PERBANDINGAN KADAR C REACTIVE PROTEIN PADA BERBAGAI DERAJAT BACTERIAL LOAD PADA PASIEN TUBERKULOSIS PARU KASUS BARU DI RUMAH SAKIT PARU BATU, JAWA TIMUR

KARYA TULIS AKHIR

PERBANDINGAN KADAR C REACTIVE PROTEIN PADA BERBAGAI
DERAJAT BACTERIAL LOAD PADA PASIEN TUBERKULOSIS PARU
KASUS BARU
DI RUMAH SAKIT PARU BATU, JAWA TIMUR

Oleh :
NUR RAHMAH DIAN PRATIWI
09020003

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG
FAKULTAS KEDOKTERAN
2013

HASIL PENELITIAN

PERBANDINGAN KADAR C REACTIVE PROTEIN PADA BERBAGAI
DERAJAT BACTERIAL LOAD PADA PASIEN TUBERKULOSIS PARU
KASUS BARU
DI RUMAH SAKIT PARU BATU, JAWA TIMUR


KARYA TULIS AKHIR
Diajukan kepada
Universitas Muhammadiyah Malang
Untuk Memenuhi Salah Satu Persyaratan
Dalam menyelesaikan Program sarjana
Fakultas Kedokteran

Oleh:
NUR RAHMAH DIAN PRATIWI
09020003

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG
FAKULTAS KEDOKTERAN
2013

i

LEMBAR PENGESAHAN
LAPORAN HASIL PENELITIAN


Telah disetujui hasil penelitian
untuk memenuhi persyaratan
Pendidikan Sarjana Fakultas Kedokteran
Universitas Muhammadiyah Malang

Tanggal: 3 Agustus 2013
Pembimbing I

dr. Diah Hermayanti, Sp.PK

Pembimbing II

dr. Indah Serinurani Effendi

Mengetahui,
Dekan Fakultas Kedokteran
Universitas Muhammadiyah Malang

dr. Irma Suswati, M.Kes


ii

LEMBAR PENGUJIAN

Karya Tulis oleh Nur Rahmah Dian Pratiwi
Telah diuji dan dipertahankan di depan Tim Penguji
Pada tanggal 3 Agustus 2013

Tim penguji

dr. Diah Hermayanti, Sp.PK

Ketua

dr. Indah Serinurani Effendi

Anggota

dr. Melany Farahdilla, M.Kes. Sp.A


Anggota

iii

ABSTRAK
Pratiwi, Nur Rahmah Dian. 2013. Perbandingan Kadar C Reactive Protein Pada
Berbagai Derajat Bacterial Load Pada Pasien Tuberkulosis Paru Kasus
Baru Di Rumah Sakit Paru Batu Jawa Timur. Tugas Akhir, fakultas
Kedokteran, Universitas Muhammadiyah Malang. Pembimbing : (I) Diah
Hermayanti. Pembimbing (II) Indah Serinurani Effendi
Latar Belakang : Tuberkulosis ( TB ) adalah penyakit menular yang disebabkan
oleh bakteri Mycobacterium tuberculosis ( M.tb ). Saat ini kriteria terpenting
untuk menetapkan dugaan diagnosis TB adalah berdasarkan pewarnaan tahan
asam. Walau demikian, metode ini kurang sensitif, karena baru memberikan hasil
positif bila terdapat >103 organisme/ml sputum. C Reactive Protein ( CRP )
merupakan salah satu protein fase akut, termasuk golongan protein yang kadarnya
dalam darah meningkat pada infeksi akut sebagai imunitas. CRP dapat dijadikan
sebagai pemeriksaan tambahan untukmenunjang diagnosis TB.
Tujuan Penelitian :Untuk mengetahui kadar C Reactive Protein pada berbagai

derajat bacterial load pada penderita tuberkulosis paru kasus baru
Metode Penelitian : Observational analitik dengan pendekatan cross sectional
study. Populasi adalah pasien TB paru kasus baru di Rumah Sakit Paru Batu, Jawa
Timur periode Juni – Juli 2013 yang berjumlah 15 pasien.
Hasil dan Pembahasan : Hasil ANOVA didapatkan perbandingan yang tidak
bermakna antara kadar C Reactive Protein dengan derajat bacterial load yang
ditunjukkan dengan nilai signifikansi 0,214 yang lebih besar dari 0,005.
Kesimpulan : Tidak ada perbedaan yang signifikan kadar C Reactive Protein
pada berbagai derajat bacterial load pada pasien tuberkulosis paru kasus baru.
Kata Kunci : CRP, BTA, Tuberkulosis paru kasus baru

iv

ABSTRACT
Pratiwi, Nur Rahmah Dian. 2013. The Relationship Between C Reactive Protein
Level With Each Bacterial Load In New Cases Of Pulmonary
Tuberculosis At Paru Hospital of Batu. Final Assignment, Medical
Faculty, University Of Muhammadiyah Malang. Advisor (I) : Diah
Hermayanti. Advisor (II) Indah Serinurani Effendi
Background : Tuberculosis (TB) is an infectious disease caused by

Mycobacterium tuberculosis (M.tb). Today, the most important criteria to
establish presumptive diagnosis of TB was based on acid-fast stain ( BTA ).
However, this method is less sensitive, because the new positive results when
there are >103 organisms / ml sputum. C Reactive protein (CRP) is one of the
acute phase proteins, including the class of proteins whose levels are elevated in
the blood of acute infection as immunity. CRP can be used as an additional check
to support the diagnosis of TB.
Research Objective : Knowing the levels of C reactive protein in various degrees
of bacterial load in new tuberculosis cases
Research Method : This study used observational analytic with a cross sectional
study. Population is a new case of pulmonary tuberculosis patients in Paru
Hospital Batu, East Java, period from June to July 2013 with 15 samples.
Result and Discussion : Results of ANOVA comparisons are not significance
between C reactive protein levels with the degree of bacterial load as indicated by
the significance value 0.214 is greater than 0.005.
Conclusion : There is no differentiation levels of C reactive protein in various
degrees of bacterial load in pulmonary tuberculosis new cases patients.
Key Word : CRP, BTA, new cases of pulmonary tuberculosis.

v


KATA PENGANTAR
Assalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarokatuh
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah
memberikan rahmat serta hidayah-Nya kepada penulis sehingga dapat
menyelesaikan karya tulis ini.
Karya tulis ini penulis susun untuk memenuhi salah satu persyaratan
dalam menyelesaikan program sarjana Fakultas Kedokteran.
Meskipun saat penyusunan karya tulis ini tidak sedikit hambatan dan
masalah yang senantiasa penulis temui, akan tetapi dengan semangat dan
dorongan dari berbagai pihak, akhirnya karya tulis ini dapat penulis selesaikan
dengan baik.
Sehubungan dengan hal tersebut diatas, penulis mengucapkan banyak terima
kasih kepada :
1. dr. Diah Hermayanti, Sp.PK selaku pembimbing pertama
2. dr. Indah Serinurani Effendi selaku pembimbing kedua
3. dr. Melany Farahdilla, M.Kes. Sp.A selaku penguji
4. dr. Irma Suswati, M.Kes selaku dekan FK UMM
5. Keluarga tercinta yang selalu mendukung penulis
6. Teman – teman dan pihak – pihak lain yang telah membantu

terselesaikannya karya tulis akhir ini
7. Semoga segala amal dan kebaikan yang telah diberikan kepada penulis
mendapat ridha dan berkah yang berlimpah dari Allah SWT. Akhir kata,
dengan ketulusan hati penulis menerima segala kritik dan saran yang
membangun. Semoga karya tulis akhir ini memberikan manfaat yang besar
bagi pihak – pihak yang memerlukan.
Wassalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarokatuh
Malang, Agustus 2013

Penulis

vi

UCAPAN TERIMA KASIH
1. Segala puji bagi Allah SWT yang telah memberi kekuatan, kerahmatan dan
segala berkah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan karya tulis ini.
2. Terima kasih kepada ibu dan ayah, ibu Hana dan ayah Sutaji tercinta atas
segala cintanya, kasih sayang, dukungan, kesabaran, perhatian dan do’a yang
senantiasa mengiringi langkah saya. Segala kata yang terucap tak akan bisa
melukiskan betapa besar kasih ibu dan ayah kepada saya. Sedikitpun saya

tidak bisa membalas apa yang ibu dan ayah berikan.
3. Terima kasih kepada kakak pertamaku tercinta, mas Heri, mbak Mira, si lucu
Dimas dan si cantik Putri yang senantiasa membantu kelancaran kuliah saya
dalam bentuk apapun. Insyaallah setelah saya sukses saya dapat membalas apa
yang telah kalian berikan.
4. Terima kasih kepada kakak keduaku tercinta, mas Beni, mbak Yani, Aditya
dan Abisatya yang ngegemesin atas segala bantuan dalam kelancaran kuliah
saya. Insyaallah setelah saya sukses saya dapat membalas apa yang telah
kalian berikan.
5. Kepada seluruh dosen pengajar FK UMM, terima kasih atas segala
bimbingannya selama ini yang telah sabar membimbing dan memberi ilmu
kepada kami sehingga kelak kami akan menjadi calon – calon dokter yang
baik.
6. Kepada staf TU FK UMM, terima kasih atas segala bantuan dan dukungannya
7. Terima kasih kepada dr.Diah Hermayanti, Sp.PK, yang telah memberikan
bantuan selama proses pembuatan karya tulis ini dari awal pengajuan judul
hingga selesai.
8. Terima kasih kepada dr.Indah Serinurani Effendi, yang telah dengan sangat
sabar membimbing.
9. Terima kasih kepada dr.Melany Farahdilla M.Sc. Sp.A, yang telah dengan

sangat sabar membimbing
10. Kepada staf rumah sakit RS Paru Batu, terima kasih atas segala bantuan dan
dukungannya
11. Terima kasih kepada mbak Widi dan pak Joko, yang dalam 1,5 bulan
senantiasa menemani dan memberi banyak ilmu tentang dunia paru.

vii

12. Terima kasih kepada dr.Febria Rizky, yang telah dengan sangat banyak
membantu berjalannya proses penelitian selama d RS Paru Batu.
13. Terima kasih kepada 15 orang yang tidak bisa sebut namanya, terima kasih
atas bantuannnya, tanpa saudara sekalian mustahil karya tulis ini dapat
terselesaikan
14. Terima kasih kepada dokter Woro dan dokter Emi, yang senantiasa
membimbing
15. Kepada kekasihku Ikafi, terima kasih atas segala bantuan waktu dan tenaga.
Terima kasih juga buat cincin 24 karatnya serta jangan lupa sering – sering
mentraktir makanan enak.
16. Kepada keluargaku Small Stone tercinta, terkasih, tersayang terima kasih buat
segala bantuannya. Si Iska putri Sidoarjo yang bisa masak dan selalu punya

banyak jajan sehingga SS selalu sehat, si Enna’ putri Blitar yang berkatnya
penulis bisa menaiki kereta api juga berkatnya SS dapat masak – masak di
dapur kosnya. Si Unyul putri benua Klaten yang merupakan saudara pertama
saya sejak saya lahir di FK UMM, dengannya saya merasakan nikmatnya
pesmaba, perna jatuh bareng d LKMM, buka dan ketiduran di Warnet dan
dialah bidadari surga yang dikirim oleh Allah sehingga saya bisa bertemu
dengan kekasih q tercinta. Si Uci’ putri Gresik yang selalu menghibur SS
dengan lagu – lagu ciptaan terbaiknya, juga sebagai tetangga asal sehingga
saya bisa nebeng pulang. Juga si Era yang selalu perhatian dengan anggota SS
yang lain. Semoga keluarga kecil ini bisa berlanjut hingga tebentuklah SS
junior. Jangan lupa rencana buat anak – anak kita kelak ( simpanlah hasil
skripsi kalian baik - baik ).
17. Terima kasih kepada seluruh teman – teman FK UMM ’09 atas segala bentuk
kekompakannya.
18. Terima kasih juga buat adek kosnya Enna’, Yananda Maulina tercinta,
tanpanya hasil skripsi ini tidak akan sempurna, semoga kelak engkau akan
menjadi pemeran film atau model terbaik.
19. Terima kasih buat teman – teman kos BS 7 yang tidak bisa saya sebutkan
namanya satu – satu ( karna emang gag tau hehe ), atas segala bantuannya
piket, sehingga penulis bisa fokus menjalani hidup ( fokus kuliah, hang out,
dan kencan hehe ).

viii

DAFTAR ISI

DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL ..........................................................................................

i

HASIL PENELITIAN ........................................................................................ ii
LEMBAR PEGESAHAN .................................................................................. iii
LEMBAR PENGUJIAN .................................................................................... iv
ABSTRAK .........................................................................................................

v

ABSTRACT ....................................................................................................... vi
KATA PENGANTAR ................................ ....................................................... vii
UCAPAN TERIMA KASIH .............................................................................. viii
DAFTAR ISI ...................................................................................................... ix
DAFTAR TABEL .............................................................................................. xiii
DAFTAR GAMBAR ................................ ......................................................... xiv
DAFTAR SINGKATAN ................................................................................... xv
BAB 1 PENDAHULUAN .................................................................................

1

1.1 Latar Belakang ...................................................................................

1

1.2 Rumusan Masalah ..............................................................................

4

1.3 Tujuan Penelitian ...............................................................................

4

1.3.1 Tujuan Umum ...........................................................................

4

1.3.2 Tujuan Khusus ..........................................................................

4

1.4 Manfaat Penelitian .............................................................................

4

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA ........................................................................

5

2.1 Tuberkulosis paru ...............................................................................

5

ix

2.1.1 Mycobacterium tuberculosis .....................................................

5

2.1.2 Sejarah tuberkulosis Paru ..........................................................

7

2.1.3 Epidemiologi tuberkulosis paru .................................................

8

2.1.4 Patofisiologi tuberkulosis paru ...................................................

9

2.1.5 Klasifikasi tuberkulosis paru ..................................................... 13
2.1.5.1 Klasifikasi berdasarkan organ tubuh yang terkena ........ 13
2.1.5.2 Klasifikasi berdasarkan hasil pemeriksaan dahak
mikroskopis ................................................................... 14
2.1.2.3 Klasifikasi berdasarkan tingkat keparahan penyakit ...... 14
2.1 5.4 Klasifikasi berdasarkan riwayat pengobatan sebelumnya
.................................................................................................... 14
2.1.2.3 Klasifikasi berdasarkan pemeriksaan radiologis .......... 15
2.1.6 Pemeriksaan tuberkulosis paru ................................................. 16
2.1.6.1 Pemeriksaan fisik ........................................................... 16
2.1.6.2 Pemeriksaan dahak mikroskopis .................................... 17
2.1.6.3 Pemeriksaan biakan ........................................................ 17
2.1.6.2 Pemeriksaan tes resistensi

......................................... 18

2.1.6.3 Pemeriksaan laboratorium tambahan ............................. 18
2.1.6.3 Pemeriksaan radiologis .................................................. 19
2.1.7 Diagnosis tuberkulosis Paru ....................................................... 21
2.1.7

Directly

Observed

Treatment

Short

Course

Strategy

( DOTS ) ..................................................................................... 24
2.2 C Reactive Protein ( CRP ).................................................................. 26
2.2.1 Deskripsi CRP ............................................................................. 26

x

2.2.2 Peran CRP dalam inflamasi ................................................. 26
2.2.3 Cara pemeriksaan CRP ......................................................... 27
2.2.4 Fungsi tes CRP ...................................................................... 27
2.2.5 CRP pada tuberkulosis paru ................................................. 28
BAB 3 KERANGKA KONSEPTUAL DAN HIPOTESIS PENELITIAN ....... 30
3.1 Kerangka Konseptual Penelitian ......................................................... 30
3.2 Hipotesis ............................................................................................. 32
BAB 4 METODOLOGI PENELITIAN ............................................................. 33
4.1 Jenis Penelitian ................................................................................... 33
4.2 Lokasi dan Waktu Penelitian ............................................................. 33
4.2.1 Lokasi penelitian ........................................................................ 33
4.2.2 Waktu penelitian ....................................................................... 33
4.3 Populasi dan Sampel .......................................................................... 33
4.3.1 Populasi penelitian .................................................................... 33
4.3.2 Sampel penelitian ...................................................................... 33
4.3.3 Variabel penelitian ..................................................................... 34
4.3.3.1 Variabel bebas ................................................................ 35
4.3.3.2 Variabel tergantung ........................................................ 35
4.3.4 Definisi operasional ................................................................... 35
4.4 Teknik pengumpulan data ................................................................... 35
4.5 Alur penelitian .................................................................................... 36
4.6 Analisis Data ...................................................................................... 36
BAB 5 HASIL PENELITIAN DAN ANALISIS DATA ................................... 37
5.1 Hasil Penelitian ................................................................................... 37

xi

5.1.1 Karakteristik sampel Berdasarkan jenis kelamin ........................ 37
5.1.2 Karakteristik sampel berdasarkan pemeriksaan BTA .................. 38
5.1.3 Karakteristik berdasarkan pemeriksaan CRP ............................... 39
5.2 Analisis data ....................................................................................... 40
5.2.1 Normalitas data ............................................................................ 41
5.2.1 Homogenitas data ......................................................................... 41
5.2.3 Analisis one way ANOVA ........................................................... 41
BAB 6 PEMBAHASAN ..................................................................................... 43
BAB 7 KESIMPULAN DAN SARAN .............................................................. 48
DAFTAR PUSTAKA ......................................................................................... 49
LAMPIRAN ........................................................................................................ 53

xii

DAFTAR TABEL

Tabel

Halaman

5.1 Distribusi penderita TB paru

40

5.2 Distribusi penderita TB paru berdasarkan pemeriksaan BTA

41

5.3 Karakteristik sampel berdasarkan pemeriksaan CRP

42

xiii

DAFTAR GAMBAR

Gambar

Halaman

2.1 Mycobacterium tuberculosis

7

2.2 Mekanisme Imun padaTuberkulosis

11

2.3 Cytokine release, C-reactive protein, and atherosclerosis

13

2.4 Efek biologik TNF

13

2.5 Alur diagnosis TB Paru

24

3.1 Kerangka konseptual penelitian

31

4.1 Alur penelitian

37

5.1 Distribusi penderita TB paru

40

5.2 Distribusi penderita TB paru berdasarkan pemeriksaan BTA

41

5.3 Grafik perbandingan kadar CRP pada berbagai kelompok
penderita TB paru

42

xiv

DAFTAR SINGKATAN
APP

: Acute phase protein

BCG

: Bacillus Calmette-Guerin

BTA

: Basil Tahan Asam

CDR

: Case Detection Rate

CMI

: Cellular Mediated Immunity

CRP

: C Reactive Protein

DOT

: Directly Observed Therapy

DOTS

: Directly Observed Treatment Short-Course

DTH

: Delayed Type Hypersensitivity

ELISA

: Enzyme linked immunosorbent assay

Hs

: High sensitive

IFN

: Interferon

IL

: Interleukin

IUATLD

: International Union Againts Tuberculosis and Lung
Disease

LJ

: Lowenstein – Jensen

LAM

: Lipoarabinomannan

LED

: Laju Endap Darah

M. tb

: Mycobacterium tuberculosis

MDR

: Multy Drugs Resistance

MHC

: Major histocompatibility complex

NK

: Natural killer

OAT

: Obat Anti TB

xv

PMO

: Pengawas Minum Obat

PPD

: Purified Protein Derivative

PPTI

: Perhimpunan Pemberantasan Tuberkulosis Indonesia

SM

: Sebelum Masehi

SPS

: Sewaktu Pagi Sewaktu

SPSS

: Statistic package for social and science

TB

: Tuberkulosis

Th

: T helper

TNF

: Tumor Necrosis Factor

UPK

: Unit Pelayanan Kesehatan

WHO

: World Health Organization

xvi

DAFTAR PUSTAKA

Aditama T, 2006, Mekanisme Proteksi Imun, Jurnal Tuberkulosis Indonesia, Vol
3 No 2 September 2006 ( Online ), tersedia dari :
http://tbindonesia.or.id/pdf/Jurnal_TB_Vol_3_No_2_PPTI.pdf,
diakses
pada 15 November 2011.
Amin Z, Bahar A, 2006, Tuberkulosis Paru, In : Sudoyo W, Setiyohadi B, Alwi I,
et al, Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam, Edisi V, Interna Publishing,
Jakarta, hal. 988 – 1000.
Bao SW, Gong C, 2010, Chemiluminescent Immunoassay for high-sensitivity Creactive
protein
(
Online
),
tersedia
dari
:
www.ncbi.nlm.nih.gov/pubmed/21090122, diakses pada 22 Februari 2013.
Baratawidjaja KG, Rengganis I, 2009, Gambaran Umum Sistem Imun, In :
Baratawidjaja KG, Rengganis I, Imunologi Dasar, Edisi ke – 8, Balai
Penerbit FKUI, Jakarta, 36 - 37 .
Baratawidjaja KG, Rengganis I, 2009, Sitokin, In : Baratawidjaja KG, Rengganis
I, Imunologi Dasar, Edisi ke – 8, Balai Penerbit FKUI, Jakarta, 226 – 229.
Cakan W, Bezirci H, 2008, Assessment of Diagnostic Enzyme-Linked
Immunosorbent Assay Kit and Serological Markers in Human Brucellosi
( Online ), tersedia dari : www.ncbi.nlm.nih.gov/pubmed/18806343,
diakses pada 22 Februari 2013.
Caner SS, 2007, The Relation of Serum Interleukin-2 and C-reactive protein
Levels with Clinical and Radiological Findings in Patients with
Pulmonary
Tuberculosis(
Online
),
tersedia
dari
:
http://www.ncbi.nlm.nih.gov/pubmed/17978920,
diakses
pada
04
Desember 2012.
Choi CM, 2009, Role of The C Reactive Protein for the Diagnosis of TB Among
Military Personnel
in South Korea ( Online ), tersedia dari :
www.ncbi.nlm.nih.gov/pubmed/17263297, diakses pada 15 November
2011.
Depkes RI, 2008, Pedoman Nasional Penanggulangan Tuberkulosis, Edisi 2
cetakan kedua, Depkes RI, Jakarta.
Depkes RI, 2010, Pengendalian Tuberkulosis Salah Satu Indikator Keberhasilan
Pencapaian
MDG’S
(
Online
),
tersedia
dari
:
http://www.depkes.go.id/index.php/berita/press-release/1061pengendalian-tuberkulosis-salah-satu-indikator-keberhasilan-pencapaianmdgs.html, diakses pada 03 Maret 2013.

xvii

Depkes RI, 2012, Pengendalian Kasus Tuberkulosis Harus Berkualitas Untuk
Mencegah Terjadinya TB – MDR ( Online ), tersedia dari :
http://www.depkes.go.id/index.php/berita/press-release/2145-berobatgratis-pasien-tb-bisa-sembuh-asal-patuh-.html, diakses pada 03 Maret
2013.
Dinkes Jatim, 2006, Profil Kesehatan Profinsi jawa Timur 2006 ( Online ),
tersedia
dari
:
http://dinkes.jatimprov.go.id/cari/pencarian_content_dinas_kesehatan_pro
pinsi_jawa_timur.html?cx=006916874775185679089%3Ama5cjnrgro8&c
of=FORID%3A11&ie=ISO-88591&q=profil+kesehatan+2006&sa=Cari&siteurl=dinkes.jatimprov.go.id%2
F&ref=www.google.com%2Furl%3Fsa%3Dt%26rct%3Dj%26q%3Ddinke
s%2520jatim%2520%26source%3Dweb%26cd%3D1%26ved%3D0CDE
QFjAA%26url%3Dhttp%253A%252F%252Fwww.dinkesjatim.go.id%252
F%26ei%3D_NE8UezfAoqyrAelxYCwDw%26usg%3DAFQjCNH9FROv
aQdkqxNAMFU_eFA53ce61A%26bvm%3Dbv.43287494%2Cd.bmk&ss
=12975j9013793j32, diakses pada 01 januari 2012.
Handono K, Suryana L, 2012, Korelasi Kadar CRP, TNF α dan Bone Mineral
Density dengan Carboxyterminal Crosslinked Telopeptide Type 1 of
Collagen di Penderita Artritis Reumatoid, Indonesian Journal of Clinical
Pathology and Medical Laboratory Vol. 18 No. 2 Maret 2012 ( Online ),
tersedia dari : www.ncbi.nlm.nih.gov/pubmed/18806343, diakses pada 18
Februari 2013.
Hardiman D, 2008, Metformin Dosis Rendah Jangka Pendek dan Resiko
Timbulnya Aterosklerosis pada Penderita Prediabetes Non Obes ( Online ),
tersedia dari : http://ejournal.undip.ac.id/index.php/mmi/article/view/3813,
diakses pada 02 Maret 2013.
Herlina M, Nataprawira, 2011, Association Of Serum C Reactive Protein And
Leptin Levels With Wasting In Chilhood Tuberculosis, Singapore Med. J.
2011 ( Online ), tersedia dari : www.ncbi.nlm.nih.gov/pubmed/21731999,
diakses pada 15 November 2011.
Hirschfield GM, Pepys S, 2003, C Reactive Protein : A Critical Update ( Online ),
tersedia dari : www.ncbi.nlm.nih.gov/pubmed/12813013, diakses pada 15
November 2011.
Ilhan N, Akbulut N, 2004, C Reactive Protein, Procalcitonin, Interleukin 6,
Vascular Endothelial Growth Factor, And Oxidative Metabolites In
Diagnosis Of Infection And Staging With Patient Gastric Cancer, World J.
Gastroenterol Vol. 10 No. 8 April 15, 2004 ( Online ), tersedia dari :
www.ncbi.nlm.nih.gov/pubmed/15069709. diakses pada 15 November
2011.
Jawetz, Melnick, Adelberg, 2005, Mikobakteria, In : Mudihardi M, Kuntaman,
Wasito EB et al, Mikrobiologi Kedokteran ( Medical microbiology ),
Salemba Medika, Jakarta, hal. 453 – 469.

xviii

Kang YA, Kwon YC, 2009, Role of C reactive protein and Procalcitonin in
Differentiation of Tuberculosis from Bacterial Community Acquired
Pneumonia
(
Online
),
tersedia
dari
:
http://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC2784977/, diakses pada 15
November 2011,
Kumar V, Abbas AK, Fauston N et al, 2010, Robbins and Cotran Pathologic
Basic of diasease, Ed 8th ( Online ) : tersedia dari :
http://www.medicinesia.com/kedokteran-dasar/respirasi/imunopatologituberkulosis/, Diakses pada 11 april 2013.
Labarrere CA, 2004, C Reactive Protein : From Innocent Bystander to Povital
Mediator of Atherosclerosis ( Online ), Tersedia dari :
www.sciencedirect.com/science/article/pii/s0002934304004321?np=y,
diakses pada 10 April 2013.
Lyanda A, 2012, Rapid TB test, Jurnal Tuberkulosis Indonesia Vol 8 Maret 2012
( Online ), tersedia dari : http://ppti.info/ArsipPPTI/PPTI-Jurnal-Maret2012.pdf, diakses pada 03 Maret 2013.
Masniari L, Aditama TY, 2007, Faktor – Faktor yang Mempengaruhi
Kesembuhan Penderita TB Paru ( Online ), tersedia dari :
http://www.klikpdpi.com/jurnal-warta/jri-07-07/dr.linda.htm, diakses pada
18 Februari 2013.
Notoatmodjo S, 2010, Metodologi Penelitian kesehatan, PT Gramedia Pustaka
Utama, Jakarta.
Rampengan SH, 2007, myeloperoxidase As A Predictor For Subsequent
Cardiovascular Events In Patients With Acute Myocardial Infarction,
jurnal kardiologi indonesia vol. 28 No. 4 juli 2007 ( Online ), tersedia dari
:
http://indonesia.digitaljournals.org/index.php/karidn/article/view/761,
diakses pada 22 Februari 2013.
Raviglione MC, O’Brien, 2008, Mycobacterial disease, In : Fauci As, Braunwald
E, Kasper DL et al, Harrison’s Principles of Internal Medicine, 17th
Edition, Mc Graw Hill, New York, pp. 1006 – 1020.
Reeves G, 2007, C Reactive Protein, Abnormal Laboratory Result ( Online ),
tersedia
dari
:
http://www.australianprescriber.com/magazine/25/2/artid/573,
diakses
pada 15 November 2011.
Saptawati L, Mardiastuti S, 2012, Evaluasi Metode FAST Plaque TBTM Untuk
mendeteksi Mycobacterium tuberculosis Pada Sputum Beberapa Unit
Pelayanan Kesehatan di Jakarta – Indonesia, Jurnal Tuberkulosis Indonesia
Vol
8
Maret
2012
(
Online
),
tersedia
dari
:
http://ppti.info/ArsipPPTI/PPTI-Jurnal-Maret-2012.pdf, diakses pada 03
Maret 2013.

xix

Utama IM, 2012, Uji Diagnostik C reactive protein, Leukosit, Nilai Total
Neutrofil dan Suhu Pada Anak Demam Dengan Penyebab yang Tidak
Diketahui
(
Online
),
tersedia
dari
:
http://www.idai.or.id/saripediatri/abstrak.asp?q=802 , diakses pada 17
Januari 2013.
Wijaya AA, 2012, Merokok dan Tuberkulosis, Jurnal Tuberkulosis Indonesia
Vol
8
Maret
2012
(
Online
),
tersedia
dari
:
http://ppti.info/ArsipPPTI/PPTI-Jurnal-Maret-2012.pdf, diakses pada 03
Maret 2013.
Wilson, Badri. 2011. Performance Of Serum C Reactive Protein As A Screening
Test For Smear Negative Tuberculosis In An Ambulatory High Hiv
Prevalence
Population
(
Online
),
Tersedia
dari
:
http://www.plosone.org/article/info:doi/10.1371/journal.pone.0015248,
Diakses pada 15 November 2011.

xx

BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Tuberkulosis ( TB ) adalah penyakit menular yang disebabkan oleh bakteri
Mycobacterium tuberculosis ( M.tb ). Meskipun dapat menyerang hampir semua
organ tubuh, namun bakteri ini lebih sering menyerang organ paru ( 80 – 85 % )
( Depkes RI, 2008 ). M.tb bakteri berbentuk basil aerobik dengan ukuran sekitar
0,4 – 3 µm. Dinding sel bakteri ini terdiri dari lipid, protein dan polisakarida.
Mycobacteria kaya akan lipid termasuk asam mikolat ( asam lemak rantai panjang
C78 – C90 ), bahan lilin, dan pospatida. Dalam sel, lipid secara luas berikatan
dengan protein dan polisakarida. Lipid juga bertanggung jawab terhadap
kecepatan dalam pewarnaan tahan asam ( Jawetz, 2005 ).
Badan kesehatan dunia World Health Organization ( WHO ) memperkirakan
bahwa pada tahun 2006 terdapat 9,24 juta penderita TB paru diseluruh dunia.
Pada tahun 2007 jumlah penderita naik menjadi 9, 27 juta jiwa, dan hingga tahun
2009 angka penderita TB paru menjadi 9,4 juta jiwa. Dari jumlah tersebut, 1,8
juta jiwa meninggal. Setiap harinya terdapat 4.930 orang meninggal disebabkan
oleh TB paru ( Depkes, 2010 ). Di Indonesia jumlah kematian akibat TB paru
tahun 2008 menurun hingga 88.113 jiwa dari jumlah kasus penularan TB paru
yang berjumlah 534.439 jiwa. Sedangakan pada tahun 2009, kasus penularan TB
paru menurun mencapai jumlah 528.063 jiwa dan 236.029 untuk kasus TB paru
basil tahan asam ( BTA ) positif, akan tetapi angka kematian naik menjadi 91.368
jwa. Sedangkan prevalensi untuk semua kasus TB diperkirakan sebanyak 565.614

1

2

atau 244/100.000 penduduk. Angka kematian karena TB paru diperkirakan 91.368
per tahun atau setiap hari ada 250 orang meninggal ( Depkes RI, 2010 ).
Penularan TB biasanya melalui udara yaitu dengan inhalasi droplet nuklei
yang mengandung M.tb. Selama beberapa hari atau minggu setelah infeksi TB
primer, respon imun kompleks telah dipersiapkan oleh pejamu. Mekanisme
pertahanan spesifik terjadi 4-8 minggu dari infeksi berupa sensitisasi sel T
terhadap antigen spesifik. Sel T adalah mediator utama pertahanan imun melawan
M.Tb. Kuman M.tb dalam makrofag akan dipresentasikan ke sel T helper ( Th ) 1
melalui major histocompatibility complex ( MHC ) kelas II. Sel Th1 selanjutnya
mensekresi interferon ( IFN )ᵧ yang akan mengaktifkan makrofag sehingga dapat
menghancurkan kuman yang telah di fagosit. Sitokin IFNᵧ yang disekresi oleh
Th1 tidak hanya berguna untuk meningkatkan kemampuan makrofag meliliskan
kuman tetapi juga mempunyai efek penting lainnya yaitu merangsang sekresi
Tumor Necrosis Factor ( TNFα ) oleh sel makrofag. Hal ini terjadi karena
substansi aktif dalam komponen dinding sel kuman yaitu lipoarabinomannan
( LAM ) yang dapat merangsang sel makrofag memproduksi TNFα. Meskipun
banyak sitokin yang terlibat dalam respon terhadap TB, IFNᵧ memainkan peran
kunci dalam meningkatkan efek limfosit T terhadap makrofag alveolar. Sel Th1
dan sel natural killer ( NK ) menghasilkan IFNᵧ yang akan mengaktifkan
makrofag alveolar memproduksi berbagai macam substansi, diantaranya oksigen
reaktif dan nitrogen oksida. Kedua gas ini akan menghambat perumbuhan dan
membunuh kuman ( Aditama, 2006 ). Selama infeksi bakteri menghasilkan IFNᵧ,
selanjutnya akan menginduksi keluarnya TNFα yang merupakan substansi yang
dapat menginduksi hepar untuk mengeluarkan CRP ( Baratawidjaja, 2009 ).

3

Saat ini kriteria terpenting untuk menetapkan dugaan diagnosis TB adalah
berdasarkan pewarnaan tahan asam. Walau demikian, metode ini kurang sensitif,
karena baru memberikan hasil positif bila terdapat >103 organisme/ml sputum.
Kultur memiliki peran penting untuk menegakkan diagnosis TB karena
mempunyai sensitivitas dan spesifisitas yang lebih baik daripada pewarnaan tahan
asam. Kultur Lowenstein-Jensen (LJ) merupakan baku emas metode identifikasi
M.tb, dengan sensitivitas dan spesifisitas masing-masing 99% dan 100%, akan
tetapi waktu yang diperlukan untuk memperoleh hasil kultur cukup lama, yaitu
sekitar 8 minggu ( Saptawati, 2012 ).
C Reactive protein ( CRP ) merupakan salah satu protein fase akut, termasuk
golongan protein yang kadarnya dalam darah meningkat pada infeksi akut sebagai
imunitas nonspesifik ( Baratawidjaja, 2009). Pembentukan CRP akan meningkat
pada 4-6 jam , jumlahnya bahkan menjadi 2 kali lipat 8 jam setelah peradangan.
Kadar CRP akan terus meningkat seiring dengan proses inflamasi yang
mengakibatkan kerusakan jaringan. Apabila terjadi penyembuhan, akan terjadi
penurunan kadar CRP secara cepat oleh karena CRP mempunyai waktu paruh 4-7
jam. Kinetik metabolisme CRP sejalan dengan derajat peradangan dan derajat
penyembuhan yang terjadi ( Utama, 2012 ). CRP dapat dijadikan sebagai
pemeriksaan tambahan untuk menunjang diagnosis TB ( Bao, 2010 ).
Dengan dasar diatas, maka perlu dilakukan penelitian yang bertujuan untuk
mengetahui bagaimana perbandingan kadar CRP pada berbagai derajat bacterial
load pada penderita tuberkulosis paru kasus baru.

4

1.2 Rumusan Masalah
Bagaimana perbandingan kadar C Reactive protein pada berbagai derajat
bacterial load pada penderita tuberkulosis paru kasus baru?
1.3 Tujuan Penelitian
1.3.1

Tujuan Umum
Untuk mengetahui kadar C Reactive protein pada infeksi
Mycobacterium tuberculosis

1.3.2

Tujuan Khusus
Untuk mengetahui kadar C Reactive protein pada berbagai derajat
bacterial load pada penderita tuberkulosis paru kasus baru.

1.4 Manfaat Penelitian
1.4.1

Manfaat akademik
Digunakan sebagai referensi untuk penelitian selanjutnya yang
berhubungan dengan kadar C Reactive protein pada berbagai
derajat bacterial load pada penderita tuberkulosis paru.

1.4.2

Manfaat klinis
Sebagai bukti ilmiah yang menjelaskan tentang kadar C Reactive
protein pada berbagai derajat bacterial load pada penderita
tuberkulosis paru.

1.4.3

Manfaat bagi masyarakat
Memberikan pemahaman bagi masyarakat tentang pemeriksaan C
reactive protein yang dapat digunakan sebagai pemeriksaan
laboratorium tambahan dalam menentukan diagnosis tuberkulosis
paru.