KREATIVITAS BELAJAR MENGGUNAKAN MODEL GROUP INVESTIGATION DALAM PEMBELAJARAN SEJARAH SISWA KELAS X IIS 4 DI SMA NEGERI 9 BANDAR LAMPUNG TAHUN PELAJARAN 2014/2015

(1)

ABSTRAK

KREATIVITAS BELAJAR MENGGUNAKAN MODEL GROUP

INVESTIGATION DALAM PEMBELAJARAN SEJARAH SIWA KELAS X IIS 4 DI SMA NEGERI 9 BANDAR LAMPUNG

TAHUN PELAJARAN 2014/2015 Oleh:

ARDYANSYAH

Kreativitas merupakan suatu tuntutan pendidikan yang sangat penting pada saat ini. Kreativitas mempunyai ciri aptitude dan non-aptitude. Model pembelajaran yang digunakan dalam penelitian adalah group investigation. Sekolah yang menjadi tempat untuk melakukan penelitian adalah SMA Negeri 9 Bandar Lampung.

Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah seberapa besar capaian kreativitas non-aptitude yang diperoleh menggunakan model group investigation dalam pembelajaran sejarah siswa kelas X IIS 4 di SMA Negeri 9 Bandar Lampung tahun pelajaran 2014/2015? Tujuan penelitian yang ingin dicapai adalah untuk mengetahui seberapa besar capaian kreativitas non-aptitude menggunakan model group investigation dalam pembelajaran sejarah siswa kelas X IIS 4 di SMA Negeri 9 Bandar Lampung tahun pelajaran 2014/2015. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode eksperimen. Teknik pengumpulan datanya observasi. Teknik analisis datanya menggunakan analisis data statistik deskriptif.

Hasil penelitian memperlihatkan bahwa, secara keseluruhan terlihat kreativitas non-aptitude siswa pada pertemuan pertama keseluruhan indikator yang diamati sebesar 122 prilaku dari 28 siswa atau 43,6% dan pada pertemuan kedua keseluruhan indikator mengalami perubahan menjadi 154 perilaku dari 28 siswa atau 59,2%, dan pada pertemuan ke tiga tiap-tiap indikator juga mengalami perubahan yaitu ada 175 perilaku dari 28 siswa atau 62,5%. Penelitian ini menyimpulkan bahwa kreativitas non-aptitude siswa kelas X IIS 4 mengalami peningkatan yang signifikan, hal itu dapat dibuktikan dari data yang diperoleh.


(2)

KREATIVITAS BELAJAR MENGGUNAKAN MODEL GROUP INVESTIGATION DALAM PEMBELAJARAN SEJARAH

SISWA KELAS X IIS 4 DI SMA NEGERI 9 BANDAR LAMPUNG TAHUN PELAJARAN 2014/2015

OLEH ARDYANSYAH

Skripsi

Sebagai Salah Satu Syarat Guna Mencapai Gelar SARJANA PENDIDIKAN

Pada

Program Studi Pendidikan Sejarah Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial

FAKULTAS KEGURUAN DAN LMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS LAMPUNG

BANDAR LAMPUNG 2015


(3)

KREATIVITAS BELAJAR MENGGUNAKAN MODEL GROUP INVESTIGATION DALAM PEMBELAJARAN SEJARAH

SISWA KELAS X IIS 4 DI SMA NEGERI 9 BANDAR LAMPUNG TAHUN PELAJARAN 2014/2015

(Skripsi)

Oleh ARDYANSYAH

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS LAMPUNG

BANDAR LAMPUNG 2015


(4)

DAFTAR ISI

Halaman HALAMAN JUDUL

ABSTRAK

HALAMAN PERSETUJUAN HALAMAN PENGESAHAN HALAMAN PERNYATAAN RIWAYAT HIDUP

PERSEMBAHAN MOTO

SANWACANA DAFTAR ISI DAFTAR TABEL

I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Analisis Masalah ... 4

1. Identifikasi Masalah ... 4

2. Pembatasan Masalah ... 4

3. Rumusan Masalah ... 4

C. Tujuan, Kegunaan dan Ruang Lingkup Penelitian ... 5

1. Tujuan Penelitian ... 5

2. Kegunaan Penelitian... 5

3. Ruang Lingkup Penelitian ... 5

II.TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Pustaka ... 7

1. Konsep Belajar ... 7

2. Konsep Pembelajaran ... 8

3. Konsep Group Investigation ... 10

4. Konsep Pembelajaran Sejarah ... 11


(5)

B. Kerangka Pikir ... 17

C. Paradigma ... 18

III.METODOLOGI PENELITIAN A. Metodologi Penelitian ... 19

1. Metode yang Digunakan ... 19

B. Variabel Penelitian dan Operasional Variabel ... 20

1. Variabel Penelitian ... 20

2. Devinisi Operasional Variabel ... 21

C. Populasi dan Sampel ... 23

1. Populasi ... 23

2. Sampel ... 23

D. Teknik Pengumpulan Data ... 24

1. Observasi ... 24

2. Dokumentasi ... 28

E. Teknik analisis Data ... 29

IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian ... 30

1. Gambaran Umum Lokasi penelitian ... 30

a. Profil SMA Negeri 9 Bandar Lampung... 30

b. Tenaga Pendidik ... 32

c. Keadaan Siswa... 36

d. Sarana dan Prasarana ... 38

2. Deskripsi kegiatan Penelitian ... 39

a. Pertemuan ke I ... 41

1.Observasi ... 44

b. Pertemuan ke II... 46

1.Observasi ... 49

c. Pertemuan ke III ... 52

1.Observasi ... 54

d. Deskripsi Data Hasil Pengamatan ... 57

B. Pembahasan ... 63

V.KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan ... 68

B. Saran ... 68

DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN


(6)

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran Halaman

1. Surat Penelitian Pendahuluan ... 73

2. Surat Izin Penelitian ... 74

3. Surat Komisi Pembimbing ... 75

4. Surat Rencana Judul Penelitian ... 76

5. Surat Kolaborasi ... 77

6. Surat Balasan Izin Penelitian ... 78

7. Surat Keterangan ... 79

8. Lembar Observasi kosong ... 80

9. Data Observasi ... 86

10.Data Hasil Observasi ... 91

11.Foto-foto Penelitian ... 94

12.Denah Observasi Kelompok Pertemuan 1 ... 95

13.Denah Observasi Kelompok Pertemuan 2 ... 96

14.Denah Observasi Kelompok Pertemuan 3 ... 97


(7)

DAFTAR TABEL DAN DIAGRAM

Tabel Halaman

Tabel 3.1. Jumlah Siswa X IIS 4 di SMAN 9 Bandar Lampung... 23

Tabel 3.2. Kriteria Penilaian Lembar Observasi ... 25

Tabel 3.3. Contoh Format Checklist Sederhana ... 25

Tabel 3.4. Lembar Observasi Kreativitas non-aptitude Siswa ... 26

Tabel 4.1. Tenaga Pendidik di SMAN 9 Bandar Lampung ... 32

Tabel 4.2. Keadaan Guru Menurut Klasifikasi Ijazah ... 35

Tabel 4.3. Pendidik Honorer di SMAN 9 Bandar Lampung ... 36

Tabel 4.4. Keadaan Siswa di SMAN 9 Bandar Lampung ... 37

Tabel 4.5. Daftar Ruangan di SMAN 9 Bandar Lampung ... 38

Tabel 4.6. Indikator Kreativitas non-aptitude ... 40

Tabel 4.7. Data Kreativitas non-aptitude siswa pertemuan ke I... 57

Tabel 4.8. Data Kreativitas non-aptitude siswa pertemuan ke II ... 58

Tabel 4.9. Data Kreativitas non-aptitude siswa pertemuan ke III ... 59

Tabel 4.10. Rekapitulasi Data Kreativitas non-aptitude pertemuan I,II,dan III ... 60

Diagram 1. Persentase kreativitas non-aptitude siswa pada tiap indikator dalam tiap pertemuan ... 61

Diagram 2. Frekuensi kreativitas non-aptitude siswa pada tiap pertemuan dalam tiap indikator... 62


(8)

(9)

(10)

(11)

MOTO

” Raihlah ilmu, dan untuk meraih ilmu belajarlah untuk tenang

dan sabar

.


(12)

PERSEMBAHAN

Kupersembahkan karya kecilku ini dengan sepenuh hati

kepada:

1.

Kedua orang tuaku, bapak dan mamak yang selama

ini selalu mencurahkan kasih sayang dan dukungan

untukku.


(13)

RIWAYAT HIDUP

Penulis dilahirkan di Triyoso pada tanggal 18 Juli 1992, anak ke dua dari Bapak Alex Lubis dan Ibu Marsih. Penulis bertempat tinggal di Desa Karang Kemiri Kecamatan Belitang 1 Kabupaten OKU Timur Provisi Sumatera Selatan.

Pendidikan Sekolah Dasar Negeri 1 Karang Kemiri diselesaikan pada tahun 2004, Sekolah Menengah Pertama Negeri 1 Belitang diselesaikan pada tahun 2007, Sekolah Menengah Atas Negeri 1 Belitang diselesaikan pada tahun 2010.

Pada tahun 2010, penulis terdaftar sebagai mahasiswa Program Studi Pendidikan Sejarah, Jurusan Ilmu Pengetahuan Sosial, Fakultas Keguruan dan Ilmu

Pendidikan Universitas Lampung melalui Seleksi Nasional Masuk Perguruan Tinggi Negeri (SNMPTN).

Pada tahun 2013, penulis melaksanakan KKN dan PPL di Margasari, kecamatan Gunung Terang, kabupaten Tulang Bawang Barat. KKN dilaksanakan di

Margasari. PPL dilaksanakan di SMP Negeri 2 Gunung Terang. Pada tahun 2014, penulis melaksanakan KKL ke Pulau Jawa dan mengunjungi beberapa objek wisata sejarah.


(14)

SANWACANA

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang selalu melimpahkan karunia, rahmat serta hidayah-NYA dalam penulisan skripsi ini. Skripsi ini merupakan salah satu syarat guna memperoleh gelar Sarjana Pendidikan pada Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung.

Dalam menyelesaikan penulisan skripsi ini, banyak sekali hambatan yang ditemui,

namun penulis selalu berdo’a dan terus berusaha sekuat tenaga agar dapat

menyelesaikan skripsi ini. Hal ini tidak terlepas dari bantuan, bimbingan dan petunjuk dari berbagai pihak.

Pada kesempatan ini penulis menyampaikan ucapan terimakasih yang sebesar-besarnya kepada:

1. Bapak Dr. Bujang Rahman, M.Si., Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung.

2. Bapak Dr. Abdurrahman, M.Si., Wakil Dekan I Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung.

3. Bapak Drs. Buchori Asyik, M.Si., Wakil Dekan II Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung.

4. Bapak Dr. Muhammad Fuad, M.Hum., Wakil Dekan III Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung.


(15)

5. Bapak Drs. Zulkarnain, M.Si., Ketua Jurusan Pendidikan IPS Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung.

6. Bapak Drs. Maskun, M.H., Ketua Program Studi Pendidikan Sejarah Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung sekaligus sebagai penguji utama dalam skripsi ini.

7. Bapak Drs. Wakidi, M.Hum., Dosen Pembimbing Akademik sekaligus Dosen Pembimbing I dalam penulisan skripsi ini.

8. Bapak Drs. Syaiful M, M.Si., Dosen Pembimbing II dalam penulisan skripsi ini.

9. Bapak dan Ibu Dosen Pendidikan Sejarah Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung.

10.Teman-teman angkatan 2010, kakak tingkat dan adik tingkat terima kasih atas bantuan kalian semua.

11.Semua pihak yang telah membantu dalam penulisan skripsi ini.

Semoga bantuan yang telah diberikan mendapat balasan dari Allah SWT. Akhirnya penulis berharap semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi kita semua.

Bandar Lampung, 9 Februari 2015 Penulis,


(16)

1

I.PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Kreativitas merupakan suatu tuntutan pendidikan yang sangat penting pada saat ini. Kreativitas sendiri mempunyai dua ciri yaitu kreativitas aptitude dan non-aptitude.

Kreativitas akan menghasilkan berbagai inovasi dan perkembangan baru dalam suatu kehidupan, baik individu dan organisasi yang kreatif akan selalu dibutuhkan oleh lingkungannya karena mereka mampu memenuhi kebutuhan lingkungan yang terus berubah dan mampu untuk bertahan dalam kompetisi global yang dinamis dan ketat.

Guilford dalam Utami Munandar menyatakan “ciri-ciri aptitude dari kreativitas (berfikir kreatif) meliputi kelancaran, kelenturan (fleksibilitas), dan orisinalitas dalam berfikir, dan ciri-ciri ini dioperasionalisasikan dalam tes berfikir divergen. Hasil prestasi kreatif ikut ditentukan oleh ciri-ciri non-aptitude(afektif)” (Utami Munandar,

2009:11). Ciri-ciri yang menyangkut sikap dan perasaan seseorang disebut ciri-ciri afektif dari kreatifitas (Utami Munandar, 1992:51).

Dalam kamus pendidikan, pengertian pendidikan dapat diartikan sebagai berikut:

“Kumpulan dari semua proses yang memungkinkan seseorang untuk

mengembangkan kemampuan dan sikap-sikap serta bentuk-bentuk tingkah laku yang


(17)

2

Selanjutnya disebutkan bahwa “Proses sosial dimana orang dihadapkan pada

pengaruh lingkungan terpilih dan terkontrol (khusus di lingkungan sekolah) sehingga mereka dapat memperoleh kemampuan sosial dan perkembangan individu yang

optimal” (Tholib Kasan, 2005:3).

Pendapat di atas memperlihatkan bahwa sekolah merupakan suatu tempat dimana lingkungan sudah diatur untuk memperoleh kodisi atau iklim pendidikan yang kondusif yang sesuai dengan tujuan pendidikan. Setiap guru mata pelajaran mempunyai cara untuk meningkatkan kondisi belajar yang tinggi. Guru mengaplikasikan hasil dari mengikuti suatu pelatihan yang diselenggarakan oleh pemerintah yang bertujuan untuk meningkatkan kualitas guru. Saat ini banyak sekali model pembelajaran baru yang dapat mendukung proses pembelajaran di kelas, tentunya model itu mempunyai tatacara pelaksanaan yang berbeda antara satu dengan yang lain.

Salah satu dari model tersebut adalah group investigation, secara umum model ini mengorganisasi kelas dalam beberapa kelompok yang dibentuk sendiri oleh siswa dengan anggota 2-6 orang, tiap kelompok bebas memilih subtopik dari keseluruhan pokok bahasan yang akan diajarkan, dan kemudian menghasilkan laporan kelompok selanjutnya setiap kelompok mempresentasikan laporan ke seluruh kelas, untuk berbagi dan bertukar informasi (Tukiran Taniredja et al,

2009:74).

Menurut Shran & Sharan (1992) dalam Tukiran Taniredja “karakteristik unik

investigasi kelompok ada pada integrasi dari empat fitur dasar yaitu investigasi, interaksi, penafsiran, dan motivasi intrinsik” (Tukiran Taniredja et al, 2009:75).


(18)

3

yang mereka perlukan. Penyelidikan mereka mendatangkan motivasi kuat lain yang muncul dari interaksi meraka dengan orang lain” (Tukiran Taniredja, 2009:148-149). Saat proses penelitian dilakukan, kurikulum 2013 digunakan di SMA Negeri 9 Bandar Lampung yang diterapkan pada kelas X dan kelas XI. Kurikulum ini diarahkan pada kemandirian siswa, serta kreativitas siswa yang benar-benar dipupuk agar siswa dapat berkembang, juga kejujuran, keberanian dalam mengungkapkan apa yang dialami siswa juga dirangsang, kurikulum ini di cipta untuk menjawab kebutuhan global yang sekarang mengarah pada kreativitas dan kejujuran.

Sekolah yang menjadi tempat untuk dilakukan penelitian ini adalah SMA Negeri 9 Bandar Lampung. SMA tersebut terpilih dengan alasan atau pertimbangan karena secara umum siswa-siswinya mempunyai potensi yang bagus. SMAN 9 kelas X menggunakan kurikulum 2013 dan kelas XI, XII menggunakan KTSP. Proses pembelajaran di SMAN 9 memakai Sistem Kredit Semester (SKS), jadi siswa tiap semesternya mengambil beberapa SKS yang harus ditempuh, apabila dalam proses akhir nilai siswa dinyatakan tidak memenuhi standar, maka di akhir Proses Belajar Mengajar (PBM) siswa harus mengambil remedial yang berguna untuk memperbaiki nilainya. Proses pembelajaran yang ada di kelas-kelas hampir tidak ada lagi metode ceramah yang dilakukan oleh guru, jadi siswa belajar dengan kelompok diskusi, sementara guru hanya bertindak sebagai pengontrol kelas. Melihat kondisi pembelajaran di SMAN 9 diharapkan bisa menjadi subjek penelitian yang memenuhi harapan peneliti.


(19)

4

Model group investigation yang digunakan paa saat pembelajaran akan memunculkan kreativitas siswa, baik kreativitas aptitude (berfikir kreatif) dan kreativitas non-aptitude (afektif). Peneliti memilih Pembelajaran Sejarah karena pembelajaran ini dipandang mampu menimbulkan suatu bahasan masalah menarik yang dapat meningkatkan dialog kelompok.

B. Analisis Masalah 1. Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan di atas, maka identifikasi masalah dalam penelitian ini adalah:

1. Model group investigation memunculkan kreativitas aptitude siswa pada Pembelajaran Sejarah.

2. Model group investigation memunculkan kreativitas non-aptitude siswa pada Pembelajaran Sejarah.

2. Pembatasan Masalah

Berdasarkan masalah-masalah yang telah diuraikan dalam identifikasi masalah diatas, maka masalah dalam penelitian ini dibatasi untuk melihat kreativitas non-aptitude

menggunakan model group investigation dalam pembelajaran sejarah siswa kelas X IIS 4 di SMA Negeri 9 Bandar Lampung tahun pelajaran 2014/2015.

3. Rumusan Masalah

Berdasarkan pembatasan masalah, maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah seberapa besar capaian kreativitas non-aptitude yang diperoleh menggunakan model


(20)

5

group investigation dalam pembelajaran sejarah siswa kelas X IIS 4 di SMA Negeri 9 Bandar Lampung tahun pelajaran 2014/2015?

C. Tujuan, Kegunaan dan Ruang Lingkup Penelitian 1. Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah diatas, maka tujuan penelitian yang ingin dicapai penulis adalah untuk mengetahui seberapa besar capaian kreativitas non-aptitude

yang diperoleh menggunakan model group investigation dalam pembelajaran sejarah siswa kelas X IIS 4 di SMA Negeri 9 Bandar Lampung tahun pelajaran 2014/2015.

2. Kegunaan Penelitian

Adapun kegunaan penelitian ini adalah:

Memberikan informasi kepada warga SMA Negeri 9 Bandar Lampung bahwa ketercapaian kreativitas non-aptitude siswa yang diperoleh menggunakan model

group investigation dalam pembelajaran sejarah siswa kelas X IIS 4 di SMA Negeri 9 Bandar Lampung tahun pelajaran 2014/2015. Menambah wawasan bagi para pembaca mengenai Pembelajaran Sejarah menggunakan model group investigation

serta aspek kreativitas non-aptitude siswa pada Pembelajaran Sejarah.

3. Ruang Lingkup Penelitian

Adapun yang menjadi ruang lingkup dalam penelitian ini adalah:

a. Ruang Lingkup Ilmu

Ruang lingkup ilmu dalam penelitian ini adalah ilmu pendidikan, khususnya pendidikan sejarah.


(21)

6

b. Ruang Lingkup Subjek

Subjek penelitian ini adalah siswa kelas X IIS 4 di SMA Negeri 9 Bandar Lampung tahun pelajaran 2014/2015.

c. Ruang Lingkup Objek

Objek penelitian ini adalah kreativitas non-aptitude siswa kelas X IIS 4 di SMA Negeri 9 Bandar Lampung.

d. Ruang Lingkup Wilayah

Penelitian ini dilakukan di SMA Negeri 9 Bandar Lampung.

e. Waktu Penelitian


(22)

7

REFERENSI

Munandar, Utami. 2009. Pengembangan Kreativitas Anak Berbakat. Rineka Cipta. Jakarta. Hlm. 11

Munandar, Utami.1992. Mengembangkan bakat dan kreativitas anak sekolah.

Gramedia. Jakarta. Hlm. 51

Tholib Kasan. 2005. Dasar-dasar Pendidikan. Studia Press. Jakarta Timur. Hlm. 2

Ibid. Hlm. 3

Tukiran Taniredja et al.2013. Model-model Pembelajaran Inovatif dan Efektif.

Alfabeta. Bandung. Hlm. 74

Ibid. Hlm. 75


(23)

7

II. TINJAUAN PUSTAKA

A. Tinjauan Pustaka

Dalam tinjauan pustaka ini akan diuraikan beberapa konsep yang dapat dijadikan landasan teori untuk melakukan penelitian yang benar, adapun tinjauan pustaka dalam penelitian ini meliputi:

1.Konsep Belajar

Belajar merupakan komponen ilmu pendidikan yang berkenaan dengan tujuan dan bahan acuan. Belajar juga selalu mengaitkan pemberi ilmu dan penerima ilmu, serta mengalami perubahan pada dua belah pihak.Arthur T. Jersild dalam Syaiful Sagala menyatakan bahwa belajar adalah

“modification of behavior through experience and training” yaitu perubahan atau membawa akibat perubahan tingkah laku dalam pendidikan karena pengalaman dan latihan atau karena mengalami latihan. Dalam mengalami itu anak belajar terus menerus antara anak didik dengan lingkungannya

secara sadar dan sengaja” (Syaiful Sagala, 2013:12).

Belajar menurut Morgan (1978) dalam Syaiful Sagala adalah “setiap perubahan

yang relatif menetap dalam tingkah laku yang terjadi sebagai suatu hasil dari

latihan atau pengalaman” (Syaiful Sagala, 2013:13).

Menurut Gage (1984) dalam buku yang dikutip Syaiful Sagala yaitu:

Belajar adalah sebagai suatu proses dimana suatu organisme berubah perilakunya sebagai akibat dari pengalaman. Sedangkan Hendry E. Garret


(24)

8

berpendapat bahwa belajar merupakan proses yang berlangsung dalam jangka waktu lama melalui latihan maupun pengalaman yang membawa kepada perubahan diri dan perubahan cara mereaksi terhadap suatu perangsang tertentu (Syaiful Sagala, 2013:13).

Belajar menurut B. F. Skiner (1958) dalam Syaiful Sagala adalah “suatu proses

adaptasi atau penyesuain tingkah laku yang berlangsung secara progresif” (Syaiful

Sagala, 2013:14).

Menurut Gagne dalam Dimyati dan Mudjiono ada tiga tahap dalam belajar yaitu (1) persiapan untuk belajar dengan melakukan tindakan mengarahkan perhatian, pengharapan, dan mendapatkan kembali informasi; (2) pemerolehan dan unjuk pembuatan (berformasi) digunakan untuk persepsi selektif, sandi sematik, pembangkitan kembali, respon, dan penguatan; (3) alih belajar yaitu pengisyaratan untuk membangkitkan dan memperlakukan secara umum (Dimyati dan Mudjiono,1999:12).

Menurut Thorndike dalam Asri Budiningsih “belajar adalah proses interaksi

antara stimulus dan respon. Stimulus yaitu apa saja yang dapat merangsang

terjadinya kegiatan belajar” (Asri Budiningsih,2005:23).

Berdasarkan pengertian para ahli dapat di artikan bahwa belajar adalah suatu proses panjang yang mempengaruhi perilaku manusia, belajar juga bisa disebut mendapat cara baru dalam menjalani kehidupan sehari-hari.

2. Konsep Pembelajaran

Dalam lingkup sekolah proses pembelajaran selalu terjadi, baik di ruang kelas, di lapangan, di kantin, dan tempat-tempat yang memungkinkan untuk berinteraksi, maka disitulah terjadi suatu proses pembelajaran.

Konsep pembelajaran menurut Corey dalam Syaiful Sagala adalah “suatu proses

dimana lingkungan seseorang secara disengaja dikelola untuk memungkinkan ia turut serta dalam tingkah laku tertentu dalam kondisi-kondisi khusus atau


(25)

9

menghasilkan respon terhadap situasi tertentu, pembelajaran merupakan subset

dari pendidikan” (Syaiful Sagala, 2013:61).

“Metode pembelajaran didefinisikan sebagai cara yang digunakan guru, yang

dalam menjalankan fungsinya merupakan alat untuk mencapai tujuan pembelajaran, lebih bersifat prosedural yaitu berisi tahapan yang ingin dicapai, sedangkan teknik adalah cara yang digunakan bersifat implementatif”(Hamzah B. Uno, 2009:2).

Menurut Gerlach dan Ely yang dikutip oleh Hamzah B. Uno “Teknik

pembelajaran seringkali disamakan artinya dengan metode pembelajaran.Teknik atau strategi adalah jalan, alat, atau media yang digunakan oleh guru untuk mengarahkan kegiatan peserta didik kearah tujuan yang ingin dicapai”(Hamzah B. Uno, 2009:2).

Menurut Joyce &Weil berpendapat bahwa “model pembelajaran adalah suatu

rencana atau pola yang digunakan untuk membentuk kurikulum (rencana pembelajaran jangka panjang), merancang bahan ajar dan membimbing pengajaran di kelasatau yang lain” (Rusman, 2012:133).

UUSPN No. 20 tahun 2003 menyatakan pendidikan adalah proses interaksi peserta didik dengan pendidik dan sumber belajar pada suatu lingkungan belajar.

“Pembelajaran sebagai proses belajar yang dibangun oleh guru untuk

mengembangkan kreativitas berfikir yang dapat meningkatkan kemampuan berpikir siswa, serta dapat meningkatkan kemampuan mengkonstruksi pengetahuan baru sebagai upaya meningkatkan penguasaan yang baik terhadap materi pembelajaran (Syaiful Sagala, 2013:62).


(26)

10

Berdasarkan paparan diatas, dapat simpulkan bahwa pembelajaran adalah suatu proses belajar. Pembelajaran lebih diprinci dengan adanya guru atau orang yang dituakan dan menjadi sumber ilmu, serta di lingkungan yang sudah terbentuk.

3. KonsepGroup Investigation

Guru sampai saat ini masih menjadi suatu bagian yang penting dalam dunia pendidikan di Indonesia. Di sekolah guru harus lebih aktif mengembangkan cara belajar untuk mendorong siswa agar mudah menerima ilmu yang akan ditularkan,salah satunya dengan menggunakan model pembelajaran yang diantaranyagroup investigation.

Group investigation dikembangkan oleh Sholomo Sharan dan Yael Sharan di

universitas Tel Aviv, Israel. Secara umum group investigation adalah kelompok di bentuk oleh siswa itu sendiri dengan beranggotakan 2-6 orang, tiap kelompok bebas memilih subtopik dari keseluruhan pokok bahasan yang akan diajarkan, dan kemudian membuat atau menghasilkan laporan kelompok. Selanjutnya, setiap kelompok mempresentasikan atau memamerkan laporannya kepada seluruh, untuk berbagi dan saling tukar informasi temuan meraka (Tukiran Taniredjaet al,2009:74).

Menurut Sharan & sharan (1992) dalam Tukiran Taniredja “karakteristik unik

investigasi kelompok ada pada integrasi dari empat fitur dasar yaitu investigasi,

interaksi, penafsiran, dan motivasi intrinsik” (Tukiran Taniredjaet al,2009:75). Sharan (2009:149) dalam Tukiran Taniredja menyatakan bahwa keempat fitur investigasi kelompok tersebut dapat digabungkan ke dalam model enam tahap, yaitu:

Tahap 1: Kelas menentukan subtema dan menyusunnya dalam kelompok penelitian.

Tahap 2: Kelompok merencanakan penelitian mereka. Tahap 3: Kelompok melakukan penelitian.

Tahap 4: Kelompok merencanakan presentasi. Tahap 5: Kelompok melakukan presentasi.

Tahap 6: Guru dan siswa mengevaluasi proyek meraka. (Tukiran Taniredjaet al,2009:76-77).


(27)

11

Slavin (2008: 218) dalam Tukiran Taniredja menyebutkan bahwa dalam group investigation,para murid bekerja melalui enam tahap, yaitu:

Tahap 1: Mengidentifikasi Topik dan Mengatur Murid dalam kelompok. Tahap 2: Merencanakan tugas yang akan dipelajari.

Tahap 3: Melaksanakan investigasi. Tahap 4: Menyiapkan laporan akhir. Tahap 5: Mempresentasikan laporan akhir. Tahap 6: Evaluasi.

(Tukiran Taniredjaet al,2009:79-80).

Langkah-langkah group investigation menurtu Sharan (1992) dalam Tukiran Taniredja antara lain:

1. Guru membagi kelas dalam beberapa kelompok heterogen. 2. Guru menjelaskan maksud pembelajaran dan tuga kelompok.

3. Guru membagi ketua kelompok dan setiap kelompok mendapat tugas satu materi/tugas yang berbeda dari kelompok lain.

4. Masing-masing kelompok membahas materi yang sudah ada secara kooperatif yang bersifat penemuan.

5. Setelah selesai diskusi, juru bicara kelompok menyampaikan hasil pembahasan kelompok.

6. Guru memberi penjelasan singkat sekaligus memberi kesimpulan. 7. Evaluasi.

8. Penutup.

(Tukiran Taniredjaet al,2009:108).

Berdasarkan konsep model group investigation yang telah dipaparkan di atas, dapat diartikan bahwa metode ini merupakan metode yang menuntut kreativitas siswa di dalam kelompok dan memecahkan masalah.

4. Konsep Pembelajaran Sejarah

Pembelajaran sejarah sudah diajarkan di sekolah sejak kita SD sampai SMA, pelajaran sejarah sebenarnya memuat materi yang berguna untuk pembentukan karakter diri.


(28)

12

Mata pelajaran sejarah memiliki materi-materi untuk dipelajari yang pada hakekatnya materi-materi tersebut mengandung makna tersirat.Menurut Hamid Hasan, materi sejarah terdiri dari:

• Fakta (nama pelaku, tahun peristiwa, tempat, jalannya peristiwa)

• Kausalita antara satu kejadian dengan kejadian lainnya

• Kemampuan berfikir (kronologis, kritis, kreatif, aplikatif)

• Kepemimpinan dan inisiatif

• Nilai (kejujuran, kebenaran, kerja keras, risk taking, tanggung jawab)

• Sikap (menghargai prestasi/kemampuan, keberanian bertindak, disiplin, cinta tanah air dan bangsa, berani berkorban)

(Hamid Hasan, 2012: 8)

Materi dalam mata pelajaran sejarah merupakan media yang mempunyai potensi yang digunakan untuk menanamkan berbagai rasa kepada siswa, seperti rasa tanggung jawab, disiplin, menghargai, cinta tanah air, nasionalisme, dan masih banyak lagi.

Potensi untuk menamkan rasa kepada siswa tersebut juga diperkuat oleh Hamid Hasan sebagai berikut:

• Mengembangkan kemampuan berfikir kritis

• Mengembangkan rasa ingin tahu

• Mengembangkan kemampuan berfikir kreatif

• Mengembangkan sikap kepahlawanan dan kepemimpinan

• Membangun dan mengembangkan semangat kebangsaan

• Mengembangkan kepedulian sosial

• Mengembangkan kemampuan berkomunikasi

• Mengembangkan kemampuan mencari, mengolah, mengemas dan mengkomunikasikan informasi

(Hamid Hasan, 2012: 63).

Berdasarkan penjelasan di atas dapat dipahami bahwa pembelajaran sejarah merupakan pembelajaran yang berguna untuk melihat fakta dan membentuk sifat dan karakter bangsa yang cinta akan sejarah tanah air. Dalam penelitian ini materi


(29)

13

yang gunakan pada proses pembelajaran sejarah disesuaikan dengan buku panduan yaitu menelusuri peradaban awal di Indonesia” dengan subtema “sebelum

mengenal tulisan, “Terbentuknya Kepulauan Indonesia”, subtema “Kegiatan Penelitian Manusia Purba”.

5. Konsep Kreativitas dalam Pembelajaran

Kreativitas seperti yang sudah diutarakan di bagian pendahuluan merupakan suatu yang penting dalam kehidupan saat ini. Kreativitas juga harus mulai dikembangkan atau dipupuk dari bangku sekolah, agar siswanya mempunyai bekal untuk mengatasi kehidupan global kelak tetapi saat ini masih ada kendala dalam pengembangan kreativitas.

Sebab utama dari kurangnya perhatian dunia pendidikan dan psikologi terhadap kreativitas terletak pada kesulitan merumuskan konsep kreativitas itu sendiri. Sekarang hamper setiap orang, mulai dari orang awam, pemimpin lembaga kependidikan, manajer perusahaan sampai dengan pejabat pemerintah, berbicara tentang pentingnya kreativitas dikembangkan di sekolah,dituntut dalam pekerjaan, dan diperlukan untuk pembangunan, tetapi apakah yang mereka maksud dengan kreativitas itu ? Harus diakui bahwa memang sukar untuk menentukan satu definisi yang operasional dari kreativitas, karena kreativitas merupakan konsep yang majemuk dan multi-dimensional (Utami Munandar,2009:8).

Terlepas dari kendala yang ada dalam merumuskan kreativitas peneliti mencoba menggunakan buku yang dikarang oleh Prof. Dr Utami Munanadar untuk memaparkan pengertian dari kreativitas itu sendiri. Lefrancois (1996:187) dalam Suryosubrto mendefinisikan kreativitas,

Kreativitas merupakan bagian dari unsur-unsur asosiatif dalam kombinasi baru yang memenuhi syarat-syarat tertentu atau dengan beberapa cara yang berguna.


(30)

14

Makin jauh timbal balik unsur-unsur kombinasi baru, makin kreatif proses pemecahan masalah itu ( Suryosubrto, 2009:192).

Guilford (1986) dalam Suryosubrto menyatakan bahwa “pemecahan masalah dan

kreativitas susah dibedakan karena keduanya menuntut hasil yang baru. Semua pemecahan masalah melibatkan aspek kreatif, tetapi semua pemikiran kreatif

tidaklah mesti termasuk pemecahan masalah” (Suryosubrto, 2009:193).

Muhammad Amien (1983:120) yang dikutip oleh Suryosubrto menyatakan bahwa

“kreativitas diartikan sebagai pola berpikir atau ide yang timbul secara sepontan

dan imajinatif, yang mencirikan hasil yang artistik, penemuan ilmiah, dan

menciptakan secara mekanik” (Suryosubrto, 2009:220).

Menurut Haefele (1962) yang dikutip oleh Utami Munandar “kreativitas dalah

kemampuan untuk membuat kombinasi-kombinasi baru yang mempunyai makna sosial” (Utami Munandar, 2009:21).

Guilford dalam Utami Munandar menyatakan “ciri-ciri aptitude dari kreativitas (berfikir kreatif) meliputi kelancaran, kelenturan (fleksibilitas), dan orisinalitas dalam berfikir, dan ciri-ciri ini dioperasionalisasikan dalam tes berfikir divergen. Hasil prestasi kreatif ikut ditentukan oleh ciri-ciri non-aptitude (afektif)” (Utami

Munandar, 2009:11). Ciri-ciri yang menyangkut sikap dan perasaan seseorang disebut ciri-ciri afektif dari kreatifitas (Utami Munandar, 1992:51).

Pengertian attitude dapat kita terjemahkan dengan sikap terhadap objek tertentu yang dapat berupa sikap pandangan atau sikap perasaan. Tetapi sikap tersebut disertai dengan kecenderungan untuk bertindak sesuai dengan sikap objek, jadi attitude bisa diterjemahkan dengan tepat sebagai


(31)

15

sikap dan kesediaan bereaksi terhadap suatu hal (Gurungan, 2004:162-163).

“Sikap sebagai suatu kesiapan mental atau emosional dalam beberapa jenis tindakan pada situasi yang tepat”(Djaali, 2008:43).

Allport seperti yang dikutip Djaali mengemukakan bahwa “sikap adalah suatu kesiapan mental dan syaraf yang tersusun melalui pengalaman dan memberikan pengaruh langsung kepada respon individu terhadap suatu objek atau situasi yang berhubungan dengan objek atau situasi tertentu”(Djaali, 2008:46).

Dari yang telah dipaparkan oleh para ahli di atas, dapat diartikan bahwa sikap adalah suatu respon terhaap pengaruh dari luar.

Utami Munandar (1985:88-89) berpendapat bahwa kreativitas dengan ciri non-aptitude(afektif) dengan definisi secara garis besar meliputi:

Ciri-ciri Afektif (non-aptitude) 1) Rasa ingin tahu

Definisi

• Selalu terdorong untuk mengevaluasi lebih banyak

• Selalu memperhatikan orang, obyek, dan situasi

Perilaku siswa

• Membaca buku untuk mencari gagasan

• Memperhatikan penjelasan guru

2) Bersifat imajinatif Definisi

• kemampuan memperagakan atau membayangkan hal-hal yang tidak/ belum pernah terjadi.

• Mengunakan khayalan, tetapi mengetahui perbedaan antara khayalan dan kenyataan.

Perilaku siswa


(32)

16

• Mengeluarkan gagasan saat diskusi kelompok

3) Merasa tertantang oleh kemajemukan Definisi

• Terdorong untuk mengatasi masalah yang sulit

• Merasa tertantang oleh situasi-situasi yang rumit

Perilaku siswa

• Mencari jawaban yang berbeda dari teman diskusi lainnya

• Membantu memeriksa jawaban teman

4) Sikap berani mengambil resiko Definisi

• Berani memberi jawaban meskipun belum tentu benar

• Tidak takut gagal atau mendapat kritik

• Tidak menjadi ragu-ragukarena ketidakjelasan

Perilaku siswa

• Mempresentasikan materi di depan kelas

• Mempertahankan gagasan walaupun mendapat kritik dari teman

5) Sifat menghargai Definisi

• Dapat menghargai bimbingan dan pengharapan dalam hidup

• Menghargai kemampuan dan bakat-bakat sendiri yang sedang berkembang.

Perilaku siswa

• Memberi/menjawab salam guru

• Menyalin ulang materi yang penting (Utami Munandar, 1992:88-93).

Berdasarkan beberapa konsep yang telah disampaikan di atas, maka kreativitas dapat diartikan sebagai respon yang dimiliki individu untuk kritis dan inovatif dalam menghadapi masalah dan sesuatu yang baru. Kreativitas yang akan diteliti yaitu kreativitasnon-aptitudeyang penjabarannya sesuai dengan yang di atas.


(33)

17

B. Kerangka Pikir

Suatu proses pembelajaran dilakukan dengan adanya orang dewasa sebagai pendidik dan siswa sebagai penerima suatu ilmu. Dalam proses tersebut perlulah digunakan suatu cara atau metode yang sesuai dengan situasi dan kondisi di lapangan. Pada penelitian ini, peneliti melihat capaian kreativitas non-aptitude

siswa yang diperoleh pada pembelajaran sejarah dengan model group investigation. Model group investigation lebih mengedepankan kerja kelompok yang interaktif untuk menimbulkan keberagaman jawaban terhadap masalah yang telah ditentukan sebelumnya.

Model group investigation dipandang lebih menarik bagi siswa karena lebih banyak memerlukan interksi antara sesama siswa, jadi guru tidak lagi berperan sebagai sumber ilmu bagi siswa melainkan hanya sebagai pengontrol kelangsungan pembelajaran. Peneliti mengamati apakah model group investigation

bisa memunculkan kreativitas non-aptitude siswa dalam Pembelajaran Sejarah. Kreativitas non-aptitude dipandang merupakan salah satu hal yang muncul pada model group investigation, karena kreativitas non-aptitude yang meliputi rasa ingin tahu, bersifat imajinatif, tertantang oleh kemajemukan, sikap berani mengambil resiko, sifat menghargai, dan itu bisa mempengaruhi kelancaran siswa dalam proses pembelajaran sejarah mengunakan model group investigation. Dalam penelitian ini teknik observasi akan dilakukan untuk melihat kreativitas

non-aptitude siswa. Observasi digunakan untuk melihat gejala-gejala yang timbul di dalam kelas, dan pengumpulan data utama.


(34)

18

C. Paradigma

Keteranagan:

: Garis proses

Group Investigation

menentukan subtema dan menyusunnya dalam kelompok penelitian.

Kelompok merencanakan penelitian mereka.

Kelompok melakukan penelitian.

Kelompok merencanakan presentasi.

Kelompok melakukan presentasi.

Guru dan siswa mengevaluasi proyek meraka.

Kreativitasnon-aptitude

 Rasa ingin tahu

 Bersifat imajinatif

 Merasa tertantang oleh kemajemukan

 Sikap berani mengambil resiko  Sifat menghargai


(35)

19

REFERENSI

Syaiful Sagala. 2013.Konsep Dan Makna Pembelajaran.Alfabeta. Jakarta. Hlm. 12

Ibid.Hlm. 13

Ibid.Hlm. 13

Ibid.Hlm. 14

Dimyati & Mudjiono. 1999. Belajar dan Pembelajaran. Rineka Cipta. Jakarta. Hlm. 12

Asri Budiningsih. 2005. Belajar dan Pembelajaran.Rineka Cipta. Jakarta. Hlm. 23 Syaiful.Op. Cit.Hlm. 61

Hamzah B. Uno. 2009. Model Pembelajaran Menciptakan Proses Belajar Mengajar yang Kreatif dan Aktif.Bumi Aksara. Jakarta. Hlm. 2

Ibid.Hlm. 2

Rusman. 2012. Model-model Pembelajaran Mengembangkan Profesionalisme Guru.

Rajagrafindo Persada. Jakarta. Hlm. 133 Syaiful.Op. Cit.Hlm. 62

Tukiran Taniredjaet al.2013.Model-model Pembelajaran Inovatif dan Efektif.

Alfabeta. Bandung. Hlm. 74

Ibid.Hlm. 75

Ibid.Hlm.76-77

Ibid.Hlm.79-80

Ibid.Hlm.108


(36)

20

Ibid.Hlm. 63

Utami Munandar. 2009. Pengembangan Kreativitas Anak Berbakat. Rineka Cipta. Jakarta. Hlm. 8

Suryosubroto. 2009. Proses Belajar Mengajar di Sekolah. Rineka Cipta. Jakarta. Hlm. 192

Ibid.Hlm. 193

Ibid.Hlm. 220

Munandar.Op. Cit. Hlm 21 Munandar.Op. Cit. Hlm 11

Utami Munandar.1992.Mengembangkan bakat dan kreativitas anak sekolah.

Gramedia. Jakarta. Hlm. 51

W.A Gurugan. 2004.Psikologi Sosial.Rafika Aditama. Bandung. Hlm. 162 Djaali. 2008.Psikologi Pendidikan.Bumi Aksar. Jakarta. Hlm. 43

Ibid. Hlm. 46


(37)

19

III. METODOLOGI PENELITIAN

A. Metode Penelitian 1. Metode yang Digunakan

Metode di sini menjelaskan tentang metode apa yang akan digunakan dalam penelitian ini. Guna memperjelas apa saja yang ditempuh dalam penelitian ini maka digunakanlah metodelogi, berikut pengertian metodologi menurut para ahli.

Metodologi adalah ilmu tentang “kerangka kerja untuk melaksanakan penelitian yang

bersistem mengenai suatu cara/metode, cabang ilmu logika yang berkaitan dengan prinsip umum pembentukan pengetahuan (knowledge )” (Juliansyah Noor, 2011:22).

“Metode dapat dirumuskan suatu proses atau prosedur yang sistematis berdasarkan

prinsip dan teknik ilmiah yang dipakai oleh disiplin (ilmu) untuk mencapai suatu tujuan” (Juliansyah Noor, 2011: 23).

“Metode penelitian adalah anggapan dasar tentang suatu hal yang dijadikan pijakan dan bertindak dalam melaksanakan penelitian” (Juliansyah Noor, 2011:254).

Berdasarkan dari penjelasan di atas, maka metode adalah cara yang tahapannya sistematis untuk mencapai tujuan dari peneliti. Dalam menghadapi permasalahan, peneliti harus menggunakan metode yang tepat agar proses dari pemecahan masalah


(38)

20

tersebut menjadi mudah dan terstruktur. Penelitian yang dilakukan peneliti ini, melihat pengaruh model pembelajaran dan kreativitas non-aptitude siswa.

Maka penelitian ini menggunakan metode penelitian eksperimen. Metode ini cocok untuk melihat kreativitas non-aptitude siswa dalam Pembelajaran Sejarah yang dalam prosesnya menggunakan model group investigation. Metode penelitian eksperimen merupakan penelitian di bawah kontrol dan kondisi yang memang dibuat dan diatur oleh peneliti. Nasir (1988) dalam triyono mendefinisikan bahwa penelitian eksperimen sebagai metode penelitian yang dilakukan dengan melakukan manipulasi tindakan terhadap objek penelitian serta adanya kontrol atau pengendalian terhadap kondisi-kondisi tertentu (Triyono, 2013:36).

Penelitian ini biasanya tanpa hipotesis, jika ada hipotesis biasanya tidak diuji menurut analisis statistik (Margono, 2012:76). Dari penjelasan di atas, ditegaskan bahwa penelitian ini tidak menggunakan hipotesis dan hanya menggambarkan keadaan saat penelitian.

B.Variabel Penelitian dan Devinisi Operasional Variabel 1. Variabel Penelitian

Penelitian ini menggunakan yang disebut dengan variabel, karena variabel itu yang akan kita lihat dan ukur nilainya. Berikut adalah pengertian variabel menurut para ahli. “Variabel adalah konsep yang mempunyai nilai dan dapat diukur” (Sumardi Suryabrata, 20012:159). Variabel adalah “suatu sebutan yang dapat diberi nilai angka (kuantitatif) atau nilai mutu (kualitatif).


(39)

21

Variabel merupakan suatu atribut atau sifat atau nilai dari orang, objek atau kegiatan yang mempunyai variasi tertentu yang ditetapakan oleh peneliti untuk dipelajari atau

ditarik kesimpulannya” (Juliansyah Noor, 2011: 47). Jadi variabel bisa dikatakan sebagai objek yang berubah dan bervariasi.

“Variabel penelitian pada dasarnya merupakan suatu hal yang berbentuk apa saja

yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari hingga diperoleh informasi tentang hal tersebut, kemudian ditarik kesimpulannya. Dengan kata lain variabel penelitian ialah

setiap hal dalam suatu penelitian yang datanya ingin diperoleh” (Juliansyah Noor,

2011:48). Variable bebas( independent variable) adalah variabel atau faktor yang menjadi penyebab timbulnya atau berubahnya nilai variabel yang lain. Variabel terikat (dependent variable) adalah variabel atau faktor yang perubahan nilainya disebabkan atau dipengaruhi oleh berubahnya nilai variabel bebas sehingga variabel terikat munculnya setelah variabel bebas (Triyono, 2013:73).

Dalam penelitian ini, peneliti menetapkan variabel penelitiannya yaitu variabel

independent (sebab dari beberapa perubahan) dan variabel dependent. Model Group investigation sebagai variabel independent, kreativitas non-aptitude siswa sebagai variabel dependent .

2. Devinisi Operasional Variabel

Untuk menghidari berbedaan penafsiran, maka peneliti membatasi tentang variabel yang akan diteliti. Definisi operasional variabel dalam penelitian ini yaitu:


(40)

22

A. Model group investigation

Model group investigation ini merupakan model pembelajaran yang berorientasi

cooperative (kelompok) dan harus menjalin komunikasi yang baik agar permasalahan dapat diselesaikan dengan banyak gagasan yang dibangun dari tiap pendapat kelompok.

Siswa dibagi dalam 3 kelompok kemudian perwakilan kelompok maju untuk diberi materi Pembelajaran Sejarah yang telah disiapkan oleh guru untuk didiskusikan dalam kelompok, setiap anggota kelompok harus ikut serta menyumbangkan pendapatnya masing-masing, agar dapat menimbulkan keragaman pendapat yang kemudian bisa disimpulkan jawaban yang tepat, dan harus disajikan dengan jelas. Tahap selanjutnya yaitu memaparkan hasil diskusi ke depan kelas, setelah itu kelompok lain bertanya dan mengemukakan pendapat atas hasil dari kelompok yang sedang memaparkan hasilnya di depan kelas.

B. Kreativitas

Dalam penelitian ini kreativitas non-aptitude yang meliputi rasa ingin tahu, bersifat imajinatif, tertantang oleh kemajemukan, sikap berani mengambil resiko, sifat menghargai. Pengaruh group investigation terhadap kreativitas non-aptitude dapat dilihat dari cara kelompok mengumpulkan informasi yang beragam dari materi yang diperoleh, menghargai perbedaan pendapat teman kelompok, berani memunculkan jawaban yang belum tentu benar, dari keragaman jawaban yang ditimbulkan oleh satu permasalahan yang sama, dan banyaknya komentar yang muncul dari kelompok lain pada saat pemaparan hasil di depan kelas.


(41)

23

C. Populasi dan Sampel 1. Populasi

“Populasi adalah seluruh data yang menjadi perhatian kita dalam suatu ruang lingkup penelitian dan waktu yang kita tentukan, jadi populasi berhubungan dengan datanya,

bukan manusianya” (Margono, 2007:118).“Populasi ialah keseluruhan unit elementer

yang parameternya akan digunakan melalui statistika hasil analisis yang dilakukan terhadap sampel penelitian” (Abdurrahmat Fathoni, 2006:103).

Berdasarkan pengertian di atas maka populasi dalam penelitian ini adalah 28 siswa-siswi kelas X IIS 4 di SMA Negeri 9 Bandar Lampung Tahun Pelajaran 2014/2015.

Tabel 3.1. Jumlah siswa X IIS 4 di SMAN 9 Bandar Lampung.

Kelas Jumlah

Siswa Pria Wanita

X IIS 4 28 11 17

Sumber: Dokumentasi SMAN 9 Bandar Lampung.

2. Sampel

“Sampel merupakan wakil sah bagi populasi sasaran, sebagai bagian dari populasi

dan diambil dengan cara tertentu” (Margono, 2007:121). Sampel adalah bagian dari jumlah dan karektaristik yang dimiliki oleh populasi tersebut (Sugiyono, 2013:118). Sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah sampling jenuh. Sampling jenuh

adalah teknik penentuan sampel bila semua anggota populasi digunakan sebagai sampel. Hal ini sering dilakukan bila jumlah populasi relatif kecil, kurang dari 30 orang. Istilah lain sampel jenuh adalah sensus, yaitu semua anggota populasi dijadikan sampel (Etta Mamang Sangaji, 2010:189).


(42)

24

Sampel merupakan wakil sah dari populasi, teknik sampling dalam penelitian ini menggunakan teknik Sampling jenuh. Sampel dalam penelitian ini adalah siswa-siswi kelas X IIS 4 di SMA Negeri 9 Bandar Lampung.

D. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data adalah hal yang harus diperhatikan pemilihan dan perencanaannya agar data yang diperoleh bisa memenuhi apa yang dicari peneliti, sebelum nenetukan teknik apa yang akan digunakan untuk penelitian ini, ada baiknya untuk mengerti jenis data apa yang akan di gunakan. Setelah melihat paparan di atas, berikut adalah teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini:

1. Observasi

“Observasi adalah teknik pengumpulan data yang dilakukan melalui suatu pengamatan, dengan disertai pencatatan-pencatatan terhadap keadaan atau perilaku

objek sasaran” (Abdurrahmat Fathoni, 2006:104). Teknik ini menuntut adanya pengamatan dari peneliti baik secara langsung maupun tidak langsung terhadap objek penelitian. Lembar observasi digunakan untuk mengamati partisipasi siswa selama mengikuti proses pembelajaran. Hal ini dilakukan dengan mengamati aktivitas belajar siswa melalui lembar observasi. Lembar observasi menggunakan skala guttman


(43)

25

Tabel 3.2. Kriteria Penilaian Lembar Observasi

No Pernyataan Skor

1 Ya 1

2 Tidak 0

Sumber: Sugiyono, 2012: 135

Behavioral checklist atau biasa biasa disebut checklist merupakan suatu metode dalam oobservasi yang mampu memberikan keterangan mengenai muncul atau

tidaknya perilaku yang diobservasi dengan memberikan tanda cek (√) jika perilaku

yang diamati muncul ( Herdiansyah,2009:136).

Dalam tabel checklist, observer (pengamat) atau peneliti telah terlebih mencantumkan indikator perilaku yang diobservasi dimunculkan oleh observe atau subjek penelitian, format checklist sangat beragam, tergantung tujuan dan kepentingan penelitian yang dilakukan dibawah ini contoh format checklist sederhana ( Herdiansyah,2009:136). Tabel 3.3. contoh format checklist sederhana

Observee/ subjek : Observer/ peneliti : Tanggal observasi :

Berilah tanda cek (√) pada kolom yang tersedia jika prilaku yang tercantum dalam

kolom indikator prilaku, dimunculkan oleh observe/ subjek.

No Indikator prilaku Check (√)

1 Membaca buku untuk mencari gagasan 2 Memperhatikan penjelasan guru

3 Bertanya tentang hal baru yang ada di materi 4 Mengeluarkan gagasan saat diskusi kelompok

5 Mencari jawaban yang berbeda dari teman diskusi lainnya 6 Membantu memeriksa jawaban teman


(44)

26

7 Mempresentasikan materi di depan kelas

8 Mempertahankan gagasan walaupun mendapat kritik dari teman

9 Memberi/menjawab salam guru 10 Menyalin ulang materi yang penting Sumber : ( Herdiansyah,2009:136-137).

Guna menyesuaikan dengan situasi yang dihadapi peneliti, maka peneliti memodifikasi format tabel observasi di atas menjadi sebagai berikut :

Tabel 3.4. Lembar Observasi Kreativitas non-aptitude Siswa Observee/ subjek : Siswa kelas X IIS 4

Observer/ peneliti : Ardyansyah

Tanggal observasi : 23 Agustus 2014, Pukul 07.00 WIB / 08.30 WIB Lokasi : Ruang kelas X IIS 4 di SMA Negeri 9 Bandar Lampung

Berilah tanda cek (√) pada kolom yang tersedia jika prilaku yang tercantum dalam kolom indikator prilaku, dimunculkan oleh observe/ subjek.

KLMP K

N

o Nama

L/ P

Aspek prilaku siswa

A B C D E

A 1 A 2 B 1 B 2 C 1 C 2 D 1 D 2 E 1 E 2 I

1 Agung yon kurniadi L

2 Amallia noviani P

3 Ani suhaimah P

4 Asep syaeullah L

5 Bahrul ulum L

6 Della syntia P

7 Deni kurniawan L

8 Dimas putra adzie L

9 Dimas syamsi

pratama L

10 Dwi mustika sari P

11 Eka fitriyani P

12 Garcia heninda


(45)

27

II

13 Genta dwi putra L

14 Henika putri P

15 Jihan fatia P

16 Melda suryani P

17 Mery puspita P

18 Muhammad agitra

satura L

III

19 Muhammad ibnu

rezon L

20 Muhammad iqbal L

21 Nanda apriyanti P

22 Nindia mayerli P

23 Noer amallia s P

24 Purnama sari P

25 Rakha albanna L

26 Siska fitria ningsih P 27 Tiwik widia sari P

28 Wika rahayu P

JUMLAH SKOR SKOR MAKSIMUM

PERSENTASE (%)

RATA-RATA PERSENTASE (%)

KETERANAGAN:

A : Rasa ingin tahu

A.1 : Membaca buku untuk mencari gagasan

A.2 : Memperhatikan penjelasan guru

B : Bersifat imajinatif

B.1 : Bertanya tentang hal baru yang ada di materi

B.2 : Mengeluarkan gagasan saat diskusi kelompok

C : Merasa tertantang oleh kemajemukan

C.1 : Mencari jawaban yang berbeda dari teman diskusi lainnya

C.2 : Membantu memeriksa jawaban teman


(46)

28

D.1 : Mempresentasikan materi di depan kelas

D.2 : Mempertahankan gagasan walaupun mendapat kritik dari teman E : Sifat menghargai

E.1 : Memberi/menjawab salam guru

E.2 : Menyalin ulang materi yang penting

Bandar Lampung, 23 Agustus 2014 Guru bidang studi sejarah Mahasiswa

Dra.Hj. Sasiti Nugroho Ardyansyah NIP 19590831 198603 2 001 NPM 1013033025

Menurut Sutrisno Hadi, observasi merupakan proses yang kompleks yaitu proses-proses pengamatan dan ingatan (Sugiyono, 2013: 203). Dalam penelitian ini, teknik observasi digunakan peneliti untuk mengamati tentang aktivitas belajar siswa saat proses pembelajaran berlangsung.

Dalam penelitian ini, peneliti akan bertindak sebagai observer untuk mengamati proses pembelajaran di kelas, serta mengamati segala tindakan dan gejala-gejala yang muncul di kelas saat proses penelitian berlangsung. Data yang diperoleh dari observasi akan menjadi data utama dalam proses pengolahan data.

2. Dokumentasi

Menurut Margono “dokumentasi merupakan pengumpulan data melalui tulisan, berupa arsip termasuk buku tentang pendapat, teori, dalil dan lain-lain” (Margono, 2000:18). Pada penelitian ini, dokumentasi dilakukan dengan cara mengambil data


(47)

29

yang sudah ada, seperti data siswa, foto pada saat kegiatan penelitian berlangsung di kelas X IIS 4 SMA Negeri 9 Bandar Lampung.

E.Teknik Analisis Data

Dalam penelitian ini teknik analisis data data dapat di jelaskan sebagai berikut

“Teknik analisis data merupakan cara menganalisis data penelitian, termasuk alat-alat

statistik yang relevan untuk digunakan dalam proses penelitian” (Juliansyah Noor,

2011:163). Berdasarkan apa yang disampaikan di atas maka analisis data adalah suatu cara untuk menjadikan data mentah yang sudah terkumpul menjadi sebuah pola, unit-unit untuk dianalisa dan kemudian bisa disimpulkan hasilnya. Dalam penelitian ini untuk menganalisisnya yaitu dengan statistik deskriptif. Dalam penelitian ini untuk menunjang penyajian data agar mudah dimengerti, maka menggunakan tabel presentase dan digram batang. Berikut rumus frekuensi relatif:

p =

x100 %

f = frekuensi yang sedang dicari

N = Number of Cases (banyaknya individu) p = angka presentase


(48)

30

REFERENSI

Juliansyah Noor. 2011. Metodologi Penelitian: Skripsi, Tesis, Disertasi, dan Karya Ilmiah. Kencana Prenada Media Group. Jakarta. Hlm. 22

Ibid. Hlm. 23

Ibid. Hlm. 254

Triyono. 2013. Metodelogi Penelitian Pendidikan. Penerbit Ombak. Yogyakarta. Hlm. 36

Margono. 2007. Metodologi Penelitian Pendidikan. Rineka Cipta. Jakarta. Hlm. 76 Sumardi Suryabrata. 2012. Metodologi Penelitian. Rajawali Pers. Jakarta. Hlm. 159 Juliansyah. Op.Cit. Hlm. 47

Juliansyah. Op.Cit. Hlm. 48 Triyono. Op. Cit. Hlm. 73

Abdurrahmat Fathoni. 2006. Metodologi Penelitian dan Teknik Penyusunan Skripsi

Rineka Cipta. Jakarta. Hlm. 103 Margono. Op. Cit. Hlm.121

Sugiyono. 2013. Motode Penelitian Pendidikan (Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, R&D). Alfabeta. Bandung. Hlm. 118

Etta Mamang Sangaji & Sopiah. 2010. Metodologi Penelitian dan Pendekatan

Praktis Dalam Penelitian.Andy Yogyakarta.Yogyakarta. Hlm. 189

Fathoni. Op. Cit. Hlm. 104 Sugiyono. Op. Cit. Hlm.135

Haris Herdiansyah. 2009. Metodologi Penelitian Kualitatif. Salemba Humanika. Jakarta. Hlm. 136


(49)

31

Ibid. Hlm. 136-137

Sugiyono. Op. Cit. Hlm. 203 Margono. Op. Cit. Hlm.18 Juliansyah. Op.Cit. Hlm. 163 Sugiyono. Op. Cit. Hlm. 335


(50)

68

V.KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan

Setelah melakukan analisis data dan pembahasan, pada penelitian kretivitas belajar menggunakan model group investigation dalam pembelajaran sejarah siswa kelas X IIS 4 di SMA Negeri 9 Bandar Lampung tahun pelajaran 2014/2015. Dapat disimpulkan bahwa kreativitas non-aptitude siswa mengalami peningkatan yang signifikan, hal itu dibuktikan dari keseluruhan data yang didapat, terlihat kreativitas

non-aptitude siswa pada pertemuan pertama keseluruhan indikator yang diamati ada 122 prilaku dari 28 siswa atau 43,6% dan pada pertemuan kedua keseluruhan indikator mengalami perubahan menjadi 154 perilaku dari 28 siswa atau 59,2%, dan pada pertemuan terakhir tiap-tiap indikator juga mengalami perubahan yaitu ada 175 perilaku dari 28 siswa atau 62,5%.

B. Saran

Rangsangan perlu diberikan kepada siswa karena kreativitas non-aptitude siswa itu akan lebih baik jika mendapatkan bimbingan dari guru dan kondisi lingkungan yang memadai. Sebaiknya guru memberikan pengetahuan sikat kepada siswa pada awal pembelajaran, agar siswa tahu keunikan dan hal-hal yang menarik dalam Pembelajaran Sejarah, sebab dengan timbulnya rasa penasaran diharapkan siswa


(51)

69

memunculkan kreativitas non-aptitudenya dalam mengikuti pembelajaran. Hendaknya siswa lebih menanamkan rasa menghargai sesama, supaya pembelajaran dengan model group investigation bisa berjalan dengan benar.


(52)

DAFTAR PUSTAKA

Budiningsih, Asri. 2009. Belajar dan Pembelajaran. Rineka Cipta. Jakarta. Dimyati & Mudjiono. 1999. Belajar dan Pembelajaran. Rineka Cipta. Jakarta. Djaali. 2008. Psikologi Pendidikan. Bumi Aksar. Jakarta.

Fathoni, Abdurrahmat. 2006. Metodologi Penelitian dan Teknik Penyusunan Skripsi

Rineka Cipta. Jakarta.

Hamzah B. Uno. 2009. Model Pembelajaran Menciptakan Proses Belajar Mengajar yang Kreatif dan Aktif. Bumi Aksara. Jakarta.

Hasan, Hamid. 2012. Pendidikan Sejarah Indonesia. Rizqi Press. Bandung.

Herdiansyah, Haris.2012.Metoelogi Penelitian Kualitatif Untuk Ilmu-Ilmu Sosial.

Salemba Humanika. Jakarta.

Kasan, Tholib. 2005. Dasar-dasar Pendidikan. Studia Press. Jakarta Timur. Margono. 2007. Metodologi Penelitian Pendidikan. Rineka Cipta. Jakarta.

Munandar, Utami. 2009. Pengembangan Kreativitas Anak Berbakat. Rineka Cipta. Jakarta.

Munandar, Utami.1992. Mengembangkan bakat dan kreativitas anak sekolah.

Gramedia. Jakarta

Noor, Juliansyah. 2011. Metodologi Penelitian: Skripsi, Tesis, Disertasi, dan Karya Ilmiah. Kencana Prenada Media Group. Jakarta.

Rusman. 2012. Model-model Pembelajaran Mengembangkan Profesionalisme Guru.

Rajagrafindo Persada. Jakarta.

Sagala, Syaiful. 2013. Konsep Dan Makna Pembelajaran. Alfabeta. Jakarta.

Sangaji, Etta Mamang & Sopiah. 2010. Metodologi Penelitian dan Pendekatan Praktis Dalam Penelitian.Andy Yogyakarta.Yogyakarta.


(53)

Sugiyono. 2013. Motode Penelitian Pendidikan (Pendekatan Kuantitatif,Kualitatif, R&D). Alfabeta. Bandung.

Suryabrata, Sumardi. 2012. Metodologi Penelitian. Rajawali Pers. Jakarta. Suryosubroto. 2009. Proses Belajar Mengajar Di Sekolah. Rineka Cipta. Jakarta. Taniredja, Tukiran et al.2013. Model-model Pembelajaran Inovatif dan Efektif.

Alfabeta. Bandung.

Triyono.2013. Metodologi Penelitian Pendidikan. Penerbit Ombak. Yogyakarta. W.A Gurugan. 2004. Psikologi Sosial. Rafika Aditama. Bandung.


(1)

REFERENSI

Juliansyah Noor. 2011. Metodologi Penelitian: Skripsi, Tesis, Disertasi, dan Karya Ilmiah. Kencana Prenada Media Group. Jakarta. Hlm. 22

Ibid. Hlm. 23 Ibid. Hlm. 254

Triyono. 2013. Metodelogi Penelitian Pendidikan. Penerbit Ombak. Yogyakarta. Hlm. 36

Margono. 2007. Metodologi Penelitian Pendidikan. Rineka Cipta. Jakarta. Hlm. 76 Sumardi Suryabrata. 2012. Metodologi Penelitian. Rajawali Pers. Jakarta. Hlm. 159 Juliansyah. Op.Cit. Hlm. 47

Juliansyah. Op.Cit. Hlm. 48 Triyono. Op. Cit. Hlm. 73

Abdurrahmat Fathoni. 2006. Metodologi Penelitian dan Teknik Penyusunan Skripsi Rineka Cipta. Jakarta. Hlm. 103

Margono. Op. Cit. Hlm.121

Sugiyono. 2013. Motode Penelitian Pendidikan (Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, R&D). Alfabeta. Bandung. Hlm. 118

Etta Mamang Sangaji & Sopiah. 2010. Metodologi Penelitian dan Pendekatan Praktis Dalam Penelitian.Andy Yogyakarta.Yogyakarta. Hlm. 189 Fathoni. Op. Cit. Hlm. 104

Sugiyono. Op. Cit. Hlm.135

Haris Herdiansyah. 2009. Metodologi Penelitian Kualitatif. Salemba Humanika. Jakarta. Hlm. 136


(2)

31

Ibid. Hlm. 136-137

Sugiyono. Op. Cit. Hlm. 203 Margono. Op. Cit. Hlm.18 Juliansyah. Op.Cit. Hlm. 163 Sugiyono. Op. Cit. Hlm. 335


(3)

V.KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan

Setelah melakukan analisis data dan pembahasan, pada penelitian kretivitas belajar menggunakan model group investigation dalam pembelajaran sejarah siswa kelas X IIS 4 di SMA Negeri 9 Bandar Lampung tahun pelajaran 2014/2015. Dapat disimpulkan bahwa kreativitas non-aptitude siswa mengalami peningkatan yang signifikan, hal itu dibuktikan dari keseluruhan data yang didapat, terlihat kreativitas non-aptitude siswa pada pertemuan pertama keseluruhan indikator yang diamati ada 122 prilaku dari 28 siswa atau 43,6% dan pada pertemuan kedua keseluruhan indikator mengalami perubahan menjadi 154 perilaku dari 28 siswa atau 59,2%, dan pada pertemuan terakhir tiap-tiap indikator juga mengalami perubahan yaitu ada 175 perilaku dari 28 siswa atau 62,5%.

B. Saran

Rangsangan perlu diberikan kepada siswa karena kreativitas non-aptitude siswa itu akan lebih baik jika mendapatkan bimbingan dari guru dan kondisi lingkungan yang memadai. Sebaiknya guru memberikan pengetahuan sikat kepada siswa pada awal pembelajaran, agar siswa tahu keunikan dan hal-hal yang menarik dalam Pembelajaran Sejarah, sebab dengan timbulnya rasa penasaran diharapkan siswa


(4)

69

memunculkan kreativitas non-aptitudenya dalam mengikuti pembelajaran. Hendaknya siswa lebih menanamkan rasa menghargai sesama, supaya pembelajaran dengan model group investigation bisa berjalan dengan benar.


(5)

DAFTAR PUSTAKA

Budiningsih, Asri. 2009. Belajar dan Pembelajaran. Rineka Cipta. Jakarta. Dimyati & Mudjiono. 1999. Belajar dan Pembelajaran. Rineka Cipta. Jakarta. Djaali. 2008. Psikologi Pendidikan. Bumi Aksar. Jakarta.

Fathoni, Abdurrahmat. 2006. Metodologi Penelitian dan Teknik Penyusunan Skripsi Rineka Cipta. Jakarta.

Hamzah B. Uno. 2009. Model Pembelajaran Menciptakan Proses Belajar Mengajar yang Kreatif dan Aktif. Bumi Aksara. Jakarta.

Hasan, Hamid. 2012. Pendidikan Sejarah Indonesia. Rizqi Press. Bandung.

Herdiansyah, Haris.2012.Metoelogi Penelitian Kualitatif Untuk Ilmu-Ilmu Sosial. Salemba Humanika. Jakarta.

Kasan, Tholib. 2005. Dasar-dasar Pendidikan. Studia Press. Jakarta Timur. Margono. 2007. Metodologi Penelitian Pendidikan. Rineka Cipta. Jakarta.

Munandar, Utami. 2009. Pengembangan Kreativitas Anak Berbakat. Rineka Cipta. Jakarta.

Munandar, Utami.1992. Mengembangkan bakat dan kreativitas anak sekolah. Gramedia. Jakarta

Noor, Juliansyah. 2011. Metodologi Penelitian: Skripsi, Tesis, Disertasi, dan Karya Ilmiah. Kencana Prenada Media Group. Jakarta.

Rusman. 2012. Model-model Pembelajaran Mengembangkan Profesionalisme Guru. Rajagrafindo Persada. Jakarta.

Sagala, Syaiful. 2013. Konsep Dan Makna Pembelajaran. Alfabeta. Jakarta.

Sangaji, Etta Mamang & Sopiah. 2010. Metodologi Penelitian dan Pendekatan Praktis Dalam Penelitian.Andy Yogyakarta.Yogyakarta.


(6)

Sugiyono. 2013. Motode Penelitian Pendidikan (Pendekatan Kuantitatif,Kualitatif, R&D). Alfabeta. Bandung.

Suryabrata, Sumardi. 2012. Metodologi Penelitian. Rajawali Pers. Jakarta. Suryosubroto. 2009. Proses Belajar Mengajar Di Sekolah. Rineka Cipta. Jakarta. Taniredja, Tukiran et al.2013. Model-model Pembelajaran Inovatif dan Efektif.

Alfabeta. Bandung.

Triyono.2013. Metodologi Penelitian Pendidikan. Penerbit Ombak. Yogyakarta. W.A Gurugan. 2004. Psikologi Sosial. Rafika Aditama. Bandung.


Dokumen yang terkait

PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN GROUP INVESTIGATION DALAM UPAYA MENINGKATKAN PARTISIPASI BELAJAR SEJARAH SISWA KELAS XII IPS SMA NEGERI I KATIBUNG LAMPUNG SELATAN Oleh

0 10 2

STUDI PERBANDINGAN PENINGKATAN HASIL BELAJAR EKONOMI DENGAN MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE GROUP INVESTIGATION (GI) DAN MODEL PEMBELAJARAN LANGSUNG PADA SISWA KELAS X SMA NEGERI 1 WAY TENONG LAMPUNG BARAT TAHUN PELAJARAN 2011/2112

0 13 68

MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR SISWA MENGGUNAKAN LAYANAN BIMBINGAN KELOMPOK SISWA KELAS X DI SMA NEGERI 8 BANDAR LAMPUNG TAHUN PELAJARAN 2013/2014

1 4 62

PENGGUNAAN MODEL PROBLEM BASED LEARNING DALAM MENUMBUHKAN SIKAP KEBANGSAAN PADA PEMBELAJARAN PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN SISWA KELAS X SMA NEGERI 9 BANDAR LAMPUNG TAHUN PELAJARAN 2012/2013

1 32 77

PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN COOPERATIVE GROUP INVESTIGATION (GI) DALAM PEMBELAJARAN SEJARAH SISWA KELAS XI IPA MA DARUL A’MAL METRO TAHUN PELAJARAN 2014/2015

2 16 57

KREATIVITAS BELAJAR MENGGUNAKAN MODEL GROUP INVESTIGATION DALAM PEMBELAJARAN SEJARAH SISWA KELAS X IIS 4 DI SMA NEGERI 9 BANDAR LAMPUNG TAHUN PELAJARAN 2014/2015

0 3 53

PENGARUH PENERAPAN MODEL PROBLEM BASED LEARNING (PBL)TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN GEOGRAFI KELAS X SMA NEGERI 7 BANDAR LAMPUNG TAHUN PELAJARAN 2014/2015

0 8 58

PEMBELAJARAN GERAK DASAR TARI LAMPUNG MENGGUNAKAN MODEL GERLACH DAN ELY DI SMA NEGERI 9 BANDAR LAMPUNG TAHUN AJARAN 2014/2015

1 17 57

EFEKTIVITAS MODEL PEMBELAJARAN CO-OP CO-OP DALAM PEMBELAJARAN SEJARAH SISWA KELAS X SMA NEGERI 1 SIMPANG PEMATANG TAHUN PELAJARAN 2014/2015

6 20 62

PEMBELAJARAN MENULIS TEKS EKSPOSISI DI KELAS X SMA NEGERI 3 BANDAR LAMPUNG TAHUN PELAJARAN 2014/2015

2 14 60