18
2.1.5 Habitat
Dalam Wetlands International Indonesia Programme 1996 menerangkan bahwa di perairan laut penyu dapat dijumpai di ekosistem terumbu karang dan
lamun. Pada Gambar 7 dapat dilihat rantai makanan di ekosistem terumbu karang dan ekosistem lamun dimana penyu merupakan salah satu komponen
ekosistem.
Gambar 7. Rantai makanan di ekosistem terumbu karang dan lamun
Sumber : Wetlands International Indonesia Programme, 1996
Kelleher, G. 1999, mengistilahkan habitat kelompok mamalia laut, penyu laut, burung laut dan beberapa spesies endemik sebagai the critical habitat.
Donovan 1995 menyebutkan bahwa habitat migratory species terdiri dari tiga yakni: habitat migratory, habitat feeding dan habitat breeding. Keberadaan
penyu pada tempat mencari makan habitat feeding serta tempat kawin dan
19
bertelur habitat breeding yang dengan mudah dapat dikenali dan dipetakan. Pada umumnya keduanya terletak berdekatan, yakni: perairan laut dengan
ekosistem lamun dan terumbu karang serta pantai berpasir putih, bertekstur kecil dengan solum tebal. Habitat penyu hijau di Indonesia dapat dijumpai di daerah
pantai peneluran nesting area dan yang mencari makan feeding ground seperti yang dilaporkan oleh WWF-Indonesia 2005 pada Gambar 8.
Gambar 8. Sebaran nesting area dan feeding ground penyu hijau di Indonesia
Sumber : WWF-Indonesia, 2005
2.1.6 Status penyu hijau
Dalam Wikipedia 2006, status konservasi suatu spesies merupakan indikator tentang kelangsungan hidup suatu spesies pada saat ini hingga di masa
datang. Tidak mudah untuk mengetahui status konservasi suatu spesies, karena harus melakukan penelitian secara menyeluruh tentang peningkatan maupun
penurunan pertumbuhan populasi di sepanjang waktu, tingkat keberhasilan kawin maupun tentang berbagai ancaman. IUCN 2003a, pembentukan IUCN
Red List of Threatened Species pada tahun 1963 telah menginventarisasi status konservasi seluruh tumbuhan dan binatang di bumi ini. IUCN Red List
merupakan ukuran yang tepat untuk mengevaluasi resiko kepunahan ribuan spesies dan sub spesies.
20
Penyu hijau Chelonia mydas beserta keenam jenis penyu laut lainnya dikategorikan sebagai endangered species dalam IUCN Red List. Endangered
species adalah spesies yang dalam waktu dekat sangat beresiko mengalami kepunahan. Menurut Seminoff 2004a pada 32 lokasi peneluran di seluruh
dunia, populasi penyu hijau mengalami penurunan 48 hingga 67 selama tiga generasi. Eksploitasi secara berlebihan dan dampak dari aktivitas manusia telah
mendorong populasi penyu hijau ke arah kepunahan. Hasil pendugaan Seminoff ini kemudian mengelompokkan penyu hijau sebagai endangered species
menurut kriteria A2bd. Pada awal tahun 1970-an penyu hijau masih berstatus Threatened Animals.
Setelah proses pengusulan selama tujuh tahun akhirnya pada tahun 1979 The U.S. Endangered Species Act memasukkan penyu hijau sebagai endangered
species. Berkaitan dengan perlindungan penyu hijau telah ditandatangani beberapa kesepakatan convention internasional, antara lain:
−
The African Convention for the conservation of nature and natural resources yang ditandatangani pada bulan September 1968.
−
Convention On International Trade of Endangered Wild Fauna and Flora Species CITES yang ditandatangani 140 negara pada 28 Maret 1979.
−
Convention on the Conservation of Migratory Species of Wild Animals yang ditandatangani di Bonn pada 23 Juni 1979.
−
Convention on the Conservation of European Wildlife and Natural Habitats yang ditandatangani di Bern pada 19 September 1979.
−
EEC Directive on the Conservation of Natural Habitats and Wild Flora and Fauna yang ditandatangani pada 21 Mei 1992 oleh negara France,
Greece, Italy dan Spain. Penyu hijau tergolong pada kelompok spesies dalam Annex IV yakni sekelompok spesies yang memerlukan
perlindungan secara ketat dengan mencadangkan wilayah yang dilindungi.
−
Convention for The Protection of The Mediterranean Sea Against Pollution yang ditandatangani di Barcelona pada tahun 1976 dan Protocol
Concerning Mediterranean Specially Protected Areas yang ditandatangani di Geneva pada tahun 1982.
21
2.2 Kondisi Populasi Penyu Hijau
Dari data Seminoff 2004a diketahui bahwa migrasi penyu hijau melintasi 80 negara pada wilayah perairan tropis dan sub tropis. Sebaran penyu hijau
dilaporkan berada di 32 lokasi di seluruh dunia Gambar 9.
Gambar 9.
Sebaran ke-32 lokasi peneluran penyu hijau di seluruh dunia
Sumber : Seminoff, 2004a
Dalam Seminoff 2004a, eksploitasi penyu hijau terjadi di sepanjang jalur migrasi penyu kecuali di wilayah Samudera Atlantik. Pada Gambar 10 dapat
diketahui bahwa eksploitasi penyu paling intensif terjadi di 24 lokasi peneluran penyu di Samudera Hindia dan Asia Tenggara dengan penurunan populasi rata-
rata 80. Sebaliknya peningkatan populasi lebih dari 100 terdapat di wilayah perairan Costa Rica Tortuguero, Mexico Yucatan Peninsula dan United States
Florida. Wilayah pertumbuhan dengan peningkatan rata-rata 30 dijumpai di Pulau Arsension, Kepulauan Bijagos dan Suriname yang berada di Samudera
Atlantik.