BAB I PENDAHULUAN 7
Universitas Kristen Maranatha
1.2 Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah penelitian seperti yang sudah dijelaskan
sebelumnya, dapat diidentifikasi beberapa masalah sebagai berikut:
1. Apakah sistem ABC dapat dianjurkan untuk diterapkan pada Perusahaan X?
2. Faktor-faktor apakah yang mendukung sehingga sistem ABC dianjurkan
untuk diterapkan pada Perusahaan X? 3.
Bagaimana penerapan sistem ABC untuk pembebanan biaya overhead yang lebih akurat di Perusahaan X?
1.3 Maksud dan Tujuan Penelitian
Maksud dan tujuan dilakukannya penelitian ini antara lain adalah: 1.
Mengetahui sistem ABC dapat dianjurkan untuk diterapkan pada Perusahaan X.
2. Mengetahui faktor-faktor yang mendukung sistem ABC dianjurkan untuk
diterapkan pada Perusahaan X. 3.
Mengetahui penerapan sistem ABC untuk pembebanan biaya overhead yang lebih akurat di Perusahaan X.
BAB I PENDAHULUAN 8
Universitas Kristen Maranatha
1.4 Manfaat Penelitian
Penulis berharap agar hasil penelitian ini nantinya dapat memberikan manfaat bagi:
1. Perusahaan
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi bagi perusahaan agar terus dapat berkembang lebih baik lagi berdasarkan pemahaman yang
baik mengenai pemanfaatan sistem akuntansi biaya yang tepat, efektif, dan efisien.
2. Penulis
Hasil penelitian ini diharapkan dapat berguna bagi penulis sebagai sarana untuk mengembangkan pola pikir yang sistematis berdasarkan pengetahuan
dan wawasan yang telah diperoleh melalui kegiatan perkuliahan. 3.
Pihak Lain Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi bagi pihak-
pihak lain yang berkepentingan untuk mengetahui kriteria perusahaan yang cocok untuk menerapkan sistem ABC, serta diharapkan dapat menjadi bahan
referensi bagi penelitian-penelitian yang relevan.
112
Universitas Kristen Maranatha
BAB V SIMPULAN DAN SARAN
5.1 Simpulan
Berdasarkan pembahasan yang telah diuraikan pada BAB IV, mengenai kesesuaian antara kriteria perusahaan yang cocok untuk menggunakan sistem ABC
dengan kondisi yang tengah dialami oleh Perusahaan X, serta mengenai analisis perbandingan antara alokasi kos menggunakan metode tradisional departemental
dengan alokasi kos menggunakan metode ABC, dalam pembebanan biaya overhead yang lebih akurat pada Perusahaan X, untuk produk A dan produk B yang dipesan
selama bulan Juni 2014, maka penulis dapat menarik beberapa simpulan sebagai berikut:
1. Setelah melihat adanya kesesuaian antara kriteria perusahaan yang cocok
untuk menggunakan sistem ABC dengan fakta mengenai kondisi yang tengah dialami oleh Perusahaan X, maka penulis menganjurkan kepada Perusahaan
X untuk menggunakan sistem ABC sebagai sistem pembiayaan yang diterapkan di Perusahaan X.
2. Adapun faktor-faktor yang mendukung sistem ABC dianjurkan untuk
diterapkan pada Perusahaan X, merupakan hasil perbandingan antara kriteria perusahaan yang cocok untuk menggunakan sistem ABC dengan fakta
mengenai kondisi yang tengah dialami oleh Perusahaan X, terkait dengan kriteria tersebut. Faktor-faktor yang mendukung sistem ABC dianjurkan
untuk diterapkan pada Perusahaan X adalah:
BAB V SIMPULAN DAN SARAN 113
Universitas Kristen Maranatha
a. Perusahaan X dalam proses produksinya menghasilkan biaya produksi
tidak langsung berupa biaya overhead pabrik dalam jumlah yang besar yakni sebesar Rp 161.618.000, yang mana jumlah tersebut lebih besar jika
dibandingkan dengan biaya tenaga kerja langsung yakni sebesar Rp 160.150.000.
b. Perusahaan X memproduksi lebih dari satu jenis produk, yakni produk A
dan produk B, yang mana di antara kedua produk tersebut terdapat perbedaan dalam hal jumlah produk yang diproduksi, ukuran produk,
jenis bahan baku yang digunakan, proses produksi yang harus dilalui, serta adanya perbedaan mengenai pelanggan yang harus dilayani.
c. Perusahaan X membebankan biaya produksinya menggunakan metode
tradisional departemental, yang mana proses pembebanan tersebut hanya menggunakan pemicu biaya berdasarkan unit, yaitu jam mesin dan jam
tenaga kerja langsung. Padahal, persentase biaya-biaya produksi non-unit- based terhadap total biaya produksi cukup signifikan, yakni sebesar 16.
d. Perusahaan X terlihat kompetitif pada produk B namun tidak kompetitif
pada produk A, padahal kedua produk tersebut menggunakan fasilitas atau sumber data yang sama. Hal tersebut ditunjukkan dari perbedaan
jumlah produk yang diproduksi, yakni produk A sebesar 7.500 unit dan produk B sebesar 20.000 unit.
e. Perusahaan X tidak memiliki kebebasan untuk menentukan harga dalam
pasar, yang mana hal tersebut dikarenakan terdapat banyak perusahaan lain dengan bidang usaha yang sejenis dengan Perusahaan X, sehingga
mengakibatkan adanya persaingan dengan kompetitor dalam pasar.
BAB V SIMPULAN DAN SARAN 114
Universitas Kristen Maranatha
f. Laba Perusahaan X dipengaruhi secara signifikan oleh kenaikan atau
penurunan biaya yang terjadi. g.
Perusahaan X menyadari pentingnya pemanfaatan informasi biaya dalam proses pengambilan keputusan oleh manajemen. Hal ini berkaitan dengan
pengurangan biaya jangka panjang dan pengelolaan terhadap penyebab timbulnya biaya, yakni aktivitas.
3. Berdasarkan hasil perbandingan antara perhitungan kos produksi
menggunakan metode tradisional departemental dengan perhitungan kos produksi menggunakan metode ABC, dapat dilihat bahwa terdapat selisih
perhitungan kos produksi antara alokasi kos menggunakan kedua metode tersebut. Selisih perhitungan kos produksi per unit dari kedua metode tersebut
untuk produk A adalah sebesar Rp 1.704, dan perbandingannya adalah sebesar 0,0356. Angka tersebut mengartikan bahwa dalam Rp 1 kos produksi
per unit yang dihitung menggunakan metode tradisional departemental, ternyata masih ada Rp 0,0356 kos overhead yang kurang dibebankan.
Sedangkan, selisih perhitungan kos produksi per unit dari kedua metode tersebut untuk produk B adalah sebesar Rp 639, dan perbandingannya adalah
sebesar 0,0183. Angka tersebut mengartikan bahwa dalam Rp 1 kos produksi per unit yang dihitung menggunakan metode tradisional departemental,
terdapat Rp 0,0183 kos overhead yang lebih dibebankan.
BAB V SIMPULAN DAN SARAN 115
Universitas Kristen Maranatha
5.2 Saran