Perancangan Promosi Dudik Batik
Laporan Pengantar Tugas Akhir
PERANCANGAN PROMOSI DUDIK BATIK
DK 38315/Tugas Akhir Semester II 2013-2014
Oleh :
Nadya Dwiramma Permatasari 51910147
Program Studi Desain Komunikasi Visual
FAKULTAS DESAIN
UNIVERSITAS KOMPUTER INDONESIA
BANDUNG
(2)
(3)
(4)
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
Nama : Nadya Dwiramma Permatasari
Tempat, Tanggal Lahir : Bandung, 20 Maret 1993
Jenis Kelamin : Wanita
Alamat : Jl. Riung Mukti Raya No. 1, Bandung
Agama : Islam
E-Mail : [email protected]
Riwayat Pendidikan :
1996-1998 : TK Dewi Sartika Bandung
1998-2004 : SD Negeri Nilem 1 Bandung
2004-2007 : SMP Vijaya Kusuma Bandung
2007-2010 : SMK Negeri 10 Bandung
(5)
DAFTAR ISI
LEMBAR PENGESAHAN ... i
LEMBAR PERNYATAAN ORISINALITAS ... ii
ABSTRAK ... iii
ABSTRACT ... iv
KATA PENGANTAR ... v
DAFTAR ISI ... vi
DAFTAR GAMBAR ... viii
DAFTAR TABEL ... x
DAFTAR LAMPIRAN ... xi
BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Masalah ... 1
I.2. Identifikasi Masalah ... 2
I.3. Rumusan Masalah ... 3
I.4. Batasan Masalah ... 3
I.5. Tujuan Perancangan ... 3
BAB II DUDIK BATIK II.1. Promosi Dudik Batik ... 4
II.1.1. Bauran Promosi ... 4
II.1.2. Jenis-Jenis Promosi ... 5
II.1.2.1. Publisitas ... 5
II.1.2.2. Penjualan Personal ... 6
II.1.2.3. Promosi Penjualan ... 6
II.1.2.4. Iklan ... 7
II.1.3. Manajemen Promosi ... 8
II.1.4. Tujuan Promosi ... 8
II.2. Sejarah Dudik Batik ... 9
(6)
II.3.1. Kerajinan Bahan Baku ... 10
II.3.2. Pakaian Jadi ... 13
II.3.3. Kain Batik ... 16
II.4. Pembahasan Masalah Dudik Batik ... 21
II.5. Target Audiens ... 22
BAB III STRATEGI PERANCANGAN DAN KONSEP VISUAL III.1. Strategi Perancangan ... 27
III.1.1. Pendekatan Komunikasi ... 27
III.1.2. Strategi Kreatif ... 29
III.1.3. Strategi Media ... 30
III.1.3.1. Media Utama ... 30
III.1.3.2. Media Pendukung ... 30
III.1.4. Strategi Distribusi ... 32
III.2. Konsep Visual ... 33
III.2.1. Format Desain ... 34
III.2.2. Tata Letak ... 34
III.2.3. Tipografi ... 35
III.2.4. Illustrasi ... 36
III.2.5. Warna ... 38
BAB IV TEKNIS PRODUKSI MEDIA IV.1. Teknis Media ... 40
IV.1.1. Media Utama ... 40
IV.1.2. Media Pendukung ... 42
DAFTAR PUSTAKA ... 51
(7)
DAFTAR PUSTAKA
Buku :
Hurlock,E.B.1993. Psikologi Perkembangan: Suatu pendekatan sepanjang rentang kehidupan (edisi kelima). Jakarta: Erlangga
Kasali. Rhenald. 1992. MANAJEMEN PERIKLANAN Konsep dan Aplikasinya di Indonesia. Jakarta: PT Pustaka Utama Grafiti
Kartajaya, Hermawan. 2004. Seri 9 Elemen Marketing on Brand. Bandung: Mizan Pustaka
Morissan, 2010. Periklanan – Komunikasi Pemasaran Terpadu. Jakarta: KENCANA PRENADA MEDIA GROUP
Rangkuti, Freddy. 2009. STRATEGI PROMOSI YANG KREATIF. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama
Rose. Sue. 2003. 100 Ide Kreatif Warna. Bandung: Erlangga
Sanggar, Tim Batik Barcode. 2012. BATIK – Mengenal batik dan cara mudah membuat batik. Yogyakarta: Navila
Santrock.2002. Life-Span Development (Perkembangan Masa Hidup). Jilid 2. Jakarta: Erlangga
Santrock.2007. Perkembangan Anak.Jilid 1.Jakarta: Erlangga.
Sihombing, Danton. 2001. TIPOGRAFI dalam Desain Grafis. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama
Suardi. Dedy. 2000. KOMPOSISI WARNA. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya
Suyanto. M. 2004. Aplikasi Desain Grafis untuk Periklanan Dilengkapi Sampel Iklan Terbaik Kelas Dunia. Yogyakarta: C.V ANDI OFFSET
(8)
Suyanto. M. 2006. Strategi Perancangan Iklan Outdoor Kelas Dunia. Yogyakarta: C.V ANDI OFFSET
Wulandari, Ari. 2011. Batik Nusantara - Makna Filosofi, Cara Pembuatan, dan Industri Batik. Yogyakarta: C.V ANDI OFFSET
(9)
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, yang telah memberikan rahmat serta hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan penulisan laporan ilmiah mengenai rumah usaha Dudik Batik ini. Adapun maksud dan tujuan pembuatan laporan ilmiah ini adalah untuk menambah pengetahuan penulis, adapun penulis ingin mengucapkan terimakasih kepada :
1. Pemilik rumah usaha Dudik Batik yaitu M. Imadudin Makarimi, yang telah bersedia memberikan informasi yang dibutuhkan kepada penulis. 2. Dosen Pembimbing M.Syahril Iskandar, M.Ds yang telah bersedia
meluangkan waktunya untuk membimbing penulis.
Penulis berharap laporan ilmiah ini dapat bermanfaat bagi siapa saja yang membaca. Namun sebagai penulis menyadari masih banyak kekurangan yang harus dibenahi dalam penyelesaian laporan ini. Oleh karena itu penulis sangat mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari pembaca agar penulis dapat memperbaiki kekurangan dari laporan ini. Singkat kata penulis ingin mengucapkan terimakasih dan semoga laporan ilmiah ini dapat bermanfaat dan menjadi sumber referensi dikemudian hari.
Bandung, Agustus 2014
(10)
BAB I
PENDAHULUAN
I.1. Latar Belakang Masalah
Salah satu hasil karya masyarakat Indonesia adalah batik. Batik merupakan produk Indonesia yang menjadi ciri khas untuk bangsa yang harus dilestarikan dan dibudidayakan. Seni batik mempunyai nilai seni yang sangat tinggi. Batik adalah seni melukis diatas kain. Pada dasarnya setiap kota di Indonesia memiliki daerah “wisata batik”. Salah satunya adalah kota Pekalongan. Salah satu kota di pulau Jawa yang memiliki sejarah yang berkaitan dengan batik.
Salah satu potensi besar yang dimiliki masyarakat kota Pekalongan, Jawa Tengah adalah hasil karya seni kerajinan batik. Batik Pekalongan adalah batik yang dibuat oleh masyarakat Pekalongan yang sangat berciri khas karena bertopang sepenuhnya pada ratusan pengusaha kecil. Pada dasarnya setiap batik mempunyai corak dan ciri khas yang berbeda, misalnya kota Cirebon motif batik khas Cirebon adalah Megamendung, motif batik khas Solo adalah Sidomukti, motif batik khas Yogyakarta adalah Parang kusumo dan begitu juga dengan kota Pekalongan, motif batik khas Pekalongan adalah Jlamprang. Motif Jlamprang adalah motif batik yang berkembang di daerah pesisir, sehingga warnanya pun bermacam-macam sesuai selera konsumennya.
Kota Pekalongan sendiri terdapat dua kampung wisata batik, yaitu kampung wisata batik Kauman dan kampung wisata batik Pesindon. Banyak warga kampung Pesindon yang membuka usaha membatik. Salah satunya adalah Rumah usaha “Dudik Batik”, yang berdiri sejak tahun 2010, Dudik Batik sendiri adalah usaha turun temurun. Dudik Batik merupakan anak usaha dari rumah usaha Makarimi yang berdiri pada tahun 2005. Dudik Batik sendiri tepatnya berada di jalan Hayam Wuruk, Pesindon Gg. 1 No. 4, Pekalongan. Dudik Batik memproduksi berbagai macam batik, seperti : kerajinan bahan baku, berbagai macam kain dan pakaian jadi. Motif batik yang diproduksi oleh Dudik Batik
(11)
biasanya disesuaikan dengan permintaan konsumen. Produk-produk Dudik Batik sudah tersebar ke beberapa wilayah di Indonesia seperti Banjarmasin, Riau, Medan, Bandar Lampung, Jakarta, Bandung dan yang lainnya.
Dudik Batik menjual berbagai macam kerajinan bahan baku membatik, seperti : kain mori, canting dan lilin (malam). Tidak hanya berbahan dasar kain mori saja yang diproduksi, namun juga memproduksi berbagai macam batik dengan bahan dasar seperti : kain katun, kain shantung, kain dobi, kain paris, kain sutera, kain serat nanas dan kain akrilit. . Motif batik yang sangat berciri khas dari Dudik Batik adalah motif batik Jlamprang dan Parang Kusuma, namun tidak hanya motif batik dari Jawa saja yang diproduksi, Dudik Batik juga mampu memproduksi motif batik dari berbagai daerah di Indonesia dan warna yang diproduksi juga disesuaikan dengan permintaan konsumen. Harga yang ditawarkan juga disesuaikan dengan bagaimana kesulitan membuat motif, warna dan kain dasar yang digunakan. Hal yang terpenting bagi Dudik Batik adalah kenyamanan dan kepuasan konsumen terhadap produk-produk Dudik Batik. Dudik Batik mampu memenuhi permintaan konsumen dengan baik.
I.2. Identifikasi Masalah
Dari uraian di latar belakang di atas, maka didapatkan beberapa poin permasalahan sebagai berikut:
1) Banyaknya rumah usaha yang terdapat di kampung wisata batik Pesindon, dan Dudik Batik harus mampu bersaing dengan rumah usaha lain.
2) Berbagai macam barang yang diproduksi oleh Dudik Batik, seperti : bahan baku batik, pakaian jadi dan kain batik. Pilihan motif, warna dan kain dasar yang diproduksi oleh Dudik Batik disesuaikan dengan permintaan konsumen.
3) Dudik Batik mampu memproduksi motif batik dari berbagai daerah di Indonesia.
(12)
I.3. Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian yang sudah dijabarkan pada latar belakang masalah dan identifikasi masalah, maka dapat dirumuskan sebagai berikut :
1) Bagaimana cara meningkatkan minat masyarakat terhadap produk Dudik Batik?
2) Bagaimana cara menginformasikan keunggulan produk yang dimiliki oleh Dudik Batik?
I.4. Batasan Masalah
Batasan masalah akan difokuskan pada cara menarik minat masyarakat terhadap produk-produk Dudik Batik, memberikan informasi tentang Dudik Batik kepada masyarakat Indonesia, karena Dudik Batik telah tersebar ke beberapa daerah di Indonesia.
I.5. Tujuan Perancangan
Adapun tujuan perancangan yang akan dicapai adalah :
1) Memberikan informasi keunggulan produk-produk yang dimiliki Dudik Batik.
2) Menarik minat masyarakat pada produk Dudik Batik dengan jangkauan yang lebih luas.
3) Meningatkan penjualan produk Dudik Batik, agar mampu bersaing dengan rumah usaha lain yang ada di kampung wisata batik Pesindon agar tetap dapat bertahan dan dapat mengikuti perkembangan jaman.
(13)
BAB II
DUDIK BATIK
II.1. Promosi Dudik Batik
Dudik Batik adalah salah satu rumah usaha yang ada di kampung wisata batik Pesindon, yang berdiri sejak tahun 2010. Dudik Batik memproduksi berbagai macam kerajinan bahan baku, kain batik dan pakaian jadi. Sejak saat didirikan, Dudik Batik belum pernah melakukan strategi promosi untuk memasarkan produknya. Maka dari itu Dudik Batik memerlukan strategi promosi untuk dapat menginformasikan keunggulan produk yang dimiliki kepada masyarakat dan diharapkan mampu menraik minat masyarakat terhadap produk-produk yang dimiliki.
Promosi itu sendiri adalah suatu usaha untuk menyebarkan informasi dan mempengaruhi pihak lain atas produknya agar bersedia untuk melakukan transaksi atau pertukaran produk yang ditawarkannya. Strategi komunikasi memainkan peran penting pada program pemasaran perusahaan karena strategi promosi merupakan upaya perusahaan untuk berkomunikasi dan menjual produk mereka kepada konsumen. Michael Ray (seperti dikutip Morissan, 2010) mendefinisikan promosi sebagai koordinasi dari seluruh upaya yang dimulai pihak penjual untuk membangun berbagai sluran informasi dan persuasi untuk menjual barang dan jasa atau memperkenalkan suatu gagasan.
Instrumen dasar yang digunakan untuk mencapai tujuan komunikasi perusahaan disebut dengan bauran promosi atau promotional mix, yang peranan utamanya adalah mengadakan komunikasi yang bersifat membujuk.
II.1.1. Bauran Promosi
Bauran Promosi merupakan salah satu strategi pemasaran yang efektif untuk memasarkan suatu produk. Bauran promosi merupakan
(14)
gabungan dari berbagai jenis promosi yang ada, seorang pemasar harus mengembangkan program komunikasi yang efektif yang ditujukan kepada konsumen untuk mengkomunikasikan informasi yang ada dan di rancang untuk menghasilkan tindakan konsumen yang mengarah kepada hasil yang maksimal. Bauran promosi mencakup empat elemen, yaitu : iklan (advertising), promosi penjualan (sales promotion), publikasi/humas, dan personal selling.
II.1.2. Jenis-jenis Promosi
Promosi bertujuan untuk menginformasikan, mempengaruhi dan membujuk serta mengingatkan pelangggan tentang perusahaan dan bauran pemasarannya. Promosi memperkenalkan atau menginformasikan kepada konsumen bahwa saat ini ada produk baru yang tidak kalah dengan produk yang lama. Setelah konsumen mengetahui produk yang baru, diharapkan konsumen akan terpengaruh dan terbujuk sehingga beralih ke produk tersebut.
II.1.2.1. Publisitas
Publisitas atau publicity, yaitu kegiatan menempatkan berita mengenai seseorang, organisasi atau perusahaan di media massa. Morissan (2010) menjelaskan “publisitas adalah informasi yang berasal dari sumber luar yang digunakan media massa karena informasi itu memiliki nilai berita. Publisitas merupakan metode yang tidak dapat dikontrol humas dalam hal penempatan pesan di media massa karena sumber tidak membayar media untuk memuat berita bersangkutan” (h.30).
(15)
II.1.2.2. Penjualan Personal
Penjualan personal atau personal selling, yaitu suatu bentuk komunikasi langsung antara seseorang penjual dengan calon pembelinya. Bentuk promosi secara personal dengan presentasi lisan dalam suatu percakapan dengan calon pembeli yang ditujukan untuk merangsang pembelian. Tidak seperti iklan, penjualan personal melibatkan kontak langsung antara penjual dan pembeli, baik secara tatap muka ataupun melalui alat telekomunikasi seperti telepon.
II.1.2.3. Promosi Penjualan
Promosi penjualan atau sales promotion, promosi merupakan elemen atau bagian dari pemasaran yang digunakan perusahaan untuk berkomunikasi dengan konsumennya. Promosi penjualan yaitu kegiatan pemasaran yang memberikan nilai tambah atau intensif kepada tenaga penjualan, distributor, atau konsumen yang diharapkan dapat meningkatkan penjualan. Promosi penjualan secara umum dapat dibedakan menjadi dua bagian, yaitu promosi penjualan yang berorientasi kepada konsumen yang ditujukan kepada pengguna suatu barang atau jasa yang mencakup pemberian kupon, potongan harga, undian, dan sebagainya. Tujuan promosi penjualan sangat beragam. Penjual bisa menggunakan promosi pelanggan untuk mendorong pembelian pelanggan jangka pendek atau meningkatkan hubungan pelanggan jangka panjang. Promosi penjualan biasanya digunakan bersama iklan, penjualan personal, atau sarana bauran promosi lainnya. Bentuk-bentuk promosi pengaturan atau penyesuaian harga jual produk, kontes/kompetisi penjualan, dan sebagainya yang bertujuan untuk mendorong pedagang untuk mempersiapkan stok dan mempromosikan produk bersangkutan.
(16)
II.1.2.4. Iklan
Iklan atau advertising menjadi instrumen promosi yang sangat penting, khususnya bagi perusahaan yang memproduksi barang atau jasa yang ditujukkan kepada masyarakat luas. Iklan di media massa dapat digunakan untuk menciptakan citra merek dan daya tarik simbolis bagi suatu perusahaan atau merek. Hal ini menjadi sangat penting khususnya bagi produk yang sulit dibedakan dari segi kualitas maupun fungsinya dengan produk saingannya. Suatu perusahaan beriklan dengan tujuan untuk mendapatkan respons, mengembangkan kesadaran dan membentuk suatu citra yang positif dalam jangka panjang.
Sifat dan tujuan iklan berbeda, konsumen yang menjadi target suatu iklan juga berbeda antara satu jenis produk dengan produk lainnya. Iklan ada 3 jenis, yaitu iklan pengingat yang bertujuan untuk mengingatkan pembeli tentang produk yang sudah mapan bahwa produk tersebut mungkin akan dibutuhkan, mengingatkan pembeli dimana dapat membelinya, membuat pembeli tetap mengingat produk itu walau tidak dalam sedang musimnya dan mempertahankan kesadaran puncak. Iklan persuasif bertujuan membentuk permintaan selektif suatu merek tertentu, yang dilakukan pada tahap kompetitif dengan membentuk preferensi merek, mengubah persepsi pembeli tentang atribut produk dan membujuk pembeli untuk menerima produk. Iklan informatif bertujuan membentuk permintaan pertama dengan memberitahukan pasar tentang adanya produk baru, menjelaskan pelayanan yang tersedia dan membangun citra perusahaan.
Jenis promosi yang dipakai dalam kampanye komersial atau promosi pada rumah usaha Dudik Batik ini adalah iklan atau advertising. Dengan tujuan untuk menginformasikan (informing), mempengaruhi dan membujuk (persuading) serta mengingatkan (reminding) konsumen tentang produk yang dimiliki oleh rumah usaha Dudik Batik.
(17)
II.1.3. Manajemen Promosi
Dalam merancang strategi promosi, perusahaan harus mengombinasikan berbagai elemen yang terdapat dalam bauran promosi dengan memperhitungkan kekuatan dan kelemahan dari masing-masing elemen tersebut. Praktisi pemasaran harus mempertimbangkan instrumen promosi mana yang akan digunakan dan bagaimana mengombinasikan berbagai instrumen promosi tersebut sehingga dapat mencapai tujuan pemasaran dan promosi yang sudah ditetapkan. Perusahaan harus mempertimbangkan banyak factor sebelum melaksanakan bauran promosi termasuk di antaranya : jenis produk yang dihasilkan, pasar yang dituju, tahapan atau siklus produk, saluran distribusi yang tersedia, serta bagaimana konsumen memutuskan pembelian.
II.1.4. Tujuan Promosi
Tujuan promosi ditetapkan berdasarkan masalah yang ditemui dari riset yang telah dilakukan. Ada dua cara melakukan riset, yang pertama adalah dengan cara melakukan riset khusus atau riset formal guna mengidentifikasi masalah yang sekiranya memerlukan penyelesaian humas. Cara kedua adalah dengan melakukan riset informal misalnya dengan mengadakan serangkaian diskusi atau konsultasi secara mendalam dengan berbagai pihak guna mengungkapkan berbagai kebutuhan komunikasi paling mendasar yang dirasakan.
Morissan (2010) berpendapat bahwa :
Dari sekian banyak masalah yang bisa dijadikan tujuan kegiatan promosi, berdasarkan riset antara lain :
1) Tujuan promosi untuk memperkenalkan perusahaan kepada masyarakat luas dalam hal hasil riset menunjukkan bahwa sebagian besar konsumen masih belum mengetahui keberadaan perusahaan.
(18)
2) Tujuan promosi untuk mendidik para pengguna atau konsumen agar mereka lebih efektif dan mengerti dalam memanfaatkan produk-produk perusahaan jika hasil riset menunjukkan sebagian besar khalayak pengguna atau konsumen belum memahami manfaat produk yang dihasilkan perusahaan.
3) Tujuan promosi untuk mengubah citra perusahaan di mata khalayak karena adanya produk atau kegiatan baru jika hasil riset menunjukkan khalayak belum mengetahui bahwa perusahaan telah menghasilkan produk baru atau kegiatan baru (h.39).
II.2. Sejarah Dudik Batik
Dudik Batik adalah salah satu rumah usaha yang berada di kampung wisata batik Pesindon tepatnya berada di jalan Hayam Wuruk, kampung wisata batik Pesindon, Gg. 1 No. 4, Pekalongan. Dudik Batik berdiri sejak tahun 2010. Dudik Batik sendiri adalah usaha turun temurun. Dudik Batik merupakan anak usaha dari rumah usaha Makarimi yang berdiri pada tahun 2005. Dudik Batik memproduksi berbagai macam batik, seperti : kerajinan bahan baku, berbagai macam kain dan pakaian jadi. Dudik Batik memiliki 25 pengrajin batik. Produk-produk Dudik Batik sudah tersebar ke beberapa wilayah di Indonesia seperti : Banjarmasin, Riau, Medan, Bandar Lampung, Jakarta, Bandung dan yang lainnya. Dudik batik merupakan salah satu penghasil batik pesisiran.
Gambar II. 1 Logo Dudik Batik Sumber: pemilik rumah usaha Dudik Batik
(19)
Misi rumah usaha Dudik Batik adalah untuk memperkenalkan seni batik di dalam dan luar negeri.
Visi rumah usaha Dudik Batik adalah melestarikan batik tradisional dari berbagai daerah di Indonesia.
II.3. Analisa Produk Dudik Batik
Berdasarkan hasil data studi literatur yang diperoleh dari narasumber pemilik rumah usaha Dudik Batik yang dilakukan oleh peneliti diperolehlah data sebagai berikut : Dudik Batik memproduksi berbagai macam batik, seperti : kerajinan bahan baku, kain batik dan pakaian jadi. Kebanyakan barang yang diproduksi, pilihan motif, warna dan kain dasar batik yang digunakan disesuaikan dengan permintaan konsumen. Pada dasarnya setiap motif yang diproduksi oleh Dudik Batik memiliki makna filosofi seperti motif batik pada umumnya. Motif batik yang sangat berciri khas dari Dudik Batik adalah motif batik Jlamprang dan motif batik Parang Kusuma, namun Dudik Batik juga mampu memproduksi motif batik lain dari seluruh Indonesia, tidak hanya motif batik ciri khas Jawa saja. Dudik Batik dapat memproduksi batik tulis, cap, printing dan kontemporer.
II.3.1. Kerajinan Bahan Baku
Kegiatan membatik merupakan salah satu kegiatan tradisional yang terus dipertahankan agar tetap konsisten seperti bagaimana asalnya. Walaupun motif dan corak batik di masa kini sudah beraneka ragam, proses pembuatan batik pada dasarnya masih tetap sama. Dudik Batik memproduksi berbagai macam kerajinan bahan baku batik.
(20)
1. Kain mori
Gambar II. 2 kain mori Sumber: dokumentasi pribadi
Kain mori adalah kain tenun berwarna putih yang terbuat dari kapas. Ada dua jenis kain mori yang sering dijadikan kain batik, yaitu kain mori yang telah mengalami proses pemutihan dan kain mori yang belum diputihkan yang biasa disebut kain blacu.
2. Canting
Gambar II. 3 canting Sumber: dokumentasi pribadi
Sebagai alat pembentuk motif. Canting adalah alat yang digunakan untuk memindahkan atau mengambil cairan. Canting untuk membuat batik terbuat dari tembaga dan bambu sebagai pegangannya.
(21)
3. Lilin (malam)
Gambar II. 4 lilin (malam) batik Sumber: dokumentasi pribadi
Lilin batik adalah bahan yang dipakai untuk menutup permukaan kain menurut gambar motif batik, sehingga permukaan yang tertutup tersebut menolak atau resist terhadap warna yang diberikan pada kain tersebut. Lilin batik ini bukan merupakan terdiri dari satu macam bahan, tetapi campuran dari berbagai bahan pokok lilin.
(22)
II.3.2. Pakaian Jadi
Dudik Batik juga memproduksi beraneka ragam pakaian jadi, antara lain :
1. Kemeja pria
Gambar II. 5 kemeja pria motif Jumputan Sumber: dokumentasi pribadi
(23)
2. Pakaian wanita
Gambar II. 6 pakaian wanita atasan dan rok Sumber: dokumentasi pribadi
3. Pakaian anak
Gambar II. 7 gamis anak Sumber: dokumentasi pribadi
(24)
4. Mukena
Gambar II. 8 mukena motif Jumputan Sumber: dokumentasi pribadi
5. Pashmina
Gambar II. 9 Pashmina motif Jumputan Sumber: dokumentasi pribadi
(25)
Macam-macam pakaian jadi yang diproduksi Dudik Batik saat ini adalah motif batik Jumputan, motif batik ini merupakan salah satu motif batik yang sedang populer di masyarakat, khususnya di kampung wisata batik Pesindon. Motif batik Jumputan sendiri adalah batik yang dikerjakan dengan cara ikat celup, batik ini tidak menggunakan malam, tetapi kainnya diikat dan dikerut dengan menggunakan tali lalu dicelupkan kedalam warna.
II.3.3. Kain Batik
Pada dasarnya Dudik Batik memproduksi berbagai macam motif-motif batik sesuai dengan permintaan konsumen. Tidak hanya motif-motif batik khas Pekalongan saja yang di produksi, karena pelanggan dudik batik terdiri dari beberapa daerah di Indonesia, seperti Banjarmasin, Riau, Medan, Bandar Lampung, Jakarta, Bandung dan yang lainnya. Berikut adalah contoh-contoh kain batik dengan motif yang disesuaikan permintaan konsumen :
1. Motif batik Jlamprang
Gambar II. 10 motif batik Jlamprang Sumber: dokumentasi pribadi
(26)
Salah satu motif batik yang populer di Pekalongan adalah motif Jlamprang. Motif ini mengedepankan prinsip-prinsip grafis-geometris. Motif batik jlamprang merupakan pengembangan dari motif kain potola dari India. Kain batik jlamprang berkembang di daerah pesisir, sehingga warnanya pun bermacam-macam, sesuai selera konsumen. Keindahan batik motif Jlamprang terletak pada ragam hiasnya yang menggambarkan konsistensi dan keajengan.
2. Motif batik Parang Kusuma
Gambar II. 11 motif batik parang kusuma Sumber: dokumentasi pribadi
Motif batik parang bermakna hidup harus dilandasi dengan perjuangan untuk mencari kebahagiaan lahir dan batin, ibarat keharuman bunga (kusuma). Bagi orang Jawa, yang paling utama dari hidup di masyarakat adalah keharuman (kebaikan) pribadinya tanpa meninggalkan norma-norma yang berlaku dan sopan santun agar dapat terhindar dari bencana lahir dan batin. Motif parang identik dengan beralur miring 45 derajat, komposisi miring pada parang menandakan kekuatan dan gerak cepat, yang dipercaya
(27)
memberi kekuatan magis pada batik bercorak parang. Susunan motif leter S jalin-menjalin tidak terputus melambangkan kesinambungan. Batik parang memiliki nilai filosofis yang sangat tinggi berupa petuah agar tidak pernah menyerah sebagaimana ombak laut yang tak pernah berhenti bergerak.
3. Motif batik cap kontemporer
Gambar II. 12 cap kontemporer Sumber: dokumentasi pribadi
Batik kontemporer cenderung berpola bebas. Biasanya motif yang dipilihnya mengambil dari bentuk-bentuk seni primitif seperti bentuk-bentuk patung manusia, hewan, alam tumbuh-tumbuhan, rokh, dan bentuk-bentuk abstrak. Selain itu ada juga yang mengambil dari bentuk-bentuk instrumen musik, tarian-tarian tradisi yang ada di daerah setempat.
(28)
4. Motif batik buketan
Gambar II. 13 motif batik buketan Sumber: dokumentasi pribadi
Motif batik buketan adalah motif yang berbentuk rangkaian bunga. Kata buketan sendiri berasal dari bahasa belanda dan perancis yaitu "bouquet" yang mempunyai arti rangkaian bunga. Selain gambar bunga, motif batik ini dapat juga berupa tumbuhan yag bersulur sulur atau burung. Motif batik buketan termasuk pada batik pesisiran sebab batik ini berkembang di daerah pesisir Jawa yang memiliki ciri khusus warna yang terang dan mencolok. Motif ini mudah dikenali karena dalam batik ini bergambar bunga, burung dan tanaman yang tumbuh di Belanda. Batik motif buketan ini banyak berkembang di daerah pesisir. Warna yang cerah dan motif yang indah disamping pengaruh Eropa, khususnya Belanda, juga dipengaruhi oleh keberadaaan pedagang dan pengusaha batik dari etnis Cina.
(29)
5. Motif batik encim
Gambar II. 14 motif batik encim Sumber: dokumentasi pribadi
Batik encim memiliki ciri khusus dengan motif khas seperti pakaian wanita tionghoa yaitu dengan motif bunga chrysant, capung, kupu-kupu, dan burung. Pewarnaan pada batik encim menggunakan warna-warna cerah seperti batik pesisiran jawa. Sehingga batik encim memiliki ragam corak dan warna yang variatif dan sangat digemari oleh para wanita. Batik encim yang paling halus dan kualitas paling bagus adalah batik encim yang terbuat dari kain sutera dengan proses pembuatan menggunakan teknik batik tulis.
(30)
6. Motif batik cap Kalimantan
Gambar II. 15 cap Kalimantan Sumber: dokumentasi pribadi
Corak atau motif batik Kalimantan diperoleh dari teknik penjahitan dan ikatan, yang ditentukan oleh beberapa faktor. Selain dari komposisi warna dan efek yang timbul, juga dari jenis benang atau jenis bahan pengikat. Dengan mengkombinasikan motif dan corak asli yang satu dengan yang lainnya, maka semakin menarik dan kelihatan modern. Selain itu, motif-motif tersebut dimodifikasi oleh para pengrajin, sehingga dapat menciptakan motif yang sangat indah dan modern namun tidak meninggalkan ciri khasnya.
II.4. Pembahasan masalah Dudik Batik
Dudik Batik sangat mementingkan kenyamanan dan kepuasan konsumen terhadap barang yang diproduksi oleh Dudik Batik. Kekuatan dari Dudik Batik adalah banyaknya barang yang diproduksi oleh Dudik Batik, seperti : kerajinan bahan baku, kain batik dan berbagai macam pakaian jadi. Dudik Batik mampu memproduksi motif dan warna batik sesuai dengan permintaan konsumen, Dudik Batik juga dapat memproduksi batik tulis, cap, printing dan kontemporer. Tidak
(31)
hanya motif batik Jawa saja yang Dudik Batik mampu produksi, namun juga motif batik dari seluruh Indonesia. Dudik Batik mempunyai berbagai macam pilihan kain dasar batik, seperti : kain katun, kain shantung, kain dobi, kain paris, kain sutera, kain serat nanas dan kain akrilit. Sama seperti rumah usaha lainnya, Dudik Batik juga memiliki kelemahan. Kelemahan yang dimiliki Dudik Batik adalah Dudik Batik termasuk rumah usaha yang baru didirikan dari sekian banyak rumah usaha batik yang ada di kampung wisata batik Pesindon, Dudik Batik belum melakukan promosi untuk lebih memperkenalkan produknya, konsumen Dudik Batik masih sangat terbatas.
Banyaknya wisatawan yang berkunjung ke kampung wisata batik Pesindon, membuat peluang besar bagi Dudik Batik. Jangkauan konsumen Dudik Batik dapat diperluas dengan melakukan promosi yang dapat dilakukan di seluruh Indonesia, karena pada dasarnya produk Dudik Batik sudah tersebar di beberapa daerah di Indonesia. Namun, Dudik Batik juga tidak terlepas dari ancaman-ancaman yang ada, karena persaingan sangat ketat dengan rumah usaha lain yang sudah lama berdiri di kampung wisata batik Pesindon, dengan hanya mengandalkan konsumen setia yang memesan kain batik saja, tidak cukup untuk meningkatkan penjualan dan persaingan yang semakin berkembang.
Dari analisa permasalahan pada Dudik Batik, dapat disimpulkan bahwa rumah usaha Dudik Batik harus melakukan strategi promosi dengan mengedepankan keunggulan produk Dudik Batik itu sendiri yang dapat disampaikan pada target market. Diharapkan strategi ini dapat meningkatkan penjualan produk Dudik Batik.
II.5. Target Audiens
Menetapkan berdasarkan demografis, geografis, dan psikografis.
1) Demografis :
Jenis kelamin : Pria dan Wanita Umur : 24-30 tahun
Pekerjaan : Karyawan dan karyawati Status sosial : Golongan menengah keatas
(32)
Wilayah : Indonesia 2) Geografis :
Mencakup sebagian wilayah Indonesia yang bertujuan untuk memperkenalkan rumah usaha Dudik Batik ke pasar dan masyarakat. Dipilih karena Dudik Batik telah tersebar ke beberapa daerah di Indonesia.
3) Psikografis :
Menurut Turner & Helms (dalam Santrock, 2002) Perkembangan kognitif dewasa berada pada post penalaran dan post kemampuan ini ditandai dengan pemikiran yang bersifat dialektikal (dialectical thought), yaitu kemampuan untuk memahami, menganalisis, dan mencari titik temu dari ide-ide, gagasan-gagasan, teori-teori, pendapat-pendapat dan pemikiran-pemikiran yang bersifat kontraktif, sehingga individu mampu mensintesiskannya dalam pemikiran baru dan kreatif, mereka menggunakan pengetahuan yang mereka ketahui untuk mengejar tujuan.
Dewasa merupakan suatu masa penyesuaian terhadap pola-pola kehidupan yang baru, dan harapan-harapan sosial yang baru. Masa dewasa adalah kelanjutan dari masa remaja. Sebagai kelanjutan masa remaja, sehingga ciri-ciri masa dewasa tidak jauh berbeda dengan perkembangan remaja. Ciri-ciri perkembangan dewasa adalah:
1) Usia reproduktif (Reproductive Age)
Masa dewasa adalah masa usia reproduktif. Masa ini ditandai dengan membentuk rumah tangga.Tetapi masa ini bisa ditunda dengan beberapa alasan. Ada beberapa orang dewasa belum membentuk keluarga sampai mereka menyelesaikan dan memulai karir mereka dalam suatu lapangan tertentu.
(33)
2) Usia memantapkan letak kedudukan (Setting down age)
Dengan pemantapan kedudukan (settle down), seseorang berkembang pola hidupnya secara individual, yang mana dapat menjadi ciri khas seseorang sampai akhir hayat. Situasi yang lain membutuhkan perubahan-perubahan dalam pola hidup tersebut, dalam masa setengah baya atau masa tua, yang dapat menimbulkan kesukaran dan gangguan-gangguan emosi bagi orang-orang yang bersangkutan. Ini adalah masa dimana seseorang mengatur hidup dan bertanggung jawab dengan kehidupannya. Pria mulai membentuk bidang pekerjaan yang akan ditangani sebagai karirnya, sedangkan wanita muda diharapkan mulai menerima tanggung jawab sebagai ibu dan pengurus rumah tangga.
3) Usia Banyak Masalah (Problem age)
Masa ini adalah masa yang penuh dengan masalah. Jika seseorang tidak siap memasuki tahap ini, dia akan kesulitan dalam menyelesaikan tahap perkembangannya. Persoalan yang dihadapi seperti persoalan pekerjaan/jabatan, persoalan teman hidup maupun persoalan keuangan, semuanya memerlukan penyesuaian di dalamnya.
4) Usia tegang dalam hal emosi (emotional tension)
Banyak orang dewasa muda mengalami kegagalan emosi yang berhubungan dengan persoalan-persoalan yang dialaminya seperti persoalan jabatan, perkawinan, keuangan dan sebagainya. Ketegangan emosional seringkali dinampakkan dalam ketakutan-ketakutan atau kekhawatiran-kekhawatiran. Ketakutan atau kekhawatiran yang timbul ini pada umumnya bergantung pada ketercapainya penyesuaian terhadap persoalan-persoalan yang dihadapi pada suatu saat tertentu, atau sejauh mana sukses atau kegagalan yang dialami dalam pergumulan persoalan.
(34)
5) Masa keterasingan sosial
Dengan berakhirnya pendidikan formal dan terjunnya seseorang ke dalam pola kehidupan orang dewasa, yaitu karir, perkawinan dan rumah tangga, hubungan dengan teman-teman kelompok sebaya semakin menjadi renggang, dan berbarengan dengan itu keterlibatan dalam kegiatan kelompok diluar rumah akan terus berkurang. Sebai akibatnya, untuk pertama kali sejak bayi semua orang muda, bahkan yang populerpun, akan mengalami keterpencilan sosial atau apa yang disebut krisis ketersingan (Erikson:34).
6) Masa komitmen
Mengenai komitmen, Bardwick (dalam Hurlock:250) mengatakan: “Nampak tidak mungkin orang mengadakan komitmen untuk selama-lamanya. Hal ini akan menjadi suatu tanggungajwab yang trrlalu berat untuk dipikul. Namun banyak komitmen yang mempunyai sifat demikian: Jika anda menjadi orangtua menjadi orang tua untuk selamanya; jika anda menjadi dokter gigi, dapat dipastikan bahwa pekerjaan anda akan terkait dengan mulut orang untuk selamanya; jika anda mencapai gelar doctor, karena ada prestasi baik disekolah sewaktu anda masih muda, besar kemungkinan anda sampai akhir hidup anda akan berkarier sebagai guru besar”.
7) Masa Ketergantungan
Masa dewasa awal ini adalah masa dimana ketergantungan pada masa dewasa biasanya berlanjut. Ketergantungan ini mungkin pada orangtua, lembaga pendidikan yang memberikan beasiswa sebagian atau sepenuh atau pada pemerintah karena mereka memperoleh pinjaman untuk membiayai pendidikan mereka.
(35)
8) Masa perubahan nilai
Beberapa alasan terjadinya perubahan nilai pada orang dewasa adalah karena ingin diterima pada kelompok orang dewasa, kelompok-kelompok sosial dan ekonomi orang dewasa.
9) Masa Kreatif
Bentuk kreativitas yang akan terlihat sesudah orang dewasa akan tergantung pada minat dan kemampuan individual, kesempatan untuk mewujudkan keinginan dan kegiatan-kegiatan yang memberikan kepuasan sebesar-besarnya. Ada yang menyalurkan kreativitasnya ini melalui hobi, ada yang menyalurkannya melalui pekerjaan yang memungkinkan ekspresi kreativitas.
(36)
BAB III
STRATEGI PERANCANGAN DAN KONSEP VISUAL
III.1. Strategi Perancangan
Morissan (2010) menjelaskan “setiap organisasi atau perusahaan yang
ingin berhasil dalam pemasaran harus terlebih dahulu memiliki suatu rencana pemasaran strategis (strategic marketing plan) yang berfungsi sebagai panduan
dalam menggunakan sumber daya yang dimiliki” (h.51).
Dalam mendukung penyampaian pesan yang komunikatif agar tepat pada target market yang dituju, diperlukan adanya strategi perancangan. Setelah diketahui fokus masalahnya dapat disimpulkan bahwa rumah usaha Dudik Batik membutuhkan suatu media yang dapat menginformasikan keberadaan Dudik Batik yang diharapkan mampu meningkatkan minat masyarakat terhadap produk-produk Dudik Batik. Sebelum melakukan strategi perancangan, yang harus diperhatikan adalah analisis situasi yang harus memahami kondisi pasar yang mencakup segmentasi konsumen dan tingkat persaingan didalamnya. Harus diketahui apa saja kebutuhan masyarakat terhadap batik.
Strategi utama yang akan digunakan adalah dengan memperlihatkan keunggulan produk yang dimiliki oleh Dudik Batik untuk dapat di informasikan kepada masyarakat. Keunggulan produk Dudik Batik yang akan dimunculkan dalam strategi perancangan suatu media yang dapat memberikan informasi tentang Dudik Batik ini adalah Dudik Batik mampu memproduksi motif batik dari seluruh Indonesia, pilihan motif dan warna dapat di sesuaikan dengan permintaan konsumen.
III.1.1. Pendekatan Komunikasi
Pendekatan komunikasi adalah suatu perencanaan strategi baik visual maupun verbal yang bertujuan agar informasi dan pesan yang
(37)
disampaikan dapat diterima dan dimengerti dengan mudah oleh masyarakat. Sehingga informasi tersebut dapat mempengaruhi serta membujuk sasaran untuk dapat membeli produk yang ditawarkan.
Pendekatan komunikasinya berupa tampilan yang bersifat ajakan, dapat menginformasikan keberadaan dan keunggulan produk Dudik Batik. Sedangkan komunikasi verbal menggunakan strategi bahasa yang memperkuat pesan visual serta bersifat membujuk target market agar tertarik untuk dapat membeli produk Dudik Batik, bahsa verbal yang
digunakan yaitu yaitu “sesulit apapun motif yang anda inginkan, Dudik
Batik bisa!”. Perancangan komunikasi visual kali ini menyampaikan suatu
informasi tentang keunggulan dari rumah usaha Dudik Batik dengan menggambarkan sebuah labirin yang dibentuk dari motif batik, menggunakan makna konotatif yaitu makna bukan sebenarnya. Cara penyampaiannya dengan daya tarik rasional, yang menekankan pada pemenuhan kebutuhan konsumen terhadap aspek praktis, fungsional, dan kegunaan suatu produk dan juga menekankan pada atribut yang dimiliki suatu produk.
Konsep desain dalam perancangan akan dibuat dengan makna konotatif, yaitu makna bukan sebenarnya, yang akan menggambarkan ilustrasi dari sebuah labirin, labirin itu sendiri merupakan teka-teki paling menakjubkan, sekaligus menantang untuk bisa dipecahkan, dengan tujuan untuk menunjukkan keunggulan dari Dudik Batik itu sendiri bahwa Dudik Batik mampu memproduksi motf batik sesulit apapun. Diharapkan gambar ini akan sangat menarik sehingga dapat menjadi pusat perhatian masyarakat. Pemilihan elemen tipografi yang dipilih sesuai dengan target audiens yaitu keluarga muda, maka akan dipilih bentuk tipografi yang modern, simple, dan tentu saja yang mudah terbaca. Warna juga sangatlah penting kedudukannya sehingga harus dipikirkan dan direncanakan dengan baik karena dapat mempengaruhi karya desain tersebut, maka dipilihlah warna yang cerah untuk tipografi yang digunakan dan warna pastel untuk background. Bahasa yang digunakan adalah bahasa Indonesia yang formal
(38)
yang bertujuan agar pesan yang disampaikan dapat diterima dengan baik dan jelas oleh target audiens.
III.1.2. Strategi Kreatif
Strategi kreatif direpresentasikan melalui ide atau gagasan yang akan digunakan untuk menunjang perancangan sesuai yang telah direncanakan, kemudian dijadikan sebagai konsep kreatif dan diaplikasikan ke media-media promosi yang dipilih. Strategi kreatif tentunya harus sesuai dengan analisa yang telah dilakukan. Konsistensi strategi kreatif merupakan suatu hal yang sangat positif untuk tujuan periklanan secara jangka panjang, ini dapat menjadi salah satu faktor pendukung eksisnya sebuah produk ditengah-tengah maraknya persaingan antar produk sejenis.
Setelah menganalisa permasalahan yang ada pada Dudik Batik, dan mengambil kesimpulan dari permasalahan yang ada bahwa Dudik Batik memerlukan suatu media yang dapat menginformasikan tentang Dudik Batik yang diharapkan dapat menarik minat masyarakat luas terhadap produk-produk Dudik Batik. Untuk dapat mewujudkan keinginan pada pendekatan komunikasi yang sudah diuraikan, maka akan dilakukan suatu promosi pada produk Dudik Batik dengan menggunakan teknik ilustrasi yang diolah dari motif batik yang digambarkan menyerupai labirin, dengan menggunakan gambar background dari motif batik yang diproduksi oleh Dudik Batik sendiri, warna pastel digunakan untuk background untuk menunjukkan bahwa Dudik Batik mampu memproduksi berbagai warna yang diinginkan konsumen dan warna pastel memang jarang digunakan pada batik umumnya. Diharapkan gambaran visual yang direncanakan, dapat menarik minat masyarakat terhadap produk Dudik Batik.
(39)
III.1.3. Strategi Media
Perancangan media ini bertujuan untuk menyampaikan pesan dan strategi kreatif yang telah dirancang agar tepat sasaran sesuai dengan target market yang dituju, serta dapat menjadi solusi bagi permasalahan yang sedang dihadapi. Untuk menyampaikan isi pesan yang informatif dan tepat kepada khalayak sasaran promosi yang dituju dan mencapai tujuan yang diharapkan, serta mempertimbangkan sistem strategi komunikasi yang dibuat, maka harus dipilih media utama dan media pendukungnya.
III.1.3.1. Media Utama 1) Poster Digital
Poster adalah selembar publikasi yang menggabungkan antara gambar dan teks. Poster digital adalah poster yang menggunakan LCD dan LED dengan menggunakan memori stick atau USB. Konsep poster digital adalah untuk menggantikan poster cetak agar lebih efisien. Poster digital lebih fleksibel karena dapat menggunakan gambar diam, video, audio, file flash dan sebagainya. Poster digital dapat dikontrol secara terpusat pada satu PC dengan kualitas yang mendukung system operasi stabil. Poster digital disini diposisikan sebagai media utama dalam promosi karena merupakan salah satu media yang sering dilihat oleh masyarakat umum dan diharapkan akan lebih menarik perhatian masyarakat untuk melihatnya.
III.1.3.2. Media Pendukung 1) Brosur
Brosur merupakan media promosi yang mengutamakan lebih jelas, dari segi ukuran dan pola penyebarannya media
(40)
brosur ini memiliki nilai strategis, yaitu dapat lebih bersifat personal atau tertuju langsung pada konsumen, sehingga akan lebih efektif untuk memuat konten informasi mengenai rumah usaha Dudik Batik.
2) Flyer
Flyer merupakan media promosi yang praktis,dan juga menghemat biaya produksi, dalam penyebarannya pun sangat mudah untuk dilakukan.
3) Iklan Majalah
Iklan majalah bacaan keseharian dari target audiens pada umumnya, pemilihan iklan majalah pun disesuaikan dengan target audience yang berasal dari kelas menengah ke atas, dengan kata lain majalah yang menjadi media haruslah majalah yang pada umumnya dibeli oleh kalangan menengah atas.
4) X-Banner
X-banner dibuat untuk keperluan promosi khusus nya ketika pemerintah mengadakan sebuah event, media pendukung promosi ini juga dapat diletakkan di depan pintu masuk rumah usaha Dudik Batik.
5) Billboard
Billboard merupakan periklanan luar ruangan, dibuat untuk memperkenalkan merek.
6) Stiker
Stiker ini dibuat untuk promosi yang dapat dipakai oleh konsumen.
7) Memo
Memo dibuat untuk promosi yang dapat dipakai oleh konsumen.
8) Papper Bag
Papper bag dibuat untuk mendukung promosi kepada masyarakat luar, karena nantinya konsumen yang membeli
(41)
produk Dudik Batik akan diberikan papper bag ini, sehingga masyarakat luar akan melihatnya.
III.1.4. Strategi Distribusi 1) Poster Digital
Media ini nantinya akan diletakkan di stasiun kereta api, di Bandar udara, dan tempat-tempat lain yang strategis yang sering dikunjungi oleh masyarakat.
2) Brosur
Media ini nantinya akan diletakkan disaat ada event pameran batik dan dirumah usaha Dudik Batik sendiri.
3) Flyer
Media ini nantinya akan diletakkan disaat ada event pameran batik dan dirumah usaha Dudik Batik sendiri.
4) Iklan Majalah
Media ini nantinya akan ada disalah satu halaman suatu majalah keluarga.
5) X-Banner
Media ini akan diletakkan pada saat ada event pameran batik di setiap daerah, juga diletakkan didepan rumah usaha Dudik Batik. 6) Billboard
Media ini nantinya akan diletakkan di pintu masuk kampung wisata batik Pesindon.
7) Stiker
Media ini akan diberikan kepada setiap konsumen yang membeli produk Dudik Batik.
8) Memo
Media ini nantinya akan diberikan pada saat ada event. 9) Papper Bag
Media ini akan diberikan kepada setiap konsumen yang membeli produk Dudik Batik.
(42)
Penyebaran promosi tahun 2015
Table III.1 Strategi Distribusi 1
MEDIA JAN FEB MAR APR MEI JUN
Poster Digital Brosur Flyer Iklan Majalah X-Banner Billboard Stiker Memo Papper Bag
Table III.2 Strategi Distribusi 2
MEDIA JUL AGS SEP OKT NOV DES
Poster Digital Brosur Flyer Iklan Majalah X-Banner Billboard Stiker Memo Papper Bag
III.2. Konsep Visual
Dalam perancangan media promosi yang ada, tampilan visual pada media promosi didasari berdasarkan beberapa konsep visual yaitu menampilkan gambar ilustrasi yang diambil dari motif batik yang diproduksi oleh Dudik Batik yang
(43)
menyerupai labirin, labirin itu sendiri merupakan teka-teki paling menakjubkan, sekaligus menantang untuk bisa dipecahkan. Dalam mitos Yunani, labirin diciptakan oleh Daedalus (dewa kerajinan) untuk memenjarakan Minotaur. Namun, labirin yang kita kenal sekarang hanyalah tempat bermain yang intinya mencari jalan keluar dengan begitu banyak tujuan menyesatkan. Ilustrasi labirin
dipilih karena menyesuaikan tema yaitu “sesulit apapun motif yang anda inginkan,
Dudik Batik bisa!”, hal ini dimaksudkan untuk menarik minat target audiens
melalui pendekatan visual yang sesuai dengan tujuan yang dimaksud.
III.2.1. Format Desain
Format terdiri dari ukuran dan ilustrasi. Iklan untuk ukuran besar menarik lebih banyak perhatian dari pada iklan yang berukuran kecil. Format desain yang dipakai dalam media utama di promosi ini adalah bentuk portrait untuk poster digital dengan ukuran 68x120cm, disajikan dengan bentuk ilustrasi. Penataan elemen-elemen desain grafis yang muncul dalam visual promosi ini akan dikomposisikan dan akan menjadi kesatuan, sehingga kesan sulit yang diciptakan akan terasa dari gambar ilustrasi labirin dan warna pastel yang digunakan pada background. Dan untuk media pendukung lainnya : brosur dengan ukutan 11x11cm, flyer dengan ukuran A5, x-banner 60x160cm, iklan majalah A5, stiker 13,5x14,5cm, memo 8,5x11cm, billboard 20x10m dan papper bag 26x32x10cm.
III.2.2. Tata Letak
Tujuan utama layout adalah menampilkan elemen visual dengan komposisi gambar dan teks yang di desain dalam promosi Dudik Batik ini akan menjadi kesatuan yang memberi kesan fleksibel dan mudah dimengerti, dapat terlihat namun juga mempertimbangkan sisi arah baca, sehingga dapat membuat masyarakat mudah paham dengan apa yang
(44)
diinformasikan. Gambar ilustrasi labirin terdapat ditengah, ciri-ciri modern layout didalam gaya desain modern adalah minimalis atau simple, rasionalitas, dominan bentuk-bentuk geometris yaitu bentuk yang memiliki kedua sisi yang sama persis, atau presisi dan tidak ada unsur ornamen atau hiasan yang tidak penting. Sedangkan identitas perusahaan ditempatkan di bawah, tagline dan headline ditempatkan diatas, tujuannya adalah untuk memudahkan khalayak sasaran untuk menangkap informasi yang disampaikan. Komposisinya pun disesuaikan dengan lokasi penempatan media itu sendiri.
III.2.3. Tipografi
Jenis tipografi yang digunakan adalah jenis huruf yang telah disesuaikan dengan kebutuhan dan kesukaan jenis tipografi target audiens yang dipilih. Huruf-huruf yang digunakan baik pada tagline, headline text maupun bodytext tetap mengutamakan unsur keterbacaan, agar informasi yang disampaikan dapat diterima dengan jelas. Alternatif huruf yang digunakan adalah sebagai berikut :
Tagline, headline text :
Jathilan
A B C D E F G H I J K L M N O P Q R S T U V W X Y Z a b c d e f g h I j k l m n o p g r s t u v w x y z
1 2 3 4 5 6 7 8 9 0
Alpaca Scarlett Demo
A B C D E F G H I J K L M N O P Q R S T U V W X Y Z a b c d e f g h I j k l m n o p g r s t u v w x y z
(45)
Bodytext :
Helvetica57-Condensed
A B C D E F G H I J K L M N O P Q R S T U V W X Y Z a b c d e f g h I j k l m n o p g r s t u v w x y z 1 2 3 4 5 6 7 8 9 0
III.2.4. Illustrasi
Ilustrasi yang digunakan dalam promosi ini menggunakan teknik illustrasi. Menampilkan gambar ilustrasi yang diambil dari motif batik yang diporoduksi oleh Dudik Batik yang menyerupai labirin. Illustrasi menggunakan makna konotatif, yaitu makna bukan sebenarnya, dengan tujuan untuk menginformasikan kepada target audiens bahwa Dudik Batik mampu memproduksi motif batik apa saja dan sesulit apapun motifnya, yang disesuaikan dengan tagline yang diambil yaitu “sesulit apapun motif
yang anda inginkan, Dudik Batik bisa!”. Background yang digunakan juga
memakai salah satu motif batik dari Dudik Batik yang diilustrasikan dan dirubah warnanya menjadi warna pastel.
Konsep dari visualisasi perancangan promosi ini adalah ingin menampilkan bahwa Dudik Batik mampu memproduksi berbagai macam motif dan warna batik. Dengan paduan warna yang terkesan elegan dan enak dilihat. Ini dimaksudkan agar citra modern dan tujuan yang ingin disampaikan dapat terlihat dari visual promosi yang ditampilkan sehingga pesan yang disampaikan lebih informatif.
(46)
Gambar III. 16 Motif Batik Yang Dipakai Untuk Ilustrasi Labirin Sumber: dokumentasi pribadi
Gambar III. 17 Motif Batik Yang Dipakai Untuk Background Sumber: dokumentasi pribadi
(47)
III.2.5. Warna
Warna juga menjadi bentuk komunikasi non verbal yang bisa mengungkapkan pesan secara instan dan lebih bermakna yang sering digunakan. Warna merupakan elemen grafik yang sangat kuat dan provokatif. Multimedia yang dirancang sesuai dengan warna yang disukai pasar akan memberikan keunggulan bersaing dalam periklanan. Pada background memakai warna yang pastel, bertujuan untuk menginformasikan bahwa Dudik Batik dapat memproduksi warna apa saja, karena pada dasarnya, biasanya batik menggunakan warna-warna yang cerah dan sangat jarang sekali batik dengan warna yang pastel, maka disinilah keunggulan dari Dudik Batik yang dapat memproduksi warna batik apa saja ditonjolkan.
Hitam :
(48)
Alasan : Warna ini mewakilkan kekuatan, dan elegan, yang mewakilkan golongan kelas atas.
Merah :
R 255 G 0 B 0 | C 0% M 99% Y 100% K 0%
Alasan : Merah adalah warna yang paling sering menarik perhatian. Warna merah mampu memperkuat motivasi, didalam desain kita bisa menggunakan warna merah sebagai aksen karena sifatnya yang kuat.
(49)
BAB IV
TEKNIS PRODUKSI MEDIA
IV.1. Teknis Media
Teknis pembuatan media utama dan media pendukung pada perangcangan promosi Dudik Batik melalui beberapa tahap proses, seperti berikut :
1. Tahap sketsa awal
Sketsa awal adalah proses pencarian bentuk awal dari visual ilustrasi pada promosi ini. Memilih bentuk gambar dari beberapa referensi, dan memasukkan kata-kata untuk memperjelas penyampaian pesan juga pemilihan tata letak.
2. Tahap pengerjaan
Setelah mendapatkan sketsa awal, tahap selanjutnya adalah pengolahan secara digital. Disini penggambaran ilustrasi dengan menggunakan software Adobe Illustrator CS5 DAN Adobe Photoshop CS5.
3. Finishing
Setelah mendapatkan tampilan media yang diharapkan, tahap selanjutnya yang dilakukan adalah proses mencetak sesuai dengan ukuran yang dibutuhkan.
IV.1.1. Media Utama
Poster digital dipilih sebagai media utama karena memiliki konsep untuk menggantikan poster cetak agar lebih efisien. Poster digital yang dipakai adalah poster digital diam dengan kualitas yang mendukung system operasi stabil. Poster digital disini diposisikan sebagai media utama dalam promosi karena merupakan salah satu media yang sering dilihat oleh masyarakat umum dan diharapkan akan lebih menarik perhatian masyarakat untuk melihatnya. Dengan konsep makna konotatif
(50)
yaitu makna bukan sebenarnya, poster digital diam dipilih karena warna lebih tajam dan tulisan lebih terlihat jelas.
Gambar IV. 18 Poster Digital Sumber: dokumentasi pribadi
Ukuran : 68 cm x 120 cm
(51)
Gambar IV. 19 Pengaplikasian Poster Digital di Stasiun Kereta Api Sumber: dokumentasi pribadi
Gambar IV. 20 Pengaplikasian Poster Digital di Bandar Udara Sumber: dokumentasi pribadi
IV.1.2. Media Pendukung
Media pendukung digunakan untuk melengkapi komuikasi pada media utama, berikut adalah media pendukung yang dipakai untuk mempromosikan rumah usaha Dudik Batik.
(52)
1. Brosur
Fungsi media ini lebih kearah agar target audiens mengenal lebih jauh tentang rumah usaha Dudik Batik yang dipromosikan, juga bersifat informatif atau memberikan informasi yang perlu diketahui oleh target audiens seperti, denah lokasi, dan info tentang Dudik Batik.
Gambar IV. 21 Brosur Sumber: dokumentasi pribadi
Ukuran : 11 cm x 11 cm
Teknis : Cetak Offset
(53)
2. Flyer
Flyer merupakan media promosi yang praktis,dan juga menghemat biaya produksi, dalam penyebarannya pun sangat mudah untuk dilakukan.
Gambar IV. 22 Flyer Sumber: dokumentasi pribadi
Ukuran : 14,8 cm x 21 cm
Teknis : Cetak Offset
(54)
3. Iklan Majalah
Media ini sebagai media penyedia informasi tentang rumah usaha Dudik Batik yang dapat menjangkau target audiens yang memiliki kebiasaan untuk membaca majalah.
Gambar IV. 23 Iklan Majalah Sumber: dokumentasi pribadi
Gambar IV. 24 Pengaplikasian Iklan Majalah Sumber: dokumentasi pribadi
Ukuran : 14,8 cm x 21 cm
Teknis : Cetak Offset
(55)
4. X-Banner
Penggunaan media lebih bertujuan sebagai media promosi yang berfungsi menanamkan brand awareness (kesadaran akan sebuah merek dagang atau produk) serta informasi berupa alamat dan nomor telepon kepada setiap orang yang melihat.
Gambar IV. 25 X-Banner Sumber: dokumentasi pribadi
Ukuran : 60 cm x 160 cm
Teknis : Cetak Outdoor
(56)
5. Billboard
Billboard merupakan periklanan luar ruangan, dibuat untuk memperkenalkan merek.
Gambar IV. 26 Billboard Sumber: dokumentasi pribadi
Gambar IV. 27 Pengaplikasian Billboard Sumber: dokumentasi pribadi
Ukuran : 20 cm x 10 m
Teknis : Cetak Outdoor
(57)
6. Stiker
Stiker ini dibuat untuk promosi yang dapat dipakai oleh konsumen.
Gambar IV. 28 Stiker Sumber: dokumentasi pribadi
Ukuran : 13,5 cm x 14,5 cm
Teknis : Cetak Offset
(58)
7. Memo
Memo dibuat untuk promosi yang dapat dipakai oleh konsumen.
Gambar IV. 29 Memo Sumber: dokumentasi pribadi
Ukuran : 8,5 cm x 11 cm
Teknis : Cetak Offset
(59)
8. Papper Bag
Papper bag dibuat untuk mendukung promosi kepada masyarakat luar, karena nantinya konsumen yang membeli produk Dudik Batik akan diberikan papper bag ini, sehingga masyarakat luar akan melihatnya.
Gambar IV. 30 Papper Bag Sumber: dokumentasi pribadi
Ukuran : 26 cm x 32 cm x 10 cm
Teknis : Cetak Offset
(1)
3. Iklan Majalah
Media ini sebagai media penyedia informasi tentang rumah usaha Dudik Batik yang dapat menjangkau target audiens yang memiliki kebiasaan untuk membaca majalah.
Gambar IV. 23 Iklan Majalah Sumber: dokumentasi pribadi
Gambar IV. 24 Pengaplikasian Iklan Majalah Sumber: dokumentasi pribadi
(2)
4. X-Banner
Penggunaan media lebih bertujuan sebagai media promosi yang berfungsi menanamkan brand awareness (kesadaran akan sebuah merek dagang atau produk) serta informasi berupa alamat dan nomor telepon kepada setiap orang yang melihat.
Gambar IV. 25 X-Banner Sumber: dokumentasi pribadi
Ukuran : 60 cm x 160 cm
Teknis : Cetak Outdoor
(3)
5. Billboard
Billboard merupakan periklanan luar ruangan, dibuat untuk memperkenalkan merek.
Gambar IV. 26 Billboard Sumber: dokumentasi pribadi
Gambar IV. 27 Pengaplikasian Billboard Sumber: dokumentasi pribadi
Ukuran : 20 cm x 10 m
(4)
6. Stiker
Stiker ini dibuat untuk promosi yang dapat dipakai oleh konsumen.
Gambar IV. 28 Stiker Sumber: dokumentasi pribadi
Ukuran : 13,5 cm x 14,5 cm
Teknis : Cetak Offset
(5)
7. Memo
Memo dibuat untuk promosi yang dapat dipakai oleh konsumen.
Gambar IV. 29 Memo Sumber: dokumentasi pribadi
Ukuran : 8,5 cm x 11 cm
Teknis : Cetak Offset
(6)
8. Papper Bag
Papper bag dibuat untuk mendukung promosi kepada masyarakat luar, karena nantinya konsumen yang membeli produk Dudik Batik akan diberikan papper bag ini, sehingga masyarakat luar akan melihatnya.
Gambar IV. 30 Papper Bag Sumber: dokumentasi pribadi
Ukuran : 26 cm x 32 cm x 10 cm
Teknis : Cetak Offset