Panguatan Tata Kelola Kurikulum

15 4. Pola pengajaran pasif menjadi pembelajaran aktif mencari pembelajaran siswa aktif mencari semakin diperkuat dengan model pembelajaran pendekatan sains. 5. Pola belajar sendiri menjadi belajar kelompok berbasis tim. 6. Pola pembelajaran alat tunggal menjadi pembelajaran berbasis alat multimedia. 7. Pola pembelajaran berbasis massal menjadi kebutuhan pelanggan siswa dengan memperkuat pengembangan potensi khusus yang dimiliki setiap peserta didik. 8. Pola pembelajaran ilmu pengetahuan tunggal monodiscipline menjadi pembelajaran ilmu pengetahuan jamak multidiscipline. 9. Pola pembelajaran pasif menjadi pembelajaran kritis.

G. Panguatan Tata Kelola Kurikulum

Sesuai dengan Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan No 70 tahun 2013 tentang kurikulum SMK, pelaksanaan kurikulum selama ini telah menempatkan kurikulum sebagai daftar mata pelajaran. Pendekatan Kurikulum 2013 Sekolah Menengah Pertama Madrasah Tsanawiyah diubah sesuai dengan kurikulum satuan pendidikan. Oleh karena itu dalam Kurikulum 2013 dilakukan penguatan tata kelola sebagai berikut : 1. Tata kerja guru yang bersifat individual diubah menjadi tata kerja yang bersifat kolaboratif. Guru merupakan faktor penting bagi pengelolaan kurikulum disekolah, bahkan sangat menentukan berhasil-tidaknya peserta didik dalam belajar. Oleh karena itu, pembelajaran harus sebanyak mungkin melibatkan peserta didik agar mereka mampu bereksplorasi untuk membentuk kompetensi dengan menggali berbagai potensi, dan kebenaran secara ilmiah. Dalam kerangka ilmiah perlunya kreatifitas guru, agar mereka mampu menjadi fasilitator, dan mitra belajar bagi peserta didik. Mulyasa, 2014a: 42. 2. Penguatan manajemen sekolah melalui penguatan kemampuan manajemen kepala sekolah sebagai pimpinan kependidikan. Kepemimpinan kepala sekolah merupakan salah satu faktor penentu yang dapat menggerakan semua sumber daya sekolah untuk dapat mewujudkan visi, misi, tujuan dan sasaran sekolah melalui program- program yang dilaksanakan secara terencana dan bertahap. Oleh karena itu, dalam mensukseskan implementasi Kurikulum 2013 diperlukan 16 kepala sekolah yang mandiri, dan professional dengan kemampuan manajemen serta kepemimpinan yang tangguh, agar mampu mengambil keputusan dan prakarsa untuk meningkatkan mutu sekolah. Kepemimpinan kepala sekolah diperlukan, terutama untuk memobilisasi sumber daya sekolah dalam kaitannya dengan perencanaan dan evaluasi program sekolah, pembelajaran, pengelolaan ketenagaan, sarana dan sumber belajar, keuangan, pelayanan siswa, serta hubungan sekolah dengan masyarakat Mulyasa, 2014a: 39. 3. Penguatan sarana dan prasarana untuk kepentingan manajemen dan proses pembelajaran. Kunci sukses selanjutnya yang menentukan keberhasilan implementasi Kurikulum 2013 adalah fasilitas dan sumber belajar yang memadai, agar kurikulum yang sudah dirancang dapat dilaksanakan secara optimal. Fasilitas dan sumber belajar yang perlu dikembangkan dalam mendukung suksesnya implementasi kurikulum antara lain labolatorium, pusat sumber belajar, dan perpustakaan, serta tenaga pengelola dan peningkatan kemampuan pengelolaanya. Fasilitas dan sumber belajar tersebut perlu didayagunakan seoptimal mungkin, dipelihara, dan disimpan dengan sebaik-baiknya. Mulyasa, 2014a: 49.

H. Karakteristik Kurikulum 2013