman, G. 2012. Indeks Status Keberlanjutan Kota Batu Sebagai Kawasan Agropolitan Ditinjau Dari Aspek Ekologi, Ekonomi, Social Dan Infrastuktur. Prosiding Seminar Nasional Pengolaan Sumber Daya Alam Dan Lingkungan. Semarang: Universitas Diponegoro. Rahim, A. 2009. Struktur Komunitas Semut Di Kepulauan Seribu: Implikasi

Keberadaan Semut Invasif Terhadap Komunitas Semut Lokal. Tesis tidak

diterbitkan. Bogor: Institut Pertanian Bogor.

Rahmawaty. 2004. Studi Keanekaragaman Mesofauna Tanah Di Kawasan Hutan Wisata Alam Sibolangit. Medan: e-USU Repository.

Ramza, S. 2010. Perubahan Koefisien Limpasan (Runoff Coefficient) Di Daerah Aliran Sungai Ular. Skripsi tidak diterbitkan. Medan: Universitas Sumatera Utara.

Romadhon, A. 2008. Kajian Nilai Ekologi Melalui Inventarisasi dan Nilai Indeks Penting (INP) Mangrove Terhadap Perlindungan Lingkungan Kepulauan Kangean. Embryo, vol5no.1

Sadiman, A. S. D. 2008. Media Pendidikan: Pengertian, Pengembangan, dan Pemanfatannya. Jakarta: Raja Grafindo Persada.

Satino. 2011. Handout Ekologi. Yogyakarta: FMIPA UNY.

Schowalter TD. 1996. Insect Ecology: An Ecosystem Approach. San Diego:Academic Press.

Setiani, E. A., Rizali, A., Moerfiah., Sahari, B., & Buchoiri, D. 2010. Keanekaragaman Semut pada Persawahan di Daerah Urban: Investigasi Pengaruh Habitat Sekitar dan Perbedaan Umur Tanaman Padi. Jurnal Entomol. Indon. volume 7 nomor 2, 88-89.


(20)

xx

Shattuck, S., O & Marsden, S. 2013. Australian species of the ant genus Dolichoderus (Hymenoptera: Formicidae). Zootaxa, 3716 (2), 101–143. Siddik, M., Madya,W. 2009. Urgensi Sumber Belajar Dalam Pendidikan. Medan:

Balai Diklat Keagamaan Medan.

Simanjuntak. B. H. 2005. Studi Alih Fungsi Lahan Hutan Menjadi Lahan Pertanian Terhadap Karakteristik Fisika Tanah (Studi Kasus DAS Kali Tundo, Malang). AGRIG. Vol. 18 no 1 Juli 2005.

Soegianto, A. 1994. Ekologi Kuantitatif. Surabaya: Usaha Nasional. Soetjipta. 1994. Dasar-Dasar Ekologi Hewan. Yogyakarta: Depdikbud.

Sorger, D. 2011. On the ants (Hymenoptera: Formicidae) of the Philippine Islands: V. The genus Odontomachus Latreille, 1804. Myrmecological News, 14.

Subekti, E. 2009. Pengelolaan Sumber Daya Air Wilayah Sungai Brantas. Surabaya: Balai Besar Wilayah Sungai Brantas.

Subowo. 2010. Strategi Efisiensi Penggunaan Bahan Organik Untuk Kesuburan Dan Produktivitas Tanah Melalui Pemberdayaan Sumberdaya Hayati Tanah. Sumber daya lahan vol 4 no 1 Juli 2010.

Sugiyono. 2010. Metode Penelitian Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D. Bandung: Alfabeta.

Suin, N. M. 2012. Ekologi Hewan Tanah. Jakarta: Bumi Aksara & Pusat Antar Universitas Ilmu Hayati.

Suripin. 2004. Pelestarian Sumber Daya Tanah dan Air. Yogyakarta: ANDI. Sumiati. A. 2008. Metode Pembelajaran. Bandung: CV Wacana Prima.

Ummi. Z. R. 2007. Studi Keanekaragaman Serangga Tanah Di UPT Balai Konservasi Tumbuhan Kebun Raya Purwodadi - LIPI. Skripsi tidak diterbitkan. Malang: Universitas Islam Negeri (UIN) Malang.

Waryono, T. 2005. Komponen Lingkungan Konsep Dan Peran Sistem Informasi Dalam Pengelolaan DAS. Perencanaan DAS Terpadu Jabodetabek, BPLHD DKI Jakarta, 23 Juni 2005.

Widianto, S., Sudarto & Lestariningsih, I. D. 2010. Implementasi Kaji Cepat Hidrologi (RHA) di Hulu DAS Brantas. Bogor: World Agroforestry Centre.


(21)

xxi

Wild, A. L. 2002. The Genus Pachycondyla (Hymenoptera: Formicidae) In Paraguay. Bol. Mus. Nac. Hist. Nat. Parag., Vol. 14 (1-2) september 2002, 1-18.

Wilson, E.O. 1971. The Insect Societies. Cambridge Massachusetts: The Belknap of Harvard Univ Pr.

Wulandari, D. 2009. Keterikatan Antara Kelimpahan Fitoplankton Dengan Parameter Fisika Kimia Di Estuari Sungai Brantas (Porong), Jawa Timur. Skripsi tidak diterbitkan. Bogor: Institut Pertanian Bogor.

Yahya. H. 2004. Menjelajah Dunia Semut. Harun Yahya Internasional.

Yamane, S. 2009. Odontoponera denticulata (F. Smith) (Formicidae: Ponerinae), a distinct species inhabiting disturbed areas. ARI No. 32 (2009).

Zulkarnain. S. 2006. Prefensi Semut Pemukiman Terhadap Berbahai Jenis Umpan. Tesis tidak diterbitkan. Bogor: Institut Pertanian Bogor.


(22)

1

BAB I PENDAHULUAN

1.1Latar Belakang

Indonesia merupakan negara dengan keanekaragaman hayati nomor dua di dunia yang memiliki keanekaragaman flora, fauna, dan berbagai kekayaan alam lainnnya yang tersebar luas dari Sabang sampai Merauke. Menurut Ummi (2007) jenis–jenis fauna yang ada di Indonesia diperkirakan berjumlah sekitar 220.000 jenis, yang terdiri atas ± 200.000 jenis serangga (kurang dari 17% fauna serangga di dunia), 4000 jenis ikan, 2000 jenis burung, dan 1000 jenis reptil dan amphibi. Keanekaragaman jenis-jenis fauna di Indonesia yang melimpah tersebut mendorong kita bagaimana untuk tetap mengupayakan pelestarian keanekaragaman hayati yang masih tersisa sebelum mengalami kepunahan. Salah satu kelompok serangga yang masih jarang diketahui jenis dan spesiesnya tetapi mempunyai peran sangat penting dalam ekosistem adalah Semut.

Semut merupakan serangga yang tergolong dalam Bangsa Hymenoptera pada Suku Formicidae (Zulkarnain, 2006). Semut adalah kelompok serangga yang berdasarkan jumlah jenis, sifat biologi dan ekologinya sangat penting (Noor, 2008). Semut dapat ditemukan pada setiap ekosistem kecuali di daerah kutub dan memiliki peran sebagai indikator ekologi di dalam ekosistem dan spesiesnya diperkirakan mencapai 15.000 spesies yang tersebar di kepulauan maupun daratan yang luas (Latumahina, 2011). Fungsi semut di dalam ekologi yaitu sebagai predator, pengurai dan herbivor dalam ekosistem telah menjadi subjek intensif yang menarik untuk diteliti dalam segala aspeknya (Noor, 2008). Menurut Setiani


(23)

2

(2010), semut juga memiliki kepekaan terhadap tekanan yang ada di lingkungannya, sehingga dapat digunakan sebagai indikator gangguan habitat.

Semut dapat dijadikan sebagai indikator biologi terhadap perubahan lingkungan karena mudah diidentifikasi, biomassa dominan, taksonomi relatif maju, dan kondisi hidup yang sensitif pada perubahan lingkungan (Agosti dkk., 2000). Keanekaragaman semut di wilayah tropis pada umumnya dipengaruhi oleh beberapa faktor diantaranya adanya predasi, kelembapan, tempat membuat sarang, ketersediaan makanan, struktur dan komposisi tanaman serta topografi (Dakir, 2009), sedangkan menurut Noor (2008) keanekaragaman dan kekayaan semut dapat mengalami penurunan berdasarkan ketinggian yaitu dari tempat yang rendah ke tempat yang tinggi sehingga semut dapat digunakan untuk membantu memahami kaidah ekologi, biomonitoring untuk tujuan konservasi dan pengelolaan kawasan.

Habitat organisme hewan tanah yang banyak mengalami perubahan kondisi lingkungan salah satunya adalah di Daerah Aliran Sungai (DAS) Brantas Hulu Kota Batu. DAS Brantas Hulu merupakan salah satu DAS yang paling berkembang dalam konservasi DAS di antara sungai-sungai di Indonesia (Hasan, 2003). DAS Brantas Hulu memiliki luas sekitar 17.334 ha atau sekitar 9,6% dari total luas DAS Sumber Brantas, antara tahun 1997 sampai tahun 2001, telah terjadi deforestasi di DAS Sumber Brantas seluas 1.597 ha, yang dialihgunakan sebagai kawasan pertanian tanaman semusim khususnya sayuran (Widianto, 2010). Prioritas perkembangan usaha pariwisata di Kota Batu telah meningkatkan


(24)

3

jumlah pemukiman, perumahan, perkantoran, hotel, villa, kompleks pertokoan dan lain sebagainya (Rahayu, 2012).

DAS Brantas Hulu Kota Batu yang mengalami banyak perubahan kondisi lingkungan salah satunya yaitu di DAS Brantas Hulu yang berada di Dusun Wukir Desa Torongrejo Kecamatan Junrejo. Berdasarkan RTRW Kota Batu Tahun 2010-2013 pada pasal 14 Kecamatan Junrejo tergolong dalam Bagian Wilayah Kota (BWK) II yang berfungsi sebagai wilayah utama pengembangan pemukiman kota, kawasan pendidikan dan pemerintahan (Pemkot Batu, 2007). Aktifitas manusia yang dilakukan di DAS Brantas Hulu Dusun Wukir Desa Torongrejo Kecamatan Junrejo yang dilakukan dengan adanya pengalihan fungsi lahan menjadi kawasan pertanian dan pemukiman membawa dampak pada penurunan kondisi sumberdaya alam, terutama sumberdaya tanah, air maupun organisme tanah khususnya pada komunitas semut. Hal ini dikarenakan terdapat perubahan struktur vegetasi dan komposisi spesies yang tumbuh, serta lapisan serasah yang ada di permukaan tanah. Kondisi ini akan berdampak terhadap hilangnya habitat asli biodeversitas di atas permukaaan tanah, maupun biodeversitas di dalam tanah terutama karena pengaruh pemadatan dan penurunan pori makro akibat praktek pengolahan lahan (Simanjuntak, 2005).

Seiring dengan perkembangan dunia pendidikan dan perkembangan sains dan teknologi yang semakin pesat, serta pelajaran biologi yang yang membutuhkan hafalan yang bagus, maka perlu adanya sumber belajar biologi yang menarik, menyenangkan dan dapat memperluas pemahaman konsep biologi mengenai materi keanekaragaman hayati SMA kelas X dengan menggunakan


(25)

4

multimedia dalam bentuk Flash Player. Materi keanekaragaman hayati di SMA kelas X yang mengacu pada kurikulum 2013 dengan kompetensi dasar 3.2 Menganalisis data hasil obervasi tentang berbagai tingkat keanekaragaman hayati (gen, jenis dan ekosistem) di Indonesia, sehingga dengan adanya penelitian Semut akan menambah wawasan peserta didik mengenai keanekaragaman hayati yang terdapat di Indonesia khususnya mengenai struktur komunitas Semut dan faktor-faktor yang dapat mempengaruhi keanekaragaman Semut di dalam ekosistem, peserta didik diharapkan mampu menjaga dan melestarikan keanekaragaman hayati Indonesia.

Berdasarkan latar belakang tersebut, peneliti menganggap sangat penting untuk dilakukan penelitian dengan judul “Analisis Keanekaragaman Semut Di Daerah Pemukiman Daerah Aliran Sungai (DAS) Brantas Hulu Dusun Wukir Sebagai Sumber Belajar Biologi SMA Kelas X.”

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan permasalahan-permasalahan di atas, maka peneliti merumuskan masalah sebagai berikut:

1. Jenis Semut apa sajakah yang ditemukan pada daerah Pemukiman DAS Brantas Hulu Dusun Wukir?

2. Bagaimana kelimpahan setiap jenis Semut yang ditemukan pada daerah Pemukiman DAS Brantas Hulu Dusun Wukir?

3. Bagaimana indeks keanekaragaman Semut yang ditemukan pada DAS Brantas Hulu Dusun Wukir?


(26)

5

4. Bagaimana kemerataan Semut yang ditemukan pada daerah Pemukiman DAS Brantas Hulu Dusun Wukir?

5. Bagaimana Indeks Nilai Penting (INP) setiap jenis Semut yang ditemukan pada daerah Pemukiman DAS Brantas Hulu Dusun Wukir?

6. Bagaimana hasil penelitian keanekaragaman Semut di daerah Pemukiman DAS Brantas Hulu Dusun Wukir dapat dipergunakan sebagai sumber belajar biologi SMA kelas X?

1.3 Tujuan Penelitian

Adapun tujuan dari penelitian ini adalah:

1. Untuk mengidentifikasi jenis Semut apa saja yang ditemukan pada daerah DAS Brantas Hulu Dusun Wukir.

2. Untuk menentukan kelimpahan setiap jenis Semut yang ditemukan pada daerah Pemukiman DAS Brantas Hulu Dusun Wukir.

3. Untuk menentukan indeks keanekaragaman Semut yang ditemukan pada daerah Pemukiman DAS Brantas Hulu Dusun Wukir.

4. Untuk menentukan kemerataan Semut yang ditemukan pada daerah Pemukiman DAS Brantas Hulu Dusun Wukir.

5. Untuk menganalisis Indeks Nilai Penting (INP) setiap jenis Semut yang ditemukan pada daerah Pemukiman DAS Hulu Dusun Wukir.

6. Untuk menampilkan hasil penelitian keanekaragaman Semut di daerah Pemukiman DAS Brantas Hulu Dusun Wukir sebagai sumber belajar biologi SMA kelas X.


(27)

6

1.4 Manfaat Penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan dapat mencapai beberapa manfaat diantaranya adalah:

1. Teoritis

Hasil penelitian keanekaragaman Semut ini dapat dimanfaatkan sebagai referensi maupun menjadi pijakan bagi penelitian yang lebih mendalam berkenaan dengan ekologi fauna tanah khususnya Semut di DAS Brantas Hulu maupun DAS-DAS di daerah-daerah lain, pengaruh tipe habitat atau penggunaan lahan terhadap kehidupan Semut, dan mengenai studi morfologi Semut.

2. Praktis a. Bagi Peneliti

Penelitian ini akan semakin menambah wawasan peneliti mengenai keanekaragaman Semut di DAS Brantas Hulu Dusun Wukir dan peran Semut sebagai bioindikataor perubahan lingkungan. Penelitian ini juga memperkaya pemahaman peneliti mengenai metode-metode penelitian di bidang ekologi khususnya keanekaragaman Semut dan penyusunan sumber belajar biologi SMA untuk selanjutnya diimplementasikan pada materi keanekargaman hayati kelas X SMA semester ganjil berdasarkan kurikulum 2013.

b. Bagi Pendidikan

Hasil penelitian ini secara keseluruhan dapat dikembangkan menjadi sumber belajar biologi dalam bidang kajian keanekaragaman hayati kelas X SMA semester ganjil berdasarkan kurikulum 2013. Untuk lebih memperkaya wawasan pendidik maupun peserta didik mengenai keanekaragaman Semut dan memiliki


(28)

7

kepekaan untuk menjaga keberlangsungan fungsi DAS maupun lingkungan sekitar tempat tinggal.

c. Bagi Pemerintah dan Lembaga Terkait

Penelitian ini diharapkan memberi sumbangan pemikiran bagi pemerintah khususnya berbagai lembaga terkait seperti BPDAS, dan Pemkot Batu yaitu dengan menerapkan strategi pengolahan DAS dan pemanfaatan lahan yang lebih mementingkan keseimbangan ekosistem dan konservasi mengenai keanekaragaman hayati.

1.5 Batasan Masalah

Agar tidak terjadi gambaran luas dalam penelitian ini, maka peneliti memberikan batasan dalam penelitian ini, yaitu:

1. Daerah studi dalam penelitian ini adalah daerah Pemukiman yang masih menunjukkan masyarakat agraris yang berada di Dusun Wukir Desa Torongrejo Kecamatan Junrejo Kota Batu yang berada di Daerah Aliran Sungai (DAS) Brantas Hulu.

2. Identifikasi dilakukan dengan teknik identifikasi Simpson 2006 yaitu menggunakan kunci identifikasi identifikasi, deskripsi berdasarkan literatur, specimen pembanding, foto atau gambar dan institusi yang berkompeten. 3. Parameter ekologi yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan

parameter kelimpahan relatif, keanekaragaman jenis, kemerataan, kepadatan, frekuensi dan INP.

4. Parameter yang mendukung sebagai bioindikator dalam penelitian ini yaitu parameter biologi pada kelimpahan individu semut pada daerah penelitian.


(29)

8

5. Indeks keanekaragaman jenis menggunakan indeks Shannon-Wiener (H’). 6. Pengukuran sifat fisika berupa suhu, pH dan kelembaban tanah sedangkan

sifat kimia tanah berupa pengukuran C-Organik.

7. Pemanfaatan Sumber belajar dilakukan dengan menyusun media flash player dengan melakukan uji kelayakan kepada ahli media.

1.6 Definisi Istilah

1. Keanekaragaman atau diversitas adalah suatu variabilitas antara makhluk hidup dari semua sumber daya termasuk di daratan, ekosistem – ekosistem perairan, dan kompleks ekologis termasuk juga keanekaragaman dalam spesies diantara spesies dan ekosistem (Ummi, 2007).

2. Semut merupakan serangga yang tergolong dalam Bangsa Hymenoptera pada Suku Formicidae yang ditemukan pada setiap jenis ekosistem kecuali di daerah kutub dan memiliki beragam peran dalam ekosistem dan sangat melimpah di kepulauan maupun daratan yang luas dan diperkirakan mencapai 15.000 spesies (Latumahina, 2011).

3. Daerah Aliran Sungai (DAS) merupakan suatu wilayah yang dibatasi oleh batas alam seperti punggung bukit-bukit atau gunung maupun batas buatan seperti jalan atau tanggul dimana air hujan yang turun di wilayah tersebut memberi kontribusi aliran ke titik kontrol (Suripin, 2004).

4. Sumber belajar merupakan berbagai sumber baik itu berupa data, orang atau wujud tertentu yang dapat digunakan oleh siswa dalam belajar baik yang digunakan secara terpisah maupun secara terkombinasi sehingga mempermudah siswa dalam mencapai tujuan belajar (Darmono, 2007).


(1)

jumlah pemukiman, perumahan, perkantoran, hotel, villa, kompleks pertokoan dan lain sebagainya (Rahayu, 2012).

DAS Brantas Hulu Kota Batu yang mengalami banyak perubahan kondisi lingkungan salah satunya yaitu di DAS Brantas Hulu yang berada di Dusun Wukir Desa Torongrejo Kecamatan Junrejo. Berdasarkan RTRW Kota Batu Tahun 2010-2013 pada pasal 14 Kecamatan Junrejo tergolong dalam Bagian Wilayah Kota (BWK) II yang berfungsi sebagai wilayah utama pengembangan pemukiman kota, kawasan pendidikan dan pemerintahan (Pemkot Batu, 2007). Aktifitas manusia yang dilakukan di DAS Brantas Hulu Dusun Wukir Desa Torongrejo Kecamatan Junrejo yang dilakukan dengan adanya pengalihan fungsi lahan menjadi kawasan pertanian dan pemukiman membawa dampak pada penurunan kondisi sumberdaya alam, terutama sumberdaya tanah, air maupun organisme tanah khususnya pada komunitas semut. Hal ini dikarenakan terdapat perubahan struktur vegetasi dan komposisi spesies yang tumbuh, serta lapisan serasah yang ada di permukaan tanah. Kondisi ini akan berdampak terhadap hilangnya habitat asli biodeversitas di atas permukaaan tanah, maupun biodeversitas di dalam tanah terutama karena pengaruh pemadatan dan penurunan pori makro akibat praktek pengolahan lahan (Simanjuntak, 2005).

Seiring dengan perkembangan dunia pendidikan dan perkembangan sains dan teknologi yang semakin pesat, serta pelajaran biologi yang yang membutuhkan hafalan yang bagus, maka perlu adanya sumber belajar biologi yang menarik, menyenangkan dan dapat memperluas pemahaman konsep biologi mengenai materi keanekaragaman hayati SMA kelas X dengan menggunakan


(2)

multimedia dalam bentuk Flash Player. Materi keanekaragaman hayati di SMA kelas X yang mengacu pada kurikulum 2013 dengan kompetensi dasar 3.2 Menganalisis data hasil obervasi tentang berbagai tingkat keanekaragaman hayati (gen, jenis dan ekosistem) di Indonesia, sehingga dengan adanya penelitian Semut akan menambah wawasan peserta didik mengenai keanekaragaman hayati yang terdapat di Indonesia khususnya mengenai struktur komunitas Semut dan faktor-faktor yang dapat mempengaruhi keanekaragaman Semut di dalam ekosistem, peserta didik diharapkan mampu menjaga dan melestarikan keanekaragaman hayati Indonesia.

Berdasarkan latar belakang tersebut, peneliti menganggap sangat penting untuk dilakukan penelitian dengan judul “Analisis Keanekaragaman Semut Di Daerah Pemukiman Daerah Aliran Sungai (DAS) Brantas Hulu Dusun Wukir Sebagai Sumber Belajar Biologi SMA Kelas X.”

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan permasalahan-permasalahan di atas, maka peneliti merumuskan masalah sebagai berikut:

1. Jenis Semut apa sajakah yang ditemukan pada daerah Pemukiman DAS Brantas Hulu Dusun Wukir?

2. Bagaimana kelimpahan setiap jenis Semut yang ditemukan pada daerah Pemukiman DAS Brantas Hulu Dusun Wukir?

3. Bagaimana indeks keanekaragaman Semut yang ditemukan pada DAS Brantas Hulu Dusun Wukir?


(3)

4. Bagaimana kemerataan Semut yang ditemukan pada daerah Pemukiman DAS Brantas Hulu Dusun Wukir?

5. Bagaimana Indeks Nilai Penting (INP) setiap jenis Semut yang ditemukan pada daerah Pemukiman DAS Brantas Hulu Dusun Wukir?

6. Bagaimana hasil penelitian keanekaragaman Semut di daerah Pemukiman DAS Brantas Hulu Dusun Wukir dapat dipergunakan sebagai sumber belajar biologi SMA kelas X?

1.3 Tujuan Penelitian

Adapun tujuan dari penelitian ini adalah:

1. Untuk mengidentifikasi jenis Semut apa saja yang ditemukan pada daerah DAS Brantas Hulu Dusun Wukir.

2. Untuk menentukan kelimpahan setiap jenis Semut yang ditemukan pada daerah Pemukiman DAS Brantas Hulu Dusun Wukir.

3. Untuk menentukan indeks keanekaragaman Semut yang ditemukan pada daerah Pemukiman DAS Brantas Hulu Dusun Wukir.

4. Untuk menentukan kemerataan Semut yang ditemukan pada daerah Pemukiman DAS Brantas Hulu Dusun Wukir.

5. Untuk menganalisis Indeks Nilai Penting (INP) setiap jenis Semut yang ditemukan pada daerah Pemukiman DAS Hulu Dusun Wukir.

6. Untuk menampilkan hasil penelitian keanekaragaman Semut di daerah Pemukiman DAS Brantas Hulu Dusun Wukir sebagai sumber belajar biologi SMA kelas X.


(4)

1.4 Manfaat Penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan dapat mencapai beberapa manfaat diantaranya adalah:

1. Teoritis

Hasil penelitian keanekaragaman Semut ini dapat dimanfaatkan sebagai referensi maupun menjadi pijakan bagi penelitian yang lebih mendalam berkenaan dengan ekologi fauna tanah khususnya Semut di DAS Brantas Hulu maupun DAS-DAS di daerah-daerah lain, pengaruh tipe habitat atau penggunaan lahan terhadap kehidupan Semut, dan mengenai studi morfologi Semut.

2. Praktis a. Bagi Peneliti

Penelitian ini akan semakin menambah wawasan peneliti mengenai keanekaragaman Semut di DAS Brantas Hulu Dusun Wukir dan peran Semut sebagai bioindikataor perubahan lingkungan. Penelitian ini juga memperkaya pemahaman peneliti mengenai metode-metode penelitian di bidang ekologi khususnya keanekaragaman Semut dan penyusunan sumber belajar biologi SMA untuk selanjutnya diimplementasikan pada materi keanekargaman hayati kelas X SMA semester ganjil berdasarkan kurikulum 2013.

b. Bagi Pendidikan

Hasil penelitian ini secara keseluruhan dapat dikembangkan menjadi sumber belajar biologi dalam bidang kajian keanekaragaman hayati kelas X SMA semester ganjil berdasarkan kurikulum 2013. Untuk lebih memperkaya wawasan pendidik maupun peserta didik mengenai keanekaragaman Semut dan memiliki


(5)

kepekaan untuk menjaga keberlangsungan fungsi DAS maupun lingkungan sekitar tempat tinggal.

c. Bagi Pemerintah dan Lembaga Terkait

Penelitian ini diharapkan memberi sumbangan pemikiran bagi pemerintah khususnya berbagai lembaga terkait seperti BPDAS, dan Pemkot Batu yaitu dengan menerapkan strategi pengolahan DAS dan pemanfaatan lahan yang lebih mementingkan keseimbangan ekosistem dan konservasi mengenai keanekaragaman hayati.

1.5 Batasan Masalah

Agar tidak terjadi gambaran luas dalam penelitian ini, maka peneliti memberikan batasan dalam penelitian ini, yaitu:

1. Daerah studi dalam penelitian ini adalah daerah Pemukiman yang masih menunjukkan masyarakat agraris yang berada di Dusun Wukir Desa Torongrejo Kecamatan Junrejo Kota Batu yang berada di Daerah Aliran Sungai (DAS) Brantas Hulu.

2. Identifikasi dilakukan dengan teknik identifikasi Simpson 2006 yaitu menggunakan kunci identifikasi identifikasi, deskripsi berdasarkan literatur, specimen pembanding, foto atau gambar dan institusi yang berkompeten. 3. Parameter ekologi yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan

parameter kelimpahan relatif, keanekaragaman jenis, kemerataan, kepadatan, frekuensi dan INP.

4. Parameter yang mendukung sebagai bioindikator dalam penelitian ini yaitu parameter biologi pada kelimpahan individu semut pada daerah penelitian.


(6)

5. Indeks keanekaragaman jenis menggunakan indeks Shannon-Wiener (H’). 6. Pengukuran sifat fisika berupa suhu, pH dan kelembaban tanah sedangkan

sifat kimia tanah berupa pengukuran C-Organik.

7. Pemanfaatan Sumber belajar dilakukan dengan menyusun media flash player dengan melakukan uji kelayakan kepada ahli media.

1.6 Definisi Istilah

1. Keanekaragaman atau diversitas adalah suatu variabilitas antara makhluk hidup dari semua sumber daya termasuk di daratan, ekosistem – ekosistem perairan, dan kompleks ekologis termasuk juga keanekaragaman dalam spesies diantara spesies dan ekosistem (Ummi, 2007).

2. Semut merupakan serangga yang tergolong dalam Bangsa Hymenoptera pada Suku Formicidae yang ditemukan pada setiap jenis ekosistem kecuali di daerah kutub dan memiliki beragam peran dalam ekosistem dan sangat melimpah di kepulauan maupun daratan yang luas dan diperkirakan mencapai 15.000 spesies (Latumahina, 2011).

3. Daerah Aliran Sungai (DAS) merupakan suatu wilayah yang dibatasi oleh batas alam seperti punggung bukit-bukit atau gunung maupun batas buatan seperti jalan atau tanggul dimana air hujan yang turun di wilayah tersebut memberi kontribusi aliran ke titik kontrol (Suripin, 2004).

4. Sumber belajar merupakan berbagai sumber baik itu berupa data, orang atau wujud tertentu yang dapat digunakan oleh siswa dalam belajar baik yang digunakan secara terpisah maupun secara terkombinasi sehingga mempermudah siswa dalam mencapai tujuan belajar (Darmono, 2007).