Kerangka Pemikiran KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS

Bab II Kajian Pustaka, Kerangka Pemikiran Dan Hipotesis 45 4. Penulis : Lusi 2008 Judul: Pengaruh Sistem Administrasi Perpajakan Modern Terhadap Penerimaan pada KPP BUMN Hasil Penelitian menunjukkan bahwa jika Wajib Pajak patuh meningkat maka jumlah penerimaan tiap tahunnya juga mengalami kenaikan dan sebaliknya. Untuk meningkatkan kepatuhan Wajib Pajak maka diterapkan Sistem Administrasi Perpajakan Modern. Penerapan Sistem Administrasi Perpajakan Modern mempunyai pengaruh nyata dalam peningkatan penerimaan pajak pada KPP BUMN. 5. Penulis : Putra, Billy Andino 2010 Judul :Pengaruh Kepatuhan Wajib Pajak Badan Terhadap Realisasi Penerimaan Pajak Di KPP Padang Hasil Penelitian menunjukkan bahwa Pembayaran PPh Pasal 25 yang dilaporkan tepat waktu dan jumlah Wajib Pajak Badan aktif secara simultan dan parsial berpengaruh signifikan terhadap penerimaan PPh Pasal 25 dan 29 Badan di KPP Badan. 6. Penulis : John Hutagaol , Wing Wahyu Winarno,Arya Pradipta 2007 Judul : Strategi Meningkatkan Kepatuhan Wajib Pajak Hasil penelitian menunjukkan bahwa Kepatuhan Wajib Pajak merupakan salah satu kunci keberhasilan Pemerintah dalam menghimpun penerimaan pajak. Dalam rangka meningkatkan kepatuhan wajib pajak, pemerintah seyogianya mempercepat proses terwujudnya pemerintah yang good governance dan menjelaskan secara berkala kepada masyarakat mengenai alokasi penggunaan uang pajak.

2.2 Kerangka Pemikiran

Pajak yang menjadi sumber penerimaan bagi negara, mengikuti perkembangan kehidupan sosial dan ekonomi negara dan masyarakat dari negara tersebut. Tuntutan akan peningkatan penerimaan, penyesuaian struktur perpajakan serta stabilisasi dan penyehatan ekonomi melalui pendekatan fiskal menjadi alasan dari waktu ke waktu dilakukan reformasi perpajakan yaitu perubahan yang mendasar Bab II Kajian Pustaka, Kerangka Pemikiran Dan Hipotesis 46 di segala aspek perpajakan. Berdasarkan luasnya, reformasi perpajakan terdiri dari reformasi struktur perpajakan dan reformasi administrasi perpajakan. Reformasi administrasi perpajakan dapat dilaksanakan tanpa melakukan reformasi struktur perpajakan karena isu sentral atas keberhasilan reformasi administrasi perpajakan ke depan adalah kapasitas administrasi perpajakan dalam mengimplementasikan struktur perpajakan secara efisien dan efektif. Pendekatannya diletakkan pada peningkatan dalam kepatuhan dan tingkat kepercayaan masyarakat terhadap administrasi perpajakan yang menjadi dasar diterapkannya sistem administrasi perpajakan modern. Direktorat Jenderal Pajak mengembangkan konsep sistem administrasi perpajakan modern dalam kerangka reformasi admistrasi perpajakan jangka menengah yang dimulai sejak tahun 2001. Sistem Administrasi Perpajakan Modern oleh Suparman 2007:1 sebagai berikut: “Sistem Administrasi Perpajakan Modern adalah penyempurnaan atau perbaikan kinerja administrasi baik secara individu, kelompok maupun kelembagaan agar lebih efisien, ekonomis dan cepat”. Penerapan Sistem Administrasi Perpajakan Modern dapat diartikan sebagai penerapan sistem administrasi perpajakan yang mengalami penyempurnaan atau perbaikan kinerjanya baik secara individu, kelompok maupun kelembagaan agar lebih efisien dan ekonomis yang merupakan perwujudan dari program dan kegiatan reformasi administrasi perpajakan jangka menengah yang menjadi prioritas reformasi perpajakan yang digulirkan oleh Direktorat Jenderal Pajak sejak tahun 2001. Manfaat Bab II Kajian Pustaka, Kerangka Pemikiran Dan Hipotesis 47 yang dapat diperoleh dari penerapan sistem administrasi perpajakan modern bagi Wajib Pajak adalah simplicity, dimana alur pekerjaan lebih sederhana dengan bantuan Account Representative; certainity yaitu terdapat kepastian dalam melaksanakan peraturan perpajakan didukung bidang pelayanan dan penyuluhan di Kanwil serta seksi pelayanan di KPP. Menurut Siti Kurnia Rahayu, modernisasi administrasi perpajakan yang dilakukan pada dasarnya meliputi:

1. Restruktur organisasi 2. Penyempurnaan proses bisnis melalui pemanfaatan teknologi komunikasi

dan informasi. 3. Penyempurnaan manajemen sumber daya manusia 4. Pelaksanaan good governance 2010:110 Berdasarkan pengertian diatas dapat diuraikan bahwa: 1. Restruktur organisasi Dalam melaksanakan perubahan secara lebih efektif dan efisien, sekaligus mencapai tujuan organisasi yang diinginkan, penyesuaian struktur organisasi DJP merupakan suatu langkah yang harus dilakukan dan sifatnya cukup strategis. Implementasi konsep administrasi perpajakan modern yang berorientasi pada pelayanan dan pengawasan, adalah struktur organisasi Direktorat Jendral Pajak perlu diubah, baik di tingkat kantor pusat sebagai pembuat kebijakan maupun di tingkat operasional sebagai pelaksana implementasi kebijakan. Bab II Kajian Pustaka, Kerangka Pemikiran Dan Hipotesis 48 2. Penyempurnaan proses bisnis melalui pemanfaatan teknologi komunikasi dan informasi. Birokrasi yang berbelit-belit adalah perbaikan business process yang mencakup metode, sistem, dan prosedur kerja. Untuk itu perbaikan business process merupakan pilar penting program modernisasi DJP. Langkah awal perbaikan business process adalah penulisan dan dokumentasi yaitu melalui : a. Standard Operating Procedures SOP untuk setiap kegiatan di seluruh unit DJP. Sampai akhir tahun 2007, sekitar 1900 SOP di lingkungan DJP telah berhasil diidentifikasi, ditulis, dan dijadikan acuan pelaksanaan tugas dan pekerjaan bagi para pegawai. b. Perbaikan business process dilakukan antara lain dengan penerapan e-system dengan di bukanya fasilitas:  e-SPT penyerahan SPT dalam media digital  e-payment fasilitas pembayaran online untuk PBB dan  e-registration pendaftaran NPWP secara online melalui internet c. Untuk sistem administrasi internal saat ini terus dilakukan pengembangan dan penyempurnaan Sistem Informasi DJP SIDJP 3. Penyempurnaan manajemen sumber daya manusia Departemen keuangan secara keseluruhan telah meluncurkan program reformasi birokrasi sejak akhir tahun 2006. Fokus program reformasi ini adalah perbaikan sistem dan manajemen sumber daya manusia SDM, Bab II Kajian Pustaka, Kerangka Pemikiran Dan Hipotesis 49 diharapkan dengan sistem administrasi perpajakan modern akan dapat di dukung oleh sistem SDM yang berbasis kompentensi dan kinerja. 4. Pelaksanaan good governance Pelaksanaan good governance seringkali di hubungkan dengan integritas pegawai dan institusi. Dalam prakteknya good governance biasanya berkaitan dengan mekanisme pengawasan internal internal control yang bertujuan untuk meminimalkan terjadinya penyimpangan ataupun penyelewengan dalam organisasi, baik dilakukan oleh pegawai maupun pihak lainnya, baik disengaja ataupun tidak. Ciri khusus dari sistem administrasi perpajakan modern yang sudah dilakukan saat ini yakni struktur organisasi berdasarkan fungsi, perbaikan pelayanan melalui pembentukan account representative dan complaint center untuk menampung keberatan Wajib Pajak. Selain itu, sistem administrasi perpajakan modern juga merangkul kemajuan teknologi terbaru diantaranya melalui pengembangan Sistem Informasi Perpajakan SIP dengan pendekatan fungsi menjadi Sistem Administrasi Perpajakan Terpadu SAPT yang dikendalikan oleh case management system dalam workflow system dengan berbagai pelayanan berbasis e-system di antaranya e-filing, e-payment, e-registration, dan e-counceling yang diharapkan meningkatkan mekanisme kontrol yang lebih efektif ditunjang dengan penerapan Kode Etik Pegawai Direktorat Jenderal Pajak yang mengatur perilaku pegawai dalam melaksanakan tugas. Bab II Kajian Pustaka, Kerangka Pemikiran Dan Hipotesis 50 Menurut Gunadi, dalam menilai seberapa baik kemampuan administrasi perpajakan dalam mengumpulkan penerimaan, perlu diingat sasaran administrasi pajak yakni meningkatkan kepatuhan pembayar pajak dan melaksanakan ketentuan perpajakan secara seragam untuk mendapatkan penerimaan maksimal dengan biaya optimal. Kepatuhan Wajib Pajak yang dikemukakan oleh Gunadi adalah: “Kepatuhan Wajib Pajak tax compliance adalah bahwa wajib pajaknya sesuai dengan aturan-aturan yang berlaku tanpa perlu diadakannya pemeriksaan, investigasi seksama, peringatan ataupun ancaman dan penerapan sanksi baik hukum maupun administrasi”. 2005:5 Menurut Chaizi Nasucha 2004:9 kepatuhan Wajib Pajak dapat diidentifikasi dari: 1. Kepatuhan Wajib Pajak dalam mendaftarkan diri 2. Kepatuhan untuk menyetorkan kembali Surat Pemberitahuan SPT 3. Kepatuhan dalam penghitungan dan pembayaran pajak terutang dan 4. Kepatuhan dalam pembayaran tunggakan. Pada prinsipnya kepatuhan adalah tindakan Wajib Pajak dalam pemenuhan kewajiban perpajakannya sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan dan peraturan pelaksanaan perpajakan yang berlaku dalam suatu negara. Kepatuhan itu terdiri dari dua macam yaitu kepatuhan formal dan kepatuhan informal. Kepatuhan formal adalah Suatu keadaan dimana Wajib Pajak memenuhi kewajiban secara formal sesuai dengan ketentuan Undang-Undang Perpajakan yang berlaku. Kepatuhan material merupakan suatu keadaan dimana Wajib Pajak secara substansif Bab II Kajian Pustaka, Kerangka Pemikiran Dan Hipotesis 51 atau hakikatnya memenuhi semua ketentuan material perpajakan yakni sesuai isi undang-undang perpajakan. Maka dapat diambil kesimpulan bahwa dengan adanya modernisasi tersebut sangat berpengaruh sekali terhadap kepatuhan wajib pajak terutama Wajib Pajak Orang Pribadi, karena adanya kemudahan-kemudahan tersebut diatas. Dengan adanya kemudahan-kemudahan tersebut maka wajib pajak diharapkan kesadarannya untuk membayar pajak secara jujur dan bertanggung jawab dan juga jumlah wajib pajak dapat terus bertambah apabila hal-hal tersebut dilaksanakan dengan baik, maka akan mempengaruhi peningkatan penerimaan pajak sebagai sumber penerimaan dalam Negara. Sebagaimana menurut John Hutagaol, Wing Winaryo dan Arya Pradipta 2007 bahwa kepatuhan Wajib Pajak merupakan salah satu kunci keberhasilan pemerintah dalam menghimpun penerimaan pajak untuk itu diperlukan pemerintah yang good governance yang dapat dilakukan dengan modernisasi administrasi perpajakan. Berdasarkan naratif diatas, penulis menuangkan kerangka pemikirannya dalam bentuk skema kerangka pemikiran sebagai berikut: Bab II Kajian Pustaka, Kerangka Pemikiran Dan Hipotesis 52 Bagan 2.1 Skema Kerangka Pemikiran Reformasi Administrasi Perpajakan Penerapan Sistem Administrasi Perpajakan Modern 1. Restruktur organisasi 2. Penyempurnaan proses bisnis melalui pemanfaatan teknologi komunikasi dan informasi. 3. Penyempurnaan manajemen sumber daya manusia 4. Pelaksanaan good governance Reformasi Perpajakan Kepatuhan Wajib Pajak 1. Kepatuhan Wajib Pajak dalam mendaftarkan diri 2. Kepatuhan untuk menyetorkan kembali Surat Pemberitahuan SPT 3. Kepatuhan dalam penghitungan dan pembayaran pajak terutang dan 4. Kepatuhan dalam pembayaran tunggakan. Reformasi Struktur Perpajakan Penerimaan Pajak Hipotesis: 1.“Penerapan Sistem Administrasi Perpajakan Modern berpengaruh terhadap kepatuhan Wajib Pajak” 2.”Penerapan Sistem Administrasi Perpajakan Modern dan Kepatuhan Wajib Pajak berpengaruh terhadap Penerimaan Pajak baik secara parsial maupun simultan” Bab II Kajian Pustaka, Kerangka Pemikiran Dan Hipotesis

Dokumen yang terkait

Analisis Penagihan Pajak Terhadap Kepatuhan Wajib Pajak Dan Implikasinya Pada Penerimaan Pajak Di KPP Pratama Di Wilayah Kota Bandung

4 19 130

Pengaruh Penerapan Sistem Administrasi Perpajakan Modern dan Kesadaran Wajib Pajak Terhadap Kepatuhan Wajib Pajak (Survey Pada Wajib Pajak Orang Pribadi di KPP Pratama Soreang)

0 14 36

PENGARUH PENERAPAN SISTEM ADMINISTRASI PERPAJAKAN MODERN TERHADAP KEPATUHAN WAJIB PAJAK PADA Pengaruh Penerapan Sistem Administrasi PerpajakanModern Terhadap Kepatuhan Wajib Pajak Pada Kantor Pelayanan Pajak (KPP) Pratama Kota Surakarta.

0 1 17

PENGARUH PENERAPAN SISTEM ADMINISTRASI PERPAJAKAN MODERN TERHADAP KEPATUHAN WAJIB PAJAK PADA Pengaruh Penerapan Sistem Administrasi PerpajakanModern Terhadap Kepatuhan Wajib Pajak Pada Kantor Pelayanan Pajak (KPP) Pratama Kota Surakarta.

1 2 15

PENGARUH PENERAPAN SISTEM ADMINISTRASI PERPAJAKAN MODERN TERHADAP KEPATUHAN WAJIB PAJAK PEKERJA BEBAS Pengaruh Penerapan Sistem Administrasi Perpajakan Modern Terhadap Kepatuhan Wajib Pajak Pekerja Bebas Pada Kantor Pelayanan Pajak (Kpp) Pratama Kota Boy

0 1 15

PENGARUH PENERAPAN SISTEM ADMINISTRASI PERPAJAKAN MODERN TERHADAP KEPATUHAN WAJIB PAJAK PEKERJA BEBAS Pengaruh Penerapan Sistem Administrasi Perpajakan Modern Terhadap Kepatuhan Wajib Pajak Pekerja Bebas Pada Kantor Pelayanan Pajak (Kpp) Pratama Kota Boy

0 4 18

PENGARUH PENERAPAN SISTEM ADMINISTRASI PERPAJAKAN MODERN TERHADAP TINGKAT KEPATUHAN WAJIB PAJAK :Survei pada KPP Pratama Wilayah Kota Bandung dilihat dari Persepsi Wajib Pajak.

2 8 48

PENGARUH PENERAPAN SISTEM ADMINISTRASI PERPAJAKAN MODERN TERHADAP TINGKAT KEPATUHAN WAJIB PAJAK : Survei pada KPP Pratama Bandung Cibeunying dilihat dari Persepsi Wajib Pajak.

2 5 54

PENGARUH PENERAPAN SISTEM ADMINISTRASI PERPAJAKAN MODERN TERHADAP KEPATUHAN WAJIB PAJAK DAN PENERIMAAN PPH 25 WAJIB PAJAK BADAN (Studi Pada KPP Pratama BUkittinggi).

1 2 6

Pengaruh Penerapan Sistem Administrasi Perpajakan Modern Terhadap Kepatuhan Wajib Pajak (Survey Terhadap Kantor Pelayanan Pajak Pratama Cimahi).

0 0 112