PERBEDAAN KECEMASAN PADA IBU HAMIL DENGAN RESIKO TINGGI DAN TANPA RESIKO TINGGI DI POLI KANDUNGAN RSUD DR.WAHIDIN SUDIROHUSODO MOJOKERTO

  

PERBEDAAN KECEMASAN PADA IBU HAMIL DENGAN RESIKO

TINGGI DAN TANPA RESIKO TINGGI DI POLI KANDUNGAN RSUD

DR.WAHIDIN SUDIROHUSODO MOJOKERTO

YENI EKA AGUSTIN

  NIM 1212010047

  

SUBJECT:

  Kecemasan, Kehamilan, Resiko Tinggi, Ibu Hamil Dengan Resiko Tinggi dan Tanpa Resiko Tinggi

DESCRIPTION:

  Umumnya kehamilan dijalani oleh ibu dengan lancar dan dengan proses normal. Akan tetapi ada beberapa ibu hamil yang mengalami resiko tinggi kehamilan. Setidaknya 65% ibu hamil mengalami kecemasan sebab ketakutan bahwa kehamilannya tidak berjalan normal. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis perbedaan kecemasan pada ibu hamil dengan resiko tinggi dan tanpa resiko tinggi di poli kandungan RSUD Dr.Wahidin Sudirohusodo Mojokerto.

  Penelitian ini merupakan penelitian analitik komparatif. Penelitian dilakukan pada tanggal 13-15 Juli 2015, Sampel yang ditemukan sebanyak 10 responden cara pengambilannya dengan teknik accidental sampling. Dengan menggunakan instrumen kuesioner. Data diolah dengan tahapan editing, coding,

  

scoring , dan tabulating. Kemudian dilakukan analisa data dengan menggunakan

uji wilcoxon sign rank test.

  Hasil penelitian kecemasan ibu hamil dengan resiko tinggi menunjukkan bahwa dari 5 responden seluruhnya mengalami cemas yaitu sebanyak 5 responden (100%). Sedangkan kecemasan ibu hamil tanpa resiko tinggi dari 5 responden yang tidak cemas yaitu sebanyak 4 responden (80%). Hasil uji statistik Wilcoxon

  Signed Rank Test didapatkan nilai Asymp.sig sebesar 0,046 <

  α (0.05) yang artinya ada perbedaan kecemasan pada ibu hamil dengan resiko tinggi dan tanpa resiko tinggi di poli Kandungan RSUD Dr.Wahidin Sudirohusodo Mojokerto.

  Resiko tinggi yang dialami responden menjadi stressor pencetus yang menyebabkan munculnya kecemasan. Stressor tersebut diantaranya umur >35 tahun,Tinggi badan <145cm,anak terkecil <2 tahun, operasi sc,perdarahan sebelum bayi lahir.

  Ibu hamil yang mengalami kecemasan hendaknya melakukan periksa kehamilan secara rutin untuk mendeteksi secara dini adanya resiko sehingga dapat mencegah resiko tinggi kehamilan secara dini serta mendapatkan penanganan awal ketika terjadi kehamilan resiko tinggi.

  

ABSTRACT:

  Pregnant mothers generally go through their pregnancy smoothly and with normal processes. However there are some women who have a high risk pregnancy. At least 65% of pregnant women experience anxiety because of fear differences of anxiety in pregnant women with high risk and without high risk in the gynecology of Dr.Wahidin Sudirohusodo Hospital Mojokerto.

  This research is a comparative analysis. It was conducted from 13-15 July 2015, samples found were as many as 10 respondents take with technique of accidental sampling, by using questionnaire. It was processed by the stages of editing, coding, scoring, and tabulating, then analyzed by using Wilcoxosigned rank test.

  Results the research concerning pregnant women with asuggest that 5 respondents indicate that they experience anxiety as many as 5 respondents (100%). While the anxiety of pregnant women without high risk, of 5 respondents who were not worried as many as four respondents (80%). Statistical test results, Wilcoxon Signed Rank Test, Asymp.Sig value was

  0.046 <α (0.05), which means that there are differences of anxiety in pregnant women with high risk and without high risk in the Gynecology Dr.Wahidin Sudirohusodo Hospital Mojokerto.

  High risk experienced by respondents of becoming precipitating stressor led to the emergence of anxiety. These stressors include age> 35 years, Height <145cm, the youngest children <2 years, cesarean section, bleeding before the baby was born. Pregnant women who experience anxiety should conduct regular prenatal check for early detection of the risk so as to prevent high-risk pregnancies early and get early treatment when there is a high risk pregnancy.

  Keywords: Anxiety, Pregnancy, High Risk Contributor : 1. Vonny Nurmalya M, S.Kep.,Ns.,M.Kep

  2. dr.Rahmi Syarifatun Abidah

  Date : 10 Juli 2015 Type Material : Laporan Penelitian Edentifier : - Right : Open Document Summary : Latar Belakang

  Hamil atau kehamilan ialah bila seorang wanita mengandung sel telur yang telah dibuahi atau dihamilkan oleh sperma (Ibrahim, 2010). Umumnya kehamilan dijalani oleh ibu dengan lancar dan dengan proses normal. Akan tetapi ada beberapa ibu hamil yang mengalami resiko tinggi kehamilan. Menurut Ida Ayu Chandranita Manuaba (2010) resiko tinggi kehamilan adalah keadaan yang dapat mempengaruhi optimalisasi ibu maupun janin pada kehamilan yang dihadapi. Menurut Ibrahim (2010) tanda - tanda yang mengindikasikan adanya bahaya yang dapat terjadi selama kehamilan/periode antenatal, yang apabila tidak dilaporkan atau tidak terdeteksi bisa menyebabkan kematian ibu. Kondisi ibu hamil seperti inilah yang menyebabkan kecemasan.

  Menurut Stuart (2007) kecemasan (Ancietas) adalah kekhawatiran yang tidak jelas dan menyebar, yang berkaitan dengan perasaan tidak pasti dan tidak berdaya. Kondisi pada ibu hamil dapat menyebabkan kemungkinan resiko/bahaya kesakitan pada ibu dan/bayinya (Rochjati, 2003). Kecemasan pada ibu hamil juga disebabkan oleh kelainan atau penyakit yang diderita oleh ibu seperti; anemia, malaria, tuberkulosa paru, payah jantung, kencing manis, PMS, dll, preeklampsia ringan, hamil kembar/gemeli, hamil kembar air/hydramnion, hamil lebih bulan/ hamil serotinus, janin mati dalam rahim ibu. kelainan letak : letak sungsang dan letak lintang (Rochjati, 2003).

  Kecemasan masih membayangi ibu hamil. Setidaknya 65% ibu hamil mengalami kecemasan sebab ketakutan bahwa kehamilannya tidak berjalan normal. Sebagaimana diketahui bahwa setiap kehamilan mempunyai kemungkinan untuk dapat berkembang menjadi masalah atau komplikasi, sehingga memerlukan pematauan selama kehamilan. Keadaan ini menyebabkan kecemasan pada ibu hamil (Ibrahim, 2010).

  Berdasarkan uraian diatas peneliti tertarik untuk melakukan penelitian tentang gambaran perbedaan kecemasan pada ibu hamil dengan resiko tinggi dan tanpa resiko tinggi.

  Metode Penelitian

  Penelitian ini merupakan penelitian analitik komparatif. Penelitian dilakukan pada tanggal 13-15 Juli 2015, Sampel yang ditemukan sebanyak 10 responden cara pengambilannya dengan teknik accidental sampling. Dengan menggunakan instrumen kuesioner. Data diolah dengan tahapan editing, coding,

  

scoring , dan tabulating. Kemudian dilakukan analisa data dengan menggunakan

uji wilcoxon sign rank test.

  Hasil Penelitian dan Pembahasan

  Kecemasan ibu hamil dengan resiko tinggi menunjukkan bahwa dari 5 responden seluruhnya mengalami cemas yaitu sebanyak 5 responden (100%). Kecemasan adalah keadaan dimana individu atau kelompok mengalami perasaan gelisah (penilaian atau opini) dan aktivasi sistem saraf autonom dalam berespon terhadap ancaman yang tidak jelas (Hana, 2011). Kecemasan timbul dari perasaan takut terhadap tidak adanya penerimaan dan penolakan interpersonal. Kecemasan juga berhubungan dengan perkembangan trauma, seperti perpisahan dan kehilangan, yang timbul kelemahan spesifik (Hana, 2011).

  Kecemasan pada responden dapat dikarenakan faktor penyulit persalinan diantaranya yaitu umur > 35 tahun, tinggi badan < 145 cm. Faktor umur sangat berpengaruh terhadap kesehatan reproduksi wanita, umur terlalu tua (< 35 tahun) berisiko melahirkan dengan kondisi kurang sehat. Tinggi badan mempengaruhi bentuk panggul seseorang, tinggi badan yang kurang dari 145 cm beresiko terjadinya panggul sempit. Pernah gagal hamil atau riwayat obstetrik jelek memiliki resiko untuk mengalami keguguran lagi. Resiko-resiko yang bisa terjadi pada riwayat operasi sesar misalnya resiko robek rahim, resiko perdarahan, resiko plasenta lengket sampai resiko nyawa ibu. Selain beberapa hal diatas, kecemasan ibu hamil bisa juga diukur dari pekerjaan dan pendidikan. menunjukkan bahwa dari 5 responden hampir seluruhnya berumur < 20 tahun yaitu sebanyak 4 responden (80%). Usia adalah umur individu yang terhitung mulai saat dilahirkan sampai berulang tahun. Semakin cukup umur, tingkat kematangan dan kekuatan masyarakat seseorang yang lebih dewasa dipercaya dari orang yang belum tinggi kedewasaannya. Hal ini akan sebagai dari pengalaman dan kematangan jiwa (Wawan, dkk, 2010). Faktor umur mempunyai pengaruh sangat erat dengan perkembangan alat-alat reproduksi wanita, dimana reproduksi sehat merupakan usia paling aman bagi seorang wanita untuk hamil dan melahirkan. Umur yang terlalu muda (< 20 tahun) atau terlalu tua (>35 tahun) mempunyai resiko lebih besar untuk melahirkan bayi yang kurang sehat (Wikjosastro, 2006).

  Hasil penelitian menunjukkan hampir seluruhnya responden yang berumur < 20 tahun mengalami kecemasan. Kecemasan yang dialami responden disebabkan karena belum siap secara fisik maupun psikologis. Secara psikis umumnya responden belum siap untuk menjalankan perannya sebagai ibu, maka yang akan muncul seperti ketegangan mental, kebingungan akan peran sosial yang berubah dari seorang gadis kemudian hamil dan menjadi seorang ibu. menunjukkan bahwa dari 5 responden sebagian besar memiliki tinggi badan > 145 cm yaitu sebanyak 3 responden (60%).

  Tinggi badan diukur jarak antara tumit dengan puncak kepala dengan posisi badan berdiri tegak. Tinggi badan rata-rata orang Indonesia dewasa 155 cm dengan range 145

  • – 175 cm. Bagi orang dewasa bertubuh pendek tidak dapat lagi diupayakan pertumbuhan badannya lebih tinggi (Intan, 2015).

  Hasil penelitian menunjukkan responden yang mengalami kecemasan hampir semuanya mempunyai tinggi badan lebih. Tinggi badan membuat responden percaya diri karena dianggap merupakan sebuah kelebihan. Rasa percaya diri yang dimiliki responden ternyata tidak bisa mencegah terjadinya kecemasan yang dialami. Dengan demikian tidak ada kesesuaian antara data umum dengan data khusus. Terdapat faktor lain yang menyebabkan responden merasa cemas seperti pendidikan yang masih rendah.

  Kecemasan yang dialami responden disebabkan karena belum siap secara fisik maupun psikologis. Secara psikis umumnya responden belum siap untuk menjalankan perannya sebagai ibu, maka yang akan muncul seperti ketegangan mental, kebingungan akan peran sosial yang berubah dari seorang gadis kemudian hamil dan menjadi seorang ibu.

  Responden dengan tinggi badan < 145 cm kemungkinan mempunyai panggul sempit dan menyulitkan proses persalinan. Panggul sempit ini menyebabkan terjadinya penyulit persalinan karena besarnya kepala bayi sering tidak sesuai dengan panggul ibu. Kejadian ini menjadi stressor pencetus bagi ibu hamil yang menyebabkan munculnya kecemasan.

  Kecemasan ibu hamil tanpa resiko tinggi menunjukkan bahwa dari 5 responden hampir seluruhnya tidak cemas yaitu sebanyak 4 responden (80%). Ansietas adalah kekhawatiran yang tidak jelas dan menyebar, yang berkaitan dengan perasaan tidak pasti dan tidak berdaya. Keadaan emosi ini tidak memiliki objek yang spesifik. Ansietas dialami secara subjektif dan dikomunikasikan secara interpersonal. Ansietas berbeda dengan rasa takut, yang merupakan penilaian intelektual terhadap bahaya. Ansietas adalah respons emosional terhadap penilaian tersebut. Kapasitas untuk menjadi cemas diperlukan untuk bertahan hidup, tetapi tingkat Ansietas yang berat tidak sejalan dengan kehidupan (Stuart, 2007). Kecemasan timbul dari perasaan takut terhadap tidak adanya penerimaan dan penolakan interpersonal. perpisahan dan kehilangan, yang timbul kelemahan spesifik (Hana, 2011). Selain itu, individu terus menerus merasa takut akan kemungkinan masalah dan mengalami kesulitan untuk berkonsentrasi atau mengambil keputusan (Luluk, 2010).

  Hasil penelitian menunjukkan bahwa sebagian besar sebagian besar tidak cemas. Responden tidak cemas cenderung tidak berfokus pada resiko tinggi kehamilan yang mungkin dihadapi serta bisa berpikir tentang hal lain. Semua perilaku responden ditujukan untuk kegiatan sehari-hari. responden yang tidak cemas tercermin dari tidak adanya ketakutan yang dirasakan saat menjalani kehamilan. Responden yang tidak cemas jarang / tidak pernah mengalami panik, tidak mengalami kesulitan untuk melakukan aktivitas sehari-hari dan bisa menjalankan arahan yang berhubungan dengan kehamilan dengan baik.

  Hasil perbandingan perbedaan kecemasan pada ibu hamil dengan resiko tinggi dan tanpa risiko tinggi di Poli Kandungan RSU Dr. Wahidin Sudirohusodo Mojokerto Tahun 2015 pada kelompok ibu hamil dengan resiko tinggi terdapat 5 responden (100%) mengalami kecemasan. Sedangkan pada kelompok ibu hamil tanpa resiko tinggi terdapat 4 responden (80%) tidak cemas. Berdasarkan hasil perhitungan uji statistik Wilcoxon Signed Rank Test dengan bantuan software SPSS pada taraf signifikan  = 0,05 dengan jumlah responden 15 didapatkan nilai Asymp.sig sebesar 0,005 <

  α (0.05) yang artinya ada perbedaan kecemasan pada ibu hamil dengan resiko tinggi dan tanpa resiko tinggi di RSU Dr. Wahidin Sudirohusodo Mojokerto Tahun 2015.

  Menurut Ida Ayu Chandranita Manuaba (2010) resiko tinggi kehamilan adalah keadaan yang dapat mempengaruhi optimalisasi ibu maupun janin pada kehamilan yang dihadapi. Faktor resiko adalah kondisi pada ibu hamil yang dapat menyebabkan kemungkinan resiko/bahaya terjadinya komplikasi pada persalinan yang dapat menyebabkan kematian atau kesakitan pada ibu dan/bayinya (Rochjati, 2003). Tanda bahaya tersebut antara lain, perdarahan dari jalan lahir, nyeri kepala yang sangat hebat, gangguan pada penglihatan dan nyeri perut yang sangat hebat (Yuniana, 2012). Gangguan tersebut dapat terjadi secara mendadak, dan biasanya tidak dapat diperkirakan sebelumnya (unpredictable disruption). Kondisi ibu hamil seperti inilah yang menyebabkan kecemasan. Bayangan munculnya tanda bahaya yang akan dihadapi oleh ibu selama kehamilan dengan resiko tinggi dan tanpa resiko tinggi menyebabkan kecemasan. Menurut Stuart (2007) kecemasan (Ansietas) adalah kekhawatiran yang tidak jelas dan menyebar, yang berkaitan dengan perasaan tidak pasti dan tidak berdaya.

  Hasil penelitian menunjukkan adanya perbedaan kecemasan antara responden yang mengalami resiko tinggi dengan responden yang tidak mengalami resiko tinggi. Resiko tinggi yang dialami responden menjadi stressor pencetus yang menyebabkan munculnya kecemasan. Keadaan responden yang tidak mengalami kecemasan disebabkan tidak adanya stressor pencetus yang dialami seperti resiko tinggi kehamilan. Dilain pihak stressor pencetus yang muncul pada ibu hamil resiko tinggi tidak bisa diredam. Mekanisme koping ibu hamil resiko tinggi tidak bisa menekan munculnya rasa cemas sebab adanya resiko tinggi kehamilan. Keadaan inilah yang menyebabkan adanya perbedaan kecemasan antara resonden yang hamil dengan resiko tinggi dengan yang hamil tanpa resiko tinggi.

  Simpulan 1.

  Kecemasan pada ibu hamil dengan resiko tinggi di Poli Kandungan RSUD Dr. Wahidin Sudirohusodo Mojokerto menunjukkan bahwa dari 5 responden seluruhnya mengalami cemas yaitu sebanyak 5 responden (100%).

  Dr. Wahidin Sudirohusodo Mojokerto menunjukkan bahwa dari 5 responden sebagian besar tidak cemas yaitu sebanyak 4 responden (80%).

  3. Ada perbedaan kecemasan pada ibu hamil dengan resiko tinggi dan tanpa resiko tinggi di Poli Kandungan RSUD Dr. Wahidin Sudirohusodo Mojokerto.

  Rekomendasi

  Bagi ibu hamil melakukan periksa kehamilan secara rutin untuk mendeteksi secara dini adanya resiko, melakukan konseling kepada tenaga kesehatan tentang kehamilannya sehingga dapat mencegah resiko tinggi kehamilan secara dini serta mendapatkan penanganan awal ketika terjadi kehamilan resiko tinggi. Serta motivasi dari keluarga maupun dari tenaga kesehatan agar ibu hamil tidak mengalami kecemasan yang berlebihan tentang kehamilannya. Kemudian perawat atau bidan hendaknya senantiasa memberikan pelayanan yang baik kepada ibu hamil serta memberikan masukan dan saran agar ibu hamil senantiasa menjaga kehamilannya sehingga dapat menekan kecemasan pada ibu hamil dengan resiko tinggi dan tanpa resiko tinggi. Dan peneliti selanjutnya menjadikan hasil penelitian ini sebagai dasar untuk mengembangkan penelitian serupa dengan wilayah yang lebih luas dan jumlah responden yang lebih banyak.

  Alamat Correspondensi :

  • : Agustineka43@gmail.com

  Alamat rumah : Seketi RT 03 RW 02 Balongbendo Sidoarjo

  • : 085745763951

  Email

  No HP

Dokumen yang terkait

PELAKSANAAN DOKUMENTASI PROSES KEPERAWATAN PADA PASIEN DIABETES MELITUS DI RSUD BESUKI SITUBONDO ARI RIZKI RACHESHI 1212020003 SUBJECT: Dokumentasi Proses Keperawatan, Diabetes Melitus DESCRIPTION: Segala aktivitas yang dilakukan perawat terhadap klien ha

0 0 8

DETERMINAN PERILAKU KONSUMSI MINUMAN KERAS PADA REMAJA DI DESA TANGGUL KULON KECAMATAN TANGGUL KABUPATEN JEMBER

0 0 5

TEKANAN ARTERI RERATA DENGAN TINGKAT KESADARAN PADA PASIEN STROKE PERDARAHAN DI RSUD WAHIDIN SUDIRO HUSODO MOJOKERTO

0 0 7

GAMBARAN DIRI PADA ANAK USIA SEKOLAH (7-12 TAHUN) YANG MENGALAMI BULLYING DI SEKOLAH SDN PATUGURAN REJOSO KABUPATEN PASURUAN

0 8 6

FAKTOR – FAKTOR PENURUNAN FUNGSI KOGNITIF YANG DAPAT DI MODIFIKASI PADA LANSIA DI PANTI WERDHA MAJAPAHIT KABUPATEN MOJOKERTO LIYA WIDIYASTUTI 11001027

0 0 6

PERILAKU KECANDUAN GAME ONLINE PADA ANAK SEKOLAH DIDESA GAYAMAN KECAMATAN MOJOANYAR KABUPATEN MOJOKERTO

0 0 6

TINGKAT KEPUASAN KLIEN PESERTA JAMINAN KESEHATAN MASYARAKAT PADA PELAYANAN KEPERAWATAN DI RUMAH SAKIT DAERAH BESUKI SITUBONDO YULIKA SULISYOWATI NIK 1212020034 SUBJECT: Kepuasan, JAMKESMAS, Pelayanan Keperawatan DESCRIPTION: Derajat kesehatan masyarakat m

0 2 7

HUBUNGAN TEKANAN DARAH PADA IBU DENGAN ASFIKSIA NEONATORUM DI RSU DR. WAHIDIN SUDIRO HUSODO MOJOKERTO

0 0 6

EFEKTIFITAS TANAMAN LAVENDER TERHADAP POPULASI NYAMUK DI DESA MERI RT 02 RW 01 KECAMATAN MAGERSARI KOTA MOJOKERTO

1 2 7

SIKAP MAHASISWA TERHADAP PERILAKU MEROKOK DI POLITEKNIK KESEHATAN MAJAPAHIT MOJOKERTO Yuke Andika Mei Syah 1212010050

0 0 7