Pengaruh Latihan Nafas Dalam Terhadap Perubahan Tekanan Darah Pada Penderita Hipertensi Di Wilayah Kecamatan Karas Kabupaten Magetan
fisik yang
lebih sedikit
dibandingkan dengan pria.
2. Usia
Berdasarkan hasil
yang diperoleh
pada tabel
2, menunjukan
sebagian besar
responden berusia ≤49 tahuin. Menrut Azizah, 2007 seseorang
yang diatas usia 30 tahun sudah mengidap
hipertensi yang
dikarenakan pola hidup yang berubah yang jarang melakukan
kegiatan olah
raga yang
dikarenakan pekerjaanya dan pola makan
yang sekarang
sering mengkonsumsi makanan cepat saji
yang dimana makanan tersebut banyak mengandung monosodium
glutamate MSG.
3. Pekerjaan
Berdasarkan hasil
yang diperoleh
pada tabel
3, menunjukan
sebagian besar
responden memiliki pekerjaan. Hal ini menunjukan bahwa sebagian
besar responden
memiliki pekerjaan dan setiap pekerjan pasti
akan memicu terjadinya stress karena aktivitas kerja yang tinggi
dan besarnya dalam memenuhi kebutuhan hidup. Stress pada
pekerjaan cenderung menyebabkan tekanan darah meningkat karena
menurut
Faisal, 2012
pada keadaan
stress didapatkan
peningkatan kadar katekolamine, kartisol, vasopressin, endorphin
dan aldosteron, yang mungkin sebagian menjelaskan peningkatan
tekanan darah.
4. Riwayat Keluarga Hiprtensi
Berdasarkan hasil
yang diperoleh
pada tabel
4, menunjukan
sebagian besar
responden memiliki
riwayat keluargahipertensi. Menurut Aggie
C Herbert B, 2006 dalam penelitian menunjukan jika 25
kasus hipertensi mempunyai dasar genetis, jika ada dari orang tua
atau saudara menderita penyakit hipertensi,
maka peluang
menderita hipertensi
semakin besar.
5. Perbandingan Tekanan Darah
Pada Penderita Hipertensi Pada Kelompok
Eksperimen dan
kelompok kontrol
a.
Kelompok Eksperimen
Berdasarkan hasil penelitian pada tabel 5 menunjukkan
tekanan darah sisitolik sebelum dan
sesudah diberikan
perlakuan selama 24 jam yang berasal dari 40
responden didapatkan hasil nilai Z -5.458
dan p-value 0,000. Serta pada tabel 6 menunjukkan tekanan
darah diastolik sebelum dan sesudah diberikan perlakuan
selama 24 jam yang berasal dari 40 responden didapatkan hasil
nilai Z -5.526 dan p-value 0,000. Maka dapat disimpulkan
ada penurunan tekanan darah yang signifikan sebelum dan
sesudah dilakukannya terapi nafas dalam.
Berdasarkan observasi
pada penderita
hipretensi setelah dilakukan terapi nafas
dalam didapatkan rasa sakit pada bagian kepala belakang
Pengaruh Latihan Nafas Dalam Terhadap Perubahan Tekanan Darah Pada Penderita Hipertensi Di Wilayah Kecamatan Karas Kabupaten Magetan
berkurang dan keadaan umum responden tampak lebih rileks.
Menurut Martha, 2012 sebuah studi pada 41 orang lanjut usia
menunjukkan bahwa mereka yang
melakukan teknik
relaksasi dapat menurunkan tekanan darah mereka, dan
penemuan tersebut
dipresentasikan pada
Konferensi Tahunan
ke-62 American Heart Association
2008.
b. Kelompok Kontrol
Berdasarkan hasil penelitian pada tabel 7 menunjukkan
tekanan darah sisitolik sesudah 24 jam tanpa adanya latihan
nafas dalam yang berasal dari 40 responden didapatkan hasil
nilai Z -745 dan p-value 0,457 hal
ini menunjukan
tidak adanya perubahan yang berarti..
Serta pada
tabel 8
menunjukkan tekanan darah diastolik sesudah 24 jam yang
berasal dari 40 responden
didapatkan hasil nilai Z -5.024 dan p-value 0,000. Maka dapat
disimpulkan hasil penelitiannya menyatakan
tidak ada
perubahan yang
signifikan terhadap tekanan darah pretest
dan posttest sesudah 24 jam tanpa adanya latihan nafas
dalam pada penderita hipertensi pada kelompok kontrol.
Beberapa responden
kelompok kontrol mengalami peningkatan
darah dari
pengukuran sebelumnya,
kemungkinan penderita
mengalami peningkatan
ketegangan secara fisik maupun psikis
yang mempengaruhi
tekanan darahnya.
Menurut Hayens 2006 dalam Sudiarto
2007 tekanan darah diastolik terkait dengan sirkulasi koroner,
jika arteri koroner mengalami aterosklerosis
akan mempengaruhi
peningkatan tekanan
darah diastolik,
Menurut Martha,
2012 seseorang yang berada dalam
lingkungan atau kondisi stressor tinggi sangat memungkinkan
terjadinya peningkatan tekanan darah.
Ada juga
beberapa responden
dari kelompok
kontrol yang
mengalami penurunan
tekanan darah
walaupun tidak
terlalu signifikan,
kemungkinan penderita mengalami reaksi di
dalam sistem tubuhnya yang meningkatkan
aktivitas baroreseptor dan mempengaruhi
tekanan darahnya.
Gardner,2007
1. Perbandingan Tekanan Darah
Pada Penderita Hipertensi Pada Kelompok
Eksperimen dan
Kelompok Kontrol Saat Posttest
Berdasarkan hasil penelitian pada tabel 9 menunjukkan tekanan
darah sisitolik sesudah diberikan perlakuan selama 24 jam yang
berasal
dari 40
responden kelompok eksperimen dan 40
kelompok kontrol didapatkan hasil nilai Z -3.007 dan p-value 0,003.
Serta pada tabel 10 menunjukkan tekanan darah diastolik sesudah
diberikan perlakuan selama 24 jam yang berasal dari 40 responden
kelompok eksperimen dan 40 kelompok kontol didapatkan hasil
nilai Z -5.497 dan p-value 0,000.