Sistem Informasi Akuntansi Pembiayaan pada PT. Bank Syariah Bukopin Cabang Medan

(1)

56

SISTEM INFORMASI AKUNTANSI PEMBIAYAAN PADA PT.BANK SYARIAH BUKOPIN CABANG MEDAN

OLEH :

AULIA HAFNI EL SIMA 122102038

PROGRAM STUDI DIII AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

MEDAN 2015


(2)

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS MEDAN

PERSETUJUAN ADMINISTRASI AKADEMIK

NAMA : AULIA HAFNI EL SIMA

NIM : 122102038

JURUSAN : DIPLOMA III AKUNTANSI

JUDUL TUGAS AKHIR : SISTEM INFORMASI AKUNTANSI PEMBIAYAAN PADA PT. BANK SYARIAH BUKOPIN CABANG MEDAN

Tanggal……… 2015 Dosen Pembimbing Tugas Akhir

(Drs. Rustam,M.Si, Ak, CA) NIP :19511114 198203 1 002

Tanggal...2015 Ketua Program Diploma III Akuntansi

(Drs. Rustam,M.Si, Ak,CA) NIP : 19511114 198203 1 002 Tanggal...2015 Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis

(Prof. Dr. Azhar Maksum, M.Ec, Ac, Ak, CA) NIP : 19560407 198002 1 001


(3)

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS MEDAN

PENANGGUNG JAWAB TUGAS AKHIR

NAMA : AULIA HAFNI EL SIMA

NIM : 122102038

PROGRAM STUDI : DIPLOMA III AKUNTANSI

JUDUL TUGAS AKHIR : SISTEM INFORMASI AKUNTANSI PEMBIAYAAN PADA PT BANK SYARIAH BUKOPIN CABANG MEDAN

Medan, 2015

(AULIA HAFNI EL SIMA) NIM : 122102038


(4)

i

Puji dan syukur penulis ucapkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat serta karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas akhir yang berjudul “Sistem Informasi Akuntansi Pembiayaan pada PT. Bank Syariah Bukopin Cabang Medan”. Tugas akhir ini diselesaikan sebagai salah satu persyaratan untuk meraih gelar Ahli Madya (AMd) dalam bidang Ilmu Akuntansi, Fakultas Ekonomi, Universitas Sumatera Utara.

Penulis juga tidak lupa mengucapkan banyak terima kasih kepada Ayahanda terkasih Ir. Suheiry, M.T dan Ibunda tercinta Ir. Irma Suryani beserta kakak dan adik tersayang Adesima Qistee Permata dan Jihan Natasya Elsima yang senantiasa mengiringi langkah ini dengan lantunan do’a dan kasih sayang yang tiada akhir beserta dukungan yang selalu menyertai hingga terselesaikannya tugas akhir ini.

Pada kesempatan ini penulis juga ingin mengucapkan terima kasih kepada pihak yang telah membantu keberhasilan penyusunan tugas akhir ini baik secara langsung maupun tidak langsung. Penulis mengucapkan terima kasih kepada: 1. Bapak Prof. Dr. Azhar Maksum, M.Ec. Ac, Ak, CA selaku Dekan Fakultas

Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara

2. Bapak Drs. Rustam, M.Si, Ak, CA selaku Ketua Program Studi Diploma III Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara dan juga sekaligus sebagai Dosen Pembimbing Penulis yang telah meluangkap waktunya dan memberikan banyak masukan dan dukungan kepada penulis. 3. Bapak Chairul Nazwar, M.Si, Ak selaku Sekretaris Program Studi Diploma III


(5)

ii

kepada penulis selama duduk di bangku perkuliahan.

6. Bapak Ali Fauzi selaku Pimpinan Cabang PT. Bank Syariah Bukopin Cabang Medan.

7. Bapak Joko Sulistyo selaku MPO PT. Bank Syariah Bukopin Cabang Medan. 8. Ibu Wilnuriyanti Rahma selaku SDM PT. Bank Syariah Bukopin Cabang

Medan yang telah banyak memberi masukan pada saat proses magang.

9. Kepada yang tersayang Dirga Anugerah dan teman-teman yang telah memberikan dukungannya; Ekasari Putri Hasibuan, Mustika Nadya, Fatmawati Siregar , Siti Maryam, Irna Syahputri dan seluruh mahasiswa angkatan tahun 2012 lainnya yang tidak mungkin disebutkan namanya satu persatu.

10. Mufida Sari, Kevin, Herman dan Christoper yang telah banyak memberi dukungan dan semangat kepada penulis dalam menyelesaikan tugas akhir ini. 11. Kepada Bang Adi, Bang Doni, Bang Rudi, Pak Oki dan seluruh pegawai PT.

Bank Syariah Bukopin Cabang Medan yang telah banyak membantu proses magang dan tugas akhir ini.

Semoga Allah SWT membalas budi baik yang telah mereka berikan kepada penulis. Akhir kata, penulis juga menyadari masih banyak terdapat kesalahan dan kekurangan dalam penulisan. Untuk itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun demi kesempurnaan penulisan ini.


(6)

iii

digunakan sebaik-baiknya untuk ilmu pengetahuan, terima kasih.

Medan, 2015 Penulis

Aulia Hafni El Sima NIM. 122102038


(7)

iv

KATA PENGANTAR ... i

DAFTAR ISI ... iv

DAFTAR TABEL ... vi

DAFTAR GAMBAR ... vii

BAB I : PENDAHULUAN ... 1

A.Latar Belakang Masalah ... 1

B.Rumusan Masalah ... 5

C.Tujuan dan Manfaat Penelitian ... 6

1. Tujuan Penelitian ... 6

2. Manfaat Penelitian ... 6

D.Rencana Penulisan ... 7

1. Jadwal Survei/Observasi ... 7

2. Rencana Isi ... 7

BAB II : PT.BANK SYARIAH BUKOPIN CABANG MEDAN ... 9

A.Sejarah Ringkas ... 9

B.Struktur Organisasi ... 12

C.Job Description ... 14

D.Jaringan Usaha/Kegiatan ... 25

E.Kinerja Terkini ... 26


(8)

v

PT. BANK SYARIAH BUKOPIN CABANG MEDAN... 29

A.Kredit/Pembiayaan ... 29

1. Pengertian Pembiayaan ... 29

2. Jenis Pembiayaan ... 30

3. Fungsi dan Manfaat Pembiayaan ... 37

B.Syarat-Syarat dan Ketentuan Pembiayaan ... 39

C.Proses Pembiayaan PT. Bank Syariah Bukopin Cabang Medan ... 44

D.Pengertian Sistem Informasi Akuntansi ... 53

E.Sistem Informasi Akuntansi Pembiayaan pada PT. Bank Syariah Bukopin Cabang Medan ... 54

BAB IV : KESIMPULAN DAN SARAN ... 56

A.Kesimpulan ... 56

B.Saran ... 56

DAFTAR PUSTAKA ... 58


(9)

vi

No. Judul Halaman

1.1 Jadwal Penelitian ... 7

3.1 Dokumen Pembiayaan Murabahah ... 41

3.2 Dokumen Pembiayaan Mudharabah ... 43


(10)

vii

No. Judul Halaman

2.1 Logo Perusahaan ... 11 2.2 Struktur Organisasi Perusahaan ... 13 3.4 Flowchart ... 55


(11)

viii

No. Judul Halaman

Lampiran 1 Surat Izin Riset ... 59 Lampiran 2 Surat Permohonan Pembiayaan ... 60 Lampiran 3 MKP (Memorandum Komite Pembiayaan) ... 61 Lampiran 4 SPPFP (Surat Permohonan Pengajuan Fasilitas Pembiayaan) . 66


(12)

1

PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

Perbankan mempunyai tugas yang sangat penting dalam mendorong pencapaian tujuan nasional yang berkaitan dengan peningkatan dan pemerataan taraf hidup masyarakat. Dasar utama kegiatan perbankan adalah kepercayaan (trust), baik dalam hal menghimpun dana maupun penyaluran dana. Kegiatan bank berupa penghimpunan dan penyaluran dana sangat diperlukan bagi lancarnya kegiatan perekonomian di sektor riil. Kegiatan perekonomian masyarakat di sektor moneter dan di sektor riil tidak dapat dipisahkan. Kedua sektor tersebut selalu berinteraksi dan saling mempengaruhi satu sama lain.

Bank yang merupakan salah satu bagian dari perbankan mempunyai makna suatu lembaga yang menjadi sarana dalam kebijakan moneter. Karena fungsi tersebut, maka keberadaan bank yang sehat, baik secara individu maupun keseluruhan, merupakan persyaratan bagi suatu perekonomian yang sehat. Untuk menciptakan perbankan yang sehat, antara lain diperlukan pengaturan dan pengawasan bank yang efektif agar peranan serta fungsi dari bank dapat berjalan dengan baik.

Bank adalah lembaga yang berperan sebagai perantara keuangan (financial intermediary) antara pihak yang memiliki dana dan pihak yang memerlukan dana. Sebagai perantara keuangan, bank menghimpun dana dari masyarakat yang surplus dana dalam bentuk simpanan dan sebagai imbalannya bank akan memberikan bunga kepada nasabah penyimpan. Dari hasil menghimpun dana tersebut, bank akan menyalurkan dalam bentuk kredit kepada masyarakat yang


(13)

membutuhkan dana (defisit dana) dan sebagai imbalannya bank akan memperoleh pendapatan bunga yang nilainya lebih besar daripada bunga yang dibayarkan kepada penyimpan dana. Dari pernyataan ini dapat diketahui bahwa tugas atau aktivitas pokok perbankan adalah menghimpun dana dan menyalurkan dana.

Berdasarkan Ketentuan dalam Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 10 Tahun 1998 Pasal 1 tentang Perbankan, bank diartikan sebagai :

“Badan usaha yang menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan dan menyalurkannya kepada masyarakat dalam bentuk kredit dan atau bentuk-bentuk lainnya dalam rangka meningkatkan taraf hidup rakyat banyak (UU RI No. 10/1998).”

Senada dengan pernyataan di atas, Hasibuan (2005, 2) melengkapi bahwa :

“Bank merupakan badan usaha yang kekayaannya terutama dalam bentuk aset keuangan (financial assets) serta bermotif profit juga sosial, jadi bukan hanya mencari keuntungan saja”.

Dari kedua definisi yang dipaparkan di atas, dapat diambil kesimpulan bahwa bank adalah suatu badan usaha bermotif profit dan juga sosial yang mempunyai kewenangan dan fungsi untuk menghimpun dana masyarakat umum dalam hal penyimpanan dan penyaluran dana kepada masyarakat lain yang membutuhkan.

Adapun pihak-pihak yang membutuhkan dana akan mengajukan pinjaman atau kredit kepada bank. Kredit dapat berupa kredit investasi, kredit modal kerja, maupun kredit konsumtif.

Bank memperoleh sebagian dana yang sebagian besar dari simpananberupa giro, deposito, tabungan dan sebagainya yang kemudian akan disalurkan kembali pada masyarakat yang membutuhkannya, terutama pada dunia usaha dalam


(14)

bentuk kredit atau pada Bank Syariah disebut dengan pembiayaan. Dengan memberikan pembiayaan kepada masyarakat, bank telah membantu melancarkan arus barang dan jasa dari produsen kepada konsumen.

Dalam proses pembiayaan melibatkan fungsi intermediasi yang melibatkan kedua belah pihak, yaitu penyimpan dana dan peminjam dana yang memiliki kepercayaan terhadap bank. Selain itu kepercayaan antara nasabah terhadap bank dan bank terhadap nasabah merupakan kunci utama dalam dunia perbankan. Salah satu faktor yang dapat mempengaruhi kepercayaan masyarakat terhadap bank adalah terjamin atau tidaknya rahasia nasabah yang ada di bank, baik data keuangan maupun data non keuangan.

Dalam mendukung kegiatan bisnis bank menyalurkan pembiayaan kepada berbagai lapisan masyarakat seperti pengusaha kecil, pengusaha menengah, dan juga pengusaha yang memiliki modal besar.

PT. Bank Syariah Bukopin Cabang Medan merupakan salah satu cabang bank yang menyediakan jasa keuangan bagi seluruh lapisan masyarakat. Ada beberapa produk dan jasa yang diberikan. Pertama, menghimpun dana (funding)dari masyarakat yang setiap jenis pendanaannya memiliki akad yang berbeda, maksudnya dalam hal ini bank sebagai tempat menyimpan uang atau berinvestasi sesuai jenis pendanan dan akad yang dilakukan. Kedua, adalah menyalurkan dana (lending),dimana pembiayaan dalam Bank Syariah Bukopin memiliki beberapa jenis dan akad yang berbeda di setiap jenisnya. Dalam kegiatan pembiayaan, bank memberikan pinjaman kepada nasabah yang mengajukan permohonan. Ketiga adalah bank memberikan service (jasa) yang merupakan jasa pendukung dari kegiatan pokok bank.


(15)

Sebelum pembiayaan diberikan, untuk meyakinkan bahwa si nasabah benar-benar dipercaya, maka bank melakukan analisis kredit. Analisis kredit mencakup latar belakang nasabah atau perusahaan, besarnya jumlah pembiayaan yang diminta, tujuan penggunaan pembiayaan, prospek usahanya, agunan yang diberikan, serta beberapa pertimbangan lainnya.

Pemberian pembiayaan tanpa melakukan analisis kredit terlebih dahulu dapat membahayakan bank. Nasabah dengan mudah memberikan data-data fiktif sehingga pembiayaan tersebut sebenarnya tidak layak diberikan. Apabila bank salah dalam menganalisis maka akibatnya, pembiayaan yang ditagih alias macet. Namun dalam realisasinya penyaluran pembiayaan oleh bank belum tentu berjalan dengan mulus karena tidak semua nasabah mengembalikan dana kredit sesuai dengan perjanjian. Permasalahan inilah yang disebut dengan kredit macet. Oleh karena itu, diperlukan ketentuan dan pengawasan dari pihak bank dalam memberikan pembiayaan. Jika dilihat dari Nasabah sendiri pun banyak kendala yang di hadapi, seperti tidak sanggup mengembalikkan dana yang dipinjam karena penurunan penjualan dan sebagainya. Oleh karena itu, dibutuhkan Sistem Informasi Akuntansi yang baik untuk menghindari masalah tersebut.

Sistem informasi akuntansi pemberian pembiayaan merupakan keseluruhan prosedur dan teknik yang diperlukan untuk mengumpulkan data dan mengelolanya menjadi informasi yang diperlukan sebagai alat bantu manajemen. Hal buruk yang terjadi apabila tidak adanya sintem informasi akuntansi pemberian pembiayaan antara lain, dapat menyebabkan tidak adanya jaringan prosedur pemberian kredit yang terencana dan dokumen/data yang diperoleh dari pemberian pembiayaan pembiayaan tidak dapat di proses menjadi sebuah


(16)

informasi akuntansi yang sangat berpengaruh dan bermanfaat untuk perusahaan itu sendiri.

Bagi bank yang berdasarkan Prinsip Syariah dalam penentuan harga produknya sangat berbeda dengan bank berdasarkan Prinsip Konvensional. Bank berdasarkan Prinsip Syariah adalah aturan perjanjian berdasarkan hukum Islam antara bank dengan pihak lain untuk menyimpan dana atau pembiayaan usaha atau kegiatan perbankan lainnya.

Dengan melihat begitu pentingnya sistem informasi terhadap pembiayaan, mulai dari proses awal pengajuan pembiayaan oleh nasabah sampai dengan ke proses realisasi pembiayaan.Berdasarkan hal tersebut, untuk mengetahui penelitian lebih dalam, maka penulis mengangkat judul “Sistem Informasi Akuntansi Pembiayaan pada PT. Bank Syariah Bukopin Cabang Medan”.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian dalam latar belakang di atas, maka yang menjadi rumusan permasalahan dalam penelitian ini adalah:

1. Bagaimana sistem informasi akuntansi pembiayaan pada PT.Bank Syariah Bukopin Cabang Medan?

2. Bagaimana persyaratan dan ketentuan pembiayan pada PT. Bank Syariah Bukopin Cabang Medan?

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian 1. Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian adalah :

 Untuk mengetahui Bagaimana Sistem Informasi Pemberian Pembiayaan pada PT. Bank Syariah Bukopin Cabang Medan.


(17)

 Untuk mengetahui persyaratan dan ketentuan pada pembiayaan PT. Bank Syariah Bukopin

2. Manfaat Penelitian Manfaat penelitian adalah:

a. Bagi penulis, dapat menambah wawasan dan memperdalam pengetahuan secara teoritis maupun praktis mengenai pembiayaan pada dunia perbankan syariah serta sebagai bahan masukan jika sewaktu-waktu dihadapkan masalah yang berhubungan dengan Sistem Informasi Akuntansi Pemberian Pembiayaan

b. Bagi Lembaga Pendidik, dapat digunakan sebagai bahan refrensi dan pembanding bagi penulis lain yang ingin mengetahui dunia perbankan syariah khususnya pada PT. Bank Syariah Bukopin Cabang Medan.

c. Bagi PT. Bank Syariah Bukopin Cabang Medan, Penelitian ini dapat digunakan sebagai salah satu bahan pertimbangan dalam mengambil langkah-langkah perbaikan sistem dan kebijaksanaan pada masa yang akan datang.

D. Rencana Penulisan

1. Jadwal Survei/ Observasi

Penelitian akan dilaksanakan di PT. Bank Syariahh Bukopin Cabang Medan, Jalan S Parman No. 77 Medan. Untuk lebih jelasnya jadwal penelitian dapat dilihat di bawah ini.


(18)

Tabel 1.1

Jadwal Survei/Observasi Tugas Akhir

2. Rencana Isi

Laporan penelitian terdiri dari empat bab, dimana setiap bab saling berkaitan, hal ini sesuai dengan kebutuhan dan tuntutan pembuatan tugas akhir yang telah ditetapkan bahwa susunan tugas akhir harus praktis dan sistematis. Oleh karena itu, laporan penelitian tugas akhir ini disusun sebagai berikut:

BAB I : PENDAHULUAN

Dalam bab ini membahas mengenai latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan dan manfaat penelitian, dan rencana penulisan yang terdiri dari jadwal survei/observasi dan rencana isi.

BAB II : PT. BANK SYARIAH BUKOPIN CABANG MEDAN

No Kegiatan

April 2015

Mei 2015 Juni 2015 IV I II III IV I 1 Pengesahan Penulisan Tugas Akhir

2 Pengajuan Judul 3 Permohonan Izin Riset

4 Pengajuan Dosen Pembimbing 5 Pengumpulan Data

6 Penyusunan Tugas Akhir 7 Bimbingan Tugas Akhir 8 Penyelesaian Tugas Akhir


(19)

Pada bab ini akan membahas tentang sejarah singkat, struktur organisasi, job description, jaringan usaha, kinerja usaha terkini, dan rencana usaha.

BAB III : SISTEM INFORMASI AKUNTANSI PEMBIAYAAN PADA PT. BANK SYARIAH BUKOPIN CABANG MEDAN

Dalam bab ini akan diuraikan pengertian pembiayaan, jenis pembiayaan, fungsi dan manfaat pembiayaan, syarat dan ketentuan pembiayaan, proses pembiayaan pada Bank Syariah Bukopin Cabang Medan, pengertian sistem informasi akuntansi, Sistem Informasi Akuntansi pembiayaan pada Bank Syariah Bukopin Cabang Medan.

BAB IV : KESIMPULAN DAN SARAN

Bab ini berjisi kesimpulan berdasarkan uraian serta saran guna meningkatkan sistem informasi akuntansi pembiayaan pada PT. Bank Syariah Bukopin Cabang Medan.


(20)

9

PT. BANK SYARIAH BUKOPIN CABANG MEDAN A. Sejarah Ringkas

Perjalanan PT. Bank Syariah Bukopin dimulai dari sebuah bank umum, PT. Bank Persyarikatan Indonesia yang diakuisisi oleh PT. Bank Bukopin tbk, untuk dikembangkan menjadi Bank Syariah Bukopin mulai beroperasi dengan melaksanakan kegiatan usaha berdasarkan prinsip syariah setelah memperoleh izin operasi dari Bank Indonesia pada tanggal 27 Oktober 2008 telah diresmikan oleh wakil Republik Indonesia.

Komitmen penuh dari PT. Bank Bukopin Tbk sebagai pemegang saham mayoritas diwujudkan dengan menambah setoran modal dalam rangka untuk menjadikan PT. Bank Syariah Bukopin sebagai syariah dengan pelayanan terbaik.

Dan pada tanggal 10 Juli 2009 melalui surat persetujuan Bank Indonesia, PT. Bank Bukopin Tbk telah mengalihkan hak dan kewajiban usaha syariahnya kedalam PT. Bank Bukopin.

Visi dan Misi Perusahaan

Secara umum visi adalah pandangan ideal masa depan yang ingin di wujudkan oleh perusahaan/instansi. Penetapan visi mencerminkan apa yang ingin di capai, memberikan arah dan fokus stratgi yang jelas, berorientasi terhadap masa depan dan selanjutnya diharapkan mampu menumbuhkan komitmen di lingkungan kantor PT. Bank Syariah Bukopin.


(21)

Visi PT. Bank Syariah Bukopin:

“Menjadi bank syariah dengan pelayanan terbaik”

Misi adalah sesuatu yang harus di emban atau di laksanakan oleh organisasi sesuai visi yang telah di tetapkan agar tujuan organisai dapat terlaksana dan berhasil dengan baik. Untuk mencapai visi tersebut, maka Bank Syariah Bukopin Cabang Medan menjabarkannya dalam beberapa misi yang akan di laksanakan selama priode berjalan sebagai berikut:

1. Memberikan pelayanan terbaik kepada nasabah 2. Membentuk sumberdaya insani yang profesional

3. Memfokuskan pengembangan usaha pada sektor UMKM (Usaha Mikro Kecil dan Menengah)

4. Meningkatkan nilai tambah pada sektor stakeholder.

Motto PT. Bank Syariah Bukopin Cabang Medan Melayani dengan hati nurani”.

Nilai Budaya Perusahaan 1. Amanah

Senantiasa menjaga kepercayaan yang diterima dari perusahaan dan patuh pada peraturan yang berlaku.

2. Kualitas

Senantiasa berupaya secara maksimal dan berkesinambungan untuk mengembangkan diri, meningkatkan mutu serta kemampuan yang unggul dan selalu memberikan hasil yang terbaik.


(22)

3. Peduli

Senantiasa memiliki perhatian khusus melayani dengan hati nurani guna kepentingan stakeholder.

4. Integritas

Senantiasa memilih keselarasan niat, pikiran, perkataan, perbuatan baik dan benar yang sesuai dengan nilai-nilai perusahaan, masyarakat dan prinsip-prinsip Good Coporate Governance.

5. Kerjasama

Secara terus menerus mengupayakan untuk bekerja dengan efektif kooperatif dan selalu membangun serta menjaga hubungan kerja yang baik.

Makna logo :

Gambar II.1

Logo Bank Syariah Bukopin

Sumber: Website PT. Bank Syariah Bukopin (www.syariahbukopin.co.id) Gambar seperti payung menggambarkan bahwa PT. Bank Bukopin merupakan suatu badan usaha yang berawal sebagai induk-induk dari koperasi. Dengan huruf “I” tampak seperti orang yang sedang mengangkat kedua tangannya dan berdoa bahwa PT. Bank Syariah Bukopin mengharapkan ridho Allah SWT dalam melaksanakan aktivitasnya.


(23)

B. Struktur Organisasi PT. Bank Syariah Bukopin Cabang Medan

Struktur Organisasi diperlukan perusahaan untuk membedakan batas-batas wewenang dan tanggung jawab secara sistematis yang menunjukkan adanya hubungan / keterkaitan antara setiap bagian untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan.

Demi tercapainya tujuan umum suatu instansi diperlukan suatu wadah untuk mengatur seluruh aktivitas maupun kegiatan instansi tersebut. Pengaturan ini dihubungkan dengan pencapaian tujuan instansi yang telah ditetapkan sebelumnya. Wadah tersebut disusun dalam suatu struktur organisasi dalam instansi.

Melalui struktur organisasi yang baik, pengaturan pelaksanaan pekerjaan dapat diterapkan, sehingga efesiensi dan efektifitas kerja dapat diwujudkan melalui kerja sama dengan koordinasi yang baik sehingga tujuan perusahaan dapat dicapai.Suatu instansi terdiri dari berbagai unit kerja yang dapat dilaksanakan perseorangan, maupun kelompok kerja yang berfungsi untuk melaksanakan serangkaian kegiatan tertentu dan mencakup tata hubungan secara vertikal, melalui saluran tunggal. Struktur PT. Bank Syariah Bukopin Cabang Medan dapat dilihat pada Gambar II.2. berikut ini.


(24)

GAMBAR II.2

STRUKTUR ORGANISASI PT. BANK SYARIAH BUKOPIN CABANG MEDAN

PIMPINAN CABANG

MANAGER

ACCOUNTING LEGAL SEKRETARIS

INTERNAL OPERASI SUPPORT

ADM. PEMBIAYAAN

INV.PEMBIAYAAN

ADM. DOK & LAP

RELATIONSHIP TELLER

CUSTOMER SERVICE

TRANSFER, KLIRING

SUNDRIES

SDI

SARANA LOGISTIK


(25)

C. Job Description

Berikut ini adalah job description dari setiap unit pada PT. Bank Syariah Bukopin Cabang Medan :

1.Pimpinan Cabang Syariah

a. Menetapkan rencana kerja dan anggaran, sasaran usaha dan tujuan yang akan dicapai

b. Mengarahkan, mengendalikan dan mengawasi secara langsung unit-unit kerja menurut bidangnya. Tugasnya adalah pelayanan nasabah, pengembangan dan pengendalian usaha serta pengelolaan administrasi di lingkungan cabang dan cabang pembantu, sejalan dengan sistem yang berlaku, yang ditetapkan oleh kantor besar/kantor wilayah. c. Memasarkan produk dan jasa-jasa kepada nasabah dan menggali

calon serta menguasai pangsa pasar di daerah kerja.

2. Manager Pelayanan dan Operasi

a. Membuat perencanaan dan aktivitas di operasional bank sesuai dengan kebijakan direktur agar sesuai rencana bank keseluruhan.

b. Menjabarkan program kerja perencanaan teknis operasional yang telah dibuat untuk masing-masing fungsi agar apat dijalankan sesuai dengan arahan yang diberikan.

c. Mengarahkan dan memastikan pelaksanaan pelayanan nasabah dari front line sampai back office sesuai dengan standar pelayanan yang di tetapkan serta ketentuan yang berlaku.


(26)

karyawan memahami dan dapat menjalankan sesuai ketentuan yang ada.

e. Mengarahkan proses kredit, investigasi, administrasi kredit, administrasi laporan dapat berjalan tepat waktu, akurat serta sesuai dengan sistem dan prosedur yang berlaku.

f. Mengarahkan, memastikan, pengadaan barang dan jasa, pemeliharaan sarana dan prasarana, keamanan bank dan pelayanan umum kepada karyawan dapat berjalan sesuai sistem dan prosedur yang berlaku dan ketentuan efisiensi biaya.

g. Memastikan proses operasional berjalan sesuia dengan sistem dan prosedur yang berlaku berdasarkan masukan dari internal control, meriview, mengevaluasi, dan memonitor tindak lanjut dari temuan internal control agar keseluruhan proses operasional dapat berjalan efektif.

h. Melakukan tugas-tugas lain yang ditunjukkan direksi atau manajemen yang berkaitan dengan fungsi dasar jabatan yang belum termasuk dalam uraian jabatan ini.

i. Melakukan proses coaching, memonitor, membina, meningkatkan kualitas kerja dan menilai kinerja bawahan sesuia dengan sistem prosedur dan peraturan yang berlaku.

3. Internal Control

a. Memonitoring balance transaksi setiap lokasi atas terjadinya selisih sistem.


(27)

b. Melaporkan kepada manajer pelayanan dan operasi (kantor cabang) atau kepala pusat operasi (kantor pusat), atas selisih yang dikarenakan unsur kesengajaan (fraud) yang dilakukan karyawan terkait.

c. Menginformasikan kepada EPD cabang atau EPD kantor pusat atas selisih yang dikarenakan kesalahan teknis (mesin/program)

d. Memberi memo audit kepada karyawan yang melakukan kesalahan atau kelalaian pembukuan dan meminta segera dilakukan koreksi. e. Bagian internal control harus mencetak rekening koran nasabah.

Khusus permintaan nasabah atas pencetakan rekening rokan nasabah pada tanggal tertentu harus mendapat persetujuan dari supervisor. f. Bagian internal control harus mencetak dan memfile G/L movement,

serta mendistribusikan kepada pihak-pihak yang berkepentingan dan kompeten.

g. Bagian internal control harus mencetak dan memfile list saldo giro, deposito, tabungan, dan list saldo pembiayaan dan mendistribusikan hasil cetakan kepada pihak yang berkepentingan dan kompeten.

h. Bagian Internal control harus mencetak neraca, laba/rugi serta mendistribusikan kepada pihak-pihak yang berkepentingan dan kompeten.

i. Mencocokkan saldo akhir yang tercantum dalam rekening nasabah dengan yang tercantum dalam list saldo.

j. Apabila terdapat perbedaan rekening koran dengan list saldo, maka internal control harus mencari penyebab perbedaan tersebut dan melaporkan hasilnya kepada supervisor.


(28)

k. Dalam hal terjadinya perbedaan saldo dikarenakan adanya unsur fraud, harus segera dilaporkan kepada manager palayan dan operasi (kantor cabang) atau manager pelayanan dan operasi (kantor pusat) l. Dalam hal terjadinya selisih disebabkan karena kesalahan teknis,

maka harus dinformasikan kepada karyawan EPD cabang dan EPD pusat.

4. Staff, Transfer, Kliring dan Inkaso

a. Memerikasa kelengkapan sarana kerja yang diperlukan seperti komputer, stempel, slip slip yang diperlukan dan kelengkapan lainnya. b. Memeriksa titipan warkat kliring yang harus dikliringkan pada hari

tersebut yang berpedoman pada tanggal jatuh tempo.

c. Mencairkan slip pencairan titipan kliring atas warkat-warkat yang akan dikliringkan.

d. Membuat nota debet untuk diserahkan kepada bank lain.

e. Memeriksa kelengkapan dan keabsahan warkat bank koresponden yang akan dikliringkan.

f. Menstempel kliring mengkode nominal warkat serta nota debet kedalam mesin encorder.

g. Memasukkan data-data kliring penyerahan, kliring kredit dan tolakan kliring kedalam aplikasi Sistem Kliring Nasional.

h. Membuat bundel warkat dan nota debet untuk diserahkan kepada lembaga kliring.

i. Membawa warkat penyerahan debet, data SKN penyerahan debet beserta data SKN transfer siklus 1 dan siklus 2 ke BI.


(29)

j. Membuat warkat tolakan penerimaan debet dari BI beserta laporannya.

k. Membawa warkat tolakan penerimaan debet beserta data SKN tolakan penerimaan debet ke BI.

l. Menghubungi bagian lain bila transaksi sebagai proses untuk penyelesaian transaksi kliring.

m. Membuat surat penolakan dan surat pemberitahuan penutupan rekening bila terdapat tolakan penerimaan debet alasan saldo tidak cukup.

n. Mengadministrasikan titipan warkat kliring bila ada setoran kliring diterima setelah lewat jam kliring penyerahan debet.

o. Sebagar marker untuk transaksi RTGS.

5. Staf Sundries

a. Memeriksa kelengkapan sarana kerja yang diperlukan seperti komputer, stempel, slip-slip yang diperlukan dan kelengkapan lainnya. b. Monitoring kas pada ATM 9301

c. Membuka pintu khasanah/voult dan memonitoring pengambilan cash box serta uang tunai dari voult pada pagi hari.

d. Memonitoring persiapan front line. e. Custodian vault dan ATM

f. Pengendalian operasi dan pelayanan. g. Pemegang previx teskey.

h. Bertanggung jawab atas likuiditas kas cabang.


(30)

j. Mengkoordinir setoran tunai dan pengambilan tunai dari bank Indonesia/bank lain.

k. Sebagai checker atas transaksi RTGS dan SKN B. l. Monitoring posisi RAK dan BI RTGS

m. Menghubungi dan berkoordinasi dengan kebagian treasury syariah jika ada transaksi RTGS.

n. Menghubungi dan berkoordinasi kebagian treasury syariah jika ingin melakukan penempatan RPAK.

o. Memonitoring pengambilan cash box kedalam vault. p. Membuat nota debet untuk diserahkan kepada bank lain. q. Pengendalian kas perusahaan.

6. Sumber Daya Insani

a. Melakukan analisa terhadap kebutuhan karyawan

b. Menetapkan persyaratan terhadap tenaga yang dibutuhkan. c. Melakukan seleksi terhadap pelamar.

d. Menyerahkan surat penerimaan atau kontrak kerja kepada karyawan baru.

e. Memberikan arahan-arahan yang berkaitan dengan masalah SDM kepada karyawan baru.

f. Pembuatan administrasi kontrak kerja. g. Menerima berkas lamaran dan hasil test. h. Memeriksa kelengkapan data-data pelamar. i. Menyiapkan surat penerimaan atau kontrak. j. Pembuatan administrasi pengangkatan karyawan. k. Meminta penilaian dari atasan langsung.


(31)

l. Meminta rekomendasi dari SDM & Diklat.

m. Menyiapkan SK pengangkatan atau perpanjangan kontrak kerja untuk ditamdatangani direksi/manager.

n. Menyiapkan salinan SK pengangkatan. o. Input data izin karyawan.

p. Input data cuti karyawan.

q. Input data telat yang diizinlan sipervisornya. r. Menyiapkan rekapitulasi absen.

7. Staf Legal

a. Menerima pendegelasian dan melakukan tugas-tugas legal dalam hal : 1. Pembukaan rekening koran

2. Pembuatan analisa opini yuridis

3. Memeriksa dokumen yang keluar masuk pada save keeping. 4. Memeriksa draf SPPFP (Surat Permohonan Pengajuan Fasilitas

Pembiayaan)

b. Mempersiapkan dokumen-dokumen dalam hal rapat proses sindikasi/club deal dengan bank lain.

c. Mempersiapkan rencana pengikatan pembiayaan baik secara notaril maupun bawah tangan.

d. Mengkoordinir akta-akta dan jaminan yang masih dalam proses. e. Memeriksa dokumen-dokumen yang berkaitan dengan akad


(32)

f. Mempersiapkan dan memeriksa dokumen-dokumen yang berkaitan dengan pelunasan seperti dokumen jaminan dan surat roya.

8. Customer Servive

a. Memberikan informasi/menjelaskan produk/jasa b. Melakukan proses pembukuan rekening

c. Memberikan informasi transaksi nasabah. d. Handling complain.

e. Cross selling.

f. Melaksanakan standar pelayanan.

g. Melaksanakan semua aktivitas berdasarkan ketentuan/peraturan yang berlaku.

h. Membuat laporan rutin maupun tidak rutin.

9. Teller

a. Melayani transaksi tunai dan non tunai nasabah. b. Melaksanakan standar pelayanan.

c. Melaksanakan aktivitas sesuai ketentuan yang berlaku d. Membuat laporan rutin maupun tidak rutin.

10. Staf Sarana Logistik

a. Melayani dan mengadministrasikan pengisian bensin kendaraan. b. Mengisi/menambah saldo kas kecil sesuai ketentuan.

c. Menutup dan mempertanggungjawabkan pengeluaran kas kecil.

d. Memeriksa kwitansi, bukti pengeluaran biaya rumah tangga perusahaan dengan persetujuan MPO.


(33)

e. Melakukan pengambilan dan mengadministrasikan UMS yang diminta unit kerja lain dengan persetujuan MPO.

f. Monitoring kondisi kantor tetap bersih.

g. Mengatur kendaraan dan pengawal untuk tarik atau setor ke bank indonesia, bank lain atau nasabah.

h. Melayani dan mengadminitrasikan permintaan formulir khusus dari unit kerja lainnya.

i. Memeriksa dan memverifikasi tagihan dari supplier dengan bukti pembayaran.

j. Memverifikasi pengeluaran unit kerja lain dengan bukti pembayaran. k. Dengan persetujuan MPO membukukan tagihan supplier dan

pengeluaran biaya unit kerja lain.

l. Membukukan semua pengeluaran kas kecil yang telah dipertanggung jawabkan.

10. Staf Administrasi Pembiayaan

a. Terima memorandum penurunan pembiayaan dari AO. b. Membuat laporan asuransi agunan jatuh tempo

c. Terima ACC perpanjangan kredit dari AO, kemudian memeriksa ACC tersebut.

d. Melakukan transaksi perpanjangan pembiayaan. e. Membuat repayment schedule.

f. Melakukan transaksi pelunasan pembiayaan. g. Pembuatan laporan.


(34)

11.Staf Investigasi Pembiayaan

a. Mencatat spesifikasi bangunan dan kerusakan bangunan yang dijadikan agunan

b. Melakukan dokumentasi atas agunan dan pemilik yang mengajukan pembiayaan.

c. Mencari informasi harga harga tanah yang lebih akurat disekitar lokasi jaminan tersebut.

d. Mencatat dan memperhatikan kondisi tanah yang digunakan oleh pihak yang mengajukan pembiayaan.

e. Menginput data calondebitur pada aplikasi SID.

f. Melakukan survey secara diam-diam untuk memastikan kebenaran agunan tersebut.

g. Menjalankan tugas-tugas khusus yang diebrikan oleh manjaemen perusahaan.

h. Menjalankan fungsi alternate sesuai pertunjukan.

i. Melakukan komite atas keakuratan hasil tinjauan yang dilakukan. j. Memiliki kelayakan atas usaha debitur.

12.Staf Administrasi Dokumen dan Laporan

a. Membuat laporan manurity profile yang bersumber data dari neraca perakhir bulan, ADMP, dan CS

b. Membuat laporan manurity profile yang bersumber data dari outstanding perakhir bulan dan CS


(35)

d. Mengirim laporan kekantor pusat. e. Membuat laporan penyediaan dana. f. Membuat laporan pembiayaan restruktur. g. Menginput dana tersebut ke dalam form DPK. h. Menginput data suku bunga rata-rata.

i. Mengambil data neraca dan laporan L/R per akhir bulan.

13.Account Officer

a. Menerima dan melayani permohonan atas fasilitas kredit yang diterima oleh debitur dan memproses permohonan dengan ketentuan-ketentuan yang ada.

b. Menawarkan produk jasa bank syariah kepada masyarakat.

c. Meminta persetujuan atasan untuk pemberian bagi hasil dana masyarakat diatas wewenang atau limit AO.

d. Menjalin kerjasama dengan asosiasi dan organisasi profesi.

e. Memonitoring dan menjaga hubungan baik dengan nasabah dan kreditur yang potensial.

f. Negosisasi bagi hasil simpanan dana masyarakat sampai batas wewenang atau limit yang diberikan.

g. Melaksanakan penagihan dan penyelesaian kredit sesuai ketentuan yang telah disepakati melalui korespondensi dan laporan kunjungan nasabah. h. Membuat laporan perkembangan portopolio kredit terkait dengan


(36)

i. Memberikan usulan dan saran kepada manajemen dalam rangka peningkatan usaha dan kesehatan portofolio kredit serta cabang secara keseluruhan.

j. Mengawasi, meminta serta mengelola portofolio dan account nasabah yang menjadi tanggung jawabnya.

14.Relation Officer

a. Meminta persetujuan atasan untuk pemberian bagi hasil dana masyarakat diatas wewenang atau limit RO.

b. Menawarkan produk jasa bank syariah bukopin kepada masyarakat. c. Negoisasi bagi hasil simpanan dana masyarakat sampai batas limit. d. Menjalin kerjasama dengan asosiasi dan organisasi profesi.

e. Membuat analisa kegiatan pesaing secara berkala.

f. Menyelenggarakan event tertentu yang terkait dengan produk dana. g. Memonitor dan menjaga hubungan baik dengan nasabah.

D. Jaringan Usaha / Kegiatan

Saat ini PT. Bank Syariah Bukopin Cabang Medan hanya mempunyai satu kantor cabang. Selain itu, PT. Bank Syariah Bukopin juga bekerjasama dengan PT. Jamkrindo dalam hal pemberian fasilitas bank garansi.

E. Kinerja Terkini

Kinerja usaha terkini dibagian pembiayaan PT. Bank Syariah Bukopin Cabang Medan terus meningkat, Ini dapat dilihat dari semakin meningkatnya jumlah nasabah yang mendapatkan fasilitas pembiayaan di PT. Bank Syariah


(37)

Bukopin Cabang Medan. Semakin tinggi pembiayaan, tentunya semakin baik bagi perusahaan, sebab sumber pendapatan terbesar bank berasal dari pembiayaan.

PT. Bank Syariah Bukopin Cabang Medan bertekad untuk terus meningkatkan kemampuan dalam penyaluran fasilitas pembiayaan kepada nasabah sehingga kualitas pembiayaan yang diberikan kepada nasabah tersebut dapat terminimalisir terjadinya resiko pembiayaan bermasalah.

Adapun award yang telah di capai PT. Bank Syariah Bukopin, antara lain : Penerimaan Award 2011:

a. 31 Januari 2011, Bank Syariah Bukopin menerima penghargaan Indonesia Service to Care Award dari Mark Plus

b. 18 Maret 2011, ASEAN Bisnis Award 2011 as the best banking and service excellent of the year.

c. 21 Juli 2011, Bank Syariah Bukopin menerima penghargaan dari rekor bisnis 2011 sebagai bank umum syariah pertama yang meluncurkan tabungan bisnis dengan sistem syariah.

d. 3 Agustus 2011, Bank Syariah Bukopin menerima penghargaan dari investor award 2011 sebagai Best Syariah Bank 2011 peringkat ke-5. e. 14 September 2011, Bank Syariah Bukopin berhasil mencapai peringkat

ke-10 kategori private keuangan non listed dalam annual report award 2010.

f. 29 September 2011, Bank Syariah menerima penghargaan dari Property & Bank Award 2011 sebagai bank syariah predikat baik kategori “The Most favourite service quality & product for Shariah Banking”.


(38)

g. 10 November 2011, Bank Syariah Bukopin menerima penghargaan TheIslamic Finance Award Nite 2011” dari Karim Business Consulting dengan kategori :

1. Peringkat ketiga The Best Quality Service 2. The Best Quality Service

3. The Most efficient- Islamic Full Fledge Bank 4. The Most Prudent-Islamis Full F ledge Bank.

Penerimaan award tahun 2010:

a. 8 Maret 2010, Bank Syariah Bukopin menerima penghargaan dari International Business and Company Award sebagai Best Company In Banking Syariah of The Year.

b. 29 Juli 2010, Bank Syariah Bukopin menerima penghargaan sebagai Best Syariah Banking dalam acara Bisnis Indonesia Award yang dilaksanakan di Hotel Ritz Carton Jakarta

c. 29 Juli 2010, Bank Syariah Bukopin menerima penghargaan dalam acara Property andBank Award kategori The Most Service Excellent forShariah Banking Industry di hotel Bidadari Jakarta Selatan.

d. 3 September 2010, Bank Syariah Bukopin menerima penghargaan dari Indonesia Moslem Award sebagai The Best Shariah Banking.

e. 22 September 2010, Bank Syariah Bukopin berhasil mencapai peringkatke-5 kategori private keuangan non listed dalam annual report award 2009.


(39)

F. Rencana Usaha / Kegiatan

Rencana usaha pada PT. Bank Syariah Bukopin Cabang Medan adalah sebagai alat kelengkapan di bidang perbankan yang berfungsi sebagai penggerak dan pendorong laju pembangunan di Provinsi Sumatera Utara.

PT. Bank Syariah Bukopin Cabang Medan juga memfokuskan pengembangan usaha yakni pada sektor UKM (Usaha Mikro kecil dan Menengah) di kota Medan, sehingga dapat mendorong laju pembangunan di daerah Sumatera Utara.

PT. Bank Syariah Bukopin Cabang Medan juga berupaya memberikan pelayanan terbaik kepada nasabah serta berusaha meningkatkan pembiayaan di Cabang Medan.


(40)

29

SISTEM INFORMASI AKUNTANSI PEMBIAYAAN PADA PT. BANK SYARIAH BUKOPIN CABANG MEDAN

A. Kredit/Pembiayaan

1. Pengertian Kredit/Pembiayaan

Kredit berasal dari bahasa Romawi “credere” yang berarti percaya. Dasar dari kredit adalah kepercayaan. Pihak yang memberikan kredit (kreditur) percaya bahwa penerima kredit (debitur) akan sanggup memenuhi segalasesuatu yang telah diperjanjikan, baik menyangkut jangka waktunya maupun prestasi dan kontra prestasinya. Dalam perbankan syariah istilah kredit disebut dengan pembiayaan sedangkan pada bank konvensional istilah pembiayaan disebut dengan kredit.

Berdasarkan Pasal 1 angka (12) Undang-Undang No. 10 Tahun 1998 tentang perbankan, dijelaskan bahwa pembiayaan berdasarkan prinsip syariah adalah penyediaan uang atau tagihan yang dipersamakan dengan itu berdasarkan persetujuan atau kesepakatan antara bank dengan pihak lain yang mewajibkan persetujuan atau kesepakatan antara bank dengan pihak lain yang mewajibkan pihak peminjam untuk melunasi utangnya setelah jangka waktu tertentu.

Menurut Pedoman Akuntansi Perbankan Indonesia (PAPI, 2001) :

“Kredit sebagai penyediaan uang atau tagihan yang dapat dipersamakan dengan itu, berdasarkan persetujuan atau kesepakatan pinjam meminjam (debitur) untuk


(41)

melunasi hutangnya setelah jangka waktu tertentu dengan jumlah bunga dan imbalan”.

Menurut penulis, perbedaan antara kredit yang diberikan oleh bank berdasarkan prinsip konvensional dengan pembiayaan yang diberikan oleh bank berdasarkan prinsip syariah adalah terletak pada keuntungan yang diharapkan. Pada prinsip bank konvensional keuntungan diperoleh berupa bunga, sedangkan prinsip bank syariah diperoleh berupa imbalan/bagi hasil.

2. Jenis Pembiayaan

Jenis-jenis pembiayaan pada PT. Bank Syariah Bukopin Cabang Medan adalah sebagai berikut:

a) Murabahah (Jual-Beli)

Menurut PSAK 102 Paragraf 5:

“Murabahah adalah jual beli barang dengan harga jual sebesar biaya perolehan ditambah keuntungan yang disepakati dan penjual harus mengungkapkan biaya perolehan barang tersebut kepada pembeli”.

Murabahah merupakan jual beli barang pada harga asal dengan tambahan keuntungan yang telah disepakati.

Akad yang digunakan adalah Murabahah, yaitu akad jual beli antara bank dan nasabah. Bank akan melakukan pembelian atau pemesanan barang sesuai permintaan nasabah kemudian menjualnya kepada nasabah sebesar harga beli ditambah keuntungan yang disepakati.


(42)

Pembiayaan iB Kepemilikan Mobil merupakan fasilitas pembiayaan kepemilikan mobil yang menggunakan akad Murabahah, yaitu jual beli barang sebesar harga perolehan ditambah dengan margin yang telah disepakati oleh penjual dan pembeli.

c) Pembiayaan iB Kepemilikan Rumah

Pembiayaan iB Kepemilikan Rumah merupakan pembiayaan untuk pemilikan rumah tinggal, ruko, rukan, apartemen, atau rumah peristirahatan (villa) baik kondisi baru maupun lama dan prioritas pembiayaan untuk kepemilikan pertama dan ditempati sendiri. Akad yang digunakan adalah Murabahah.

d) Pembiayaan iB Bagi Hasil (Mudharabah)

Mudharabah berasal dari kata Dharb yang artinya melakukan perjalan yang umumnya untuk berniaga. Menurut Antonio (2001) mendefinisikan Mudharabah sebagai akad kerjasama usaha antara dua pihak dimana pihak pertama (shahibul maal) menyediakan modal (100%), sedangkan pihak lainnya menjadi pengelola.

Defenisi Mudharabah adalah kerjasama antara pemilik modal dan pengelola untuk suatu usaha tertentu dengan kesepakatan bagi hasil. Akad yang digunakan adalah Mudharabah.

e) Pembiayaan iB Bagi Hasil Musyarakah

Musyarakah berasal dari kata syirkah yang artinya pencampuran atau interaksi. IAI dalam PSAK 106 mendefinisikan, “musyarakah sebagai akad kerja sama antara dua pihak atau lebih untuk suatu usaha tertentu dengan kondisi masing-masing pihak memberikan kontribusi dana dengan ketentuan bahwa keuntungan dibagi berdasarkan kesepakatan sedangkan kerugian berdasarkan porsi dana”.


(43)

Musyarakah adalah kerjasama dua pihak atau lebih untuk suatu usaha tertentu dimana masing-masing pihak memberikan kontribusi dana dan atau karya/keahlian dengan kesepakatan keuntungan dan resiko menjadi tanggungan bersama sesuai kesepakatan. Akad yang digunakan adalah Musyarakah.

Dengan demikian, pembiayaan ini memiliki banyak kesamaan dengan pembiayaan mudharabah. Beberapa kesamaan pembiayaan tersebut adalah pembiayaan hanya diberikan untuk mendanai usaha yang bersifat produktif dan keuntungan yang diperoleh berasal dari bagi hasil atas usaha yang didanai.

f) Pembiayaan iB K3A

Fasilitas pembiayaan kepada Koprasi Karyawan (Kopkar), Koperasi Pegawai, Koperasi Pegawai Negeri (KPN) atau koperasi sejenis lainnya yang diteruskan kepada anggotanya untuk memenuhi berbagai kebutuhan. Akad yang digunakan adalah murabahah, yaitu jual beli dengan harga pokok ditambah margin yang telah disepakati.

Secara umum jenis-jenis kredit yang disalurkan oleh bank dapat dilihat dari berbagai segi, yaitu :

a. Pembiayaan dilihat dari tujuan penggunaan  Pembiayaan Investasi

Pembiayaan diberikan oleh bank syariah kepada nasabah untuk pengadaan barang-barang modal yang mempunyai nilai ekonomis lebih dari 1 tahun.  Pembiayaan Modal Kerja


(44)

Digunakan untuk memenuhi kebutuhan modal kerja yang biasanya habis dalam satu siklus usaha. Pembiayaan modal kerja ini diberikan dalam jangka waktu pendek yaitu selama-lamanya 1 tahun

 Pembiayaan Konsumsi

Diberikan kepada nasabah untuk membeli barang-barang keperluan pribadi dan tidak untuk keperluan nasabah.

b. Pembiayaan dilihat dari Jangka Waktu  Short Term Credit (kredit jangka pendek)

Short Term Credit adalah kredit yang berjangka waktu maksimum satu tahun.

 Intermediate Term Credit (kredit jangka waktu menengah)

Intermediate Term Credit adalah suatu bentuk kredit yang berjangka waktu dari satu sampai tiga tahun.

 Long Term Credit (kredit jangka Panjang)

Long Term Credit adalah suatu bentuk kredit yang berjangka waktu lebih dari tiga tahun.

 Demand loan atau call loan

Deman Loan adalah suatu bentuk kredit yang setiap waktu dapat diminta kembali.

c. Pembiayaan dari Segi Sektor Usaha  Pembiayaan Sektor Industri

Pembiayaan yang diberikan ke nasabah yang bergerak dalam sektor industri, yaitu sektor usaha yang mengubah suatu bentuk dari bahan baku


(45)

menjadi barang jadi atau mengubah suatu barang menjadi barang lain yang memiliki faedah lebih tinggi. Contoh sektor industri antara lain : industri elektronik, pertambangan, kimia dan tekstil.

 Pembiayaan Sektor Perdagangan

Pembiyaan ini diberikan dengan tujuan memperluas usaha nasabah dalam perdagangan misalnya untuk memperbesar jumlah penjualan.

 Pembiayaan Sektor Pertanian, Peternakan, Perikanan dan Perkebunan.  Pembiayaan Sektor Jasa

Beberapa sektor jasa yang dapat diberikan pembiayaan oleh bank diantaranya :

 Jasa pendidikan, karena menurut bank , jenis ini mudah diistimewakan pendapatannya.

 Jasa Rumah Sakit, Bank dapat memberikan pembiayaan kepada rumah sakit apabila agunan yang diberikan tidak memiliki banyak resiko, sehingga apabila terjadi masalah maka, bank dapat menjual agunan ini sebagai sumber pelunasan hutang.

 Jasa Angkutan

 Pembiayaan Sektor Perumahan

Bank Syariah memberikan pembiayaan kepada mitra usaha yang bergerak dibidang pembangunan perumahan. Pada umumnya diberikan dalam bentuk pembiayaan konstruksi, yaitu pembiayaan untuk pembangunan perumahan.

d. Pembiayaan dari Segi Jumlahnya  Pembiayaan Retail


(46)

Pembiayaan yang diberikan kepada individu atau pengusaha dengan skala usaha sangat kecil. Jumlah pembiayaan yang diberikan hingga 350.000.000. Pembiayaan ini dapat diberikan dengan tujuan konsumsi, investasi kecil, dan pembiayaan modal kerja.

 Pembiayaan Menengah

Pembiayaan yang diperuntukkan untuk pengusaha level menengah, dengan batasan antara Rp. 350.000.000 hingga Rp. 5.000.000.000

 Pembiayaan Korporasi

Merupakan pembiyaan yang diberikan kepada nasabah dengan jumlah nominal yang besar dan di peruntukkan untuk nasabah besar (korporasi). Dalam praktiknya, setiap bank mengelompokkan pembiayaan korporasi sesuai dengan skala bank masing-masing, sehingga tidak ada ukuran yang jelas tentang batasan minimal pembiayaan korporasi.

e. Jenis Kredit yang Disalurkan dalam Bentuk  Cash Loan

Pinjaman uang tunai yang diberikan bank kepada nasabahnya. Dalam pemberian cash loan ini bank telah menyediakan dana (fresh money) yang dapat digunakan oleh nasabah berdasarkan ketentuan tertentu yang ada dalam perjanjian kreditnya.

 Non‐Cash Loan

Fasilitas yang diberikan bank kepada nasabahnya, tetapi atas fasilitas itu bank belum mengeluarkan uang tunai. Dalam fasilitas ini bank baru menyatakan kesanggupan untuk menjamin pembayaran kewajiban nasabah kepada pihak lain/pihak ketiga.


(47)

f. Jenis Kredit Dilihat dari Segi Akad  Pinjaman dengan Akad Kredit

Pinjaman dengan akad kredit adalah pinjaman yang disertai dengan suatu perjanjian kredit tertulis antara bank dan debitur, antara lain mengatur besarnya plafon kredit, suku bunga, jangka waktu jaminan, cara pelunasan dan sebagainya.

Pinjaman tanpa Akad Kredit

Pinjaman tanpa akad kredit adalah pinjaman yang disertai perjanjian tertulis.

g. Jenis Kredit Dilihat dari Segi Sifat Fasilitas  Commited Facility

Commited Facility adalah suatu fasilitas yang secara yuridis bank berkewajiban untuk memenuhinya sesuai dengan yang diperjanjikan, kecuali terjadi suatu peristiwa yang memberi hak kepada bank untuk menarik kembali/menangguhkan fasilitas tersebut sesuai surat dokumen lainnya.

 Uncommited Facility

Suatu fasilitas secara yuridis bank tidak mempunyai kewajiban untuk memenuhinya sesuai yang telah di perjanjikan.

h. Jenis Kredit yang Dilihat dari Segi Wewenang Pemutusan  Wewenang Kantor Wilayah

 Wewenang Kantor Cabang


(48)

i. Dilihat dari Segi Sumber Dana  Kredit dengan dana bank sendiri

 Kredit dana bersama bank lain (sindikasi, konsorsium, joint financing)  Kredit dengan dana dari luar negeri (offshore, two step loan, project aid). 3. Fungsi dan Manfaat Pembiayaan

Adapun fungsi pembiayaan pada perbankan syariah adalah sebagai berikut : a. Pembiayaan dapat meningkatkan arus tukar-menukar barang dan jasa. b. Pembiayaan merupakan alat yang dipakai untuk memanfaatkan idle fun. c. Pembiayaan sebagai alat pengendali harga

d. Pembiayaan dapat mengaktifkan dan meningkatkan manfaat ekonomi yang ada.

Adapun manfaat pembiayaan yang dapat dilihat dari masing-masing subyek, antara lain:

a. Manfaat Pembiayaan Bagi Bank

 Pembiayaan yang diberikan oleh bank kepada nasabah akan mendapat balas jasa berupa bagi hasil, margin keuntungan, dan pendapatan sewa, tegantung pada akad pembiayaan yang telah diperjanjikan.  Pembiayaan akan berpengaruh pada peningkatan profitabilitas bank.  Pemberian pembiayaan kepada nasabah secara sinergi akan

memasarkan produk bank syariah lainnya seperti dana dan jasa.

b. Manfaat Pembiayaan Bagi Debitur


(49)

 Nasabah dapat memilih berbagai jenis pembiayaan berdasarkan akad yang sesuai dengan tujuan penggunannya.

 Bank dapat memberikan fasilitas lainnya kepada nasabah.

 Jangka waktu pembiayaan disesuaikan dengan jenis pembiayaan dan kemampuan nasabah dalam membayar kembali pembiayaannya, sehingga.nasabah dapat mengestimasikan keuangannya dengan tepat.

c. Manfaat Pembiayaan Bagi Pemerintah

 Pembiayaan dapat digunakan sebagai alat untuk mendorong pertumbuhan sektor riil, karena uang yang tersedia di bank tersalurkan kepada pihak yang melaksanaka usaha. Pembiayaan yang diberikan kepada perusahaan untuk investasi dan modal kerja akan meningkatkan volume produksinya, sehingga peningkatan volume produksi akan berpengaruh pada peningkatan volume usaha dan akhirnya akan meningkatkan pendapatan secara nasional.

 Pembiayaan dapat digunakan sebagai alat pengendali moneter.

 Pembiayaan yang disalurkan oleh bank syariah dapat menciptakan lapangan kerja baru dan meningkatkan pendapatan masyarakat.

 Secara tidak langsung pembiayaan bank syariah dapat meningkatkan pendapatan negara, yaitu pendapatan pajak antara lain : pajak pendapatan dari bank syariah dan pajak pendapatan dari nasabah.

d. Manfaat Pembiayaan Bagi Masyarakat Luas  Mengurangi tingkat pengangguran.


(50)

 Melibatkan masyarakat yang memiliki profesi tertentu, misalnya akuntan, notaris, appraisal independent, asuransi.

 Memberikan rasa aman bagi masyarakat yang menggunakan pelayanan jasa perbankan.

B. Syarat-Syarat dan Ketentuan Pembiayaan

Kredit merupakan aktivitas bank yang mengandung resiko (degree of risk). Untuk memperkecil resiko yang terjadi, maka permohonan kredit harus dinilai oleh bank atas dasar syarat yang dikenal dengan 5C, yaitu :

1. Character(watak / kepribadian)

Yaitu suatu penilaian tentang sifat-sifat pribadi, watak dan kejujuran calon nasabah dalam memenuhi kewajiban-kewajiban finansialnya. Adapun beberapa petunjuk bagi bank untuk memenuhi karakter nasabahnya adalah mengenal dari data, mengumpulkan keterangan dari rekan-rekannya serta saingan-saingan mengenai reputasi, kebiasaan, pribadi dan juga prilaku nasabah dimasa lalu.

2. Capacity (kemampuan)

Untuk melihat calon nasabah dalam membayar pembiayaan yang dihubungkan dengan kemampuannya dalam berbisnis untuk mencari laba. Sehingga, akan terlihat kemampuannya dalam melunasi kewajibannya, 3. Capital (modal)

Capital adalah modal yang dimiliki oleh seseorang untuk menjalankan dan memelihara usahanya.


(51)

Collateral merupakan barang yang digunakan untuk jaminan atas fasilitas pembiayaan yang telah diterima.

5. Condition of Economy (kondisi ekonomi)

Banyak hal yang perlu dipertimbangkan dalam pemberian fasilitas pembiayaan, salah satunya adalah faktor ekonomi secara keseluruhan. Faktor-faktor tersebut meliputi peranan pemerintah, moneter, perbankan keuangan, ekonomi, dan faktor lain yang menghambat kegiatan usaha.

Ada beberapa ketentuan dan rukun yang harus diperhatikan oleh calon nasabah dalam mengajukan permohonan fasilitas pembiayaan, yaitu :

1. Murabahah (Jual-Beli)

Ketentuan yang harus dipenuhi seperti :

 WNI berusia minimal 21 tahun atau sudah menikah, dan maksimal 60 tahun pada saat pembiayaan lunas.

 Mengisi formulir pembiayaan

 Melengkapi dokumen yang di syaratkan seperti

Tabel 3.1 Dokumen Pembiayaan Murabahah

Dokumen Umum Karyawan Profesional

Fotocopy KTP/SIM (Suami/ istri)

Fotocopy KK/Surat Nikah

Fotocopy rekening tabungan/giro 3 bulan terakhir


(52)

bulan terakhir

Fotocopy tagihan telepon air dan listrik

Fotocopy NPWP SPT PPH 21 -

Slip gaji bulan terakhir (asli) -

Surat Keterangan Kerja - -

Surat ijin praktek - -

2. Mudharabah (Bagi Hasil)

Rukun fasilitas pembiayaan mudharabah diantaranya :  Pemodal (Shahibul Maal) yang menyediakan dana

 Pengelola (mudharib) yang mengelola dana dalam kegiatan usaha  Pemodal dan pengelola mampu melakukan transaksi dan sah secara

hukum

 Modal yaitu sejumlah uang atau asset yang diberikan oleh penyedia dana kepada mudharib untuk tujuan usaha dengan syarat sebagai berikut :

 Modal harus diketahui jumlah dan jenisnya

 Modal dapat berbentuk uang atau barang yang dinilai. Jika modal dalam bentuk aset, maka aset tersebut dinilai pada saat akad.  Modal tidak dapat berbentuk piutang, dan harus dibayarkan kepada

mudharib baik secara bertahap maupun tidak sesuai dalam kesepakatan akad


(53)

 Usaha/Proyek/Kerja oleh pengelola harus memperhatikan hal hal berikut:

 Jenis Usaha/proyek halal  Layak dan menguntungkan

 Harus mematuhi kebiasaan yang berlaku dalam aktivitas tersebut  Keuntungan mudharabah adalah jumlah yang didapat sebagai kelbihan

dari modal.  Sighat atau Akad

Adapun ketentuan yang harus dipenuhi , diantaranya :  Perorangan dan badan usaha

 Melengkapi dokumen yang di syaratkan seperti:

Tabel 3.2 Dokumen Pembiayaan Mudharabah

Dokumen Perorangan Badan Usaha

Fotocopy Identitas diri -

Fotocopy Surat Nikah -

Fotocopy kartu keluarga -

Fotocopy akta pendirian usaha -

Identitas pengurus -

Legalitas Usaha -

Laporan Keungan 3 tahun terakhir

Data Objek pembiayaan

NPWP


(54)

3. Musyarakah (Bagi Hasil)

Rukun pemberian fasilitas pembiayaan musyarakah yaitu :  Ijab Kabul

Berakad dianggap sah jika diucapkan secara verbal atau ditulis. Kontrak musyarakah dicatat dan disaksikan.

 Pihak yang berkontrak  Nisbah bagi hasil

Adapun ketentuan yang harus dipenuhi diantaranya :  Perorangan dan badan usaha

 Melengkapi dokumen yang di syaratkan seperti : Tabel 3.3 Dokumen Pembiayaan Musyarakah

Dokumen Perorangan Badan

Usaha

Fotocopy Identitas diri -

Fotocopy Surat Nikah -

Fotocopy kartu keluarga

-Fotocopy akta pendirian usaha -

Identitas pengurus -

Legalitas Usaha -

Laporan Keuangan 3 tahun terakhir

Data Objek pembiayaan

NPWP

Salinan rekening koran/tabungan 3


(55)

A. Proses Pembiayaan PT. Bank Syariah Bukopin Cabang Medan

Secara garis besar prosedur pembiayaan pada PT. Bank Syariah Bukopin Cabang Medan setiap jenisnya sama, yang membedakan hanyalah dokumen dan akad dari masing-masing pembiayaan. Prosedur pemberian Pembiayaan PT. Bank Syariah Bukopin Cabang Medan adalah sebagai berikut:

1. Penetapan Target Market

Target Market merupakan identifikasi awal terhadap bidang usaha calon nasabah (targeted customer) yang potensial sekaligus merupakan arah dan prioritas usaha yang akan dibiayai oleh bank.

2. Permohonan Pembiayaan

Bank akan memperoses pembiayaan apabila permohonan pembiayaan telah diajukan oleh nasabah secara tertulis kepada pihak bank. Surat permohonan pembiayaan meliputi pembiayaan baru, perpanjangan tambahan pembiayaan maupun permohonan perubahan persyaratan pembiayaan.

Setelah adanya surat permohonan tersebut maka, bagian Marketing (Account Officer) akakn memproses pembiayaan dengan meminta kepada nasabah terkait persyaratan-persyaratan fasilitas pembiayaan yang berlaku di Bank Syariah Bukopin Cabang Medan, seperti legalitas nasabah yang individu (KTP, KK, Buku Nikah). Untuk Nasabah yang berbentuk badan hukum maka harus di mintakan dokumen-dokumen terkait legalitas usaha calon nasabah yang bersankutan seperti, akta pendirian, Surat Izin Usaha Perdagangan (SIUP), Tanda Daftar Perusahaan (TDP), Surat Izin Gangguan, Laporan Keuangan (In house danAudited) usaha calon nasabah minimal 2


(56)

tahun terakhir serta menyerahkan dokumen jaminan yang akan dijaminkan di Bank sebagai jaminan atas fasilitas pembiayaan yang diajukan calon nasabah.

3. Prinsip Investigasi

Account Officer (AO) menyerahkan data-data terkait calon nasabah kepada staff Investigasi Pembiayaan (IP) untuk melakukan penilaian jaminan dan penyidikan atas kebenaran data-data yang diberikan calon nasabah. Staff Investigasi Pembiayaan (IP) melakukan Bi Checking dan trade checking terhadap calon nasabah yang mengajukan permohonan fasilitas pembiayaan.

Kemudian Staff Investigasi prmbiayaan memberikan laporan atas hasil investigasi dari pembiayaan dilapangan meliputi; laporan penilaian jaminan (Taksasi), Laporan BI Checking dan Laporan Trade Checking kepada Account Officer untuk dapat diproses lebih lanjut.

Account Officer juga menyerahkan kelengkapan berkas jaminan dan identitas calon nasabah kepada staff legal untuk dilakukan analisa yuridis. Hal ini untuk melihat keabsahan terkait legalitas semua dokumen-dokumen terkait calon nasabah. Termasuk legalitas objek jaminan yang akan dijadikan sebagai jaminan atas fasilitas pembiayaan.

Staff legal juga memberikan laporan berupa analisa yuridis atas identitas calon nasabah serta keabsahan dokmen atas jaminan calon nasabah serta memberikan opini yuridis yang meliputi :

 Subjek Hukum

Untuk melihat identitas diri calon nasabah sebagai subyek hukum pemohon (calon nasabah) cukup cakap atau tidak untuk melakukan perbuatan hukum berupa pinjam meminjam atas nama diri sendiri.


(57)

Jika Calon nasabah sudah menikah maka, dalam pelakasanaan pinjam meminjam harus dengan persetujuan kedua belah pihak sebahai konsekuensi dari pernikahan dan pengurusan harta bersama. Pemohon (calon nasabah) dapat bertanggung jawab atas perbuatan hukumnya baik di dalam maupun diluar pengadilan.

 Obyek Hukum/Jaminan

Obyek hukum/jaminan merupakan opini atas obyek yang dijadikan jaminan oleh calon nasabah dapat berupa Sertifikat Hak Milik (SHM) atau BPKB kendaraan maupun cash collateral (jaminan tunai).

 Opini Jaminan

Opini jaminan dapat berupa:

 Wajib dilakukan cek bersih terhadap Sertifikat Hak Milik atas nama calon nasabah yang bersangkutan pada kantor Badan Pertahanan Nasional untuk memastikan keasliannya sertifikat tanah, sertifikat tanah tidak sedang di blokir, tidak terdapat sengketa, dan tidak terdapat beban diatasnya.

 Dilakukan cek fisik lapangan dan transaksi jaminan oleh Investigasi Pembiayaan PT. Bank Syariah Bukopin Cabang Medan

 Menyerahkan IMB (Izin Mendirikan Bangunan) dan bukti setoran SPPT (Surat Pemberitahuan Pajak Terhutang) PBB, pembayaran PBB tahun terakhir

 Jaminan dibebankan hak tanggungan peringkat atau untuk kepentingan PT. Bank Syariah Bukopin Cabang Medan.


(58)

 Bnagunan di asuransikan melalui perusahaan Asuransi rekanan Bank Syariah Bukopin Cabang Medan.

 Pengikatan

Pengikatan dapat dibagi menjadi 2 seperti pengikatan internal dan pengikatan notaril. Pengikatan Internal merupakan pengikatan yang dilakukan di bank dengan jaminan uang tunai, deposito atau collateral. Sedangkan pengikatan notaril merupakan pengikatan yang dilakukan secara notaris dengan jaminan Sertifikat Hak Milik dana BPKB.  Saran

Berisi saran atas hal-hal yang perlu dilakukan oleh nasabah pada saat dilakukan pengikatan.

4. Proposal Pembiayaan

Setelah dilakukan analisa yuridis dan penilaian atas jaminan termasuk didalamnya BI Checking , Trade Checking ataupun personal checking maka Account Officer membuat proposal pembiayaan untuk diajukan ke komite pembiayaan cabang (plafon sampai dengan Rp.750.000.000).

Dalam proposal, Account Officer melakukan analisa pembiayaan. Aspek yang dianalisis mencakup karakter, kemampuan, modal, agunan, prospek usaha nasabah, aspek lingkungan, dan sumber pelunasan pembiayaan. Analisa ini dititikberatkan pada hasil usaha serta menyajikan evaluasi aspek yuridis pembiayaan dengan tujuan untuk melindungi bank dari resiko yang kemungkinan terjadinya pembiayaan yang bermasalah.

Dalam proposal Account Officer menjelaskan tentang laporan keuangan nasabah serta sumber pengembalian atas fasilitas pembiayaan yang akan


(59)

diterima oleh nasabah. Laporan Keuangan yang dianalisis minimal 2 tahun terakhir (Inhouse/Audited). Hal ini dilakukan untuk melihat sejauh mana kinerja ataupun pertumbuhan usaha yang dikelola oleh calon nasabah. Jika sumber pengembalian berasal dari gaji, maka Account Officer cukup menganalisis berapa besarnya gaji nasabah yang bersangkutan dibuktikan dengan slip gaji dan mutasi rekening tabungan. Selain itu, Account Officer juga menganalisa kondisi dan prospek usaha yang sedang dijalankan oleh calon nasabah sehingga dapat diketahui sejauh mana kelangsungan hidup usaha calon nasabah.

Dalam proposal, Account Officer juga memaparkan berapa kebutuhan dana calon nasabah dan berapa self financing yang dimiliki calon nasabah, dan berapa pembiayaan yang akan diajukan serta jangka waktu pembiayaannya. Kemudian memberikan kesimpulan dan rekomendasi atas fasilitas pembiayaan yang diajukan oleh calon nasabah.

5. Persetujuan Pembiayaan

Persetujuan pembiayaan diputuskan oleh komite pembiayaan cabang (plafon samapai dengan Rp. 750.000.000.000). Jika Plafon diatas Ro 750.000.000.000 maka persetujuan pembiayaan diputuskan oleh komite pembiayaan kantor pusat.

Proposal pembiayaan yang sudah selesai dibuat maka dapat diajukan ke komite pembiayaan untuk dibahas dan dianalisis bersama-sama dengan anggota komite pembiayaan. Anggota Komite Pembiayaan akan melihat lebih jauh atas fasilitas pembiayaan yang diajuakan Account Officer dengan


(60)

berbagai pertimbangan shingga, semua ketentuan yang berlaku di Bank Syariah Bukopin dapat terpenuhi dan dijalankan sebagaimana mestinya.

Anggota Komite akan benar-benar melihat kelayakan pembiayaan yang diajukan dengan cara melihat legalitas usaha calon nasbah, mutasi rekening calon nasabah, laporan keuangan nasabah, kondisi usaha, dan prospek usaha calon nasabah untuk kedepannya.

Kemudian setelah semua aspek terpenuhi, maka komite pembayaran dapat menyetujui fasilitas pembiayaan yang diajukan Account Officer dalam komite pembiayaan, biasanya fasilitas pembiayaan disetujui dengan syarat-syarat dan ketentuan yang sedang atau akan berlaku di Bank PT. Syariah Bukopin Cabang Medan dapat dipenuhi oleh calon nasabah.

Setelah disetujui, maka dibuatlah MKP (Memorandum Komite Pembiayaan) sebagai hasil atas persetujuan fasilitas pembiayaan, setelah itu di susul dengan SPPFP (Surat Persetujuan Pemberian Fasilitas Pembiayaan). SPPFP tersebut diberitahukan/diberikan kepada calon nasabah untuk dimintakan persetujuan nasabah atas syarat-syarat yang disebutkan dalam SPPFP. SPPFP ditandatangani diatas materai dan calon nasabah wajib mengembalikan kepada pihak bank selamabat-lambatnya 14 hari sejak SPPFP diterbitkan.

6. Akad Pembiayaan

Akad pembiayaan harus memenuhi keabsahan dan persyaratan hukum yang dapat melindungi kepentingan hukum dan jenis bank. Akad pembiayaan harus memuat limit pembiayaan jangka waktu, nisbah bagi hasil atau margin, agunan, asuransi agunan, tata cara pembayaran kembali pembiayaan,


(61)

persyaratan-persyaratan pembiayaan lainnya yang ditetapkan dalam keputusan komite pembiayaan (Tertuang pada MKP dan SPPFP), serta hal-hal yang lazim dala akad pembiayaan. Termasuk pemilihan domisili, dan pilihan hukum. Akad pembiayaan dibuat secara notaril namun dengan pertimbangan limit pembiayaan, jenis pembiayaan atau hal lainnya , maka akad pembiayaan dapat dibuat dibawah tangan (Internal).

7. Pencairan Pembiayaan

Pencairan pembiayaan adalah pengalihan atas sejumlah dana milik dan atau yang dikuasai bank kepada nasabah berdasarkan akad pembiayaan. Pencairan pembiayaan dilakukan setelah nasabah memenuhi seluruh persyaratan yang ditetapkan dalam akad pembiayaan dan dokumen pembiayaan lainnya yang terkait.

Sebelum realisasi pembiayaan dilakukan, bagian Administrasi Laporan (ADML) memeriksa kelengkapan seluruh dokumen-dokumen yang dipersyaratan dalam akad pembiayaan, tujuannya untuk memastikan bahwa semua persyaratan dan seluruh aspek yuridis yang berkaitan dengan pembiyaan telah diselesaikan dan telah dilengkapi pada file pembiayaan.

Kemudian, bagian Administrasi Laporan (ADML) menyerahkan dokumen pembiayaan yang telah lengkap tersebut ke bagian Administrasi Pelaporan (ADMP) untuk melakukan dropping atas fasilitas pembiayaan yang telah disetujui.

Setelah dilakukan dropping, file pembiayaan tersebut disimpan atau di filing oleh bagian Administrasi Laporan (ADML) dan di simpan pada vault


(62)

jaminan. ADML bertanggung jawab atas file pembiayaan dan dokumen-dokumen jaminan yang dijaminkan oleh nasabah kepada pihak bank.

8. Pembinaan dan Minitoring

Pembinaan dan monitoring merupakan pengawasan pihak bank terhadap seluruh fasilitas pembiayaan yang ada di bank/

Di Cabang Medan, tugas pembinaan dan monitoring ini dilakukan oleh Account Officer (AO) sponsor sampai dengan fasilitas pembiayaan lunas.

AO sponsor wajib melakukan updating atas segala sesuatu yang berhubungan dengan nasabah, termasuk perpanjangan KTP dan perpanjangan legalitas usaha nasabah (jika ada usaha nasabah yang bersangkutan). Dalam setiap melakukan monitoring ataupun kunjungan kepada nasabah, AO wajib membuat laporan secara tertulis (Laporan Status Report/ Laporan Kunjungan Nasabah). Dalam hal nasabah yang bermasalah, AO wajib memberikan SP1, SP2 dan SP3 kepada nasabah yanng bersangkutan. SP1 diberikan jika nasabah menunggak 1 bulan. Setelah 14 hari SP1 diberikan dan nasabah belum juga memenuhi kewajibannya maka nasabah harus diberikan SP2. Dan jika setelah 14 hari SP2 diberikan dan nasabah belum juga memenuhi kwajibannya, maka bank langsung mengeluarkan SP3. Kemudian setelah SP1, SP2, dan SP3 diberikan dan nasabah belum juga memenuhi kewajibannya maka pihak bank sudah bisa melakukan eksekusi atas jaminan (lelang). Dokumen-dokumen seperti status report (laporan kunjungan nasabah) dan copy surat SP wajib di dokumentasikan pada file pembiayaan sehingga dapat terlihat status terkini nasabah yang bersangkutan.


(63)

D. Pengertian Sistem Informasi Akuntansi

Dalam arti luas ternyata ungkapan “sistem” telah disamakan artinya dengan “proses atau cara”. Sehingga kita dapat membaca rangkaian kata seperti : sistem penilaian, sistem pengawalan dan lainnya.

Sistem adalah suatu kesatuan yang terdiri dari bagian-bagian yang saling berinteraksi dengan maksud untuk mencapai tujuan tertentu. Bagian-bagian ini disebut subsistem atau adapula yang menyebutnya sebgai prosedur. Agar sistem dapat berfungsi secara efisien dan efektif, subsistem atau prosedur itu harus saling berinteraksi antara satu dengan lainnya.

Menurut Mulyadi (2001) :

“Sistem informasi akuntansi adalah organisasi formulir, catatan dan laporan yang dikoordinasi sedemikian rupa untuk menyediakan informasi keuangan yang dibutuhkan oleh manajemen guna memudahkan pengelolaan perusahaan.”

Menurut Baridwan (1998) :

Sistem informasi akuntansi terdiri dari formulir-formulir, catatan-catatan, prosedur dan alat-alat yang digunakan untuk mengolah data mengenai suatu usaha.”

Dari pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa sistem informasi akuntansi adalah kumpulan sumberdaya yang dirancang untuk mentransformasikan data menjadi informasi. Informasi ini dikomunikasikan keberagam pemakai.


(64)

E. Sistem Informasi Akuntansi Pembiayaan

Dalam pemberian pembiayaan pada PT. Bank Syariah Bukopin Cabang Medan telah berjalan secara efektif dan efisien sehingga tidak menyulitkan nasabah dalam proses pengajuan fasilitas pembiayaan. Dibawah ini adalah Flowchart Sistem Informasi Akuntansi Pembiayaan pada PT. Bank Syariah Bukopin Cabang Medan yang digambarkan secara sederhana dan sesuai prosedur yang berlaku :


(65)

54

NASABAH BANK SYARIAH BUKOPIN CABANG MEDAN

Diterima Mulai

Mengajukan surat permohonan ke bank

Calon nasabah melengkapi syarat dan data yang diminta bank

AO sponsor memproses dan memberikan syarat

pembiayaan

AO membuat memo untuk legal dan IP

Hasil laporan dari legal dan IP diberikan ke AO

Analisa Yuridis Taksasi Jaminan BI Checking Trade Checking Personal Checking AO membuat proposal pembiayaan Komite Pembiayaan Keputusan Komite Pembiayaan Pembahasa n proposal Pertimba ngan Akad Pembiayaan SPPFP Menerima SPPFP Mengembalikan SPPFP yang sudah ditandatangani ke bank

Dropping Monitoring Memenuhi SPPFP Selesai Analisa lebih lanjut MKP

AO : Account Officer (Marketing)

MKP : Memorandum Komite Pembiayaan

SPPFP : Surat Permohonan Pengajuan Fasilitas Pembiayaan


(66)

55

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang diuraikan diatas, maka dapat di berikan kesimpulan :

1. Prosedur pembiayaan pada PT. Bank Syariah Bukopin Cabang Medan telah menerapkan prinsip kehati-hatian dengan penerapan 5C pada setiap calon nasabah yang mengajukan fasilitas pembiayaan, guna menghindari terjadinya pembiayaan bermasalah yang dapat merugikan pihak bank, sehingga NPF (Non Performing Financing) Cabang terjaga dengan baik. 2. Sistem Informasi Akuntansi yang dijalankan bank telah sesuai dengan

prosedur yang berlaku di Bank Syariah Bukopin Cabang Medan.

3. Sistem pemberian dan pengawasan pada PT. Bank Syariah Bukopin Cabang Medan telah sesuai dengan PKP (Pedoman Kebijakan Pembiayaan) yang berlaku di Bank Syariah Bukopin Cabang Medan. Hal ini dapat dilihat dari NPF Cabang per april 2015 hanya 3,26 %.


(67)

B. Saran

1. Agar bank terus meningkatkan prinsip kehati-hatian dalam memberikan fasilitas pembiayaan kepada calon nasabah.

2. Diharapkan para AO (Marketing) terus menigkatkan ketelitian dalam menganalisis calon nasabah yang akan mengajukan fasilitas pembiayaan. 3. Diharapkan bisnis cabang terus menigkatkan kuantitas pembiayaan di


(68)

57

George H Bodnar dan William S Hopwood. Alih Bahasa: Amir Abadi Jusuf dan Rudi M Tambunan. Sistem Informasi Akuntansi, Edisi Enam, Jakarta: Salemba Empat, ISBN979-8190-27-4.

Mulyadi, (2001), Sistem Akuntansi, Edisi Ketiga, Cetakan Ketiga, Penerbit Salemba Empat, Jakarta.

Rizal Yaya, Aji Erlangga Martawireja, Ahim Abdurahim. 2009. Akuntansi Perbankan Syariah. Salemba Empat. Jakarta.

Sudarsono, Heri. 2003. Bank dan Lembaga Keuangan Syariah. Edisi 2 . Ekonisia Kampus Fakultas Ekonomi UII. Yogyakarta.

Widjajanto, Nugroho. 1989. Sistem Informasi Akuntansi. Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia. Jakarta


(69)

(70)

(71)

(72)

(73)

(74)

(75)

(76)

(77)

(78)

(1)

(2)

(3)

(4)

(5)

(6)