Sri Wulandari, 2012 Pelatihan Tari Bagi Anak Anak Sekolah Dasar Di Sanggar Dede Nono Rukmana Kabupaten Kuningan
Universitas Pendidikan Indonesia
|
repository.upi.edu
1. Teknik Pengumpulan Data
“Teknik pengumpulan data merupakan langkah yang paling strategis dalam penelitian karena tujuan utama penelitian adalah mendapatkan
data”. Sugiyono dalam Prastowo, 2011:34. Teknik pengumpulan data dibagi ke dalam dua kelompok. Pertama, teknik pengumpulan data kuantitatif.
Kedua, teknik pengumpulan data kualitatif. Sebagaimana yang dijelaskan lebih lanjut oleh Arikunto dalam prastowo 2011:35, bahwa:
Dalam penelitian kuantitatif, teknik pengumpulan datanya meliputi angket, wawancara atau interview, pengamatan, ujian atau tes,
dokumentasi, dan lain sebagainya. Sementara itu, instrumen pengumpulan datanya meliputi angket, daftar cocok, pedoman wawancara, lembar
pengamatan atau panduan pengamatan, soal tes, inventory, skala, dan lain sebagainya. Sedangkan, dalam penelitian kualitatif, teknik pengumpulan
data utama terdiri atas tiga teknik, yaitu pengamatan partisipan, wawancara mendalam, dan dokumentasi. Teknik pengumpulan data
lainnya yang digunakan untuk mempertinggi derajat kepercayaan data antara lain adalah teknik triangulasi, catatan lapangan, focus group,
penelitian historis dan sejarah hidup life histories and narrative inquiry, analisis sejarah, dan lain sebagainya.
Adapun teknik pengumpulan data yang digunakan peneliti adalah teknik pengumpulan data secara kualitatif, yang meliputi teknik pengumpulan
data utama yakni observasi, wawancara mendalam, studi dokumentasi, dan studi pustaka.
Pengumpulan data dapat dilakukan dalam berbagai setting, berbagai sumber, dan berbagai cara. Bila dilihat dari settingnya, data dapat
dikumpulkan pada seting alamiah, pada laboratorium dengan metode eksperimen, berbagai responden, pada suatu seminar, diskusi dan lain-lain.
Sedangkan apabila dilihat dari segi cara atau teknik pengumpulan data, maka teknik pengumpulan data dapat dilakukan dengan interview wawancara,
kuesioner angket, observasi pengamatan, dan gabungan ketigannya.
Sri Wulandari, 2012 Pelatihan Tari Bagi Anak Anak Sekolah Dasar Di Sanggar Dede Nono Rukmana Kabupaten Kuningan
Universitas Pendidikan Indonesia
|
repository.upi.edu
Sugiyono, 2010:193
.
Teknik-teknik pengumpulan data pada penelitian ini akan dijelaskan secara rinci berikut ini:
a. Observasi
Observasi adalah teknik pungumpulan data yang dilakukan dengan cara terjun ke tempat penelitian, yakni dengan mengamati peristiwa yang
terjadi. Sebagaimana yang dijelaskan bahwa observasi
adalah “pengamatan dengan menggunakan indera penglihatan yang berarti tidak
mengajukan pertanyaan- pertanyaan”. Soehartono, 1999:69. Adapun
keuntungan melakukan observasi seperti yang dijelaskan Soehartono
1999:69 adalah sebagai berikut:
1. Data yang diperoleh adalah data yang segar dalam arti data yang
dikumpulkan diperoleh dari subjek pada saat terjadinya tingkah laku.
2. Keabsahan alat ukur dapat diketahui secara langsung. Tingkah laku
yang diharapkan mungkin akan muncul atau mungkin juga tidak muncul. Karena tingkah laku dapat dilihat, maka kita dapat segera
mengatakan bahwa yang diukur memang sesuatu yang dimaksudkan untuk diukur.
Observasi dalam penelitian ini dilakukan dengan mengamati aktivitas pelatihan tari anak usia dini pada Sanggar Dede Nono Rukmana di
Kabupaten Kuningan. b.
Wawancara Wawancara adalah pengumpulan data dengan mengajukan
pertanyaan secara langsung oleh pewawancara kepada responden, dan jawaban-
jawaban responden dicatat atau direkam dengan alat perekam”. Soehartono, 1999:67-68. Keuntungan wawancara seperti
yang
disebutkan Soehartono 1999:68 adalah:
Sri Wulandari, 2012 Pelatihan Tari Bagi Anak Anak Sekolah Dasar Di Sanggar Dede Nono Rukmana Kabupaten Kuningan
Universitas Pendidikan Indonesia
|
repository.upi.edu
1. Wawancara dapat digunakan pada responden yang tidak bisa
membaca dan menulis. 2.
Jika ada pertanyaan yang belum dipahami, pewawancara dapat segera menjelaskannya.
3. Wawancara dapat mengecek kebenaran jawaban responden dengan
mengajukan pertanyaan pembanding, atau dengan melihat wajah atau gerak-gerik responden.
Lebih lanjut dijelaskan mengenai wawancara mendalam oleh Danim 2002:130, yakni:
Pada penelitian kualitatif, wawancara mendalam dapat dilakukan dengan dua cara. Pertama, wawancara sebagai strategi utama dalam
mengumpulkan data. Pada konteks ini, catatan data lapangan yang diperoleh berupa transkrip wawancara. Kedua, wawancara sebagai strategi
penunjang teknik lain dalam mengumpulkan data, seperti observasi partisipan, analisis dokumen, dan fotografi.
Wawancara dilakukan kepada informan atau narasumber antara lain Dede Nono Rukmana, selaku pemilik sanggar.
c. Studi Dokumentasi
Studi dokumentasi merupakan teknik pengumpulan data yang tidak langsung ditujukan kepada subjek penelitian. Dokumen yang diteliti dapat
berupa berbagai macam, tidak hanya dokumen resmi”. Soehartono, 1999:70. Teknik pengumpulan data ini dilakukan dengan cara
menyimpan dokumen berupa gambar foto, maupun video yang berupa suara dan gerak tingkah laku manusia yang terekam dalam video camera.
Pendokumentasian dilakukan di Sanggar Dede Nono Rukmana dengan menggunakan alat perekam suara tape recorder, alat perekam gambar
dan suara video camera. Hal ini dijadikan untuk memperkuat hasil penelitian.
Sri Wulandari, 2012 Pelatihan Tari Bagi Anak Anak Sekolah Dasar Di Sanggar Dede Nono Rukmana Kabupaten Kuningan
Universitas Pendidikan Indonesia
|
repository.upi.edu
d.
Studi Pustaka Teknik pengumpulan data ini dilakukan dengan menggali dan
mengkaji berbagai dokumen, baik itu buku, jurnal, artikel, majalah, internet dan sebagainya. Teknik pengumpulan data dengan studi pustaka
bertujuan untuk memperkaya data penelitian dengan menggali sumber- sumber tertulis.
2. Instrumen Penelitian