Pengaruh Kualitas Produk Dan Promosi Penjualan Terhadap Keputusan Pembelian Konsumen Pada Produk T-Shirt Linecoltd Clothing Bandung

(1)

CONSUMER PURCHASING DECISSION ON LINECOLTD CLOTHING T-Shirt PRODUCTS BANDUNG

skripsi

Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Ujian Sidang Guna Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi

Pada Program Studi Manajemen Fakultas Ekonomi Universitas Komputer Indonesia

Oleh :

NAMA : Septian Faisal NIM : 21206011

PROGRAM STUDI MANAJEMEN

FAKULTAS EKONOMI

UNIVERSITAS KOMPUTER INDONESIA

BANDUNG


(2)

(3)

v

Tingginya tingkat persaingan antar clothing yang ada di daerah kota Bandung yang menawarkan berbagai macam produk yang inovatif semakin mempertajam persaingan bisnis clothing di Bandung pada khususnya, Banyaknya merek yang beredar di pasar juga menunjukkan bahwa persaingan dalam industri ini sangatlah ketat. Persaingan yang ketat ini mempunyai dampak positif yaitu masing-masing perusahaan berusaha untuk menciptakan produknya sebaik mungkin agar dapat memenangkan persaingan dan dipilih oleh konsumen. Perusahaan harus menyiapkan strategi husus agar dapat bersaing dengan para pesaingnya oleh karena itu promosi penjualan adalah strategi yang sangat tepat dalam menarik konsumen. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh Kualitas produk terhadap keputusan pembelian.

Penelitian ini terdiri 3 variabel , Metode penelitian yang digunakan adalah metode Deskriptif dan Verifikatif. Penelitian ini mengambil sampel 100 orang dari populasi 4600 orang. Kuesioner digunakan sebagai alat pengumpulan data utama, Analisis data menggunakan korelasi berganda dengan bantuan program SPSS.

Hasil pengujian hipotesis menunjukkan bahwa secara simultan terdapat pengaruh yang signifikan antara Kualitas produk (X1), dan promosi penjualan (X2) terhadap keputusan pembelian (Y). Hal ini dapat diartikan bahwa antara Kualitas produk (X1), dan promosi penjualan (X2) berpengaruh terhadap keputusan pembelian (Y). Besarnya pengaruh kualitas produk dan promosi penjualan berpengaruh terhadap keputusan pembelian adalah sebesar 81,5% dan sisanya dipengaruhi factor lain sebesar 18,5%. Besarnya dampak secara parsial diketahui sebesar 52,5% (kualitas produk), 28,9% (promosi penjualan). Kualitas produk (X1) dan promosi penjualan (X2) memiliki hubungan yang sangat kuat dengan keputusan pembelian (Y).

.


(4)

iv

The high level of competition between clothing that is in the city of Bandung which offer a wide range of innovative products sharpened competition in the London clothing business in particular, the number of brands in the market also shows that competition in this industry is very tight. This fierce competition has a positive impact that each company is trying to create products as possible in order to win the competition and was chosen by the consumer. The company must prepare a strategy to compete with husus its competitors because it is a sales promotion strategy that is appropriate in attracting consumers. This study aims to determine the effect on quality of product purchase decisions.

This study comprised three variables, the research method used is descriptive method and Verifikatif. This study sampled 100 people from the population of 4600 people. The questionnaire used as the primary data collection, data analysis using multiple correlation with SPSS.

The results of hypothesis testing indicate that there is simultaneously a significant effect between the quality of the product (X1), and sales promotion (X2) on the purchase decision (Y). This could mean that the quality of the product (X1), and sales promotion (X2) influence on purchase decisions (Y). The magnitude of the effect of product quality and sales promotions influence buying decisions amounted to 81.5% and the rest is influenced another factor of 18.5%. The magnitude of the impact is partially known for 52.5% (product quality), 28.9% (sales promotion). The quality of the product (X1) and sales promotion (X2) has a very strong relationship with the purchasing decision (Y). .


(5)

vi Assalamu’alaikumwarahmatullahiwabarakaatuh

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya kepada penulis, karena hanya dengan restu dan anugerah-Nyalah maka Skripsi yang merupakan salah satu syarat mendapatkan Gelar Sarjana Ekonomi Jenjang Studi Strata I Program Jurusan Manajemen ini dapat terselesaikan dengan baik dan tepat pada waktunya. Shalawat serta salam semoga senantiasa terlimpah kepada junjungan kita Nabi Muhammad SAW, keluarganya, sahabatnya dan kita ummatnya sampai akhir zaman.

Skripsi ini berjudul “ Pengaruh Kualitas Produk Dan Promosi Penjualan Terhadap Keptusan Pembelian Konsumen Pada Produk T-Shirt Linecoltd Clothing Bandung ”

Penulis menyadari bahwa penyusunan skripsi ini masih jauh dari sempurna.Oleh karena itu, penulis sangat mengharapkan koreksi, pendapat dan saran yang sifatnya membangun guna kesempurnaan skripsi ini.

Dengan segala kerendahan hati, perkenankanlah penulis menyampaikan ucapan terima kasih kepada semua pihak terutama kedua orang tua saya yang selalu member doa serta support dan juga kepada yang telah membantu penulis hingga skripsi ini dapat terselesaikan, terutama kepada:


(6)

vii

Ekonomi Universitas Komputer Indonesia, sekaligus sebagai DosenWali. 3. Ibu Linna Ismawati,SE.M.Si Selaku Ketua Program Studi Manajemen

Universitas Komputer Indonesia.

4. Ibu Raeny Dwisanti ,SE.,M.Si selaku Dosen Pembimbing yang telah banyak meluangkan waktu dan memberikan masukan dan pengarahan kepada penulis.

5. Ibu Dra. RahmaWahdiniwaty ,SE.,MSi selaku Dosen penguji I penulis yang memberikan masukan-masukan yang sangat berguna bagi penyempurnaan skripsi ini.

6. Bapa Rizky Zulfikar, SE., M.Si., selaku Dosen Penguji II penulis yang memberikan saran-saran yang sangat berguna bagi penyempurnaan skripsi ini, dan masukan-masukannya.

7. Seluruh Staff Dosen dan Sekretariat Fakultas Ekonomi khususnya Program Studi Manajemen Universitas Komputer Indonesia.

8. Bpk. Ega MP selaku Owner Distro Linecoltd Bandung yang memberikan izin kepada penulis untuk mengadakan penelitian.

9. Segenap Karyawan Linecoltd yang telah memberikan kesempatan dan petunjuk pada saat pelaksanaan penelitian.


(7)

viii

mendukung dan berbagi ilmu, dan pengalaman tidak terlupakan.

13.Untuk anak-anak Mn-1 angkatan 2006 dan kelas pemasaran angkatan 2006, terimakasih atas segala inspirasi dan dukungannya. Semoga saat bertemu nanti kita sudah menjadi orang-orang yang sukses.

14.Seluruh pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu yang secara langsung atau pun tidak langsung yang turut membantu penyelesaian skripsi ini.

Pada akhirnya penulis berharap semoga skripsi ini dapat bermanfaat khususnya bagi penulis dan umumnya bagi rekan-rekan pembaca.

Wassalamu’alaikumwarahmatullahiwabarakaatuh.

Bandung, 10 Agustus 2012

Septian Faisal


(8)

ix

MOTTO ... iii

ABSTRACT ... iv

ABSTRAK ... v

KATA PENGANTAR ... vi

DAFTAR ISI ... ix

DAFTAR GAMBAR ... xii

DAFTAR TABEL ... xiii

DAFTAR LAMPIRAN ... xvii

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian... 1

1.2 Identifikasi dan Rumusan Masalah... 9

1.3 Maksud dan Tujuan Penelitian... 10

1.4 Kegunaan Penelitian... 11

1.4.1 Kegunaan Praktis... 11

1.4.2 Kegunaan Akademis... 11

1.5 Lokasi dan Waktu Penelitian... 12

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS 2.1 Kajian Pustaka... 13

2.1.1 Kualitas Produk... 13

2.1.1.1 Pengertian Kualitas Produk... 13

2.1.1.2 Pendekatan Kualitas Produk Perspektif Kualitas... 15

2.1.2 Promosi Penjualan... 17

2.1.2.1 Pengertian Promosi Penjualan... 17

2.1.2.2 Jenis Promosi Penjualan... 18

2.1.2.3 Tujuan Promosi Penjualan... 20

2.1.2.4 Peranan Promosi Penjualan... 21

2.1.3 Keputusan Pembelian... 23

2.1.3.1 Pengertian Keputusan Pembelian ... 23

2.1.3.2 Faktor-faktor yang mempengaruhi keputusan pembelian konsumen... 24

2.1.3.3 Tahap-tahap proses keputusan pembelian konsumen... 25

2.1.4 Keterkaitan antar Variabel Penelitian... 29 2.1.4.1 Hubungan Kualitas Produk dengan Keputusan Pembelian.29


(9)

x

3.1 Objek Penelitian ... 42

3.2 Metode Penelitian ... 43

3.2.1 Desain Penelitian ... 44

3.2.2 Operasionalisasi Variabel Penelitian ... 48

3.2.3 Sumber dan Teknik Penentuan Data ... 52

3.2.3.1 Sumber Data ... 52

3.2.3.2 Teknik Penentuan Data ... 52

3.2.4 Teknik Pengumpulan Data ... 54

3.2.4.1 Uji MSI ... 56

3.2.4.2 Uji Validitas ... 57

3.2.4.3 Uji Reliabilitas ... 62

3.2.5 Rancangan Analisis dan Uji Hipotesis ... 65

3.2.5.1 Metode Analisis... 65

3.2.5.1.1 Rancangan Analisis Data... 69

3.2.5.2 Perancangan Hipotesis ... 75

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran Umum Perusahaan ... 80

4.1.1 Sejarah Perusahaan ... 80

4.1.2 Struktur Organisasi Perusahaan ... 81

4.1.3 Deskripsi Jabatan Perusahaan ... 124

4.1.4 Aspek Kegiatan Perusahaan ... 83

4.2 Karakteristik Responden ... 85

4.3 Analisis Deskriptif ... 88

4.3.1 Kualitas Produk pada produk Linecoltd Clothing... 88

4.3.2 Promosi Penjualan pada produk Linecoltd Clothing... 100

4.3.3 Keputusan Pembelian pada produk Linecoltd Clothing... 109

4.4 Analisis Verifikatif………. 120

4.4.1 Analisis Regresi Linier Berganda... 120

4.4.2 Analisis Koefisien Determinasi... 125

4.4.3 Pengujian Secara Simultan (Uji F)... 127


(10)

xi

DAFTAR PUSTAKA ... 135 KUESIONER ... - LAMPIRAN LAMPIRAN LAIN ... -


(11)

1

1.1 Latar Belakang Penelitian

Pemasaran merupakan hal yang sangat penting sejalan dengan semakin tinggi dan bertambahnya kebutuhan masyrakat akan produk-produk yang berkualitas menjadikan persaingan semakin ketat dalam lingkungan bisnis yang terus berkembang.

Secara umum pemasaran dapat dikatakan sebagai pola pikir yang menyadari bahwa perusahaan tidak dapat bertahan tanpa adanya transaksi pembelian. Perusahaan harus dapat memasarkan barang atau jasa yang diproduksi kepada konsumen agar dapat bertahan dan bersaing dengan perusahaan lain. Menurut Kotler dan Amstrong, (2001:354) kualitas produk merupakan senjata strategis yang potensial untuk mengalahkan pesaing. Jadi hanya perusahaan dengan kualitas produk paling baik akan tumbuh dengan baik akan tumbuh dengan pesat, dan dalam jangka panjang perusahaan tersebut akan lebih berhasil dari perusahaan yang lain.

Dengan berkembangnya era teknologi dan globalisasi, serta berkembangnya dinamika persaingan pasar, menuntut perusahaan untuk senantiasa mengembangkan kualitas produk sehingga menciptakan produk yang unggul, atau perusahaan akan gagal dalam bisnisnya. Hanya ada dua pilihan yaitu sukses dalam pengembangan produk sehingga menghasilkan produk yang unggul atau gagal dalam pencapaian bisnisnya karena produk yang dihasilkan tidak


(12)

mampu bersaing di pasaran. Kualitas produk merupakan suatu penilaian terhadap tingkat produk yang diterima (Perceived product) dengan tingkat produk yang diharapkan (expected product). Kualitas produk erat kaitannya dengan kepuasan pelanggan, dimana kepuasan pelaggan juga pada akhirnya berkaitan keputusan pembelian. Pelanggan yang merasa puas akan suatu produk maupun layanan yang diberikan oleh perusahaan maka ia cenderung untuk melakukan pembelian berulang. Kualitas produk merupakan driver atau penggerak bagi kepuasan pelanggan. Di dalam industri yang mengedepankan produk berupa barang sebagai inti usaha, kualitas produk memegang peranan yang sangat penting dalam strategi bertahan di era sekarang ini.

Salah satu industri yang sedang berkembang dengan pesat sekarang ini adalah industri pakaian jadi / clothing. Hal ini terlihat dengan banyaknya distro-distro clothing baru bermunculan. Banyaknya distro-distro ini tidak terlepas dari tren yang berkembang saat ini, khususnya dikalangan anak muda Bandung. Tren anak muda yang ingin tampil beda sesuai jati dirinya namun tetap terjangkau dari segi harga. Hal ini mendorong munculnya merek yang beredar di pasaran. Konsumen dihadapkan pada banyaknya pilihan akan pakaian di pasar, dalam satu distro saja terdapat lebih dari lima merek dagang dari pakaian jadi. Hal ini wajar, dimana segmen anak muda merupakan golongan yang paling dinamis, dimana anak muda identik dengan selera yang berubah-ubah dan cepat bosan. Banyaknya merek yang beredar di pasar juga menunjukkan bahwa persaingan dalam industri ini sangatlah ketat. Persaingan yang ketat ini mempunyai dampak positif yaitu masing-masing perusahaan berusaha untuk menciptakan produknya sebaik mungkin agar dapat


(13)

memenangkan persaingan dan dipilih oleh konsumen. Konsumen diuntungkan dengan adanya persaingan ini, karena konsumen leluasa untuk memilih produk yang dinilai terbaik.

Linecoldt merupakan bisnis dalam bidang clothing yang menghasilkan produk, T-Shirt, Kemeja, Celana, Jaket, Sweater, dan aksesoris meliputi dompet, kaos kaki, sandal, organizer, dan akssoris, topi, dan tas merk Linecoldt Clothing, namun dalam hal ini peneliti hanya memfokuskan pada pakaian atau t-shirt saja dikarenakan t-shirt merupakan fashion yang sangat menarik bagi anak muda dan sudah mejadi trend masa kini.

Dari setiap desain yang diproduksi terlihat jelas bahwa segmen yang diambil oleh lincoltd adalah anak muda. Hal ini dikerenakan anak muda memiliki jiwa seni dan kreatifitas yang tinggi sehingga mereka selalu mengikuti trend jaman masa kini dan memliki selera yang berubah-ubah. Melihat peluang tersebut lincoltd berinisiatif membuat produk dengan desain yang semenarik mungkin agar dapat menarik konsumen untuk membeli produknya, t-shirt yang diproduksi oleh Lincoltd identik dengan desainnya yang unik yaitu mengedepankan tulisan-tulisan unik dan gambar-gambar menarik yang terdapat pada setiap kaosnya.

Tingginya tingkat persaingan antar clothing yang ada di daerah kota Bandung yang menawarkan berbagai macam produk yang inovatif semakin mempertajam persaingan bisnis clothing di Bandung pada khususnya, Linecoldt sebagai salah satu clothing yang ada di kota Bandung yang telah berdiri selama 3 tahun, yang artinya mempunyai pengalaman lebih banyak dibandingkan dengan clothing lainnya. Kini menghadapi tantangan yang serius dari para pesaingnya


(14)

sperti invictus, comic, barner, black jack, ouval, unkl 347 dan yang lainnya, cloting-clothing tersebut merupakan pesaing langsung yang disebabkan kesamaan produk yang dihasilkan dan kesamaan pasar sasarannya. Walapun linecoldt sudah lama beroprasi atau berdiri bukan merupakan jaminan mendapatkan market share yang baik, hal ini terjadi karena persaingan yang semakin ketat yang ditunjukan dengan munculnya clothing-clothing yang sejenis yang memberikan banyak pilihan produk, sehingga laba yang diperoleh Linecoldt mengalami pasang surut tiap bulannya. Untuk mengatasi hal itu diperlukan adanya promosi penjualan,hal inilah yang menjadikan promosi penjualan berperan penting bagi perusahaan. Dengan promosi perusahaan dapat mengkomunikasikan produk kepada konsumen. Keunggulan-keunggulan produk dapat diketahui oleh konsumen dan bisa membuat konsumen tertarik untuk mencoba dan kemudian aka mencoba dan kemudian akan mengambil keputusan untuk membeli suatu produk tersebut. Jadi promosi merupakan salah satu aspek yang penting dalam manajemen pemasaran karena dengan promosi bisa membuat konsumen yang semula tidak tertarik terhadap suatu produk bisa berubah fikiran dan menjadi tertarik pada produk tersebut.

Promosi penjualan adalah bentuk persuasi langsung melalui berbagai insentif yang dapat diatur untuk merangsang pembelian produk dengan segera atau meningkatkan jumlah barang yang dibeli pelanggan. Djasalim Saladin (2003:172). Prosmosi penjualan sebagai salah satu variabel bauran pemasaran mempunyai peranan penting dalam menyampaikan informasi mengenai produk perusahaan kepada konsumen.


(15)

Perusahaan menggunakan promosi untuk memicu transaksi, sehingga konsumen mau membeli suatu merek tertentu serta mendorong tenaga penjualan untuk secara agresif menjualnya. Selain itu promosi mampu merangsang permintaan akan suatu produk. Dengan promosi tersebut diharapkan konsumen mau mencoba produk tersebut dan mendorong konsumen yang sudah ada agar membeli produk lebih sering lagi sehingga akan terjadi pembelian ulang dan volume penjualan produk suatu perusahaan akan meningkat.

Promosi merupakan faktor penting dalam mewujudkan tujuan penjualan suatu perusahaan. Agar konsumen bersedia menjadi langganan, mereka terlebih dahulu harus dapat mencoba atau meneliti barang-barang yang diproduksi oleh perusahaan, akan tetapi mereka tidak akan melakukan hal tersebut jika kurang yakin terhadap barang itu. Disinilah perlunya mengadakan promosi yang terarah, karena diharapkan dapat memberikan pengaruh positif terhadap meningkatnya penjualan (Endar Sugiyono,2004:17).

Keberadaan Linecoltd Clothing sendiri mengalami pasang surut, selain keterbatasan dana untuk melakukan promosi, juga dikarenakan semakin maraknya distro-distro sejenis yang memproduksi produk yang sama dan bersaing menancapkan produknya di benak konsumen. Masing-masing pesaing memiliki variasi desaign pada coraknya. Selain itu para pesaing memiliki harga yang lebih murah dan tempat yang terjangkau oleh konsumen.

Menurut hasil survey awal dengan 30 konsumen distro Linecoltd bahwa mengatakan kualitas produk di distro tersebut sebesar 60% dikatan tidak begitu baik dan 40% sebagian konsumen menyatakan bahwa kualitas produk cukup baik.


(16)

Hal ini dikarenakan banyaknya produk yang sejenis yang ditawarkan dipasaran sehingga konsumen dihadapkan banyaknya pilihan, selain itu perusahaan kurang dalam melakukan promosi penjualan sehingga konsumen kurang mengetahui kualitas produk yang dihasilkan oleh perusahaan.

Untuk mengetahui hal tersebut produk-produk Linecoltd harus terus meningkatkan kualitas produknya dengan mempunyai kulitas yang baik. Keputusan pembelian konsumen terkadang mengalami kenaikan dan penurunan, hal tersebut dikarenakan banyaknya pesaing yang menawarkan produk-produk yang sama sehingga konsumen dihadapkan dengan banyaknya pilihan akan pakaian di pasar. Berikut adalah nilai penjualan pada produk Linecoltd :


(17)

Sumber : Laporan keuangan Distro Linecoltd.

Tabel 1.1

Daftar Penjualan Produk Distro Linecoltd Tahun 2010

Data Konsumen yang Melakukan Pembelian

JUMLAH Bulan

ke

Minggu ke

1 2 3 4

Januari 105 120 99 112 436

Februari 115 102 99 102 418

Maret 111 103 98 96 408

April 98 109 106 96 409

Mei 116 99 98 97 410

Juni 89 98 82 83 352

Juli 108 99 104 105 416

Agustus 98 92 98 91 379

September 78 75 82 65 300

Oktober 77 78 75 73 303

November 88 80 84 85 337

Desember 105 107 108 112 432


(18)

berdasarkan tabel diatas, dapat diketahui bahwa penjualan produk Linecoltd Clothing pada bulan februari-desember mengalami penurunan dari bulan sebelumnya yaitu bulan januari dan terjadi penurunan penjualan yang sangat pesat pada bulan september, yang seharusnya dari bulan ke bulan penjualan produk Linecoltd clothing bandung naik, tapi pada kenyataannya mengalami penurunan. Jumlah penjualan januari yang sangat tinggi tidak diikuti oleh bulan-bulan berikutnya sampai data penjualan terakhir bulan-bulan desember walaupun naik tapi tidak melebihi jumlah penjualan pada bulan januari.

Fenomena tersebut bisa terjadi dikarenakan Linecoltd Clothing Bandung sendiri mengalami pasang surut, selain keterbatasan dana untuk melakukan promosi, juga dikarenakan semakin maraknya industri pakaian jadi yang memproduksi produk-produk sejenis dan bersaing menancapkan produknya di benak konsumen yang telah dijelaskan sebelumnya dan Linecoltd Clothing Bandung belum memaksimalkan promosi penjualannya sehingga tidak banyak konsumen yang mengetahui kualitas produk yang di produksi oleh Linecoltd Clothing.

Kualitas produk dan promosi penjualan merupakan faktor yang dapat mempengaruhi keputusan pembelian dengan cara meningkatkan atau menawarkan produk sesuai apa yang diharapkan konsumen. Didasari hal-hal tersebut diatas dan fenomena yang terjadi di perusahaan Linecoltd Clothing Bandung, maka penulis berkeinginan untuk melakukan penelitian dengan judul :

“ Pengaruh Kualitas Produk dan Promosi Penjualan Terhadap Keputusan Pembelian pada Linecoltd Clothing Bandung”


(19)

1.2 Identifikasi Masalah dan Rumusan Masalah

Dalam menganalisis pengaruh Kualitas Produk Dan Promosi Penjualan Terhadap Keputusan Pembelian sering dijumpai banyak kendala dalam penelitian ini, sehingga peneliti membatasi pokok permasalahan sebagai berikut.

1.2.1 Identifikasi Masalah

Berdasarkan penjelasan diatas, permasalahan dalam penelitian ini dapat diidentifikasikan sebagai berikut :

1) Banyaknya produk-produk yang sejenis di pasaran.

2) Kurangnya promosi penjualan yang dilakukan oleh pihak produsen. 3) Kurangnya jumlah pelanggan dan daya beli konsumen yang

menyebabkan menurunnya laba perusahaan.

4) Adanya kesenjangan yang terjadi antara keinginan (harapan) konsumen terhadap kualitas produk yang dipromosikan oleh Linecoltd, yang pada akhirnya berdampak pada keputusan pembelian konsumen dan akan mempengaruhi jumlah laba atau keuntungan yang dipreroleh.

1.2.2 Rumusan Masalah

Sesuai dengan uraian latar belakang dan identifikasi masalah maka dapat dirumuskan permasalahan dalam penelitian ini sebagai berikut :

1. Bagaimana tanggapan konsumen terhadap Kualitas Produk Linecoltd clothing.


(20)

2. Bagaimana tanggapan konsumen mengenai Promosi Penjualan Linecoltd Clothing.

3. Bagaimana keputusan pembelian konsumen pada produk Linecoltd Clothing.

4. Seberapa Besar Pengaruh Kualitas Produk dan Promosi Penjualan Terhadap Keputusan Pembelian pada Linecoltd Clothing Bandung seacara simultan dan parsial.

1.3. Maksud dan Tujuan Penelitian

1.3.1. Maksud penelitian

Maksud dari penelitian yang penulis lakukan adalah untuk memperoleh data yang selanjutnya dianalisis dalam menghasilkan informasi tentang apakah pengaruh kualitas produk dan promosi penjualan terhadap keputusan pembelian.

1.3.2. Tujuan penelitian

1. Untuk mengetahui tanggapan konsumen terhadap Kualitas Produk Linecoltd Clothing.

2. Untuk mengetahui tanggapan konsumen mengenai Promosi Penjualan Linecoltd Clothing.

3. Untuk mengetahui keputusan pembelian konsumen pada produk Linecoltd Clothing..

4. Untuk menganalisis Pengaruh Kualitas Produk dan Promosi Penjualan Terhadap Keputusan Pembelian pada Linecoltd Clothing baik secara simultan maupun parsial.


(21)

1.4. Kegunaan Penelitian

Adapun kegunaan dari penelitian ini adalah : 1.4.1 Kegunaan Praktis

a. Bagi Perusahaan

Dapat memberikan bahan masukan kepada Linecoldt Clothing. Diharapkan dengan dilakukan penelitian ini peneliti dapat memberikan masukan yang bermanfaat bagi perusahaan dalam melaksanakan usaha dan manajemen dalam kegiatan perusahaan.

b. Bagi Pihak Terkait

Baik secara langsung maupun tidak langsung diharapkan dapat bermanfaat sebagai sumber informasi untuk menambah pengetahuan tentang Kualitas Produk dan Promosi Penjualan pada Linecoltd Clothing.

1.4.2 Kegunaan Akademis

1. Pengembangan Ilmu

Hasil penelitian ini diharapkan dapat digunakan untuk pengembangan ilmu manajemen, terkait dengan manajemen pemasaran khususnya pada teori Kualitas Produk dan Promosi Penjualan pengaruhnya terhadap Keputusan Pembelian.

2. Bagi Peneliti Lain

Diharapkan hasil penelitian ini dapat dijadikan suatu referensi yang dapat bermanfaat bagi pembaca dalam melaksanakan penelitian maupun studi yang lebih lanjut.


(22)

1.5 Lokasi Dan Waktu Penelitian

Dalam pengumpulan data dan informasi yang dibutuhkan dalam penulisan skripsi ini, penulis melakukan penelitian pada Linecoltd Clothing Bandung yang berlokasi di jl. Sumur 7 bandung.

Adapun perencanaan waktu penelitian seperti yang terlihat dalam tabel di bawah ini.

Tabel 1.2 Waktu Penelitian

Keterangan Maret April Mei Juni

1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 Pengajuan Judul

Pencarian Data Pengolahan Data Penulisan Laporan


(23)

13 2.1 Kajian Pustaka

2.1.1 Kualitas Produk

2.1.1.1 Pengertian Kualitas Produk

Menurut Kotler Yang diterjemah oleh Hendra Teguh dan Ronny A. Rusly

( 2002:67) bahwa ” Kualitas produk adalah keseluruhan ciri serta sifat dari suatu

produk yang berpengaruh pada kemampuan untuk memuaskan kebutuhan yang

dinyatakan atau tersirat”.

Prawirosentono ( 2004:6 ) mendefinisikan kualitas produk adalah keadaan fisik, fungsi, dan sifat suatu produk bersangkutan yang dapat memenuhi selera konsumen dengan memuaskan sesuai nilai uang yang telah dikeluarkan.

Berdasarkan definisi diatas dapat disimpulkan bahwa kualitas diukur dengan apa yang dirasakan,dilihat oleh konsumen berdasarkan pengalaman aktual yang dia lakukan terhadap barang atau jasa,artinya bahwa sesuatu yang dapat dinyatakan atau tidak dinyatakan, disadari atau hanya dirasakan, secara teknis bersifat subyektif, yang dapat memuaskan pelanggan sesuai keinginan dan harapan pelanggan.

David Garvin yang dikutip oleh Fandy Tjiptono dan Gregorius Chandra (2005:130) ada 8 dimensi produk yang dapat digunakan untuk menganalisis karakteristik kualitas barang sebagai berikut:


(24)

1. Kinerja (Performance)

Berkaitan dengan aspek fungsional dari produk inti yang di beli, misalnya kejernihan air, kesehatan yang diperoleh dari air dan sebagainya. Merupakan karakteristik utama yang dipertimbangkan pelanggan ketika ingin membeli suatu barang.

2. Keistimewaan ( Features)

Yaitu aspek kedua dari performasi yang menambah fungsi dasar berkaitan dengan pilihan-pilihan dan pengembangannya.

3. Keandalan (Reability)

Berkaitan dengan probabilitas atau kemungkinan suatu barang melaksanakan fungsinya secara berhasil dalam periode waktu tertentu . Dengan demikian keandalan merupakan karakteristik yang merefleksikan kemungkinan atau probabilitas tingkat keberhasilan dalam penggunaan barang.

4. Konformasi( Conformance)

Berkaitan dengan tingkat kesesuaian terhadap spesifikasi yang telah ditetapkan sebelumnya berdasarkan keinginan pelanggan. Konformasi merefleksikan derajat dimana karakteristik desain produk dan karakteristik operasi memenuhi standar yang telah ditetapkan.

5. Daya Tahan ( Durability)

Yaitu ukuran masa pakai suatu barang. Karakteristik ini berkaitan dengan daya tahan barang itu yang berkaitan dengan berapa lama produk tersebut dapat terus digunakan.


(25)

6. Kemampuan Pelayanan (Serviceability)

Yaitu karakteristik yang berkaitan dengan kecepatan, keramahan, kesopanan, kompetensi, kenyamanan dan kemudahan didapat.

7. Estetika ( Aesthetic)

Merupakan karakteristik yang bersifat subyektif sehingga berkaitan dengan pertimbangan pribadi dan refleksi preferensi individual. Dengan demikian, estetika dari suatu produk lebih banyak berkaitan dengan perasaan pribadi dan mencakup karakteristik tertentu seperti : model/ desain yang artistik, jenis.

8. Kualitas yang dirasakan (Perceived quality)

Yaitu citra dan reputasi produk serta tanggung jawab perusahaan terhadapnya. Biasanya karena kurangnya pengetahuan pembeli akan fitur produk yang akan dibeli, maka pembeli mempersepsikan kualitasnya dari aspek harga, nama merk, iklan, reputasi perusahaan, maupun negara pembuatnya.

2.1.1.2 Pendekatan Kualitas Produk atau Perseptif Kualitas

Setelah diketahui dimensi kualitas produk, harus diketahui bagaimana persektif kualitas yaitu pendekatan yang digunakan untuk mewujudkan kualitas suatu produk. Garvin (1988) yang diterjemahkan oleh Fandi Djiptono dan Gregorius Candra (2005:113), mengidentifikasikan adanya lima alternatif perspektif kualitas, dimana kelima macam perspektif inilah yang bisa menjelaskan mengapa kualitas diinterpretasikan secara berbeda oleh masing-masing individu dalam konteks yang berlainan.


(26)

1. Transcendental Approch

Berdasarkan definisi kualitas diatas dapat disimpulkan bahwa kualitas didasarkan pada pengalaman aktual pelanggan terhadap barang atau jasa, diukur berdasarkan persyaratan pelanggan, artinya bahwa dinyatakan, disadari atau hanya dirasakan, secara teknis atau bersifat subjektif, dapat mewakili sasaran yang bergerak dalam pasar yang penuh persaingan.

2. Product-Based Approach

Pendekatan ini menganggap kualitas sebagai karakteristik atau atribut yang dapat dikuantifikasikan dan dapat diukur. Perbedaan dalam kualitas produk mencerminkan perbedaan dalam jumlah unsur atau atribut yang dimiliki produk, karena pandangan sangat obyektif, maka tidak dapat dijelaskan perbedaan dalam serta, kebutuhan dan preferensi individu.

3. User-Based Approach

Pendekatan ini didasarkan pada orang yang menggunakannya dan produk yang paling memuaskan preferensi seseorang misalnya ( perceiped quality) merupakan produk yang berkualitas paling tinggi. Perseptif yang subyektif ini juga menyatakan bahwa konsumen yang berbeda memiliki kebutuhan dan keinginan yang berbeda pula. Dengan demikian, kualitas produk bagi seseorang adalah sama dengan kepuasan maksimum yang dirasakan.

4. Manufacturing- Based Approach

Perspektif ini bersifat supply- based dan terutama memperhatikan praktek-praktek perekayasaan dan pemanukfakturan, serta mendefinisikan kualitas


(27)

produk sama dengan persyaratannya ( conformance to requirements). Dalam sektor jasa, dapat dikatakan bahwa kualitas bersifat operation-defend. Pendekatan ini berfokus pada penyesuaian spesifikasi yang dikembangkan secara internal, seringkali didorong oleh tujuan peningkatan produktivitas dan pendekatan biaya. Jadi yang menentukan kualitas produk adalah standar-standar yang ditetapkan perusahaan, bukan konsumen yang menggunakannya.

5. Value- Based Approach

Pendekatan ini memandang kualitas produk dari segi nilai dan harga. Dengan mempertimbangkan trade-off antara produk dan harga, kualitas didefinisikan sebagai ”Affordable Exelence”. Kualitas produk dalam perspektif ini bersifat relatif sehingga produk yang memiliki kualitas paling tinggi belum tentu produk yang paling bernilai. Akan tetapi, yang berani adalah produk atau jasa yang paling tepat dibeli (best buy).

2.1.2 Promosi Penjualan

2.1.2.1 Pengertian Promosi Penjuaalan

Menurut Christina Widya Utami (2008:134) Promosi Penjualan adalah dorongan jangka pendek untuk pembelian atau penjualan suatu produk atau jasa. Sedangkan menurut Fandy Tjiptono (2008:229) Promosi Penjualan adalah bentuk persuasi langsung melalui penggunaan berbagai insentif yang dapat diatur untuk merangsang pembelian produk dengan segera dan meningkatkan jumlah barang yang dibeli pelanggan.

Melalui promosi penjualan perusahaan dapat menarik pelanggan baru, mempengaruhi pelanggannya untuk mencoba produk baru, mendorong pelanggan


(28)

membeli lebih banyak, menyerang aktivitas promosi pesaing, meningkatkan pembelian tanpa rencana sebelumnya, atau mengupayakan kerja sama yang lebih erat dengan pengecer. Dari pengertian promosi penjualan yang dikemukakan oleh para ahli tersebut dapat ditarik kesimpulan bahwa promosi penjualan memiliki karakteristik sebagai berikut:

1. Meningkatkan permintaan dari para pemakai industrial atau konsumen akhir. 2. Meningkatkan kinerja pemasaran perantara.

3. Mendukung dan mengkoordinasikan kegiatan personal selling dan iklan.

2.1.2.2 Jenis Promosi Penjualan

Menurut Suharno (2010: 274-275) Alat-alat yang digunakan untuk mencapai tujuan promosi penjualan, yaitu terdiri alat bagi promosi penjualan pada konsumen dan pada pengecer. Alat promosi penjualan untuk konsumen dapat diidentifikasikan beberapa dibawah ini:

1. Potongan Harga (diskon)

Potongan harga (diskon) adalah pengurangan pengurangan langsung terhadap harga atas pembelian selama satu periode tertentu.

2. Kupon

Kupon adalah lembar yang member pembeli hak penghematan ketika mereka membeli produk yang sudah ditentukan.


(29)

3. Kontes, Undian Berhadiah, dan permainan

Kontes, Undian berhadiah, dan permainan adalah kegiatan-kegiatan promosi yang memberikan konsumen kesempatan untuk memenangkan sesuatu hadiah dengan mengandalkan nasib baik atau usaha tambahan.

4. Hadiah Pelanggan

Hadiah pelanggan adalah uang tunai atau hadiah lain atas penggunaan regular produk tertentu.

5. Pemberian Premium

Pemberian premium adalah barang yang ditawarkan secara gratis atau dengan harga murah sebagai suatu insentif bagi pembelian sebuah produk.

6. Rabat

Tawaran pengembalian uang (rabat) adalah tawaran untuk mengembalikan uang atas harga penjualan produk kepada konsumen dengan syarat tertentu.

7. Contoh produk

Contoh produk adalah sedikit produk yang ditawarkan kepada konsumen untukdicoba.

8. Pameran dagang

Banyak industri menampilkan dan menjual dagangan mereka pada pameran dagang yang memungkinkan penjual mendemonstrasikan produk, memberikan informasi, menjawab pertanyaan, membandingkan merk dengan persaingan dan melakukan pesanan.

9. Kemasan dengan harga potongan


(30)

produsen secara langsung pada label atau kemasan. 10. Barang iklan khusus

Barang iklan khusus adalah barang yang berguna yang dicetaki nama pemasang iklan, diberikan sebagai hadiah kepada konsumen.

11. Promosi di titik penjualan

mencakup pameran dan demonstrasi yang terjadi dititik pembelian atau titik penjualan.

12. Tunjangan

Tunjangan adalah uang promosi yang dibayarkan oleh perusahaan kepada pengecer sebagai imbalan atas kesediaan pengecer menampilkan produk pemasar dalam cara tertentu.

2.1.2.3 Tujuan Promosi Penjualan

Menurut Fandy Tjiptono (2008:221) Tujuan promosi penjualan adalah menginformasikan, mempengaruhi dan membujuk, serta mengingatkan pelanggan sasaran tentang perusahaan dan bauran pemasarannya. Secara rinci ketiga tujuan promosi tersebut dapat dijabarkan sebagai berikut:

1. Menginformasikan (Informing)

Menginformasikan pasar mengenai keberadaan suatu produk baru, Memperkenalkan cara pemakaian yang baru dari suatu produk, Menyampaikan perubahan harga kepada pasar,

Menjelaskan harga cara kerja suatu produk,


(31)

Meluruskan kesan yang keliru,

Mengurangi ketakutan atau kekhawatiran pembeli, Membangun citra perusahaan.

2. Membujuk pelanggan sasaran (persuading) Membentuk pilihan merek,

Mengalihkan pilihan ke merek tertentu,

Mengubah persepsi pelanggan terhadap atribut produk, Mendorong pembeli untuk belanja saat itu juga,

Mendorong pembeli untuk menerima kunjungan wiraniaga (salesmen) 3. Mengingatkan (reminding)

Mengingatkan pembeli bahwa produk yang bersangkutan dibutuhkan dalam waktu dekat.

Mengingatkan pembeli akan tempat-tempat yang menjual produk perusahaan. Membuat pembeli tetap ingat walaupun tidak ada kampanye iklan,

Menjaga agar ingatan pertama pembeli jatuh pada produk perusahaan.

2.1.2.4 Peranan Promosi Penjualan

Menurut Cristina Widya Utami (2008:137) Peranan promosi penjualan secara umum bahwa melalui promosi penjualan produk atau jasa mereka akan diketahui oleh konsumen. Promosi penjualan sangat berperan penting dalam kesuksesan seorang pemasaran perusahaan agar barang produksinya diminati oleh konsumen yang dapat berdampak baik bagi bertambahnya pelanggan serta


(32)

meningkatnya laba perusahaan. Ada beberapa faktor lingkungan yang mendorong semakin pentingnya promosi penjualan, yaitu:

a) Bersifat jangka pendek

Promosi penjualan umumnya diikuti oleh peningkatan penjualan dalam jangka pendek. Namun ada kritik bahwa jika tidak disertai oleh keputusan konsumen, maka kenaikan penjualan ini bersifat sementara. Begitu promosi berakhir, penjualan pun menurun.

b) Tekanan persaingan perusahaan fashion lain

Dalam situasi yang bersaing ketat, promosi penjualan merupakan salah satu cara untuk merebut pelanggan pesaing. Apabila pesaing menyatakan bahwa para pelanggan pesaingnya kabur, para pesaing mungkin melakukan serangan balik dengan melakukan adanya promosi penjualan pula.

c) Harapan bagi konsumen

Apabila sering mendapat insentif, konsumen maupun perantara dapat berubah persepsi bahwa insentif itu bukan promosi penjualan lagi melainkan bagian dari paket produk. Dengan kata lain, insentif bukan lagi suatu surprice, melainkan suatu keharusan, kalau begitu, mau tak mau perusahaan harus menyediakannya.

d) Rendahnya kualitas penjual eceran

Apabila pramuniaga berkualitas rendah atau kalau sama sekali tidak menggunakan pramuniaga (swalayan), maka promosi penjualan seperti display atau sampel merupakan satu-satunya alat promosi yang terdapat di counter.


(33)

2.1.3 Keputusan Pembelian

2.1.3.1 Definisi Keputusan Pembelian

Menurut Fandy Tjiptono (2008:21) keputusan pembelian adalah sebuah proses dimana konsumen mengenal masalahnya, mencari informasi mengenai produk atau merek tertentu dan mengevaluasi seberapa baik masing-masing alternatif tersebut dapat memecahkan masalahnya, yang kemudian mengarah kepada keputusan pembelian.

Keputusan pembelian merupakan suatu proses yang dimulai dari pengenalan masalah, pencarian informasi, evaluasi alternatif, keputusan pemeblian, perilaku paska pembelian (Kotler, 2002 : 204).

Menurut Kotler dan Keller (2007:227) adalah Proses keputusan pembelian merupakan proses dimana konsumen melewati lima tahap, yaitu pengenalan masalah, pencarian informasi, evaluasi alternatif, keputusan pembelian, dan perilaku pasca pembelian, yang dimulai jauh sebelum pembelian aktual dilakukan dan memiliki dampak yang lama setelah itu.

Dari beberapa definisi proses keputusan pembelian diatas dapat disimpulkan, bahwa keputusan pembelian merupakan sebuah proses yang diawali dengan adanya pengenalan masalah tentang produk apa yang dibutuhkan kemudian melakukan pencarian informasi produk,mengevaluasi produk dari keunggulan dan manfaat, kemudian membeli produk yang paling unggul dan kemudian adanya perilaku setelah pembelian, apakah puas atau tidak dalam membeli produk.


(34)

2.1.3.2. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Keputusan Pembelian Konsumen

Terdapat empat faktor yang mempengaruhi perilaku konsumen dalam melakukan pembelian, yaitu sebagai berikut:

1. Faktor Budaya, factor budaya seseorang mempengaruhi perilaku mereka dalam mencari, menyelesaikan dan mengkonsumsi suatu produk, secara mendalam dan konsisten. Budaya adalah kumpulan nilai dasar, persepsi, keinginan, dan perilaku yang dipelajari oleh anggota masyarakat dari keluarga dan institusi penting lainnya.

2. Faktor Sosial, merupakan factor yang mempengaruhi perilaku konsumen yang terbentuk dan berasal dari lingkungan sekitar. Aktivitas sosialisasi seseorang dengan orang-orang disekelilingnya sehari-hari akan membentuk pola perilaku yang khas pada masyarakat. Termasuk factor social adalah pengaruh kelompok, keluarga, dan peran dan status.

3. Faktor Pribadi, faktor pribadi yang mempengaruhi perilaku pembelian adalah usia dan tahap siklus hidup, pekerjaan, situasi ekonomi, gaya hidup dan personalitas.

4. Faktor Psikologis, faktor psikologis adalah merupakan factor dari dalam diri seseorang dan mementukan bagaimana mereka memilih dan mengkonsumsi produk. Pemasar perlu memahami faktor psikologis, yang terdiri dari motivasi, persepsi, pembelajaran, dan keyakinan dan sikap.


(35)

2.1.3.3 Tahap-tahap Proses Keputusan Pembelian Konsumen

Menurut Kotler dan Keller (2007: 235) : “Tahapan proses keputusan

pembelian konsumen terdiri dari pengenalan kebutuhan, pencarian informasi, evaluasi alternatif, keputusan pembelian dan perilaku pasca pembelian”.

Dapat juga digambarkan sebagai berikut :

Sumber : (Kotler & Keller, 2007:235)

Gambar 2.1 1. Pengenalan Masalah

Kebutuhan atau keinginan dari pembeli merupakan titik awal adanya pengenalan masalah yang terjadi akibat adanya rangsangan internal maupun eksternal. Kesadaran akan kebutuhan akan terjadi ketika konsumen melihat perbedaan yang signifikan antara kondisi yang dirasakan dengan kondisi ideal yang diharapkan, jika kondisi ideal paralel dengan kondisi aktual, maka tidak akan ada masalah yang menyebabkan timbulnya kebutuhan. Tugas dari pemasar adalah dengan mengidentifikasi keadaaan yang memicu kebutuhan tertentu, dengan mengumpulkan informasi dari sejumlah konsumen, karena motivasi konsumen perlu ditingkatkan agar pembeli potensial dapat memberikan pertimbangan pada produk.

Pengenalan masalah

Pencarian informasi

Evaluasi alternatif

Keputusan pembelian

Perilaku pasca pebelian


(36)

2. Pencarian Informasi

Saat kebutuhan akan suatu produk telah muncul, maka konsumen akan terdorong untuk mencari lebih banyak informasi mengenai produk. Terdapat dua situasi pencarian informasi, pertama adalah penguatan perhatian, merupakan level dimana pembeli lebih peka terhadap informasi produk. Situasi pencarian informasi yang kedua adalah saat dimana pembeli mulai aktif mencari informasi dengan mencari bahan bacaan, menelepon teman dan mengunjungi toko untuk mempelajari produk tertentu. Dalam mencari informasi konsumen memiliki referensi baik dari lingkungan, maupun yang didapat dari perusahaan. Menurut Kotler dan

Keller (2007:235), Terdapat empat sumber informasi konsumen. Pertama adalah sumber pribadi yang diantaranya adalah keluarga, teman, tetangga dan kenalan. Kedua adalah sumber komersial diantaranya adalah iklan, wiraniaga, penyalur, kemasan dan pajangan di toko. Ketiga sumber publik, yaitu media massa dan organisasi penentu peringkat konsumen. Dan yang keempat adalah penanganan, pengkajian dan pemakaian produk. Sumber informasi konsumen, merupakan salah satu faktor yang juga penting dalam menentukan apakah konsumen tersebut tertarik untuk menggunakan produk atau tidak, karena banyak sekali konsumen yang mengandalkan pengalaman dari lingkungannya yang sudah mempergunakan sebuah produk untuk ikut menggunakan produk tertentu. Pada kondisi ini pemasar memiliki tugas untuk memperkuat sumber informasi yang mudah untuk diakses oleh konsumen.


(37)

3. Evaluasi Alternatif

Informasi yang telah didapatkan oleh pembeli kemudian diolah dan dibuat penilaian akhir. Terdapat beberapa proses evaluasi keputusan, dan model-model terbaru yang memandang proses evaluasi konsumen sebagai proses yang berorientasi kognitif, yaitu, model tersebut menganggap konsumen membentuk penilaian atas produk dengan sangat sadar dan rasional.

Menurut Djaslim Saladin (2006:60), terdapat lima konsep dasar bagi pemasar dalam penilaian alternatif konsumen, yaitu:

a. Sifat-sifat produk apa yang menjadi ciri-ciri khusus dan perhatian konsumen terhadap produk atau jasa tersebut.

b. Pemasar hendaknya lebih memperhatikan pentingnya ciri-ciri produk daripada penonjolan ciri-ciri produk.

c. Kepercayaan konsumen terhadap ciri merek yang menonjol.

d. Fungsi manfaat, yaitu bagaimana konsumen mengharapkan kepuasan yang diperoleh dari produk dengan tingkat alternatif yang berbeda-beda setiap hari. e. Bagaimana prosedur penilaian yang dilakukan konsumen dari sekian banyak

ciri-ciri barang. Ciri-ciri produk yang khusus dan berbeda dapat menarik konsumen untuk mencoba produk, karena akan memudahkan konsumen untuk membedakan produk perusahaan dari produk lainnya. Perusahaan dalam menciptakan ciri-ciri produk harus tetap memperhatikan manfaat dan juga kepuasan dari konsumen dalam menggunakan produk.


(38)

4. Keputusan Pembelian

Tahap evaluasi para pembeli akan membentuk preferensi atas merek-merek yang ada di dalam kumpulan pilihan, sehingga dapat membentuk niat untuk membeli produk yang paling disukai. Dalam mengambil keputusan, konsumen dapat mengambil lima sub-keputusan diantaranya adalah merek, dealer, kuantitas, waktu dan metode pembayaran. Menurut Djaslim Saladin (2006:60), terdapat dua faktor dalam keputusan pembelian, yaitu:

a. Sikap orang lain, dalam keputusan pembelian banyak dipengaruhi oleh orang lain seperti teman, tetangga, atau siapa saja yang dipercaya. Sikap orang lain ini bergantung pada dua hal, pertama adalah intensitas sikap negatif orang lain terhadap alternatif yang disukai dan kedua adalah motivasi konsumen untuk menuruti keinginan orang lain. Maka itu semakin gencar sikap negatif dari orang lain dan semakin dekat orang lain tersebut dengan konsumen, maka akan semakin mengubah niat pembeliannya.

b. Faktor-faktor situasi yang tidak terduga, yaitu faktor harga, pendapatan, dan keuntungan yang diharapkan dari produk tersebut.

5. Perilaku Pasca Pembelian

Ketika konsumen telah melakukan pembelian produk, maka mereka akan mengalami berbagai pengalaman atas pembelian. Mungkin saja ada yang mengalami ketidaksesuaian karena memperhatikan fiturfitur tertentu yang mengganggu atau mendengar hal-hal yang menyenangkan tentang merek lain. Kepuasan konsumen adalah fungsi dari seberapa sesuainya harapan dengan


(39)

kinerja produk, semakin besar kesenjangan antara harapan dan kinerja, maka akan semakin besar ketidakpuasan konsumen.

Kepuasan dan ketidakpuasan terhadap produk akan mempengaruhi perilaku konsumen. Jika konsumen merasa puas, maka kecenderungan untuk melakukan pembelian ulang akan terjadi, begitu pula sebaliknya. Untuk konsumen yang tidak merasa puas akan mungkin membuang atau mengembalikan barang tersebut, atau bahkan melakukan tindakan publik seperti mengajukan keluhan terhadap perusahaan kepada media ataupun lembaga-lembaga. Tugas pemasar adalah selalu memonitor cara pembeli memakai dan membuang produk tertentu. Kelima proses keputusan pembelian yang umum tersebut, sangat penting untuk diperhatikan oleh perusahaan, karena perusahaan dapat membuat analisis tentang perilaku pembelian konsumen, sehingga memudahkan dalam pembuatan strategi pemasaran. Selain itu kepuasan konsumen dalam menggunakan produk akan tetap terjaga karena perusahaan senantiasa memperbaiki kekurangan yang telah terjadi.

2.1.4 Keterkaitan antar Variabel Penelitian

2.1.4.1 Hubungan Antara Kualitas Produk Terhadap Keputusan Pembelian Kualitas produk sangat berkaitan erat sekali dengan masalah keputusan konsumen dalam pembelian. Menurut Prawirosentono (2004 :2) produk berkualitas prima memang lebih atraktif bagi konsumen, bahkan akhirnya dapat meningkatkan volume penjualan. Konsumen akan merasa bangga akhirnya jika produk yang digunakan itu lebih berkualitas, lebih bergengsi dan lebih eksklusif.


(40)

Adanya pengaruh kualitas produk terhadap keputusan pembelian didukung oleh pendapat Kotler yang diterjemah oleh Hendra Teguh dan Ronny a. Rusly (2002 : 206) ”Kebanyakan pembeli mempertimbangkan beberapa kualitas produk dalam keputusan pembelian mereka”.

Dari beberapa pendapat diatas dapat disumpulkan bahwa kualitas produk sangat diprioritaskan oleh konsumen karna konsumen memiliki pertimbangan dalam memlih produk yang akan dibelinya agar dapat memnuhi kebutuhan dan memberikan kepuasan terhadap konsumen dan pada akhirnya konsumen akan memutuskan pembelian terhadap produk tersebut karna kualitas yang da di dalam produk tersebut.

2.1.4.2 Hubungaan Antara Promosi Penjualan Terhadap Keputusan Pembelian

Menurut Tjiptono (1998 : 222) yang dikutip dari jurnal Ari Resza Fahlefi jurnal manajemen pemasaran vol.1 No.1 oktober 2010, promosi penjualan berkaitan dengan upaya untuk mengarahkan seseorang agar dapat mengenal produk perusahaan, lalu memahamminya, berubah sikap, menyukai, yakin, kmudian akhirnya membeli dan selalu ingat akan produk tersebut.

Shimp (2003 : 161) juga menambahkan bahwa tujuan dari promosi adalah mendorong sikap positif terhadap produk dan mempengaruhi niat (intentions) pembelian.

Dari beberapa pendapat diatas dapat disimpulkan bahwa promosi penjualan merupakan media informasi bagi konsumen untuk mengenal produk yang ditawarkan atau dipasarkan oleh perusahaan. Konsumen akan memahami


(41)

sebuah produk tersebut dan akan mulai tertarik kemudian memutuskan untuk membeli produk tersebut. Jika promosi penjualan dilakukan atau berjalan dengan baik maka akan mempengaruhi pada keputusan pembelian produk.

2.2 Kerangka Pemikiran dan Hipotesis

Kualitas sering dianggap sebagai ukuran relatif sempurna atau kebaikan sebuah produk, yang terdiri atas kualitas desain dan kualitas kesesuaian. Kualitas desain merupakan fungsi spesifik produk, sedangkan kualitas kesesuaian adalah ukuran seberapa besar tingkat kesesuaian antara sebuah produk dengan persyaratan atau spesifikasi kualitas yang diterapkan sebelumnya.

Menurut Kotler yang diterjemah oleh hendra Teguh dan Ronny A Rusly (2000:67) bahwa : Kualitas produk keseluruhan ciri dari suatu produk yang berpengaruh pada kemampuan untuk memuaskan kebutuhan yang dinyatakan atau tersirat. Menurut Goetsch dan Davis yang dikutip dari Fandy Tjiptono ( 2001: 21) menyatakan bahwa kualitas produk adalah suatu kondisi dinamis yang berhubungan dengan produk, jasa, proses dan lingkungan yang memenuhi atau melebihi harapan.

Menurut Kotler (2000: 147) kualitas produk adalah keseluruhan dari ciri-ciri dan karakteristik dari produk/jasa yang mengandung kemampuan untuk memuaskan dan memenuhi kebutuhan. Kualitas produk merupakan salah satu alat utama positioning dan sering menjadi senjata strategis yang potensial untuk memenangkan pasar. Menurut A.V. Feignbaum (2000 : 12) bahwa kualitas produk adalah keseluruhan gabungan karakteristik barang dan jasa dari


(42)

pemasaran, rekayasa, pembuatan dan pemeliharaan yang memuat produk dan jasa yang digunakan memenuhi harapan pelanggan.

Menurut Fandy Tjiptono ( 2002 : 2) Kualitas produk mengandung banyak definisi dan makna, setiap orang yang berbeda akan mengartikannya secara berlainan. Definisi yang sering dijumpai dari orang-orang tersebut antara lain:

1. Kesesuaian dengan persyaratan atau tuntutan. 2. Kecocockan untuk pemakaian.

3. Perbaikan atau penyempurnaan berkelanjutan. 4. Bebas dari kerusakan atau cacat.

5. Pemenuhan kebutuhan pelanggan semenjak awal dan setiap saat. 6. Melakukan segala sesuatu secara benar semenjak awal.

7. Sesuatu yang bisa membahagiakan pelanggan.

Menurut John Welch, Jr yang dikutip Kotler ( 2000 : 66 ) ” Mutu

merupakan jaminan terbaik bagi kita atas kesetiaan pelanggan, pertahanan kuat kita dalam menghadapi persaingan asing, dan satu-satunya jalan menuju

pertumbuhan dan pendapatan yang langgeng”. Menurut American Society For Quality Control memiliki definisi yang diungkap Kotler ( 2006: 67)” Keseluruhan ciri serta sifat suatu produk atau pelayanan yang berpengaruh pada kemampuan


(43)

David Garvin yang dikutip oleh Fandy Tjiptono dan Gregorius Chandra (2005:130) ada 8 dimensi produk yand dapat digunakan untuk menganalisis karakteristik kualitas barang sebagai berikut:

1. Kinerja ( Performance)

Berkaitan dengan aspek fungsional dari produk inti yang di beli, Merupakan karakteristik utama yang dipertimbangkan pelanggan ketika ingin membeli suatu barang.

2. Keistimewaan ( Features)

Yaitu aspek kedua dari performasi yang menambah fungsi dasar berkaitan dengan pilihan-pilihan dan pengembangannya.

3. Keandalan (Reability)

Berkaitan dengan probabilitas atau kemungkinan suatu barang melaksanakan fungsinya secara berhasil dalam periode waktu tertentu . Dengan demikian keandalan merupakan karakteristik yang merefleksikan kemungkinan atau probabilitas tingkat keberhasilan dalam penggunaan barang.

4. Konformasi( Conformance)

Berkaitan dengan tingkat kesesuaian terhadap spesifikasi yang telah ditetapkan sebelumnya berdasarkan keinginan pelanggan. Konformasi merefleksikan derajat dimana karakteristik desain produk dan karakteristik operasi memenuhi standar yang telah ditetapkan.


(44)

Yaitu ukuran masa pakai suatu barang. Karakteristik ini berkaitan dengan daya tahan barang itu yang berkaitan dengan berapa lama produk tersebut dapat terus digunakan.

6. Kemampuan Pelayanan (Serviceability)

Yaitu karakteristik yang berkaitan dengan kecepatan, keramahan, kesopanan, kompetensi, kenyamanan dan kemudahan didapat.

7. Estetika ( Aesthetic)

Merupakan karakteristik yang bersifat subyektif sehingga berkaitan dengan pertimbangan pribadi dan refleksi preferensi individual. Dengan demikian, estetika dari suatu produk lebih banyak berkaitan dengan perasaan pribadi dan mencakup karakteristik tertentu seperti : model/ desain yang artistik, jenis.

8. Kualitas yang dirasakan (Perceived quality)

Yaitu citra dan reputasi produk serta tanggung jawab perusahaan terhadapnya. Biasanya karena kurangnya pengetahuan pembeli akan fitur produk yang akan dibeli, maka pembeli mempersepsikan kualitasnya dari aspek harga, nama merk, iklan, reputasi perusahaan, maupun negara pembuatnya.

Sedangkan menurut Roger J. Best (2002 : 78) mendefinisikan 8 dimensi yang dapat digunakan untuk menganalisa suatu produk yaitu performance (kinerja produk), feature( keistimewaan tambahan, Realiability( keandalan produk), Conformance (kesesuaian produk), durability (daya tahan produk), servis ability ( kemampuan pelayanan, aestetich (daya tarik terhadap panca indra), perceived quality (kualitas yang dipersepsi).


(45)

Dalam konsep produk menegaskan bahwa konsumen akan menyukai produk –produk yang menawarkan ciri-ciri paling berkualitas, berkinerja atau inovatif. Para manajer dalam organisasi memusatkan perhatian untuk menghasilkan produk yang unggul dan meningkatkan kualitasnya sepanjang waktu. Mereka berasumsi bahwa para pembeli mengagumi produk-produk yang dibuat dengan baik serta dapat menghargai mutu dan kinerja ( Kotler diterjemahkan oleh Hendra Teguh dan Ronny A Rusly, 2002:20).

Jadi kesimpulan dari kualitas produk adalah totalitas dari karakteristik produk yang meliputi kinerja, ciri-ciri produk, keandalan produk, kesesuaian dengan spesifikasi, daya tahan produk, pelayanan, estetika produk dan kualitas yang dpersepsikan untuk memuaskan keinginan dan kebutuhan pelanggan.Menurut Kotler yang diterjemahkan Hendra Teguh dan Ronny A Rusly ( 2002: 204): Keputusan pembelian adalah serangkaian proses yang dilalui konsumen dalam memutuskan tindakan pembelian. Untuk variabel x, penulis hanya mengambil enam dari delapan langkah penjualan personal yang dikemukakan oleh Fandy Tjiptono, yaitu reliability, confermance, durability, perceived quality , aesthetics, dan service ability. Hal ini dilakukan karena hanya enam langkah diatas yang berhubungan langsung dengan konsumen.

Pada hakekatnya promosi penjualan berarti penggunaan insentif untuk mendorong penjualan barang-barang dan jasa-jasa. Alasan utama dilakukan promosi penjualan oleh perusahaan adalah untuk memperbesar dan mempercepat pembelian oleh pelanggan atau pedagang dalam kondisi bersaing yang sangat tinggi. Kegiatan ini lazimnya berlandaskan konsep pemasaran yakni menitik


(46)

beratkan pada kebutuhan pelanggan dipasar sasaran yang ingin dipuaskan secara lebih efektif dan efisien dibandingkan pesaing. Adapun pengertian promosi penjualan menurut Suharno (2010: 274-275) “Alat-alat yang digunakan untuk mencapai tujuan promosi penjualan, yaitu terdiri alat bagi promosi penjualan pada

konsumen dan pada pengecer”.

Julian Cummins (2010:30), mendefinisikan dari pengertian promosi penjualan adalah:

Promosi penjualan terdiri dari serangkaian teknik yang digunakan untuk mencapai sasaran-sasaran penjualan/ pemasaran dengan penggunaan biaya yang efektif, dengan memberikan nilai tambah pada produk atau jasa baik kepada perantara maupun pemakai langsung, biasanya tidak dibatasi dalam jangka waktu tertentu.

Promosi penjualan yang dilakukan oleh Lincoltd clothing adalah potongan harga, pameran dagang, garansi. Perusahaan harus melihat apakah konsumen akan melakukan suatu keputusan pembelian atau tidak terhadap produk perusahaan dimana, keputusan pembelian konsumen dapat berubah-ubah. Perubahan tersebut disebabkan oleh beberapa faktor yaitu: lingkungan, keluarga, media massa dan lain-lain.

Menurut Suharno (2010:96) “Keputusan pembelian adalah tahap dimana

pembeli telah menentukan pilihannya dan melakukan pembelian produk, serta mengkonsuminya.

Ada lima tahapan proses pembelian yang di antaranya sebagai berikut : 1. Pengenalan masalah


(47)

Pemasar meneliti secara seksama apa yang dibutuhkan atau masalah yang timbul, apa yang menyebabkan semua itu timbul dan mengapa sampai seseorang itu membutuhkannya.

2. Pencarian informasi

Sumber informasi konsumen terbagi dalam empat kelompok yaitu sumber pribadi,sumber niaga, sumber umum dan sumber pengolahan

3. Penilaian alternatif

Terdapat lima konsep dasar bagi pamasar dalam perilaku alternatif konsumenya yaitu: sifat-sifat produk, pemasar hendaknya lebih memperhatikan pentingnya ciri-ciri produk, kepercayaan konsumen, fungsi kemanfaatan dan bagaimana prosedur penilaian

4. Keputusan pembelian

Konsumen yang telah melakukan pilihan terhadap berbagai alternative biasanya membeli produk yang paling disukai

5. Perilaku membeli

Kepuasan atau ketidakpuasan konsumen terhadap suatu produk akan berpengaruh terhadap prilaku pembelian konsumen.

Shimp (2003 : 161) juga menambahkan bahwa tujuan dari promosi adalah mendorong sikap positif terhadap produk dan mempengaruhi niat (intentions) pembelian.

Dengan kata lain promosi penjualan dapat dikatakan sebagai suatu alat yang efektif yang dapat mempengaruhi sikap dan perilaku konsumen dalam


(48)

memutuskan suatu pembelian. Promosi penjualan juga dapat merangsang dan menarik minat konsumen dalam mempermudah proses keputusan pembelian.

Tabel 2.1 Penelitian Terdahulu No Penulis

(Tahun)

Judul Penelitian Variabel Persamaa n

Perbedaan Temuan

1 Ika Putri Iswayanti (2010) ANALISIS PENGARUH KUALITAS PRODUK, KUALITAS LAYANAN, HARGA, DAN TEMPAT TERHADAP KEPUTUSAN PEMBELIAN (Studi

pada rumah makan

“Soto

Angkring Mas Boed”

di Semarang) Telah dinyatakan

lulus ujian pada tanggal 23 September

2010 Tim Penguji X1(Kualitas Produk), X2 (Kualitas Layanan), X3 (Harga), X4 (Harga), dan Y (Keputusan Pembelian). Persamaan terletak pada Variabel X1

(kualitas produk) da variabel y (Keputsan Pembelian) Menggunakan Uji Asumsi Klasik

Untuk penelitian yang akan datang disarankan untuk menambah variabel independen lainnya selain kualitas produk, kualitas layanan, harga, dan tenpat yang tentunya dapat mempengaruhi variabel dependen keputusan pembelian agar lebih melengkapi penelitian ini karena masih ada

variabelvariabel independen lain di

luar penelitian ini yang mungkin bisa

mempengaruhi keputusan pembelian 2 Made

Novandri Sandya Nugraha (2010) ANALISIS PENGARUH KUALITAS PRODUK, HARGA, DAN IKLAN TERHADAP KEPUTUSAN PEMBELIAN SEPEDA MOTOR YAMAHA PADA HARPINDO JAYA CABANG NGALIYAN X1 (Kualitas Produk), X2 (Harga), X3 (Iklan), dan Y(Keputusa n Pembelian). Persamaan terletak pada Variabel X1

(kualitas produk) da variabel y (Keputsan Pembelian) Menggunakan Uji Asumsi Klasik variabel independen (kualitas produk,

harga dan iklan) mempunyai pengaruh positif terhadap variabel dependen yaitu keputusan pembelian sepeda

motor Yamaha di Harpindo Jaya cabang Ngaliyan.

Artinya menurut


(49)

konsumen, ketiga variabel independen tersebut dianggap penting ketika akan membeli sepeda motor Yamaha di

Harpindo Jaya cabang Ngaliyan. 3 ASIH

PURWAN TO (2008) PENGARUH KUALITAS PRODUK, PROMOSI DAN DESAIN TERHADAP KEPUTUSAN PEMBELIAN KENDARAAN BERMOTOR YAMAHA MIO X1 (Kualitas Produk), X2 (Promosi), X3 (Desain), dan Y (Keputusan Pembelian). Persamaan terletak pada Variabel X1 Kualitas Produk, X2 Promosi Penjualan dan Variabel Y Keputusan Pembelian Menggunakan Uji Asumsi Klasik Kualitas produk mempunyai pengaruh dominan terhadap keputusan pembelian. Hal ini

didukung oleh koefisien regresi kualitas produk (0,368) paling besar dibandingkan dengan koefisien regresi promosi (0,060) dan koefisien regresi desain (0,163) 4 Diaz

Lelianti Azis YR

(2009)

Analisis Kualitas Produk Perbankan Terhadap Kepuasan

Nasabah (Study Kasus Pada PD BPR

Bank Pasar Kota Magelang) X1 (Kulitas Produk) dan Y (Kepuasan Nasabah). Penggunaan Variabel Indipendent Menggunakan metode

Non-Probability Sampling dan tipe Purposif Sampling Variabel keandalan (reability), merupakan variabel yang paling dominan berpengaruh secara significant terhadap kepuasan

nasabah pada PD Bank Pasar Kota

Magelang 5 Bambang

Sudarsono (2009) Analisis Peran Kombinasi Periklanan, Promosi Penjualan dan Hubungan Masyarakat Terhadap Permintaan Jasa Perhotelan (Study Kasus Hotel Kusuma

Agrowisata) X1 (Peran Kombinasi Periklanan), X2 (Promosi), X3 (Hubungan Masyarakat), dan Y (Permintaan Jasa). Penggunaan variabel indipendent X2 Promosi Penjualan Menggunakan Uji Auto Korelasi dan

Uji Multicolinieritas Pengaruh Kombinasi Periklanan perusahaan ini sangat baik sehingga perusahaan bisa meningkatkan omzet atau volume


(50)

Hendra Teguh dan Ronny a. Rusly (2002 : 206)

Shimp (2003 : 161)

Gambar 2.2

Skema Kerangka Pemikiran

Pengaruh Kualitas Produk Dan Promosi Penjualan Terhadap Keputusan Pembelian

KUALITAS PRODUK (Variabel X1)

- Reliability - Conformance - Durability

- Aesthetics (estetika) - Perceived quality - Service ability

David Garvin Dikutip oleh Fandy Tjiptono dan Gregorius Chandra

(2005:130)

Keputusan Pembelian (Variabel Y)

- Pengenalan problem

(problem recognition)

- Pencarian informasi (Information search) - Evaluasi alternative

(Validation of alternative) - Keputusan pembelian

(Purchase decision) – - Perilaku pasca pembelian

(Post purchase behavior)

Kotler Diterjemahkan Oleh Hendra Teguh dan Ronny A Rusly (2002:204)

PROMOSI PENJUALAN (variabel X2)

- Diskon

- Hadiah

- Pameran dagang

- Garansi

Menurut Suharno (2010: 274-275)


(51)

2.3. Hipotesis

Hipotesis tidak lain merupakan jawaban sementara terhadap masalah penelitian, yang kebenarannya harus di uji secar empiris. Hipotesis menyatakan hubungan apa yang kita cari atau yang ingin kita pelajari.

Menurut Sugiyono (2003:39) hipotesis merupakan jawaban sementara terhadap rumusan masalah penelitian oleh karena itu rumusan masalah penelitian biasanya disusun dalam kalimat pertanyaan.

Berdasarkan uraian dia atas dapat disimpulkan bahwa hipotesis adalah jawaban yang diterima sementara terhadap masalah penelitian yang dapat dijadikan sebagai acuan atau dasar kerja yang kebenarannya harus di uji secara empiris.

Berdasarkan kerangka pemikiran tersebut, penulis mencoba merumuskan hipotesis yang merupakan kesimpulan sementara dari penelitian sebagai berikut : Terdapat Pengaruh Kualitas Produk Dan Promosi Penjualan Terhadap Keputusan Pembelian Konsumen Pada Linecoltd Clothing di Bandung secara simultan dan parsial.


(52)

80 4.1.1 Sejarah Perusahaan

Distro Linecoltd berdiri di Bandung pada tangga l 1 Oktober 2008 yang didirikan oleh seseorang bernama Ega M.P dan sekaligus pemilik Distro Linecoltd tersebut. Distro Linecoltd berlokasi di jalan Sumur Bandung No.7(Tulang Jambal Resto) Bandung, phone: 2506444 dan fax : 022-2500864 dimana tempat ini sekaligus menjadi kantor Distro Linecoltd.

Pertama kali Distro Linecoltd didirikan hanya menjual barang-barang titipan dari beberapa merek orang lain, tapi sekarang ini Distro Linecoltd telah membuat produk sendiri untuk memenuhi kebutuhan konsumennya dan juga telah melebarkan sayapnya ke berbagai kota besar di Indonesia seperti Jakarta, Padang, Pekanbaru, Yogyakarta, dan Bandung tentunya, dengan cara menitipkan barang-barang hasil produksi Lincoltd ke distro-distro yang ada di kota-kota tersebut. Distro Linecoltd mempunyai konsep yang di kenal dengan Our products bring happiness and joyful of life, because skateboarding itself is “enjoy”. Those, the targets of our product market are skateboarders, young peoples and peoples who lived with their young soul either boys or girls., yang artinya Produk kami membawa kebahagiaan dan sukacita kehidupan, karena skateboard itu sendiri adalah "menikmati". Mereka, target pasar produk kami adalah pemain skateboard, masyarakat


(53)

muda dan masyarakat yang tinggal dengan jiwa muda mereka baik laki-laki atau perempuan.

Distro Linecoltd mempunyai target market yaitu pelajar (usia 15-18tahun), mahasiswa (usia 18-23 tahun), dan lain-lain. Komposisi barang-barang yang dijual di Distro Lincoltd adalah produk clothing local sebesar 80 persen, Kami juga mempunyai surat perjanjian dengan produk lain ,kebanyakan adalah produk skateboard dan fingerboard,alat-alat kebutuhan skateboard yang tidak kami produksi sendiri.Produk dagang yang mempunyai surat perjanjian dengan kita adalah Puppets Skateboards, Hello Skateboards, Big Trucks, Dussy Reifen (Fingerboards) dan Midd Finger (Fingerboards) (semua merk lokal). Dengan kerjasama tersebut,mereka dapat menitipkan barang-barangnya dengan cara konsinyasi.

4.1.2 Struktur Organisasi Perusahaan

Perusahaan sebagai sebuah organisasi yang jelas sebagai tempat atau wadah usaha kerjasama antara karyawan-karyawan yang bekerja dalam organisasi tersebut. Adanya struktur organisasi yang jelas memudahkan pimpinan untuk mengkoordinasi aktivitasaktivitas didalam perusahaan agar berjalan sesuai dengan rencana-rencana yang ditetapkan.

Melalui struktur organisasi ini dapat terlihat jelas batasan wewenanang dan tanggung jawab masing-masing bagian, ini akan mempermudah pimpinan untuk melaksanakan pengawasan dan meminta pertanggungjawaban atas tugas yang dibebankan pada masing-masing bagian.


(54)

Struktur organisasi dirancang untuk membantu manajemen dalam mengatur dan mengarahkan seluruh aktivitas organisasi, sehingga dapat mempermudah pimpinan dan karyawan untuk mengetahui dan melaksanakan secara jelas tugas, wewenang, dan tanggung jawab masing-masing.

Gambar struktur organisasi Distro Lincoltd dapat dilihat sebagai berikut :

Gambar 4.1

Struktur Organisasi Perusahaan CEO/OWNER

Ega M.P.

GENERAL MANAGER / HRD

Dida Kurnia Prawira ACCOUNTING Dida Kurnia Prawira PRODUCTION Nandi Sastra SALES & MARKETING Topan Putra Perdana CREATIVE and DESIGN Rifky Arief Muzakier PRODUCTION Staff

Topan Putra P.

Asep Murphy

Nanang

Jacky ACCOUNTING

Staff

Indah Purnama Sari

Esther Carolina

PROMOTIONA L Staff

Dicky Dewanto

Indah Purnama Sari

Esther Carolina

SHOP Developing

Rifky Arief M.

Ega M. P.

Dida Kurnia P.

CREATIVE and DESIGN Staff

Ega M.P.


(55)

4.1.3 Job Description

Dibawah ini akan dijelaskan beberapa tugas pada bagian-bagian dari struktur organisasi Distro Lincoltd, yaitu :

· Owner

Merupakan pemilik dari Arena Experience yang secara penuh pemegang perusahaan.

· Web Master

Bertugas memasarkan produk Arena Experience ke dalam website. · Marketing

Bertugas memasarkan produk Arena baik secara langsung maupun tidak langsung.

· ADM

Bertugas melaksanakan kegiatan pelayanan kantor, penyediaan fasilitas, dan layanan administrasi perusahaan sesuai ketentuan yang berlaku untuk mendukung kelancaran operasional perusahaan.

· Designer

Bertugas merancang produk-prduk arena yang akan diproduksi. · Production

Bertugas membuat hasil dari rancangan-rancangan yang sudah dibuat terlebih dahulu.

· Inventori Distribusi · Store Manager


(56)

Bertugas melakukan pengecekan atas daftar permintaan pembelian yang diajukan oleh kepala gudang.

· Arena Shoe Shop · Shop Keeper

Bertugas menjaga toko. · Cashier

Bertugas mencatat segala transaksi yang terjadi dan mengecek kecermatan penjumlahan tunai dan penagihan piutang dagang.

· Warehouse Gudang

4.1.4 Aktivitas Perusahaan

Visi Linecoltd adalah menjadi penyedia fashion yang terdepan dalam kepuasan pelanggan untuk melayani pasar indonesia dan dunia. Misi Linecoltd yaitu memproduksi, memasok, dan menjual langsung produk fashion pada pasar sasaran untuk kepuasan pelanggan dan stake holder. Strategy Linecoltd yaitu membangun dan mengembangkan brand menjadi brand yang kokoh yg dapat menjadi brand global dan kepuasan konsumen terdepan dalam rangka meningkatkan kesejahteraan stakeholder.

Linecoltd mempunyai beberapa produk baru dengan desain terbaru, ditambah dengan berbagai ukuran, dan juga berbagai model baru. Linecoltd telah mengembangkan produknya dengan kualitas yang lebih baik dan mengeluarkan produk dengan beraneka macam pilihan.


(57)

Linecoltd merancang, memproduksi dan memasarkan berbagai jenis pakaian seperti t-shirt, polo shirt, jaket, celana, topi, sweater, sandal, dan lain-lain bahan berkualitas tinggi, desain unik, dan inovasi yang konsisten untuk memenuhi tren fashion saat ini telah membuat produk luar biasa yang dipilih oleh anak muda yang berpikiran kualitas.

4.2 Karakteristik Responden

Bab ini membahas mengenai uraian dan analisis data-data yang diperoleh dari data primer dan sekunder penelitian. Data primer penelitian ini adalah hasil kuesioner yang disebarkan kepada 100 orang. Data tersebut merupakan data pokok dimana analisisnya ditunjang oleh data-data sekunder yang analisisnya didapat dari hasil observasi di lapangan dan beberapa sumber pustaka untuk memperkuat dan memperdalam hasil analisis. Data yang diperoleh dari hasil kuisioner terdiri dari dua macam, yaitu data responden dan data penelitian.

Data responden adalah seluruh identitas responden yang dipandang relevan dengan permasalahan yang diidentifikasi. Sedangkan data penelitian adalah sejumlah skor yang diperoleh dari jawaban responden atas pertanyaan atau pernyataan mengenai variabel penelitian, yaitu variabel Kualitas produk (X1) dan Promosi Penjualan (X2) terhadap Keputusan Pembelian (Y). Variabel tersebut dianalisis dengan menggunakan statistik deskriptif dan analisis regresi berganda.

Data-data responden yang diperoleh melalui kuesioner dianalisis secara deskriptif. Data lain yang diperoleh dari studi pustaka akan digunakan sebagai data sekunder untuk melengkapi dan mendukung data primer. Analisis data


(58)

deskriptif bertujuan untuk memberikan gambaran mengenai objek penelitian berdasarkan data dan variabel yang diperoleh dari kelompok subjek yang diteliti.

1. Karakteristik Responden Berdasarkan Usia

Untuk mengetahui profil responden menurut usia dapat dilihat pada table 4.1 berikut ini :

Tabel 4.1

Profil Responden Berdasarkan Usia

Usia f %

15 Tahun 21 21%

15-25 Tahun 64 64%

25-30Tahun 15 15%

> 30 Tahun 0 0%

Jumlah 100 100%

Berdasarkan table 4.1 dapat diketahui bahwa responden yang berusia 15 tahun berjumlah 21 orang atau sebesar 21%, responden yang berusia antara 15-25 tahun berjumlah 64 orang atau sebesar 64% dan 15 orang atau sebesar 15% berusia antara 25-30 tahun jadi dapat disimpulkan bahwa mayoritas Konsumen adalah berusia antar 15-25 tahun. hal ini dikarenakan segmen yang diambil oleh lincoltd adalah anak muda yang berusia 15-25 tahun.

2. Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin

Untuk mengetahui profil responden menurut jenis kelamin dapat dilihat pada table 4.2 berikut ini :

Tabel 4.2

Profil Responden Berdasarkan Jenis Kelamin

Jenis Kelamin Jumlah Responden Persentase

Pria 52 52%

Wanita 48 48%


(59)

Berdasarkan table 4.2 dapat diketahui bahwa responden yang berjenis klamin pria berjumlah 52 orang atau sebesar 52 % dan responden yang berjenis klamin wanita berjumlah 48 orang atau sebesar 48% jadi dapat disimpulkan bahwa mayoritas Konsumen adalah pria. Hal ini dikrenakan konsumen pria lebih tertarik dengan produk yang ditawarkan oleh Lincoltd dikarenakan barang yang ditawarkan sesuai selera dan selalu mengikuti trend masa kini.

3. Karakteristik Responden Berdasarkan Tingkat Pendidikan

Untuk mengetahui profil responden menurut tingkat pendidikan dapat dilihat pada table 4.3 berikut ini :

Tabel 4.3

Profil Responden Berdasarkan Pendidikan Terakhir Pendidikan Terakhir Jumlah Responden Persentase (%)

SMP 32 32%

SMU 34 34%

D3 31 31%

Sarjana 3 3%

Jumlah 100 100%

Berdasarkan table 4.3 dapat diketahui bahwa responden yang berpendidikan terakhir SMP berjumlah 32 orang atau sebesar 32%, responden yang berpendidikan terakhir SMU berjumlah 34 orang atau sebesar 34% yang berpendidikan D3 sebesar 31 orang atau 31%, dan yang berpendidikan sarjana sebesar 3 orang atau 3% tahun jadi dapat disimpulkan bahwa mayoritas Konsumen adalah berpendidikan terakhir SMU. Hal ini dikarenakan anak muda selalu mengikuti trend masa kini dan memiliki selera yang berubah-ubah sehingga mayoritas konsumen adalah berpendidikan terakhir SMU.


(60)

4. Karakteristik Responden Berdasarkan Pendapatan Per bulan

Untuk mengetahui profil responden menurut pendapatan perbulan dapat dilihat pada table 4.4 berikut ini :

Tabel 4.4

Profil Responden Berdasarkan Pendapatan Per Bulan

Pendapata per bulan Jumlah Responden Persentase (%)

< Rp 100.000 20 20%

Rp. 100.000 – Rp. 500.000 34 34%

Rp. 500.000 – Rp. 1.000.000 31 31%

Rp. 1.000.000 – Rp. 5.000.000 12 12%

> Rp. 5.000.000 3 3%

Jumlah 100 100%

Berdasarkan table 4.4 dapat diketahui bahwa responden yang memilliki pendapatan perbulan < 100.000 adalah sebanyak 20 orang (20,00%), 34 orang (34,00%) memiliki penghasilan perbulan Rp. 100.000 – Rp. 500.000, 31 orang (31,00%) memmiliki penghasilan Rp. 500.000 – Rp. 1.000.000, 12 orang (12,00%) memiliki penghasilan Rp. 1.000.000 – Rp. 5.000.000 dan 3 orang (3,00%) memiliki penghasilan > Rp. 5.000.000.

4.3 Analisis Deskriptif

4.3.1 Kualitas Produk pada Produk T-shirt Lineclotd Clothing Bandung Tanggapan mengenai Kualitas Produk pada produk kaos Linecoltd Clothing Bandung terdiri dari : keandalan, kesesuain atau konformasi, daya tahan, kualitas yang dirasakan, estetika, dan kemampuan pelayanan.


(61)

Tanggapan Responden Mengenai Variabel Kualitas Produk Tabel 4.5

Kualitas Produk Berdasarkan Keandalan

1. Kondisi Produk yang Dalam Keadaaan Baik Ketika dibeli

Kategori bobot frekuensi %

Skor Aktual

Sangat Setuju 5 1 1 5

Setuju 4 28 28 112

Cukup 3 65 65 195

Tidak Setuju 2 6 6 12

Tidak Setuju Sekali 1 0 0 0

Jumlah 10 100 100 324

Berdasarkan tanggapan responden mengenai Kondisi Produk yang Dalam Keadaaan Baik Ketika dibeli, diketahui bahwa sebanyak 1 orang (1%) mengatakan sangat setuju, 28 orang (28%) mengatakan setuju, 65 orang (65%) mengatakan cukup, 12 orang (12%) mengatakan tidak setuju dan sebanyak 0 (0%) mengatakan tidak setuju sekali.

Hal ini mengindiksikan bahwa Kondisi Produk yang Dalam Keadaaan Baik Ketika dibeli sebanyak 60 (60%) mengatakan cukup baik bagi mereka. Karena Lincoltd selalu memeriksa dan memperhatikan setiap barang yang diproduksi agar produk yang akan dijual dalam keadaan baik.


(62)

Tabel 4.6

Kualitas Produk Berdasarkan Keandalan 2. Produk-produk linecoltd bebas dari cacat

Kategori bobot frekuensi %

Skor Aktual

Sangat Setuju 5 1 1 5

Setuju 4 23 23 92

Cukup 3 70 70 210

Tidak Setuju 2 5 5 10

Tidak Setuju Sekali 1 1 1 1

Jumlah 10 100 100 318

Berdasarkan tanggapan responden mengenai Produk-produk linecoltd bebas dari cacat, diketahui bahwa sebanyak 1 orang (1%) mengatakan sangat setuju, 23 orang (23%) mengatakan setuju, 70 orang (70%) mengatakan cukup, 5 orang (5%) mengatakan tidak setuju dan sebanyak 1 (1%) mengatakan tidak setuju sekali.

Hal ini mengindiksikan bahwa Produk-produk linecoltd bebas dari cacat sebanyak 70 (70%) mengatakan cukup baik bagi mereka. Karena perusahaan selalu mengedepankan kepuasan pelanggan, jadi setiap barang yang di produksi dan dijual haruslah bebas dari cacat.


(1)

132 BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Berdasakan hasil penelitian yang telah dilakukan, maka penulis menarik kesimpulan sebagai berikut:

1. Berdasarkan tanggapan responden tentang Kualitas Produk pada Linecoltd Clothing Bandung secara total berada dalam kategori tinggi dengan mendapat skor 4016. Menunjukkan bahwa Kualitas Produk pada Linecoltd Clothing Bandung telah menunjukan kondisi kategori cukup.

2. Berdasarkan tanggapan responden tentang Promosi Penjualan Linecoltd Clothing Bandung secara total berada dalam kategori tinggi dengan mendapat skor 2370. Menunjukkan bahwa Promosi Penjualan Linecoltd Clothing Bandung telah menunjukkan kondisi kategori cukup.

3. Berdasarkan tanggapan responden tentang Keputusan pembelian produk Linecoltd Clothing Bandung secara total berada dalam kategori tinggi dengan mendapat skor 2866. Menunjukkan bahwa Keputusan pembelian produk Linecoltd Clothing Bandung telah menunjukkan kondisi kategori cukup. 4. Hasil pengujian hipotesis menunjukkan bahwa secara simultan terdapat

pengaruh yang signifikan dan hubungan yang kuat antara Kualitas Produk (X1) dan Promosi Penjualan (X2) terhadap Keputusan Pembelian (Y). Hal ini


(2)

133

dapat diartikan bahwa antara Kaulitas Produk (X1), dan Promosi Penjualan (X2), berpengaruh terhadap Keputusan Pembelian (Y). Besarnya pengaruh kualitas produk dan promosi penjualan berpengaruh terhadap keputusan pembelian adalah sebesar 81,5% dan sisanya dipengaruhi factor lain sebesar 18,5%. Besarnya dampak secara parsial diketahui sebesar 52,5% (kualitas produk), 28,9% (promosi penjualan). Kualitas Produk dan Promosi Penjualan memiliki hubungan yang sangat kuat dengan keputusan pembelian.

5.2 Saran

Berdasarkan hasil pembahasan dan kesimpulan diatas, maka penulis mencoba memberikan saran-saran yang mudah-mudahan dapat bermanfaat bagi perusahaan. Adapun saran yang disampaikan penulis adalah sebagai berikut :

1. Kualitas produk pada produk kaos linecoltd yang dihasilkan sudah baik dengan daya tahan yang dihasilkan mencapai tingkat kriteria baik, dengan begitu linecoltd clothing harus tetap menjaga dan mempertahankan kualitas dengan daya tahan yang lebih baik agar dapat meningkatkan penjualan setiap bulannya.

2. Dalam pelaksanaan promosi penjualan, diharapkan perusahaan lebih meningkatkan kembali promosi penjualan seperti,potongan harga, hadiah, pameran dagang, dan garansi. Karena promosi penjualan merupakan alat


(3)

134

insentif yang memberikan dampak positif dan memberikan keuntungan bagi perusahaan.

3. Keputusan pembelian konsumen pada produk Linecoltd Clothing memiliki kategori cukup, dari hal tersebut perusahaan harus mampu meningkatkan kualitas produk dan promosi penjualannya yang diharapkan dapat memberikan dampak positif terhadap keputusan pembelian konsumen pada produk kaos Linecoltd Clothing.

4. Melihat adanya pengaruh yang kuat antara kaulitas produk dan promosi penjulan terhadap keputusan pembelian produk kaos Linecoltd Clothing, maka perusahaan hendaknya memperhatikan kaulitas produk dan meningkatkan promosi penjualan untuk dapat menarik minat konsumen dalam memutuskan pembelian produk. Kualitas produk yang dihasilkan harus tetap dijaga agar kepuasan pelanggan tetap terjaga serta meningkatkan promosi penjualan yang telah dilakukan sehigga dapat menarik konsumen agar memutuskan untuk membeli produk kaos linecoltd.


(4)

135

DAFTAR PUSTAKA

Buchari, alma , 2004, Manajemen Pemasaran Dan Pemasaran Jasa, Bandung : Alfabeta.

Cristina Widya Utami, 2008. Manajemen Barang Dagangan dalam Bisnis Retail. Publishing Bayumedia, Malang.

Djasmin, Saladin, 2004, Inti Sari Pemasaran Dan Unsur-Unsur Pemasaran, Bandung : PT.Linda Karya.

..., 2006. Intisari Pemasaran dan Unsur-Unsur Pemasaran. PT.Linda Karya. Fandi Tjiptono, 2000. Strategi Pemasaran, Yogyakarta : Andi Offset.

..., dkk, 2008.Strategi Pemasaran. Yogyakarta : Andi Graffin, J, 2005,Consumer Loyalty. Lexington Books, Newyork.

Husein, Umar, 2004. Strategic Manajemen In Action, PT. Gramedia Pustaka Utama. Jakarta.

..., dkk, 2004. Manajemen Riset Pemasaran dan Perilaku Konsumen. PT. Gramedia Pustaka : Jakarta.

Kotler. Philp, and Kevin Lane Keller, Alih Bahasa Benyamin Molan, 2007, Manajemen Pemasaran, Edisi Kedua Belas, Jilid 1,PT. Indek.

..., Alih Bahasa Benyamin Molan, 2005. Manajemen Pemasaran, Edisi Kesebelas, Jilid 1, Jakarta : PT. Index Kelompok Gramedia.

..., 2004. Manajemen Pemasaran. Jakarta : PT. Indeks Kelompok Gramedia.

..., 2008. Manajemen Pemasaran. Jakarta : PT. Gelora Aksara Pratama.

Prawirasentono, Suyadi. 2004. Manajemen Mutu Terpadu. Jakarta : PT. Bumi Aksara.


(5)

136

Redi, Panuju, 1995. Komunikasi Bisnis, Jakarta : PT. Gramedia Pustaka Utama. Sugiono. 2009.Metodologi Penelitian Bisnis. Bandung : CV. Alfabeta.

Sugiono. 2011.Metodologi Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D. Bandung : CV. Alfabeta.

Sutisna. 2001. Perilaku Konsumen dan Komunikasi Pemasaran. Bandung : PT. Remaja Rosdakarya.

Umi Narimawati. 2007. Riset Manajemen Sumber Daya Manusia : Aplikasi Contoh & Perhitungannya. Jakarta :Agung Media.

Umi Narimawati. 2008. Metodologi Penelitian Kualitatif dan Kuantitatif Teori Aplikasi. Jakarta :Agung Media.


(6)

Daftar Riwayat Hidup

|

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

1. Data Pribadi:

Nama : Septian Faisal NIM : 21206011

Tempat Tanggal Lahir : Cirebon, 2 September 1988 Jenis Kelamin : Laki-Laki

Agama : Islam

Alamat : Jl. GN. Merbabu D.6 No. 53 RT.04 RW.08 Kel. Larangan Kec. Harjamukti Perumnas Cirebon

2. Data Pendidikan:

1994-2000 : Sekolah Dasar SD Negeri Agung

2000-2003 : Sekolah Lanjutan Tingkat Pertama SLTP Negeri 6 Cirebon

2003-2006 : Sekolah Menengah Atas SMA Negeri 9 Cirebon

2006-2012 : Mahasiswi Universitas Komputer Indonesia Jurusan Manajemen Program Strata-1 (S1)