Hubungan karakteristik Ibu Hamil Dan Pemeriksaan Kehamilan Dengan Komplikasi Persalinan Di RSUD Dr. Pirngadi Medan Tahun 2009
HUBU GA KARAKTERISTIK IBU HAMIL DA PEMERIKSAA KEHAMILA DE GA KOMPLIKASI PERSALI A
DI RSUD DR. PIR GADI MEDA TAHU 2009
SKRIPSI
OLEH
IRMAYA TI
041000140
FAKULTAS KESEHATA MASYARAKAT
U IVERSITAS SUMATERA UTARA
MEDA
2011
(2)
HUBU GA KARAKTERISTIK IBU HAMIL DA PEMERIKSAA KEHAMILA DE GA KOMPLIKASI PERSALI A
DI RSUD DR. PIR GADI MEDA TAHU 2009
SKRIPSI
Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat
Untuk Memperoleh Gelar
Sarjana Kesehatan Masyarakat
OLEH
IRMAYA TI
041000140
FAKULTAS KESEHATA MASYARAKAT
U IVERSITAS SUMATERA UTARA
MEDA
2011
(3)
HALAMA PE GESAHA Skripsi Dengan Judul
HUBU GA KARAKTERISTIK IBU HAMIL DA PEMERIKSAA KEHAMILA DE GA KOMPLIKASI PERSALI A
DI RSUD DR.PIR GADI MEDA TAHU 2009
Yang dipersiapkan dan dipertahankan oleh: IRMAYA TI
IM. 041000140
Telah Diuji dan Dipertahankan Tim Penguji Skripsi Pada Tanggal 27 Desember 2010
Dan Dinyatakan Telah Memenuhi Syarat Untuk Diterima Tim Penguji
Ketua Penguji Penguji I
Asfriyati, SKM, M.Kes Drs. Abdul Jalil Amri Arma, M.Kes NIP. 19701220 199403 2 001 NIP.19581202 199103 2 001
Penguji II penguji III
dr. Yusniwarti Yusad, Msi Maya Fitria, SKM, M.Kes NIP. 19510520 198703 2 001 NIP.19761005 200912 2 003
Medan, Maret 2011 Fakultas Kesehatan Masyarakat
Universitas Sumatera Utara, Dekan,
Dr. Drs. Surya Utama, MS NIP. 19610831 198903 1 001
(4)
ABSTRAK
Angka Kematian Ibu (AKI) merupakan indikator dasar pelayanan kebidanan atau kesehatan terhadap wanita pada usia pruduktif, lebih dari 90% kematian ibu disebabkan komplikasi yang sering terjadi pada saat atau sekitar persalinan. Komplikasi Persalinan merupakan keadaan penyimpangan dari normal, yang secara langsung menyebabkan kesakitan dan kematian ibu maupun bayi karena gangguan akibat (langsung) dari persalinan
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor6faktor yang mempengaruhi terjadinya komplikasi persalinan dengan pendekatan faktor risiko di Rumah Sakit Umum Dr. Pirngadi Medan Tahun 2009.
Jenis penelitian ini bersifat dengan desain , yaitu memilih kasus responden dan kontrol responden tanpa komplikasi persalinan. Jumlah responden 1165 persalinan dengan pengambilan sample secara pusposif dan dianalisa dengan uji statististik Odds Ratio (OR) dan uji
Hasil penelitian menunjukkan bahwa ada hubungan umur ( ρ =0,000, OR=14,636), paritas (ρ=0,018, OR=4,333), pendidikan (ρ=0,034, OR=5,412) dan pemeriksaan kehamilan ( ρ =0,001, OR=8,143) dengan komplikasi persalinan, sedangkan jarak kelahiran dan graviditas tidak ada hubungan.
Disarankan kepada petugas pelayanan kesehatan di rumah sakit untuk meningkatkan konseling dan memberikan informasi kepada ibu hamil mengenai kondisi pada ibu yang dapat menyebabkan komplikasi persalinan dan meningkatkan pelayanan sehingga rumah sakit selalu siap menjadi tempat rujukan melayani pasien6 pasien persalinan dengan komplikasi.
(5)
ABSTRACT
Maternal Mortality Rate (MMR) is a basic indicator of obstetric care or health of the woman at the age of pruduktif, more than 90% of maternal deaths due to complications that often occur at or around birth. Delivery Complications is a deviation from the normal state, which directly cause morbidity and maternal and infant mortality due to the disruption caused (directly) from birth
This study aims to determine the factors that influence the occurrence of complications of labor with risk factor approach in the General Hospital. Pirngadi Medan in 2009.
This research is a descriptive analytic case control design, namely selecting case and control respondents respondents uncomplicated delivery. The number of respondents in 1165 labor by taking samples in pusposif and analyzed with the test statististik Odds Ratio (OR) and chi6square test.
The results showed that there was correlation between age (ρ= 0,000, OR = 14,636), parity (ρ = 0,018, OR = 4,333), education (ρ =0,034, OR=5,412) and antenatal care (ρ= 0.001, OR = 8,143) with delivery complications, whereas birth spacing and graviditas no relationship.
Suggested to health care workers in hospitals to improve counseling and provide information to pregnant women about the condition in women with complications of childbirth and improve services so that hospital is always ready to serve the referral of patients with complications of delivery.
(6)
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
Nama : Irmayanti
Tempat/Tanggal Lahir : Medan/04 Januari 1985
Agama : Islam
Status Perkawinan : Belum Menikah
Alamat Rumah : Ar. Hakim Gg.Langgar Lr. Samsu No.11
Riwayat Pendidikan
1. Tahun 1990 – 1991 : T.K Aisyiyah Bustanul Athfal 2. Tahun 1991 – 1997 : SD Negeri 060821
3. Tahun 1997 – 2000 : Mts. Aisyiyah Medan 4. Tahun 2000 – 2003 : SMU Negeri 5 Medan
(7)
KATA PE GA TAR
Segala puji dan syukur saya panjatkan kehadirat Allah S.W.T yang telah melimpahkan berkat dan rahmatNya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan judul “HUBU GA KARAKTERISTIK IBU HAMIL DA PEMERIKSAA KEHAMILA DE GA KOMPLIKASI PERSALI A DI RSUD DR. PIR GADI MEDA TAHU 2009”.
Dalam penyusunan dan penulisan skripsi ini penulis banyak menemui kesulitan dan hambatan, namun berkat bimbingan, bantuan dan dorongan moril dari berbagai pihak akhirnya skripsi ini dapat terselesaikan. Untuk itu kritik dan saran masih sangat diperlukan demi kesempurnaan skripsi ini. Oleh sebab itu pada kesempatan ini dengan segala kerendahan hati penulis menyampaikan ucapan terima kasih kepada:
1. Bapak Dr. Drs. Surya Utama, MS. selaku Dekan Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sumatera Utara.
2. Bapak Heru Sentosa, Ph.D. selaku Kepala Departemen Kependudukan dan Biostatistik Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sumatera Utara atas saran dan masukan untuk kesempurnaan skripsi ini.
3. Ibu Asfriyati, SKM, M.Kes. selaku dosen pembimbing I yang telah sabar membimbing serta memberikan banyak kritik dan saran yang positif untuk kesempurnaan skripsi ini.
(8)
4. Bapak Drs. Abdul Jalil Amri Arma, M.Kes. selaku dosen pembimbing II yang telah membantu dan memberikan banyak saran dan masukan demi kesempurnaan skripsi ini.
5. Ibu dr. Yusniwarti Yusad, MSi. selaku dosen penguji II atas saran serta kritik demi kesempurnaan skripsi ini.
6. Ibu Maya Fitria, SKM, M.Kes. selaku dosen penguji III atas saran serta kritik demi kesempurnaan skripsi ini.
7. Dr. Dewi Fauziah Syahnan, Sp THT. Selaku direktur RSUD Dr. Pirngadi yang memberikan izin kepada penulis untuk melakukan penelitian.
8. Seluruh dosen dan staf Administrasi di Departemen Kependudukan dan Biostatistik Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sumatera Utara.
9. Ayahanda Alm. Syarbaini, ibunda tercinta Sumiati Sikumbang, nenek tersayang dan ibu Sumarni Sikumbang yang telah memberikan dukungan moril maupun materil dan do’a dalam cintanya di setiap langkah penulis selama melaksanakan perkuliahan di Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sumatera.
10. Abang, kakak dan adik6adikku tersayang Bang Haikal, Kak Ira, Bang Hendra, Bang Zulpadli, Aulia, Aditya, dan Fahmi beserta keluarga besar yang juga turut memberikan dukungan moril dan sprirituil kepada penulis.
11. Rekan6rekan seangkatan 2004 dan khususnya temanku Yanti Mirdani Sinaga, Efrika Nst, Aina Safitri, Gifani, Safrida dan Noveriana yang telah banyak membantu penulis selama mengikuti pendidikan di Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sumatera Utara.
(9)
12. Kakak6kakak angkatan 2006 dan 2007 khususnya peminatan Kependudukan dan Kesehatan Reproduksi : Kak Rita, Kak Dini, Kak Ummal B, Kak Effri, Kak uli, Kak Ilan, Kak July, Kak Imna, Kak Dewi, dan Kak Ani yang telah banyak membantu penulis selama mengikuti pendidikan di Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sumatera Utara.
13. Bling yang telah banyak memberikan semangat kepada penulis atas karya6 karyanya.
14. Semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu6persatu yang banyak membantu dalam menyesaikan perkuliahan ini, saya ucapkan terima kasih, semoga Allah SWT senatiasa melimpahkan rahmat dan hidayahNya kepada kita semua.
Penulis menyadari bahwa penulisan skripsi ini masih belum sempurna, maka saran dan kritik sangat penulis harapkan untuk perbaikan dan kesempurnaannya. Semoga skripsi ini bermanfaat bagi para pembaca khususnya keluarga besar Universitas Sumatera Utara dan RSUD Pirngadi Medan.
Medan, Desember 2010 Penulis
IRMAYA TI IM. 041000140
(10)
DAFTAR ISI
Halaman Pengesahan ... i
Abstrak ... ii
Daftar Riwayat Hidup ... iv
Kata Pengantar ... v
Daftar Isi ... vii
Daftar Tabel ... x
BAB 1 PE DAHULUA 1.1. Latar Belakang ... 1
1.2. Rumusan Masalah ... 4
1.3. Tujuan Penelitian ... 4
1.3.1. Tujuan Umum ... 5
1.3.2. Tujuan Khusus ... 5
1.4. Manfaat Penelitian ... BAB 2 TI JAUA PUSTAKA 2.1. Komplikasi Persalinan ... 6
2.2. Persalinan ... 13
2.3. Faktor Faktor Yang Mempengaruhi Kejadian Komplikasi Persalinan ... 15
2.3.1. Faktor Ibu ... 15
2.3.2. Pemeriksaan Kehamilan ... 20
2.4. Pencegahan Komplikasi Persalinan ... 18
2.5. Kerangka Konsep ... 24
2.6. Hipotesis Penelitian ... 24
BAB 3 METODE PE ELITIA 3.1. Jenis Penelitian ... 26
3.2. Lokasi Dan Waktu Penelitian ... 26
3.2.1. Lokasi Penelitian ... 26
3.2.2. Waktu Penelitian ... 26
3.3. Populasi Dan Sampel ... 26
3.3.1. Populasi ... 26
3.3.2. Sampel ... 27
3.4. Metode Pengumpulan Data ... 28
3.5. Defenisi Operasional ... 29
3.6. Aspek Pengukuran ... 30
3.7. Tekhnik Pengolahan Data ... 31
3.8. Tekhnik Analisa Data ... 31
(11)
4.1. Profil Rumah Sakit Umum Daerah Dr.Pirngadi Medan ... 32
4.2. Analisi univariat ... 35
4.2.1. Analisis Univariat Karakteristik Responden ... 35
4.2.2. Analisis Univariat Pemeriksaan Kehamilan Responden ... 36
4.3. Analisis Bivariat ... 37
4.3.1. Hubungan Karakteristik responden Dengan Komplikasi Persalinan ... 37
4.3.2. Hubungan Pemeriksaan Kehamilan Dengan Komplikasi Persalinan ... 40
BAB 5 PEMBAHASA 5.1. Hasil Analisi Univariat ... 41
5.1.1. Karakteristik responden ... 41
5.1.2. Pemeriksaan Kehamilan ... 43
5.2. Hasil Analisa Bivariat ... 44
5.2.1. Hubungan Karakteristik Responden Dengan Komplikasi Persalinan ... 44
5.2.2. Hubungan Pemeriksaan Kehamilan Dengan Komplikasi Persalinan ... 49
5.3. Keterbatasan Penelitian ... 50
5.3.1. Aspek Desain Penelitian ... 50
5.3.2. Aspek Penelitian ... 50
BAB 6 KESIMPULA DA SARA 6.1. Kesimpulan ... 51
6.2. Saran ... 51 DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRA
Lampiran 1 : Master Data
(12)
DAFTAR TABEL
Tabel 4.1. Distribusi Responden Menurut Umur di RSUD Dr. Pirngadi Medan Tahun 2009 ... 35 Tabel 4.2. Distribusi Responden Menurut Paritas di RSUD Dr. Pirngadi Medan
Tahun 2009 ... 35 Tabel 4.3. Distribusi Responden Menurut Jarak Kelahiran di RSUD Dr. Pirngadi
Medan Tahun 2009 ... 35 Tabel 4.4. Distribusi Responden Menurut Graviditas di RSUD Dr. Pirngadi
Medan Tahun 2009 ... 36 Tabel 4.5. Distribusi Responden Menurut Pendidikan di RSUD Dr. Pirngadi
Medan Tahun 2009 ... 36 Tabel 4.6. Distribusi Responden Menurut Pemeriksaan Kehamilan di RSUD Dr.
Pirngadi Medan Tahun 2009 ... 36 Tabel 4.7. Tabulasi Silang Kategori Umur dengan Komplikasi Persalinan di
RSUD Dr. Pirngadi medan Tahun 2009 ... 37 Tabel 4.8. Tabulasi Silang Kategori Paritas dengan Komplikasi Persalinan di
RSUD Dr. Pirngadi medan Tahun 2009 ... 37 Tabel 4.9. Tabulasi Silang Kategori Jarak Kelahiran dengan Komplikasi
Persalinan di RSUD Dr. Pirngadi medan Tahun 2009 ... 38 Tabel 4.10. Tabulasi Silang Kategori Graviditas dengan Komplikasi Persalinan di
RSUD Dr. Pirngadi medan Tahun 2009 ... 39 Tabel 4.11. Tabulasi Silang Kategori Pendidikan dengan Komplikasi Persalinan di
RSUD Dr. Pirngadi medan Tahun 2009 ... 39 Tabel 4.12. Tabulasi Silang Kategori Pemeriksaan Kehamilan dengan Komplikasi
(13)
ABSTRAK
Angka Kematian Ibu (AKI) merupakan indikator dasar pelayanan kebidanan atau kesehatan terhadap wanita pada usia pruduktif, lebih dari 90% kematian ibu disebabkan komplikasi yang sering terjadi pada saat atau sekitar persalinan. Komplikasi Persalinan merupakan keadaan penyimpangan dari normal, yang secara langsung menyebabkan kesakitan dan kematian ibu maupun bayi karena gangguan akibat (langsung) dari persalinan
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor6faktor yang mempengaruhi terjadinya komplikasi persalinan dengan pendekatan faktor risiko di Rumah Sakit Umum Dr. Pirngadi Medan Tahun 2009.
Jenis penelitian ini bersifat dengan desain , yaitu memilih kasus responden dan kontrol responden tanpa komplikasi persalinan. Jumlah responden 1165 persalinan dengan pengambilan sample secara pusposif dan dianalisa dengan uji statististik Odds Ratio (OR) dan uji
Hasil penelitian menunjukkan bahwa ada hubungan umur ( ρ =0,000, OR=14,636), paritas (ρ=0,018, OR=4,333), pendidikan (ρ=0,034, OR=5,412) dan pemeriksaan kehamilan ( ρ =0,001, OR=8,143) dengan komplikasi persalinan, sedangkan jarak kelahiran dan graviditas tidak ada hubungan.
Disarankan kepada petugas pelayanan kesehatan di rumah sakit untuk meningkatkan konseling dan memberikan informasi kepada ibu hamil mengenai kondisi pada ibu yang dapat menyebabkan komplikasi persalinan dan meningkatkan pelayanan sehingga rumah sakit selalu siap menjadi tempat rujukan melayani pasien6 pasien persalinan dengan komplikasi.
(14)
ABSTRACT
Maternal Mortality Rate (MMR) is a basic indicator of obstetric care or health of the woman at the age of pruduktif, more than 90% of maternal deaths due to complications that often occur at or around birth. Delivery Complications is a deviation from the normal state, which directly cause morbidity and maternal and infant mortality due to the disruption caused (directly) from birth
This study aims to determine the factors that influence the occurrence of complications of labor with risk factor approach in the General Hospital. Pirngadi Medan in 2009.
This research is a descriptive analytic case control design, namely selecting case and control respondents respondents uncomplicated delivery. The number of respondents in 1165 labor by taking samples in pusposif and analyzed with the test statististik Odds Ratio (OR) and chi6square test.
The results showed that there was correlation between age (ρ= 0,000, OR = 14,636), parity (ρ = 0,018, OR = 4,333), education (ρ =0,034, OR=5,412) and antenatal care (ρ= 0.001, OR = 8,143) with delivery complications, whereas birth spacing and graviditas no relationship.
Suggested to health care workers in hospitals to improve counseling and provide information to pregnant women about the condition in women with complications of childbirth and improve services so that hospital is always ready to serve the referral of patients with complications of delivery.
(15)
BAB 1 PE DAHULUA
1.1 Latar Belakang
Angka Kematian Ibu (AKI) merupakan indikator dasar pelayanan kebidanan atau kesehatan terhadap wanita pada usia pruduktif, lebih dari 90% kematian ibu disebabkan komplikasi yang sering terjadi pada saat atau sekitar persalinan. Komplikasi Persalinan merupakan keadaan penyimpangan dari normal, yang secara langsung menyebabkan kesakitan dan kematian ibu maupun bayi karena gangguan akibat (langsung) dari persalinan.
Tingkat kematian ibu di Indonesia (Maternal Mortality Rate/MMR) sebesar 228 per 100.000 kelahiran hidup (SDKI 2007) merupakan angka kematian yang termasuk kategori tinggi di antara negara6negara di Asia Selatan dan Pasifik. Tingginya angka ibu melahirkan di antaranya disebabkan karena perdarahan 28%, ekslamsia 24%, infeksi 11%, persalinan macet 5% dan komplikasi yang dapat terjadi setiap saat selama ibu hamil, pada waktu persalinan, pascapersalinan dan pascakeguguran. Masalah lain yang sering dijumpai adalah masih tingginya kejadian kasus6kasus aborsi 5% dan penanganan keguguran yang tidak aman (Susilowati, 2007).
Upaya6upaya yang bertujuan untuk menyelamatkan ibu dalam kaitannya dengan kehamilan sangat bervariasi di berbagai negara, tergantung sumber daya yang ada dan lingkungan soaial budaya setempat (Sherris,1999). Salah satu intervensi strategis upayanya yaitu upaya yang dinyatakan sebagai Empat Pilar , yaitu keluarga berencana, pelayanan antenatal, persalinan
(16)
aman, dan pelayanan obstetrik esensial dimana target yang ditetapkan untuk tahun 2015 untuk Indonesia yaitu menurunkan angka kematian ibu menjadi 102 per 100.000 kelahiran hidup (Hermiyanti, 2008).
Tingginya angka kematian ibu berarti kemampuan untuk memberikan pelayanan kesehatan masih memerlukan perbaikan kesehatan yang bersifat menyeluruh dan lebih bermutu. Masalah kematian maternal merupakan masalah yang kompleks karena menyangkut banyak hal, yakni derajat kesehatan termasuk status kesehatan reproduksi dan status gizi sebelumnya dan selama kehamilan. Penyebab tak langsung kematian ibu ini antara lain adalah anemia, kurang energy kronis (KEK) dan keadaan “4 terlalu” (terlalu muda/tua, sering dan banyak).
Kendala dalam pelaksanaan rujukan juga mempengaruhi kematian maternal. Ada tiga terlambat yang mempengaruhi kematian maternal yaitu terlambat mengenal bahaya dan mengambil keputusan merujuk, terlambat mencapai fasilitas pelayanan rujukan dan terlambat memperoleh pelayanan adekuat di fasilitas rujukan (Senewe, 2004).
Kejadian komplikasi persalinan terdapat pada sekitar 15% dari semua ibu hamil, namun kasus komplikasi persalinan yang tertangani masih kurang dari 10% dari semua ibu hamil. Target penanganan kasus komplikasi persalinan yang ditatapkan pada tahun 2010 yakni 80% dari total kasus komplikasi persalinan (Permenkes, 2008).
Berdasarkan profil kesehatan provinsi Sumatera Utara tersebut diketahui jumlah kelahiran di kota Medan sebanyak 46.635 kelahiran dimana dari seluruh kelahiran terdeteksi ibu risiko tinggi/komplikasi dan berhasil ditangani di kota
(17)
Medan pada tahun 2008 sebanyak 3.379 kasus (6,64%) lebih banyak daripada Kabupaten Labuhan Batu yaitu 880 kasus (3,32%) dari 20.145 kelahiran dan Kabupaten Serdang Bedagai sebanyak 165 kasus (1,04%) dari 12.950 kelahiran (Dinkes Sumut, 2009).
Selama kehamilan pelayanan antenatal penting untuk menjamin bahwa proses alamiah dari kehamilan berjalan normal dan tetap melalui kehamilannya dengan sehat dan selamat. Dengan pemeriksaan kehamilan beberapa faktor risiko yang ada pada ibu hamil dapat diprediksi kemungkinan komplikasi yang akan terjadi (Syafrudin, 2009). Menurut Suhari (2002) yang dikutip dari Enita (2009) faktor lainnya seperti ibu hamil dan melahirkan pada usia rawan (20 tahun atau 35 tahun), terlalu banyak melahirkan anak, terlalu dini atau rapat jarak kelahiran, terbatasnya frekuensi penyuluhan dan pendidikan kesehatan reproduksi juga mempengaruhi kejadian komplikasi persalinan.
Cakupan pelayanan antenatal dapat dilihat melalui kunjungan K1 dan K4 sesuai dengan standar paling sedikit 4 kali. Menurut profil kesehatan provinsi Sumatera Utara tahun 2008 diketahui cakupan kunjungan K4 ibu hamil kota Medan 90,66%, Sibolga 92,31%, kabupaten Batubara 92,17%, Pakpak Barat 50,34%, Samosir 52,77% dan Dairi 53,18% . Standar pelayanan minimal cakupan K4 yang ditetapkan oleh menteri untuk kabupaten/kota adalah 95%. Cakupan pelayanan tidak mencapai targer disebabkan masih banyaknya ibu yang melakukan persalinan di luar tenaga kesehatan yakni 30% (Profil sumut, 2009).
Hasil penelitian Tambunan dkk tahun (2009) di RSUD Dr. Pirngadi tahun 2007 terdapat 1142 persalinan dengan kasus komplikasi persalinan sebanyak 154 dan
(18)
8 kasus kematian maternal. Penyebab tingginya angka komplikasi persalinan yaitu banyaknya kasus yang masuk Instalasi Gawat Darurat (IGD) dalam keadaan morbiditas berat, perdarahan, preeklamsia/eklamsia dan infeksi postpartum, sedangkan penyebab langsung kematian maternal yaitu preeklamsia/eklamsia menduduki urutan pertama sebanyak 7 kasus (87,5%) diikuti perdarahan 1 kasus (12,5 %).
Pada survei pendahuluan di RSUD Dr. Pirngadi Medan jumlah persalinan tahun 2009 sebanyak 1165 persalinan dengan yang mengalami komplikasi selama persalinan sebanyak 170 persalinan, yaitu perdarahan 41 kasus (24%), pre6 eklamsi/eklamsi 17 kasus (10%), infeksi 34 kasus (20%), lain6lain 78 kasus (46%). Berdasarkan latar belakang di atas, peneliti tertarik untuk melakukan penelitian tentang hubungan karakteristik ibu hamil dan pemeriksaan kehamilan dengan kejadian komplikasi persalinan di RSUD Dr. Pirngadi Medan tahun 2009.
1.2 Perumusan Masalah
Perumusan masalah penelitian ini adalah masih tingginya kejadian komplikasi persalinan di RSUD Dr. Pirngadi Medan tahun 2009 dan belum diketahui faktor resiko terjadinya komplikasi persalinan tersebut.
1.3 Tujuan Penelitian 1.3.1 Tujuan Umum
Untuk mengetahui hubungan karakteristik ibu hamil berdasarkan umur, paritas, jarak kelahiran, graviditas, pendidikan dan pemeriksaan kehamilan dengan kejadian komplikasi persalinan di RSUD Dr. Pirngadi Medan pada tahun 2009.
(19)
1.3.2 Tujuan Khusus
1. Untuk mengetahui hubungan umur ibu hamil dengan kejadian komplikasi persalinan di RSUD Dr. Pirngadi Medan pada tahun 2009.
2. Untuk mengetahui hubungan paritas ibu hamil dengan kejadian kompliksi persalinan di RSUD Dr. Pirngadi Medan pada tahun 2009.
3. Untuk mengetahui hubungan jarak kelahiran dengan kejadian komplikasi persalinan di RSUD Dr. Pirngadi Medan pada tahun 2009.
4. Untuk mengetahui hubungan graviditas dengan kejadian komplikasi persalinan di RSUD Dr. Pirngadi Medan pada tahun 2009.
5. Untuk mengetahui hubungan pendidikan ibu dengan kejadian kompliksi persalinan di RSUD Dr. Pirngadi Medan pada tahun 2009.
6. Untuk mengetahui hubungan pemeriksaan kehamilan dengan kejadian komplikasi persalinan di RSUD Dr. Pirngadi Medan Medan pada tahun 2009.
1.4 Manfaat Penelitian
1. Memberikan pemahaman kepada peneliti mengenai kesehatan reproduksi khususnya mengenai kondisi pada ibu hamil yang dapat menyebabkan bahaya terjadinya komplikasi pada persalinan dan pentingnya untuk dapat mendeteksi dini risiko kejadian komplikasi persalinan.
2. Memberi masukan kepada petugas kesehatan untuk meningkatkan pelayanan antenatal care dan memberikan informasi kepada ibu hamil mengenai kondisi pada ibu yang dapat menyebabkan kejadian komplikasi persalinan.
(20)
BAB 2
TI JAUA PUSTAKA
2.1 Komplikasi Persalinan
Komplikasi Persalinan merupakan keadaan penyimpangan dari normal, yang secara langsung menyebabkan kesakitan dan kematian ibu maupun bayi karena gangguan akibat (langsung) dari persalinan (Dinkes sumut, 2008).
Dari hasil “Assesment Safe Motherhood” di Indonesia pada tahun 1990/1991 menyebutkan beberapa informasi penting yang berhubungan dengan terjadinya komplikasi persalinan:
1. Derajat kesehatan ibu rendah dan kurangnya kesiapan ibu hamil. 2. Pemeriksaan antenatal yang diperoleh kurang.
3. Pertolongan persalinan dan perawatan pada masa setelah persalinan dini masih kurang.
4. Kualitas pelayanan antenatal masih rendah dan dukun bayi belum sepenuhnya mampu melaksanakan deteksi risiko tinggi sedini mungkin.
5. Belum semua rumah sakit Kabupaten sebagai tempat rujukan dari puskesmas mempunyai peralatan yang cukup untuk melaksanakan fungsi obstetrik esensial.
Komplikasi persalinan terdiri dari perdarahan, infeksi atau sepsis, pre6 eklamsia dan eklamsia, persalinan lama dan abortus.
1. Perdarahan
Perdarahan adalah penyebab tersering kematian ibu. Tanda6tanda perdarahan yaitu mengeluarkan darah dari jalan lahir >500 cc, pada prakteknya tidak perlu
(21)
mengukur jumlah perdarahan sampai sebanyak itu sebab menghentikan perdarahan lebih dini akan memberikan prognosis lebih baik.
Pada umumnya bila bila terdapat perdarahan yang lebih dari normal, apalagi telah menyebabkan perubahan tanda vital (seperti kesadaran menurun, pucat, limbung, berkeringat dingin, sesak napas, serta tensi <90 mmHg dan nadi >100/menit), maka penanganan harus segera dilakukan. Sifat perdarahan bisa banyak, bergumpal6gumpal sampai menyebabkan syok atau terus merembes sedikit demi sedikit tanpa henti (Prawirohardjo, 2009).
Penyebab perdarahan pada masa persalinan, yaitu:
1. Gangguan miometrium untuk berkontraksi dan retraksi guna menghentikan perdarahan selama dan setelah pelepasan plasenta (Bellington, 2007). Faktor predisposisinya yaitu (1) regangan rahim berlebihan karena kehamilan gameli, polihidraamnion, atau anak terlalu besar, (2) kelelahan karena persalinan lama atau persalinan kasep, (3) kehamilan grande6multipara, (4) Ibu dengan keadaan umum yang jelek, anemis, atau menderita penyakit menahun, (5) Mioma uteri yang mengganggu kontraksi rahim, (6) infeksi intrauterine (karioamnionitis), dan (7) ada riwayat pernah atonia uteri sebelumnya.
2. Robekan jalan lahir. Pada umumnya robekan jalan lahir terjadi pada persalinan dengan trauma. Pertolongan persalinan yang semakin manipulatif dan traumatik akan memudahkan robekan jalan lahir dan karena itu dihindarkan memimpin persalinan pada saat pembukaan serviks belum lengkap. Robekan jalan lahir biasanya akibat episiotomi, robekan spontan
(22)
perineum, trauma forceps atau vakum ektraksi, atau karena versi ekstraksi (Prawirohardjo, 2009).
3. Retensio plasenta, merupakan keadaan dimana plasenta belum lahir dalam waktu 1 jam setelah bayi lahir. Penyebabnya yaitu (1) plasenta belum terlepas dari dinding rahim karena tumbuh melekat lebih dalam dan (2) plasenta sudah terlepas tetapi belum keluar karena atonia uteri dan akan menyebabkan perdarahan yang banyak (Mochtar, 1998).
4. Gangguan pembekuan darah. 2. Pre<eklamsia dan Eklamsia
Pre6eklamsia dan eklamsia menempati urutan kedua sebagai penyebab kematian ibu di Indonesia. Pre6eklampsia–Eklampsia yang disebut juga
(PIH) atau kehamilan yang menginduksi tekanan darah adalah penyakit pada wanita hamil yang secara langsung disebabkan oleh kehamilan. Definisi preeklampsia adalah hipertensi disertai proteinuria dan edema (penimbunan cairan dalam cairan tubuh sehingga ada pembengkakan pada tungkai dan kaki) akibat kehamilan setelah usia kehamilan 20 minggu atau segera setelah persalinan. Gejala ini dapat timbul sebelum 20 minggu bila terjadi penyakit trofoblastik (kelainan plasenta). Eklampsia adalah timbulnya kejang pada penderita pre6eklampsia yang disusul dengan koma. Kejang di sini bukan akibat kelainan neurologis (saraf).
PE6E hampir secara eksklusif merupakan penyakit pada kehamilan pertama (nullipara). Biasanya terdapat pada wanita masa subur dengan umur ekstrim, yaitu pada remaja belasan tahun atau pada wanita yang berumur lebih dari 35 tahun. Pada
(23)
multipara (kehamilan yang kesekian), penyakit ini biasanya dijumpai pada keadaan keadaan berikut:
1. Kehamilan multifetal (kembar) dan hidropsfetalis (kehamilan air)
2. Penyakit vaskuler (pembuluh darah), termasuk hipertensi esensial kronis dan diabetes mellitus
3. Penyakit ginjal.
Penyakit ini bisa dibedakan dalam tiga tingkatan tergantung berat ringannya. Pada kasus ringan, tekanan darah cenderung naik tapi masih di bawah 140/100. Gejala proteinuria juga mulai muncul. Pada tingkat sedang, mulai timbul pusing tekanan darah sudah lebih dari 140/100. lalu ada pembengkakan, khusunya pada wajah, kaki dan jari6jari tangan. Pada tingkat yamg berat, pembengkakan semakin jelas, rasa pusing juga makin nyata, khususnya rasa nyeri pada pinggir dahi dan tekanan darah lebih dari 160/100. Kadang kala disertai ganngguan penglihatan (kabur) dan kencing semakin sulit karena terjadi gangguan pada ginjal. Adapula yang disertai mual dan muntah. Kondisi gawat terjadi bila timbul kejang atau bahkan pingsan yang berarti sudah terjadi gangguan di otak. Pada tahap ini bisa dikatakan penyakit berada pada tahap eklampsia. Pada kasus yang sudah lanjut, sang ibu pada awalnya mengalami kejang selama 30 detik, lalu meningkat selama 2 menit, sebelum akhirnya pingsan selama 10630 menit.
Kewaspadaan perlu ditingkatkan, karena bila penderita koma berkepanjangan bisa timbul komplikasi berat. Seperti gagal jantung, gagal ginjal, terganggunya fungsi paru6paru, dan tersendatnya metabolisme tubuh.
(24)
Menurut pengamatan para ahli, pre6eklampsia yang juga dikenal dengan sebutan kehamilan dengan pembengkakan6proteinuria6tekanan darah tinggi ini lebih banyak terjadi di negara berkembang, termasuk Asia, dimana kebanyakan penduduknya mengkonsumsi nasi. Apa hubungan penyakit ini dengan nasi tetap belum jelas benar. Ada dugaan lantaran titik beratnya pada nasi, maka ibu jadi kurang memperhatikan zat gizi lain, misalnya susu, telur, ikan, daging, sayur, buah6buahan dan lain6lain. Namun sampai saat ini, etiologi pasti dari pre6eklampsia/eklampsia belum diketahui. Ada beberapa teori mencoba menjelaskan perkiraan etiologi dari kelainan tersebut di atas, sehingga kelainan ini sering dikenal sebagai
. Adapun teori6teori tersebut antara lain: 1. Peran Prostasiklin dan Tromboksan
Pengeluaran hormone ini memunculkan efek “perlawanan” pada tubuh. Pembuluh6pembuluh darah menjadi menciut, terutama pembuluh darah kecil, akibatnya tekanan darah meningkat. Organ6organ pun akan kekurangan zat asam. Pada keadaan yang lebih parah, bisa terjadi penimbunan zat pembeku darah yang ikut menyumbat pembuluh darah pada jaringan6jaringan vital. 2. Peran Faktor Immunologis
Pre6eklampsia sering terjadi pada kehamilan pertama dan tidak timbul lagi pada kehamilan berikutnya. Hal ini dapat diterangkan bahwa pada kehamilan pertama pembentukan blocking antibodies terhadap antigen plasenta tidak sempurna, yang semakin sempurna pada kehamilan berikutnya.
(25)
Beberapa bukti yang menunjukkan peran faktor genetik pada kejadian PE6E antara lain:
a. Pre6eklampsia hanya terjadi pada manusia.
b. Terdapatnya kecendrungan meningkatnya frekuensi PE6E pada anak6anak dari ibu yang menmderita PE6E.
c. Kecendrungan meningkatnya frekuensi PE6E pada anak dan cucu ibu hamil dengan riwayat PE6E dan bukan pada ipar mereka.
d. Peran Renin Angiotensin Aldosteron System (RAAS).
Panderita pada tahap pre6eklampsia hendaknya mau dirawat di rumah sakit untuk memudahkan pemantauan kondisi ibu dan janin. Pemantauan meliputi fungsi ginjal lewat protein urinenya dan juga fungsi hati. Menu makanan sehari6hari pun perlu diperhatikan. Yang pasti konsumsi garam harus dikurangi, sedangkan buah6 buahan dan sayuran diperbanyak (Mambo, 2006).
3. Infeksi dalam Persalinan
Infeksi merupakan salah satu dari tiga penyebab kematian pada ibu bersalin, selain perdarahan dan tekanan darah tinggi. Infeksi persalinan adalah infeksi pada traktus genetalia yang dapat terjadi setiap saat antara awitan pecah ketuban (ruptur membran) atau persalinan dan 42 hari setelah persalinan atau abortus dimana terdapat gejala6gejala: nyeri pelvis, demam 38,50 C atau lebih yang diukur melalui oral kapan saja cairan vagina yang abnormal, berbau busuk dan keterlambatan dalam kecepatan penurunan ukuran uterus. Bahaya infeksi akan meningkat karena pemeriksaan vagina yang berulang6ulang (Oxorn, 2010).
(26)
4. Partus Lama
Persalinan yang berlangsung lebih dari 24 jam digolongkan sebagai persalinan lama. Namun demikian, kalau kemajuan persalinan tidak terjadi secara memadai, selama periode itu situasi tersebut harus segera dinilai. Permasalahannya harus dikenali dan diatasi sebelum waktu 24 jam tercapai. Sebagian besar partus lama menunjukkan pemanjangan kala satu.
Sebab6sebab utama pada partus lama, yaitu: 1. Disproporsi fetopelvik
2. Malpresentasi dan malposisi
3. Kerja uterus yang tidak efisien, termasuk serviks yang kaku Faktor6faktor tambahan lainnya:
1. Primigraviditas.
2. Ketuban pecah dini ketika serviks masih tertutup, keras dan belum mendatar. 3. Analgesi dan anastesi yang berlebihan dalam masa laten.
4. Wanita yang dependen, cemas dan ketakutan dengan ortu yang menemaninya ke rumah sakit merupakan calon persalinan lama. Tipe wanita lainnya adalah wanita yang maskulin, yang kelihatannya menikmati rasa nyeri yang dialaminya.
Faktor6faktor ini dapat berperan sendiri6sendiri atau secara bersama6sama. Kelainan nyata pada salah satu faktor atau penyimpangan ringan pada beberapa faktor, dapat merintangi keberhasilan persalinan. Meskipun kelahiran normal tidak mungkin terlaksana dengn adanya disproporsi chepalopelvik yang absolute, namun ketikdakimbangan ringan antara ukuran panggul dan ukuran janin dapat diatasi oleh
(27)
kontraksi uterus yang kuat dan efektik. Pelvis mungkin cukup besar untuk mengakomodasi presentasi occipitoanterior namun terlalu kecil bagi presentasi occipitoposterior. Masalahnya hanyalah masalah keseimbangan.
Pecahnya ketuban dengan adanya serviks yang matang dan kontraksi yang kuat tidak pernah memperpanjang persalinan. Akan tetapi, bila kantong ketuban pecah pada saat serviks masih panjang, keras dan menutup, maka sebelum dimulainya proses persalinan sering terdapat periode laten yang lama. Kerja uterus yang tidak efisien mencakup ketimampuan serviks untuk membuka secara lancar dan cepat di samping kontraksi rahim yang tidak efektif (Oxorn, 2010).
5. Abortus (keguguran)
Abortus adalah suatu proses berakhirnya suatu kehamilan, di mana janin belum mampu hidup di luar rahim (belum viable), dengan criteria usia kehamilan <20 minggu atau berat janin <500 g (Achadiat, 2003).
2.2 Persalinan
Persalinan adalah suatu proses pengeluaran hasil konsepsi (janin + uri), yang dapat hidup ke dunia luar, dari rahim melalui jalan lahir atau dengan jalan lain (Mochtar, 1998). Faktor6faktor yang berperan dalam proses persalinan adalah faktor yang berasal dari kondisi ibu sendiri dalam menghadapi persalinan dan kondisi janin dalan kandungan, yaitu:
1. Faktor Kekuatan His (power)
Adalah tenaga atau kekuatan yang dihasilkan oleh kontraksi dan retraksi otot6 otot rahim ditambah kerja otot6otot volunteer dari ibu, yaitu kontraksi otot
(28)
perut dan diafragma sewaktu ibu mengejan. Kesulitan dalam jalannya persalinan karena kelainan tenaga his adalah his yang tidak normal, baik kekuatan maupun sifatnya, sehingga menghambat kelancaran persalinan. Kelainan his sering dijumpai pada primigravida tua. Faktor yang memegang dalam kekuatan his antara lain faktor herediter, emosi, ketakutan, salah pimpinan persalinan.
2. Faktor Jalan Lahir (Passage)
Adalah jalan lahir janin, faktor jalan lahir yang dapat berpengaruh terhadap terjadinya komplikasi persalinan antara lain: ukuran panggul sempit, kelainan pada vulva, kelainan vagina, kelainan serviks uteri, uterus dan ovarium. Kelainan6kelainan ini dapat terdeteksi secara dini dengan pemeriksaan kehamilan yang adekuat, oleh karena itu faktor pemerikasaan kehamilan sangat penting memeperkirakan proses persalinan.
3. Faktor Bayi (Passeger)
Faktor bayi atau janin sangat berpengaruh terhadap proses persalinan, pada keadaan normal, bentuk bayi, berat badan, posisi dan letak dalam perkembangannya sampai pada akhir kehamilan dan siap untuk dilahirkan, bayi mempunyai kekuatan untuk mendorong dirinya keluar sehingga persalinan berjalan spontan. Kelainan pada faktor bayi yang dapat menyulitkan proses persalinan berhubungan dengan faktor gizi ibu, infeksi bakteri atau virus selama kehamilan seperti toksoplasma, trauma yang dapat mengakibatkan gangguan pertumbuhan dan perkembangan janin dalam kandungan. Persalinan yang disebabkan oleh kelainan janin atau bayi antara
(29)
lain: kelainan pada letak kepala, letak sungsang, letak melintang, presentasi rangkap/ganda , kelainan bentuk dan besar janin, dan tali pusat menumbung. Kelainan janin selama dalam kandungan dapat terdeteksi secara dini apabila ibu melakukan pemeriksaan kehamilan (ANC) secara rutin minimal 4 kali selama kehamilan, mulai awal kehamilan pada tenaga kesehatan.
2.3 Faktor<Faktor yang Mempengaruhi Kejadian Komplikasi Persalinan Adapun faktor6faktor yang mempengaruhi komplikasi persalinan adalah: 2.3.1 Faktor Pada Ibu
1. Umur ibu hamil
Umur mempunyai pengaruh terhadap kehamilan dan persalinan. Umur ibu kurang dari 20 tahun dan lebih dari 35 tahun memiliki resiko tinggi yang kemungkinan akan memberikan ancaman kesehatan dan jiwa ibu maupun janin yang dikandungnya selama kehamilan, persalinan dan nifas (Mochtar, 1995). Menurut Hasnah (2003) yang mengutip dari WHO (1996) menyebutkan bahwa dalam kurun reproduksi sehat atau dikenal dengan usia aman untuk kehamilan dan persalinan adalah umur 20 sampai 30 tahun.
Ibu yang berumur kurang dari 20 tahun belum siap secara fisik dan mental dalam menghadapi kehamilan dan persalinan. Dari segi fisik rahim dan panggul ibu belum tumbuh mencapapi ukuran dewasa, sehingga kemungkinan akan mendapat kesulitan dalam persalinan, sedangkan dari segi mental ibu belum siap untuk menerima tugas dan tanggung jawab sebagai orang tua sehingga diragukan ketrampilan perawatan diri dan bayinya. Sedangkan untuk ibu yang hamil pada umur
(30)
lebih dari 35 tahun akan mengalami banyak kesulitan karena pada usia tersebut mudah terjadi penyakit pada ibu dan karena organ kandungan menua jalan lahir juga tambah kaku sehingga terjadi persalinan macet dan perdarahan. Disamping hal tersebut kemungkinan mendapatkan anak cacat juga menjadi lebih besar (Rochjati, 2003).
Berdasarkan penelitian Senewe, dkk (2001) proporsi ibu yang mengalami komplikasi saat persalinan pada kelompok umur kurang 20 dan 35 tahun keatas adalah 28%, lebih besar daripada proporsi untuk yang berumur 21634 tahun sebesar 22%, dengan nilai OR6nya yaitu 1,3 artinya pada ibu yang berumur kurang dari 20 tahun dan lebih dari 35 tahun berisiko untuk mengalami komplikasi persalinan sebesar 1,3 kali dibanding dengan ibu yang berumur 21634 tahun.
Menurut penelitian Afifah T, dkk (2004) wanita hamil mempunyai risiko komplikasi, terutama bagi kelompok wanita risiko tinggi yaitu wanita dengan keadaan “4 terlalu” (4T), dimana dua diantaranya adalah menyangkut dengan usia sang ibu, yakni kehamilan yang terjadi pada usia terlalu muda, usia terlalu tua. Kehamilan yang terjadi pada usia terlalu muda adalah wanita yang hamil usianya kurang dari 20 tahun yang dapat berisiko keguguran, preeklamsia (tekanan darah tinggi, oedema, proteinuria), eklampsia (keracunan kehamilan), timbulnya kesulitan persalinan, bayi lahir sebelum waktunya, berat bayi lahir rendah, merembesnya air seni ke vagina, keluar gas dan veses/tinja kevagina, kanker leher rahim dan resiko ini dapat meningkatkan kesakitan dan kematian ibu dan bayi. Selanjutnya yang dimaksud usia terlalu tua adalah yang kehamilannya diatas usia 35 tahun denga resiko
(31)
keguguran, preeklamsia, eklamsia, timbulnya kesulitan kehamilan, berat bayi lahir rendah dan cacat bawaan (Purnama, 2010).
Wanita hamil dan melahirkan pada usia di bawah 20 tahun ternyata dua sampai lima kali lebih tinggi tingkat kematiannya dari pada kematian maternal yang terjadi pada usia 20 sampai 29 tahun. Kematian maternal meningkat kembali sesudah usia 30 sampai 35 tahun (Hasnah, 2003). Menurut Mushlihah, (2001) terdapat hubungan antara umur ibu dengan komplikasi persalinan dengan besar resiko 4 kali untuk umur resiko tinggi.
2. Paritas
Paritas atau para adalah wanita yang pernah melahirkan bayi aterm (Manuaba, 1998). Beberapa istilah yang berkaitan dengan paritas yaitu (1) nullipara merupakan seorang wanita yang belum pernah melahirkan bayi viable, (2) primipara adalah seorang wanita yang pernah melahirkan bayi hidup untuk pertama kali, (3) multipara adalah wanita yang pernah melahirkan bayi viable beberapa kali (sampai 5 kali), dan (4) grandemultipara adalah wanita yang pernah melahirkan bayi 6 kali atau lebih hidup atau mati (Mochtar, 1998).
Menurut Forney A dan E. W. Whitenhorne, paritas yang aman untuk tidak terjadinya komplikasi pada saat persalinan yaitu dengan jumlah melahirkan 163 kali (Manuaba, 1998). Berdasarkan penelitian Hidayah, N (2002) terdapat hubungan dan besar risiko paritas ibu dengan kejadian komplikasi persalinan (p:0,008 dan OR:10,15); dan menurut penelitian Muslihah, (2001) paritas lebih dari 4 memiliki besar risiko 3 kali untuk mengalami komplikasi persalinan .
(32)
Bahaya yang dapat terjadi pada ibu yang pernah melahirkan 4 kali atau lebih yakni antara lain:
1. Kelainan letak, persalinan letak lintang 2. Robekan rahim pada kelainan letak lintang 3. Persalinan lama
4. Perdarahan pasca persalinan (Rochjati, 2003). 3. Jarak kelahiran
Jarak kelahiran mempunyai pengaruh terhadap persalinan, bahaya yang dapat terjadi pada ibu hamil yang jarak kelahirannya dengan anak terkecil kurang dari 2 tahun yaitu perdarahan setelah bayi lahir karena kondisi ibu masih lemah, bayi prematur/lahir belum cukup bulan (sebelum 37 minggu) dan bayi dengan berat badan lahir rendah/BBLR < 2500 gram.
Jarak kelahiran optimal adalah antara 3 tahun sampai dengan 5 tahun. Menurut anjuran yang dikeluarkan oleh badan koordinasi keluarga berencana (BKKBN) jarak kelahiran yang ideal adalah 2 tahun atau lebih, kerena jarak kelahiran yang pendek akan menyebabkan seorang ibu belum cukup untuk memulihkan kondisi tubuhnya setelah melahirkan sebelumnya. Ini merupakan salah satu faktor penyebab kelemahan dan kematian ibu serta bayi yang dilahirkan. Jarak antara dua persalinan yang terlalu dekat menyebabkan meningkatnya anemia yang dapat menyebabkan BBLR, kelahiran preterm dan lahir mati, yang mempengaruhi proses persalinan dari faktor bayi (BKKBN, 2009). Menurut Sitorus yang dikutip dari Setianingrum (2005), bahwa risiko proses reproduksi dapat ditekan apabila jarak minimal antara kelahiran 2 tahun.
(33)
4. Graviditas
Graviditas adalah jumlah keseluruhan kehamilan pada seorang pasien. Gravida adalah seorang wanita yang sedang hamil, primigravida adalah seorang wanitan yang hamil untuk pertama kalinya (Mochtar, 1998). Primigravida dan gravida ≥4 lebih beresiko mengalami komplikasi persalinan daripada gravida 264. (BKKBN, 2008).
Gravida merupakan salah satu faktor resiko untuk terjadinya komplikasi persalinan, hal ini berhubungan dengan kejiwaan. Seorang wanita yang hamil untuk pertama kali karena belum memiliki pengalaman sebelumnya maka akan dilanda kecemasan, takut dan nyeri sehingga akan mempersulit saat persalinan. Ketenangan jiwa penting dalam persalinan karena itu dianjurkan kepada ibu hamil selain melakukan latihan fisik namun juga latihan kejiwaan untuk menghadapi persalinan. 5. Pendidikan
Pendidikan adalah pembelajaran kepada masyarakat agar masyarakat mau melakukan tindakan6tindakan untuk memelihara dan meningkatkan kesehatannya (Notoadmojdo, 2005). Dari hasil analisis bivariat penelitian yang dilakukan oleh Yakin (1997), salah satu faktor yang berhubungan dengan kejadian komplikasi persalinan adalah ibu yang tidak pernah sekolah (OR=1,38), artinya resiko untuk mengalami komplikasi persalinan pada ibu yang tidak pernah sekolah adalah 1,38 kali daripada ibu yang pernah sekolah.
Menurut J. S Lesinki faktor pendidikan dan sosial ekonomi diperhitungkan sebagai faktor resiko tinggi yang dapat mempengaruhi kehamilan karena kedua faktor ini menimbulkan gangguan pertumbuhan dan perkembangan jiwa dan rahim,
(34)
mempengaruhi cara pemilihan tempat dan penolong persalinan sehingga dapat menimbulkan risiko saat persalinan atau saat hamil. Disamping hal tersebut Wanita dengan pendidikan yang tinggi cendrung untuk menikah pada usia yang lebih tua, menunda kehamilan, mau mengikuti keluarga berencana (KB) dan mencari pelayanan antenatal (BKKBN, 2009).
2.3.2 Pemeriksaan Kehamilan
Pelayanan antenatal merupakan pelayanan terhadap individu yang bersifat preventif care untuk mencegah terjadinya masalah yang kurang baik bagi ibu maupun janin. Pelayanan antenatal merupakan upaya kesehatan perorangan yang memperhatikan precisi dan kualitas pelayanan medis yang diberikan. Agar dapat melalui persalinan dengan sehat dan aman diperlukan kesiapan fisik dan mental ibu, sehingga ibu dalam keadaan status kesehatan yang optimal. Keadaan kesehatan ibu yang optimal sangat berpengaruh bagi pertumbuhan janin yang dikandungnya.
Pemeriksaan kehamilan sebaiknya dilakukan sedini mungkin, segera setelah seorang wanita merasa dirinya hamil. Dalam pemeriksaan antenatal selain kuantitas (jumlah kunjungan), perlu diperhatikan pula kualitas pemeriksaannya. Kebijakan program pelayanan antenatal menetapkan frekuensi kunjungan antenatal sebaiknya dilakukan paling sedikit 4 (empat) kali selama kehamilan, dengan ketentuan waktu sebagi berikut:
1. Minimal 1 (satu) kali pada trimester pertama = K1 2. Minimal 1 (satu) kali pada trimester kedua = K2 3. Minimal 2 (satu) kali pada trimester ketiga = K3 & K4
(35)
Apabila terdapat kelainan atau penyulit kehamilan seperti mual, muntah, keracunan kehamilan, perdarahan, kelainan letak dan lain – lain frekuensi pemeriksaan disesuaikan dengan kebutuhan.
Dalam pelaksanaan operasionalnya, dikenal Standar Minimal Pelayanan Antenatal “7T”, yang terdiri dari:
1. Timbang berat badan 2. Ukur Tekanan darah 3. Ukur Tinggi fundus uteri
4. Pemberian imunisasi TT (Tetanus Toksoid) lengkap
5. Pemberian Tablet zat besi, minimal 90 hari selama kehamilan 6. Test terhadap penyakit Menular Seksual, HIV/AIDS dan malaria
7. Temu wicara/(konseling) dalam rangka persiapan rujukan (Depkes, 2007). Adapun tujuan pelayanan antenatal adalah:
1. Memantau kemajuan kehamilan untuk memastikan kesehatan ibu dan tumbuh kembang janin.
2. Meningkatkan dan mempertahankan kesehatan fisik, mental, dan sosial ibu. 3. Mengenali dan mengurangi secara dini adanya penyulit6penyulit atau
komplikasi yang mungkin terjadi selama hamil, termasuk riwayat penyakit secara umum, kebidanan dan pembedahan.
4. Mempersiapkan ibu agar masa nifas berjalan normal dan mempersiapkan ibu agar dapat memberikan ASI secara eksklusif.
5. Mempersiapkan peran ibu dan keluarga dalam menerima kelahiran janin agar dapat tumbuh kembang secara normal.
(36)
6. Mengurangi bayi lahir prematur, kelahiran mati dan kematian neonatal. 7. Mempersiapkan kesehatan yang optimal bagi janin.
Berdasarkan penelitiian Sri Nurlaela, (2003) terdapat hubungan antara pemeriksaan kehamilan dengan kejadian komplikasi persalinan dengan OR sebesar 4,52, dan menurut penelitian Sinurtina (2004) ibu hamil yang tidak melakukan pemeriksaan antenatal akan mengalami komplikasi pada waktu persalinan sebesar 6,04 kali daripada ibu hamil yang melakukan pemeriksaan antenatal.
2.4 Pencegahan Komplikasi Persalinan
Besarnya kemungkinan terjadinya komplikasi persalinan pada setiap komplikasi persalinan pada setiap ibu tidak sama tergantung keadaan selama kehamilan apakah termasuk kelompok kehamilan risiko rendah, atau ibu hamil dengan masalah/faktor resiko, yaitu kehamilan risiko tinggi dan kehamilan risiko sangat tinggi. Untuk itu dibutuhkan upaya pencegahan pro6aktif sejak awal kehamilan, selama kehamilan sampai dekat menjelang persalinan, yang dilakukan bersama6sama oleh tenaga kesehatan, bidan di desa dengan ibu hamil, suami, keluarga, serta masyarakat (Rochjati, 2003).
Pendekatan risiko merupakan strategi operasional untuk pencegahan proaktif dalam pelayanan kebidanan melalui upaya dini pengendalian/pencegahan proaktif terhadap komplikasi persalinan (Prawirohardjo, 2009).
Pendekatan risiko sebagai pengetahuan, baru diperkenalkan oleh WHO pada tahun 1978 yang berkembang tepat pada waktunya untuk meningkatkan efisiensi dan efektifitas “Primary Health Care” bagi semua ibu hamil.
(37)
Risiko adalah suatu ukuran statistik dari peluang atau kemungkinan untuk terjadinya suatu gawat6darurat yang tidak diinginkan pada masa mendatang, yaitu kemungkinan terjadinya komplikasi pada saat persalinan yang dapat menyebabkan kematian, kesakitan, kecacatan, ketidaknyamanan atau ketidakpuasan pada ibu dan atau bayi. Sedangkan faktor risiko merupakan kondisi pada ibu hamil yang dapat menyebabkan bahaya terjadinya komplikasi pada persalinan yang dapat menyebabkan kematian atau kesakitan pada ibu dan/bayinya.
Tujuan pendekatan risiko yaitu meningkatkan mutu pelayanan kepada semua ibu hamil, janin dan bayi baru lahir sebagai suatu kesatuan, tetapi perhatian khusus dan lebih intensif diberikan kepada mereka yang mempunyai peluang terjadinya risiko lebih besar.
Upaya untuk mencapai tujuan tersebut antara lain melalui:
1. Meningkatkan cakupan, kemudian kepada semua ibu hamil diberikan perawatan dan skrinining antenatal untuk deteksi dini secara pro6aktif, yaitu mengenal masalah yang perlu diwaspadai dan menemukan secara dini adanya tanda bahaya dan faktor resiko pada kehamilan.
2. Meningkatkan kualitas pelayanan sesuai dengan kondisi dan faktor risiko yang ada pada ibu hamil.
3. Meningkatkan akses rujukan yaitu pemanfaatan sarana dan fasilitas pelayanan kesehatan ibu sesuai dengan faktor risikonya melalui rujukan terencana bagi ibu/janin risiko tinggi.
Dalam mendukung keberhasilan tujuan Pendekatan Risiko harus dilakukan penyuluhan tentang kondisi ibu hamil dalam bentuk Komunikasi Informasi, dan
(38)
Edukasi (KIE) kepada ibu hamil, suami dan keluarga agar sadar, waspada dan menjadi: “tahu, peduli, sepakat, dan gerak untuk berangkat (TAPE SEGAR)” untuk melakukan persiapan dan perencanaan persalinan aman di tempat dan oleh penolong persalinan yang sesuai, bila perlu rujukan terencana kerumah sakit (Rochjati, 2003).
2.5 Kerangka Konsep Variebel Bebas
Gambar 2.1 Kerangka Konsep
2.6 Hipotesis Penelitian
Berdasarkan Variabel6variabel penelitian yang dilakukan, maka hipotesis penelitian adalah :
1. Ada hubungan umur ibu hamil dengan kejadian komplikasi persalinan. 2. Ada hubungan paritas ibu hamil dengan kejadian kompliksi persalinan. 3. Ada hubungan jarak kelahiran dengan kejadian komplikasi persalinan. 4. Ada hubungan graviditas dengan kejadian komplikasi persalinan.
Variable Terikat Karakteristik ibu hamil
1. Umur 2. Paritas
3. Jarak kelahiran 4. Graviditas 5. Pendidikan
Pemeriksaan kehamilan (A C)
(39)
5. Ada hubungan pendidikan ibu dengan kejadian kompliksi persalinan.
6. Ada hubungan pemeriksaan kehamilan (ANC) dengan kejadian komplikasi persalinan.
(40)
BAB 3
METODE PE ELITIA
3.1 Jenis Penelitian
Jenis penelitian ini adalah penelitian survei yang bersifat
dengan desain yaitu memilih kasus yang mengalami komplikasi selama persalinan dan kontrol tanpa komplikasi selama persalinan. Peneliti melakukan observasi untuk mengetahui paparan yang dialami subjek pada waktu yang lalu
( ).
3.2 Lokasi dan Waktu Peneltian 3.3.1 Lokasi
Penelitian ini dilakukan di RSUD Dr. Pirngadi Medan dengan pertimbangan bahwa rumah sakit tersebut merupakan rumah sakit pendidikan dan karena jumlah kasus komplikasi persalinan di rumah sakit tersebut cukup tinggi.
3.2.2 Waktu
Penelitian dilaksanakan mulai bulan Mei sampai Desember tahun 2010.
3.3 Populasi dan Sampel 3.3.1 Populasi
Populasi dalam penelitian adalah seluruh ibu hamil yang melahirkan di RSUD Dr. Pirngadi Medan tahun 2009, terdiri dari kasus yaitu ibu bersalin yang mengalami komplikasi persalinan sebanyak 170 orang dan kontrol adalah ibu bersalin tanpa komplikasi persalinan sebanyak 995 orang.
(41)
3.3.2 Sampel
Sampel dalam penelitian ini adalah sebagian dari data ibu yang melahirkan di RSUD Dr. Pirngadi Medan tahun 2009. Besar sampel untuk studi kasus6kontrol berpasangan digunakan rumus (Sudigdo, 1995):
2 2 1 2 / 2 1 − Ζ + Ζ =
= α β
Dan: ! ! + = 1 Dimana:
n1 = Besar sampel untuk kasus n2 = Besar sampel untuk kontrol
Zα = Tingkat kemaknaan yang diinginkan (95%) Zβ = " r yang diinginkan (90%)
R = # yang dianggap bermakna secara klinis (4,52), (Sri Nurlaela, 2003)
(42)
( )( )
2 2 1 8 , 0 2 , 0 8 , 0 282 . 1 2 / 96 , 1 2 1 − + = = ! ! + =1 = 1 4,52 52 , 4
+
=0.8
Q=1− =1−0,8=0,2
(
)
2 5 , 0 8 , 0 16 , 0 282 , 1 98 , 0 2 1 − + = =( )
( )
2 3 , 0 4 , 0 282 , 1 98 , 0 2 1 + = =( )
2 3 , 0 49 , 1 2 1 == =
[
4,976]
2= 24,7=25Besar sampel adalah 25 orang untuk kasus dan kontrol 25 orang. Cara Pengambilan Sampel
Pengambilan sampel dilakukan dengan metode $ , sampel
diambil berdasarkan pertimbangan sebagai berikut: umur, paritas, jarak kelahiran, graviditas, pendidikan dan pemeriksaan kehamilan telah ada/lengkap.
3.4 Metode Pengumpulan Data
Data yang dikumpulkan adalah data sekunder yang diambil dari kartu status pasien dibagian rekam medik RSUD Dr. Pirngadi Medan, dari kartu status lalu dicatat variabel yang dibutuhkan. Melakukan pemeriksaan pada kartu status ibu hamil yang bersalin di RSUD Dr. Pirngadi Medan Tahun 2009 dengan melihat variabel umur ibu, paritas, jarak kelahiran, graviditas, pendidikan dan pemeriksaan kehamilan.
(43)
Memisahkan kartu status ibu dengan komplikasi persalinan dan ibu dengan partus normal.
3.5 Defenisi Operasional
Pedoman awal untuk pengumpulan informasi sesuai dengan fokus penelitian, digunakan defenisi operasional yang dikembangkan dalam uraian di bawah ini : 1. Umur adalah umur ibu yang dicatat pada kartu status serta dikategorikan atas:
1. <20 dan >35 tahun 2. 20635 tahun
2. Paritas adalah jumlah kelahiran yang dicatat pada kartu status, dikategorikan atas: 1. 0 dan ≥4
2. 163
3. Jarak kelahiran adalah jarak antara persalinan anak yang terakhir dengan anak yang tepat diatasnya dalam tahun, dikategorikan atas:
1. 1 tahun dan >5 tahun 2. 265 tahun
4. Graviditas adalah jumlah seluruh kehamilan ibu, yang dikategorikan atas: 1. 1 dan ≥4
2. 263
5. Pendidikan adalah pendidikan formal yang ditempuh oleh ibu berdasarkan data yang ada di kartu status, dikategorikan atas:
1. SLTP kebawah 2. SLTA keatas
(44)
6. Antenatal care adalah pemeriksaan kehamilan yang pernah dilakukan oleh ibu pada tenaga kesehatan mulai dari hamil sampai akan melahirkan, dikategorikan atas:
1. ANC < 4 2. ANC ≥ 4
7. Komplikasi persalinan adalah Komplikasi Persalinan merupakan keadaan penyimpangan dari normal, yang secara langsung menyebabkan kesakitan dan kematian ibu maupun bayi karena gangguan akibat (langsung) dari persalinan. Komplikasi persalinan terdiri dari perdarahan, infeksi atau sepsis, pre6eklamsia dan eklamsia, persalinan lama dan abortus Dikategorikan atas :
1. Persalinan dengan komplikasi 2. Persalinan tanpa komplikasi
3.6 Aspek Pengukuran
No Variabel Skala pengukuran
1. 2. 3 4 5 6 7
Umur Paritas
Jarak kehamilan Graviditas Pendidikan
Pemeriksaan kehamilan (ANC) Komplikasi persalinan
Ordinal Ordinal Ordinal Ordinal Ordinal Ordinal Nominal
(45)
3.7 Teknik Pengolahan Data
Data yang sudah terkumpul diolah secara manual dan komputerisasi untuk mengubah data menjadi informasi. Adapun langkah6langkah dalam pengolahan data dimulai dari yaitu memeriksa kebenaran data yang diperlukan. , yaitu memberikan kode numerik atau angka kepada masing6masing kategori. Data yaitu memasukkan data yang telah dikumpulkan ke dalam master tabel atau database komputerisasi.
3.8 Teknik Analisis Data
Data yang telah diolah akan dianalisis dengan cara bertahap yaitu: 1. Analisis Univariat
Analisis ini untuk mendeskripsikan masing6masing variabel bebas dan variabel terikat dengan menggunakan tabel distribusi frekuensi.
2. Analisis Bivariat
Analisis dimaksudkan untuk mengetahui pengaruh masing6masing variabel bebas terhadap variabel terikat. Untuk menentukan besar risiko masing6masing (umur ibu, paritas, jarak kelahiran, graviditas, pendidikan dan pemeriksaan kehamilan) terhadap kejadian komplikasi persalinan dilakukan uji stasistik # ! (OR) dengan
menggunakan program komputer dan dilakukan uji untuk menganalisis semua variabel yang diteliti dengan tingkat kepercayaan 95% (α= 5%).
(46)
BAB 4
HASIL PE ELITIA
4.1 Profil Rumah Sakit Umum Daerah Dr. Pirngadi Medan 4.1.1 Gambaran Umum Lokasi Penelitian
Rumah Sakit Umum Dr. Pirngadi Kota Umum berlokasi di jalan Prof. HM. Yamin, SH No. 47 Medan. Rumah sakit ini merupakan rumah sakit milik Pemda Prop. Sumatera Utara, memiliki luas 73.123,90 M2, kualifikasi: kelas B Pendidikan. 4.1.2 Visi Rumah Sakit Umum Daerah Dr. Pirngadi Medan
Meningkatkan mutu pelayanan kepada masyarakat Rumah Sakit Umum Daerah Dr. Pirngadi Medan dan berupaya menjadi rumah sakit rujukan terbaik di Sumatera Utara.
4.1.3 Misi Rumah Sakit Umum Daerah Dr. Pirngadi Medan Misi Rumah Sakit Umum Daerah Dr. Pirngadi Medan, yaitu:
1. Menyelenggarakan upaya kesehatan paripurna kepada masyarakat tanpa membedakan bangsa, suku, keadaan sosio ekonomi, agama, dan kepercayaan kepada Tuhan Yang Maha Esa.
2. Menyelenggarakan pelayanan kesehatan yang bersifat spesialitik dan sub spesialistik, bermutu professional dan etis.
3. Menjadikan Rumah Sakit sebagai tempat berlindung upaya pelayanan kesehatan yang aman dan nyaman, ditempat mana penderita memperoleh kepercayaan dan harapan.
4. Menjadikan Rumah Sakit sebagai tempat untuk memberikan pelayanan yang berhasil guna dan memperhatikan kebutuhan masyarakat.
(47)
5. Memberikan pelayanan masyarakat yang terjangkau oleh masyarakat kurang mampu sesuai dengan yang berlaku, sesuai dengan fungsi sosial Rumah Sakit. 6. Mengembangkan pelayanan Rumah Sakit yang bersifat sosio media dalam
rangka pelayanan kesahatan paripurna yang berorientasi pada penderita sebagai manusia seutuhnya.
4.1.4 Fungsi Rumah Sakit Umum Daerah Dr.Pirngadi Medan
Sesuai dengan tugasnya Rumah Sakit Umum Daerah Dr. Pirngadi Medan melaksanakan upaya kesehatan secara berdaya guna dan berhasil guna dengan mengutamakan upaya penyembuhan, pemilihan, yang dilaksanakan dengan serasi terpadu dengan upaya peningkatan, pencegahan, dan upaya rujukan, maka Rumah Sakit Umum Daerah Dr. Pirngadi Medan mempunyai fungsi sebagai berikut:
1. Menyelenggarakan pelayanan medis.
2. Menyelenggarakan pelayanan medis dan non medis. 3. Menyelenggarakan asuhan keperawatan.
4. Menyelenggarakan pelayanan rujukan. 5. Menyelenggarakan pendidikan dan pelatihan. 6. Menyelenggarakan penelitian dan pengembangan. 7. Menyelenggarakan administrasi umum dan keuangan.
4.1.5 Pelayanan Medis Rumah Sakit Umum Daerah Dr.PirngadiMedan Rumah sakit ini memiliki ruang rawat inap berjumlah 29 ruangan dan rawat jalan (klinik rawat jalan) terdiri dari 58 klinik. Dalam usaha pelayanan medis Rumah Sakit Umum Daerah Dr. Pirngadi Medan terdiri dari beberapa unit, yaitu:
(48)
1. Penyakit Dalam. 2. Bedah.
3. Kebidanan dan Penyakit Kandungan. 4. Kesahatan Anak.
5. Penyakit Mata.
6. Penyakit Telinga, Hidung dan Tenggorokan. 7. Penyakit Kulit dan Kelamin.
8. Penyakit Paru6Paru. 9. Penyakit Jiwa. 10. Penyakit Saraf. 11. Patologi Klinik. 12. Rehabilitasi Medis. 13. Kedokteran Kehakiman. 14. Anestesi
(49)
4.2 Analisis Univariat
4.2.1 Analisis Univariat Karakteristik Responden
Pada penelitian ini yang menjadi responden adalah ibu hamil yang melahirkan di RSU Dr. Pirngadi Medan. Berikut akan diuraikan karakteristik responden yang meliputi umur, paritas, jarak kelahiran, graviditas, dan pendidikan.
Tabel 4.1 Distribusi Responden Menurut Umur di RSUD Dr. Pirngadi Medan Tahun 2009
Umur Kasus Kontrol Total
n % n % n %
<20 dan >35 tahun 14 56,0 2 8,0 16 32,0
20635 tahun 11 44,0 23 92,0 33 68,0
Total 25 100,0 25 100,0 50 100,0
Tabel 4.1 di atas diketahui bahwa umur sebagian responden adalah antara 206 35 tahun yaitu 68,0%.
Tabel 4.2 Distribusi Responden Menurut Paritas di RSUD Dr. Pirngadi Medan Tahun 2009
Paritas Kasus Kontrol Total
n % n % n %
0 dan ≥4 13 52,0 5 20,0 18 36,0
163 12 48,0 20 80,0 32 64,0
Total 25 100,0 25 100,0 50 100,0
Tabel 4.2 di atas diketahui bahwa paritas sebagian besar responden adalah antara 163 yaitu 64%.
Tabel 4.3 Distribusi Responden Menurut Jarak Kelahiran di RSUD Dr. Pirngadi Medan Tahun 2009
Jarak Kelahiran Kasus Kontrol Total
n % n % n %
1 dan >5tahun 9 47,4 5 25,0 14 35,9
265 tahun 10 52,6 15 75,0 25 64,1
Total 19 100,0 20 100,0 39 100,0
Tabel 4.3 di atas diketahui bahwa dari 50 responden, hanya 39 responden yang memiliki anak, dimana 39 responden tersebut sebagian besarnya memiliki jarak kelahiran antara 265 tahun sebanyak 64,1%.
(50)
Tabel 4.4 Distribusi Responden Menurut Graviditas di RSUD Dr. Pirngadi Medan Tahun 2009
Graviditas Kasus Kontrol Total
n % n % n %
1 dan >4 16 64,0 10 40,0 26 52,0
263 9 36,0 15 60,0 24 48,0
Total 25 100,0 25 100,0 50 100,0
Tabel 4.4 di atas diketahui bahwa gravitas sebagian besar responden adalah antara 1 dan >3 yaitu sebanyak 52,0%.
Tabel 4.5 Distribusi Responden Menurut Pendidikan di RSUD Dr. Pirngadi Medan Tahun 2009
Pendidikan Kasus Kontrol Total
n % n % n %
SLTP ke bawah 8 32,0 2 8,0 10 20,0
SLTA ke atas 17 68,0 23 92,0 40 80,0
Total 25 100,0 25 100,0 50 100,0
Tabel 4.5 di atas diketahui bahwa sebagian besar responden berpendidikan SLTA ke atas yaitu 80,0%.
4.2.2 Analisis Univariat Pemeriksaan Kehamilan Responden Responden
Gambaran pemeriksan kehamilan responden dapat dilihat pada tabel 4.6 berikut ini.
Tabel 4.6 Distribusi Responden Menurut Pemeriksaan Kehamilan di RSUD Dr. Pirngadi Medan Tahun 2009
Pemeriksaan Kehamilan
Kasus Kontrol Total
n % n % n %
ANC<4 18 72,0 6 24,0 19 48,0
ANC≥4 7 28,0 19 76,0 31 52,0
Total 25 100,0 25 100,0 50 100,0
Tabel 4.6 di atas diketahui bahwa sebagian besar responden melakukan pemeriksaan kehamilan ≥4 yaitu 52,0%.
(51)
4.3 Analisis Bivariat
4.3.1 Hubungan Karakteristik Responden dengan Komplikasi Persalinan
Tabel 4.7 Tabulasi Silang Kategori Umur dengan Komplikasi Persalinan di RSUD Dr. Pirngadi Medan Tahun 2009
Umur (thn) Kasus Kontrol Total X2
(P Value) OR
n % n % n %
<20 dan >35 14 87,5 2 12,5 16 100,0
13,235
(0,000) 14,636 20635 11 32,4 23 67,6 34 100,0
Total 25 50,0 25 50,0 50 100,0
Dari tabel 4.7 dapat diketahui bahwa responden dengan umur <20 dan >35 tahun yang mengalami komplikasi persalinan sebanyak 87,5% dari 16 orang, sedangkan responden umur 20635 tahun sebanyak 32,4% dari 34 orang.
Berdasarkan hasil uji antara umur responden dengan komplikasi persalinan diperoleh nilai probabilitas ( ρ =0,000) sehingga Ho ditolak, artinya terbukti secara signifikan pada tingkat kepercayaan 95% bahwa ada hubungan yang bermakna antara umur responden dengan terjadinya komplikasi persalinan. Dengan nilai OR=14,636 artinya resiko untuk mengalami komplikasi persalinan pada ibu umur <20 dan >35 tahun adalah 14,636 lebih besar dibanding dengan umur 20635 tahun.
Tabel 4.8 Tabulasi Silang Kategori Paritas dengan Komplikasi Persalinan di RSUD Dr. Pirngadi Medan Tahun 2009
Paritas Kasus Kontrol Total X2
(P Value) OR
n % n % n %
0 dan ≥4 13 72,2 5 27,8 18 100,0
5,556
(0,018) 4,333 163 12 37,5 20 62,5 32 100,0
Total 25 50,0 25 50,0 50 100,0
Dari tabel 4.8 dapat diketahui bahwa responden dengan paritas 0 dan ≥4 yang mengalami komplikasi persalinan sebanyak 72,2% dari 18 orang, sedangkan responden paritas 163 sebanyak 37,5% dari 32 orang.
(52)
Berdasarkan hasil uji antara paritas responden dengan komplikasi persalinan diperoleh nilai probabilitas (
ρ
=0,18) sehingga Ho ditolak, artinya terbukti secara signifikan pada tingkat kepercayaan 95% bahwa ada hubungan yang bermakna antara paritas responden dengan terjadinya komplikasi persalinan. Dengan nilai OR=4,333 artinya resiko untuk mengalami komplikasi persalinan pada ibu yang paritas 0 dan ≥4 adalah 4,333 lebih besar dibanding dengan paritas 163.Tabel 4.9 Tabulasi Silang Kategori Jarak Kelahiran dengan Komplikasi Persalinan di RSUD Dr. Pirngadi Medan Tahun 2009
Jarak kelahiran
Kasus Kontrol Total X2
(P Value)
OR
n % n % n %
1 dan >5 tahun 9 64,3 5 35,7 14 100,0
2,119
(0,146) 2,700 265 tahun 10 40,0 15 60,0 25 100,0
Total 19 35,9 20 64,1 39 100,0
Dari tabel 4.9 dapat diketahui bahwa responden dengan jarak kelahiran 1 dan >5 tahun yang mengalami komplikasi persalinan sebanyak 64,3% dari 14 orang, sedangkan responden dengan jarak kelahiran 265 sebanyak 30,0% dari 25 orang.
Berdasarkan hasil uji antara jarak kelahiran responden dengan komplikasi persalinan diperoleh nilai probabilitas (ρ=0,146) sehingga Ho diterima, artinya terbukti secara signifikan pada tingkat kepercayaan 95% bahwa tidak ada hubungan yang bermakna antara jarak kelahiran dengan terjadinya komplikasi persalinan.
(53)
Tabel 4.10 Tabulasi Silang Kategori Graviditas dengan Komplikasi Persalinan di RSUD Dr. Pirngadi Medan Tahun 2009
Graviditas Kasus Kontrol Total X2
(P Value) OR
n % n % n %
1 dan >4 16 61,5 10 38,5 26 100,0
2,885
(0,089) 2,667 263 9 37,5 15 62,5 24 100,0
Total 25 50,0 25 50,0 50 100,0
Dari tabel 4.10 dapat diketahui bahwa responden dengan graviditas 1 dan >4 tahun yang mengalami komplikasi persalinan sebanyak 61,5% dari 26 orang, sedangkan responden dengan paritas 263 sebanyak 37,5% dari 24 orang.
Berdasarkan hasil uji antara graviditas responden dengan komplikasi persalinan diperoleh nilai probabilitas (ρ=0,089) sehingga Ho diterima, artinya terbukti secara signifikan pada tingkat kepercayaan 95% bahwa tidak ada hubungan yang bermakna antara graviditas dengan terjadinya komplikasi persalinan. Tabel 4.11 Tabulasi Silang Kategori Pendidikan dengan Komplikasi Persalinan
di RSUD Dr. Pirngadi Medan Tahun 2009
Pendidikan Kasus Kontrol Total X2
(P Value) OR
n % n % n %
SLTP ke bawah 8 80,0 2 20,0 10 100,0
4,500
(0,034) 5,412 SLTA ke atas 17 42,5 23 57,5 40 100,0
Total 25 50,0 25 50,0 50 100,0
Dari tabel 4.11 dapat diketahui bahwa responden yang berpendidikan SLTP ke bawah yang mengalami komplikasi persalinan sebanyak 80,0% dari 10 orang, sedangkan responden yang berpendidikan SLTA ke atas sebanyak 42,5% dari 40 orang.
Berdasarkan hasil uji antara pendidikan responden dengan komplikasi persalinan diperoleh nilai probabilitas (ρ=0,034) sehingga Ho ditolak, artinya terbukti secara signifikan pada tingkat kepercayaan 95% bahwa ada hubungan yang bermakna antara pendidikan dengan terjadinya komplikasi persalinan.
(54)
4.3.2 Hubungan Pemeriksaan Kehamilan dengan Komplikasi Persalinan
Tabel 4.12 Tabulasi Silang Kategori Pemeriksaan kehamilam dengan Komplikasi Persalinan di RSUD Dr. Pirngadi Medan Tahun 2009
Pemeriksaan kehamilan
Kasus Kontrol Total X2
(P Value) OR
n % n % n %
ANC<4 18 75,0 6 25,0 24 100,0
11,538
(0,001) 8,143 ANC≥4 7 26,9 19 73,1 26 100,0
Total 25 50,0 25 50,0 50 100,0
Dari tabel 4.12 dapat diketahui bahwa responden yang melakukan pemeriksaan kehamilan <4 yang mengalami komplikasi persalinan sebanyak 75,0% dari 24 orang, sedangkan responden yang melakukan pemeriksaan kehamilan ≥4 sebanyak 26,9% dari 26 orang.
Berdasarkan hasil uji antara pendidikan responden dengan komplikasi persalinan diperoleh nilai probabilitas (ρ=0,001) sehingga Ho ditolak, artinya terbukti secara signifikan pada tingkat kepercayaan 95% bahwa ada hubungan yang bermakna antara pemeriksaan kehamilan dengan terjadinya komplikasi persalinan. Dengan nilai OR=8,143 artinya resiko untuk mengalami komplikasi persalinan pada ibu yang melakukan pemeriksaan kehamilan <4 adalah 8,143 lebih besar dibanding dengan yang melakukan pemerikasaan kehamilan ≥4.
(55)
BAB 5 PEMBAHASA
5.1 Hasil Analisis Univariat 5.1.1 Karakteristik Responden a. Umur Responden
Umur merupakan variabel yang sangat berpengaruh dalam kehamilan dan melahirkan, hasil analisis univariat tentang karakteristik responden menunjukkan bahwa sebagian besar responden (68,0%) berusia antara 20635 tahun. Hal ini karena pada kurun waktu tersebut alat reproduksi dalam kondisi optimal, sehingga kesehatan ibu maupun perkembangan dan pertumbuhan janin berjalan dengan semestinya dan resiko komplikasi tidak terjadi.
Pemerintah menganjurkan bahwa pasangan usia subur (PUS) sebaiknya melahirkan pada periode umur 20635 tahun, pada kelompok usia tersebut angka kesakitan (morbiditas) dan kematian (mortalitas) ibu dan bayi yang terjadi akibat kehamilan dan persalinan paling rendah dibanding dengan kelompok usia lainnya. (BKKBN, 2008).
b. Paritas Responden
Berdasarkan hasil univariat diketahui bahwa sebagian responden memiliki paritas 163 sebanyak 64,0%. Paritas merupakan faktor penting dalam menentukan nasib ibu dan janin baik selama kehamilan maupun selama persalinan, paritas yang aman untuk tidak terjadinya komplikasi pada saat persalinan yaitu multipara dengan jumlah melahirkan 163 kali (BKKBN, 20088).
(56)
c. Jarak kelahiran
Jika dilihat dari jarak kelahiran, responden yang belum memiliki anak sebanyak 11 orang, berdasarkan hasil analisis univariat dari variabel jarak kelahiran diketahui bahwa sebagian besar responden memiliki jarak kelahiran 265 tahun sebanyak 64,1%.
Menurut Agustin (2005) jarak kelahiran yang ideal adalah 2 tahun atau lebih, kerena jarak kelahiran yang pendek akan menyebabkan seorang ibu belum cukup untuk memulihkan kondisi tubuhnya setelah melahirkan sebelumnya. Ini merupakan salah satu faktor penyebab kelemahan dan kematian ibu serta bayi yang dilahirkan. Jarak antara dua persalinan yang terlalu dekat menyebabkan meningkatnya anemia yang dapat menyebabkan BBLR, kelahiran preterm dan lahir mati, yang mempengaruhi proses persalinan dari faktor bayi. Menurut Sitorus yang dikutip dari Setianingrum (2005), bahwa risiko proses reproduksi dapat ditekan apabila jarak minimal antara kelahiran 2 tahun.
Hasil penelitian terbaru menunjukkan bahwa pasangan yang mengatur jarak kelahiran anak antara tiga sampai lima tahun akan memperbesar kesempatan hidup bagi anak dan ibunya. Lebih jauh lagi, penelitian tersebut menunjukkan tingkat kesehatan dan kelangsungan hidup bayi dan ibu lebih baik. Anak6anak yang lahir dengan jarak kelahiran 3 sampai 5 tahun, memiliki tingkat kelangsungan hidup 2,5 kali lebih tinggi dibandingkan dengan mereka yang lahir dengan jarak kelahiran kurang dari 2 tahun (Agustin, 2005).
d. Graviditas
Hasil analisis univariat graviditas responden menunjukkan bahwa sebagian besar responden memiliki graviditas 1 dan ≥4 yaitu 52,0%. Graviditas merupakan
(57)
salah satu faktor resiko untuk terjadinya komplikasi persalinan, menurut Tjipta yang dikutip dari Wahyuni (2009) menyatakan bahwa kehamilan pertama beresiko karena adanya kekakuan dari otot rahim, sedangkan pada kehamilan lebih dari empat kali karena adanya kemunduran daya lentur jaringan akibat sudah berulang kali diregangkan oleh kehamilan.
e. Pendidikan
Pendidikan yang ditempuh oleh seseorang merupakan salah satu faktor demografi yang sangat berpengaruh terhadap kondisi kesehatan individu maupun masyarakat. Hasil analisis univariat pendidikan responden menunjukkan bahwa sebagian besar responden berpendidikan SLTA ke atas yaitu 80,0%.
Seseorang dengan pendidikan yang tinggi, akan mudah menerima informasi6 informasi kesehatan dari bebagai media dan biasanya ingin selalu berusaha mencari informasi tentang hal6hal yang berhubungan dengan kesehatan yang belum diketahuinya, informasi yang cukup terutama pada ibu hamil mengenai kehamilan dan persalinan diharapkan akan dapat merubah pola perilaku hidup sehat termasuk dalam perilaku pemerikasaan kehamilan.
5.1.2 Pemeriksaan Kehamilan
Hasil analisis univariat pemeriksaan kehamilan responden menunjukkan bahwa sebagian besar responden melakukan pemeriksaan kehamilan ≥4 yaitu 52,0%. Pemeriksaan kehamilan merupakan salah satu program yang merupakan pelayanan kesehatan bagi ibu hamil dan janinnya oleh tenaga professional meliputi pemeriksaan kehamilan sesuai dengan standar pelayanan yaitu minimal 4
(58)
kali pemeriksaan selama kehamilan, 1 kali pada semester satu, 1 kali pada semester dua dan 2 kali pada semester tiga.
Pemeriksaan kehamilan penting karena dapat menemukan berbagai kelainan yang menyertai hamil secara dini, sehingga dapat diperhitungkan dan dipersiapkan langkah6langkah dalam pertolongan persalinannya, apabila ibu tidak melakukan pemeriksaan kehamilan maka tidak akan diketahui apakah kendungannya berjalan baik atau mengalami keadaan resiko yang dapat membahayakan ibu dan janinnya (Manuaba, 1998).
5.2 Hasil Analisis Bivariat
5.2.1 Hubungan Karakteristik responden dengan komplikasi persalinan a. Umur Responden
Hasil uji statistik menggunakan chi6square menunjukkan bahwa ada hubungan bermakna antara umur dengan kejadian komplikasi persalinan pada tingkat kepercayaan 95% dengan nilai ρ =0,000 artinya terdapat perbedaan proporsi terjadinya komplikasi persalinan antara responden umur <20 dan >35 tahun dengan yang berumur 20635 tahun.
Rochjati (2003) menyatakan bahwa ibu yang hamil kurang dari 20 tahun merupakan kehamilan yang sangat berisiko, baik terhadap dirinya maupun terhadap bayi yang dikandungnya karena pertumbuhan linear (tinggi badan) pada umumnya baru selesai pada usia 16618 tahun dan dilanjutkan dengan pematangan pertumbuhan rongga panggul beberapa tahun setelah pertumbuhan linear selesai yaitu pada usia 20 tahun, akibat terhadap dirinya (hamil pada usia kurang dari 20 tahun) meliputi
(59)
komplikasi persalinan dan gangguan penyelesaian pertumbuhan. Oleh sebab itu sangat dianjurkan apabila seorang perempuan belum berusia 20 tahun untuk menunda perkawinannya. Apabila sudah terlanjur menjadi pasangan suami istri yang masih dibawah usia 20 tahun, maka dianjurkan untuk menunda kehamilan, dengan menggunakan alat kontrasepsi (BKKBN, 2008).
Hamil pada umur lebih dari 35 tahun juga beresiko, menurut Detiana, P (2010), dengan bertambahnya usia mengakibatkan penurunan kualitas rongga dan otot6otot panggul. Hal ini membuat rongga panggul tidak mudah lagi menghadapi dan mengatasi komplikasi yang berat seperti perdarahan.
Selain hal tersebut ibu yang berumur di atas 35 tahun juga mudah terserang penyakit, organ kandungan sudah menua, ditambah jalan lahir juga sudah tambah kaku, sehingga ada kemungkinan lebih besar mendapatkan anak cacat, terjadi persalinan macet dan perdarahan (Rochyati, 2003). Penelitian ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan Senewe, dkk (2001) yang menyatakan bahwa umur memiliki hubungan dengan komplikasi persalinan.
b. Paritas Responden
Paritas menunjukkan jumlah anak yang pernah dilahirkan oleh seorang wanita. Hasil uji statistik menggunakan menunjukkan bahwa ada hubungan bermakna antara paritas dengan terjadinya komplikasi persalinan pada tingkat kepecayaan 95% dengan nilai ρ=0,018 artinya ada perbedaan antara responden yang paritas 0 dan ≥4 cendrung mengalami komplikasi persalianan, sebaliknya paritas 163 cendrung tidak mengalami komplikasi persalinan. Proporsi responden paritas 0 dan
(1)
Chi<Square Tests
Value df
Asymp. Sig. (26sided)
Exact Sig. (26sided)
Exact Sig. (16sided)
Pearson Chi6Square 2.885a 1 .089
Continuity Correctionb 2.003 1 .157
Likelihood Ratio 2.913 1 .088
Fisher's Exact Test .156 .078
Linear6by6Linear Association
2.827 1 .093
N of Valid Cases 50
a. 0 cells (.0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 12.00.
b. Computed only for a 2x2 table
Risk Estimate
Value
95% Confidence Interval
Lower Upper
Odds Ratio for Jumlah kehamilan (1 dan >4 / 263)
2.667 .850 8.366
For cohort komplikasi persalinan = ya
1.641 .901 2.988
For cohort komplikasi persalinan = tidak
.615 .346 1.095
(2)
Pendidikan ibu * komplikasi persalinan
Crosstab
komplikasi persalinan
Total
ya tidak
Pendidikan ibu
sltp kebawah
Count 8 2 10
Expected Count 5.0 5.0 10.0
% within Pendidikan ibu
80.0% 20.0% 100.0%
% within komplikasi persalinan
32.0% 8.0% 20.0%
% of Total 16.0% 4.0% 20.0%
slta ke atas Count 17 23 40
Expected Count 20.0 20.0 40.0
% within Pendidikan ibu
42.5% 57.5% 100.0%
% within komplikasi persalinan
68.0% 92.0% 80.0%
% of Total 34.0% 46.0% 80.0%
Total Count 25 25 50
Expected Count 25.0 25.0 50.0
% within Pendidikan ibu
50.0% 50.0% 100.0%
% within komplikasi persalinan
100.0% 100.0% 100.0%
(3)
Chi<Square Tests
Value df
Asymp. Sig. (26sided)
Exact Sig. (26sided)
Exact Sig. (16sided)
Pearson Chi6Square 4.500a 1 .034
Continuity Correctionb
3.125 1 .077
Likelihood Ratio 4.758 1 .029
Fisher's Exact Test .074 .037
Linear6by6Linear Association
4.410 1 .036
N of Valid Cases 50
a. 0 cells (.0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 5.00.
b. Computed only for a 2x2 table
Risk Estimate
Value
95% Confidence Interval
Lower Upper
Odds Ratio for Pendidikan ibu (sltp kebawah / slta ke atas)
5.412 1.017 28.791
For cohort komplikasi persalinan = ya
1.882 1.170 3.028
For cohort komplikasi persalinan = tidak
.348 .098 1.236
(4)
Pemeriksaan Kehamilan * komplikasi persalinan Crosstab
komplikasi persalinan
Total
ya tidak
Pemeriksaan Kehamilan
<4 (tidak lengkap)
Count 18 6 24
Expected Count 12.0 12.0 24.0
% within Pemeriksaan Kehamilan
75.0% 25.0% 100.0%
% within komplikasi persalinan
72.0% 24.0% 48.0%
% of Total 36.0% 12.0% 48.0%
≥4 (lengkap) Count 7 19 26
Expected Count 13.0 13.0 26.0
% within Pemeriksaan Kehamilan
26.9% 73.1% 100.0%
% within komplikasi persalinan
28.0% 76.0% 52.0%
% of Total 14.0% 38.0% 52.0%
Total Count 25 25 50
Expected Count 25.0 25.0 50.0
% within Pemeriksaan Kehamilan
50.0% 50.0% 100.0%
% within komplikasi persalinan
100.0% 100.0% 100.0%
(5)
Chi<Square Tests
Value df
Asymp. Sig. (26sided)
Exact Sig. (26sided)
Exact Sig. (16sided)
Pearson Chi6Square 11.538a 1 .001
Continuity Correctionb
9.696 1 .002
Likelihood Ratio 12.033 1 .001
Fisher's Exact Test .002 .001
Linear6by6Linear Association
11.308 1 .001
N of Valid Cases 50
a. 0 cells (.0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 12.00.
b. Computed only for a 2x2 table
Risk Estimate
Value
95% Confidence Interval
Lower Upper
Odds Ratio for
Pemeriksaan Kehamilan (<4 (tidak lengkap) / >4 (lengkap))
8.143 2.294 28.901
For cohort komplikasi persalinan = ya
2.786 1.420 5.466
For cohort komplikasi persalinan = tidak
.342 .165 .711
(6)
Jarak Kelahiran * Pemeriksaan Kehamilan Crosstabulation
. <
= ,
+ - , +
-<
# %
! " < % ! #! !
! " . <
$ ! $# ! !
! & $ ! $ ! !
$' $ $
$
! " < ! $ ! !
! " . <
# ! #$ $! % !
! & ! ! % !
$ $
! " < ! % $! !
! " . <
! ! !