132 membahayakan pada proses pembakaran. Khusus untuk belerang, zat ini akan
korosif sekali pada material sudu turbin. Flash point dan titik nyala tidak terlalu rendah, sehingga penyimpanan lebih
aman. Gradenya harus tinggi, bahan bakar harus mempunyai kualitas yang bagus, tidak
banyak mengandung unsur-unsur yang merugikan seperti dyes dan tretaetyl lead Dengan karakteristik bahan bakar untuk turbin gas pesawat terbang seperti yang
disebutkan di atas, terlihat bahwa bahan bakar tersebut adalah bermutu tinggi, untuk menjamin faktor keamanan yang tinggi pada operasi turbin gas selama
penerbangan. Kegagalan operasi berakibat sangat fatal yaitu turbin gas mati, pesawat terbang kehilangan gaya dorong, kondisi ini dapat dipastikan pesawat
terbang akan jatuh. Bahan bakar pesawat yang biasa digunakan adalah dari jenis gasolin dan kerosen
atau campuran keduanya, tentunya sudah dimurnikan dari unsur-unsur yang merugikan. Sebagai contoh, standar yang dikeluarkan American Society for
Tinting Material Spesification ASTM seri D-1655, yaitu Jet A, Jet A1, Jet B. Notasi A, A, dan B membedakan titik bekunya.
5. Proses pembakaran
Pada gambar 2.106, dapat dilihat dari konstruksi komponen ruang bakar, apabila digambarkan ulang dengan proses pembakaran adalah sebagai berikut:
Gambar 2.106 Ruang bakar dan proses pembakaran turbin gas
Proses pembakaran dari turbin gas adalah mirip dengan pembakaran mesin diesel, yaitu proses pembakarannya pada tekanan konstan. Prosesnya adalah
133 sebagai berikut, udara mampat dari kompresor masuk ruang bakar, udara terbagi
menjadi dua, yaitu udara primer yang masuk saluran primer, berada satu tempat dengan nosel, dan udara mampat sekunder yang lewat selubung luar ruang
bakar. Udara primer masuk ruang bakar melewati swirler, sehingga alirannya berputar. Bahan bakar kemudian disemprotkan dari nosel ke zona primer,
setelah keduanya bertemu, terjadi pencampuran. Aliran udara primer yang berputar akan membantu proses pencampuran, hal ini menyebabkan campuran
lebih homogen, pembakaran lebih sempurna. Udara sekunder yang masuk melalui lubang-lubang pada selubung luar ruang
bakar akan membantu proses pembakaran pada zona sekunder. Jadi, zona sekunder akan menyempurnakan pembakaran dari zona primer. Disamping
untuk membantu proses pembakaran pada zona sekunder, udara sekunder juga membantu pendinginan ruang bakar. Ruang bakar harus didinginkan, karena dari
proses pembakaran dihasilkan temperatur yang tinggi yang merusak material ruang bakar. Maka, dengan cara pendinginan udara sekunder, temperatur ruang
bakar menjadi terkontrol dan tidak melebihi dari yang diijinkan. Pada gambar 2.106 di atas, terlihat zona terakhir adalah zona pencampuran
dillute zone, adalah zona pencampuran gas pembakaran bertemperatur tinggi dengan sebagian udara sekunder. Fungsi udara pada sekunder pada zona itu
adalah mendinginkan gas pembakaran yang bertemperatur tinggi menjadi temperatur yang aman apabila mengenai sudu-sudu turbin ketika gas
pembakaran berekspansi. Disamping itu, udara sekunder juga akan menambah massa dari gas pembakaran sebelum masuk turbin, dengan massa yang lebih
besar energi potensial gas pembakaran juga bertambah. Apabila W
kinetik
adalah energi kinetik gas pemabakaran dengan kecepatan V, massa sebelum ditambah
udara sekunder adalah m
1
maka energi kinetiknya adalah sebagai berikut:
dengan penambahan massa dari udara sekunder m
2
, maka energi kinetik menjadi: