Hubungan kepribadian guru agama terhadap akhlaqul karimah siswa di SDIT Denada Tangerang
HUBUNGAN KEPRIBADIAN GURU AGAMA
TERHADAP AKHLAQUL KARIMAH SISWA
DI SDIT DENADA TANGERANG
SKRIPSI
Diajukan sebagai salah satu syarat
Untuk mendapatkan Gelar Sarjana Strata Satu (S-1)
Pada Jurusan Pendidikan Agama Islam (PAI)
Oleh :
Sumiyati
Nim : 1810011000053
JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI (UIN)
SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
1435/2014 M
ABSTRAK
Hubungan kepribadian guru agama terhadap akhlaqul karimah siswa di
SDIT Denada Tangerang.
Dalam dunia pendidikan sekarang ini banyak kita temui beberapa tantangan,
salah satunya yaitu menurunnya/kurangnya siswa yang berakhlaqul karimah.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah terdapat Hubungan Antara
Kepribadian Guru Agama Dengan Akhlaqul Karimah Siswa, dan apakah hal
tersebut memiliki signifikansi atau tidak. Penelitian ini telah dilaksanakan pada
bulan Januari 2014 di SDIT Denada Tangerang, metode Penelitian yang
digunakan adalah deskriptif korelatif dengan pendekatan kuantitatif, teknik
pengambilan sampel yaitu purposive sampling, instrument penelitian yang
digunakan adalah angket dengan bentuk pilihan berganda. Sedangakan teknik
korelasi yang digunakan adalah product momen.
Dari hasil penelitian maka diperoleh data bahwa rxy ( 0,534 ) lebih besar
daripada r tabel pada taraf signifikan 5% yaitu 0,349, sedangkan pada taraf 1%
diperoleh r tabel 0,449 karena rxy lebih besar dari r tabel, baik pada taraf
signifikan 5% maupun 1%, maka hipotesis alternative diterima dan hipotesis nihil
ditolak. Maka terdapat hubungan yang signifikan antara kepribadian guru agama
dengan akhlaqul karimah siswa khususnya di SDIT Denada Tangerang.
Kesimpulannya, terdapat hubungan yang cukup signifikan antara kepribadian
guru agama terhadap akhlaqul karimah siswa di SDIT denada Tangerang , namun
korelasi positif itu hanya sedang/cukup.
i
KATA PENGANTAR
Alhamdulillah, segala Puji dan syukur penulis persembahkan kepada Allah
SWT, karena atas Rahmat dan Hidayah-Nya, serta kekuatan lahir batin, sehingga
dengan segala kemurahan-Nya penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan
baik. Shalawat dan salam, semoga tercurahkan kepada junjungan kita Rasulullah
Muhammad SAW.
Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan skripsi ini tidak sedikit
hambatan dan kesulitan yang penulis hadapi, namun berkat bantuan dan motivasi
yang tidak ternilai dari berbagai pihak, maka dalam kesempatan ini penulis
mengucapkan banyak terima kasih kepada pihak-pihak yang telah membantu serta
memberikan dorongan dalam menyelesaikan penulisan skripsi ini :
1.
Dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah
Jakarta. Yaitu ibu Nurlena Rifa’i, MA, Ph.D
2.
Ketua Jurusan PAI Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta. Yaitu Bpk Dr. H. Abdul Majid Khon, M. Ag
3.
Sekretaris Jurusan PAI Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta. Yaitu Ibu Marhamah Saleh, Lc. MA
4.
Dr Khalimi, MA yang telah menyediakan waktu, pikiran dan tenaganya untuk
memberikan bimbingan, pengarahan dan petunjuknya kepada penulis dalam
penyusunan skripsi ini.
5.
Bapak dan Ibu dosen serta staf Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan yang
telah mendidik dan memberikan banyak bekal berupa ilmu kepada penulis.
6.
Bapak pimpinan perpustakaan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta beserta
stafnya yang telah memberikan kemudahan dalam penggunaan sarana
perpustakaan.
7.
Ibu Erni Hayati Tanjung, S. Pdi kepala sekolah SDIT denada yang telah
memberikan kesempatan untuk melakukan penelitian di sekolah tersebut.
ii
8.
Untuk suami dan anakku tercinta yang telah membantu memberikan motivasi
dan dukungan moril serta doa, agar dimudahkan dalam menyelesaikan
skripsi.
9.
Teman-teman mahasiswa jurusan PAI, khususnya kelas B semoga tetap
dalam kebersamaan dan tetap jalin tali silaturahmi.
10. Kepada semua pihak yang telah membantu penulis dalam menyelesaikan
skripsi yang tidak disebutkan namanya satu persatu.
Hanya harapan dan do’a mudah-mudahan Allah SWT memberikan balasan
yang lebih baik kepada semua pihak yang telah berjasa dalam membantu penulis
dalam penulisan skripsi ini, Amin
Akhir kata penulis berharap semoga skripsi ini ada manfaatnya terutama
kepada diri penulis dan umumnya bagi masyarakat.
Jakarta, 30 Maret 2014
Penulis
Sumiyati
iii
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL
LEMBAR PENGESAHAN PEMBIMBING
LEMBAR PENGESAHAN PENGUJI
SURAT PERNYATAAN KARYA SENDIRI
ABSTRAK .............................................................................................................. i
KATA PENGATAR .............................................................................................. ii
DAFTAR ISI ......................................................................................................... iv
BAB I : PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah .....................................................................1
B. Identifikasi Pembatasan dan Perumusan Masalah ..............................5
1. Identifikasi Masalah .....................................................................5
2. Pembatasan Masalah ....................................................................5
3. Perumusan Masalah .....................................................................6
C. Tujuan dan Manfaat Penelitian ...........................................................6
BAB II : KAJIAN TEORI
A. Kepribadian Guru Agama ...................................................................7
1. Pengertian Kepribadian ...............................................................7
a. Kriteria Kepribadian Guru Agama Yang Baik .....................8
b. Karakteristik Kepribadian Guru ...........................................9
c. Aspek-Aspek Kepribadian Guru ........................................11
d. Syarat-syarat Kepribadian Guru .........................................11
2. Guru ...........................................................................................12
a. Pengertian Guru ..................................................................13
b. Kedudukan dan Peranan Guru ............................................13
c. Syarat-syarat Menjadi Guru ................................................14
d. Tugas dan Fungsi Guru .......................................................15
iv
B. Akhlaqul Karimah Siswa..................................................................17
1. Pengertian Akhlaqul karimah ....................................................17
2. Macam-macam Akhlaqul karimah ............................................19
3. Faktor-faktor yang mempengaruhi Akhlaqul karimah ..............20
4. Sumber Akhlaqul karimah .........................................................21
5. Cara Membina Akhlaqul karimah .............................................22
6. Pengertian Siswa .......................................................................23
7. Tugas Siswa ...............................................................................24
8. Adab Siswa Terhadap Guru ......................................................24
9. Hasil Penelitian Yang Relevan ...................................................25
C. Kerangka berfikir dan hipotesis penelitian .......................................26
1. Kerangka berfikir .........................................................................26
2. Hipotesis Penelitian......................................................................26
BAB III : METODOLOGI PENELITIAN
A. Metode Penelitian.............................................................................28
B. Waktu dan Tempat ...........................................................................28
C. Populasi dan Sampel ........................................................................28
D. Teknik Pengumpulan Data ...............................................................29
E. Variabel Penelitian ...........................................................................30
F. Teknik Pengolahan dan Analisis Data .............................................32
G. Hipotesis Statistik.............................................................................35
BAB IV : HASIL PENELITIAN
A. Gambaran Umum.............................................................................36
1. Sejarah Singkat .........................................................................36
2. Visi dan Misi ............................................................................36
3. Letak Geografis ........................................................................36
4. Keadaan Guru, Siswa dan Karyawan .......................................37
5. Sarana dan Prasarana ................................................................38
6. Profil Sekolah ...........................................................................39
7. Profil kepribadian guru agama .................................................40
v
B. Analisis Data ....................................................................................41
C. Interprestasi Data .............................................................................59
BAB V : PENUTUP
A. Kesimpulan ......................................................................................61
B. Saran-saran ......................................................................................62
DAFTAR PUSTAKA ...........................................................................................63
LAMPIRAN-LAMPIRAN
vi
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Dalam dunia pendidikan sekarang ini kita temui berbagai tantangan
yang salah satunya sangat menonjol adalah penurunan atau kurangnya siswa
yang berakhlaqul karimah, seperti tawuran, mengkonsumsi obat-obatan
terlarang, merokok, freesex, dan lain sebagainya yang tidak kita ketahui.
Yang ini semua bisa berasal dari pergaulan mereka yang kurang tercontrol
oleh orang tuanya, dan kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi yang
begitu cepat perkembangannya dan terdapat berbagai informasi yang
semuanya serba ada sehingga dengan banyaknya kejadian seperti itu maka
tidak hanya satu atau dua orang yang menjadi korbannya bahkan lebih
banyak dari itu.
Untuk mengantisipasi terjadinya hal-hal tersebut maka tugas orang
tualah yang sangat menentukan anaknya menuju kearah yang lebih baik, dan
membimbing agar menjadi anak yang sholeh dan sholehah yang taat dan
patuh terhadap ajaran Agama Islam.
Pada dasarnya anak terlahir kedunia ini dalam keadaan fitrah, orang
tuanyalah yang menjadikannya Nasrani/Majusi.
Seperti pada hadist Rasulullah SAW sebagai berikut :
“Dari Abi Hurairah, sesungguhnya Rasulullah SAW Bersabda: Tidak
seorang anakpun yang baru dilahirkan kecuali telah membawa fitrah
(kecendrungan untuk percaya kepada Allah SWT), maka kedua orang
1
2
tuanyalah yang menajadikan anak tersebut beragama Yahudi, Nasrani
ataupun Majusi, “(H.R Muslim)1
Wahyu Allah Surah Ar-Rum (30) ayat 30 :
Hadapkanlah wajahmu dengan lurus kepada agama Allah. Tetaplah atas
fitrah Allah yang telah menciptakan manusia menurut fitrah tersebut.
Tidak ada perubahan atas fitrah Allah, tetapi kebanyakan manusia tidak
mengetahuinya”(Ar-Rum :30)2
Ayat diatas menunjukan bahwa manusia lahir membawa fitrah
(potensi), tetapi fitrah itu dapat berkembang, dan akan berkembang sesuai
dengan ikhtiar manusiannya sendiri. Dalam hal ini perkembangan fitrah
tersebut dapat berkembang melalui pendidikan. Sedangkan orang yang
berkewajiban mengembangkan fitrah manusia melalui pendidikan adalah
pendidik.
Menurut Omar Muhammad Al-Tomy al-Syaibani (1979) merumuskan
tujuan
pendidikan
islam
sejalan
dengan
misi
islam
itu
sendiri,
yaitu“mempertinggi nilai-nilai akhlak hingga mencapai tingkat akhlaqul
karimah”3
Pembinaan mental tidaklah dimulai dari sekolah akan tetapi dari rumah
tangga. Sejak anak dilahirkan kedunia mulailah ia menerima didikan-didikan
dan perlakuan-perlakuan, awalnya dari Ibu dan Bapaknya, kemudian dari
anggota keluarga lainnya. Semua itu ikut memberikan dasar-dasar
pembentukan kepribadian, pembinaan dan pertumbuhan kepribadian itu
Ma’murDaud,”TerjemahHadisShohih
Muslim”,
(Malaysia;Kalng
Blok
Center,1995),Cet II h.243
2
Ahmad Syari’I” FilsafatPendidikan Islam”,pustakafirdaus, Jakarta, Cet I maret
2005,h.34
3
Omar Muhamad Al-Tomy al-syibani “Filsafat pendidikan Islam”,h.28
1
3
kemudian ditambah dan disempurnakan oleh sekolah, pendidikan agama pada
masa anak-anak seharusnya dilakukan oleh orang tua yaitu dengan cara
membiasakannya kepada tingkah laku dan akhlak yang diajarkan oleh agama.
Dalam menumbuhkan dan membiasakan akhlaqul karimah seperti
husnudzon, jujur, sabar dan sebagainya. Dan menghindari bahkan harus
dihilangkan akhlaqul madzmumah seperti, suka marah, sombong angkuh,
bohong dan sebagainya. Orang tualah yang harus memberi contoh, karena
jika sianak disuruh untuk berakhlaqul karimah namun yang menyuruhnya
tidak melakukannya maka sianak akan melawannya, tetapi jika kita
disamping menyuruh anak untuk berakhlaqul karimah kita juga melakukan
atau melaksanakan apa yang di suruh maka sianak juga akan mengikuti dan
mencontoh akhlak kita.
Pendidikan agama tidak mungkin terlepas dari pengajaran agama, jika
jika penanaman jiwa agama tidak dilakukan oleh orang tua di rumah, maka
pengajaran agama harus dilakukan oleh bimbingan seorang guru yang
mengetahui agama. Karena sangat pentingnya pendidikan agama bagi
pembinaan mental dan akhlak, maka pendidikan agama harus di lanjutkan
disekolah, tidak cukup oleh orang tua saja dirumah. Apa lagi dalam
masyarakat dimana masih banyak orang tua yang tidak mengerti atau
kurangnnya pemahaman tentang nilai-nilai agama yang sebenarnya yang
sesuai dengan syariat islam, bahkan kepercayaan kepada Tuhan mungkin
belum menjadi kepribadiannya, sehingga pendidikan agama tidak mungkin
didapat dalam keluarga yang seperti itu.4
Dengan bertambahnya usia juga bertambah pula wawasannya dan
semakin haus akan menimba ilmu baik ilmu agama ataupun ilmu umum. Pada
usia remaja pendidikan agama tidak hanya dirumah tetapi disekolah juga
sangat penting.
Pendidikan agama dalam sekolah sangat penting untuk pembinaan dan
penyempurnaan pertumbuhan kepribadian anak didik, karena pendidikan
yang di tujukan kepada jiwa/pembentukan kepribadian. Anak didik diberi
kesadaran tentang adanya Tuhan, lalu dibiasakan melakukan perintahperintah Tuhan dan meninggalkan larangan-larangaNya. Apabila sianak telah
terbiasa dengan peraturan-peraturan akhlak dan hubungan social sesuai
dengan ajaran agama sejak kecil, maka akhlak yang baik itu akan menjadi
4
129
ZakiahDaradjat, “Kesehatan Mental”, CV Haji Masagung, Jakarta MCMXC, h.128-
4
bagian integral dari kepribadiannya yang dengan sendirinya akan mengatur
tingkah laku dan sikapnya saat ia dewasa nanti. Aspek kedua adalah yang
ditunjukan kepada pikiranya itu pengajaran agama itu sendiri, kepercayaan
kepada Tuhan tidak diketahui betul-betul. Anak didik harus ditunjukan apa
yang disuruh, apa yang dilarang, apa yang boleh, apa yang dianjurkan untuk
melakukannya apa yang dianjurkan untuk meninggalkannya menurut ajaran
agama Islam.5
Mengingat sangat pentingnya pendidikan agama dalam sekolah, maka
sebagai pendidik atau guru harus memberikan contoh kepribadian yang baik,
dan pendidikan agama di sekolahpun harus dilakukan dengan baik juga,
sehingga jika pelaksanaan pendidikan disekolah baik dan dengan kepribadian
guru yang baik maka Insya Allah hasilnya juga akan baik dam maksimal. Jadi
siswa tidak hanya sekedar mengetahui ilmu saja tetapi juga dapat dipahami
dan realisasikan dalam kehidupan sehari-hari sehingga menjadi siswa yang
berketuhanan Yang Maha Esa, serta berakhlaqul karimah.
Dalam proses pembelajaran guru merupakan seorang aktor yang dapat
mencuri perhatian siswa untuk memperhatikan dan terfokus pada
pembelajaran di kelas. Di sinilah dimana guru dihargai, dihormati dan
disegani. Hal ini bukan hanya karena tingginya jabatan ataupun ilmu
pengetahuan guru, namun kepribadian juga merupakan factor penunjang yang
utama.
“Oleh karena itu, setiap guru hendaknya mempunyai kepribadian yang
baik agar dapat dicontoh dan diteladani oleh siswa, baik secara sengaja
ataupun tidak sengaja”.6 Kepribadian seorang
guru akan mempengaruhi
proses pembelajaran. Dimana ketika dalam proses pembelajaran guru tersebut
dapat menghidupkan suasana, menarik perhatian siswa, karena sasaran
pendidikan (siswa) yang dibentuk melalui bimbingan keteladanan, bantuan,
latihan pengetahuan, kecakapan, keterampilan, nilai sikap yang baik dari guru
akan berpengaruh terhadap hasil pembelajaran.
5
6
Ibid,h.120-130
Zakiah Daradjat, Kepribadian Guru(Bulan Bintang2005cet ke 4,h.2
5
Atas dasar pemikiran diatas, penulis tertarik untuk meneliti mengenai
“HUBUNGAN
KEPRIBADIAN
GURU
AGAMA
TERHADAP
AKHLAQUL KARIMAH SISWA DI SDIT DENADA TANGERANG ”.
Alasan pemilihan judul tersebut adalah :
1. Tugas dan tanggung jawab guru sebagai pendidik, sehingga anak
didiknya beriman dan bertaqwa kepada Allah SWT, dan berakhlaqul
karimah.
2. Krisis moral yang sangat kompleks dan banyak menimulkan keresahan
dikalangan masyarakat, oran tua dan guru agama pada khususnya.
3. Pengaruh yang sangat penting bagi pembentukan akhlaqul karimah
dalam pelaksanaan pendidikan agama Islam di sekolah.
4. Kesadaran seorang pelajar agar tidak hanya mengetahui ilmu saja tetapi
harus memahami dan mengamalkannya dalam kehidupan sehari-hari.
B.
Identifikasi Pembatasan dan Perumusan Masalah
1. Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah diatas, maka penulis menyajikan
permasalahan yang muncul sehingga dapat diidentifikasikan sebagai
berikut :
a. Peran dan tugas serta tanggung jawab guru Pendidikan Agama
Islam.
b. Faktor yang menyebabkan krisis moral yang terjadi pada siswa.
c. Peran Pendidikan Agama Islam di sekolah.
d. Langkah-langkah yang ditempuh guru Pendidikan Agama Islam
dalam menanamkan dan mengembangkan akhlaqul karimah.
2. Pembatasan Masalah
Agar pemahaman dalam pembahasan ini tidak terlalu luas, maka
penulis perlu membatasi permasalahannya, yaitu :
a. Akhlaqul karimah yang dimaksud dalam hal ini adalah akhlak atau
perilaku siswa yang sesuai dengan syariat Islam yaitu Al-Quran dan
Hadist, akhlak yang ditumbuhkan di lingkungan rumah, lingkungan
6
sekolah, dan lingkungan masyarakat, serta beriman dan bertaqwa
kepada Allah SWT.
b. Langkah-langkah yang ditanamkan guru Pendidik Agama Islam
dalam pembentukan akhlaqul karimah siswa
3. Perumusan Masalah
Dalam perumusan masalah, penulis merumuskannya dalam bentuk
pertanyaan sebagai berikut :
a. Apakah kepribadian guru berhubungan positif dengan akhlak siswa ?
b. Bagaimana pengaruh kepribadian guru Agama Islam terhadap
pembentukan akhlaqul karimah siswa di SDIT DenadaTangerang.
C.
Tujuan dan Manfaat Penelitian
Tujuan dari Penelitian ini adalah :
1. Untuk memperoleh gambaran tentang akhlak siswa di SDIT
DenadaTangerang.
2. Untuk mengetahui sejauh mana pengaruh kepribadian guru terhadap
akhlaqul karimah siswa di SDIT DenadaTangerang.
Adapun manfaat dari penelitian ini adalah :
1. Untuk menambah ilmu dan wawasan yang penulis miliki
2. Untuk memberi masukan di sekolah yang diteliti
3. Untuk memperbaiki dan meluruskan fungsi guru yang tidak hanya
sebagai pentransfer ilmu saja tetapi juga menanamkan nilai dan
membentuk akhlaqul karimah siswa.
7
BAB II
KAJIAN TEORI
A.
Kepribadian Guru Agama
Guru agama Islam hendaknya menyadari bahwa pendidikan agama
Islam tidak hanya mentransfer ilmu agama dan melatih anak dalam ibadah
saja. Tetapi juga menanamkan dan menumbuhkan akhlak anak sesuai
dengan syariat Islam yaitu Al-Qur‟an dan Sunnah yang dikerjakan oleh
Rosulullah SAW, agar terbentuk pribadi yang baik.
1.
Pengertian kepribadian Guru
Menurut asal katanya kepribadian atau personality (bahasa inggris),
personalita (Prancis); dan personadad (spanyol) akar kata masing-masing
sebutan hal ini berasal dari bahasa latin “persona” yang berarti “topeng”
yang dipakai oleh aktor drama atau sandiwara, juga “personare” yang berarti
to sound strough, istilah ini digunakan untuk menunjukan suara dari
percakapan seorang pemain sandiwara melalui topeng ( masker yang
dipakainya), atau tutup muka yang sering di pakai oleh pemain panggung
yang maksudnya untuk menggambarkan perilaku, watak, atau pribadi
seseorang.1
Kepribadian juga sering diartikan atau dihubungkan dengan ciri-ciri
tertentu yang menonjol pada diri individu. Contohnya, kepada orang yang
pemalu dikenakan atribut “berkepribadian pemalu”
Menurut Zuhairini pengertian kepribadian manusia adalah “suatu
perwujudan keseluruhan manusia dari segi manusiawinya yang unik
baiklahir maupun batin di dalam hubungan dengan kehidupan sosial
individualnya”2
1
Bimo Walgito, Psikologi Sosial,(Yogyakarta : Andy Offiset, 1991), cet I, h.54.
Zuhairini, Filsafat Pendidikan Islam,(Jakarta:Bumi Aksara,1992),cst. Ke-I,h. 186
2
7
8
Kepribadian yang sesungguhnya adalah abstrak, sulit dilihat atau
diketahui secara nyata, yang dapat diketahui adalah penampilan atau
bekasnya dalam segala segi dan aspek kehidupan. Misalnya dalam
tindakannya, ucapan, cara bergaulnya, berpakaian dan dalam menghadapi
setiap persoalan atau masalah.
Dengan demikian, mengingat tugas guru adalah mendidik dan bukan
hanya mengajar satu bidang study, maka seorang guru harus dibekali
dengan ketaqwaan terhadap Allah SWT.Pengetahuan teori dan praktik
kependidikan serta keguruan yang menjadi spesialisasinya.Khusus untuk
guru agama, disamping kualitas diatas, perlu pula disyaratkan bahwa dia
harus meiliki akhlak dan pribadi yang baik dan meyakini serta
mengamalkan agama yang diajarkannya.
a. Kriteria Kepribadian Guru agama yang baik.
Sebagai seorang guru agama harus mempunyai beberapa kriteria
kepribadian guru yang baik. Agar keberadaan guru dapat menjadi
contoh bagi anak didiknya. Diantara kriteria kepribadian guru yaitu :
1. Mencintai jabatannya sebagai seorang guru.
Tidak semua orang menjadi guru karena” panggilan jiwa”.Diantara
mereka ada yang menjadi guru karena “terpaksa”.Dalam keadaan
bagaimanapun seorang guru harus berusaha mencintai
pekerjaannya.Namun yang paling baik adalah apabila seseorang
menjadi guru karena didorong oleh panggilan jiwa.
2. Bersikap adil terhadap semua siswanya.
Terkadang guru yang masih muda, kerap kali bersikap pilih kasih,
guru laki-laki lebih memperhatikan anak perempuan yang cantik
atau anak yang pandai daripada yang lain. Hal itu jelas tidak baik.
Oleh karena itu guru harus memperlakukan semua anak dengan cara
yang sama.3
Menjadi seorang guru tidak cukup hanya mencintai jabatannya
saja, tapi harus memiliki pribadi terpadu yang sabar, adil, berwibawa
dan kharismatik serta selalu gembira ketika berhadapan dengan peserta
3
Zakiah Darajat, Ilmu Pendidikan Islam.Jakarta: PT BumiAksara 2006 cet ke6…h.42
9
didik. Seorang guru seharusnya tidak otoriter dan kaku, melainkan
selalu bersikap baik dan santun. Hal ini sebagai ciri khas guru yang
berkepribadian baik dan dapat menjadi panutan bagi peserta didiknya.
b. Karakteristik kepribadian guru
Kepribadian adalah faktor yang sangat berpengaruh terhadap
keberhasilan seorang guru sebagai pengembang sumber daya manusia,
karena guru juga berperan sebagai pembimbing dan panutan peserta
didik.
Mengenai pentingnnya kepribadian guru, seorang psikolog
terkemuka, Prof. Dr. Zakiah Darajat (1982) menegaskan :
kepribadian itulah yang akan menentukan apakah ia menjadi
pendidik dan Pembina yang baik bagi anak didiknya, ataukah akan
menjadi perusak atau menjadi penghancur bagi hari depan anak
didik terutama bagi anak didik yang masih kecil ( tingkat SD) dan
mereka yang sedang mengalami kegoncangan jiwa (tingkat SMP)4
Dalam Permendiknas Nomor 16 Tahun 2007 disebutkan bahwa
standar kompetensi guru dikembangkan secara utuh dari empat
kompetansi utama yaitu kompetensi pedagokik, kepribadian, social dan
professional.Standar kompetensi guru mencakup kompetensi inti guru
yang dikembangkan menjadi kompetensi guru PAUD/ TK/ RA, guru
kelas SD/ MI, dan guru mata pelajaran pada SD/ MI, SMP/MTS,
SMA/MA dan SMK/MAK. Berikut ini kompetensi guru pada SMP/MT
Standar Kompetensi Guru Mata Pelajaran di SD/MI, SMP/MTS,
SMA/MA dan SMK/MAK
No
Kompetensi Inti Guru
Kompetensi Guru Mata
Pelajaran
Kompetensi kepribadian
1
Bertindak
norma
4
sesuai
agama,
dengan a) Menghargai peserta didik tanpa
hukum,
membedakan keyakinan yang
Singgih Gunarsih. Psikologi Untuk Membimbing. (Jakarta: PT. BPK Gunung
Mulia,1982), h.226)
10
social,
dan
kebudayaan
nasional Indonesia
dianut,
suku,
adat
istiadat
daerah asal dan gender.
b) Bersikap sesuai dengan norma
agama yang dianut, hukum
social
yang
masyarakat
nasional
berlaku
dan
dalam
kebudayaan
Indonesia
yang
beragam.
2
Menampilkan diri sebagai a) Berprilaku
pribadi
berakhlak
yang
mulia,
jujur,
jujur,
tegas
dan
manusiawi.
dan b) Berprilaku yang mencerminkan
teladan bagi peserta didik
dan masyarakat.
ketakwaan dan akhlak mulia.
c) Berprilaku
yang
dapat
diteladani oleh peserta didik
dan
anggota
masyarakat
disekitarnya.
3
Menampilkan diri sebagai a) Menampilkan
pribadi yang mantap, stabil,
dewasa, arif dan berwibawa
diri
sebagai
pribadi yang mantap dan stabil
b) Menampilkan
diri
sebagai
pribadi yang dewasa, arif dan
berwibawa
4
Menunjukan
etos
kerja a) Menunjukan etos kerja dan
tanggung jawab yang tinggi,
tanggung jawab yang tinggi.
rasa bangga menjadi guru b) Bangga
dan rasa percaya diri
menjadi
guru
dan
percaya pada diri sendiri.
c) Bekerja
mandiri
secara
professional.
5
Menjunjung tinggi kode etik a) Memahami kode etik profesi
profesi guru
guru.
b) Menerapkan kode etik profesi
11
guru
c) Berprilaku sesuai dengan kode
etik profesi guru.
c. Aspek-Aspek Kepribadian Guru
Ahmad D. Marimba menggolongkan aspek-aspek kepribadian ke
dalam tiga bagian:
1. Aspek kejasmanian, yang rneliputi tingkah laku yang nampak dari
luar,seperti tindakannya, ucapan dan caranya berbicara,
penampilannya, dan lain sebagainya.
2. Aspek kejiwaan, merupakan aspek-aspek yang tidak dapat di lihat
langsung dari penampilan luas seseorang, seperti caranya berpikir,
sikap dan minatnya.
3. Menurut Nana Syaodih membedakan beberapa aspek utama
kepribadian, yaitu :
1. Aspek intelektual, disebut juga kecakapan (obility) merupakan
suatu kemampuan (potensial dan nyata) dalam mengenal,
memahami,menganalisis, menilai dan memecahkan masalahmasalah dengan senggunakan rasio atau pemikiran.
2. Aspek-aspek fisik-motorik berkenaan dengan kondisi dan
kemampuan individu menyatakan kekuatan dan gerakan-gerakan
jasmaniah serta berbagai bentuk keterarnpilan.
3. Aspek sosial merupakan kemarnpuan dan karakteristik untuk
membina hubungan kerja sama dengan orang lain. Penguasaan
kemampuan iniberkaitan dan didukung oleh kemampuan
berbahasa, baik bahasa tulis,lisan maupun bahasa gerak dan
lambang-lambang.
4. Aspek emosional dan moral ,berkenaan dengan kondisi dan cara
individu mengenal, memaharni, rnenerima, menghayati, dan
menyatakan suasan batin.5
d. Syarat-Syarat Kepribadian Guru
H. M. Arifin menyatakan bahwa kepribadian guru rnerupakan alat
yang tajam bagi pelaksanaan pendidikan anak dalam sekolah, sehingga
keberhasilan pendidikan bergantung pula pada pribadi guru dengan
semua pembawannya.Dengan demikian tidak dapat dipungkiri perlunya
5
Nana
Syaodih
Suknadinata.Landasan
Psikologi
(Bandung:Remaja Rosdakarya, 2003), cet. Ke-1, h 91-92
Proses
Pendidikan,
12
persyaratan kepribadian bagi guru. Adapun syarat-syarat kepribadian
bagi seorang guru menurut Zakiah Daradjat adalah sebagai berkut :
1. Memiliki perasaan dan emosi yang stabil, optimis, dan
menyenangkan. Pendidik yang seperti ini dapat memikat hati anak
didiknya, karena setiap anak merasa diterima dan di sayangi oleh
guru.
2. Memiliki tingkah laku (moral) yang baik rnenjadi contoh bagi anak
didiknya sebab guru merupakan orang pertama setelah orang tua
yang mempengaruhi kepribadian anak didik.
3. Memiliki sikap bijaksana dalam menghadapi berbagai persoalan
baik menghadapi anak didik, teman-temannya sesama guru, dan
sekolah itu sendiri.
4. Tidak pilih kasih dalam mernperlakukan anak didik dan memiliki
perhatian terhadap persoalan mereka
5. Memiliki perhatian tarhadap masalah agama.
6. Menjaga penampilannya dengan berpakaian yang sopan, rapihdan
bersih serta bertutur bahasa yang santun.
7. Memiliki sikap dan pandangan sebagai pembimbing bagi anak
didiknya.6
Dari sekian banyak pemikiran para tokoh di atas dapat disimpulkan
bahwa seorang guru agama mempunyai tugas dan tanggung jawab
mendidik anak didiknya, sehingga mampu menjadi manusia dewasa
yang beriman dan bertakwa, serta berakhlaqul karimah.
2. Guru
Peran seorang guru sangat penting dalam dunia pendidikan karena guru
adalah sumber ilmu, baik dan buruknya pendidikan tidak terlepas dari
peran seorang guru.
a. Pengertian Guru
Kata guru berasal dalarn bahasa lndonesia yang berarti orang yang
mengajar.Sebagaimana dijelaskan oleh WJS.Poerwadarminta “pendidik
adalah orang yang mendidik”.7Dalam bahasa inggris, dijumpai kata
teacher yang berarti pengajar.Selain itu terdapat kata tutor yang berarti
guru pribadi yang mengajar di rumah, mengajar ekstra, memberi les
6
Darajat, op,cit, h.10-14
Abuddin Nata, Filsafat Pendidikan Islam.(Jakarta: Logos Wacana Ilmu. 1997).
Cet. Ke-1, h. 61
7
13
tambahan pelajaran, educator, pendidik ahli didik, lecturer, pemberi
kuliah, penceramah.
Dalam bahasa Arab istilah al-Mudaris berarti orarg yang mengajar
atauyang mernberi pelajaran.Dan istilah al-muaddib untuk guru dalam
lembaga pendidikan Al-Qur'an.8
Dalam beberapa literatur kependidikan pada umumnya, istilah
pendidiksering diwakili oleh istilah guru.Istilah guru sebagaimana
dijelaskan oleh Hadari Nawawi adalah orang yang kerjanya
mengajar.Secara lebih khusus lagi, ia mengatakan bahwa guru berarti
orang yang bekerja dalam bidang pendidikan dan pengajaran yang ikut
bertanggung jawab dalam rnembantu anak-anak mencapai kedewasaan
masing-masing. 9
Guru adalah pendidik profesional, karenanya secara implisit iatelah
merelakan dirinya menerima dan memikul sebagian tanggung jawab
sebagai orang tua. Ketika orang tua rnenyerahkan anaknya ke sekolah,
berarti pelimpahan dan tanggung jawab pendidikan anaknya kepada
guru. Dengan demikian hal ini menunjukkan bahwa orang tua tidak
mungkin menyerahkan anaknya kepada sembarang guru/sekolah karena
tidak sembarang orang dapat menjadi guru.
b. Kedudukan dan Peranan Guru
Dilihat dari sudut pandang kedudukan guru, ia dipandang sebagai
orang dewasa, sebagai pengajardan pendidikdan sebagaipegawai.
Namun, yang paling utama ialah kedudukannya sebagai pangajar dan
pendidik. Guru harus senantiasa sadar akan kedudukannya selama 24
jam sehari. Dimana dan kapan saja iaakan selalu dipandang sebagai
guru yang harus memperlihatkan kelakuan yang dapat ditiru oleh
masyarakat, khususnya oleh anak-anak.
Dilihat dari segi dirinya ( Self oriented ), seorang guru harus
berperan sebagai berikut :
8
Abuddin Nata, Prespektif Islam Tantang Pola Hubungan Guru-Murid, (Jakarta: PT
Raja Grafindo Persada, 2001) cet. Ke-1, h. 41-42
9
Nata, op.cit h.61-63
14
1. Petugas sosial, seorang yang harus membantu untuk kepentingan
masyarakat. Dalam kegiatan-kegiatan masyarakat guru senantiasa
merupakan petugas-petugas yang dapat dipercaya untuk
berpartisifasi didalamnya.
2. Pelajar dan ilmuan, yaitu senantiasa terus menerus menuntut ilmu
pengetahuan. Dengan berbagai cara setiap saat guru senantiasa
belajar untuk mengikuti perkembangan ilmu pengetahuan.
3. Orang tua, yaitu mewakili orang tua murid di sekolah dalam
pendidikan anaknya. Sekolah merupakan lembaga pendidikan
sesudah keluarga, sehingga dalam arti luas sekolah merupakan
keluarga, guru berperan sebagai orang tua bagi siswa-siswanya.
4. Pencari teladan, yaitu yang senantiasa mencarikan teladan yang
baik untuk siswa bukan untuk seluruh masyarakat. Guru menjadi
ukuran bagi norma-norma tingkah laku.
5. Pencari keamanan, yaituyang senantiasa mencarikan rasa aman
bagisiswa. guru rnenjadi tempat berlindung bagi siswa-siswa untuk
memperoleh rasa aman.10
c. Syarat-syarat Menjadi Guru
Dilihat dari ilmu pendidikan Islam, maka secara umum untuk
menjadi guru yang baik dan diperkirakan dapat memenuhi tanggung
jawab yang dibebankan kepadanya hendaknya bertakwa kepada Allah,
berilmu, sehat jasmaninya, baik akhlaknya, bertanggung jawab dan
berjiwa nasional.
1. Takwa kepada Allah sebagai syarat menjadi guru
Guru, sesuai dengan tujuan Ilmu Pendidikan Islam, tidak rnungkin
rnendidik anak agar bertakwa kepada Allah, jika ia sendiri tidak
bertakwa kepadanya.Sebab ia adalah teladan bagi muridnya
sebagaimana Rasulullah SAW menjadi teladan bagi umatnya.
Sejauh mana seorang guru mampu memberi teladan baik kepada
murid-muridnya sejauh itu pulalah ia diperkirakan akan berhasil
mendidik mereka agar menjadi generasi penerus bangsa yang baik
dan mulia.
2. Berilmu sebagai syarat untuk rnenjadi guru
Ijazah bukan semata-mata secarik kertas, tetapi suatu bukti, bahwa
10
Moh. Uzer Usman,
Rosdakarya.200 cet.13 h. 15
Menjadi Guru Profesional:bandung : PT Remaja
15
pemiliknya telah mempunyai ilmu pengetahuan dan kesanggupan
tertentu yang diperlukan untuk suatu jabatan.
3. Sehat jasmani sebagai syarat menjadi guru
Kesehatan jasmani kerap kali dijadikan salah satu syarat bagi
mereka yang melamar untuk menjadi guru.Guru yang mengidap
penyakit menular sangat membahayakan kesehatan anak-anak
disamping itu, guru yang berpenyakit tidak akan bergairah
mengajar.
4. Berkelakuan baik sebagai syarat menjadiguru
Di antara tujuan pendidikan ialah membentuk anak baik pada anak
dan ini hanya mungkin jika guru itu berakhlak baik pula.yang
dimaksud denganakhlak baik dalam llmu Pendidikan Islam adalah
akhlak yang sesuai dengan ajaran Islam, seperti dicontohkan oleh
pendidik utama Muhammad SAW. 11
5. Harus memiliki bakat dan keahlian sebagai guru
Setiap guru harus menguasai pengetahuan yang mendalam
spesialisasinya.Pengetahuannya juga menguasai dengan baik ilmuilmu keguruan pada umumnya dan didaktik pada khususnya.
6. Memiliki kepribadian yang baik dan terintegrasi
Setiap guru harus memiliki kepribadian yang baik dan terintregrasi.
Kepribadian yang baik ini tentu saja ditinjau dari segi peserta didik
orang tua, dan segi kebutuhan tugasnya.12
d) Tugas dan Fungsi Guru
Tugas utama pendidik adalah mendidik dan mengajar. Alangkah
baiknya apabila sebelum memulai melaksanakan tugasnya, guru
meniatkan kembali di hati bahwa ia mengajar dan mendidik itu
11
Darajat, op.cit.h. 41-42
Direktorat Jenderal Kelembagaan Agama Islam.Wawasan tugas Guru dan Tenaga
kependidikan…h. 66
12
16
merupakan perintah Allah SWT. Dan Rasul-Nya, serta ikhlas
mengharap ridha Allah SWT.
Secara khusus tugas pendidik di lembaga pendidikan adalah
sebagaiberikut :
1. Pengajar
Sebagai pengajar, guru bertugas membina perkembangan
pengetahuan, sikap dan keterampilan. Guru mengetahui bahwa
pada akhir setiap satuan pelajaran kadang-kadang hanya terjadi
perubahan dan perkembangan pengetahuan saja. Mungkin pula
guru telah bersenang hati bila telah tejadi perubahan dan
perkembangan di bidang pengetahuan dan keterampilan, karena
dapat diharapkannya efek tidak langsung, melalui proses transfer
bagi perkembangan di bidang sikap dan minat siswa.
2. Pembimbing
Sebagai pembimbing, guru lebih suka jika mendapat kesempatan
menghadapi sekumpulan siswa di dalam interaksi belajar mengajar.
Ia memberi dorongan dan menyalurkan semangat menggiring
mereka,
sehingga
mereka
dapat
melepaskan
diri
dari
ketergantungannya kepada orang lain dengan tenaganya sendiri.
3. Administrasi
Guru bertugas pula sebagai tenaga administrasi, bukan berarti
sebagai pegawai kantor, melainkan sebagai pengelola kelas atau
pengelola interaksi belajar mengajar meskipun masalah-pengelola
ini dapat dipisahkan baru masalah mengajar dan bimbingan, tetapi
tidak seluruhnya dapat dengan mudah diidentifikasi. Sesungguhnya
ketiga hal itu saling berhubungan dan tidak terpisahkan dari
mengajar itu sendiri.13
Dari peran dan tugas guru agama Islam diatas, maka kita harus
sadar melaksanakan peranan sebagai seorang guru dan tugasnya yaitu
13
Zakiah Darajat, Metodik Khusus Pengajaran Agama Islam, (Jakarta: Bumi
Aksara,2001). Cet. Ke-2, h. 265-267
17
disamping mengkomunikasikan pengetahuan, juga sebagai model bagi
apa yang diajarkan kepada siswa, dan sebagai konsultan bagi murid,
orang tua, dan masyarakat, sehingga menyakini dan akhirnya mau
melaksanakan apa yang diajarkannya itu karena telah dicontohkan oleh
guru agama Islam itu sendiri.
B. Akhlaqul Karimah Siswa
Setiap manusia sudah memiliki potensi akhlak yang baik sejak lahir,
namun lingkunganlah yang mempengaruhi akhlak seseorang menjadi baik
atau buruk, dan sebaik-baik manusia adalah yang paling baik akhlaknya.
Secara umum manusia memiliki tiga potensi penting, yang Pertamayaitu
potensi fisik, jika potensi ini dikelola dengan baik, insya Allah akanmenjadi
manusia yang kuat dan produktif. Bahkan Islam menganjurkan agar kita
memiliki fisik yang sehat, karena mukmin yang kuat lebih baik dan lebih
disukai Allah dari pada mukmin yang lemah.Akan tetapi tidak selamanya
orang yang berfisik baik itu mulia sebagaimana kemuliaan Rasulullah.Kedua
potensi akal, potensi akal juga bukan potensi yang dapat menentukan mulia
atau tidaknya seorang manusia.Demikian memang, badan yang kuat tidak
selalu menggambarkan kemuliaan akal pikiran yang pintar juga tidak selalu
membuat orang menjadi mulia.Jadi potensi yang bisa membuat orang mulia
adalah potensi yang Ketiga yaitu potensi hati atau qalbu.Hati inilah yang
melengkapi otak cerdas dan badan kuat menjadi mulia.Dengan hati yang
hidup inilah orang yang lumpuhpun bias jadi mulia orang yang tidak begitu
cerdas pun bisa menjadi mulia.14
Berdasarkan ketiga potensi diatas, maka ummat manusia harus lebih
mementingkan potensi yang ketiga yaitu potensi hati atau qalbu karena jika
hatinya bersih maka pikirannya akan jernih dan akan melakukan kegiatan
hal-hal yang positif.
1.
Pengertian Akhlaqul Karimah
“Akhlak berasal dari bahasa Arab yang berarti perangai, tabi'at watak
dan dasar kebiasaan, sopan dan santun agama, demikian pengertian yang
Abdullah Gymnastiar, “Meraih Bening Hati Dengan Manajemen Qalbu”, Gema
Insani Press, Jakarta; cet 1, 2002, h.26-28
14
18
diberikan Jamil Shaliba dalam bukunya Al-Mu‟Jam Al-Falsafi Juz I
halaman 539”.15
Dalam konsepnya akhlak adalah suatu sikap mental yang mendorong
untuk berbuat tanpa pikir dan pertimbangan.Akhlak menurut Al-Ghozali,
mempunyai "tiga dimensi; Pertama,dimensi diri yakni orang dengan
dirinya dan Tuhannya, seperti ibadah dan sholat.Kedua, dimensi sosial
yakni
masyarakat,
pemerintah
dan
pergaulannya
dengan
sesamanya.Ketiga, dimensi metafisis yakni aqidah dan pegangan
dasarnya".16
Menurut Al-Ghozali, dalam literature yang lain berpendapat bahwa
akhlaqul karimah atau berakhlak baik artinya "menghilangkan semua adat
kebiasaan yang tercela yang sudah digariskan dalam Agama Islam serta
menjauhkan diri dari perbuatan tercela tersebut, kemudian membiasakan
adat kebiasaan yang baik, melakukannya, dan mencintainya" 17
Dari beberapa definisi akhlak diatas, dapat disimpulkan bahwa akhlak
adalah suatu perbuatan reflek kita karena sudah terbiasa kita lakukan
sehingga dalam melaksanakannya tanpa berfikir pajang lagi karena sudah
terbiasa.Akhlaqul karimah adalah cerminan dari hati kita yang
bersih.Semoga Allah swr senantiasa membimbing kita untuk mengenal
potensi yang termahal dari hidup kita, yaitu hati kita sendiri, hidupkan
hatidengan
memperbanyak
ilmu,
memperbanyak
ibadah
dan
dzikir.Hiduplah dengan menjaga kebersihan hati, insya Allah hidup ini
menjadi indah dan penuh makna.18
Moh. Ardani,” Akhlak Tasawuf”, Cv. Karya Mulia, Jakarta; 2000, h.25
Ibid.h.28
17
Zahruddin Ar, Hasanudin Sinaga, “Pengantar Studi Akhlak” PT Raja Grafindo
Persada, Jakarta, cet 1…h. 158
18
Gymnastiar, Op.cit. h 30
15
16
19
2.
Macam-macam Akhlaqul Karimah
Akhlaqul karimah atau akhlak yang mulia banyak sekali jumlahnya
namun dilihat dari segi hubungan manusia dengan Tuhan dan manusia
dengan manusia, akhlak yang mulia itu dapat dibagi kepada tiga
bagian,pertama Akhlak mulia kepada Allah, Akhlak mulia terhadap diri
sendiri,dan yang ketiga akhlak mulia terhadap sesama manusia.
a.
Akhlak terhadap Allah
Titik tolak akhlak terhadap Allah adalah pengakuan dan kesadaran
bahwa tiada Tuhan selain Allah. Alasan manusia berakhlak baik
terhadap Allah yaitu diantaranya karena sebagai ungkapan rasa syukur
manusia
karena
Allah
telah
menciptakan
manusia
dengan
keistimewaan dan kesempurnaannya, karena Allah telah memberikan
perlengkapan panca indera, hati
nurani,
dan naluri
kepada
manusia,karena Allah menyediakan berbagai bahan dan sarana
kehidupan yang terdapat di bumi.
b.
Akhlak terhadap diri sendiri
Berakhlak yang baik terhadap diri sendiri dapat diartikan
menghargai, menghormati, menyayangi, dan menjaga diri sendiri
dengan sebaik-baiknya, karena sadar bahwa dirinya itu sebagai ciptaan
dan amanah Allah SWT yang harus dipertaanggung jawabkan dengan
sebaik-baiknya.Berakhlak yang baik terhadap diri sendiri eratdengan
pembinaan sumber daya manusia (SDM), yaitu pembinaan manusia
agar fisik, akal dan mentalnya terbina secara seimbang dan optimal.
c.
Akhlak terhadap sesama
"Manusia
adalah
sebagai
makhluk
sosial
yang
kelanjutan.eksistensinya secara fungsional dan optimal banyak
bergantung pada orang lain, untuk itu perlu bekerjasama dan saling
20
tolong menolong.oleh karena itu perlu rnenciptakan suasana yang baik
satu dengan yang lainnya saling berakhlak yang baik”. 19
Akhlak yang terpuji berarti sifat-sifat atau tingkah laku yang
sesuai dengan norma-norna atau ajaran Islam.“Akhlak yang terpuji
dibagi menjadi dua bagian; Pertama, taat lahir yang meliputi; Tobat,
amar ma‟ruf nahi munkar, syukur, dan yang kedua taat bathin, yang
meliputi; Tawakal,sabar, Qona‟ah”.20
Selain itu masih banyak lagi macam-macam akhlaqul karimah
lainnya,bahkan A. Mustofa dalam bukunya Akhlak Tasawuf,
menyebutkan 33 bagian akhlaqul karimah yang lainnya."Taat bathin
memiliki tingkatan yang lebih tinggi dibandingkan dengan taat lahir,
karena bathin merupakan penggerak dan sebab bagi terciptanya taat
lahir”.21
3.
Faktor-faktor yang mempengaruhi akhlaqul karimah
Segala tindakan dan perbuatan manusia yang memiliki corak berbeda
antara yang satu dengan yang lainnya, diakibatkan karena adanya faktor
dari dalam diri (internal) dan faktor dari luar diri kita (ekternal), seperti
adat atau kebiasaan, aspek wirotsah /keturunan dan milieu.
Faktor-faktor yang mempengaruhi akhlaqul karimah antara lain :
a.
Insting/Naluri, Insting merupakan seperangkat tabiat yang dibawa
manusia sejak lahir, para psikolog menjelaskan bahwa insting (naluri)
berfungsi sebagai motivator penggerak yang mendorong lahirnya
tingkah laku.
b. Adat/Kebiasaan, adalah setiap tindakan dan perbuatan seseorang yang
dilakukan secara terus menerus, dan berulang-ulang dalam bentuk
yang sama sehingga menjadi kebiasaan.
c. Wirotsah/Keturunan, dalam hal ini secara langsung atau tidak
langsung sangat mempengaruhi perbuatan sikap dan tingkah laku
seseorang.
19
Ardani, op cit. h.49-57
Hasanuddin Sinaga, op. cit.h.159-160
21
Ibid.h.160
20
21
d. Milieu, salah satu aspek yang turut memberikan saham dalam
terbentuknya corak sikap dan tingkah laku seseorang adalah milieu
(lingkungan dimana seseorang berbeda).22
Menurut Abuddin Nata, faktor-faktor yang mempengaruhi ada tiga,
yaitu;
a. Aliran Nativisme, berpendapat bahwa faktor yang paling berpengaruh
terhadap pembentukan diri seseorang adalah faktor pembawaan dari
dalam yang bentuknya dapat berupa kecenderungan, bakat, akal, dan
yang lainnya.
b. Aliran Empirisme, berpendapat bahwa faktor yang paling berpengaruh
terhadap pembentukan diri seseorang adalah faktor dari luar, yaitu
lingkungan sosial, termasuk pembinaan dan pendidikan yang
diberikan.
c. Aliran Konvergensi, gabungan antara aliran empirisme dengan aliran
nativisme. Aliran Konvergensi berpendapat bahwa pembentukan
akhlak dipengaruhi oleh faktor intirnal, yaitu pembawaan si anak dan
faktor dari luar yaitu pendidikan dan pembinaan atau melalui interaksi
dalam lingkungan sosial. 23
Dari ketiga aliran ini, aliran yang ketiga yaitu aliran konvergensilah
yang sesuai dengan ajaran Islam.Karena Islam melahirkan manusia dalam
keadaan fitrah dan orang tuanyalah yang mempengaruhinya sehingga ada
yang yahudi, majusi dan nasrani.
4.
Sumber Akhlaqul Karimah
Sumber akhlaqul karimah, yaitu yang terdapat dalam al-Quran dan Alhadis.Allah berfirman dalam Al-Qur'an surat Al-Qalam, ayat 4, yang
berbunyi:
Dan Sesungguhnya kamu benar-benar berbudi pekerti yang agung.
Adapun hadis tentang akhlaqul karimah yang berbunyi:
22
Ibid.h 93-100
Nata,op.cit h.65
23
22
"Orang mukmin yang paling sempurna imannya ialah mereka yang
paling baik akhlaknya. " (H.R. Imam Ahmad). 24
Dari kedua dalil tersebut sudah sangat jelas bahwa akhlaqul karimah
bersumber dari Al-Quran dan Al-Hadis.pada ayat diatas, yang harus kita
jadikan teladan dalam berakhlaqul karimah adalah Rasulullah, karena
dalam diri Rasulullah terdapat akhlak yang baik, dan pada hadis tersebut
diatas, sudah sangat jelas. Iman kita belum sempurna jika belum memiliki
akhlaqul karimah.
5.
Cara Pembinaan Akhlaqul karimah
Keimanan seseorang sangat berkaitan erat dengan amal shaleh, karena
jika seseorang sudah beriman maka alangkah baiknya jika mau
melakukannya dengan amal shaleh atau perbuatan yang nyata.Jika
seseorang sudah mengaku beriman tanpa melakukan amal shaleh, maka
imannya itu diragukan atau bahkan dianggap palsu karena tidak
direalisasikan dalam perbuatan.
Dibawah ini akan dikemukakan berbagai cara yang dilakukan dalam
pembentukan akhlaqul karimah, yaitu sebagai berikut;
a. Melalui pembiasaan, berkenaan dengan ini Imam Al-Ghozali
sebagaimana yang dikutip Abudin Nata mengatakan bahwa:
Kepribadian manusia itu pada dasarmya dapat menerima segala usaha
pembentukan melalui pembiasaan. Jika manusia membiasakan dirinya
berbuat jahat, maka orang tersebut akan menjadi orang yang jahat.
b. Melalui Keteladanan, dengan memberikan keteladanan maka
seseorang akan mudah untuk mengikutinya, seperti Rasulullah adalah
teladan umat Islam, dengan begitu umat Islam akan dengan mudah
mengikuti apa yarg dilakukan Rasulullah SAW. Oleh karena itu
sebagai guru Agama Islam harus memberikan keteladanan seperti
yang dilalukan Rasulullah sehingga anak didik dengan mudah
mengikuti apa yang dicontohkan oleh gurunya.
c. Memberi nasehat, seorang guru hendaknya memberi nasehatyang
tulus dari hati karena jika kita ingin merubahhati seseorang dan agar
orang itu mau berubah maka sentuhlahdengan hati. Jika seseorang
24
Ahmad bin hambal,”Al-Musnad Imam Hambal”(Beirut; Dar al-fikr, 1991)cet 1Juz
3….h 148
23
telah berbuat salah hendaknya kita cepat cepat menasehatinya agar
tidak terjerumus lebih jauh lagi, tetapi bukan sok menggurui.
d. Melalui Pergaulan, jika kita bergaul dengan orang shaleh makakita
akan terbawa shalehnya, tetapi jika kita bergaul dengan pandai besi
maka baju kita akan tercium bau besi juga.
e. Memperhatikan faktor kejiwaan, faktor kejiwaan seseorang menurut
psikologi berbeda-beda sesuai dengan taraf usianya, jika kita hendak
membentuk akhlak pada seseorang makater lebih dahulu kita kenali
faktor kejiwaannya, sehingga dengan mudah kita dapat
membinanya.25
6.
Pengertian Siswa
Siswa adalah orang yang menuntut ilmu dilembaga pendidikan,
bisa disebut juga sebagai murid atau peserta didik.26
Kata murid berasal dari bahasa arab arada yang berarti orang
yang menginginkan (the willer). Pengertian seorang murid adalah
orang yang menginginkan mendapat ilmu pengetahuan, keterampilan,
pengalaman dan kepribadian yang baik untuk bekal hidupnya agar
berbahagia di dunia danakhirat dengan jalan belajar yangsungguhsungguh.
Arti al-thalib yakni seorang murid lebih bersifat aktif, mandiri,
kreatif dan tidak banyak bergantung kepada guru. Bahkan dalam
beberapa hal dia dapat meringkas, mengkritik dan menambahkan
informasi yang disampaikan guru.27 Dalam konteks ini seorang guru
harus bersikap demokratis, memberi kesempatan dan menciptakan
suasana kelas yang bebas, untuk mendorong siswa memecahkan
masalah-masalah yang mereka hadapi.
Berdasarkan pengertian diatas, maka anak didik dapat diartikan
sebagai orang yang tengah memerlukan pengetahuan atau ilmu, dan
bimbingan pengarahan
25
Nata,op.cit h.162-164
Heri
Jauhari
Muchtar,
Rosdakarya,2005),cet Ke-1 hal. 157
27
Nata,op.cith. 49-51
26
Fiqih
Pendidikan,
(Bandung:PT
Remaja
24
7. Tugas Siswa
Dalam pengelolaan belajar mengajar, guru dan murid memegang
peranan penting. Murid atau anak adalah pribadi yang unik yang
mempunyai potensi dan mengalami proses berkembang. Fungsi murid
dalam interaksi belajar mengajar adalah sebagai subjek dan objek.
Sebagai subjek, karena murid menentukan hasil belajar. Sedangkan
sebagai objek, karena muridlah yang menerima pelajaran dari guru.
Sebagai objek, murid menerima pelajaran, bimbingan berbagai
tugas serta perintah dari guru/sekolah dan subjek, ia menentukan
dirinya sendiri sesuai dengan potensi yang dimilikinya dalam rangka
mencapai hasil belajar. Tugas-tugas murid sebagai subjek senantiasa
berkaitan dengan kedudukannya sebagai objek.28
Dengan dasar pendangan tersebut diatas, maka tugas murid dapat
dilihat dari berbagai aspek, sejalan dengan aspek tugas guru, yaitu
aspek yang berhubungan den
TERHADAP AKHLAQUL KARIMAH SISWA
DI SDIT DENADA TANGERANG
SKRIPSI
Diajukan sebagai salah satu syarat
Untuk mendapatkan Gelar Sarjana Strata Satu (S-1)
Pada Jurusan Pendidikan Agama Islam (PAI)
Oleh :
Sumiyati
Nim : 1810011000053
JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI (UIN)
SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
1435/2014 M
ABSTRAK
Hubungan kepribadian guru agama terhadap akhlaqul karimah siswa di
SDIT Denada Tangerang.
Dalam dunia pendidikan sekarang ini banyak kita temui beberapa tantangan,
salah satunya yaitu menurunnya/kurangnya siswa yang berakhlaqul karimah.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah terdapat Hubungan Antara
Kepribadian Guru Agama Dengan Akhlaqul Karimah Siswa, dan apakah hal
tersebut memiliki signifikansi atau tidak. Penelitian ini telah dilaksanakan pada
bulan Januari 2014 di SDIT Denada Tangerang, metode Penelitian yang
digunakan adalah deskriptif korelatif dengan pendekatan kuantitatif, teknik
pengambilan sampel yaitu purposive sampling, instrument penelitian yang
digunakan adalah angket dengan bentuk pilihan berganda. Sedangakan teknik
korelasi yang digunakan adalah product momen.
Dari hasil penelitian maka diperoleh data bahwa rxy ( 0,534 ) lebih besar
daripada r tabel pada taraf signifikan 5% yaitu 0,349, sedangkan pada taraf 1%
diperoleh r tabel 0,449 karena rxy lebih besar dari r tabel, baik pada taraf
signifikan 5% maupun 1%, maka hipotesis alternative diterima dan hipotesis nihil
ditolak. Maka terdapat hubungan yang signifikan antara kepribadian guru agama
dengan akhlaqul karimah siswa khususnya di SDIT Denada Tangerang.
Kesimpulannya, terdapat hubungan yang cukup signifikan antara kepribadian
guru agama terhadap akhlaqul karimah siswa di SDIT denada Tangerang , namun
korelasi positif itu hanya sedang/cukup.
i
KATA PENGANTAR
Alhamdulillah, segala Puji dan syukur penulis persembahkan kepada Allah
SWT, karena atas Rahmat dan Hidayah-Nya, serta kekuatan lahir batin, sehingga
dengan segala kemurahan-Nya penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan
baik. Shalawat dan salam, semoga tercurahkan kepada junjungan kita Rasulullah
Muhammad SAW.
Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan skripsi ini tidak sedikit
hambatan dan kesulitan yang penulis hadapi, namun berkat bantuan dan motivasi
yang tidak ternilai dari berbagai pihak, maka dalam kesempatan ini penulis
mengucapkan banyak terima kasih kepada pihak-pihak yang telah membantu serta
memberikan dorongan dalam menyelesaikan penulisan skripsi ini :
1.
Dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah
Jakarta. Yaitu ibu Nurlena Rifa’i, MA, Ph.D
2.
Ketua Jurusan PAI Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta. Yaitu Bpk Dr. H. Abdul Majid Khon, M. Ag
3.
Sekretaris Jurusan PAI Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta. Yaitu Ibu Marhamah Saleh, Lc. MA
4.
Dr Khalimi, MA yang telah menyediakan waktu, pikiran dan tenaganya untuk
memberikan bimbingan, pengarahan dan petunjuknya kepada penulis dalam
penyusunan skripsi ini.
5.
Bapak dan Ibu dosen serta staf Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan yang
telah mendidik dan memberikan banyak bekal berupa ilmu kepada penulis.
6.
Bapak pimpinan perpustakaan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta beserta
stafnya yang telah memberikan kemudahan dalam penggunaan sarana
perpustakaan.
7.
Ibu Erni Hayati Tanjung, S. Pdi kepala sekolah SDIT denada yang telah
memberikan kesempatan untuk melakukan penelitian di sekolah tersebut.
ii
8.
Untuk suami dan anakku tercinta yang telah membantu memberikan motivasi
dan dukungan moril serta doa, agar dimudahkan dalam menyelesaikan
skripsi.
9.
Teman-teman mahasiswa jurusan PAI, khususnya kelas B semoga tetap
dalam kebersamaan dan tetap jalin tali silaturahmi.
10. Kepada semua pihak yang telah membantu penulis dalam menyelesaikan
skripsi yang tidak disebutkan namanya satu persatu.
Hanya harapan dan do’a mudah-mudahan Allah SWT memberikan balasan
yang lebih baik kepada semua pihak yang telah berjasa dalam membantu penulis
dalam penulisan skripsi ini, Amin
Akhir kata penulis berharap semoga skripsi ini ada manfaatnya terutama
kepada diri penulis dan umumnya bagi masyarakat.
Jakarta, 30 Maret 2014
Penulis
Sumiyati
iii
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL
LEMBAR PENGESAHAN PEMBIMBING
LEMBAR PENGESAHAN PENGUJI
SURAT PERNYATAAN KARYA SENDIRI
ABSTRAK .............................................................................................................. i
KATA PENGATAR .............................................................................................. ii
DAFTAR ISI ......................................................................................................... iv
BAB I : PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah .....................................................................1
B. Identifikasi Pembatasan dan Perumusan Masalah ..............................5
1. Identifikasi Masalah .....................................................................5
2. Pembatasan Masalah ....................................................................5
3. Perumusan Masalah .....................................................................6
C. Tujuan dan Manfaat Penelitian ...........................................................6
BAB II : KAJIAN TEORI
A. Kepribadian Guru Agama ...................................................................7
1. Pengertian Kepribadian ...............................................................7
a. Kriteria Kepribadian Guru Agama Yang Baik .....................8
b. Karakteristik Kepribadian Guru ...........................................9
c. Aspek-Aspek Kepribadian Guru ........................................11
d. Syarat-syarat Kepribadian Guru .........................................11
2. Guru ...........................................................................................12
a. Pengertian Guru ..................................................................13
b. Kedudukan dan Peranan Guru ............................................13
c. Syarat-syarat Menjadi Guru ................................................14
d. Tugas dan Fungsi Guru .......................................................15
iv
B. Akhlaqul Karimah Siswa..................................................................17
1. Pengertian Akhlaqul karimah ....................................................17
2. Macam-macam Akhlaqul karimah ............................................19
3. Faktor-faktor yang mempengaruhi Akhlaqul karimah ..............20
4. Sumber Akhlaqul karimah .........................................................21
5. Cara Membina Akhlaqul karimah .............................................22
6. Pengertian Siswa .......................................................................23
7. Tugas Siswa ...............................................................................24
8. Adab Siswa Terhadap Guru ......................................................24
9. Hasil Penelitian Yang Relevan ...................................................25
C. Kerangka berfikir dan hipotesis penelitian .......................................26
1. Kerangka berfikir .........................................................................26
2. Hipotesis Penelitian......................................................................26
BAB III : METODOLOGI PENELITIAN
A. Metode Penelitian.............................................................................28
B. Waktu dan Tempat ...........................................................................28
C. Populasi dan Sampel ........................................................................28
D. Teknik Pengumpulan Data ...............................................................29
E. Variabel Penelitian ...........................................................................30
F. Teknik Pengolahan dan Analisis Data .............................................32
G. Hipotesis Statistik.............................................................................35
BAB IV : HASIL PENELITIAN
A. Gambaran Umum.............................................................................36
1. Sejarah Singkat .........................................................................36
2. Visi dan Misi ............................................................................36
3. Letak Geografis ........................................................................36
4. Keadaan Guru, Siswa dan Karyawan .......................................37
5. Sarana dan Prasarana ................................................................38
6. Profil Sekolah ...........................................................................39
7. Profil kepribadian guru agama .................................................40
v
B. Analisis Data ....................................................................................41
C. Interprestasi Data .............................................................................59
BAB V : PENUTUP
A. Kesimpulan ......................................................................................61
B. Saran-saran ......................................................................................62
DAFTAR PUSTAKA ...........................................................................................63
LAMPIRAN-LAMPIRAN
vi
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Dalam dunia pendidikan sekarang ini kita temui berbagai tantangan
yang salah satunya sangat menonjol adalah penurunan atau kurangnya siswa
yang berakhlaqul karimah, seperti tawuran, mengkonsumsi obat-obatan
terlarang, merokok, freesex, dan lain sebagainya yang tidak kita ketahui.
Yang ini semua bisa berasal dari pergaulan mereka yang kurang tercontrol
oleh orang tuanya, dan kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi yang
begitu cepat perkembangannya dan terdapat berbagai informasi yang
semuanya serba ada sehingga dengan banyaknya kejadian seperti itu maka
tidak hanya satu atau dua orang yang menjadi korbannya bahkan lebih
banyak dari itu.
Untuk mengantisipasi terjadinya hal-hal tersebut maka tugas orang
tualah yang sangat menentukan anaknya menuju kearah yang lebih baik, dan
membimbing agar menjadi anak yang sholeh dan sholehah yang taat dan
patuh terhadap ajaran Agama Islam.
Pada dasarnya anak terlahir kedunia ini dalam keadaan fitrah, orang
tuanyalah yang menjadikannya Nasrani/Majusi.
Seperti pada hadist Rasulullah SAW sebagai berikut :
“Dari Abi Hurairah, sesungguhnya Rasulullah SAW Bersabda: Tidak
seorang anakpun yang baru dilahirkan kecuali telah membawa fitrah
(kecendrungan untuk percaya kepada Allah SWT), maka kedua orang
1
2
tuanyalah yang menajadikan anak tersebut beragama Yahudi, Nasrani
ataupun Majusi, “(H.R Muslim)1
Wahyu Allah Surah Ar-Rum (30) ayat 30 :
Hadapkanlah wajahmu dengan lurus kepada agama Allah. Tetaplah atas
fitrah Allah yang telah menciptakan manusia menurut fitrah tersebut.
Tidak ada perubahan atas fitrah Allah, tetapi kebanyakan manusia tidak
mengetahuinya”(Ar-Rum :30)2
Ayat diatas menunjukan bahwa manusia lahir membawa fitrah
(potensi), tetapi fitrah itu dapat berkembang, dan akan berkembang sesuai
dengan ikhtiar manusiannya sendiri. Dalam hal ini perkembangan fitrah
tersebut dapat berkembang melalui pendidikan. Sedangkan orang yang
berkewajiban mengembangkan fitrah manusia melalui pendidikan adalah
pendidik.
Menurut Omar Muhammad Al-Tomy al-Syaibani (1979) merumuskan
tujuan
pendidikan
islam
sejalan
dengan
misi
islam
itu
sendiri,
yaitu“mempertinggi nilai-nilai akhlak hingga mencapai tingkat akhlaqul
karimah”3
Pembinaan mental tidaklah dimulai dari sekolah akan tetapi dari rumah
tangga. Sejak anak dilahirkan kedunia mulailah ia menerima didikan-didikan
dan perlakuan-perlakuan, awalnya dari Ibu dan Bapaknya, kemudian dari
anggota keluarga lainnya. Semua itu ikut memberikan dasar-dasar
pembentukan kepribadian, pembinaan dan pertumbuhan kepribadian itu
Ma’murDaud,”TerjemahHadisShohih
Muslim”,
(Malaysia;Kalng
Blok
Center,1995),Cet II h.243
2
Ahmad Syari’I” FilsafatPendidikan Islam”,pustakafirdaus, Jakarta, Cet I maret
2005,h.34
3
Omar Muhamad Al-Tomy al-syibani “Filsafat pendidikan Islam”,h.28
1
3
kemudian ditambah dan disempurnakan oleh sekolah, pendidikan agama pada
masa anak-anak seharusnya dilakukan oleh orang tua yaitu dengan cara
membiasakannya kepada tingkah laku dan akhlak yang diajarkan oleh agama.
Dalam menumbuhkan dan membiasakan akhlaqul karimah seperti
husnudzon, jujur, sabar dan sebagainya. Dan menghindari bahkan harus
dihilangkan akhlaqul madzmumah seperti, suka marah, sombong angkuh,
bohong dan sebagainya. Orang tualah yang harus memberi contoh, karena
jika sianak disuruh untuk berakhlaqul karimah namun yang menyuruhnya
tidak melakukannya maka sianak akan melawannya, tetapi jika kita
disamping menyuruh anak untuk berakhlaqul karimah kita juga melakukan
atau melaksanakan apa yang di suruh maka sianak juga akan mengikuti dan
mencontoh akhlak kita.
Pendidikan agama tidak mungkin terlepas dari pengajaran agama, jika
jika penanaman jiwa agama tidak dilakukan oleh orang tua di rumah, maka
pengajaran agama harus dilakukan oleh bimbingan seorang guru yang
mengetahui agama. Karena sangat pentingnya pendidikan agama bagi
pembinaan mental dan akhlak, maka pendidikan agama harus di lanjutkan
disekolah, tidak cukup oleh orang tua saja dirumah. Apa lagi dalam
masyarakat dimana masih banyak orang tua yang tidak mengerti atau
kurangnnya pemahaman tentang nilai-nilai agama yang sebenarnya yang
sesuai dengan syariat islam, bahkan kepercayaan kepada Tuhan mungkin
belum menjadi kepribadiannya, sehingga pendidikan agama tidak mungkin
didapat dalam keluarga yang seperti itu.4
Dengan bertambahnya usia juga bertambah pula wawasannya dan
semakin haus akan menimba ilmu baik ilmu agama ataupun ilmu umum. Pada
usia remaja pendidikan agama tidak hanya dirumah tetapi disekolah juga
sangat penting.
Pendidikan agama dalam sekolah sangat penting untuk pembinaan dan
penyempurnaan pertumbuhan kepribadian anak didik, karena pendidikan
yang di tujukan kepada jiwa/pembentukan kepribadian. Anak didik diberi
kesadaran tentang adanya Tuhan, lalu dibiasakan melakukan perintahperintah Tuhan dan meninggalkan larangan-larangaNya. Apabila sianak telah
terbiasa dengan peraturan-peraturan akhlak dan hubungan social sesuai
dengan ajaran agama sejak kecil, maka akhlak yang baik itu akan menjadi
4
129
ZakiahDaradjat, “Kesehatan Mental”, CV Haji Masagung, Jakarta MCMXC, h.128-
4
bagian integral dari kepribadiannya yang dengan sendirinya akan mengatur
tingkah laku dan sikapnya saat ia dewasa nanti. Aspek kedua adalah yang
ditunjukan kepada pikiranya itu pengajaran agama itu sendiri, kepercayaan
kepada Tuhan tidak diketahui betul-betul. Anak didik harus ditunjukan apa
yang disuruh, apa yang dilarang, apa yang boleh, apa yang dianjurkan untuk
melakukannya apa yang dianjurkan untuk meninggalkannya menurut ajaran
agama Islam.5
Mengingat sangat pentingnya pendidikan agama dalam sekolah, maka
sebagai pendidik atau guru harus memberikan contoh kepribadian yang baik,
dan pendidikan agama di sekolahpun harus dilakukan dengan baik juga,
sehingga jika pelaksanaan pendidikan disekolah baik dan dengan kepribadian
guru yang baik maka Insya Allah hasilnya juga akan baik dam maksimal. Jadi
siswa tidak hanya sekedar mengetahui ilmu saja tetapi juga dapat dipahami
dan realisasikan dalam kehidupan sehari-hari sehingga menjadi siswa yang
berketuhanan Yang Maha Esa, serta berakhlaqul karimah.
Dalam proses pembelajaran guru merupakan seorang aktor yang dapat
mencuri perhatian siswa untuk memperhatikan dan terfokus pada
pembelajaran di kelas. Di sinilah dimana guru dihargai, dihormati dan
disegani. Hal ini bukan hanya karena tingginya jabatan ataupun ilmu
pengetahuan guru, namun kepribadian juga merupakan factor penunjang yang
utama.
“Oleh karena itu, setiap guru hendaknya mempunyai kepribadian yang
baik agar dapat dicontoh dan diteladani oleh siswa, baik secara sengaja
ataupun tidak sengaja”.6 Kepribadian seorang
guru akan mempengaruhi
proses pembelajaran. Dimana ketika dalam proses pembelajaran guru tersebut
dapat menghidupkan suasana, menarik perhatian siswa, karena sasaran
pendidikan (siswa) yang dibentuk melalui bimbingan keteladanan, bantuan,
latihan pengetahuan, kecakapan, keterampilan, nilai sikap yang baik dari guru
akan berpengaruh terhadap hasil pembelajaran.
5
6
Ibid,h.120-130
Zakiah Daradjat, Kepribadian Guru(Bulan Bintang2005cet ke 4,h.2
5
Atas dasar pemikiran diatas, penulis tertarik untuk meneliti mengenai
“HUBUNGAN
KEPRIBADIAN
GURU
AGAMA
TERHADAP
AKHLAQUL KARIMAH SISWA DI SDIT DENADA TANGERANG ”.
Alasan pemilihan judul tersebut adalah :
1. Tugas dan tanggung jawab guru sebagai pendidik, sehingga anak
didiknya beriman dan bertaqwa kepada Allah SWT, dan berakhlaqul
karimah.
2. Krisis moral yang sangat kompleks dan banyak menimulkan keresahan
dikalangan masyarakat, oran tua dan guru agama pada khususnya.
3. Pengaruh yang sangat penting bagi pembentukan akhlaqul karimah
dalam pelaksanaan pendidikan agama Islam di sekolah.
4. Kesadaran seorang pelajar agar tidak hanya mengetahui ilmu saja tetapi
harus memahami dan mengamalkannya dalam kehidupan sehari-hari.
B.
Identifikasi Pembatasan dan Perumusan Masalah
1. Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah diatas, maka penulis menyajikan
permasalahan yang muncul sehingga dapat diidentifikasikan sebagai
berikut :
a. Peran dan tugas serta tanggung jawab guru Pendidikan Agama
Islam.
b. Faktor yang menyebabkan krisis moral yang terjadi pada siswa.
c. Peran Pendidikan Agama Islam di sekolah.
d. Langkah-langkah yang ditempuh guru Pendidikan Agama Islam
dalam menanamkan dan mengembangkan akhlaqul karimah.
2. Pembatasan Masalah
Agar pemahaman dalam pembahasan ini tidak terlalu luas, maka
penulis perlu membatasi permasalahannya, yaitu :
a. Akhlaqul karimah yang dimaksud dalam hal ini adalah akhlak atau
perilaku siswa yang sesuai dengan syariat Islam yaitu Al-Quran dan
Hadist, akhlak yang ditumbuhkan di lingkungan rumah, lingkungan
6
sekolah, dan lingkungan masyarakat, serta beriman dan bertaqwa
kepada Allah SWT.
b. Langkah-langkah yang ditanamkan guru Pendidik Agama Islam
dalam pembentukan akhlaqul karimah siswa
3. Perumusan Masalah
Dalam perumusan masalah, penulis merumuskannya dalam bentuk
pertanyaan sebagai berikut :
a. Apakah kepribadian guru berhubungan positif dengan akhlak siswa ?
b. Bagaimana pengaruh kepribadian guru Agama Islam terhadap
pembentukan akhlaqul karimah siswa di SDIT DenadaTangerang.
C.
Tujuan dan Manfaat Penelitian
Tujuan dari Penelitian ini adalah :
1. Untuk memperoleh gambaran tentang akhlak siswa di SDIT
DenadaTangerang.
2. Untuk mengetahui sejauh mana pengaruh kepribadian guru terhadap
akhlaqul karimah siswa di SDIT DenadaTangerang.
Adapun manfaat dari penelitian ini adalah :
1. Untuk menambah ilmu dan wawasan yang penulis miliki
2. Untuk memberi masukan di sekolah yang diteliti
3. Untuk memperbaiki dan meluruskan fungsi guru yang tidak hanya
sebagai pentransfer ilmu saja tetapi juga menanamkan nilai dan
membentuk akhlaqul karimah siswa.
7
BAB II
KAJIAN TEORI
A.
Kepribadian Guru Agama
Guru agama Islam hendaknya menyadari bahwa pendidikan agama
Islam tidak hanya mentransfer ilmu agama dan melatih anak dalam ibadah
saja. Tetapi juga menanamkan dan menumbuhkan akhlak anak sesuai
dengan syariat Islam yaitu Al-Qur‟an dan Sunnah yang dikerjakan oleh
Rosulullah SAW, agar terbentuk pribadi yang baik.
1.
Pengertian kepribadian Guru
Menurut asal katanya kepribadian atau personality (bahasa inggris),
personalita (Prancis); dan personadad (spanyol) akar kata masing-masing
sebutan hal ini berasal dari bahasa latin “persona” yang berarti “topeng”
yang dipakai oleh aktor drama atau sandiwara, juga “personare” yang berarti
to sound strough, istilah ini digunakan untuk menunjukan suara dari
percakapan seorang pemain sandiwara melalui topeng ( masker yang
dipakainya), atau tutup muka yang sering di pakai oleh pemain panggung
yang maksudnya untuk menggambarkan perilaku, watak, atau pribadi
seseorang.1
Kepribadian juga sering diartikan atau dihubungkan dengan ciri-ciri
tertentu yang menonjol pada diri individu. Contohnya, kepada orang yang
pemalu dikenakan atribut “berkepribadian pemalu”
Menurut Zuhairini pengertian kepribadian manusia adalah “suatu
perwujudan keseluruhan manusia dari segi manusiawinya yang unik
baiklahir maupun batin di dalam hubungan dengan kehidupan sosial
individualnya”2
1
Bimo Walgito, Psikologi Sosial,(Yogyakarta : Andy Offiset, 1991), cet I, h.54.
Zuhairini, Filsafat Pendidikan Islam,(Jakarta:Bumi Aksara,1992),cst. Ke-I,h. 186
2
7
8
Kepribadian yang sesungguhnya adalah abstrak, sulit dilihat atau
diketahui secara nyata, yang dapat diketahui adalah penampilan atau
bekasnya dalam segala segi dan aspek kehidupan. Misalnya dalam
tindakannya, ucapan, cara bergaulnya, berpakaian dan dalam menghadapi
setiap persoalan atau masalah.
Dengan demikian, mengingat tugas guru adalah mendidik dan bukan
hanya mengajar satu bidang study, maka seorang guru harus dibekali
dengan ketaqwaan terhadap Allah SWT.Pengetahuan teori dan praktik
kependidikan serta keguruan yang menjadi spesialisasinya.Khusus untuk
guru agama, disamping kualitas diatas, perlu pula disyaratkan bahwa dia
harus meiliki akhlak dan pribadi yang baik dan meyakini serta
mengamalkan agama yang diajarkannya.
a. Kriteria Kepribadian Guru agama yang baik.
Sebagai seorang guru agama harus mempunyai beberapa kriteria
kepribadian guru yang baik. Agar keberadaan guru dapat menjadi
contoh bagi anak didiknya. Diantara kriteria kepribadian guru yaitu :
1. Mencintai jabatannya sebagai seorang guru.
Tidak semua orang menjadi guru karena” panggilan jiwa”.Diantara
mereka ada yang menjadi guru karena “terpaksa”.Dalam keadaan
bagaimanapun seorang guru harus berusaha mencintai
pekerjaannya.Namun yang paling baik adalah apabila seseorang
menjadi guru karena didorong oleh panggilan jiwa.
2. Bersikap adil terhadap semua siswanya.
Terkadang guru yang masih muda, kerap kali bersikap pilih kasih,
guru laki-laki lebih memperhatikan anak perempuan yang cantik
atau anak yang pandai daripada yang lain. Hal itu jelas tidak baik.
Oleh karena itu guru harus memperlakukan semua anak dengan cara
yang sama.3
Menjadi seorang guru tidak cukup hanya mencintai jabatannya
saja, tapi harus memiliki pribadi terpadu yang sabar, adil, berwibawa
dan kharismatik serta selalu gembira ketika berhadapan dengan peserta
3
Zakiah Darajat, Ilmu Pendidikan Islam.Jakarta: PT BumiAksara 2006 cet ke6…h.42
9
didik. Seorang guru seharusnya tidak otoriter dan kaku, melainkan
selalu bersikap baik dan santun. Hal ini sebagai ciri khas guru yang
berkepribadian baik dan dapat menjadi panutan bagi peserta didiknya.
b. Karakteristik kepribadian guru
Kepribadian adalah faktor yang sangat berpengaruh terhadap
keberhasilan seorang guru sebagai pengembang sumber daya manusia,
karena guru juga berperan sebagai pembimbing dan panutan peserta
didik.
Mengenai pentingnnya kepribadian guru, seorang psikolog
terkemuka, Prof. Dr. Zakiah Darajat (1982) menegaskan :
kepribadian itulah yang akan menentukan apakah ia menjadi
pendidik dan Pembina yang baik bagi anak didiknya, ataukah akan
menjadi perusak atau menjadi penghancur bagi hari depan anak
didik terutama bagi anak didik yang masih kecil ( tingkat SD) dan
mereka yang sedang mengalami kegoncangan jiwa (tingkat SMP)4
Dalam Permendiknas Nomor 16 Tahun 2007 disebutkan bahwa
standar kompetensi guru dikembangkan secara utuh dari empat
kompetansi utama yaitu kompetensi pedagokik, kepribadian, social dan
professional.Standar kompetensi guru mencakup kompetensi inti guru
yang dikembangkan menjadi kompetensi guru PAUD/ TK/ RA, guru
kelas SD/ MI, dan guru mata pelajaran pada SD/ MI, SMP/MTS,
SMA/MA dan SMK/MAK. Berikut ini kompetensi guru pada SMP/MT
Standar Kompetensi Guru Mata Pelajaran di SD/MI, SMP/MTS,
SMA/MA dan SMK/MAK
No
Kompetensi Inti Guru
Kompetensi Guru Mata
Pelajaran
Kompetensi kepribadian
1
Bertindak
norma
4
sesuai
agama,
dengan a) Menghargai peserta didik tanpa
hukum,
membedakan keyakinan yang
Singgih Gunarsih. Psikologi Untuk Membimbing. (Jakarta: PT. BPK Gunung
Mulia,1982), h.226)
10
social,
dan
kebudayaan
nasional Indonesia
dianut,
suku,
adat
istiadat
daerah asal dan gender.
b) Bersikap sesuai dengan norma
agama yang dianut, hukum
social
yang
masyarakat
nasional
berlaku
dan
dalam
kebudayaan
Indonesia
yang
beragam.
2
Menampilkan diri sebagai a) Berprilaku
pribadi
berakhlak
yang
mulia,
jujur,
jujur,
tegas
dan
manusiawi.
dan b) Berprilaku yang mencerminkan
teladan bagi peserta didik
dan masyarakat.
ketakwaan dan akhlak mulia.
c) Berprilaku
yang
dapat
diteladani oleh peserta didik
dan
anggota
masyarakat
disekitarnya.
3
Menampilkan diri sebagai a) Menampilkan
pribadi yang mantap, stabil,
dewasa, arif dan berwibawa
diri
sebagai
pribadi yang mantap dan stabil
b) Menampilkan
diri
sebagai
pribadi yang dewasa, arif dan
berwibawa
4
Menunjukan
etos
kerja a) Menunjukan etos kerja dan
tanggung jawab yang tinggi,
tanggung jawab yang tinggi.
rasa bangga menjadi guru b) Bangga
dan rasa percaya diri
menjadi
guru
dan
percaya pada diri sendiri.
c) Bekerja
mandiri
secara
professional.
5
Menjunjung tinggi kode etik a) Memahami kode etik profesi
profesi guru
guru.
b) Menerapkan kode etik profesi
11
guru
c) Berprilaku sesuai dengan kode
etik profesi guru.
c. Aspek-Aspek Kepribadian Guru
Ahmad D. Marimba menggolongkan aspek-aspek kepribadian ke
dalam tiga bagian:
1. Aspek kejasmanian, yang rneliputi tingkah laku yang nampak dari
luar,seperti tindakannya, ucapan dan caranya berbicara,
penampilannya, dan lain sebagainya.
2. Aspek kejiwaan, merupakan aspek-aspek yang tidak dapat di lihat
langsung dari penampilan luas seseorang, seperti caranya berpikir,
sikap dan minatnya.
3. Menurut Nana Syaodih membedakan beberapa aspek utama
kepribadian, yaitu :
1. Aspek intelektual, disebut juga kecakapan (obility) merupakan
suatu kemampuan (potensial dan nyata) dalam mengenal,
memahami,menganalisis, menilai dan memecahkan masalahmasalah dengan senggunakan rasio atau pemikiran.
2. Aspek-aspek fisik-motorik berkenaan dengan kondisi dan
kemampuan individu menyatakan kekuatan dan gerakan-gerakan
jasmaniah serta berbagai bentuk keterarnpilan.
3. Aspek sosial merupakan kemarnpuan dan karakteristik untuk
membina hubungan kerja sama dengan orang lain. Penguasaan
kemampuan iniberkaitan dan didukung oleh kemampuan
berbahasa, baik bahasa tulis,lisan maupun bahasa gerak dan
lambang-lambang.
4. Aspek emosional dan moral ,berkenaan dengan kondisi dan cara
individu mengenal, memaharni, rnenerima, menghayati, dan
menyatakan suasan batin.5
d. Syarat-Syarat Kepribadian Guru
H. M. Arifin menyatakan bahwa kepribadian guru rnerupakan alat
yang tajam bagi pelaksanaan pendidikan anak dalam sekolah, sehingga
keberhasilan pendidikan bergantung pula pada pribadi guru dengan
semua pembawannya.Dengan demikian tidak dapat dipungkiri perlunya
5
Nana
Syaodih
Suknadinata.Landasan
Psikologi
(Bandung:Remaja Rosdakarya, 2003), cet. Ke-1, h 91-92
Proses
Pendidikan,
12
persyaratan kepribadian bagi guru. Adapun syarat-syarat kepribadian
bagi seorang guru menurut Zakiah Daradjat adalah sebagai berkut :
1. Memiliki perasaan dan emosi yang stabil, optimis, dan
menyenangkan. Pendidik yang seperti ini dapat memikat hati anak
didiknya, karena setiap anak merasa diterima dan di sayangi oleh
guru.
2. Memiliki tingkah laku (moral) yang baik rnenjadi contoh bagi anak
didiknya sebab guru merupakan orang pertama setelah orang tua
yang mempengaruhi kepribadian anak didik.
3. Memiliki sikap bijaksana dalam menghadapi berbagai persoalan
baik menghadapi anak didik, teman-temannya sesama guru, dan
sekolah itu sendiri.
4. Tidak pilih kasih dalam mernperlakukan anak didik dan memiliki
perhatian terhadap persoalan mereka
5. Memiliki perhatian tarhadap masalah agama.
6. Menjaga penampilannya dengan berpakaian yang sopan, rapihdan
bersih serta bertutur bahasa yang santun.
7. Memiliki sikap dan pandangan sebagai pembimbing bagi anak
didiknya.6
Dari sekian banyak pemikiran para tokoh di atas dapat disimpulkan
bahwa seorang guru agama mempunyai tugas dan tanggung jawab
mendidik anak didiknya, sehingga mampu menjadi manusia dewasa
yang beriman dan bertakwa, serta berakhlaqul karimah.
2. Guru
Peran seorang guru sangat penting dalam dunia pendidikan karena guru
adalah sumber ilmu, baik dan buruknya pendidikan tidak terlepas dari
peran seorang guru.
a. Pengertian Guru
Kata guru berasal dalarn bahasa lndonesia yang berarti orang yang
mengajar.Sebagaimana dijelaskan oleh WJS.Poerwadarminta “pendidik
adalah orang yang mendidik”.7Dalam bahasa inggris, dijumpai kata
teacher yang berarti pengajar.Selain itu terdapat kata tutor yang berarti
guru pribadi yang mengajar di rumah, mengajar ekstra, memberi les
6
Darajat, op,cit, h.10-14
Abuddin Nata, Filsafat Pendidikan Islam.(Jakarta: Logos Wacana Ilmu. 1997).
Cet. Ke-1, h. 61
7
13
tambahan pelajaran, educator, pendidik ahli didik, lecturer, pemberi
kuliah, penceramah.
Dalam bahasa Arab istilah al-Mudaris berarti orarg yang mengajar
atauyang mernberi pelajaran.Dan istilah al-muaddib untuk guru dalam
lembaga pendidikan Al-Qur'an.8
Dalam beberapa literatur kependidikan pada umumnya, istilah
pendidiksering diwakili oleh istilah guru.Istilah guru sebagaimana
dijelaskan oleh Hadari Nawawi adalah orang yang kerjanya
mengajar.Secara lebih khusus lagi, ia mengatakan bahwa guru berarti
orang yang bekerja dalam bidang pendidikan dan pengajaran yang ikut
bertanggung jawab dalam rnembantu anak-anak mencapai kedewasaan
masing-masing. 9
Guru adalah pendidik profesional, karenanya secara implisit iatelah
merelakan dirinya menerima dan memikul sebagian tanggung jawab
sebagai orang tua. Ketika orang tua rnenyerahkan anaknya ke sekolah,
berarti pelimpahan dan tanggung jawab pendidikan anaknya kepada
guru. Dengan demikian hal ini menunjukkan bahwa orang tua tidak
mungkin menyerahkan anaknya kepada sembarang guru/sekolah karena
tidak sembarang orang dapat menjadi guru.
b. Kedudukan dan Peranan Guru
Dilihat dari sudut pandang kedudukan guru, ia dipandang sebagai
orang dewasa, sebagai pengajardan pendidikdan sebagaipegawai.
Namun, yang paling utama ialah kedudukannya sebagai pangajar dan
pendidik. Guru harus senantiasa sadar akan kedudukannya selama 24
jam sehari. Dimana dan kapan saja iaakan selalu dipandang sebagai
guru yang harus memperlihatkan kelakuan yang dapat ditiru oleh
masyarakat, khususnya oleh anak-anak.
Dilihat dari segi dirinya ( Self oriented ), seorang guru harus
berperan sebagai berikut :
8
Abuddin Nata, Prespektif Islam Tantang Pola Hubungan Guru-Murid, (Jakarta: PT
Raja Grafindo Persada, 2001) cet. Ke-1, h. 41-42
9
Nata, op.cit h.61-63
14
1. Petugas sosial, seorang yang harus membantu untuk kepentingan
masyarakat. Dalam kegiatan-kegiatan masyarakat guru senantiasa
merupakan petugas-petugas yang dapat dipercaya untuk
berpartisifasi didalamnya.
2. Pelajar dan ilmuan, yaitu senantiasa terus menerus menuntut ilmu
pengetahuan. Dengan berbagai cara setiap saat guru senantiasa
belajar untuk mengikuti perkembangan ilmu pengetahuan.
3. Orang tua, yaitu mewakili orang tua murid di sekolah dalam
pendidikan anaknya. Sekolah merupakan lembaga pendidikan
sesudah keluarga, sehingga dalam arti luas sekolah merupakan
keluarga, guru berperan sebagai orang tua bagi siswa-siswanya.
4. Pencari teladan, yaitu yang senantiasa mencarikan teladan yang
baik untuk siswa bukan untuk seluruh masyarakat. Guru menjadi
ukuran bagi norma-norma tingkah laku.
5. Pencari keamanan, yaituyang senantiasa mencarikan rasa aman
bagisiswa. guru rnenjadi tempat berlindung bagi siswa-siswa untuk
memperoleh rasa aman.10
c. Syarat-syarat Menjadi Guru
Dilihat dari ilmu pendidikan Islam, maka secara umum untuk
menjadi guru yang baik dan diperkirakan dapat memenuhi tanggung
jawab yang dibebankan kepadanya hendaknya bertakwa kepada Allah,
berilmu, sehat jasmaninya, baik akhlaknya, bertanggung jawab dan
berjiwa nasional.
1. Takwa kepada Allah sebagai syarat menjadi guru
Guru, sesuai dengan tujuan Ilmu Pendidikan Islam, tidak rnungkin
rnendidik anak agar bertakwa kepada Allah, jika ia sendiri tidak
bertakwa kepadanya.Sebab ia adalah teladan bagi muridnya
sebagaimana Rasulullah SAW menjadi teladan bagi umatnya.
Sejauh mana seorang guru mampu memberi teladan baik kepada
murid-muridnya sejauh itu pulalah ia diperkirakan akan berhasil
mendidik mereka agar menjadi generasi penerus bangsa yang baik
dan mulia.
2. Berilmu sebagai syarat untuk rnenjadi guru
Ijazah bukan semata-mata secarik kertas, tetapi suatu bukti, bahwa
10
Moh. Uzer Usman,
Rosdakarya.200 cet.13 h. 15
Menjadi Guru Profesional:bandung : PT Remaja
15
pemiliknya telah mempunyai ilmu pengetahuan dan kesanggupan
tertentu yang diperlukan untuk suatu jabatan.
3. Sehat jasmani sebagai syarat menjadi guru
Kesehatan jasmani kerap kali dijadikan salah satu syarat bagi
mereka yang melamar untuk menjadi guru.Guru yang mengidap
penyakit menular sangat membahayakan kesehatan anak-anak
disamping itu, guru yang berpenyakit tidak akan bergairah
mengajar.
4. Berkelakuan baik sebagai syarat menjadiguru
Di antara tujuan pendidikan ialah membentuk anak baik pada anak
dan ini hanya mungkin jika guru itu berakhlak baik pula.yang
dimaksud denganakhlak baik dalam llmu Pendidikan Islam adalah
akhlak yang sesuai dengan ajaran Islam, seperti dicontohkan oleh
pendidik utama Muhammad SAW. 11
5. Harus memiliki bakat dan keahlian sebagai guru
Setiap guru harus menguasai pengetahuan yang mendalam
spesialisasinya.Pengetahuannya juga menguasai dengan baik ilmuilmu keguruan pada umumnya dan didaktik pada khususnya.
6. Memiliki kepribadian yang baik dan terintegrasi
Setiap guru harus memiliki kepribadian yang baik dan terintregrasi.
Kepribadian yang baik ini tentu saja ditinjau dari segi peserta didik
orang tua, dan segi kebutuhan tugasnya.12
d) Tugas dan Fungsi Guru
Tugas utama pendidik adalah mendidik dan mengajar. Alangkah
baiknya apabila sebelum memulai melaksanakan tugasnya, guru
meniatkan kembali di hati bahwa ia mengajar dan mendidik itu
11
Darajat, op.cit.h. 41-42
Direktorat Jenderal Kelembagaan Agama Islam.Wawasan tugas Guru dan Tenaga
kependidikan…h. 66
12
16
merupakan perintah Allah SWT. Dan Rasul-Nya, serta ikhlas
mengharap ridha Allah SWT.
Secara khusus tugas pendidik di lembaga pendidikan adalah
sebagaiberikut :
1. Pengajar
Sebagai pengajar, guru bertugas membina perkembangan
pengetahuan, sikap dan keterampilan. Guru mengetahui bahwa
pada akhir setiap satuan pelajaran kadang-kadang hanya terjadi
perubahan dan perkembangan pengetahuan saja. Mungkin pula
guru telah bersenang hati bila telah tejadi perubahan dan
perkembangan di bidang pengetahuan dan keterampilan, karena
dapat diharapkannya efek tidak langsung, melalui proses transfer
bagi perkembangan di bidang sikap dan minat siswa.
2. Pembimbing
Sebagai pembimbing, guru lebih suka jika mendapat kesempatan
menghadapi sekumpulan siswa di dalam interaksi belajar mengajar.
Ia memberi dorongan dan menyalurkan semangat menggiring
mereka,
sehingga
mereka
dapat
melepaskan
diri
dari
ketergantungannya kepada orang lain dengan tenaganya sendiri.
3. Administrasi
Guru bertugas pula sebagai tenaga administrasi, bukan berarti
sebagai pegawai kantor, melainkan sebagai pengelola kelas atau
pengelola interaksi belajar mengajar meskipun masalah-pengelola
ini dapat dipisahkan baru masalah mengajar dan bimbingan, tetapi
tidak seluruhnya dapat dengan mudah diidentifikasi. Sesungguhnya
ketiga hal itu saling berhubungan dan tidak terpisahkan dari
mengajar itu sendiri.13
Dari peran dan tugas guru agama Islam diatas, maka kita harus
sadar melaksanakan peranan sebagai seorang guru dan tugasnya yaitu
13
Zakiah Darajat, Metodik Khusus Pengajaran Agama Islam, (Jakarta: Bumi
Aksara,2001). Cet. Ke-2, h. 265-267
17
disamping mengkomunikasikan pengetahuan, juga sebagai model bagi
apa yang diajarkan kepada siswa, dan sebagai konsultan bagi murid,
orang tua, dan masyarakat, sehingga menyakini dan akhirnya mau
melaksanakan apa yang diajarkannya itu karena telah dicontohkan oleh
guru agama Islam itu sendiri.
B. Akhlaqul Karimah Siswa
Setiap manusia sudah memiliki potensi akhlak yang baik sejak lahir,
namun lingkunganlah yang mempengaruhi akhlak seseorang menjadi baik
atau buruk, dan sebaik-baik manusia adalah yang paling baik akhlaknya.
Secara umum manusia memiliki tiga potensi penting, yang Pertamayaitu
potensi fisik, jika potensi ini dikelola dengan baik, insya Allah akanmenjadi
manusia yang kuat dan produktif. Bahkan Islam menganjurkan agar kita
memiliki fisik yang sehat, karena mukmin yang kuat lebih baik dan lebih
disukai Allah dari pada mukmin yang lemah.Akan tetapi tidak selamanya
orang yang berfisik baik itu mulia sebagaimana kemuliaan Rasulullah.Kedua
potensi akal, potensi akal juga bukan potensi yang dapat menentukan mulia
atau tidaknya seorang manusia.Demikian memang, badan yang kuat tidak
selalu menggambarkan kemuliaan akal pikiran yang pintar juga tidak selalu
membuat orang menjadi mulia.Jadi potensi yang bisa membuat orang mulia
adalah potensi yang Ketiga yaitu potensi hati atau qalbu.Hati inilah yang
melengkapi otak cerdas dan badan kuat menjadi mulia.Dengan hati yang
hidup inilah orang yang lumpuhpun bias jadi mulia orang yang tidak begitu
cerdas pun bisa menjadi mulia.14
Berdasarkan ketiga potensi diatas, maka ummat manusia harus lebih
mementingkan potensi yang ketiga yaitu potensi hati atau qalbu karena jika
hatinya bersih maka pikirannya akan jernih dan akan melakukan kegiatan
hal-hal yang positif.
1.
Pengertian Akhlaqul Karimah
“Akhlak berasal dari bahasa Arab yang berarti perangai, tabi'at watak
dan dasar kebiasaan, sopan dan santun agama, demikian pengertian yang
Abdullah Gymnastiar, “Meraih Bening Hati Dengan Manajemen Qalbu”, Gema
Insani Press, Jakarta; cet 1, 2002, h.26-28
14
18
diberikan Jamil Shaliba dalam bukunya Al-Mu‟Jam Al-Falsafi Juz I
halaman 539”.15
Dalam konsepnya akhlak adalah suatu sikap mental yang mendorong
untuk berbuat tanpa pikir dan pertimbangan.Akhlak menurut Al-Ghozali,
mempunyai "tiga dimensi; Pertama,dimensi diri yakni orang dengan
dirinya dan Tuhannya, seperti ibadah dan sholat.Kedua, dimensi sosial
yakni
masyarakat,
pemerintah
dan
pergaulannya
dengan
sesamanya.Ketiga, dimensi metafisis yakni aqidah dan pegangan
dasarnya".16
Menurut Al-Ghozali, dalam literature yang lain berpendapat bahwa
akhlaqul karimah atau berakhlak baik artinya "menghilangkan semua adat
kebiasaan yang tercela yang sudah digariskan dalam Agama Islam serta
menjauhkan diri dari perbuatan tercela tersebut, kemudian membiasakan
adat kebiasaan yang baik, melakukannya, dan mencintainya" 17
Dari beberapa definisi akhlak diatas, dapat disimpulkan bahwa akhlak
adalah suatu perbuatan reflek kita karena sudah terbiasa kita lakukan
sehingga dalam melaksanakannya tanpa berfikir pajang lagi karena sudah
terbiasa.Akhlaqul karimah adalah cerminan dari hati kita yang
bersih.Semoga Allah swr senantiasa membimbing kita untuk mengenal
potensi yang termahal dari hidup kita, yaitu hati kita sendiri, hidupkan
hatidengan
memperbanyak
ilmu,
memperbanyak
ibadah
dan
dzikir.Hiduplah dengan menjaga kebersihan hati, insya Allah hidup ini
menjadi indah dan penuh makna.18
Moh. Ardani,” Akhlak Tasawuf”, Cv. Karya Mulia, Jakarta; 2000, h.25
Ibid.h.28
17
Zahruddin Ar, Hasanudin Sinaga, “Pengantar Studi Akhlak” PT Raja Grafindo
Persada, Jakarta, cet 1…h. 158
18
Gymnastiar, Op.cit. h 30
15
16
19
2.
Macam-macam Akhlaqul Karimah
Akhlaqul karimah atau akhlak yang mulia banyak sekali jumlahnya
namun dilihat dari segi hubungan manusia dengan Tuhan dan manusia
dengan manusia, akhlak yang mulia itu dapat dibagi kepada tiga
bagian,pertama Akhlak mulia kepada Allah, Akhlak mulia terhadap diri
sendiri,dan yang ketiga akhlak mulia terhadap sesama manusia.
a.
Akhlak terhadap Allah
Titik tolak akhlak terhadap Allah adalah pengakuan dan kesadaran
bahwa tiada Tuhan selain Allah. Alasan manusia berakhlak baik
terhadap Allah yaitu diantaranya karena sebagai ungkapan rasa syukur
manusia
karena
Allah
telah
menciptakan
manusia
dengan
keistimewaan dan kesempurnaannya, karena Allah telah memberikan
perlengkapan panca indera, hati
nurani,
dan naluri
kepada
manusia,karena Allah menyediakan berbagai bahan dan sarana
kehidupan yang terdapat di bumi.
b.
Akhlak terhadap diri sendiri
Berakhlak yang baik terhadap diri sendiri dapat diartikan
menghargai, menghormati, menyayangi, dan menjaga diri sendiri
dengan sebaik-baiknya, karena sadar bahwa dirinya itu sebagai ciptaan
dan amanah Allah SWT yang harus dipertaanggung jawabkan dengan
sebaik-baiknya.Berakhlak yang baik terhadap diri sendiri eratdengan
pembinaan sumber daya manusia (SDM), yaitu pembinaan manusia
agar fisik, akal dan mentalnya terbina secara seimbang dan optimal.
c.
Akhlak terhadap sesama
"Manusia
adalah
sebagai
makhluk
sosial
yang
kelanjutan.eksistensinya secara fungsional dan optimal banyak
bergantung pada orang lain, untuk itu perlu bekerjasama dan saling
20
tolong menolong.oleh karena itu perlu rnenciptakan suasana yang baik
satu dengan yang lainnya saling berakhlak yang baik”. 19
Akhlak yang terpuji berarti sifat-sifat atau tingkah laku yang
sesuai dengan norma-norna atau ajaran Islam.“Akhlak yang terpuji
dibagi menjadi dua bagian; Pertama, taat lahir yang meliputi; Tobat,
amar ma‟ruf nahi munkar, syukur, dan yang kedua taat bathin, yang
meliputi; Tawakal,sabar, Qona‟ah”.20
Selain itu masih banyak lagi macam-macam akhlaqul karimah
lainnya,bahkan A. Mustofa dalam bukunya Akhlak Tasawuf,
menyebutkan 33 bagian akhlaqul karimah yang lainnya."Taat bathin
memiliki tingkatan yang lebih tinggi dibandingkan dengan taat lahir,
karena bathin merupakan penggerak dan sebab bagi terciptanya taat
lahir”.21
3.
Faktor-faktor yang mempengaruhi akhlaqul karimah
Segala tindakan dan perbuatan manusia yang memiliki corak berbeda
antara yang satu dengan yang lainnya, diakibatkan karena adanya faktor
dari dalam diri (internal) dan faktor dari luar diri kita (ekternal), seperti
adat atau kebiasaan, aspek wirotsah /keturunan dan milieu.
Faktor-faktor yang mempengaruhi akhlaqul karimah antara lain :
a.
Insting/Naluri, Insting merupakan seperangkat tabiat yang dibawa
manusia sejak lahir, para psikolog menjelaskan bahwa insting (naluri)
berfungsi sebagai motivator penggerak yang mendorong lahirnya
tingkah laku.
b. Adat/Kebiasaan, adalah setiap tindakan dan perbuatan seseorang yang
dilakukan secara terus menerus, dan berulang-ulang dalam bentuk
yang sama sehingga menjadi kebiasaan.
c. Wirotsah/Keturunan, dalam hal ini secara langsung atau tidak
langsung sangat mempengaruhi perbuatan sikap dan tingkah laku
seseorang.
19
Ardani, op cit. h.49-57
Hasanuddin Sinaga, op. cit.h.159-160
21
Ibid.h.160
20
21
d. Milieu, salah satu aspek yang turut memberikan saham dalam
terbentuknya corak sikap dan tingkah laku seseorang adalah milieu
(lingkungan dimana seseorang berbeda).22
Menurut Abuddin Nata, faktor-faktor yang mempengaruhi ada tiga,
yaitu;
a. Aliran Nativisme, berpendapat bahwa faktor yang paling berpengaruh
terhadap pembentukan diri seseorang adalah faktor pembawaan dari
dalam yang bentuknya dapat berupa kecenderungan, bakat, akal, dan
yang lainnya.
b. Aliran Empirisme, berpendapat bahwa faktor yang paling berpengaruh
terhadap pembentukan diri seseorang adalah faktor dari luar, yaitu
lingkungan sosial, termasuk pembinaan dan pendidikan yang
diberikan.
c. Aliran Konvergensi, gabungan antara aliran empirisme dengan aliran
nativisme. Aliran Konvergensi berpendapat bahwa pembentukan
akhlak dipengaruhi oleh faktor intirnal, yaitu pembawaan si anak dan
faktor dari luar yaitu pendidikan dan pembinaan atau melalui interaksi
dalam lingkungan sosial. 23
Dari ketiga aliran ini, aliran yang ketiga yaitu aliran konvergensilah
yang sesuai dengan ajaran Islam.Karena Islam melahirkan manusia dalam
keadaan fitrah dan orang tuanyalah yang mempengaruhinya sehingga ada
yang yahudi, majusi dan nasrani.
4.
Sumber Akhlaqul Karimah
Sumber akhlaqul karimah, yaitu yang terdapat dalam al-Quran dan Alhadis.Allah berfirman dalam Al-Qur'an surat Al-Qalam, ayat 4, yang
berbunyi:
Dan Sesungguhnya kamu benar-benar berbudi pekerti yang agung.
Adapun hadis tentang akhlaqul karimah yang berbunyi:
22
Ibid.h 93-100
Nata,op.cit h.65
23
22
"Orang mukmin yang paling sempurna imannya ialah mereka yang
paling baik akhlaknya. " (H.R. Imam Ahmad). 24
Dari kedua dalil tersebut sudah sangat jelas bahwa akhlaqul karimah
bersumber dari Al-Quran dan Al-Hadis.pada ayat diatas, yang harus kita
jadikan teladan dalam berakhlaqul karimah adalah Rasulullah, karena
dalam diri Rasulullah terdapat akhlak yang baik, dan pada hadis tersebut
diatas, sudah sangat jelas. Iman kita belum sempurna jika belum memiliki
akhlaqul karimah.
5.
Cara Pembinaan Akhlaqul karimah
Keimanan seseorang sangat berkaitan erat dengan amal shaleh, karena
jika seseorang sudah beriman maka alangkah baiknya jika mau
melakukannya dengan amal shaleh atau perbuatan yang nyata.Jika
seseorang sudah mengaku beriman tanpa melakukan amal shaleh, maka
imannya itu diragukan atau bahkan dianggap palsu karena tidak
direalisasikan dalam perbuatan.
Dibawah ini akan dikemukakan berbagai cara yang dilakukan dalam
pembentukan akhlaqul karimah, yaitu sebagai berikut;
a. Melalui pembiasaan, berkenaan dengan ini Imam Al-Ghozali
sebagaimana yang dikutip Abudin Nata mengatakan bahwa:
Kepribadian manusia itu pada dasarmya dapat menerima segala usaha
pembentukan melalui pembiasaan. Jika manusia membiasakan dirinya
berbuat jahat, maka orang tersebut akan menjadi orang yang jahat.
b. Melalui Keteladanan, dengan memberikan keteladanan maka
seseorang akan mudah untuk mengikutinya, seperti Rasulullah adalah
teladan umat Islam, dengan begitu umat Islam akan dengan mudah
mengikuti apa yarg dilakukan Rasulullah SAW. Oleh karena itu
sebagai guru Agama Islam harus memberikan keteladanan seperti
yang dilalukan Rasulullah sehingga anak didik dengan mudah
mengikuti apa yang dicontohkan oleh gurunya.
c. Memberi nasehat, seorang guru hendaknya memberi nasehatyang
tulus dari hati karena jika kita ingin merubahhati seseorang dan agar
orang itu mau berubah maka sentuhlahdengan hati. Jika seseorang
24
Ahmad bin hambal,”Al-Musnad Imam Hambal”(Beirut; Dar al-fikr, 1991)cet 1Juz
3….h 148
23
telah berbuat salah hendaknya kita cepat cepat menasehatinya agar
tidak terjerumus lebih jauh lagi, tetapi bukan sok menggurui.
d. Melalui Pergaulan, jika kita bergaul dengan orang shaleh makakita
akan terbawa shalehnya, tetapi jika kita bergaul dengan pandai besi
maka baju kita akan tercium bau besi juga.
e. Memperhatikan faktor kejiwaan, faktor kejiwaan seseorang menurut
psikologi berbeda-beda sesuai dengan taraf usianya, jika kita hendak
membentuk akhlak pada seseorang makater lebih dahulu kita kenali
faktor kejiwaannya, sehingga dengan mudah kita dapat
membinanya.25
6.
Pengertian Siswa
Siswa adalah orang yang menuntut ilmu dilembaga pendidikan,
bisa disebut juga sebagai murid atau peserta didik.26
Kata murid berasal dari bahasa arab arada yang berarti orang
yang menginginkan (the willer). Pengertian seorang murid adalah
orang yang menginginkan mendapat ilmu pengetahuan, keterampilan,
pengalaman dan kepribadian yang baik untuk bekal hidupnya agar
berbahagia di dunia danakhirat dengan jalan belajar yangsungguhsungguh.
Arti al-thalib yakni seorang murid lebih bersifat aktif, mandiri,
kreatif dan tidak banyak bergantung kepada guru. Bahkan dalam
beberapa hal dia dapat meringkas, mengkritik dan menambahkan
informasi yang disampaikan guru.27 Dalam konteks ini seorang guru
harus bersikap demokratis, memberi kesempatan dan menciptakan
suasana kelas yang bebas, untuk mendorong siswa memecahkan
masalah-masalah yang mereka hadapi.
Berdasarkan pengertian diatas, maka anak didik dapat diartikan
sebagai orang yang tengah memerlukan pengetahuan atau ilmu, dan
bimbingan pengarahan
25
Nata,op.cit h.162-164
Heri
Jauhari
Muchtar,
Rosdakarya,2005),cet Ke-1 hal. 157
27
Nata,op.cith. 49-51
26
Fiqih
Pendidikan,
(Bandung:PT
Remaja
24
7. Tugas Siswa
Dalam pengelolaan belajar mengajar, guru dan murid memegang
peranan penting. Murid atau anak adalah pribadi yang unik yang
mempunyai potensi dan mengalami proses berkembang. Fungsi murid
dalam interaksi belajar mengajar adalah sebagai subjek dan objek.
Sebagai subjek, karena murid menentukan hasil belajar. Sedangkan
sebagai objek, karena muridlah yang menerima pelajaran dari guru.
Sebagai objek, murid menerima pelajaran, bimbingan berbagai
tugas serta perintah dari guru/sekolah dan subjek, ia menentukan
dirinya sendiri sesuai dengan potensi yang dimilikinya dalam rangka
mencapai hasil belajar. Tugas-tugas murid sebagai subjek senantiasa
berkaitan dengan kedudukannya sebagai objek.28
Dengan dasar pendangan tersebut diatas, maka tugas murid dapat
dilihat dari berbagai aspek, sejalan dengan aspek tugas guru, yaitu
aspek yang berhubungan den