12 Itulah  bukti  kemenangan  dan  puncak  perjuangan  bangsa  Indonesia  meraih
kemerdekaan. Sejak itu penjajahan terhadap bangsa Indonesia berakhir. Sejak itu  pula  bangsa  Indonesia  dapat  menggunakan  bahasa  Indonesia  tanpa  harus
ada  pelarangan  dari  bangsa  lain.  Sejak  itu,  kedudukan  bahasa  Indonesia sebagai  bahasa  kedua  bagi  bangsa  Indonesia  semakin  pasti.  Satu  pertanyaan
yang  harus  dijawab  adalah  “Bagaimana  perkembangan  bahasa  Indonesia setelah bangsa Indonesia meraih kemerdekaan?”
Bahasa Indonesia berasal dari bahasa Melayu yang ditetapkan menjadi bahasa Indonesia sejak tanggal 28 Oktober 1928. Bahasa Melayu adalah salah
satu bahasa daerah di Nusantara. Kini, perkembangan bahasa  Indonesia terus berlanjut. Untuk itu, bahasa Indonesia BI adalah bahasa Melayu BM yang
dikembangkan atau ditambah dengan unsur-unsur yang sesuai dengan bahasa Indonesia x dan dikurangi oleh unsur-unsur yang tidak sesuai dengan bahasa
Indonesia y.
3. Pengaruh Perkembangan Bahasa Tulis
Prasasti atau batu bersurat yang dijadikan penggunaan bahasa Melayu pada masa kerajaan dapat dipandang sebagai bukti adanya penggunaan tulisan.
Dalam  prasasti,  ada  simbol-simbol  pengganti  bahasa  Melayu  lisan.  Melalui tulisan itu, perkembangan bahasa Melayu ragam tulis dapat dijelaskan.
Karya-karya di bidang kesusastraan cukup banyak dihasilkan pada saat itu.  Karya-karya  sastra  yang  dituliskan  dapat  juga  digunakan  untuk
menjelaskan  perkembangan  bahasa  Melayu  ragam  tulis.  Selain  itu,  ada  juga dokumen-dokumen kenegaraan, peninggalan di masa lalu yang bisa digunakan
untuk menjelaskan perkembangan tulisan dalam masyarakat saat itu. Tidak  banyak  kajian  yang  membahas  tentang  perkembangan  bahasa
Melayu didasarkan pada perkembangan tulisan. Di samping keterbatasan data ahli pakar yang tertarik di bidang itu pun masih terbatas. Akibatnya sejarah
perkembangan  bahasa  Indonesia  yang  berasal  dari  bahasa  Melayu  menjadi kurang lengkap. Untuk itu, sebagai bangsa yang memiliki sejarah, hal tersebut
adalah  suatu  masalah  besar  yang  perlu  disolusikan.  Upaya  itu  perlu  dimulai
13 saat  ini  sehingga  generasi  bangsa  Indonesia  di  masa  datang  tidak  kehilangan
sejarah bangsanya. Pada tahun 1901, Prof. Ch. A Van Ophuysen dalam buku Kitab Logat
Melayu,  merumuskan  ejaan  resmi  bahasa  Melayu.  Rumusan  itu  sangat berguna bagi pembakuan tulisan bahasa Melayu.  Di balik Ophuysen ternyata
ada sejumlah guru bahasa Melayu dari bangsa Bumiputra yang ikut menyusun ejaan  resmi  bahasa  Melayu,  antara  lain:  Engku  Nawasi  Gelar  Sutan  Makmur
dan  Muhamad  Tabib  Sutan  Ibrahim.  Karya  mereka  itu  selanjutnya  lebih populer dengan sebutan Ejaan Van Ophuysen.
Ejaan  resmi  bahasa  Melayu  merupakan  pedoman  baku  bagi penggunaan  bahasa  Melayu  ragam  tulis.  Untuk  menjelaskan  perkembangan
bahasa Indonesia ragam tulis, ejaan resmi itu dapat dijadikan rujukan. Berikut rincian tentang ejaan resmi bahasa Melayu atau lebih dikenal dengan sebutan
Ejaan Van Ophuysen.
1. Pemakaian Huruf