40
Analisis data dalam penelitian ini menggunakan beberapa pendekatan sebagai berikut:
3.5.1. Metode Analisis Deskriptif
Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif yaitu penelitian ini hanya untuk menggambarkan atau melukiskan keadaan suatu objek penelitian pada
saat sekarang bedasarkan fakta-fakta yang tampak atau sebagaimana mestinya. Untuk data yang berwujud angka-angka baik hasil perhitungan atau
pengukuran diproses dengan teknik deskriptif kuantitatif dengan persentase ditafsirkan dengan kalimat yang bersifat kualitatif Suharsimi, 2006 : 245.
3.5.2. Analisis SWOT
Analisis SWOT adalah identifikasi berbagai faktor secara sistematis untuk merumuskan faktor-faktor pendorong dan penghambat pertumbuhan dan
perkembangan sektor industri kecil knalpot. Analisis ini didasarkan pada logika yang dapat memaksimalkan kekuatan strength dan peluang opportunities,
namun secara bersamaan dapat meminimalkan kelemahan weakness dan ancaman treats. Hal ini disebut dengan analisis situasi. Model yang paling
popular untuk analisis situasi adalah analisis SWOT Rangkuty, 1998:19. Analisis SWOT membandingkan faktor eksternal peluang dan ancaman dengan
faktor internal kekuatan dan kelemahan, untuk menghasilkan analisis yang
tepat.
Berikut ini langkah-langkah selanjutnya setelah diperoleh analisis mengenai kekuatan, kelemahan, peluang dan ancaman pada sektor industri
kecil knalpot:
41
Identifikasi faktor-faktor internal dan eksternal
Identifikasi faktor-faktor internal dan eksternal ini diperoleh dengan memanfaatkan seluruh hasil analisis. Selanjutnya informasi yang diperoleh
diklasifikasikan. Hal ini dilihat pada format tabel berikut ini:
Tabel 3.1 Analisis Faktor Internal dan Eksternal
Faktor- faktor Strategi Internal dan Eksternal
Bobot Rating Bobot
x Rating
Kekuatan Kelemahan
Peluang Ancaman
Sumber : Freddy Rangkuti, 2006 hal 24-25
Keterangan: Pemberian bobot masing-masing skala mulai 1,0 paling penting
sampai 0,0 paling tidak penting, berdasarkan pengaruh tersebut. Semua bobot tersebut tidak boleh melebihi skor total 1,00. Pemberian rating untuk masing-
masing faktor-faktor dengan skala mulai dari empat sampai dengan satu, berdasarkan pengaruh faktor tersebut terhadap kondisi sektor industri kecil
knalpot. Pemberian nilai rating untuk faktor kekuatan dan peluang yang bersifat positif semakin besar diberi rating 4. Tetapi bila kecil diberi rating 1.
Pemberian nilai rating kelemahan dan ancaman yang bersifat negatif semakin besar diberi rating 1, tetapi bila kecil diberi rating 4.
42
Tabel 3.2 Alternatif Pengembangan SWOT secara Matrik
Faktor Internal
Faktor Eksternal Kekuatan S
Kelemahan W
Peluang O Kekuatan yang ada
digunakan untuk mengisi peluang yang
tersedia SO Memanfaatkan peluang
yang ada dengan menanggulangi
kelemahannya WO Ancaman T
Kekuatan yang dimiliki untuk mengatasi
ancaman yang dihadapi ST
Meminimalkan kelemahan dan
menghindari ancaman WT
Keterangan : 1.
Strengths S Kekuatan, yaitu faktor-faktor kekuatan yang dimiliki oleh perusahaan
termasuk satuan bisnis di dalamnya adalah antara lain kompetensi khusus yang terdapat dalam organisasi yang berakibat pada pemilikan keunggulan
komparatif oleh unit usaha di pasaran. 2.
Weakness W Kelemahan, yaitu keterbatasan atau kekurangan dalam hal sumber,
keterampilan dan kemampuan yang menjadi penghalang serius bagi penampilan kinerja organisasi yang memuaskan.
43
3. Opportunity O
Peluang, yaitu berbagai situasi lingkungan yang menguntungkan bagi suatu satuan bisnis.
4. Threats T
Ancaman, faktor-faktor lingkungan yang tidak menguntungkan suatu satuan bisnis Siagian, 2005:172.
Kotak-kotak lainnya merupakan kotak-kotak isu srategis yang perlu dikembangkan, yang timbul sebagai hasil dari kotak antar faktor-faktor
eksternal dan internal. Keempat isu strategis tersebut diberi nama sebagai berikut:
1. Strategi SO Comparative Advantage
Apabila didalam kajian terlihat peluang-peluang yang tersedia ternyata juga memiliki posisi internal yang kuat, maka sektor tersebut juga
memiliki posisi internal yang kuat, maka sektor tersebut dianggap memiliki keunggulan komparatif. Dua elemen eksternal dan internal yang
baik ini tidak boleh dilepaskan begitu saja, tetapi akan menjadi isu utama pemberdayaan meskipun demikian proses pengkajiannya tidak boleh
dilupakan adanya berbagai kendala dan ancaman perubahan. Kodisi lingkungan yang terdapat di sekitarnya untuk digunakan sebagai usaha
dalam mempertahankan keunggulan komparatif tersebut. Strategi SO : menggunakan kekuatan memanfaatkan peluang.
2. Strategi ST Mobilization
44
Kotak ini merupakan kajian yang mempertemukan interaksi antara ancaman atau tantangan dari luar yang diidentifikasikan untuk
memperlunak ancaman atau tantangan tersebut, dan sedapat mungkin merubahnya menjadi sebuah peluang bagi perkembangan selanjutnya.
Strategi ST : menggunakan kekuatan untuk mengusir hambatan. 3.
Strategi WO Investment Divestment Kotak ini merupakan kajian yang menuntut adanya kepastian dari
berbagai peluang dan kekurangan yang ada. Peluang yang besar disini akan dihadapi oleh kurangnya kemampuan sektor untuk mengungkapnya.
Pertumbuhan harus dilakukan dengan hati-hati untuk memilih dan untuk menerima peluang tersebut, khususnya dikaitkan dengan potensi kawasan.
Strategi WO : menggunakan peluang untuk menghindari kelemahan. 4.
Strategi WT Demage Control Merupakan tempat untuk menggali berbagai kelemahan yang akan
dihadapi oleh sektor dalam perkembangannya. Hal ini dapat dilihat dari pertemuan antara ancaman dan tantangan dari luar dengan kelemahan yang
terdapat didalam kawasan. Strategi yang harus ditempuh adalah mengambil keputusan untuk mengendalikan kerugian yang akan dialami
dengan sedikit membenahi sumberdaya internal yang ada. Strategi WT : meminimalkan kelemahan dan mengusir hambatan.
45
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1. Hasil Penelitian 4.1.1. Gambaran Umum
Kabupaten Purbalingga termasuk wilayah Propinsi Jawa Tengah bagian barat daya, tepatnya pada posisi 101
o
11
o
– 109
o
35
o
Bujur Timur, dan 7
o
10
o
– 7
o
29
o
Lintang Selatan. Batas-batas admistrative kabupaten Purbalingga adalah aebagai berikut:
Sebelah Utara : Kabupaten Pemalang
Sebelah Timur : Kabupaten Banjarnegara
Sebelah Selatan :Kabupaten Banjarnegara dan Kabupaten Banyumas
Sebelah Barat : Kabupaten Banyumas
Wilayah Kabupaten Purbalingga mempunyai topografi yang beraneka ragam, yang meliputi: dataran tinggi perbukitan dan dataran rendah. Adapun
pembagian bentang alamnya adalah sebagai berikut: bagian utara merupakan daerah dataran tinggi yang berbukit-bukit dengan kelerangan lebih dari 40,
yang meliputi Kecamatan Karangreja, Karangjambu, Bobotsari, Karanganyar, Kertanegara, Rembang, sebagian Wilayah Kecamatan Kutasari, Bojongsari,
dan Mrebet. Bagian selatan, merupakan daerah yang relatif rendah dengan nilai faktor kemiringan berada antara 0 sampai 25, yang meliputi: wilayah
Kecamatan Padamara, Kemangkon, Bukateja, Kejobong, Pengadegan, Pubalingga Sebagian wilayah Kutasari, Bojongsari, dan Mrebet.