ADMINISTRASI PENELITIAN INSTRUMEN PENELITIAN VALIDITAS DAN RELIABILITAS INSTRUMEN PENGOLAHAN DATA PROGRAM HIPOTETIK LAYANAN BIMBINGAN RENCANA OPERASIONAL PROGRAM Secara Teoritis Penyesuaian Sosial

Nurul Fahmi,2014 EFEKTIVITAS PERMAINAN KELOMPOK UNTUK MENGEMBANGKAN PENYESUAIAN SOSIAL SISWA Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu x LAMPIRAN-LAMPIRAN

1. ADMINISTRASI PENELITIAN

2. INSTRUMEN PENELITIAN

3. VALIDITAS DAN RELIABILITAS INSTRUMEN

4. PENGOLAHAN DATA

5. PROGRAM HIPOTETIK LAYANAN BIMBINGAN

PRIBADI SOSIAL UNTUK MENGEMBANGKAN PENYESUAIAN SOSIAL SISWA Setelah Validasi

6. RENCANA OPERASIONAL PROGRAM

7. SATUAN KEGIATAN LAYANANBIMBINGAN

DAN KONSELING SKLBK 8. FORMAT VALIDASI PROGRAM 9. JURNAL HARIAN SISWA 10. FORMAT PENILAIAN OBSERVER 11. DOKUMENTASI KEGIATAN Nurul Fahmi,2014 EFEKTIVITAS PERMAINAN KELOMPOK UNTUK MENGEMBANGKAN PENYESUAIAN SOSIAL SISWA Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu 1

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Penelitian

Aktivitas anak tidak lepas dari kegiatan bermain dan permainan, kegiatan tersebut dapat mengembangkan interaksi dengan orang lain dan menjalin hubungan dengan teman sebayanya, sehingga anak belajar beradaptasi dengan lingkungannya. Bermain penting untuk perkembangan kepribadian anak, anak yang mengenal diri sendiri dan lingkungannya akan tahu pula cara berinteraksi dengan lingkungannya, supaya kehidupannya berjalan dengan serasi atau berperilaku yang tidak mengancam kehidupan diantara orang banyak Ismail, 2006 : 8. Hal senada juga diperkuat oleh Suwarjo dan Eliasa 2010: 5 bahwa bermain meningkatkan peluang anak untuk mengembangkan kemampuan anak berbicara dan berinteraksi dengan teman sebayanya. Peralihan anak dari prasekolah memasuki masa sekolah memerlukan penyesuaian sosial dengan lingkungan barunya, kemudian rasa sosial anak sekolah dasar berkembang dan berubah dari kelas bawah hingga kelas atas. Kebutuhan anak dalam berinteraksi dengan lingkungannya adalah kebutuhan akan hubungan sosial yang ramah, yang hanya dapat terpenuhi dengan membina hubungan yang baik dengan orang lain Rakhmat, 2005: 14. Oleh karena itu sekolah dasar sebaiknya menempatkan anak-anak bersosialisasi secara baik. Penyesuaian sosial mengacu pada adaptasi anak terhadap lingkungan Edoh Iyamu, 2012. Sekolah dasar merupakan pendidikan formal pertama yang wajib diikuti oleh anak-anak. Pelajar sekolah dasar umumnya berusia 7-12 tahun. Di Indonesia, setiap warga negara berusia 7-15 tahun tahun wajib mengikuti 2 Nurul Fahmi,2014 EFEKTIVITAS PERMAINAN KELOMPOK UNTUK MENGEMBANGKAN PENYESUAIAN SOSIAL SISWA Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu pendidikan dasar, yakni sekolah dasar atau sederajat 6 tahun dan sekolah menengah pertama atau sederajat 3 tahun Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia, 2012. Salah satu tugas anak usia 7-12 tahun adalah belajar, karena mulai belajar di kelas maka waktu untuk kegiatan bermain lebih sedikit, menurut Hurlock 1980 : 159-160 anak usia sekolah dasar semestinya diberi waktu dan kesempatan untuk bermain karena bermain sangat penting untuk perkembangan fisik dan psikologis, selama proses bermain anak mengembangkan berbagai keterampilan sosial sehingga memungkinkannya untuk menikmati keanggotaan kelompok dengan sebayanya. Kegiatan sosialisasi anak-anak menjadi kompleks dan berbeda pada masa pertengahan dan akhir anak-anak karena terjadi perubahan ciri-ciri gender, relasi keluarga dan teman-teman sebaya terus memainkan peran yang penting, selama masa pertengahan dan akhir anak-anak, seharusnya anak-anak meluangkan banyak waktunya dalam berinteraksi dengan teman sebayanya. Santrock, 1995 : 342-347. Anak-anak tidak mudah dalam melakukan interaksi dengan teman sebayanya, Rennie dan Moustakas McGuire, 2000 berpendapat bahwa fenomena anak yang kesulitan dengan penyesuaian sosialnya diantaranya berperilaku agresif, murung, menuntut orang lain, kasar, tidak bisa mengendalikan diri, cemas, depresi, terisolasi, diam, takut, ragu-ragu, impulsif, fobia dan rasa malu berlebihan. Di sekolah siswa sebaiknya dapat berinteraksi dengan teman, guru dan pihak sekolah lainnya, namun berdasarkan observasi di sekolah dan wawancara dengan wali kelasnya bahwa terdapat siswa yang menarik diri dari teman-teman sekelasnya, tidak mau bergabung dengan teman baik laki-laki atau perempuan, mengejek teman sekelasnya dan berkelahi, perilaku siswa tersebut bisa dikatakan masuk dalam indikator siswa yang tidak mampu menyesuaikan diri dengan lingkungannya social adjustment Scheneiders,1964. 3 Nurul Fahmi,2014 EFEKTIVITAS PERMAINAN KELOMPOK UNTUK MENGEMBANGKAN PENYESUAIAN SOSIAL SISWA Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu Hasil observasi di atas, kemudian didukung juga dengan hasil studi pendahuluan terhadap siswa kelas IV SDN Sarijadi 7 Tahun Ajaran 20132014 dengan menggunakan instrumen penyesuaian sosial,. Pada umumnya kemampuan penyesuaian sosial siswa berada dalam kategori sedang yaitu 30 siswa atau 63,8 dari 47 siswa yang diteliti, pada kategori rendah berjumlah 9 siswa atau 19,1, dan pada kategori tinggi 8 siswa atau 17,1 . Dalam hal ini berarti siswa kelas IV di SDN Sarijadi 7 memerlukan pengembangan untuk mengoptimalkan kemampuan penyesuaian sosialnya. SDN Sarijadi 7 sebagai lembaga pendidikan formal dan tempat bersosialisasi untuk siswa, maka seharusnya memfasilitasi dan membentuk suatu lingkungan sosial yang kondusif bagi siswa, sehingga siswa memiliki kemampuan penyesuaian sosial yang baik, hal ini didukung oleh pendapat Yusuf 2009: 54 sekolah sebagai tempat pengajaran, latihan dan bimbingan yang bertujuan untuk membantu siswa agar mampu mengembangkan potensinya, baik yang menyangkut aspek moral-spiritual, intelektual, emosional maupun sosial. Hasil penelitian Barker dan Wright Santrock, 1995:347 terhadap 299 anak mulai usia 2-11 tahun, menunjukan bahwa anak setiap bertambah umurnya mengalami peningkatan dalam bersosialisasi dengan teman sebayanya. Untuk membantu anak dalam bersosialisasi, program bimbingan dan konseling di sekolah dasar sebaiknya memasukan kegiatan permainan kelompok, hasil penelitian Landreth McGuire, 2000 : 9 mengatakan bahwa selama tahun 1960 perkembangan terapi bermain memberikan kontribusi signifikan terhadap pembentukan program bimbingan dan konseling di sekolah dasar. Penggunaan terapi bermain di sekolah didorong untuk memenuhi perkembangan sosial dan membantu anak-anak yang diidentifikasi tidak mampu menyesuaikan diri dengan lingkungannya. Penelitian Gaulden Rennie, 2000 permainan kelompok efektif dalam perkembangan konseling anak-anak sekolah dasar, itu sangat bermanfaat untuk membantu anak yang bermasalah dengan penyesuaiannya di dalam kelas. 4 Nurul Fahmi,2014 EFEKTIVITAS PERMAINAN KELOMPOK UNTUK MENGEMBANGKAN PENYESUAIAN SOSIAL SISWA Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu Didukung dengan penelitian Latifah 2013 bahwa permainan kelompok terbukti efektif untuk meningkatkan kemampuan penyesuaian diri siswa kelas VIII. Permainan sangat penting untuk anak-anak dalam berinteraksi dengan teman sebayanya, Ismail 2006:155 dalam bermain memerlukan alat pendukung atau instrument untuk merangsang aktivitas anak lebih senang . Menurut Serok dan Blum Rusmana, 2009 : 1-4 fungsi permainan adalah untuk bersosialisasi dan belajar serta mematuhi peraturan, pemecahan masalah, disiplin diri, kontrol emosional, dan adopsi kepemimpinan itu merupakan komponen-komponen penting dari sosialisasi. Ginott McGuire, 2000 : 3-4 mengidentifikasi beberapa komponen penting yang menyediakan dasar pemikiran untuk permainan kelompok : Kehadiran beberapa anak-anak memfasilitasi pembentukan suatu hubungan penyesuaian sosial, dalam bermain kelompok, anak-anak saling mengalami stimulasi gagasan dan perasaan. Oleh karena itu anak-anak memiliki kesempatan untuk belajar satu sama lain dan mengamati satu sama lain, mempercepat kesadaran dalam membebaskan mereka terlibat peningkatan dalam berbagai kegiatan. Sebuah lingkungan sosial yang nyata dibuat di mana anak-anak mampu menemukan dan bereksperimen dengan cara-cara baru dan lebih tepat untuk berhubungan dengan teman sebayanya. Untuk membentuk lingkungan sosial agar anak mampu berhubungan dengan teman sebayanya dengan cara yang tepat maka permainan kelompok adalah intervensi yang layak untuk membantu anak-anak dalam menyesuaikan dengan peraturan sekolah. Menurut Landreth, Homeyer, Glover, dan Sweeney McGuire, 2000:2 bahwa permainan individu serta kelompok telah berkorelasi dengan perubahan positif anak-anak yang meliputi a mengurangi perilaku agresi, impulsif b perilaku internalisasi seperti depresi, kecemasan somatisasi, c peningkatan kinerja akademik, dan d peningkatan harga diri, konsep diri, dan kepercayaan diri. Dinkmeyer Caldwell, el at Rennie, 2000 : 9 pada awal 1970-an, penggunaan terapi bermain kelompok dilaksanakan oleh konselor di sekolah 5 Nurul Fahmi,2014 EFEKTIVITAS PERMAINAN KELOMPOK UNTUK MENGEMBANGKAN PENYESUAIAN SOSIAL SISWA Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu dalam program bimbingan dan konseling menyatakan sebagai intervensi yang paling efektif dan efisien. Berdasarkan latar belakang dan fenomena tersebut maka peneliti mengangkat judul skripsi dengan “Efektivitas Permainan Kelompok untuk Mengembangkan Penyesuaian Sosial Siswa”.

B. Identifikasi dan Perumusan Masalah

Dilihat dari manusia sebagai makhluk sosial, yang tidak bisa lepas dengan orang lain, Peralihan dari prasekolah dengan masuknya ke sekolah dasar, hal ini merupakan perubahan besar dalam pola kehidupan anak, sementara menyesuaikan diri dengan tuntutan dan harapan baru di sekolah, kebanyakan anak dalam keadaan tidak seimbang, anak mengalami gangguan emosional sehingga sulit untuk hidup bersama dan bekerja sama, sehingga dapat mengakibatkan perubahan dalam sikap, nilai dan perilaku Hurlock, 1980 : 146. Penyesuaian sosial menurut Scheneiders 1964 : 454-455 kemampuan dalam memberikan reaksi secara efektif terhadap realitas, situasi dan hubungan kehidupan sosial sehingga mampu diterima dan terpuaskan. Untuk meningkatkan penyesuaian sosial siswa salah satunya melalui bimbingan kelompok dengan teknik permainan kelompok, Rusmana 2009:11 menekankan pentinggnya permainan kelompok dalam proses sosialisasi, untuk memberikan suatu kesempatan bagi anak untuk menangani dorongan-dorongan kompetitif dan agresi dalam cara-cara yang dapat diterima secara sosial. Senada dengan McGuide 2000 bermain kelompok adalah intervensi yang layak untuk memenuhi kebutuhan anak-anak yang mengalami kesulitan penyesuaian sosial Penelitian ini dimaksudkan untuk mengetahui apakah permainan kelompok efektif untuk meningkatkan penyesuaian sosial siswa di SDN Sarijadi 7 Tahun Ajaran 20132014. Berdasarkan hasil pemaparan di atas maka dirumuskan beberapa pertanyaan penelitian sebagai berikut: 6 Nurul Fahmi,2014 EFEKTIVITAS PERMAINAN KELOMPOK UNTUK MENGEMBANGKAN PENYESUAIAN SOSIAL SISWA Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu 1. Bagaimana gambaran penyesuaian sosial siswa kelas IV SDN Sarijadi 7 Tahun Ajaran 20132014? 2. Bagaimana rancangan permainan kelompok dalam mengembangkan penyesuaian sosial siswa kelas IV SDN Sarijadi 7 Tahun Ajaran 20132014? 3. Apakah permainan kelompok efektif dalam mengembangkan penyesuian sosial siswa kelas IV SDN Sarijadi 7 Tahun Ajaran 20132014?

C. Tujuan Penelitian

Tujuan umum penelitian ini adalah untuk mengetahui dan membuktikan secara empiris tentang efektivitas permainan kelompok untuk mengembangkan penyesuaian sosial siswa kelas IV SDN Sarijadi 7 Tahun Ajaran 20132014. Secara khusus tujuan penelitian ini adalah sebagai berikut : 1. Memperoleh gambaran penyesuaian sosial siswa kelas IV SDN Sarijadi 7 Tahun Ajaran 20132014. 2. Menguji permainan kelompok untuk mengembangkan penyesuaian sosial siswa kelas IV SDN Sarijadi 7. 3. Memperoleh gambaran efektivitas penyesuaian sosial siswa kelas IV SDN Sarijadi 7 Tahun Ajaran 20132014 setelah memperoleh permainan kelompok.

D. Metode Penelitian

Dalam penelitian efektivitas permaian kelompok untuk mengembangkan penyesuaian sosial siswa menggunakan pendekatan kuantitatif yang dirancang untuk menjawab hipotesis secara spesifik. Data hasil penelitian dijelaskan secara akurat dengan menggunakan perhitungan-perhitungan statistik mengenai efektivitas permainan kelompok untuk mengembangkan penyesuaian sosial siswa secara nyata dalam bentuk angka sehingga memudahkan proses analisis dan penafsirannya Sukmadinata, 2012 : 53. Metode penelitian yang digunakan yaitu metode pre – experimental yaitu satu kelompok atau beberapa kelompok yang diamati setelah beberapa intervensi 7 Nurul Fahmi,2014 EFEKTIVITAS PERMAINAN KELOMPOK UNTUK MENGEMBANGKAN PENYESUAIAN SOSIAL SISWA Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu yang diduga menyebabkan perubahan antara pre- and posttest. Penelitian ini tidak menggunakan kelompok kontrol atau pembanding, di samping itu , ada prosedur pengacakan yang digunakan untuk mengendalikan variabel asing Campbell Stanley, 1963 : 7. .Desain penelitian ini menggunakan One Group Pretest-Posttest Design, dalam model desain ini tidak ada kelompok pembanding atau kontrol, namun diberi tes awal dan tes akhir disamping pemberian perlakuan. Sukmadinata, 2012 : 208. E. Manfaat Penelitian Manfaat penelitian yang ingin dicapai diantaranya :

1. Secara Teoritis

Secara teoritis manfaat yang dapat diperoleh dari penelitian ini yaitu untuk pekembangan ilmu pengetahuan dan kemajuan bimbingan dan konseling mengenai teknik permainan kelompok untuk mengembangkan penyesuaian sosial, dan untuk bahan acuan kegiatan yang lainnya dan penelitian selanjutnya.

2. Secara Praktis

a. Bagi guru kelas, dengan adanya penelitian ini guru kelas mengetahui gambaran mengenai masalah sosial menyangkut penyesuaian sosial, sehingga guru kelas dapat membuat perencanaan untuk memberikan layanan bimbingan dan konseling dengan menggunakan tehnik permainan kelompok dalam upaya mengembangkan penyesuaian sosial siswa. b. Siswa mampu mengembangkan hubungan sosial dengan kemampuan penyesuaian sosial yang baik. 8 Nurul Fahmi,2014 EFEKTIVITAS PERMAINAN KELOMPOK UNTUK MENGEMBANGKAN PENYESUAIAN SOSIAL SISWA Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

F. Struktur Organisasi Skripsi

Sistematika penulisan ini terdiri dari lima bab, yaitu: BAB I Pendahuluan terdiri dari : latar belakang masalah, identifikasi dan rumusan masalah, tujuan penelitian, metode penelitian, manfaat penelitian dan struktur organisasi. BAB II terdiri dari : kajian pustaka, kerangka pemikiran, dan hipotesis penelitian. BAB III terdiri dari metode penelitian, yang berisi : lokasi populasi dan sampel penelitian, desain penelitian dan justifikasi dari pemilihan desain penelitian, metode penelitian dan justifikasi penggunaan metode penelitian, definisi operasional, instrumen penelitian, proses pengembangan instrument, teknik pngumpulan data dan alasan rasionalnya, serta analisis data. BAB IV terdiri dari hasil penelitian, dan pembahasan, yang berisi : pengolahan atau analisis data dan pembahasan atau analisis temuan. BAB V terdiri dari kesimpulan dan rekomendasi. Daftar pustaka kemudian lampiran-lampiran. Nurul Fahmi,2014 EFEKTIVITAS PERMAINAN KELOMPOK UNTUK MENGEMBANGKAN PENYESUAIAN SOSIAL SISWA Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu 36

BAB III METODE PENELITIAN

A. Lokasi Populasi dan Sampel Penelitian

Populasi adalah keseluruhan subjek penelitian, yaitu siswa kelas IV SDN Sarijadi 7 Tahun Ajaran 20132014. Banyaknya anggota populasi dalam penelitian adalah 47 siswa yang terbagi ke dalam 2 kelas, dengan penjabarannya sebagai berikut : Tabel 3.1 Tabel Anggota Populasi No. Kelas Jumlah Siswa 1. IV A 27 2. IV B 20 Sedangkan sampel penelitian sejumlah 24 siswa yang diambil menggunakan teknik random sampling atau pengambilan sampel secara acak, dengan memasukkan sebagian kategori penyesuaian sosial siswa rendah, sedang dan tinggi. Pertimbangan dalam pemilihan lokasi dan subjek penelitian ini didasarkan atas : 1. Siswa kelas IV aktivitas sosialnya mulai berkelompok dan suasana hati yang dipengaruhi oleh kehidupan sosial Patti Ghezzi http:www.schoolfamily.comschool-family-articlesarticle10655-help- your-child-adjust-socially 2. SDN Sarijadi 7 merupakan salah satu sekolah dasar yang menerapkan kurikulum 2013, dalam kurikulum 2013 jenjang kelas IV terdapat pembelajaran permainan kelompok di luar ruangan. 37

B. Desain Penelitian

Desain penelitian ini menggunakan One Group Pretest-Posttest Design, dalam model desain ini tidak ada kelompok pembanding atau kontrol, namun diberi tes awal dan tes akhir disamping pemberian perlakuan. Kemudian hasil antara pretest dan posttest dibandingkan, perbedaannya menunjukkan dampak dari pemberian perlakuan dalam jangka waktu tertentu Sukmadinata, 2012 : 208. O 1 X O 2 O 1 = Pretest O 2 = Posttest X = Experiment Gambar 3.1 Desain penelitian Pre – Exsperimental One Group Pretest-Posttest Design Campbell Stanley, 1963 : 7 ; Furqon, 2011 : 189

C. Metode Penelitian

Dalam penelitian efektivitas permaian kelompok untuk mengembangkan penyesuaian sosial siswa menggunakan pendekatan kuantitatif yang dirancang untuk menjawab hipotesis secara spesifik. Data hasil penelitian dijelaskan secara akurat dengan menggunakan angka-angka, pengolahan statistik, struktur dan percobaan terkontrol, mengenai efektivitas permainan kelompok untuk mengembangkan penyesuaian sosial siswa secara nyata dalam bentuk angka sehingga memudahkan proses analisis dan penafsirannya Sukmadinata, 2012 : 53. Metode penelitian yang digunakan yaitu metode desain pre – experimental yaitu satu kelompok atau beberapa kelompok yang diamati setelah beberapa intervensi yang diduga menyebabkan perubahan antara pre- and posttest. Penelitian ini tidak menggunakan kelompok kontrol atau 38 pembanding, di samping itu , ada prosedur pengacakan yang digunakan untuk mengendalikan variabel asing Campbell Stanley, 1963 : 7.

D. Definisi Operasional

1. Penyesuaian Sosial

Dalam penelitian ini menggunakan teori Scheneiders 1964 : 454- 455, disebutkan bahwa penyesuaian sosial adalah kemampuan dalam memberikan reaksi secara efektif terhadap kehidupan nyata, situasi dan hubungan sosial sehingga mampu diterima oleh lingkungan dan merasa nyaman. Penyesuaian sosial social adjustment merupakan salah satu bagian dari penyesuaian diri. Oleh karena itu, ketika membahas penyesuaian sosial akan merujuk pada konsep penyesuaian diri seseorang dalam konteks interaksi dengan lingkungan di sekitarnya. Menurut Scheneiders 1964: 51 Penyesuaian diri merupakan proses yang meliputi respon mental dan perilaku yang merupakan usaha individu untuk mengatasi dan menguasai kebutuhan-kebutuhan dalam dirinya, ketegangan-ketegangan, frustasi dan konflik-konflik agar terdapat keselarasan antara tuntutan dari dalam dirinya dengan tuntutan atau harapan dari lingkungan sekitarnya. Senada dengan pendapat Derlega dan Janda 1978:27 Penyesuaian sosial merupakan penyesuaian yang melibatkan kemampuan untuk mengatasi terhadap lingkungan yang terus-menerus berubah dan menantang sehingga mampu beradaptasi dan menguasai lingkungan. Berdasarkan beberapa pengertian di atas maka dapat disimpulkan yang dimaksud dalam penelitian penyesuaian sosial adalah kemampuan siswa kelas IV SDN Sarijadi 7 dalam bersikap respek dan menerima peraturan sekolah, memiliki minat dan berpartisipasi dalam kegiatan- kegiatan sekolah, membangun relasi yang baik dengan teman-teman di sekolah, bersikap hormat terhadap guru, pemimpin sekolah dan staf sekolah lainnya dan membantu sekolah dalam merealisasikan tujuan-tujuannya 39 secara efektif yang terus menerus berubah dan menantang, sehingga mampu diterima oleh lingkungan dan merasa nyaman di sekolah. Adapun bentuk penyesuaian sosial yang mengarah pada hasil penyesuaian sosial yang baik di lingkungan sekolah menurut Scheneiders 1964: 451 adalah : a. Bersikap respek dan menerima peraturan sekolah Indikator : 1 Siswa mentaati peraturan-peraturan sekolah. 2 Memiliki rasa disiplin. b. Memiliki minat dan berpartisipasi dalam kegiatan-kegiatan sekolah Indikator : 1 Ikut serta untuk berparisipasi aktif dalam kegiatan belajar di kelas. 2 Menyenangi kegiatan dan ekstrakurikuler di sekolah. c. Membangun relasi yang baik dengan teman-teman di sekolah Indikator : 1 Berhubungan baik dengan teman yang sesama jenis kelamin maupun berbeda. 2 Mampu bekerja sama dengan teman di sekolah 3 Mudah bergaul. d. Bersikap hormat terhadap guru, pemimpin sekolah dan staf sekolah lainnya Indikator : 1 Ramah terhadap guru, pimpinan sekolah dan staf lainnya. 2 Menghargai guru, pimpinan sekolah dan staf sekolah baik di sekolah maupun di luar sekolah. e. Membantu sekolah dalam merealisasikan tujuan-tujuannya. Indikator : 1 Menerima tugas pelajaran dari guru dan mengerjakannya dengan sungguh-sungguh. 2 Melaksakan kewajiban sebagai siswa. 40

2. Permainan Kelompok