Sebagaimana pola pemanfaatan ruang dan pemberdayaan masyarakat yang adanya kerjasama antara masyarakat, swasta dan pemerintah, begitu juga dengan
pariwisata pemerintah mendorong masyarakat daerah untuk mengembangkan daerah wisatanya masing-masing hal ini dapat dilihat dari adanya Undang-Undang
Republik Indonesia No. 10 tahun 2009 tentang Kepariwisataan. Wisata adalah kegiatan perjalanan yang dilakukan oleh seseorang atau
sekelompok orang dengan mengunjungi tempat tertentu untuk tujuan rekreasi, pengembangan pribadi, atau mempelajari keunikan daya tarik wisata yang
dikunjungi dalam jangka waktu sementara. Ekowisata adalah suatu model pengembangan wisata alam yang
bertanggung jawab di daerah yang masih alami atau daerah-daerah yang dikelola secara alami dimana tujuannya selain untuk menikmati keindahan alam juga
meliobatkan unsur pendidikan dan dukungan terhadap usaha konservasi serta peningkatan pendapatan masyarakat setempat Edaran Mendagri No.
660.1836VBangda, 2001.
2.8 Kebijakan Pariwisata
2.8.1 Kebijakan Pariwisata Nasional
Menurut Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 10 Tahun 2009 Tentang Kepariwisataan Bab I Ketentuan Umum Pasal 1 dalam undang-undang
ini menyataka wisata adalah kegiatan perjalanan yang dilakukan oleh seseorang atau sekelompok orang dengan mengunjungi tempat tertentu untuk tujuan
rekreasi, pengembangan pribadi, atau mempelajari keunikan daya tarik wisata yang dikunjungi dalam jangka waktu sementara.
Sedangkan pariwisata menurut Undang-Undang Nomor 10 Tahun 2009 adalah berbagai macam kegiatan wisata dan dukungan berbagai fasilitas serta
layanan yang disediakan oleh masyarakat, pengusaha, Pemerintaah, dan Pemerintah Daerah.
Pengertian kepariwisataan menurut Undang-undang No. 10 Tahun 2009 adalah keseluruhan kegiatan yang terkit dengan pariwisata dan bersifat multimensi
serta multidisiplin yang muncul sebagai wujud kebutuhan setiap orang dan negara
serta interaksi antara wisatawan dan masyarakat setempat, sesama wisatawan, Pemerintah, Pemerintah Daerah, dan pengusaha.
Sedangkan pengertian daya tarik wisata menurut Undang-undang No. 10 Tahun 2009 yaitu segala suatu yang memiliki keunikan, keindahan, dan nilai yang
berupa keanekaragaman kekayaan alam, budaya dan hasil buatan manusia yang menjadi sasaran atau tujuan kunjungan wisata.
2.8.2 Kebijakan Pariwisata Kabupaten Pandeglang
Peraturan Daerah PERDA Kabupaten Pandeglang Nomor 3 Tahun 2011 tentang
RENCANA TATA
RUANG WILAYAH
KABUPATEN PANDEGLANG Bab I Ketentuan Umum Pasal I Ayat 52 Kawasan taman
nasional adalah kawasan pelestarian alam yang mempunyai ekosistem asli, dikelola dengan sistem zonasi yang dimanfaatkan untuk keperluan penelitian,
ilmu pengetahuan, pendidikan, menunjang budi daya, pariwisata, dan rekreasi. Ayat 54 Kawasan taman wisata alam adalah kawasan pelestarian alam yang
terutama dimanfaatkan untuk pariwisata dan rekreasi alam. Bab II Tujuan, Kebijakan, dan Strategi Penataan Ruang Wilayah Bagian
1 Pasal 2 Tujuan penataan ruang Kabupaten adalah mewujudkan ruang wilayah Kabupaten sebagai pusat agroindustri dan pariwisata di Provinsi Banten yang
religius, berkelanjutan serta berwawasan lingkungan. Bagian 2 pasal 3 Ayat 2 butir f mencakup pariwisata, Bab IV Rencana Pola Ruang Wilayah Kabupaten
Bagian 2 Paragraf 4 Kawasan Suaka Alam, Pelestarian Alam dan Cagar Budaya Pasal 33 Ayat 1 butir c, dan Paragraf 7 Kawasan Peruntukan Pariwisata
sebagaimana tecantum pada Pasal 43 Ayat 1 butir b, dan Ayat 3 butir c. Bab VI Arahan Pemanfaatan Ruang Wilayah Kabupaten Bagian 3 Pasal
55 Ayat 1 butir g mengenai Perwujudan Kawasan Peruntukan Pariwisata menetapkan;
a. Penyusunan Rencana Induk Pengembangan Pariwisata Daerah
RIPPDA; b.
Pengoptimalan potensi budaya, alam dan keunikan lokal sebagai potensi obyek wisata;
c. Peningkatan sarana dan prasarana penunjang kepariwisataan;
d. Mensinergikan kegiatan lainnya yang memiliki potensi sebagai daya
tarik wisata; e.
Peningkatan sumber daya manusia baik kualitas maupun kuantitas untuk menunjang kepariwisataan; dan
f. Peningkatan sistem informasi wisata.
Kebijakan pengembangan pariwisata di Kabupaten Pandeglang diarahkan kepada 7 kawasan, salah satunya yaitu :
1. Kawasan Pariwisata Gunung Karang meliputi; Sumur Tujuh, Makam
Simpeureun, Pariwisata Kota Pandeglang, Pemandian Air Panas Cisolong, Batu Lingga, Air Panas Wariang, Agrowisata Akarsari, Agrowisata Cihunjuran,
Penziarahan Cibulakan,
Batu Qur’an, Pemandian Cikoromoy dan Batu Tapak Ps.
Peuteuy. Berdasarkan karakteristik, sumber daya pariwisata yang ada di Kabupaten
Pandeglang terdiri dari :
2.8.3 Karakteristik Sumber daya pariwisata Batu Qur’an
A. Budaya
Kegiatan tradisional yang berupa seni tari dan seni musik yang bersifat pasif masih tetap eksis di masyarakat. Namun untuk pengembangan aktivitas
wisata budaya masih sedikit yang mendapatkan pembinaan dari Diknas. Pengembangan kegiatan kesenian tari dilakukan oleh sanggar tari dan belum
dipentaskan secara rutin. Kegiatan budaya yang tetap dipertahankan perkembangannya adalah kegiatan Festival Rakyat. Pengembangan budaya ini
masih sangat kurang, padahal sangat penting bagi pengembangan atraksi wisata, yang pada akhirnya nanti akan ikut menambah daya tarik obyek wisata.
Terbentuknya Lembaga Pengembangan, Pembinaan Seni Budaya oleh Dinas Pariwisata merupakan langkah maju dalam mendorong pengembangan seni
budaya Pandeglang dan ini bisa dibuktikan dengan Festival Seni baik tingkat Kabupaten, Propinsi, Nasional maupun Internasional.
B. Sejarah
Sejarah ini masih bersifat asli dan berbasiskan legenda rakyat. Kegiatan wisata sejarah yang lebih diarahkan pada kegiatan ziarah ini terdiri dari situs yang
mempunyai mitos yang menarik dan unik serta makam keramat berupa makam tokoh agama.
Dari sebarannya, sumber daya pariwisata wisata di Kabupaten Pandeglang masih terpusat di utara dan berada dekat sumber daya pariwisata yang sudah
terkenal dan hanya tersebar sekitar koridor jalan utama jalan propinsi. Sumber daya pariwisata di utara ini didominasi oleh aktivitas pantai di barat, pegunungan,
mata air, mata air panas, danau buatan, curug, situs menhir dan makam di utara. Sumber daya tarik pariwisata di Kabupaten Pandeglang terdiri dari beberapa jenis
obyek dan atraksi. Obyek dan atraksi wisata yang ada membentuk kelompok kawasan wisata, yaitu :
C. Kawasan Pariwisata Gunung Pulosari
Gunung Pulosari 1346 m dpl di Kecamatan Mandalawangi merupakan gunung tertinggi kedua di Kabupaten Pandeglang. Objek wisata yang ada adalah
sumber air panas Cisolong Banjar dan penziarahan Cibulakan Cimanuk.
Selain obyek wisata sumber air panas dan wisata ziarah, terdapat juga potensi agrowisata dan wisata sejarah, berupa mesjid yang terletak di desa Nembol.
D. Penziarahan Cibulakan Situs Batu Quran
Merupakan obyek wisata budaya dan sejarah yang ramai dikunjungi oleh wisatawan domestik pada Malam Jumat dan hari Minggu, terutama pada bulan
Maulud, Jumadil awal dan Jumadil akhir. Atraksi yang ditawarkan berupa penziarahan dan pemandian alam keramat.
Aksesibilitas menuju lokasi masih rendah dengan kondisi jalan berbatu dan sangat sempit untuk dilewati 2 jalur kendaraan, baik kendaraan pribadi
ataupun kendaraan umum. Fasilitas yang ada berupa terminal bus kecilangkot dan pasar tradisional yang menjajakan berbagai makanan khas daerah tersebut kue
pasung, leumeung, nasi uduk, leupeut kacang, hasil pertanianperkebunan petai, gula merah, kerajinan rakyat. Tempat parkir untuk kendaraan pribadi tidak
memadai karena mengambil lahan jalan yang tersedia. Pembiayaan untuk pemeliharaan prasarana dan sarana pendukung kegiatan wisata ziarah ini berasal
dari retribusi masuk.
40
BAB III GAMBARAN UMUM WILAYAH
3.1 Gambaran Umum Kecamatan Cimanuk
Kecamatan Cimanuk berada disebelah barat wilayah Kabupaten Pandeglang yang berada di Provinsi Banten. Ibukota Kecamatan Cimanuk terletak
di Desa Cimanuk dengan luas wilayah keseluruhan 23,64 km
2
, Kecamatan Cimanuk terdiri dari 11 sebelas Desa antara lain :
1. Desa Kadudodol
2. Desa Gunungdatar
3. Desa Gunungcupu
4. Desa Sekong
5. Desa Cimanuk
6. Desa Batubantar
7. Desa Rocek
8. Desa Kadumadang
9. Desa Dalembalar
10. Desa Kupahandap
11. Desa Kadubungbang
Kecamatan Cimanuk secara administrasi terdiri dari 11 desa, 48 rukun warga RW dan 156 rukun tetangga RT. Desa Kupahandap merupakan desa
terkecil dengan luas 1,51 km
2
, sedangkan desa Kadubungbang merupakan desa terbesar dengan luas 2,76 km2 atau 11,68 dari luas kecamatan Cimanuk.