ANALISIS PELAKSANAAN KURIKULUM KTSP PROGRAM KEAHLIAN TEKNIK PEMESINAN DI SMK MURNI 1 SURAKARTA TAHUN AJARAN 20082009

Skripsi

Oleh :

MOHAMMAD NADZORI K2505021

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET

SURAKARTA 2009

BAB I PENDAHULUAN

A.Latar Belakang Masalah

Pendidikan merupakan suatu kegiatan pembelajaran yang mengharapkan peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta ketrampilan yang bermanfaat pada dirinya, masyarakat, bangsa dan Negara. Pendidikan berkaitan dengan dengan upaya peningkatan kualitas manusia serta diartikan sebagai usaha untuk memajukan taraf hidup manusia. Pendidikan dapat berlangsung di rumah, sekolah, dan masyarakat. Pendidikan berlangsung seumur hidup dan berlangsung dalam keluarga, sekolah, dan masyarakat. Penyelenggaraan pendidikan dapat dilakukan oleh pemerintah maupun pihak-pihak swasta, organisasi dan yayasan-yayasan yang berupaya mencapai tujuan pendidikan.

Tujuan pendidikan nasional menurut Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional (UUSPN ) No 20 tahun 2003 Bab II yang berbunyi : Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan watak

serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensipeserta didik agar menjadi manusia beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa,berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri dan menjadi warga Negara yang demokratis serta bertanggung jawab.

Bagi bangsa Indonesia berkaitan erat dengan upaya peningkatan kualitas sumber daya manusia yang diperlukan dalam pembangunan telah diupayakan sejak Negara Indonesia merdeka. Usaha pembangunan pendidikan seiring dengan perubahan manusia guna mewujudkan peranan pendidikan. Peranan pendidikan dalam pembangunan adalah mengembangkan kepribadian yang berjiwa luhur, bertanggung jawab dan memiliki motivasi yang kuat untuk berprestasi, memiliki ketrampilan profesional, serta berwawasan luas. Pendidikan telah memberi sumbangan cukup besar terhadap sarana kehidupan manusia menuju kehidupan yang lebih baik.

Perubahan dan kemajuan pembangunan diharapkan dapat membawa perubahan sosial yang lebih baik bagi masyarakat. Adanya perubahan-perubahan masyarakat dan Perubahan dan kemajuan pembangunan diharapkan dapat membawa perubahan sosial yang lebih baik bagi masyarakat. Adanya perubahan-perubahan masyarakat dan

Kurikulum yang diberlakuakan saat ini adalah Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP). Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan disusun dan dikembangkan berdasarkan Undang-Undang No.20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional (SPN), Peraturan Pemerintah (PP) No.19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan (SNP), Peraturan Mentri Pendidikan Nasional (Permendiknas) No.22 Tahun 2006 tentang Standar Isi (SI), Permendiknas No.23 Tahun 2006 tentang Standar Kompetensi Lulusan (SKL), Permendiknas No.24 Tahun 2006 tentang Pelaksanaan Standar Isi dan Standar Kompetensi Lulusan, serta Panduan Penyusunan Kurikulum yang dibuat oleh Badan Standar Nasional Pendidikan (BSNP). Kurikulum ini telah memberikan keleluasan bagi sekolah untuk menyusun tujuan pendidikan, struktur dan muatan kurikulum serta penjadwalan pendidikan sampai silabus pengajaran. Keleluasan ini hendaknya disikapi secara positif oleh sekolah sebagai wahana kreativitas sekolah dalam meningkatkan mutu pendidikan yang relevan dengan pembangunan daerah dan pusat. Melalui KTSP sekolah akan mengembangkan kurikulum berpusat pada potensi dan kebutuhan peserta didik dan kebutuhan di masyarakat.

Di samping itu kualitas pendidikan perlu disesuaikan dengan kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi. serta tuntutan perkembagnan pembangunan. Perlu pula dikembangkan kerja sama antar dunia pendidikan dengan dunia usaha dalam rangka pendidikan dan pelatihan untuk memenuhi kebutuhan tenaga kerja yang cakap dan terampil bagi pembangunan, sehingga tercipta keterpaduan dengan perencanaan tenaga kerja nasional .

Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) adalah jalur pendidikan formal yang nantinya mampu menyiapkan Sumber Daya Manusia yang cakap dan terampil. Hal ini sesuai dengan Permen Nomor 23 tahun 2006 yang menetapkan tujuan setiap satuan pendidikan salah satunya yaitu “Pendidikan Menengah Kejuruan yang terdiri atas

SMK/MAK bertujuan : meningkatkan kecerdasan, pengetahuan, kepribadian, akhlak mulia, serta ketrampilan untuk mandiri dan mengikuti pendidikan lebih lanjut sesuai dengan kejuruannya”(Hamid Hasan, 2008:113)

Sekolah Menengah Kejururan merupakan bagian dari masyarakat dan mempersiapkan lulusan untuk kehidupan di dalam masyarakat. Sehingga isi kurikulum dari setiap program studi hendaknya mencerminkan kondisi dan dapat memenuhi tututan serta kebutuhan masarakat di sekitarnya. Salah satu kekuatan yang ada dalam masyarakat adalah dunia usaha dan industri. Perkembangan dunia usaha dan industri sangat mempengaruhi isi kurikulum dari setiap program studi yang ada di Sekolah Menengah Kejuruan. Sekolah Menengah Kejuruan tidak sekedar menyiapkan peserta didik untuk hidup, tetapi juga untuk bekerja dan berusaha. Jenis pekerjaan dan industri yang ada di dalam masyarakat telah menuntut persiapan dari setiap program studi di Sekolah Menengah Kejuruan. Demikian juga dengan program keahlian teknik pemesinan, isi kurikullum hendaknya mencerminkan kondisi dan dapat memenuhi tuntutan serta kebutuhan dunia usaha dan industri.

Program keahlian teknik pemesinan telah menyediakan sejumlah mata pelajaran yang terbagi dalam tiga kelompok yaitu program normatif, program adaptif, dan program produktif. Program normatif berisi sejumlah mata pelajaran yang berlaku secara nasional. Sedangkan program adaptif dan produktif merupakan progam kejuruan yang merupakan ciri dari sejumlah mata pelajaran yang erat kaitannya dengan spesialisai keguruan dari setiap program studi kejuruan, dan dapat menyiapkan lulusan untuk mengisi kebutuhan dunia usaha dan industri dalam lingkup keahlian teknik pemesinan. Berdasarkan uraian

tesebut menimbulkan keinginan untuk menganalisis tentang “PELAKSANAAN KURIKULUM KTSP PROGRAM KEAHLIAN TEKNIK PEMESINAN DI SMK MURNI I SURAKARTA TAHUN AJARAN 2008/2009”

B. Perumusan Masalah

Berdasarkan uraian pada latar belakang masalah dalam penelitian kualitatif,perumusan masalah lebih ditekankan untuk mengungkap aspek kualitatif. Dalam penelitian ini merumuskan masalah sebagai berikut:

1. Apa yang menjadi dasar pelaksanaan kurikulum KTSP?

2. Bagaimana pelaksanaan kurikulum KTSP program keahlian teknik pemesinan tahun ajaran 2008/2009?

3. Kendala-kendala apa sajakah yang muncul dalam pelaksanaan kurikulum KTSP program keahlian teknik pemesinan tahun ajaran 2008/2009?

4. Usaha-usaha apa sajakah yang dilakukan untuk menanggulangi kendala yang muncul dalam pelaksanaan kurikulum KTSP program keahlian teknik pemesinan tahun ajaran 2008/2009?

C. Tujuan Penelitian

Adapun tujuan penelitian yang diharapkan dapat tercapai sebagai berikut :

1. Untuk mengetahui dasar dari pelaksanaan kurikulum KTSP.

2. Mendeskripsikan pelaksanaan kurikulum KTSP program keahlian teknik pemesinan tahun ajaran 2008 / 2009.

3. Untuk mengetahui kendala-kendala yang muncul dalam pelaksanaan kurikulum KTSP program keahlian teknik pemesinan tahun ajaran 2008/2009.

4. Untuk mengetahui usaha-usaha yang dilakukan dalam menanggulangi kendala dalam pelaksanaan kurikulum KTSP program keahlian teknik pemesinan tahun ajaran 2008/2009.

D. Manfaat Penelitian

Penelitian diharapkan dapat menghasilkan informasi yang rinci, akurat dan aktual sehingga dapat bermanfaat antara lain sebagai berikut :

1. Manfaat Teoritis Dari hasil penelitian ini diharapkan dapat berguna untuk mengembangkan ilmu pendidikan khususnya upaya pengembangan kajian kurikulum KTSP dan dapat dijadikan sebagai dasar teoritis untuk pengembangan penelitian lebih lanjut yang sejenis.

2. Manfaat Praktis Untuk memberikan bahan dan masukan kepada lembaga pendidikan SMK dan pihak-pihak yang terkait dalam pengembangan kurikulum KTSP serta memberikan bahan pertimbangan bagi guru dalam proses belajar mengajar untuk mencapai tujuan.

BAB II LANDASAN TEORI

A. KAJIAN PUSTAKA

1. Tinjauan Tentang Kurikulum

a. Pengertian Kurikulum Istilah “kurikulum” memiliki berbagai tafsiran yang dirumuskan oleh pakar dalam bidang pengembangan kurikulum sejak dari dahulu sampai dewasa ini. Tafsiran tersebut berbeda-beda antara satu dengan lainnya, sesuai dengan titik berat inti dan pandangan dari pakar bersangkutan. Istilah kurikulum berasal dari bahasa latin, yakni “curriculae” artinya jarak yang harus ditempuh oleh seorang pelari. Banyak para ahli pendidikan dan ahli kurikulum yang membatasi pengertian kurikulum.

Menurut Burhan Nurgiyanto (1988:3) berpendapat “kurikulum sebagai sejumlah mata pelajaran atau ilmu pengetahuan yang ditempuh atau dikuasai untuk mencapai suatu tingkat tertentu atau ijazah”. Sejalan dengan Pendapat David patt (1980:4) mendefinisikan kurikulum secara sederhana, yaitu “ sebagai seperangkat orgaisasi pendidikan formal atau pusat-pusat latihan”. Winarno Surachmad (1977:5) menyatakan bahwa “kurikulum sebagai suatu program pendidikan yang direncanakan dan dilaksanakan untuk mencapai sejumlah tujuan pendidikan tertentu”.

Pendapat Oemar Hamalik (2006:10) menyebutkan bahwa “kurikulum adalah program pendidikan yang disediakan oleh lembaga pendidikan (sekolah) bagi siswa”. Kurikulum sebagai alat untuk mencapai tujuan pendidikan yaitu pembentukan manusia yang sesuai dengan filsafah hidup bangsa memegang peranan penting dalam suat sistem pendidikan.(Muhammad Joko Susilo, 2007:9)

Dalam Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional No.20 Tahun 2003 pada bab

I pasal 1 ayat 19 disebutkan bahwa “kurikulum adalah seperangkat rencana dan pengaturan mengenai tujuan, isi, dan bahan pelajaran serta cara yang digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan tertentu”.

Berdasarkan pendapat di atas, maka dapat disimpulkan bahwa kurikulum adalah seperangkat rencana dan pengaturan mengenai isi, tujuan dan bahan pelajaran serta waktu yang digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan belajar mengajar. Kurikulum merupakan salah satu komponen utama dalam usaha mengembangkan potensi peserta didik melalui program pendidikan.

b. Fungsi Kurikulum Mengenai fungsi kurikulum dapat ditinjau dari tujuh segi, yaitu fungsi kurikulum dalam rangka mencapai tujuan pendidikan, fungsi kurikulum bagi anak, fungsi kurikulum bagi guru, fungsi kurikulum bagi kepala sekolah dan pembina sekolah, fungsi kurikulum bagi orang tua murid, fungsi kurikulum bagi sekolah pada tingkatan atasnya, dan fungsi kurikulum bagi masyarakat dan pemakai lulusa sekolah (Muhammad Joko Susilo, 2007:83).

1.Fungsi kurikulum dalam rangka mencapai tujuan pendidikan Kurikulum merupakan alat atau usaha untuk mencapai tujuan-tujuan pendidikan yang diinginkan oleh sekolah yang dianggap cukup tepat dan penting untuk dicapai. Dengan kata lain bila tujuan yang diinginkan tidak tercapai maka orang cenderung untuk meninjau kembali alat yang digunakan untuk mencapai tujuan tersebut.

2.Fungsi kurikulum bagi Anak Kurikulum sebagai organisasi belajar tersusun yang disiapkan untuk siswa sebagai salah satu konsumsi bagi pendidikan mereka. Dengan begitu diharapkan akan mendapat sejumlah pengalaman baru yang kelak kemudioan hari dikembangkan seiring dengan perkembangaan anak.

3.Fungsi kurikulum bagi Guru Ada tiga macam, yaitu: a). Sebagai pedoman kerja dalam menyusun dan mengorganisir pengalaman belajar bagi peserta didik. b). Sebagai pedoman untuk evaluasi terhadap perkembangan anak dalam ramgka menyerap sejumlah pengalaman yang diberikan. c). Sebagai pedoman untuk mengatur kegiatan pendidikan dan pengajaran.

4.Fungsi kurikulum bagi Kepala Sekolah dan Pembina Sekolah Dalam arti: a). Sebagai pedoman dalam mengadakan fungsi supervise yaitu memperbaiki situasi belajar.b). Sebagai pedoman dalam melaksanakan supervisidalam menciptakan situasi untuk menunjang situasi belajar anak kea rah yang lebih baik. c). Sebagai pedoman dalam melaksanakan supervise dalam memberikan bantuan kepada guru untuk memperbaiki situasi mengajar. d). Sebagai pedoman untuk mengembangkan kurikulum lebih lanjut, dan e). Sebagai pedoman untuk mengadakan evaluasi kemajuan belajar mengajar.

5.Fungsi kurikulum bagi Orang Tua Murid

Maksudnya orang tua murid turut serta membantu usaha sekolah dalam memajukan putra-putrinya. Bantuan orang tua ini dapat melalui konsultasi langsung dengan sekolah /guru, dana, dan sebagainya.

6.Fungsi kurikulum bagi Sekolah pada Tingkatan di atasnya Ada dua jenis berkaitan dengan fungsi ini yaitu pemeliharaan keseimbangan proses pendidikan dan penyiapan tenaga guru.

7.Fungsi kurikulum bagi Masyarakat dan Pemakai lulusan sekolah Sekurang-kurangnya ada dua hal yang bisa dilakukan dalam fungsi ini yaitu pemakai lulusan ikut memberikan bantuan guna memperlancar pelaksanaan program pendidikan yang membutuhkan kerja sama dengan pihak orang tua / masyarakat. Dan ikut memberikan kritik / saran yang membangun dalam rangka menyempurnakan program pendidikan di sekolah agar bias lebih serasi dengan kebutuhan masyarakat dan lapangan kerja.

c. Komponen Kurikulum kurikulum merupakan sebuah sistem. Sebagai suatu sistem, ia pasti mempunyai bagian-bagian atau komponen-komponen yang saling mendukung dan membentuk satu kesatuan yang tidak terpisahkan. Komponen kurikulum yang utama adalah tujuan, isi atau materi, proses atau sistem penyampaian dan media, serta evaluasi. Setiap komponen kurikulum merupakan kesatuan yang mempunyai pengaruh timbal balik antara satu dengan lainnya. Sesuai dengan pendapat Winarno Surachmad (1977:9) bahwa “ Kurikulum sebagai suatu program pendidikan yang direncanakan dan akan direncanakan mempunyai komponen-komponen yaitu : tujuan, isi, organisasi dan strategi”. Sedangkan menurut Nana Syaodih Sukmadinata, (1999 :102) bahwa “ Unsur atau komponen- komponen dari anatomi tubuh kurikulum yang utama adalah tujuan, isi atau materi, proses penyampian dan media serta evaluasi”.

Berdasarkan uraian di atas tersebut dapat diketahui bahwa komponen-komponen kurikulum terdiri dari :

1. Komponen Tujuan Tujuan merupakan hal paling penting dalam proses pendidikan, yakni yang dicapai secara menyeluruh, yang meliputi tujuan domain kognitif, domain afektif, dan domain psikomotor. Domain kognitif merupakan tujuan yang diinginkan yang mengarah pada perkembangan akal dan intelektual peserta didik, sedangkan domain afektif mengarah pada sikap peserta didik, serta domain psikomotor mengarah pada perkembangan ketrampilan jasmani peserta didik.

Tujuan pendidikan yang berkaitan erat dngan perwujudan domain-domain peserta didik diupayakan melalui suatu proses pendidikan yakni meliputi :

a. Tujuan Pendidikan Nasianal

b. Tujuan Institusional

c. Tujuan kurikuler

d. Tujuan Instruksional yang terdiri atas tujuan Instruksional umum dan khusus.(Abdullah Idi, 2007:51)

2. Komponen Isi dan Struktur Program atau Materi Komponen isi dan struktur program atau materi merupakan materi yang diprogramkan untuk mencapai tujuan pendidikan yang telah ditetapkan. Isi atau materi yang dimaksud berupa materi bidang-bidang studi yang disesuaikan dengan jenis, jenjang dan jalur pendidikan yang ada. Bidang-bidang studi trersebut telah dicantumkan dalam struktur program kurikulum suatu sekolah.

3. Komponen Media atau Sarana dan Prasarana Media merupakan alat bantu untuk memudahkan dalam mengaplikasi isi kurikulum agar lebih mudah dimengerti oleh peserta didik dalam proses belajar mengajar. Memilih alat media merupakan suatu hal yang dituntut bagi seorang pendidik (guru) agar materi yang ditransfernya bisa berjalan sebagaimana mestinya, dan tujuan pengajaran dari proses belajar mengajar yang ada diharapkan bisa tercapai dengan baik.

4. Komponen Strategi Belajar mengajar Strategi menunjuk pada pendekatan, metode dan peralatan mengajar yang diperlukan dalam pengajaran. Dengan menggunakan strategi yang tepat, diharapkan hasil yang diperoleh dalam proses belajar mengajar dapat memuaskan bagi pendidik maupun peserta didik. Strategi pelaksanaan dapat dilihat dalam cara yang ditempuh dalam melaksanakan pengajaran, penilaian, bimbingan dan konseling, pengaturan kegiatan sekolah secara keselutuhan, pemilihan metode, alat atau media pengajaran dan sebagainya.

5. Komponen Proses Belajar Mengajar Komponen ini sangat penting dalam suatu proses pengajaran atau pendidikan. Tujuan akhir dari proses belajar mengajar adalah terjadinya perubahan dalam tingkah 5. Komponen Proses Belajar Mengajar Komponen ini sangat penting dalam suatu proses pengajaran atau pendidikan. Tujuan akhir dari proses belajar mengajar adalah terjadinya perubahan dalam tingkah

Dalam kaitannya dengan kemampuan guru dalam menciptakan suasana pengajaran yang kondusif agar efektivitas tercipta dalam proses pengajaran, guru perlu memusatkan kepribadiannya dalam mengajar, menerapkam metode mengajarnya, memusatkan pada proses dengan produknya dan pada kompetensi yang relevan.

6. Komponen Evaluasi atau Penilaian Untuk melihat sejauh mana keberhasilan dalam pelaksanaan kurikulum, diperlukan evaluasi. Evaluasi mempunyai hubungan erat dengan komponen lainnya, sehinggsa evalusi dijadikan alat ukur untuk menentukan tujuan kurikulum, materi atau bahan serta proses belajar mengajar. Evaluasi tidak hanya untuk mmperlihatkan sejauh mana tingkat prestasi peserta didik, tetapi juga sebagai sumber input dalam upaya perbaikan dan pembaruan suatu kurikulum.

2. Tinjauan Kurikulum SMK

a. Pengertian Sekolah Menengah Kejuruan Menurut penjelasan Undang-Undang No.20 Tahun 2003 pasal 15 menyebutkan bahwa “Pendidikan kejuruan merupakan pendidikan menengah yang mempersiapkan peserta didik terutama untuk bekerja dalam bidang tertentu.” Sedangkan menurut http://id.wikipedia.org/wiki/SMK menjelaskan “Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) adalah salah satu bentuk satuan pendidikan formal yang menyelenggarakan pendidikan kejuruan pada jenjang pendidikan menengah sebagai lanjutan dari SMP, MTs, atau bentuk lain yang sederajat atau lanjutan dari hasil belajar yang diakui sama/setara SMP/MTs.”

Dari uraian di atas tersebut dapat disimpulkan bahwa Sekolah Menengah Kejuruan merupakan pendidikan menengah yang diselenggarakan untuk melanjutkan dan memperluas pendidikan dasar serta menyiapkan peserta didiknya untuk menjadi anggota masyarakat yang memiliki kemampuan mengadakan dan mengembangkan kemampuannya lebih lanjut dalam dunia kerja yaitu mampu bekerja secara mandiri / mengisi lowongan pekerjaan yang ada sebagai tenaga kerja tingkat menengah sesuai dengan keahlian dan ketrampilan.

Masa pendidikan Sekolah Menengah Kejururan adalah tiga tahun. Lulusan dari Sekolah Menengah Kejuruan diharapkan dapat langsung bekerja juga diberi kesmpatan untuk melanjutkan ke perguruan tinggi sesuai dengan programnya.

Jalur pendidikan Sekolah Menengah Kejuruan mengutamakan pengembangkan peserta didik untuk melaksanakan jenis pekerjaan-pekerjaan tertentu. Pendidikan kejuruan dapat diklasifikasikan dalam jenis pendidikan khusus (specialized education) karena kelompok pengajaran atau program yang disediakan hanya dipilih oleh orang- orang yang memiliki minat khusus untuk mempersiapkan dirinya bagi lapangan pekerjaan di masa mendatang. Agar hal tersebut dapat dicapai maka pendidikan kejuruan dimaksudkan menyiapkan sumber daya manusia yang berkualitas yang dibutuhkan dalam dunia usaha dan industri.

b. Kurikulum SMK 1999 berdasarkan keputusan Mentri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 080/U/1993 berisi tentang kurikulum SMK, diantaranya berisi landasan, program dan pengembangan kurikulum. Pada landasan tersebut dikemukakan kurikulum Sekolah Menengah Kejuruan dirancang dan disusun secara dinamis dan fleksibel, agar mampu mengantisipasi sekaligus mengikuti perkembangan yang terjadi.

Kurikulum SMK 1999 terdiri atas tujuan yang hendak dicapai, susunan program dan mata pelajaran-mata pelajaran yang harus dipelajari serta deskripsi singkat lingkup materi setiap mata pelajaran. Beberapa kekhususan Garis-Garis Besar Progem Pendidikan dan Pelatihan (GBPP) kurikulum SMK ini merupakan refleksi dari ketentuan-ketentuan baru dalam UU Nomor 2 tahun 1989 tentang Sistem Pendidikan Nasional Indonesia, PP Nomor 29 tahun 1990 tentang Pendidikan Menengah, ketentuan-ketentuan lain yang terkait dengan kebijakan Depdikbud. Kebijakan Depdikbud tahun 1993 berkenaan dengan kurikulum SMK 1999 memiliki kekhususan yaitu :

3. Mengacu pada upaya menyiapkan siswa untuk menjadi tenaga kerja yang lebih sesuai dengan tuntutan kebutuhan pembangunan nasional

4. Membuat kerangka umum program pembelajaran berdasarkan standar minimal yang harus dikuasai tamatan

5. Memberikan kepada guru-guru di SMK untuk mengembangkan pola dan strategi pembelajaran secara inovatif

Selain itu dalam pelaksanaan kurikulum SMK 1999 dapat berjalan dengan sesuai yang diharapkan maka disusunlah buku “Pedoman Pelaksanaan Kurikulum SMK” Edisi 1999 yang menganut prinsip sebagai berikut :

1. Berbasis luas, kuat dan mendasar

2. Berbasis kompetensi

3. Pembelajaran tuntas

4. Berbasis ganda; dilaksanakan di sekolah dan dunia usaha/industri

5. Perkuatan kemampuan daya saing dan kemandirian pengembangan diri tamatan

c. Kurikulum SMK 2004 Kurikulum 2004 merupakan penyempurnaan dari kurikulum 1999 sebagai bagian dari rencana jangka panjang upaya untuk lebih meningkatkan kualitas lulusan sekolah. Dengan kurikulum ini diharapkan semua jajaran pendidikan lebih mampu mengembangkan potensi peserta didik sehingga siap bekerja, membentuk pribadi yang mandiri, mampu menempatkan diri sebagai bagian dari masyarakat dan warga Negara dan hamba Tuhan Yang Maha Esa.

Kurikulum 2004 yang dikenal dengan Kurikulum Berbasis Kompetensi (KBK) dapat diartikan sebagai suatu konsep kurikulum yang menekankan pada pengembangan kemampuan melakukan (kompetensi) tugas-tugas dengan standar perfomansi tertentu sehingga hasilnya dapat dirasakan oleh peserta didik, berupa penguasaan terhadap seperangkat kompetensi tertentu. KBK diarahkan untuk mengembangkan pengetahuan, pemahaman kemampuan, nilai, sikap, dan minat peserta didik agar dapat melakukan sesuatu dalam bentuk kemahiran, ketepatan, dan keberhasilan dengan penuh tanggung jawab.( E. Mulyasa,2002:39)

Pendidikan menengah kejuruan adalah pendidikan yang menyiapakan peserta didik menjadi manusia yang produktif yang dapat langsung bekerja pada bidangnya setelah melalui pendidikan dan pelatihan berbasis kompetensi. Kurikulum SMK 2004 dikembangkan dengan memperhatikan berbagai dinamika, kebutuhan masyarakat, serta tututan dan kebutuhan dunia usaha dan industri.

Kurikulum SMK 2004 disusun berdasarkan UUD 1945, UU RI Nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, Keputusan Mentri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 0490/U/1992 tentang Sekolah Menenagah Kejuruan, Keputusan Mentri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 323/U/1997 tentang penyelenggaraan Pendidikan Sistem Ganda pada Sekolah Menengah Kejuruan. Dan ketentuan-ketentuan yang lain yang berkaitan dengan Sistem Pendidikan Nasional Indonesia pada umumnya dan Pendidikan Menengah Kejuruan pada khususnya. Dalam pelaksanaan Kurikulum tersebut, Depdiknas mengemukaan bahwa Kurikulum Berbasis Kompetensi memiliki karakteristik sebagai berikut :

1. Menekankan pada ketercapaian kompetensi siswa baik secara individual maupun klasikal.

2. Beroriantasi pada hasil belajar (learning outcome) dan keberagaman.

3. Penyampaian dalam pembelajaranmenggunakan pedekatan dan metode yang bervariasi.

4. Sumber belajar bukan hanya guru, tetapi juga sumber belajar lainnya yang memenuhi unsur edukatif.

5. Penilaian menekankan pada proses dan hasil belajar dalam upaya penguasaan atau pencampaian suatu kompetensi.( E.Mulyasa, 2002:42)

Sesuai dengan UU Sisdiknas Nomor 20 tahum 2003 pasal 15, Sekolah Menengah Kejuruan dalam penyusunan Kurikulum SMK 2004 mempunyai tujuan khusus sebagai berikut :

1. Menyiapkan peserta didik agar menjadi manusia yang produktif, mampu bekerja mandiri, mengisi lowongan pekerjaan yang ada di dunia usaha dan dunia industri sebagai tenaga kerja tingkat menengah sesuai dengan kompetensi dalam program Keahlian yang dipilihnya.

2. Menyiapkan peserta didik agar mampu berkarier, ulet dan gigih dalam kompetensi, beradaptasi di lingkungan kerja, dan mengembangkan professional dalam bidang keahlian yang diminati.

3. Membekali peserta didik dengan ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni, agar mampu mengembangkan diri di kemudian haru baik secara mandiri maupun 3. Membekali peserta didik dengan ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni, agar mampu mengembangkan diri di kemudian haru baik secara mandiri maupun

d. Kurikulum SMK 2006 Kurikulum 2006 merupakan sebutan lain dari Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP). Menurut E. Mulyasa (2007:20) berpendapat bahwa “Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan merupakan strategi pengembangan kurikulum untuk mewujudkan sekolah yang efektif, produktif, dan berprestasi”. KTSP memberi keleluasan penuh setiap sekolah mengembangkan kurikulum dengan tetap mempertimbangkan potensi sekolah dan potensi daerah sekitar.

Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan merupakan hasil penegasan dari kebijakan desentralisasi yaitu memberikan peluang yang sebesar-besarnya kepada daerah untuk berkembang. KTSP yang disusun dan dikembangkan oleh masing-masing satuan pendidikan bisa berbeda antara satu sekolah dengan sekolah lainnya, karena disesuaikan dengan karakteristik, kondisi dan potensi sekolah, serta peserta didik masing-masing. Namun dengan demikian, bukan berarti satuan pendidikan dapat menyusun dan mengembangkan kurikulum tanpa menggunakan acuan. Kurikulum yang disusun dan dikembangkan harus tetap mengacu pada Standar Nasioanal Pendidikan yaitu meliputi: Standar Isi (SI) dan Standar Kompetensi Lulusan (SKL). Sebagaimana yang dinyatakan dalam Peraturan Pemerintah No.19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan “Kurikulum pada pendidikan dasar dan menengah disusun dan dikembangkan oleh satuan pendidikan dengan mengacu pada Standar Isi (SI) dan Standar Kompetensi Lulusan (SKL) serta berpedoman pada panduan menyusun KTSP yang disusun oleh Badan Standar Nasioanl Pendidikan (BSNP)”.

Peraturan Mentri No. 22 Tahun 2006 tentang Standar Isi mencakup :

1. Kerangka dasar dan Struktur kurikulum yang merupakan pedoman dalm penyusunan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan.

2. Bahan belajar bagi peserta didik pada satuan pendidikan dasar dan menengah.

3. KTSP yang akan dikembangkan oleh satuan pendidikan berdasarkan panduan penyusunan kurikulum sebagai bagian yang tidak terpisahkan dari Standar Isi.

4. Kalender pendidikan untuk penyelenggaraan pendidikan pada satuan pendidikan jenjang pendidikan dasar dan menengah.

Di samping Standar Isi (SI), Standar Kompetensi Lulusan (SKL) sebagaimana yang tertuang dalam Peraturan Mentri Pendidikan No.23 Tahun 2006 juga merupakan salah satu acuan dalam penyusunan dan pengembangan KTSP oleh satuan pendidikan. Standar Kompetensi Lulusan (SKL) seperti yang tertuang dalam pasal 1 Peraturan Mentri Pendidikan Nasional No.23 Tahun 2006 juga digunakan sebagai pedoman penilaian dalam menentukan kelulusan peserta didik. Secara keseluruhan Standar Kompetensi Lulusan mencakup :

1. Standar kompetensi lulusan satuan pendidikan dasar dan menengah.

2. Standar kompetensi lulusan minimal kelompok mata pelajaran.

3. Standar kompetensi lulusan mata pelajaran. Struktur kurikulum yang ditetapkan melalui Peraturan Mentri Pendidikan Nasional No.22 tahun 2006 memuat berbagai mata pelajaran untuk setiap satuan pendidikan dengan jam belajar untuk setiap semester.

Bagi Sekolah Menengah Kejuruan (SMK), Peraturan Mentri (Permen) yang sama menentukan sesuatu yang berbeda dari sekolah umum. Selain jumlah mata pelajaran dinyatakan disesuaikan dengan kebutuhan program tetapi juga pengelompokan mata pelajaran dibedakan dari sekolah umum. Di dalam penyusunan kurikulum SMK mata pelajaran dibagi ke dalam tiga kelompok, yaitu kelompok normatif, adatif, dan produktif. Kelompok normatif adalah mata pelajaran yang dialokasikan secara tetap yang meliputi Pendidikan Agama, Pendidikan Kewarganegaraan, Bahasa Indonesia, Pendidikan Jasmani Olah raga dan Kesehatan, dan Seni Budaya. Kelompok adaptif terdiri atas mata pelajaran Bahasa Inggris, Matematika, IPA, IPS, Ketrampilan Komputer dan Pengelolaan Informasi, dan Kewirausahaan. Kelompok produktif terdiri atas sejumlah mata pelajaran yang dikelompokan dalam Dasar Kompetensi kejuruan dan Kompetensi Kejuruan. Kelompok adaptif dan produktif adalah mata pelajaran yang dialokasikan waktunya disesuaikan dengan kebutuhan program keahlian, dan dapat diselenggarakan dalam blok waktu atau alternatif lain.

Melalui Peraturan Mentri (Permen) Diknas Nomor 23 tahun 2006 ditetapkan SKL Satuan Pendidikan (SKL-SP) dan SKL Mata Pelajaran (SKL-MP) untuk setiap satuan pendidikan. Dasar akademik bagi penetapan SKL Satuan Pendidikan adalah tujuan pendidikan dari setiap satuan pendidikan. Pada lampiran Peraturan Mentri Pendidikan

Nasional No.23 tahun 2006 tanggal 23 Mei 2006 bagian A. Standar Kompetensi Lulusan Satuan Pendidikan Nomor 3 termaktub sebagai berikut :

Standar Kompetensi Lulusan Satuan Pendidikan (SKL-SP) dikembangkan berdasarkan tujuan setiap satuan pendidikan, yakni: Pendidikan Menengah Kejuruan yang terdiri atas SMK/MAK bertujuan: Meningkatkan kecerdasan, pengetahuan, kepribadian, akhlak mulia, serta keterampilan untuk hidup mandiri dan mengikuti pendidikan lebih lanjut sesuai dengan kejuruannya.

Sedangkan Standar Kompetensi Lulusan Kurikulum 2006 pada Satuan Pendidikan Kejuruan sebagai berikut :

1. Berperilaku sesuai dengan ajaran agama yang dianut sesuai dengan perkembangan remaja

2. Mengembangkan diri secara optimal dengan memanfaatkan kelebihan diri serta memperbaiki kekurangannya

3. Menunjukkan sikap percaya diri dan bertanggung jawab atas perilaku, perbuatan, dan pekerjaannya

4. Berpartisipasi dalam penegakan aturan-aturan sosial

5. Menghargai keberagaman agama, bangsa, suku, ras, dan golongan sosial ekonomi dalam lingkup global

6. Membangun dan menerapkan informasi dan pengetahuan secara logis, kritis, kreatif, dan inovatif

7. Menunjukkan kemampuan berpikir logis, kritis, kreatif, dan inovatif dalam pengambilan keputusan

8. Menunjukkan kemampuan mengembangkan budaya belajar untuk pemberdayaan diri

9. Menunjukkan sikap kompetitif dan sportif untuk mendapatkan hasil yang terbaik

10. Menunjukkan kemampuan menganalisis dan memecahkan masalah kompleks

11. Menunjukkan kemampuan menganalisis gejala alam dan sosial

12. Memanfaatkan lingkungan secara produktif dan bertanggung jawab

13. Berpartisipasi dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara secara demokratis dalam wadah Negara Kesatuan Republik Indonesia

14. Mengekspresikan diri melalui kegiatan seni dan budaya

15. Mengapresiasi karya seni dan budaya

16. Menghasilkan karya kreatif, baik individual maupun kelompok

17. Menjaga kesehatan dan keamanan diri, kebugaran jasmani, serta kebersihan lingkungan

18. Berkomunikasi lisan dan tulisan secara efektif dan santun

19. Memahami hak dan kewajiban diri dan orang lain dalam pergaulan di masyarakat

20. Menghargai adanya perbedaan pendapat dan berempati terhadap orang lain

21. Menunjukkan keterampilan membaca dan menulis naskah secara sistematis dan estetis

22. Menunjukkan keterampilan menyimak, membaca, menulis, dan berbicara dalam bahasa Indonesia dan Inggris

23. Menguasai kompetensi program keahlian dan kewirausahaan baik untuk memenuhi tuntutan dunia kerja maupun untuk mengikuti pendidikan tinggi sesuai dengan kejuruannya

Sesuai dengan keputusan Direktur Jendral Manajemen Pendidikan Dasar dan Menengah Departemen Pendidikan Nasional Nomor : 251/C/KEP/MN/2008, tanggal 22 Agustus 2008 menimbang bahwa berdasarkan Peraturan Mentri Pendidikan Nasional Nomor 22 Tahun 2006 tentang Standar Isi penentuan jurusan atau program studi keahlian pada Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) mengacu pada spektrum keahlian pendidikan menengah kejuruan yang diatur oleh direkorat teknis. Mengingat bahwa UU RI No 20 Th 2003 tentang Sistem Pendidikan Staandar Nasional, PP RI No 19 Th 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan, Permen Diknas No 22, 23, 24 Tahun 2006 tentang Standar Isi, Standar Kompetensi Lulusan, serta Standar Pelaksanaan Standar Isi dan Standar Kompetensi Lulusan, memutuskan bahwa spektrum keahlian pendidikan menengah kejuruan memuat bidang keahlian, program studi, kompetensi keahlian dan deskripsi setiap kompetensi keahlian. Spektrum yang dimaksud merupakan acuan dalam menyelenggarakan bidang studi/program studi/kompetensi keahlian pada SMK.

Bidang studi keahlian yang telah diputuskan oleh Direktur Jendral Manajemen Pendidikan Dasar dan Menengah Departemen Pendidikan Nasional Nomor : 251/C/KEP/MN/2008 sebagai berikut :

1. Teknologi dan Rekayasa

2. Teknologi Informasi dan Komunikasi

3. Kesehatan

4. Seni, Kerajinan, dan Pariwisata

5. Agrobisnis dan Agroteknologi

6. Bisnis dan Manajemen Di dalam bidang studi keahlian Teknologi dan Rekayasa memuat beberapa program meliputi : Teknik Bangunan,Teknik Blaming dan Sanitasi, Teknik Survei dan Pemetaan, Teknik Ketenagalistrikan, Tekink Pendingin dan Tata Udara, Teknik Mesin serta Teknik Otomotif. Pada Teknik Mesin terdapat kompetensi Teknik pemesinan.

Dalam kekhususan kurikulum SMK ini memiliki harapan memberikan peluang tumbuhnya potensi Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) untuk mandiri dan bertanggung jawab dalam mengembangkan program pembelajaran yang sesuai dengan kondisi dan kebutuhan setempat dengan tetap mengikuti standar yang ditetapkan secara nasional.

3. Tinjauan Kurikulum KTSP Bidang Teknologi dan Rekayasa

Program Keahlian Teknik Pemesinan

a. Pengertian Teknik Pemesinan Menurut Balai Pelatihan Pendidikan Kejuruan ( BPPK) yang terkutib dalam EDU 2000-BPPK Sunday 31 august 2008 Menjelaskan bahwa “Teknik Pemesinan atau Teknik Mekanik adalah ilmu teknik mengenai aplikasi dari prinsip fisika untuk analisa, desain, manufaktur dan pemeliharaan sebuah sistem mekani. Ilmu ini membutuhkan pengertian mendalam atas konsep utama dari cabang ilmu mekanik, kinematik, termodinamik dan energi. Ahli atau pakar dari teknik mesin biasanya disebut sebagai insinyur (teknik mesin), yang memanfaatkan pengertian atas ilmu teknik ini dalam mendesain dan menganalisa pembuatan kendaraan, pesawat, pabrik industri, peralatan dan mesin industri dan lain sebagainya. teknik mesin biasanya terdiri dari konstruksi, konversi energi dan metalurgi”.

Penamaan bidang keahlian dan program keahlian pada Kurikulum SMK 2006 dikembangkan mengacu pada nama bidang dan program keahlian yang berlaku pada

Kurikulum SMK 2004. Jenis keahlian baru diwadahi dengan jenis program keahlian baru atau spesialisasi baru pada program keahlian yang relevan. Jenis bidang dan program keahlian ditetapkan oleh Direktur Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah.

b. Tujuan Program Keahlian Teknik Pemesinan Dalam Bidang Bidang Teknologi dan Rekayasa Program Keahlian teknik Pemesinan yang diselenggarakan oleh Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) bertujuan untuk :

1. meningkatkan keimanan dan ketaqwaan peserta didik

2. mendidik peserta didik agar menjadi warga negara yang bertanggung jawab

3. mendidik peserta didik agar dapat menerapkan hidup sehat, memiliki wawasan pengetahuan dan seni

4. mendidik peserta didik dengan keahlian dan keterampilan dalam Program Keahlian Teknik Proses Pemesinan agar dapat bekerja baik secara mandiri atau mengisi lowongan pekerjaan yang ada di dunia usaha dan dunia industri sebagai tenaga kerja tingkat menengah

5. mendidik peserta didik agar mampu memilih karir, berkompetisi, dan mengembangkan sikap profesional dalam Program Keahlian Teknik Proses Pemesinan

6. membekali peserta didik dengan ilmu pengetahuan dan keterampilan sebagai bekal bagi yang berminat untuk melanjutkan pendidikan Sesuai dengan Tujuan dari Program Keahlian Teknik Pemesinan, para lulusan diharapkan mampu dam terampil bekerja dalam bidang Pemesinan. Lapangan pekerjaan yang nantinya dimasuki oleh tamatan Sekolah Menengah Kejuruan berhubungan dengan Pemesinan sebagai berikut :

1. Operator Mesin Bubut Konvensional

2. Operator Mesin Frais Konvensional

3. Operator Mesin Gerinda

4. Programer dan Operator Mesin Bubut CNC

5. Programer dan Operator Mesin Frais CNC

c. Standar Kompotensi Keahlian

Standar kompetensi yang digunakan sebagai acuan pengembangan kurikulum Program Keahlian Teknik Pemesinan adalah Standar Kompetensi Kerja Nasional Indonesia (SKKNI). Kompetensi-kompetensi untuk jenjang pendidikan SMK yang sesuai dengan SKKNI sebagai berikut :

1. Melakukan komunikasi dua arah

2. Menerapkan prinsip-prinsip keselamatam dan kesehatan kerja

3. Menerapkan prosedur-prosedur mutu

4. Membuat rencana tugas rutin

5. Mengukur dengan alat ukur mekanik presisi

6. Menggunakan perkakas tangan

7. Mengukur dengan menggunakan alat ukur

8. Melakukan perhitungan dasar

9. Mengopeasikan dan mengamati mesin/proses

10. Melakukan perhitungan lanjut

11. Melakukan perhitungan matematis

12. Membaca gambar Teknik

13. Mengoperasikan mesin NC/CNC (dasar)

14. Menggunakan mesin untuk operasi dasar

15. Bekerja dengan mesin umum

16. Menggunakan mesin bubut

17. Menggunakan mesin frais

18. Menggunakan mesin gerinda

19. Mengeset mesin dan program mesin NC/CNC (dasar)

20. Menggerinda pahat dan alat potong

21. Menggunakan mesin frais (kompleks)

22. Menggunakan mesin bubut (kompleks)

23. Mengeset dan mengedit program mesin NC/CNC

d. Substansi Pembelajaran Substansi pembelajaran terdiri dari 2 (dua) kelompok, yaitu substansi instruksional dan substansi noninstruksional.

1. Substansi Instruksional

Substansi Intruksional merupakan substansi pembelajaran yang dirancang secara terstruktur dalam kurikulum. dikemas dalam berbagai mata diklat yang dikelompokan dalam program normatif, adaptif dan produktif. Pengorganisasian materi program normatif, adaptif dan produktif mengacu pada UU Sisdiknas No.20 tahun 2003 pasal 37, berupa nama mata diklat, sedangkan program produktif berupa nama kompetensi yang mengacu pada SKKNI.

2. Substansi Noninstruksional Substansi Noninstruksional berisi hal-hal penting dan perlu bagi peserta didik, tetapi dirancang secara tidak terstruktur dalam kurikulum. Substansi noninstruksional meliputi : pendidikan kecakapan hidup,kompetensi kunci, dan lingkungan hidup.

e. Struktur Kurikulum Struktur Kurikulum SMK/MAK meliputi substansi pembelajaran yang ditempuh selama tiga tahun atau dapat diperpanjang hingga empat tahun mulai kelas X sampai dengan kelas XII atau kelas XIII. Struktur kurikulum SMK/MAK disusun berdasarkan standar kompetensi lulusan dan standar kompetensi mata pelajaran. Struktur kurikulum SMK/MAK sebagai berikut :

Komponen

Durasi waktu (jam)

A. Mata Pelajaran

1. Pendidikan Agama 192

2. Pendidikan Kewarganegaraan 192

3. Bahasa Indonesia 192

4. Bahasa Inggris a) 440

5. matematika

5. 1 Matematika Kelompok Seni, Pariwisata, a) 330

dan Teknologi Kerumahtanggaan

5. 2 Matematika Kelompok Sosial, Administrasi 403 a) Perkantoran dan Akuntansi

5. 3 Matematika Kelompok Teknologi, 516 a) Kesehatan, dan Pertanian

6. Ilmu Pengetahuan Alam

6. 1 IPA 192 a)

6. 2 Fisika 192 a)

6. 2. 1 Fisika Kelompok Pertanian

276 a)

6. 2. 2 Fisika Kelompok Teknologi a) 192

6. 3 Kimia 192 a)

6. 3. 1 Kimia Kelompok Pertanian

6. 3. 2 Kimia Kelompok Teknolog dan

Kesehatan

192 a)

6. 4 Biologi 192 a)

6. 4. 1 Biologi Kelompok Pertanian

6. 4. 2 Biologi Kelompok Kesehatan

7. Ilmu Pengetahuan Sosial a) 128

8. Seni Budaya a 128

9. Pendidikan Jasmani Olahraga dan Kesehatan 192

10. Kejuruan

10.1. Keterampilan Komputer dan Pengelolaan 202 Informasi

10.2. Kewirausahaan 192

10.3. Dasar Kompetensi Kejuruan b) 140

b)

10.4. Kompetensi Kejuruan c) 1044

B. Muatan Lokal 192

C. Pengembangan Diri d) (192) Table 1 Struktur Kurikulum

Keterangan notasi

a)

Durasi waktu adalah jumlah jam minimal yang digunakan oleh setiap program keahlian. Program keahlian yang memerlukan waktu lebih jam tambahannya diintegrasikan ke dalam mata pelajaran yang sama, di luar jumlah jam yang dicantumkan.

b)

Terdiri dari berbagai mata pelajaran yang ditentukan sesuai dengan kebutuhan setiap program keahlian.

c) Jumlah jam Kompetensi Kejuruan pada dasarnya sesuai dengan kebutuhan standard kompetensi kerja yang berlaku di dunia kerja tetapi tidak boleh kurang

dari 1044 jam.

d) Ekuivalen 2 jam pembelajaran. Implikasi dari struktur kurikulum di atas dijelaskan sebagai berikut.

1. Di dalam penyusunan kurikulum SMK/MAK mata pelajaran dibagi ke dalam tiga kelompok, yaitu kelompok normatif, adaptif, dan produktif. Kelompok normatif adalah mata pelajaran yang dialokasikan secara tetap yang meliputi Pendidikan Agama, Pendidikan Kewarganegaraan, Bahasa Indonesia, Pendidikan Jasmani Olahraga dan Kesehatan, dan Seni Budaya. Kelompok adaptif terdiri atas mata pelajaran Bahasa Inggris, Matematika, IPA, IPS, Keterampilan Komputer dan Pengelolaan Informasi, dan Kewirausahaan. Kelompok produktif terdiri atas sejumlah 1. Di dalam penyusunan kurikulum SMK/MAK mata pelajaran dibagi ke dalam tiga kelompok, yaitu kelompok normatif, adaptif, dan produktif. Kelompok normatif adalah mata pelajaran yang dialokasikan secara tetap yang meliputi Pendidikan Agama, Pendidikan Kewarganegaraan, Bahasa Indonesia, Pendidikan Jasmani Olahraga dan Kesehatan, dan Seni Budaya. Kelompok adaptif terdiri atas mata pelajaran Bahasa Inggris, Matematika, IPA, IPS, Keterampilan Komputer dan Pengelolaan Informasi, dan Kewirausahaan. Kelompok produktif terdiri atas sejumlah

2. Materi pembelajaran Dasar Kompetensi Kejuruan dan Kompetensi Kejuruan disesuaikan dengan kebutuhan program keahlian untuk memenuhi standar kompetensi kerja di dunia kerja.

3. Evaluasi pembelajaran dilakukan setiap akhir penyelesaian satu standar kompetensi atau beberapa penyelesaian kompetensi dasar dari setiap mata pelajaran.

4. Pendidikan SMK/MAK diselenggarakan dalam bentuk pendidikan sistem ganda.

5. Alokasi waktu satu jam pelajaran tatap muka adalah 45 menit.

6. Beban belajar SMK/MAK meliputi kegiatan pembelajaran tatap muka, praktik di sekolah dan kegiatan kerja praktik di dunia usaha/industri ekuivalen dengan 36 jam pelajaran per minggu.

7. Minggu efektif penyelenggaraan pendidikan SMK/MAK adalah 38 minggu dalam satu tahun pelajaran. Dan lama penyelenggaraan pendidikan SMK/MAK tiga tahun, maksimum empat tahun sesuai dengan tuntutan program keahlian

Untuk mencapai tujuan kurikulum serta dapat memenuhi tuntuan dan kebutuhan masyarakat di dalam dunia usaha dan industri, Program Teknik Pemesian dalam proses belajar mengajar menggunakan Pendidikan Sistem Ganda (PSG).

Pendidikan Sistem Ganda adalah suatu bentuk penyelenggaraan pendidikan keahlian profesional, yang memadukan secara sistematik dan sinkron antara program pendidikan di sekolah dan program pengusahaan yang diperoleh melalui kegiatan bekerja langsung di dunia kerja untuk mencapai suatu tingkat keahlian profesional. Dimana keahlian profesional tersebut hanya dapat dibentuk melalui tiga unsur utama yaitu ilmu pengetahuan, teknik dan kiat. Ilmu pengetahuan dan teknik dapat dipelajari dan dikuasai kapan dan dimana saja kita berada, sedangkan kiat tidak dapat diajarkan tetapi dapat dikuasai melalui proses mengerjakan langsung pekerjaan pada bidang profesi itu sendiri.

Pendidikan Sistem Ganda dilaksanakan untuk memenuhi kebutuhan tenaga kerja yang profesional dibidangnya. Melalui Pendidikan Sistem Ganda diharapkan dapat menciptakan tenaga kerja yang profesional tersebut. Dimana para siswa yang melaksanakan pendidikan tersebut diharapkan dapat menerapkan ilmu yang didapat sekaligus mempelajari dunia usaha dan industri.

B. Kerangka Berpikir

Kurikulum merupakan seperangkat rencana dan pengaturan mengenai isi dan bahan pelajaran sewaktu-waktu yang digunakan sebagai pedoman dalam menyelenggarakan kegiatan belajar mengajar. Kurikulum mempunyai kedudukan sendiri dalam seluruh proses pendidikan. Selain itu juga mengarah segala bentuk aktivitas pendidikan demi tercapainya tujuan pendidikan. Sehingga dapat dikatakan bahwa tujuan pendidikan tersebut secara jelas dirumuskan dan dicantumkan dalam kurikulum dan disesuaikan juga dengan tuntutan dan kebutuhan masyarakat.

Di dalam kurikulum KTSP Program Keahlian Teknik Pemesinan terdiri dari mata diklat-diklat yang memberikan banyak bekal dalam bentuk ketrampilan-ketrampilan praktek sesuai dengan bidangnya agar siswa mampu mengembangkan potensi yng dimilki. Sumber daya manusia merupakan potensi yang besar dalam pembangunan nasional. Pengembangan sumber daya manusia ini dapat dikembangkan melalui jalur pendidikan, yaitu melalui kurikulum yang disesuaikan dengan tuntutan dan kebutuhan masyarakat maupun lapangan pekerjaan karena perkembangan masyarakat dalam dunia usaha dan industri sangat pesat.

Untuk menyesuaikan adanya kebutuhan dan tuntutan masyarakat terutama dalam dunia usaha dan industri maka kurikulum KTSP memberikan banyak pelajaran yang berisi pelajaran-pelajaran praktek yang dapat membantu siswa dalam mempersiapkan dirinya terjun ke dalam masyarakat terutama di dunia usaha dan industri. Salah satunya dengan OJT (On the Job Training) atau pendidikPan system ganda.

Pelaksanan kurikulum KTSP yang bersifat teori dilaksanakan melalui proses belajar mengajar yang dilaksanakan di sekolah maupun di luar sekolah dan bersifat praktek dilaksanakan di dunia usaha dan industri. Dengan proses belajar mengajar yang baik serta dukungan sarana dan prasana yang memadai akan mempermudah mencapai Pelaksanan kurikulum KTSP yang bersifat teori dilaksanakan melalui proses belajar mengajar yang dilaksanakan di sekolah maupun di luar sekolah dan bersifat praktek dilaksanakan di dunia usaha dan industri. Dengan proses belajar mengajar yang baik serta dukungan sarana dan prasana yang memadai akan mempermudah mencapai

Dalam penelitian ini difokuskan pada pelaksanaan kurikulum KTSP Program Teknik Pemesinan di SMK Murni 1 Surakarta tahun ajaran 2008/2009. Untuk memperjelas pelaksanan diatas dirumuskan gambar sebagai berikut :

Kurikulum KTSP Mata diklat

Evaluasi Teknik Pemesinan

Program Keahlian PBM

PSG

Gambar 1. Bagan Kerangka Pemikiran

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

A. Tempat dan Waktu Penelitian 1.Tempat Penelitian

Penelitian akan dilaksanakan di Sekolah Menengah Kejuruan Murni I Surakarta yang beralamat di Jl. Dr. Wahidin 33 Surakarta dengan subjek penelitiannya adalah Program Teknik Pemesinan.

2. Waktu Penelitian

Penelitian ini akan direncanakan kurang lebih 5 bulan. Di mulai bulan Februari 2009 sampai dengan bulan Juni 2009. Adapun jadwal pelaksanaan kegiatan sebagai berikut :

Tahun 2009

No Waktu Kegiatan

Mei Juni

1 Pembuatan proposal

2 Seminar proposal

3 Revisi proposal

4 Perijinan

5 Penelitian

6 Analisis data

7 Penulisan laporan

B. Bentuk dan Strategi Penelitian

1. Bentuk Penelitian