Perancangan Tipografi Pada T-Shirt Clothing

(1)

Laporan Pengantar Tugas Akhir

PERANCANGAN TIPOGRAFI PADA T-SHIRT CLOTHING

DK 38315 / Tugas Akhir Semester II 2013-2014

Oleh :

Hendi Hermawan 51910149

Program Studi Desain Komunikasi Visual

FAKULTAS

DESAIN KOMUNIKASI VISUAL

UNIVERSITAS KOMPUTER INDONESIA

2014


(2)

(3)

(4)

25 DAFTAR RIWAYAT HIDUP

Nama : Hendi Hermawan

Tempat / Tanggal Lahir : Bandung, 3 Mei 1991 Jenis Kelamin : Laki - Laki

Agama / Status : Kristen / Mahasiswa

Pendidikan : SMK

Alamat : Babakan ciparay Rt 04 / Rw 12, Kec. Bojongloa kaler, Bandung

No HP : 08882009962

Pendidikan :

1998 – 2004 : SDN Prasistha Bandung 2004 – 2007 : SMPN 24 Bandung 2007 – 2010 : SMK Angkasa Bandung

2010 - 2014 : Universitas Komputer Indonesia, Bandung

Keahlian Komputer :

Ms Office (Ms Word, Ms PowerPoint) Coreldraw

Adobe (Photoshop, Premier, After Efek, Indesain, Flas) Internet

Pengalaman Kerja:

1. Kerja sebagai montir PT. IKLAS MOTOR Juni2006 2. Kerja sebagai montir PT. BENZ SERVICE Juli2006

3. Magang PJTV sebagai Campers/kamera man dan art Juli 2013 4. Fasilitator Palang Merah Remaja SMPN 24 Bandung 2007-2013 Bandung, 13 Agustus 2014

Hormat saya,


(5)

vi DAFTAR ISI

LEMBAR PENGESAHAN ... i

LEMBAR PENGESAHAN ORISINALITAS ... ii

KATA PENGANTAR ... iii

ABSTRAK ... iv

ABSTRACT ... v

DAFTAR ISI ... vi

DAFTAR GAMBAR ... ix

DAFTAR TABEL ... x

BAB I PENDAHULUAN ... 1

1.1 Latar Belakang Masalah ... 1

I.2 Identifikasi masalah ... 2

I.3 Rumusan masalah... 2

1.4 Batasan masalah ... 2

1.5 Tujuan penelitian ... 3

BAB II PERANCANGAN TIPOGRAFI PADA T-SHIRTCLOTHING ... 4

II.1 Industri Clothing Dan Distro ... 4

II.1.1 Sejarah Clothing dan Distro ... 4

II.2 Tipografi ... 7

II.2.1 Sejarah Tipografi ... 7

II.2.2 Klasifikasi Type Face ... 8

II.2.3 Perkembangan Tipografi Di Indonesia ... 10

II.3 Permasalahan Dan Solusi ... 15


(6)

vii

BAB III STRATEGI PERANCANGAN DAN KONSEP VISUAL ... 17

III.1 Strategi Perancangan ... 17

III.1.1 Pendekatan Komunikasi ... 17

III.1.1.1 Pendekatan Visual ... 17

III.1.1.2 Pendekatan Verbal ... 17

III.1.2 Strategi Kreatif ... 18

III.1.3 Strategi Media ... 18

III.1.3.1 Media Utama ... 19

III.1.3.2 Media Pendukung... 20

III.2 Konsep Visual ... 22

III.2.1 Tata Letak (Layout) ... 22

III.2.2 Tipografi ... 23

III.2.3 Warna ... 24

BAB IV TEKNIS PRODUKSI MEDIA ... 25

IV.1 Konsep Karya ... 25

IV.2 Media Utama ... 25

IV.2.1 Tipografi ... 25

IV.3 Media Pendukung ... 26

IV.3.1 T-shirt ... 26

IV.3.2 Gimmick ... 27

IV.3.2 Packaging ... 27

IV.3.4 Jam Tangan ... 28

IV.3.5 Label/Hangtag ... 28

IV.3.6 Goodie Bags ... 29

IV.4 Teknik Cetak ... 30

IV.4.1 Tipografi ... 30

IV.4.2 T-shirt ... 30


(7)

viii

IV.4.4 Packaging ... 31

IV.4.5 Jam Tangan ... 32

IV.4.6 Label/Hangtag ... 32

IV.4.7 Goodie Bags ... 33

DAFTAR PUSTAKA ... 34


(8)

25 DAFTAR PUSTAKA

Granito, Heru. (2008). Panduan Mendirakan dan Mengelola Distro Clothing Compani. Yogyakarta : Media Pressindo.

Kusumastuti, Arum, Diah. (2011). Perancangan Vernacular Typography Street Becak-SoloMelalui Desain Komunikasi Visual. Surakarta : Universitas Sebelas Maret Surakarta.

Kusrianto, Adi. (2007). Pengantar Desain Komunikasi Visual. Yogyakarta : Andi Publisher.

Rustan, Surianto. (2011). Huruf Font Tipografi. Jakarta : Gramedia Pustaka Utama.

Spikerman, Erik. (2010). Meet Your Tipea field guide to love &typography. FSI Fontshop Iinternational. All Righst Reversed.

Sihombing, Danton. (2001). Tipografi Dalam Desain Grafis. Jakarta : Gramedia Pustaka Utama.

Yunita, Priscilia. 2011. Tipografi dalam desain komunikasi visual. Universitas Kristen Petra.

Info Seputar bisnis online shop 2012. Pengertian distro dan clothing company

tersedia di . http://www.bisnis.pusatkaospolosmurah.com/pengertian-distro-dan-clothing-company/. INFO BISNIS ONLINE SHOP. 15 Mei 2014


(9)

iii Kata Pengantar

Puji dan syukur panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa atas segala limpahan rahmat, taufik serta hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan laporan pengantar tugas akhir yang berjudul perancangan tipografi pada t-shirt clothing sebagi syarat mengambil mata kuliah tugas akhir.

Dalam penyusunan laporan ini dibantu oleh dosen pembimbing yang dengan kesabarannya membimbing penulis. Untuk itu penulis sangat berterima kasih dan semoga penulis berharap dapat membalas jasa dosen pembimbing.

Metoda pengumpulan data yang dilakukan dengan obserpasi dan studi pustaka di tempat industri clothing. Oleh karena itu penulis sangat berterima kasih kepada semua pihak yang telah membantu baik moril, materil serta tenaga sehingga terselesaikannya laporan pengantar tugas akhir ini.

Semoga lapaoran ini dapat membantu khususnya memberi tambahan ilmu seputar perancangan tipografi pada T-shirt clothing. Kritik dan saran yang konstruktif sangat penulis harapkan untuk kesempurnaan laporan ini.

Bandung, 13 Agustus 2014


(10)

BAB I

PENDAHULUAN

I.1 LATAR BELAKANG

Tipografi adalah seni menyusun huruf dengan keterbatasan ruang agar pembaca mendapatkan keterbacaan yang jelas. Huruf yang di gunakan saat ini adalah huruf yang sudah dikembangkan oleh bangsa Yunani, Roma yang dikenal dengan alfabet sekarang.

Padahal Indonesia sendiri memiliki huruf sendiri diantaranya huruf kaganga dari sunda, hanacaraka dari jawa dan lain-lain, yang sudah digunakan sejak pada 14. Aksara Sunda, kaganga adalah aksara lokal warisan budaya yang sudah mulai hilang saat ini, keberadaan aksara lokal bahkan sudah jarang dipelajari dan diajarkan di bangku sekolah dasar (SD), menengah (SMP), maupun menengah atas (SMA).

Upaya pemerintah untuk melestarikan budaya sunda dengan menentukan tema setiap harinya seperti rabu nyunda tidak membantu dari keberadaan aksara sunda tersebut. Didunia pendidikan Rabu nyunda hanya diaplikasika berpakaiyan adat sunda dan berbahasa sunda saja itupun tidak semua sekolah melakukannya, dan tidak sama sekali mempelajari aksara sunda yang kini mulai hilang.

Saat ini aksara tersebut hanya di aplikasikan pada plang nama jalan dan itu pun di simpan di bawah setelah nama jalan sehingga aksara sunda sama sekali tidak terbaca, membuat keberadaan huruf sunda semakin terpuruk.

Keberadaan industi clothing yang menjamur di Bandung dan memiliki tema setiap bulannya dan juga menggunakan tipografi pada setiap desainnya seharusnya dapat mebantu dalam melestarikan budaya aksara sunda ini dengan mengangkat tema budaya aksara sunda.

Diiring perkembangan jaman dan kemajuan teknologi percetakan, seharusnya memudahkan para pelaku industri clothing dalam membuat desain dengan bertemakan aksara sunda yang dapat bersaing dengan industri pakaian lain.


(11)

Fakta dilapangan tidak ada satu pun yang mengangkat tema ini, bahkan industri yang brandnya menggunakan bahasa sunda pun tidak mengangkat tema ini. Kebanyakan industri clothing mengguakan aksara yang sudah dikembangkan oleh bangsa Yunani, Roma yang dikenal dengan alfabet sekarang.

I.2 Identifikasi Masalah

a. Dengan adanya huruf latin sekarang menggeser huruf lokal.

b. Tidak adanya pengajaran aksara sunda di dunia pendidikan mengakibatkan aksara sunda mulai dilupakan.

c. Upaya pemerintah Rabu nyunda dalam melestarikan budaya tidak mampu mempertahankan aksara sunda.

d. Kurangnya peranan cloting untuk mengangkat tema aksara sunda dalam melestarikan budaya sunda

I.3 Rumusan Masalah

Bagaimana aksara kaganga yang mulai tersisihkan oleh perkembangan teknologi, dan budaya, dapat dipahami dan di mengerti melalui industri

clothing?

1.4Batasan Masalah

Untuk memperjelas ruang lingkup pembahasan, maka masalah yang dibahas dibatasi pada:

a. Mengingatkan kembali aksara sunda pada anak muda saat ini. b. Desain terbatas pada jenis T-shirtanak muda umur 14-25 tahun.

c. Sempel perancanganmengambilbeberapa desain tipografi pada industri

clothing.

d. Observasi dibatasi di industri clothing Bandung yang memiliki desain tipografi.


(12)

1.5Tujuan Perancangan

a. Memperkaya tipografi yang mencerminkan budaya Indonesia, khususnya Bandung.

b. Diharapkan dapat membuka pemahaman tentang tipografi aksara lokal pada industri clothing.

c. Meperkenalkan kembali aksara kaganga agar anak muda di tataran sunda lebih mengenal dan menghargai budaya lokal.


(13)

4 BAB II

PERANCANGAN TIPOGRAFI PADA T-SHIRT CLOTHING II.1 INDUSTRI CLOTHING DAN DISTRO

II.1.1 Sejarah Clothing dan Distro

Berawal dari adanya keberadaan distro di kota kembang Bandung, berangkat dari komunitas musik underground dan perlengkapan permainan skateboard. Distro ‘ Revers „ merupakan distro pertama yang berada di jalan Sukasenang yang menjual berbagai t-shirt musik dari luar negeri dan perlengkapan skateboard.

Kemudian muncul distro „Hoobies‟ yang mengkhususkan diri pada skateboard, serta distro „Mossy‟ yang khusus menjual t-shirt musik kelompok luar negeri. Perkembangan selanjutnya adalah pada pertengahan tahun 1990 muncul

distro yang pertama menjual produk dari musik lokal, yaitu Anonimdan „Riotic‟ hingga pada puncaknya yaitu pada tahun 1996 sampai dengan tahun 1998 adalah masa dimana distro yang menjual produk lokal bermunculan.

Bandung adalah salah satu kota yang terkenal dengan distro dan clothing,

desainer banyak membuat desain t-shirt untuk menarik minat pembeli mulai dari desain tipografi hingga desain ilustrasi gambar. Heru Granito (2008) menjelaskan “Clothing adalah istilah yang digunakan untuk perusahaan yang memproduksi pakaian jadi dibawah merek dagang sendiri” (h. 8) .

Istilah clothing sendiri dikenal pada tahun 1996, clothing adalah kata serapan dari bahasa asing yang berarti pakaian, istilah clothing ini mulai marak dikenal di Bandung pada tahum 1996 yang digunakan pada industri pakaian. Diawali oleh dendi dan kawan – kawan yang membuat usaha clothing 347

boardreader.com (kini 347/Eat) di Bandung.

Distro adalah singkatan dari distribution store, distro dikenal pada tahun 1994 yang awalnya menerima titipan dari clothing lokal. Selain menerima titipan dari clothing lokal distro menjual mercendais dari bend yang di usung distro


(14)

5

Gambar II.1 Ouval (http://www.bdgpartyclub.com)

(25 Desember 2013)

Saat ini clothing merupakan kategori untuk usaha yang mengeluarkan produk pakaian jadi dengan produksinya yang terbatas. Pakaian jadi ini sebagian besar adalah t-shirt, seiring perkembangan kebutuhan dan permintaan pelanggan, produknya pun meluas hingga kecelana, dompet, tas dan aksesoris lainnya.

Clothing company seperti Ouval, 347/Eat, Two clotes, dan lain-lain jumlah produknya hanya memproduksi sekali pada setiap desainnya.

Gambar II.2 EAT/347

(http://riotpeople.blogspot.com/2012/01/fashion-and-.html) (25 Desember 2013)

Istilah clothing maupun distro semakin berkembang menjadi satu kategori tersendiri karena adanya soul serta karakter yang mampu membedakan mereka dengan yang lain. Di antaranya adalah adanya konsep yang jelas dari sisi desain, tidak sekedar menjiplak atau mengambil desain dari luar. Kemudian adanya ekslusifitas dari sisi produksi, dimana setiap desain untuk satu produk dirilis


(15)

6

Tabel II.1 Para Pelopor Usaha Distro dan Clothing (Heru granito. bisnis distro)

(8 Desember 2013)

hanya dalam jumlah terbatas (biasanya antara 50-150 per-desain). Hal inilah yang menjadi salah satu yang membedakan clothing dengan produk lain.

NO Nama dan tempat Tahun berdiri Para pendiri

1

Distro Rivers

(Bandung) 1994

Richard Mutter, Helvi, dan Dxxt

2 Distro riotic (Bandung) 1996 Dadan Ketu dan delapan temanya

3

Clothing 347 boardrider.co (kini 347/EAT Bandung)

1996 Dendi dan kawan – kawan

4

Clothing OUVAL

Research (Bandung) 1997

Arif maskom dan kawan - kawan


(16)

7 II.2 TIPOGRAFI

II.2.1 Sejarah Tipografi

Sejarah perkembangan tipografi didunia diawali dari penggunaan

pictograph oleh bangasa Viking Norwegia dan hieroglipth oleh bangsa Mesir pada abad 1300 SM. Berkembang pada masa kejayaan Romawi dan Yunani.

Bangsa Yunani dan Roma mengembangkan sistem komunikasi yang disebut dengan alphabet yang dirangkai menjadi tulisan latin. Awalnya 21 huruf (A, B, C, D, E, F, G, H, I, K, L, M, N, O, P, Q, R, S, T, V, X) Huruf Y dan Z merupakan akomodasi kata Yunani. Abad Pertengahan J, U, W. Keseluruhan jumlah alphabet 26.

Sistem huruf dan penuliasan berkembang setelah terjadi revolusi industri, dengan di temukannya teknologi mesin cetak pertama kali oleh Johannes Gensflesch Zum Gutenberg di jerman (1398-1468). Teknologi mesin cetak Gutenberg juga melatar belakangi munculnya sistem tipografi modern yang lebih sempurna dan variatif dibandingkan awal ditemukannya sistem alphabet.

Gambar II.3 Johannes Gutenberg (http://www.foxitsoftware.com

Forevaluationonly.) (5 Desember 2013)

Gambar II.4 Jenis huruf Textura Blackletter

(http://www.foxitsoftware.com For evaluationonly.)


(17)

8

Tipografi adalah seni merancang, menyusun, dan mengatur tata letak huruf dan jenis huruf dengan pengaturan penyebarannya pada ruang-ruang yang tersedia, untuk menciptakan kesan khusus, sehingga akan menolong pembaca untuk mendapatkan kenyamanan membaca yang maksimal dengan panduan jarak antar baris (Adi Kusrianto, 2007 : 79)

Dalam tipografi dikenal istilah typeface dan font, Typeface yaitu sekumpulan karakter yang memiliki kesamaan ciri - ciri visual (Huruf Font Dan tipografi : 32). Font yaitu bentuk fisik atau karakter yang dimaksudkan guna membentuk sebuah typeface (Ebook The Fundamental Of Typography :56).

II.2.2 Klasifikasi Type Face a. Huruf tanpa kait(sans serif)

Kata sans berasal dari bahasa perancis yang artinya tanpa. Sans serif dapat diartikan tanpa serif / kail. Huruf sans serif hanya berbentuk batang dan tangkainya saja.

Contoh : Arial dan Avant Garde

b. Huruf berkait(serif)

Huruf serief merupakan huruf berkait atau memiliki kait pada ujungnya.

Contoh : Times New Roman

c. Egyptian

Yaitu jenis huruf yang memiliki ciri serif yang berbentuk seperti papan dengan ketebalan yang sama atau hampir sama. Kesan yang di timbulkan adalah kokoh, kuat, kekar, dan stabil.

Contoh : Century Expanded

d. Huruf tulis (Script)

Huruf yang saling terkait seperti tulisan tangan. Contoh : Brush Script, Mistral dan Shelley


(18)

9 e. Huruf dekoratif

Huruf jenis ini merupakan pengembangan dari bentuk - bentuk yang sudah ada. Ditambah hiasan dan ornamen atau garis – garis dekoratif. Kesan yang di miliki adalah dekoratif dan ornamental.

Contoh : Augsburger

f. Karater huruf

Karakter fonts yaitu secara luas merupakan bentuk kesatuan karakter atau kode yang dikemas sebagai font.

Pada tahun 1984 Adobe Systems merilis PostScript Font Tahun 1991 Apple Computer dan Microsoft Corporations mengeluarkan TrueType Font.

Postscript Font dan TrueType Font adalah huruf elektronik atau yang disebut font. Huruf digital sesungguhnya berupa bahasa computer yang berfungsi menerjemahkan kode-kode untuk menghasilkan tampilan bentuk huruf yang sempurna baik di layar monitor maupun pada saat pencetakan. Saat ini dapat ditemukan beragam jenis huruf digital yang digunakan dalam program computer.

Mengimbangi kemajuan jaman penggunaan desain tipografi dalam sebuah karya desain dapat memperkuat keberhasilan karya tersebut dalam berkomunikasi, namun dapat juga menjatuhkan kualitas desain apabila tidak dipergunakan dengan tepat. Melihat begitu besarnya pengaruh desain tipografi di dalam suatu karya desain komunikasi visual, maka sangatlah penting bagi para desainer untuk mengerti tentang tipografi dan bagaimana cara menggunakannya dalam suatu karya desain dengan baik dan benar.

Kepekaan seorang desainer, yang pada waktu menggunakan elemen tipografi juga berfungsi sebagai seorang pembuat tipografi, terhadap bentuk dan penggunaan tipografi sangatlah diperlukan. Kebebasan dalam menggunakan elemen tipografi, yang melanggar prinsip pokok dari desain tipografi dapat mengurangi kemampuan sebuah desain untuk berkomunikasi. Di lain pihak, kehadiran desain tipografi yang tidak senada dengan image atau gambar dan arah desain yang dituju, meskipun sesuai dengan prinsip tipografi yang ada juga akan mengganggu keseimbangan dalam sebuah desain.


(19)

10 II.2.3 Perkembangan Tipografi Di Indonesia

a. Sebelum masa penjajahan belanda

Sejarah tipografi di Indonesia sebelum kedatangan bangsa barat dimulai dari penggunaan berbagai aksara dimasing – masing daerah di Indonesia, seperti aksara Sunda, Jawa, Bali, Bugis, dan Batak.

1) Aksara Jawa

Aksara Jawa hanacaraka termasuk kedalam kelompok turunan aksara sangsekerta yang berasal dari Hindustan. Huruf ini di bawa oleh Raja Aji saka yang datang ke Jawa pada tahun 78 masehi. Huruf yang diperkenalkan pada waktu itu bukan huruf tapi suku kata, yang terdiri atas suku kata : ha, na, ca, ra, ka, ga, ta, ma, nga, ba, sa, wa, la, pa, da, ja, ya, nya. Aksara ini dapat dirangkaikan menjadi suatu kaliamat untuk memudahkan membacanya.

Gambar II.5 Huruf Jawa

(http://damarweb.blogspot.com/huruf-jawa-aksara-jawa-belajar-menulis.html)

(11 Desember 2013)

2) Aksara Bali

Aksara Bali berkembang dari huruf pallawa yang dikenal dengan nama huruf bali kuno. Huruf ini berkembang pada abad 19. Sistem yang digunakan yaitu sistem peraturan artinya satu tanda mewakili satu suku kata yang diambil dari huruf awal suku kata dimaksud. Tiap suku kata dibentuk dari satu satu konsonan dan satu fokal.


(20)

11

Gambar II.6 Huruf Bali

(http://www.eonet.ne.jp/~limadaki/uangkuno/coin/gobog-cara-baca.html) (11 Desember 2013)

3) Aksara Bugis

Suku Bugis merupakan suku yang berada di Sumatera Selatan suku Bugis mengembangkan dialek yang dikenal dengan “aksara lontara Bugis”. Aksara ini telah ada abad 12 sejak melebarnya pengaruh hindu di Indonesia. Aksara Bugis berjumlah 23 huruf yang semuanya disusun dengan berdasarkan aturan tersendiri. Kata lontara berasal dari kata Bugis yang berarti daun lontar karena awalnya ditulis dalam daun lontar dan cara membacanya dari kiri ke kanan.

Gambar II.7 Huruf Bugis (http://laogipre.blogspot.com/)

(11 Desember 2013)

4) Aksara Batak

Suku batak adalah salah satu suku yang berada di kawasan tanah tinggi Sumatra Utara dan berpusat di danau Toba. Sistem penulisan aksara Batak toba sudah ada sejak abad 13, diperkirakan aksara tesebut berasal


(21)

12

dari aksara Jawa kuno, melalui aksara Sumatra kuno. Aksara ini bersifat teratur artinya tanda untuk menggambarkan satu suku kata/silaba atau silabis.

Gambar II.8 Huruf Batak

(http://yasirmaster.blogspot.com aksara-kuno-asli.html) (11 Desember 2013)

Setiap aksara - aksara tersebut digunakan untuk masing-masing daerah asalnya sajah sehingga dalam komunikasi mengalami kendala antara daerah satu dengan daerah lainnya.

5) Aksara sunda

Aksara Sunda berjumlah 32 buah. Terdiri atas 7 aksara swara atau vokal (a, é, i, o, u, e, dan eu) dan 23 aksara ngalagena atau konsonan (ka-ga-nga, ca-ja-nya, ta-da-na, pa-ba-ma, ya-ra-la, wa-sa-ha, fa-va-qa-xa-za). Aksara fa, va, qa, xa, dan za merupakan aksara-aksara baru. Dipakai untuk mengonversi bunyi aksara Latin. Secara grafis, aksara Sunda berbentuk persegi dengan ketajaman yang mencolok, hanya sebagian yang berbentuk bundar.

Aksara swara adalah tulisan yang melambangkan bunyi vokal mandiri yang dapat berperan sebagai sebuah suku kata. Bisa menempati posisi awal, tengah, maupun akhir sebuah kata. Berikut tabel aksara swara Sunda:


(22)

13

Gambar II.9 Aksara sunda

(http://yasirmaster.blogspot.com aksara-kuno-asli.html) (11 Desember 2013)

Sedangkan aksara ngalagena adalah tulisan yang secara silabis (dapat berdiri sendiri sebagai suku kata) dianggap dapat melambangkan bunyi fonem konsonan dan dapat berperan sebagai sebuah kata maupun sukukata. Bisa menempati posisi awal, tengah, maupun akhir sebuah kata. Setiap konsonan diberi tanda pamaeh agar bunyi ngalagena-nya mati. Dengan begitu, aksara Sunda ini bersifat silabik, karena tulisannya dapat mewakili sebuah kata dan sukukata.

b. Masa penjajahan Belanda

Masuknya bangsa Belanda ke Indonesia membawa banyak perubahan pada sistem penulisan huruf. Bangsa Belanda memperkenalkan sistem penulisan huruf sesuai dengan sistem penulisan huruf Roma. Sistem penulisan huruf Roma dapat dengan mudah di terima oleh masyarakat Indonesia sebagai penulisan yang baru karena sifatnya lebih general, dan dapat di gunakan sebai alat komunikasi secara luas.

Tipografi pada masa penjajahan Belanda awal mulanya digunakan dalam penyiaran berita dan iklan dalam persaingan perdangan oleh bangsa Belanda, pada tahun 1621, Jan Pieterszoon Coen seorang gubernur jenderal Hindia Belanda mengirimkan lembaran informasi kepemerintahan di Ambon dengan judul Memorie De Nouvelles.


(23)

14

Era perang Indonesia melawan penjajahan Jepang tipografi banyak juga digunakan dalam iklan propaganda namun keberadaannya dalam desain saat itu menggunakan bentuk sederhana karena lebih menitik beratkan pada fungsi sebagai informasi dan propaganda untuk berjuang melawan penjajahan.

c. Era komputer grafis

Perkembangan tipografi setelah era perkembangan komputer tidak jauh beda dengan perkembangan tipografi modern di dunia. Perkembangan tipografi moderen di Indonesia didukung oleh kesadaran desainer untuk memakai desain font secara ekslusif dalam desainnya. Sehingga tipografinya tidak asal mengambil dari komputer atau font yang sudah ada. Meski hingga kini belum ada perusahaan di Indonesia yang mengkhususkan diri dalam pembuatan font, namun banyak perusahaan desain lokal Indonesia maupun desainer yang secara pribadi membuat sendiri font nya secara eksklusif.


(24)

15 II.3 Permasalahan Dan Solusi

Melihat permasalahan yang di uraikan di bab I hampir semua industri

Cloting memiliki desain tipografi pada setiap edisi pakaiannya, tetapi jarang sekali bahkan tidak ada yang mengangkat tipografi lokal seperti aksara sunda. Aksara

kaganga yang mulai tersisihkan oleh perkembangan teknologi, dan budaya, dapat dipahami dan di mengerti melalui t-shirt clothing. Aksara sunda adalah warisan budaya yang patut di lestarikan dan dipahami setiap warganya, agar daerah tanah pasundan memiliki keunikannya sendiri.

Alangkah baiknya apabila membuat desain T-shirt dengan tema sunda dan membuat tipografi yang terinspirasi dariaksara sunda yang mendukung aksara sunda tersebut untuk dibaca, dan dapat di gunakan pada setiap desain t-shirt clothig, gimmick dan pernak-pernik indusri clothing. Selain digunakan menjadi desain t-shirt pembuatan tipografi ini bertujuan memperkaya desain tipografi lokal dan mengingatkan bahwa Indonesia memiliki tipografi yang unik.

II.4 Target Audiance

Target audiens dari perancangan ini dapat dikategorikan sebagai berikut :

 Geografis

Negara : Indonesia Provinsi : Jawa Barat

Kota : Bandung

 Demografis

Gender : Pria dan Wanita Usia : 14-25 tahun

Pekerjaan : Pelajar, dan Mahasiswa Pendidikan : Pelajar, Mahasiswa S-1 Ekonomi : Menengah keatas


(25)

16

 Psikografis

Sosialisasi ditujukan kepada mereka para konsumen dalam kategori pelajar dan mahasiswa yang aktif, dinamis, terbuka, konsumtif, sadar akan trend dan memiliki banyak aktifitas.


(26)

17 BAB III

STRATEGI PERANCANGAN DAN KONSEP VISUAL III.1 Strategi Perancangan

Melihat permasalahan diatas, dimanaindustri clothing memiliki banyak desian t-shirt yang menggunakan tipografi yang dikembangkan oleh bamgsa Roma yang dikenal alfabet sehingga tipografi lokal mulai hilang dan tersisihkan keberadaannya, alangkah baiknya apabila memperkenalakan kembali aksara sunda agar budaya Indonesia tetap terjaga dan lestari.

Dengan membuat desain tipografi yang terinspirasi dari desain tipografi lokal yang menjadi pendukung dari aksara sunda kuno dan dapat di aplikasikan pada setiap desain t-shirt, gimmick, poster.

III.1.1 Pendekatan Komunikasi III.1.1.1 Pendekatan Visual

Tipografi yang dibuat diadaptasi dari aksara sunda. Tipografi yang di buat dapat menjadi typeface yang dibaca konsumen industri clothing atau dapat menjadi font penerjemah dari aksara sunda itu sendiri. Typeface yang tersusun menjadi kata-kata diharapkan dapat menjadi penggambaran budaya Indonesia khususnya Bandung.

III.1.1.2 Pendekatan Verbal

Pendekatan komunikasi secara verbal dapat dilakukan dengan cara mendesain packaging yang dibubuhi typeface yang sudah dirancangkan sedemikian rupa agar lebih mencerminkan budaya sunda.


(27)

18

Merancang satu set karakter tipografi yang dapat disusun menjadi sebuah kalimat pribahasa atau selogan yang di aplikasikan pada t-shirt. Membuat packaging yang unik dan Gimmick berupa stiker dan pernak-pernik clothing

lainnya. Diharapkan dengan adanya desain ini dapat lebih menarik minat calon konsumen dan dapat melestarikan budaya sunda.

III.1.3 Strategi Media

T-shirt adalah salah salah satu dari berbagi jenis pakaian, t-shirt

merupakan pakaian sederhana untuk tubuh bagian atas, dan tergolong kedalam jenis pakaian yang sifatnya santai.

Gambar III.1 Desain T-shirt (http://99designs.com)

(9 Mei 2014)

Dapat digunakan oleh pria atau wanita, dan untuk semua kelompok umur muali dari anak-anak hingga dewasa. Merupakan salah satu media promosi yang paling tepat.


(28)

19

Tipografi Menurut Erik Spiekrmann pada bukunya Meet Your Type (2010) tipografi adalah satu set karakter yang berbagi kesatuan gaya. Dapat diartikan sebagai seni dan teknik mengatur huruf menggunakan gabungan bentuk huruf, ukuran huruf, jarak antar huruf, dan jarak antar baris.

Gambar III.2 Tipografi

(http//:vectorindonesia.blogspot.com201310seni-dalam-tipografi.html) (15 Mei2014)

Tipografi adalah seni merancang, menyusun, dan mengatur tata letak huruf dan jenis huruf dengan pengaturan penyebarannya pada ruang-ruang yang tersedia, untuk menciptakan kesan khusus, sehingga akan menolong pembaca untuk mendapatkan kenyamanan membaca semaksimal mungkin dengan panduan jarak antar baris (Adi Kusrianto,2007 : 79)


(29)

20

Gambar III.3 Desain T-shirt

(Found on tshirt-factory.com) (9 Mei 2014)

Gambar III.4 ContohDesain Ouval Research

(https://www.facebook.com/ouvalresearch/photos_stream) (7 Mei 2014)

`

III.1.3.2 Media Pendukung

Untuk Media Pendukung, dipilih beberapa media cetak yang berkaitan dengan atribut visual yang terdapat pada clothing, disertai media cetak yang dapat dijadikan media promosi selanjutnya. Berikut beberapa bentuk media yang di jadikan media pendukung :

 Lebel pakaiyan/hangtag

Merupakan salah satu atribut visual yang wajib ada pada setiap desai t-shirt. Dengan desain yang tergantung pada t-shirt dapat menjadi souvenir dan membantu Reminder pada benak konsumen

T-shirt

T-shirt adalah salah salah satu dari berbagi jenis pakaian, t-shirt

merupakan pakaiyan sederhan untuk tubuh bagian atas, dan tergolong kedalam jenis pakaian yang sifatnya santai. Dapat digunakan oleh pria atau


(30)

21

wanita, dan untuk semua kelompok umur mualai dari anak-anak hingga dewasa. Merupakan salah satu media promosi yang paling tepat.

Gimmick

Gimmick adalah buah tangan yang didapatkan pelanggan setelah membeli prodak tipografi. Stiker adalah media cetak yang sering dipakai dalam media berpromosi, stiker dianggap media berpromosi yang baik karena melalui stiker yang di tempel dapat meperkenalkan tipografi pada halayak yang lebih luas

 Pakaging

Kemasan yang membungkus t-shirt dari clothing, pakaging ini juga sangat efektif sebagi media promosi dan reminder kepada para konsumen lama atau baru.

 Jam tangan

Jam tangan adalah salah satu media yang dapat menjadi media pendukung yang efektif karena sifatnya yang fleksibel dapat dipakai tua maupun muda

Goodie bags

Goodie bags adalah media yang sering dipakai dalam media berpromosi,

goodie bags dianggap media berpromosi yang baik karena melalui goodie bags yang gunakan untuk menyimpan barang- barang sementara dapat meperkenalkan brand prodak pada khalayak yang lebih luas

III.2 Konsep Visual

Mendesain tipografi aksara sunda dansatu set karakter tipografi yang dapat disusun menjadi sebuah kalimat pribahasa sunda yang di aplikasikan pada media

clothing. Membuat packaging yang unik dan Gimmick berupa stiker. Diharapkan dengan adanya desain ini dapat lebih menarik minat calon konsumen dan dapat melestarikan budaya sunda sekaligus memperkenalkan budaya sunda.


(31)

22 III.2.1 Tata Letak (Layout)

Tata letak adalah sebuah acuan dalam konsep perancangan media, sebagai penentuan dan pengatur arah dan posisi setiap unsur visual yang akan masukan didalam media. Tata letak cenderung diatur berbeda menyesuaikan dengan media yang dipakai dalam penyampaikan output visual, demi memperhatikan segi estetika visual juga informasi yang hendak disampaikan agar terlihat lebih efektif dan efisien

A. Desain Tipografi Pada t-shirt

Layout pada desain t-shirt harus melihat target audience yang akan di tuju, bentuk dan warna yang akan dikombinasikan dengan tipografi yang akan di pakai. kombinasi ini memerlukan pengetahuan teori warna dan cara mendesain tata letak setiap elemen.

Gambar III.5 Desain T-shirt (15 Mei2014) B. Media Cetak

Layout pada media cetak harus konsisten agar dapat memberikan ciri khas bagi industri clothing, contohnya tataletak logo berupa typeface yang diletakan.


(32)

23

Gambar III.6 Hantag Ouval Research (https://www.fikrirasyid.com)

(15 Mei2014)

III.2.2 TIPOGRAFI

Tipografi adalah salah satu unsur utama dalam desain visual ini, yang bersifat informative. Penggunaan jenis font sebagi acuan pada setiap desain tipografi yang akan dirilis. Salah satu jenis font yang harus diperhatikan adalah

font san serif, serif dan dekoratif yang diusung oleh setiap industri clothing. Tipografi yang ditampilkan memberikan kesan kreatifitas, dinamis, dan santai dalam setiap desain tipografi, sehingga jenis font yang digunakan adalah

font yang berjenis dekoratif dan san serif yang dapat disesuaikan dengan kebutuhan.

III.2.3 Warna

Warna adalah bagian dari sebuah desain visual yang tidak dapat dipisahkan, dengan penggunaan warna dan kombinasi yang tepat maka akan membuat desai tipografi akan semakin menarik dan akan memiliki nilai lebih dari segi ekonomi. Warna yang di gunakan dalam perancangan tipografi adalah warna yang sering di gunakan oleh para pengusaha clothing.

Warna yang umum dipakai industri clothing dan warna yang memiliki arti pada kebudayaan sunda:


(33)

24

Gambar III.7 Desain T-shirt (15 Mei2014)

 Hitam

R = 0; G = 0; B = 0. C=63 M=52 Y=51 K=100.

warna ini sering digunakan oleh masyarakat sunda sebagai lambing kebijaksanaan.

 Putih

R =255; G =255; B =255. C=0 M=0 Y=0 K=0.

warna yang diartikan masyarakat sunda sebagai alam atas atau surga.

 Ungu

R =73; G =7; B =53. C=53 M=79 Y=32 K=63.

 Biru

R =0; G =255; B =234. C=40 M=0 Y=22 K=0. Warna langit


(34)

25 BAB IV

TEKNIS PRODUKSI MEDIA IV.1 Konsep Karya

Merancang satu set karakter tipografi yang dapat disusun menjadi sebuah kalimat atau selogan yang diaplikasikan pada t-shirt. Membuat packaging yang unik dan Gimmick berupa stiker, gantungan kunci lebel dan lain-lain. Diharapkan dengan adanya desain ini dapat menjadi refrensi dan lebih menarik minat calon konsumen dan dapat melestarikan budaya sunda sekaligus memperkenalkan budaya sunda.

IV.2. Media Utama IV.2.1 Tipografi

Merancang dan membuat satu set karakter tipografi yang mengunakan metode studi garis/elemen-elemen pembentuk tipografi dari aksara sunda

kaganga.

Gambar IV.1. Elemen-Elemen Pembentuk Huruf

x-height Meanline Capnline

Descender Basenline

=

=

=

= STUDI GARIS


(35)

26 Bentuk Font

Gambar IV.2 Tipografi Sundanis

Desain tipografi ini di bentuk agar dapat mendukung aksara kaganga yang di desain pada sebuah t-shirt.

IV.3 Media Pendukung IV.3.1T-shirt

Media pendukung yang di gunakan adalah T-shirt cloting yang di sablon/menggunakan teknik cetak saring atau dengan teknik printing t-shirt.


(36)

27

Bahan t-shirt combat S30 bahan standar yang biasa di gunakan industri

cloting, bahan ini terkenal sangat baik dapat menyerap keringat, kuat dan tidak berbau saat terkena keringat.

IV.3.2 Gimmick

Gimmick adalah buah tangan yang didapatkan pelanggan setelah membeli prodak tipografi. Stiker adalah media cetak yang sering dipakai dalam media berpromosi, bahan stiker ini adalah vinil laminasi doft yang tahan terhadap berbagai cuaca stiker dianggap media berpromosi yang baik karena melalui stiker yang di tempel dimana saja, dapat mengenalkan tipografi pada khalayak yang lebih luas

Gambar IV.4 Desain Gimmic Stiker

IV.3.3 Packaging

Kemasan yang membungkus t-shirt dari clothing, packaging ini juga sangat efektif sebagi media promosi dan reminder kepada para konsumen lama atau baru. Pakaging yang dibuat menggunakan karton 2 mm yang cukup kuat dan dapat dirubah menjadi gantungan baju setelah dirangkai.


(37)

28

Gambar IV.5 Desain packaging

IV.3.4 Jam Tangan

Jam tangan adalah salah satu media yang dapat menjadi media pendukung yang efektif karena sifatnya yang fleksibel dapat dipakai tua maupun muda. Dengan desin yang simple tidak memakai banyak warna membuat jam ini unik dengan gambar aksara sunda di dalamnya.

Gambar IV.6 Desain Jam Tangan

IV.3.5 Label/Hangtag

Merupakan salah satu atribut visual yang wajib ada pada setiap desai t-shirt. Dengan desain yang tergantung pada t-shir dapat menjadi souvenir dan membantu sebagi pengingat pada benak konsumen.


(38)

29

kunci

Gambar IV.7 Desain Hangtag

Salah satu media cetak yang digunakan pembuatan hantag yang dapat menjadi gantungan kunci, sangat sederhana terbuat dari karton 3 mm yang dibungkus stiker outdoor anti air yang tahan berbagai cuaca.

IV.3.6 Goodie Bags

Goodie bags adalah media yang sering dipakai dalam media berpromosi,

goodie bags dianggap media berpromosi yang baik karena melalui goodie bags

yang gunakan untuk menyimpan barang- barang sementara dapat meperkenalkan brand prodak pada khalayak yang lebih luas. Goodie bags juga sangat efektif sebagi media promosi dan sebagi pengingat kepada para konsumen lama atau baru


(39)

30 IV.4 Teknik Cetak

IV.4.1 Tipografi

Gambar IV.9 Tipografi Sundanis

Metode : Studi garis Bahan : CD

Bentuk : File font format ttf

IV.4.2 T-shirt

Gambar IV.10 Tipografi Sundanis

Bahan : Cotton combed s30 Bentuk : T-shirt

Teknik cetak : Printing T-shirt


(40)

31 IV.4.3 Stiker

Gambar IV.11 Desain Gimmic Stiker

Bahan : Stiker Bentuk :Lingkaran Teknik cetak : Cetak offset Ukuran : 7 CM

IV.4.4 Packaging

Gambar IV.12 Desain packaging

Bahan : Karton 2 mm Bentuk :Balok

Teknik cetak : Cetak offset


(41)

32 IV.4.5 Jam Tangan

Gambar IV.13 Desain Jam Tangan

Bahan : Stiker Dan Jam Tangan Bentuk :Lingkaran

Teknik cetak : Cetak offset Ukuran : Costom

IV.4.6 Desain Hangtag

kunci

Gambar IV.14 Desain Hangtag

Bahan : Stiker Dan Karton 2 MM Bentuk : Persegi Panjang

Teknik cetak : Cetak offset Ukuran : 3.7 CM x 12 CM


(42)

33 IV.4.7 Goodie Bags

Gambar IV.15 Desain Goodie Bags

Bahan : Karton Coklat Bentuk : Persegi Panjang Teknik cetak : Cetak offset


(1)

Gambar IV.5 Desain packaging

IV.3.4 Jam Tangan

Jam tangan adalah salah satu media yang dapat menjadi media pendukung yang efektif karena sifatnya yang fleksibel dapat dipakai tua maupun muda. Dengan desin yang simple tidak memakai banyak warna membuat jam ini unik dengan gambar aksara sunda di dalamnya.

Gambar IV.6 Desain Jam Tangan

IV.3.5 Label/Hangtag

Merupakan salah satu atribut visual yang wajib ada pada setiap desai t-shirt. Dengan desain yang tergantung pada t-shir dapat menjadi souvenir dan membantu sebagi pengingat pada benak konsumen.


(2)

kunci

Gambar IV.7 Desain Hangtag

Salah satu media cetak yang digunakan pembuatan hantag yang dapat menjadi gantungan kunci, sangat sederhana terbuat dari karton 3 mm yang dibungkus stiker outdoor anti air yang tahan berbagai cuaca.

IV.3.6 Goodie Bags

Goodie bags adalah media yang sering dipakai dalam media berpromosi, goodie bags dianggap media berpromosi yang baik karena melalui goodie bags yang gunakan untuk menyimpan barang- barang sementara dapat meperkenalkan brand prodak pada khalayak yang lebih luas. Goodie bags juga sangat efektif sebagi media promosi dan sebagi pengingat kepada para konsumen lama atau baru


(3)

IV.4 Teknik Cetak IV.4.1 Tipografi

Gambar IV.9 Tipografi Sundanis

Metode : Studi garis Bahan : CD

Bentuk : File font format ttf

IV.4.2 T-shirt

Gambar IV.10 Tipografi Sundanis

Bahan : Cotton combed s30 Bentuk : T-shirt


(4)

IV.4.3 Stiker

Gambar IV.11 Desain Gimmic Stiker

Bahan : Stiker Bentuk :Lingkaran Teknik cetak : Cetak offset Ukuran : 7 CM

IV.4.4 Packaging

Gambar IV.12 Desain packaging Bahan : Karton 2 mm

Bentuk :Balok Teknik cetak : Cetak offset


(5)

IV.4.5 Jam Tangan

Gambar IV.13 Desain Jam Tangan

Bahan : Stiker Dan Jam Tangan Bentuk :Lingkaran

Teknik cetak : Cetak offset Ukuran : Costom

IV.4.6 Desain Hangtag

kunci

Gambar IV.14 Desain Hangtag

Bahan : Stiker Dan Karton 2 MM Bentuk : Persegi Panjang


(6)

IV.4.7 Goodie Bags

Gambar IV.15 Desain Goodie Bags

Bahan : Karton Coklat Bentuk : Persegi Panjang Teknik cetak : Cetak offset