1
Universitas Kristen Maranatha
BAB I PENDAHULUAN
I.1. LATAR BELAKANG MASALAH
Dewasa ini perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi terjadi begitu cepat. Hal ini menuntut manusia untuk terlibat didalamnya. Maka daripada itu,
diharapkan seseorang mampu untuk bersaing di dunia yang serba canggih ini. Untuk dapat bersaing, seseorang perlu memperkaya pengetahuan dan kemampuan
dirinya, salah satunya melalui pendidikan. Pendidikan didefinisikan sebagai suatu usaha sadar dan terencana untuk
mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memperoleh kemampuan secara
spiritualitas, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, karakter, serta keterampilan yang diperlukan agar dapat berguna bagi dirinya dan masyarakat.
Pendidikan meliputi pengajaran keahlian khusus dan juga sesuatu yang tidak dapat dilihat tetapi lebih mendalam yaitu pemberian pengetahuan dan
kebijaksanaan. Pendidikan dapat diperoleh melalui pendidikan formal, pendidikan
non formal dan pendidikan informal Undang – Undang no 23 tahun 2003.
Salah satu jenjang pendidikan formal adalah perguruan tinggi. Menurut
Sri Utami Munandar 1999 pendidikan tinggi sebagai proses pembelajaran
mempunyai peran yang amat menentukan bagi perkembangan keahlian dan perwujudan diri individu sebagai manusia seutuhnya yang siap terjun ke
Universitas Kristen Maranatha
masyarakat. Atas dasar itulah, setiap individu diharapkan dapat memperoleh pendidikan sampai ke pendidikan tinggi, yaitu perguruan tinggi, sebelum individu
terjun ke tengah masyarakat. Universitas adalah pendidikan tinggi yang menyelenggarakan pendidikan
akademis atau vokasi yang meliputi ilmu pengetahuan, teknologi dan atau seni;
dan jika memenuhi syarat dapat mengadakan pendidikan profesi UU no 23 tahun 2003
. Demikian halnya dengan Universitas “ X” sebagai salah satu penyelenggara pendidikan tinggi. Universitas “X” sebagai perguruan tinggi yang
menyelenggarakan pendidikan akademis yang meliputi ilmu pengetahuan, teknologi dan juga seni. Dari sekian banyak bidang ilmu yang ada, salah satu
bidang ilmu pengetahuan yang diselenggarakan oleh Universitas “X” adalah Fakultas P
sikologi. Fakultas Psikologi Universitas “X” didirikan pada tahun 1965 dengan visi, yaitu :
“ menjadi lembaga pendidikan yang unggul dengan kekhasan kompetensi dalam bidang ilmu dan terapan psikologi terkini yang berlandaskan kasih dan
keteladanan Yesus Kristus .“
Untuk menyelesaikan program strata 1 dan mendapat gelar Sarjana Psikologi S. Psi, seorang mahasiswa harus menyelesaikan beban studi minimal
146 SKS termasuk didalamnya penulisan skripsi yang kesemuanya dapat diselesaikan
dalam jangka
waktu 4
tahun atau
8 semester
http:maranatha.edu.
Dalam pengertian umum, berdasarkan
Surat Keputusan DEPDIKNAS, sarjana adalah gelar akademik yang diberikan kepada
seseorang peserta didik di perguruan tinggi yang lulus dari program strata 1 dalam kurun waktu 4
– 6 tahun.
Universitas Kristen Maranatha
Salah satu hal yang penting dilakukan sebelum memasuki dunia pendidikan di perguruan tinggi adalah memilih fakultas yang diinginkan.
Masalahnya sekarang, seringkali mahasiswa itu sendiri bingung mau memilih fakultas apa, merasa ragu bahkan sama sekali tidak mempunyai pilihan dalam
menentukan fakultas. Contohnya fenomena yang terjadi dalam proses pemilihan fakultas bagi setiap mahasiswa baru di Universitas Muhammadiyah Malang, yaitu
hanya beberapa mahasiswa memilih jurusan berdasarkan minatnya dan sisanya berdasarkan hal lain, misalnya keinginan orangtuanya. Selain itu, hasil survey
Team Bimbingan dan Konseling pada tahun 1997 menunjukan bahwa 12,56 saja
mahasiswa yang
memilih fakultas
berdasarkan minatnya
http:www.digilib.itb.ac.id; september 2009 .
Untuk itu, dalam menentukan pemilihan jurusan studi, hendaknya benar –
benar dipikirkan dan diperhitungkan sesuai dengan minat. Memilih secara tergesa – gesa tanpa perhitungan segala aspek akan berakibat fatal. Adapun dampak dari
salah pemilihan fakultas bisa saja mulai dari kesadaran yang terlambat bahwa jurusan yang diambil tidak sesuai dengan keinginannya sampai pada drop out
DO atau dikeluarkannya seorang mahasiswa karena dinyatakan tidak mampu mengikuti pendidikan yang semestinya. Tidak hanya itu saja, bahkan juga yang
berakibat pada mahasiswa itu akan lama menyelesaikan studinya. Selain dampak yang telah disebutkan diatas, ada juga dampak psikologis
yang akan dialami oleh mahasiswa seandainya mereka memilih jurusan yang tidak sesuai dengan minatnya. Mempelajari sesuatu yang tidak sesuai dengan minat,
bakat dan kemampuan, merupakan hal yang sangat tidak menyenangkan, apalagi
Universitas Kristen Maranatha
kalau itu bukan merupakan kemauan atau pilihan individu itu sendiri, tapi desakan dari pihak luar, seperti orang tua. Peserta didik yang belajar karena terpaksa,
tentunya dalam proses belajar akan merasa sulit. Materi yang diterima otak akan sulit diproses karena sudah ada blocking emosi. Rasa kesal, marah sebal, sedih, itu
semua sudah memblokir efektivitas kerja otak dan akhirnya akan menghambat
motivasi http:www.untukku.com; november 2009.
Bila mahasiswa memilih jurusan sesuai dengan trend atau ikut – ikutan
teman, padahal tidak sesuai dengan minat diri juga akan mempunyai dampak. Dampak psikologisnya yaitu menurunnya daya tahan terhadap tekanan,
konsentrasi dan menurunnya daya juang. Apalagi kalau materi kuliah yang tiap semesternya akan bertambah tingkat kesulitannya, masalah pun akan semakin
bertambah. Hal ini bisa menyebabkan kuliah akan berhenti ditengah jalan
http:www.untukku.com .
Bila mahasiswa memilih jurusan studi yang sesuai dengan minat dan kemampuan mereka, maka mereka akan mampu bertahan dalam menghadapi
kesulitan – kesulitan selama kuliah. Hal ini akan mempengaruhi motivasi belajar
mereka. Pada akhirnya mereka memeroleh keuntungan salah satunya adalah selesai studi tepat waktunya.
Berdasarkan wawancara terhadap 5 orang mahasiswa angkatan 2001, pada awalnya mereka memilih Fakultas Psikologi dengan alasan karena mereka tidak
diterima di fakultas lain yang mereka minati. Mereka berpikir tidak ada salahnya untuk mencoba Fakultas Psikologi daripada mereka tidak mengeyam pendidikan
di perguruan tinggi sama sekali. Ada juga dua orang mahasiswa yang mengatakan
Universitas Kristen Maranatha
mereka mencoba Fakultas Psikologi karena ikut – ikutan teman. Selain dengan
alasan tersebut, seorang mahasiswa ada yang mengatakan kalau ia mendapat paksaan dari pihak luar, misalnya keluarga, dan tanpa diduga pun mereka berhasil
lolos dalam Ujian Saringan Masuk USM. Dengan diterimanya mereka di Fakultas Psikologi, berarti mereka lulus
dalam seleksi melalui USM. Dalam USM, adapun materi yang diujikan meliputi Tes Potensi Akademik, Tes Bahasa Inggris, Tes Bahasa Indonesia
http:maranatha.edu. Dengan berhasil lolos dalam USM dan dinyatakan
diterima di di Fakultas Psikologi ini, calon mahasiswa diharapkan mampu untuk mengikuti pendidikan akademis di Fakultas Psikologi U
niversitas “X” ini. Namun
pada kenyataannya hal tersebut tidaklah sepenuhnya benar. Menurut Rostina
yang juga Wakil Ketua Himpunan Psikolog Himpsi Wilayah, semua pihak yang terkait perlu mengusahakan agar terjadi keselarasan antara potensi
– bakat – minat dengan jurusan yang akan dipilih, baik mulai dari bangku SMU sampai di
perguruan tinggi, dan cita-cita di masa depan. Data yang diperoleh dari bagian Tata Usaha Fakultas Psikologi tentang
mahasiswai dari angkatan tahun 1999 sampai dengan tahun 2002 yang diterima dan lulus dalam tahun akademik 2003 sampai dengan tahun akademik 2008
adalah sebagai berikut : pada tahun 1999 jumlah mahasiswa yang diterima sebanyak 114 orang, tahun 2000 sebanyak 135 orang, tahun 2001 sebanyak 143,
dan tahun 2002 sebanyak 202 orang. Sedangkan jumlah mahasiswa yang lulus tepat pada waktunya tiap tahun
tidaklah sebanding. Pada tahun akademik 2003 jumlah mahasiswa yang lulus
Universitas Kristen Maranatha
sebanyak 3 orang, tahun 2004 sebanyak 7 orang, tahun 2001 sebanyak 48 orang, dan tahun 2002 sebanyak 51 orang. Dari data ini, dapat dilihat jumlah mahasiswa
yang lulus tepat waktu sangatlah sedikit, tidak mencapai 50 dari jumlah mahasiswa yang diterima. Dari data diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa jumlah
mahasiswa yang diterima dengan jumlah mahasiswa yang lulus tidak seimbang. Selain itu juga menunjukkan bahwa jumlah mahasiswa yang belum
menyelesaikan studinya dengan tepat waktu cukup banyak. Bagi mereka yang belum kunjung menyelesaikan studi S1
–nya sampai batas yang wajar yaitu 4
– 6 tahun, ini menandakan adanya kesulitan atau hambatan seperti : tidak dapat menyesuaikan diri di perguruan tinggi, malas
belajar. Selain hal tersebut, bisa juga dipengaruhi oleh minat tidaknya mahasiswa itu terhadap Fakultas Psikologi yang dipilihnya Audie; Skripsi UKM, 2007.
Mahasiswa yang masuk Fakultas Psikologi karena tidak berminat, bisa jadi mampu menyelesaikan studi akademiknya relatif lebih cepat. Dari wawancara
terhadap 2 orang mahasiswa Fakultas Psikologi angkatan 2001 dengan inisial E dan M, diketahui bahwa M pada awalnya masuk ke Fakultas Psikologi didasari
keinginannya atau berminat untuk mempelajari karakter manusia secara lebih mendalam. namun pada kenyataannya, sampai saat penelitian ini dibuat, M masih
saja belum menyelesaikan studinya. Berbeda halnya dengan E yang pada awalnya kuliah di Fakultas Psikologi hanya karena daripada tidak kuliah atau tidak
berminat masuk Fakultas Psikologi, namun kenyataannya dapat menyelesaikan studinya tepat pada waktunya.
Universitas Kristen Maranatha
Jika dikaitkan dengan bidang akademik, teori kepribadian dari Holland akan dapat membantu untuk menjelaskan fenomena yang telah terjadi. Holland
mengatakan bahwa minat adalah kecenderungan hati yang tinggi terhadap sesuatu
London, H.H dalam Principles and Techniques Of Vocational Guidance, 1973.
Berdasarkan tipe kepribadian seseorang, minat dapat dibagi ke dalam 6 tipe, yaitu
: Realistic, Investigative, Artistic, Social, Enterprising dan Conventional John L. Holland, 1976.
Tipe kepribadian tersebut nantinya yang akan menentukan pola
kepribadian seseorang atau yang dikatakan oleh Holland sebagai profile. Profil
kepribadian mungkin terdiri dari dua sampai tiga tipe kepribadian. Profil kepribadian seseorang juga dapat diperoleh secara langsung dengan mencatat tiga
kode tipe kepribadian yang memiliki nilai tertinggi. Ketiga kode tipe tersebut juga merupakan cerminan dari tipe minat seseorang.
Berdasarkan paparan diatas, peneliti tertarik untuk mengetahui profile Holland mahasiswa Fakultas Psikologi
di Universitas “X” Bandung. Apakah mahasiswa tersebut termasuk dalam tipe Realistic, Investigative, Artistic, Social,
Enterprising atau Conventional.
I.2. IDENTIFIKASI MASALAH