Tahap persiapan bahan baku Tahap pembentukan

= -236,0508 kJmol K = exp 236,05088,314 x10 -3 x 298 = 2,3846 x 10 41 Dari persamaan Smith and Van Ness, 1975: Ln KK 1 = - ∆ H 298 R x 1 T -1 T 1 Di mana: K 1 = konstanta kesetimbangan pada temperatur tertentu T 1 = temperatur tertentu K ∆ H 298 = panas reaksi pada suhu 298 K Pada suhu T 1 = 40°C = 313 K besarnya konstanta kesetimbangan dapat dihitung: Ln K K 1 = - Δ H 298 R x 1 T – 1 T 1 Ln 2,3846.10 41 K 1 =-118,448,314.10 - 3 x1298 –1313 Ln 2,3846.10 41 K 1 = 2,2909 2,3846.10 41 K 1 = 9,8845 K 1 = K 313 = 2,4125.10 40 Nilai K 1 sangat besar sehingga reaksi dianggap berjalan searah atau irreversible .

e. Tinjauan kinetika

Reaksi yang terjadi merupakan reaksi orde 3 dengan persamaan kecepatan reaksi: -rA = kC A 2 C B dimana : C A = konsentrasi amoniak molL C B = konsentrasi formaldehid molL Persamaan kinetika Kermode and Stevens, 1965: k = 1,42 x 10 3 exp -3090 T dengan: k = konstanta kecepatan reaksi L 2 detik.mol 2 T = suhu K Pada kondisi operasi reaktor T = 313K nilai k adalah k = 0,0624 L 2 detik.mol 2

2.3 Tahapan Proses

1. Tahap persiapan bahan baku

a. Amoniak Amoniak disimpan dalam tangki penyimpan F-111 pada tekanan 16 atm dan suhu 35°C dalam kondisi cair. Dari tangki penyimpan amoniak dipompa L- 212 untuk dialirkan ke reaktor. b. Formaldehid Larutan formaldehid disimpan pada tangki penyimpan F-110 pada tekanan 1 atm dan suhu 35°C. Untuk mengalirkan larutan formaldehid ke dalam reaktor dan menaikkan tekanannya menjadi 16 atm digunakan pompa L-210 dan pompa L-211.

2. Tahap pembentukan

hexamine Bahan baku diumpankan ke dalam reaktor dengan perbandingan mol formaldehid : amoniak = 3 : 2. Reaksi berlangsung dalam fase cair dan bersifat eksotermis. Konversi yang dicapai sebesar 98 dengan reaktan pembatas amoniak. Reaksi berjalan dalam RATB pada keadaan isotermal 40°C. Tekanan operasi reaktor 16 atm, hal ini bertujuan menjaga agar reaktan tetap pada kondisi cair. Produk keluar dari reaktor mempunyai suhu 40°C dengan tekanan 16 atm kemudian dialirkan ke dalam expander G-250 untuk menurunkan tekanan menjadi 1 atm sebelum masuk evaporator V-110. Suhu produk keluar expander sebesar 40°C, produk hexamine dan sisa reaktan yang berupa amoniak dan larutan formaldehid keluar expander kemudian diumpankan ke dalam evaporator V-110 dan V- 111. Di dalam evaporator, produk mengalami proses pemekatan dan pengkristalan. Evaporator bekerja pada tekanan di bawah 1 atm vakum. Hal ini bertujuan untuk menghindari dekomposisi hexamine . Tekanan evaporator 1 V-110 yaitu 0,11 atm dan suhu 48°C. Evaporator 2 V-111 beroperasi pada tekanan 0,12 atm dan suhu 50°C. Sebagai media pemanas digunakan steam jenuh pada suhu 150°C dan tekanan 4,7 atm. Produk hasil evaporator 2 V-111 berupa kristal hexamine selanjutnya di umpankan ke centrifuge H-140 dengan menggunakan pompa L-213 untuk dipisahkan antara kristal hexamine dengan cairannya. Kristal hexamine kemudian dibawa ke unit pemurnian dengan menggunakan screw conveyor J-240. Sedangkan cairan keluar centrifuge mother liquor di- recycle kembali masuk dalam evaporator 1 V-110 .

3. Tahap