keluarga. Maka hal ini berimbas terhadap keberlanjutan pendidikan anak, dimana anak - khususnya anak perempuan - terpaksa harus ikut membantu mengurus rumah
tangga selagi orang tua bekerja.. Mereka harus menjaga adik-adik mereka yang masih kecil dan mengurus rumah tangga. Dari hasil penelitian diperoleh gambaran bahwa,
3,6 putus sekolah adalah karena anak harus membantu mengurus rumah tangga.
6. Bekerja sebagai Pekerja Keluarga.
Karena kesulitan ekonomi sebagian orang tua dihadapkan pada pilihan antara menyekolahkan anak atau mempekerjakan anak sebagai pekerja keluarga. Namun di
daerah tepian pantai tidak banyak ditemui anak yang bekerja sebagai pekerja keluarga, hanya 1 rumah tangga saja atau hanya 1,7 alasan putus sekolah yang
disebabkan karena anak bekerja sebagai pekerja keluarga. Keluarga menganggap setelah anak pandai membaca dan menulis, itu sudah cukup, maka orang tua akan
mengajak anak untuk bekerja membantu kehidupan keluarga.
7. Nilai Kurang Jelek.
Nilai sekolah juga mempengaruhi keberlanjutan pendidikan. Nilai yang baik membuat motivasi orang tua maupun anak tinggi untuk tetap sekolah. Namun
sebaliknya nilai yang jelek berpengaruh negatif terhadap motivasi orang tua dan anak. Dengan adanya tuntutan ekonomi keluarga yang tinggi, maka nilai yang jelek
berpengaruh negatif terhadap kelangsungan pendidikan anak. Artinya semakin jelek nilai anak, maka semakin rendah pula motivasi orang tua untuk menyekolahkan anak.
Dari hasil penelitian terlihat bahwa sekitar 1,7 rumah tangga menyatakan bahwa penyebab anak putus sekolah adalah karena nilainya jelek kurang.
8. Sakit Cacat
Dari hasil penelitian diperoleh gambaran bahwa 1,7 penyebab putus sekolah adalah karena alasan sakit cacat. Sakit cacat merupakan studi kasus,
dimana kejadiannya tidak bisa dihindarkan dan bukan kehendak orang tua ataupun anak untuk tidak melanjutkan pendidikan.
Dari uraian di atas dapat diambil kesimpulan bahwa permasalahan penyebab anak putus sekolah di Kec. Sasak Ranah Pasisie sebagai daerah yang mewakili
daerah tepian pantai, adalah karena motivasi anak untuk sekolah dan perhatian orang
26
tua yang rendah terhadap kelangsungan pendidikan anaknya. Pendidikan anak belum mendapatkan perhatian sepenuhnya oleh orang tua. Hal ini tergambar dari masih
banyaknya terdapat anak putus sekolah yang lebih banyak disebabkan oleh rendahnya motivasi sekolah dan pengaruh lingkungan selain faktor ekonomi. Pendapatan rumah
tangga bisa dikatakan rata-rata baik, karena pendapatan per kapita melebihi garis kemiskinan yang ditetapkan oleh pemerintah dan rata-rata rumah tangga mampu
memenuhi kebutuhan hidup keluarga. Namun karena pendapatan yang tidak menentu dari hasil melaut, kadang dapat kadang tidak, ditambah lagi dengan manajemen
rumah tangga yang tidak baik membuat rumah tangga selalu merasa kekurangan, sehingga hal ini berdampak pada keberlangsungan pendidikan anak.
Bila dibandingkan dengan Kecamatan Mapat Tunggul dan Kec. Duo Koto, maka terdapat perbedaan yang cukup besar. Bila di Kec. Mapat Tunggul dan Duo
Koto penyebab utama anak putus sekolah adalah karena kesulitan ekonomi, maka di Kec. Sasak ranah Pasisie adalah karena motivasi untuk sekolah yang rendah.
Pemetaan permasalahan penyebab anak putus sekolah di Kec. Sasak Ranah Pasisie sebagai daerah yang mewakili daerah tepian pantai dapat digambarkan pada
grafik 5.
Grafik 5.Pemetaan Masalah pendidikan daerah Tepian Pantai
27
41,7 50
1,7 1,7
1,7 8,3
5 55
Tidak ada motivasi sekolah
Kesulitan Biaya Sekolah
Pengaruh Lingkungan Pikiran tidak mampu
Membantu mengurus RT Bekerja sebagai pekerja keluarga
Nilai KurangJelek SakitCacat
5. KESIMPULAN DAN SARAN 5.1. Kesimpulan