PEMBELAJARAN MEMBACA TEKS PIDATO PADA SISWA KELAS XII SMA AL-AZHAR 3 BANDAR LAMPUNG TAHUN PELAJARAN 2013/2014

(1)

(2)

Shera Lovina

ABSTRAK

PEMBELAJARAN MEMBACA TEKS PIDATO PADA SISWA KELAS XII

SMA AL-AZHAR 3 BANDAR LAMPUNG TAHUN PELAJARAN 2013/2014

Oleh SHERA LOVINA

Permasalahan penelitian ini meliputi perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi pembelajaran membaca teks pidato di kelas XII SMA Al-Azhar 3 Bandar Lampung tahun pelajaran 2013/2014. Untuk itu, tujuan dalam penelitian ini adalah mendeskripsikan ketiga hal tersebut dalam pembelajaran membaca teks pidato.

Untuk mencapai tujuan tersebut, digunakan metode deskriptif kualitatif. Penulis mendeskripsikan hasil penelitian terhadap perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi pembelajaran membaca teks pidato. Sumber data dalam penelitian ini adalah guru bidang studi dan siswa sebagai subjek, serta proses kegiatan belajar-mengajar membaca teks pidato sebagai objek. Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini dilakukan dengan teknik observasi dan dokumentasi. Jenis observasi yang dilakukan adalah observasi nonpartisipasi. Peneliti mengamati objek penelitian dengan membuat daftar catatan dan mendokumentasikan objek penelitian. Teknik analisis data dalam penelitian ini yaitu koleksi data, reduksi data, dan penyajian data.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa guru telah menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP), pelaksanaan pembelajaran, dan evaluasi pembelajaran sesuai dengan instrumen. RPP yang dibuat oleh guru terdiri atas indikator pencapaian kompetensi, alokasi waktu, tujuan pembelajaran, materi pokok pembelajaran, metode pembelajaran, kegiatan pembelajaran, sumber belajar, dan evaluasi. Pelaksanaan yang dilakukan oleh guru sudah dilaksanakan sesuai dengan RPP. Pembelajaran dilaksanakan sesuai alokasi waktu yang direncanakan yaitu 4x45 menit (2 pertemuan). Ada beberapa hal yang tidak dilaksanakan sesuai dengan rencana, misalnya pada materi pokok pembelajaran. Pada materi tersebut terdapat materi cara menanggapi pembacaan teks pidato. Pada kenyataannya, guru hanya membahas secara sekilas materi cara menanggapi pembacaan teks pidato, tidak secara rinci. Evaluasi yang dilaksanakan sudah sesuai dengan rencana yang


(3)

Shera Lovina

dibuat. Guru melaksanakan evaluasi dengan cara menilai pembacaan pidato oleh siswa dengan berpedoman pada instrumen evaluasi yang telah dibuat sebelumnya. Simpulan yang diperoleh adalah pembelajaran membaca teks pidato di SMA Al-Azhar 3 Bandar Lampung telah dilaksanakan sesuai dengan instrumen yang dibuat.


(4)

(5)

(6)

(7)

RIWAYAT HIDUP

Penulis dilahirkan di Bandar Lampung pada 31 Desember 1991. Penulis adalah anak kedua dari dua bersaudara pasangan Syahril Yusup dan Novi Linda.

Penulis pertama kali menempuh pendidikan di Taman Kanak-kanak (TK) Taruna Jaya Way Halim, Bandar Lampung, pada tahun 1996 dan selesai pada tahun 1998. Pendidikan di SD Al-Azhar 2 Way Halim, Bandar Lampung pada tahun 1998 dan selesai pada tahun 2004. Selanjutnya, pendidikan di SMP Negeri 29 Bandar Lampung pada tahun 2004 dan selesai pada tahun 2007. Jenjang pendidikan selanjutnya yang ditempuh oleh penulis adalah di SMA Negeri 5 Bandar Lampung yang diselesaikan pada tahun 2010.

Tahun 2010 penulis terdaftar sebagai mahasiswa pada Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung melalui Seleksi Nasional Masuk Perguruan Tinggi Negeri (SNMPTN) di Universitas Lampung.

Pengalaman mengajar didapatkan penulis ketika melaksanakan Praktik

Pengalaman Lapangan (PPL) di Madrasah Aliyah Negeri (MAN) Liwa, Lampung Barat pada Tahun Pelajaran 2013/2014.


(8)

RIWAYAT HIDUP

Penulis dilahirkan di Bandar Lampung pada 31 Desember 1991. Penulis adalah anak kedua dari dua bersaudara pasangan Syahril Yusup dan Novi Linda.

Penulis pertama kali menempuh pendidikan di Taman Kanak-kanak (TK) Taruna Jaya Way Halim, Bandar Lampung, pada tahun 1996 dan selesai pada tahun 1998. Pendidikan di SD Al-Azhar 2 Way Halim, Bandar Lampung pada tahun 1998 dan selesai pada tahun 2004. Selanjutnya, pendidikan di SMP Negeri 29 Bandar Lampung pada tahun 2004 dan selesai pada tahun 2007. Jenjang pendidikan selanjutnya yang ditempuh oleh penulis adalah di SMA Negeri 5 Bandar Lampung yang diselesaikan pada tahun 2010.

Tahun 2010 penulis terdaftar sebagai mahasiswa pada Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung melalui Seleksi Nasional Masuk Perguruan Tinggi Negeri (SNMPTN) di Universitas Lampung.

Pengalaman mengajar didapatkan penulis ketika melaksanakan Praktik

Pengalaman Lapangan (PPL) di Madrasah Aliyah Negeri (MAN) Liwa, Lampung Barat pada Tahun Pelajaran 2013/2014.


(9)

PERSEMBAHAN

Dengan penuh rasa syukur atas nikmat pendidikan yang telah Tuhan Yang Maha Esa berikan, kupersembahkan karya ini kepada

1. kedua orangtuaku tercinta yang senantiasa mendukung, berkorban dan mencurahkan segalanya dengan penuh kasih sayang dan cinta;

2. kakakku tersayang, Sevano Yustian yang selalu menemani dan memberikan motivasi;

3. keluarga besarku; 4. sahabat-sahabatku;


(10)

MOTO

“Barangsiapa bersungguh-sungguh, sesungguhnya kesungguhannya itu adalah untuk dirinya sendiri”

(Q.S Al-Ankabut:6)

“Hai orang-orang yang beriman, jadikanlah sabar dan shalatmu sebagai penolongmu, sesungguhnya Allah beserta orang-orang yang sabar”


(11)

SANWACANA

Penulis bersyukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas Ridho-Nya penulis dapat menyelesaikan skripsi ini. Tujuan penulisan skripsi ini adalah sebagai salah satu syarat untuk mencapai gelar sarjana pada Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia, Jurusan Pendidikan Bahasa dan Seni, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Lampung.

Penulis telah banyak menerima bantuan dan bimbingan dari berbagai pihak dalam penyusunan skripsi ini, oleh sebab itu sebagai wujud rasa hormat, penulis

menyampaikan terima kasih kepada pihak-pihak berikut ini.

1. Dr. Muhammad Fuad, M.Hum., selaku Pembimbing I sekaligus Ketua Jurusan Pendidikan Bahasa dan Seni, yang telah membimbing penulis dalam menyelesaikan skripsi ini dengan penuh kesabaran, memberikan solusi, motivasi, mengarahkan serta memberikan nasihat nasihat yang berguna bagi keberhasilan penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.

2. Dr. Edy Suyanto, M.Pd., selaku Pembimbing II yang juga telah membimbing penulis dalam menyelesaikan skripsi ini dengan penuh kesabaran,

memberikan solusi, motivasi, mengarahkan serta memberikan nasihat nasihat yang berguna bagi keberhasilan penulis dalam menyelesaikan skripsi ini. 3. Dr. Munaris, M.Pd., selaku Penguji Bukan Pembimbing, yang telah


(12)

4. Drs. Kahfie Nazaruddin, M.Hum., selaku Ketua Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia, FKIP Universitas Lampung yang telah mengayomi dan banyak membantu penulis selama menempuh pendidikan. 5. Eka Sofia Agustina, S.Pd., M.Pd., selaku dosen Pembimbing Akademik dari

penulis yang telah membimbing dan membantu penulis selama menempuh pendidikan.

6. Bapak dan Ibu dosen Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Universitas Lampung yang telah banyak membekali penulis dengan berbagai ilmu pengetahuan.

7. Dr. Hi. Bujang Rahman, M.Si., selaku Dekan FKIP Universitas Lampung 8. Bapak dan Ibu staf administrasi FKIP Universitas Lampung.

9. Drs. Ma’Arifudin MZ, M.Pd.I., selaku kepala SMA Al-Azhar 3 Bandar Lampung yang telah memberikan izin penelitian sehingga penelitian ini dapat terlaksana dengan baik.

10. Susarti, S.Pd., selaku guru bahasa Indonesia SMA Al-Azhar 3 Bandar Lampung yang telah membantu penulis dalam melaksanakan penelitian. 11. Bapak dan Ibu guru serta staf tata usaha SMA Al-Azhar 3 Bandar Lampung

yang telah membantu penulis selama melaksanakan penelitian.

12. Bapakku tercinta Bapak Syahril Yusup dan Ibuku tercinta Ibu Novi Linda yang selalu memberikan doa, motivasi, dukungan, serta mencurahkan segala cinta dan kasih sayangnya kepadaku dalam menyelesaikan skripsi ini.

13. Kakakku tersayang, Sevano Yustian yang selalu menemani, mendukung, dan memberikan doa.


(13)

14. Keluarga besarku yang senantiasa membantu dalam memberikan semangat dan doa kepadaku.

15. Ani Setiawati, Kristanti, Mukti Arum, Nur Astri Aprilia, Oriza Pratiwi, Rizki Yunaini, dan seluruh teman-teman Bahasa dan Sastra Indonesia angkatan 2010, terima kasih untuk kebersamaan dan kerjasamanya.

16. Fajar Indah Sari, Rosita Kurniawati, Syinthia Kamala, Zuma Herdiyanti, dan seluruh teman-teman KKN PPL Pekon Gunung Sugih, Kecamatan Balik Bukit, Lampung Barat.

17. Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu per satu yang telah membantu penulis menyelesaikan skripsi ini.

Semoga ketulusan dan kebaikan Bapak, Ibu, serta rekan-rekan mendapat pahala dari Tuhan Yang Maha Esa. Penulis berharap skripsi ini bermanfaat untuk kemajuan pendidikan khususnya pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia.

Bandar Lampung, Maret 2014 Penulis


(14)

DAFTAR ISI Halaman ABSTRAK HALAMAN JUDUL LEMBAR PENGESAHAN RIWAYAT HIDUP PERSEMBAHAN MOTO SANWACANA DAFTAR ISI DAFTAR TABEL DAFTAR GAMBAR DAFTAR LAMPIRAN I. PENDAHULUAN

1.1Latar Belakang Masalah ... 1

1.2Rumusan Masalah ... 2

1.3Tujuan Penelitian ... 2

1.4Manfaat Penelitian ... 3

1.5Ruang Lingkup Penelitian ... 3

II. LANDASAN TEORI 2.1Pengertian Perencanaan ... 4

2.2Pengertian Perencanaan Pembelajaran ... 5

2.3Pengertian Silabus ... 5

2.4Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) ... 5

2.4.1 Pengertian RPP ... 6

2.4.2 Tujuan dan Fungsi RPP ... 6

2.4.3 Unsur-Unsur yang Perlu Diperhatikan dalam Penyusunan RPP ... 6

2.5Pengertian Pembelajaran ... 7

2.6Ciri-Ciri Pembelajaran ... 8

2.7Komponen-Komponen Pembelajaran ... 8

2.7.1 Tujuan Pembelajaran ... 8

2.7.2 Materi Pembelajaran ... 9

2.7.3 Kegiatan Pembelajaran ... 10

2.7.4 Metode ... 10

2.7.4.1 Ciri-ciri Umum Metode yang Baik ... 11

2.7.4.2 Macam-Macam Metode yang Dapat Digunakan dalam Proses Pembelajaran ... 12

2.7.5 Media ... 15

2.7.5.1 Fungsi Media Pembelajaran ... 16

2.7.5.2 Macam-Macam Media Pembelajaran ... 17

(a) Media Pembelajaran Berdasarkan Jenis ... 17


(15)

2.7.5.3 Keterlibatan Siswa dalam Penggunaan Media ... 23

2.7.6 Sumber Belajar ... 25

2.7.7 Evaluasi ... 26

2.7.7.1 Tahap Evaluasi ... 27

2.7.7.2 Kegunaan Evaluasi ... 28

2.8 Pengertian Membaca ... 28

2.9 Tujuan Membaca ... 29

2.10 Pengertian Pidato ... 29

2.11 Faktor-faktor yang Harus Diperhatikan dalam Berpidato... 29

2.12 Fungsi Pidato ... 30

2.13 Tata Krama Berpidato ... 30

2.14 Posisi Berpidato ... 31

2.15 Sistematika Berpidato ... 32

2.16 Persiapan Berpidato ... 33

2.17 Pelaksanaan Kegiatan Pembelajaran Membaca Teks Pidato di SMA ... 33

2.17.1 Kegiatan Perencaaan ... 33

2.17.2 Kegiatan Pelaksanaan ... 34

2.17.3 Kegiatan Evaluasi ... 35

III.METODE PENELITIAN 3.1Metode Penelitian ... 36

3.2Sumber Data ... 37

3.3Teknik Pengumpulan Data ... 37

3.4Teknik Analisis Data ... 38

IV.HASIL DAN PEMBAHASAN ... 39

4.1Hasil Penelitian ... 37

4.2Pembahasan ... 47

4.2.1 Perencanaan Pembelajaran ... 47

4.2.2 Pelaksanaan Pembelajaran ... 55

4.2.3 Evaluasi Pembelajaran ... 84

V. SIMPULAN DAN SARAN ... 85

5.1 Simpulan ... 85

5.2 Saran ... 90

DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN


(16)

DAFTAR TABEL

Tabel Halaman

4.1 Hasil Perencanaan Pembelajaran Indikator Pertama ... 48

4.2 Hasil Perencanaan Pembelajaran Indikator Kedua ... 49

4.3 Hasil Perencanaan Pembelajaran Indikator Ketiga ... 50

4.4 Hasil Perencanaan Pembelajaran Indikator Keempat ... 50

4.5 Hasil Perencanaan Pembelajaran Indikator Kelima ... 51

4.6 Hasil Perencanaan Pembelajaran Indikator Keenam ... 52

4.7 Hasil Perencanaan Pembelajaran Indikator Ketujuh ... 53

4.8 Hasil Perencanaan Pembelajaran Indikator Kedelapan ... 54

4.9 Hasil Pelaksanaan Pembelajaran Indikator Pertama ... 55

4.10 Hasil Pelaksanaan Pembelajaran Indikator Kedua ... 57

4.11 Hasil Pelaksanaan Pembelajaran Indikator Ketiga ... 58

4.12 Hasil Pelaksanaan Pembelajaran Indikator Keempat ... 60

4.13 Hasil Pelaksanaan Pembelajaran Indikator Kelima ... 60

4.14 Hasil Pelaksanaan Pembelajaran Indikator Keenam... 61

4.15 Hasil Pelaksanaan Pembelajaran Indikator Ketujuh ... 62

4.16 Hasil Pelaksanaan Pembelajaran Indikator Kedelapan ... 64

4.17 Hasil Pelaksanaan Pembelajaran Indikator Kesembilan ... 65

4.18 Hasil Pelaksanaan Pembelajaran Indikator Kesepuluh ... 66

4.19 Hasil Pelaksanaan Pembelajaran Indikator Kesebelas ... 68

4.20 Hasil Pelaksanaan Pembelajaran Indikator Keduabelas ... 69

4.21 Hasil Pelaksanaan Pembelajaran Indikator Ketigabelas ... 70

4.22 Hasil Pelaksanaan Pembelajaran Indikator Keempatbelas ... 72

4.23 Hasil Pelaksanaan Pembelajaran Indikator Kelimabelas ... 73

4.24 Hasil Pelaksanaan Pembelajaran Indikator Keenambelas ... 74

4.25 Hasil Pelaksanaan Pembelajaran Indikator Ketujuhbelas ... 75

4.26 Hasil Pelaksanaan Pembelajaran Indikator Kedelapanbelas ... 76

4.27 Hasil Pelaksanaan Pembelajaran Indikator Kesembilanbelas... 78

4.28 Hasil Pelaksanaan Pembelajaran Indikator Keduapuluh ... 79

4.29 Hasil Pelaksanaan Pembelajaran Indikator Keduapuluhsatu ... 80

4.30 Hasil Pelaksanaan Pembelajaran Indikator Keduapuluhdua... 81

4.31 Hasil Pelaksanaan Pembelajaran Indikator Keduapuluhtiga ... 82


(17)

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran Halaman

1. Surat Izin Penelitian Pendahuluan ... 94

2. Surat Izin Penelitian ... 95

3. Surat Keterangan Melaksanakan Penelitian ... 96

4. Silabus Pembelajaran Bahasa Indonesia ... 97

5. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran ... 99

6. Lampiran Daftar Pertanyaan Wawancara ... 103

7. Tabel Instrumen Perencanaan Pembelajaran ... 107

8. Tabel Instrumen Pelaksanaan Pembelajaran ... 108

9. Tabel Instrumen Evaluasi Pembelajaran ... 109

10.Tabel Hasil Perencanaan Pembelajaran ... 110

11.Tabel Hasil Pelaksanaan Pembelajaran... 113

12.Lampiran Nilai Praktik Membaca Teks Pidato ... 121


(18)

DAFTAR GAMBAR

Gambar Halaman

Gambar 1. Guru Mengucapkan Salam Kepada Siswa ... 56

Gambar 2. Guru Mencatat Kehadiran Siswa... 57

Gambar 3. Guru Menjelaskan Seputar Pidato ... 58

Gambar 4. Guru Menyampaikan Pokok Materi ... 59

Gambar 5. Guru Memerhatikan Saat Siswa Mengerjakan Tugas ... 66

Gambar 6. Siswa Bertanya Kepada Guru ... 66

Gambar 7. Guru Saat Menyampaikan Pesan Moral Kepada Siswa ... 69

Gambar 8. Siswa Cukup Semangat dalam Mendengarkan Pesan Guru... 73

Gambar 9. Siswa Terlihat Ceria Saat Guru Sedikit Bercanda ... 78

Gambar 10. Guru Memerhatikan Saat Siswa Mengerjakan Tugas ... 79


(19)

1

BAB I PENDAHULUAN

1.1Latar Belakang Masalah

Salah satu tujuan mata pelajaran bahasa Indonesia secara umum yaitu, siswa memahami bahasa Indonesia dari segi bentuk, makna, dan fungsi, serta menggunakannya dengan tepat dan kreatif untuk bermacam-macam tujuan, keperluan, dan keadaan (Wetty, 2004: 7). Melalui tujuan tersebut ada manfaat yang diperoleh sehingga bisa digunakan dalam kehidupan sehari-hari. Manfaat yang dapat digunakan dalam kehidupan sehari-hari salah satunya yaitu, materi pembelajaran membaca teks pidato.

Pembelajaran membaca teks pidato penting dilaksanakan pada mata pelajaran bahasa Indonesia di sekolah. Dengan pembelajaran tersebut, siswa dapat

memperoleh materi cara menyampaikan pidato yang sesuai. Pada kehidupan yang akan datang siswa dituntut untuk bisa menyampaikan pidato pada suatu acara sesuai dengan profesinya. Misalnya profesi guru, sebagai seorang guru jika

diminta untuk menyampaikan pidato pada suatu acara di sekolah, maka guru harus bisa menyampaikan pidato sesuai dengan apa yang diminta. Dengan pembelajaran pidato yang diperoleh dari sekolah tersebut, suatu hari siswa dapat mempraktikkan membaca pidato di kehidupan yang akan datang.


(20)

2

Pidato merupakan wacana yang disiapkan untuk diucapkan di depan khalayak. Pidato umumnya ditujukan kepada orang atau sekumpulan orang untuk

menyatakan selamat, menyambut kedatangan tamu, memperingati hari-hari besar tertentu dan lain sebagainya (Karomani, 2011: 12).

Penelitian mengenai pembelajaran membaca teks pidato ini terdapat pada silabus. Standar Kompetensi (SK) : Membaca

3. Memahami artikel dan teks pidato

Kompetensi Dasar (KD) : 3.2 Membaca nyaring teks pidato dengan intonasi yang tepat

Lokasi yang dipilih oleh penulis untuk melakukan observasi adalah SMA Al-Azhar 3 Bandar Lampung. Penulis memilih sekolah tersebut sebagai lokasi penelitian, karena SMA Al-Azhar 3 Bandar Lampung merupakan salah satu lembaga pendidikan formal yang ada di Bandar Lampung, dengan akreditasi “A”.

Berdasarkan uraian latar belakang masalah, penulis berminat mengadakan penelitian tentang pembelajaran membaca teks pidato pada siswa kelas XII SMA Al-Azhar 3 Bandar Lampung tahun pelajaran 2013/2014.

1.2Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah, masalah-masalah yang timbul adalah sebagai berikut,

(1) bagaimana perencanaan pembelajaran membaca teks pidato? (2) bagaimana pelaksanaan pembelajaran membaca teks pidato? (3) bagaimana evaluasi pembelajaran membaca teks pidato?


(21)

3

1.3Tujuan Penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui,

(1) perencanaan kegiatan pembelajaran membaca teks pidato siswa kelas XII SMA Al-Azhar 3 Bandar Lampung,

(2) pelaksanaan kegiatan pembelajaran membaca teks pidato siswa kelas XII SMA Al-Azhar 3 Bandar Lampung tahun pelajaran 2013/2014,

(3) proses evaluasi pembelajaran membaca teks pidato pada siswa kelas XII SMA Al-Azhar 3 Bandar Lampung.

1.4 Manfaat Penelitian

Hasil penelitian ini dapat dimanfaatkan sebagai,

(1) gambaran bagi siswa tentang pentingnya pembelajaran membaca teks pidato; (2) gambaran bagi guru bidang studi bahasa Indonesia sebagai bahan motivasi

untuk melakukan pembelajaran yang lebih kreatif;

(3) gambaran bagi penulis sebagai calon guru bahasa Indonesia, sebagai bekal untuk memberikan pelajaran, terutama pelajaran mengenai membaca teks pidato.

1.5 Ruang Lingkup Penelitian

Ruang lingkup pada penelitian ini sebagai berikut,

(1) subjek penelitian ini adalah guru bidang studi dan siswa kelas XII; (2) objek penelitian adalah proses kegiatan belajar-mengajar membaca teks

pidato.

Kegiatan penelitian ini, sekolah SMA Al-Azhar 3 Bandar Lampung, masih menggunakan KTSP (Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan).


(22)

4

BAB II

LANDASAN TEORI

2.1 Pengertian Perencanaan

Perencanaan ialah menyeleksi dan menghubungkan pengetahuan, fakta, imajinasi, dan asumsi untuk masa yang akan datang dengan tujuan memvisualisasi dan memformulasi hasil yang diinginkan, urutan kegiatan yang diperlukan, dan perilaku dalam batas-batas yang dapat diterima yang akan digunakan dalam penyelesaian (Cunningham dalam Uno, 2009: 1). Perencanaan adalah suatu cara untuk mengantisipasi dan menyeimbangkan perubahan (Robbins dalam Uno, 2009: 1).

Perencanaan yakni suatu cara yang memuaskan untuk membuat kegiatan dapat berjalan dengan baik, disertai dengan berbagai langkah yang antisipatif guna memperkecil kesenjangan yang terjadi sehingga kegiatan tersebut mencapai tujuan yang telah ditetapkan (Uno, 2009: 2). Melalui beberapa pengertian perencanaan tersebut, penulis mengacu pada kesimpulan yang disampaikan oleh Uno (2009: 2) perencanaan yakni suatu cara yang memuaskan untuk membuat kegiatan dapat berjalan dengan baik, disertai dengan berbagai langkah yang antisipatif guna memperkecil kesenjangan yang terjadi sehingga kegiatan tersebut mencapai tujuan yang telah ditetapkan.


(23)

5

Pembelajaran atau pengajaran menurut Degeng (dalam Uno, 2009: 2) adalah upaya untuk membelajarkan siswa. Pengertian ini secara implisit dalam pengajaran terdapat kegiatan memilih, menetapkan, mengembangkan metode untuk mencapai hasil pengajaran yang diinginkan. Pemilihan, penetapan dan pengembangan metode ini didasarkan pada kondisi pengajaran yang ada. Kegiatan ini pada dasarnya merupakan inti dari perencanaan pembelajaran.

Saat merencanakan suatu pembelajaran, tentu harus memperhatikan tingkat

perkembangan peserta didik, perbedaan siswa, daya serap, suasana dalam kegiatan pembelajaran, serta sarana dan sumber yang tersedia, maka guru berwenang untuk menjabarkan dan mengembangkan kompetensi dasar menjadi silabus, dan

dijabarkan lagi dalam bentuk rencana pembelajaran.

2.3 Pengertian Silabus

Silabus adalah rencana pembelajaran pada suatu dan/atau kelompok mata pelajaran/tema tertentu yang mencakup standar kompetensi, kompetensi dasar, materi pokok/pembelajaran, kegiatan pembelajaran, indikator pencapaian kompetensi untuk penilaian, penilaian, alokasi waktu, dan sumber belajar (Kunandar, 2011: 244).

2.4 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)

Suatu kegiatan pembelajaran, diperlukan sebuah rencana agar pembelajaran tersebut dapat berjalan dengan baik. Berikut dijelaskan beberapa hal mengenai RPP.


(24)

6

Rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) adalah rencana yang menggambarkan prosedur dan pengorganisasian pembelajaran untuk mencapai satu kompetensi dasar yang ditetapkan dalam Standar Isi dan dijabarkan dalam silabus (Kunandar, 2011: 263).

2.4.2 Tujuan dan Fungsi RPP

Tujuan rencana pelaksanaan pembelajaran adalah untuk: (1) mempermudah, memperlancar dan meningkatkan hasil proses belajar-mengajar; (2) dengan menyusun rencana pembelajaran secara profesional, sistematis dan berdaya guna, maka guru akan mampu melihat, mengamati, menganalisis, dan memprediksi program pembelajaran sebagai kerangka kerja yang logis dan terencana (Kunandar, 2011: 264).

Fungsi rencana pembelajaran adalah sebagai acuan bagi guru untuk melaksanakan kegiatan belajar-mengajar (kegiatan pembelajaran) agar lebih terarah dan berjalan secara efektif dan efisien (Kunandar, 2011: 264).

2.4.3 Unsur-Unsur yang Perlu Diperhatikan dalam Penyusunan RPP

(1) mengacu pada kompetensi dan kemampuan dasar yang harus dikuasai siswa, serta materi dan submateri pembelajaran, pengalaman belajar yang telah dikembangkan di dalam silabus;

(2) menggunakan berbagai pendekatan yang sesuai dengan materi yang memberikan kecakapan hidup (life skills) sesuai dengan permasalahan dan lingkungan sehari-hari;

(3) menggunakan metode dan media yang sesuai, yang mendekatkan siswa dengan pengalaman langsung;


(25)

7

(4) penilaian dengan sistem pengujian menyeluruh dan berkelanjutan didasarkan pada sistem pengujian yang dikembangkan selaras dengan pengembangan silabus (Kunandar, 2011: 265).

2.5 Pengertian Pembelajaran

Pembelajaran merupakan seperangkat tindakan yang dirancang untuk mendukung proses belajar peserta didik, dengan memperhitungkan kejadian-kejadian eksternal yang berperanan terhadap rangkaian kejadian-kejadian internal yang berlangsung di dalam diri peserta didik (Winkel dalam Sutikno, 2013: 31).

Pembelajaran merupakan kegiatan yang ditujukan untuk membelajarkan siswa (Dimyati dan Mudjiono dalam Sutikno, 2013: 31). Pengertian pembelajaran menurut pakar yang lain adalah, pembelajaran adalah upaya untuk membelajarkan pebelajar (Degeng dalam Sutikno, 2013: 31).

Pembelajaran dapat didefinisikan sebagai suatu sistem atau proses membelajarkan subjek didik/pembelajar yang direncanakan atau didesain, dilaksanakan, dan dievaluasi secara sistematis agar subjek didik/pembelajar dapat mencapai tujuan-tujuan pembelajaran secara efektif dan efisien (Komalasari, 2013: 3).

Pembelajaran itu adalah segala upaya yang dilakukan oleh guru (pendidik) agar terjadi proses belajar pada diri siswa (Sutikno, 2013: 31-32). Melalui beberapa pengertian pembelajaran tersebut, penulis mengacu pada kesimpulan yang disampaikan oleh Sutikno (2013: 31-32) bahwa inti dari pembelajaran itu adalah segala upaya yang dilakukan oleh guru (pendidik) agar terjadi proses belajar pada diri siswa.


(26)

8

2.6 Ciri-Ciri Pembelajaran

Pembelajaran memiliki ciri-ciri sebagai berikut,

(1) memiliki tujuan, yaitu untuk membentuk siswa dalam suatu perkembangan tertentu;

(2) terdapat mekanisme, langkah-langkah, metode dan teknik yang direncanakan untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan;

(3) fokus materi jelas, terarah dan terencana dengan baik;

(4) adanya aktivitas siswa merupakan syarat mutlak bagi berlangsungnya kegiatan pembelajaran;

(5) tindakan guru yang cermat dan tepat;

(6) terdapat pola aturan yang ditaati guru dan siswa dalam proporsi masing-masing;

(7) limit waktu untuk mencapai tujuan pembelajaran;

(8) evaluasi, baik evaluasi proses maupun evaluasi produk (Sutikno, 2013: 34)

2.7Komponen-Komponen Pembelajaran

Suatu kegiatan pembelajaran, terdapat beberapa komponen pembelajaran. Berikut komponen-komponen pembelajaran tersebut.

2.7.1 Tujuan Pembelajaran

Tujuan pembelajaran merupakan suatu cita-cita yang ingin dicapai dari pelaksanaan pembelajaran (Sutikno, 2013: 34). Dengan kata lain tujuan pembelajaran adalah kemampuan-kemampuan yang diharapkan dimiliki siswa setelah memperoleh pengalaman belajar (Sutikno, 2013: 78). Melalui beberapa


(27)

9

definisi tersebut, penulis berkesimpulan bahwa tujuan pembelajaran adalah suatu harapan yang mampu mendatangkan hasil dari proses pembelajaran tersebut. Ada beberapa hal yang perlu dipertimbangkan dalam penyusunan tujuan pembelajaran. Hal tersebut antara lain,

(a) untuk siapa tujuan itu dibuat (siswa SD/MI, SMP/MTS, SMU/MA, atau mahasiswa);

(b) kemampuan dan nilai-nilai yang ingin dikembangkan pada diri siswa; (c) bagaimana cara mencapai tujuan itu secara bertahap atau sekaligus; (d) apakah perlu menekankan aspek-aspek tertentu atau tidak;

(e) seberapa jauh tujuan itu dapat memenuhi kebutuhan perkembangan siswa; (f) berapa lama waktu yang dibutuhkan dan apakah waktu yang tersedia cukup

untuk mencapai tujuan-tujuan itu (Sutikno, 2013: 82).

2.7.2 Materi Pembelajaran

Materi pembelajaran merupakan medium untuk mencapai tujuan pembelajaran yang dipelajari oleh siswa (Sutikno, 2013: 35).

Materi pembelajaran perlu dirinci atau diuraikan kemudian diurutkan untuk memudahkan pembelajaran. Materi pembelajaran dapat diperoleh dari berbagai sumber antara lain: buku teks, laporan hasi penelitian, jurnal, majalah ilmiah, pakar bidang studi, profesional, buku kurikulum (Wetty, 2004: 29).

Bahan ajar atau materi pembelajaran (instructional materials) secara garis besar terdiri dari pengetahuan, keterampilan, dan sikap yang harus dipelajari siswa dalam rangka mencapai standar kompetensi yang telah ditentukan. Secara


(28)

10

terperinci, jenis-jenis materi pembelajaran terdiri dari pengetahuan (fakta, konsep, prinsip, prosedur), keterampilan, dan sikap atau nilai (Yunus, 2012: 33).

Jadi, penulis berkesimpulan bahwa untuk mencapai tujuan pembelajaran, tentu diperlukan materi pembelajaran untuk mendukung tujuan tersebut. Materi

pembelajaran terdiri atas pengetahuan, keterampilan, dan sikap, kemudian sumber materi dapat diperoleh dari mana saja dan perlu dilakukan perincian materi untuk memudahkan pembelajaran.

2.7.3 Kegiatan Pembelajaran

Suatu kegiatan pembelajaran, guru dan siswa terlibat dalam sebuah interaksi dengan materi pembelajaran sebagai mediumnya (Sutikno, 2013: 35).

Guru harus mampu membangun suasana belajar yang kondusif sehingga siswa mampu belajar mandiri. Guru juga harus mampu menjadikan proses pembelajaran sebagai salah satu sumber yang penting dalam kegiatan eksplorasi (Sutikno, 2013: 36).

Penulis berkesimpulan bahwa agar siswa mampu memperoleh suatu pengetahuan yang luas, maka seorang guru harus mampu melaksanakan kegiatan pembelajaran di dalam kelas dengan cara yang baik dan kreatif.

2.7.4 Metode

Metode merupakan suatu cara yang dipergunakan untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan (Sutikno, 2013: 36).


(29)

11

Metode pembelajaran dapat diartikan sebagai cara yang digunakan untuk

mengimplementasikan rencana yang sudah disusun dalam bentuk kegiatan nyata dan praktis untuk mencapai tujuan pembelajaran (Komalasari, 2013: 56).

Pemilihan metode berkaitan langsung dengan usaha-usaha guru dalam menampilkan pembelajaran yang sesuai dengan situasi dan kondisi sehingga pencapaian tujuan pembelajaran diperoleh secara optimal (Sutikno, 2013: 86). Penulis berkesimpulan bahwa dalam suatu kegiatan pembelajaran diperlukan metode pembelajaran yang mampu membuat siswa merasakan suatu kenyamanan dalam belajar agar apa yang telah direncanakan oleh guru sebelum pembelajaran terjadi, dapat terlaksana dengan baik. Untuk itu metode yang dipilih harus sesuai dengan situasi dan kondisi yang ada di dalam kelas.

2.7.4.1 Ciri-Ciri Umum Metode yang Baik.

Metode yang baik memiliki ciri-ciri umum sebagai berikut, (a) berpadunya metode dari segi materi pembelajaran; (b) dapat mengantarkan siswa pada kemampuan praktis; (c) dapat mengembangkan materi;

(d) memberikan keleluasaan pada siswa untuk menyatakan pendapatnya; (e) mampu menempatkan guru dalam posisi yang tepat, terhormat dalam


(30)

12

2.7.4.2Macam-Macam Metode yang Dapat Digunakan dalam Proses Pembelajaran

Beberapa metode yang dapat diterapkan dalam proses pembelajaran antara lain (Sutikno, 2013: 91-98).

(1) Metode Ceramah

Metode ceramah merupakan metode pembelajaran yang dilakukan dengan penyajian materi melalui penjelasan lisan oleh seorang guru kepada siswa-siswanya.

(2) Metode Tanya Jawab

Metode tanya jawab adalah cara penyajian pelajaran dalam bentuk pertanyaan yang harus dijawab, terutama dari guru kepada siswa, tetapi dapat pula dari siswa kepada guru.

(3) Metode Diskusi

Metode diskusi adalah suatu cara penyampaian pelajaran dimana guru bersama-sama siswa mencari jalan pemecahan atas persoalan yang dihadapi.

(4) Metode Demonstrasi

Metode demonstrasi adalah metode membelajarkan dengan cara memperagakan barang, kejadian, aturan, dan urutan melakukan suatu kegiatan, baik secara langsung maupun melalui penggunaan media pembelajaran yang relevan dengan pokok bahasan yang sedang disajikan.

(5) Metode Simulasi

Kata simulasi berasal dari kata simulate yang artinya pura-pura atau berbuat seolah-olah, atau perbuatan yang pura-pura saja. Dalam simulasi para siswa dapat


(31)

13

mencoba menempatkan diri atau berperan sebagai tokoh atau pribadi tertentu, misalnya sebagai dokter, guru, dan lain-lain.

(6) Metode Karyawisata

Metode karyawisata adalah metode dalam proses pembelajaran siswa perlu diajak ke luar sekolah, untuk meninjau tempat tertentu atau objek yang mengandung sejarah, hal ini bukan rekreasi, tetapi untuk belajar atau memperdalam

pelajarannya dengan melihat langsung atau kenyataan. (7) Metode Kerja Kelompok

Metode kerja kelompok ialah upaya saling membantu antara dua orang atau lebih, antara individu dengan kelompok lainnya dalam melaksanakan tugas atau

menyelesaikan problema yang dihadapi dan menggarap berbagai program yang bersifat prospektif guna mewujudkan kemaslahatan dan kesejahteraan bersama. (8) Metode Penugasan

Metode penugasan adalah suatu cara penyajian pelajaran dengan cara guru memberi tugas tertentu kepada siswa dalam waktu yang telah ditentukan dan siswa mempertanggungjawabkan tugas yang dibebankan kepadanya.

Macam-macam metode mengajar menurut Djamarah (1996: 92). (1) Metode Proyek

Metode proyek atau unit adalah cara penyajian pelajaran yang bertitik tolak dari suatu masalah, kemudian dibahas dari berbagai seni yang berhubungan sehingga pemecahannya secara keseluruhan dan bermakna.


(32)

14

(2) Metode Eksperimen

Metode eksperimen (percobaan) adalah cara penyajian pelajaran, di mana siswa melakukan percobaan dengan mengalami dan membuktikan sendiri sesuatu yang dipelajari.

(3) Metode Tugas dan Resitasi

Metode resitasi (penugasan) adalah metode penyajian bahan di mana guru memberikan tugas tertentu agar siswa melakukan kegiatan belajar.

(4) Metode Diskusi

Metode diskusi adalah cara penyajian pelajaran, di mana siswa-siswa dihadapkan kepada suatu masalah yang bisa berupa pernyataan atau pertanyaan yang bersifat problematik untuk dibahas dan dipecahkan bersama.

(5) Metode Sosiodrama

Metode sosiodrama dan role playing dapat dikatakan sama artinya, dan dalam pemakaiannya sering disilihgantikan. Sosiodrama pada dasarnya

mendramatisasikan tingkah laku dalam hubungannya dengan masalah sosial. (6) Metode Demonstrasi

Metode demonstrasi adalah cara penyajian bahan pelajaran dengan meragakan atau mempertunjukkan kepada siswa suatu proses, situasi, atau benda tertentu yang sedang dipelajari, baik sebenarnya ataupun tiruan, yang sering disertai dengann penjelasan lisan.

(7) Metode Problem Solving

Metode problem solving (Metode pemecahan masalah) bukan hanya sekadar metode mengajar, tetapi juga merupakan suatu metode berpikir, sebab dalam


(33)

15

problem solving dapat menggunakan metode-metode lainnya yang dimulai dengan

mencari data sampai kepada menarik kesimpulan. (8) Metode Karyawisata

Metode karyawisata adalah cara mengajar yang dilaksanakan dengan mengajar siswa ke suatu tempat atau objek tertentu di luar sekolah untuk

mempelajari/menyelidiki sesuatu seperti meninjau pabrik sepatu, suatu bengkel mobil, toko serba ada, suatu peternakan atau perkebunan, museum, dan

sebagainya.

(9) Metode Tanya Jawab

Metode Tanya jawab adalah cara penyajian pelajaran dalam bentuk pertanyaan yang harus dijawab, terutama dari guru kepada siswa, tetapi dapat pula dari siswa kepada guru.

Beberapa Metode yang Dapat Digunakan menurut Komalasari (2013: 56).

Metode pembelajaran yang dapat digunakan untuk mengimplementasikan strategi pembelajaran, diantaranya: (1) ceramah, (2) demonstrasi, (3) diskusi, (4) simulasi, (5) laboratorium, (6) pengalaman lapangan, (7) brainstorming, (8) debat, dan sebagainya.

2.7.5 Media

Media merupakan segala sesuatu yang dapat digunakan dalam rangka mencapai tujuan pembelajaran (Sutikno, 2013: 37).

Media adalah segala sesuatu yang dapat menyalurkan pesan, yang dapat merangsang pikiran, perasaan, dan kemauan mahasiswa sehingga dapat mendorong terciptanya proses belajar pada dirinya (Wetty, 2004: 55).


(34)

16

Kata “media” berasal dari bahasa Latin dan merupakan bentuk jamak dari kata “medium”, yang secara harfiah berarti “perantara atau pengantar”. Dengan demikian, media merupakan wahana penyalur informasi belajar atau penyalur pesan (Djamarah, 1996: 136).

Penulis berkesimpulan bahwa dalam melaksanakan suatu pembelajaran diperlukan adanya media untuk mendukung proses pembelajaran, dan dengan media, pesan yang hendak disampaikan dapat tersalurkan dengan baik yang nantinya akan membuat siswa menjadi berpikir dan ada kemauan untuk belajar.

2.7.5.1Fungsi Media Pembelajaran

Media pembelajaran memiliki fungsi sebagai berikut,

(a) membantu untuk mempercepat pemahaman dalam proses pembelajaran; (b) memperjelas penyajian pesan agar tidak bersifat verbalistis (dalam bentuk

kata-kata tertulis atau lisan); (c) mengatasi keterbatasan ruang;

(d) pembelajaran lebih komunikatif dan produktif; (e) waktu pembelajaran bisa dikondisikan;

(f) menghilangkan kebosanan siswa dalam belajar;

(g) meningkatkan motivasi siswa dalam mempelajari sesuatu; (h) melayani gaya belajar siswa yang beraneka ragam;

(i) meningkatkan kadar keaktifan/keterlibatan siswa dalam kegiatan pembelajaran (Sutikno, 2013: 107).


(35)

17

Fungsi media pembelajaran (Wetty, 2004: 61) (a) Membangkitkan motivasi belajar.

(b) Mengulang apa yang telah dipelajari. (c) Menyediakan stimulus belajar. (d) Mengaktifkan respon murid.

(e) Memberikan feedback dengan segera. (f) Menggalakkan latihan yang serasi.

2.7.5.2 Macam-Macam Media Pembelajaran

Media pembelajaran memiliki berbagai macam, baik berdasarkan jenis maupun berdasarkan bahan pembuatan. Berikut dijabarkan macam-macam media pembelajaran tersebut.

(a) Media Pembelajaran Berdasarkan Jenis (Sutikno, 2013: 108-109), (1) audio;

Media audio adalah media yang hanya mengandalkan kemampuan suara saja, seperti radio, cassette recorder, piringan hitam.

(2) visual;

Media visual adalah media yang hanya mengandalkan indera penglihatan. Media visual ini ada yang menampilkan gambar atau simbol yang bergerak seperti film strip (film rangkai), foto, gambar atau lukisan, cetakan. Ada pula media visual yang menampilkan gambar atau simbol yang bergerak seperti film bisu, film kartun.


(36)

18

(3) audiovisual.

Media audiovisual merupakan media yang mempunyai unsur suara dan unsur gambar. Jenis media ini mempunyai kemampuan yang lebih baik karena meliputi kedua jenis media yang pertama dan yang kedua.

(b) Media Pembelajaran Berdasarkan Bahan Pembuatan (1) media sederhana

Media sederhana adalah media yang bahan dasarnya mudah diperoleh dengan harga murah, cara pembuatannya mudah, dan penggunaannya tidak sulit. (2) media kompleks

Media kompleks adalah media dengan bahan yang sulit didapat, alat tidak mudah dibuat dan harga relatif mahal.

Jenis-Jenis Media Pembelajaran Menurut Wetty (2004: 63).

Media pembelajaran yang dapat digunakan oleh guru dalam pengembangan materi sangat beraneka. Untuk itu, guru harus memilih media yang akan digunakan

dalam pembelajaran secara tepat sebab masing-masing media mempunyai kelebihan dan kekurangan. Sehubungan dengan itu, di bawah ini dirincikan sejumlah media yang dapat dipilih oleh guru dalam pengembangan materi pembelajaran.

(1) Papan Tulis

Dewasa ini papan tulis tidak hanya hitam, tetapi telah digunakan warna-warna lain dengan maksud untuk menambah efektivitasnya dan mengurangi kelelahan mata. Papan tulis yang memenuhi syarat haruslah sebagai berikut.


(37)

19

(b) Papan tulis itu harus buram, tidak boleh licin dan mengkilat.

(c) Warna papan tulis hendaknya disesuaikan dengan warna ruangan kelas. (2) Papan Tempel (Papan Pengumuan)

Dewasa ini papan tempel telah dianggap sebagai media pendidikan yang penting, sebagai tempat menyelenggarakan sesuatu display yang merupakan bagian aktivitas penting dari kehidupan kelas.

Papan tempel sebagai media pendidikan mempunyai dua fungsi sebagai berikut. (a) Memungkinkan guru untuk memperkenalkan hal-hal atau ide-ide baru

kepada peserta didik.

(b) Memberi kesempatan kepada murid untuk saling bertukar pengalaman belajar dan untuk belajar bekerja sama secara kelompok.

(3) Papan Flanel

Papan flannel atau flannel board, felt board, visual board, (bahasa Inggris) adalah suatu papan yang dilapisi dengan kain flannel atau dapat juga dengan kain lain yang dilekatkan potongan gambar-gambar atau simbol lain. Gambar-gambar atau simbol-simbol itu biasa disebut “items”. Dengan items kita dapat menerangkan atau menjelaskan mengenai sesuatu masalah. Agar items itu dapat melekat pada papan flannel maka di belakang items itu ditempelkan potongan flannel atau kertas amplas.

(4) Gambar

Dewasa ini gambar merupakan media yang sudah disadari pentingnya untuk memperjelas pengertian anak-anak. Dengan gambar dapat diperlihatkan kepada anak hal atau benda-benda yang belum pernah dilihatnya. Dengan gambar dapat dihindarkan adanya salah pengertian antara apa yang dimaksud oleh guru dengan


(38)

20

apa yang ditangkap oleh murid. Dengan gambar guru tidak usah banyak menerangkan sesuatu dengan kata-kata, sehingga akan menghemat waktu dan tenaga bagi guru, dan bagi murid tidak usah menafsirkan kata-kata yang mungkin tidak dipahaminya.

(5) Poster

Dalam dunia pendidikan dewasa ini poster telah mendapat perhatian cukup besar sebagai suatu media untuk menyampaikan informasi, saran dan ide para dokter, ahli kesehatan masyarakat, petugas pertanian, polisi lalu lintas, guru telah mulai memakai poster sebagai media untuk menyampaikan pesan kepada masyarakat dan peserta didik.

Secara singkat ciri-ciri poster adalah sebagai berikut. (a) Berupa suatu lukisan/gambaran

(b) Menyampaikan suatu pesan atau ide tertentu (c) Memberi kesan yang kuat/menarik perhatian (6) Bagan (Charts)

Bagan adalah suatu lambang visual (visual simbol) untuk mengikhtisarkan, membandingkan dan mempertentangkan kenyataan atau fakta-fakta. Tujuan penggunaan bagan adalah untuk menerangkan secara simbolis, merangkum suatu keterangan, memperlihatkan hubungan yang satu dengan yang lain, dan

memperlihatkan pertumbuhan suatu struktur dengan memakai garis-garis/ lambang-lambang/gambar-gambar.


(39)

21

(7) Grafik

Dengan grafik kita dapat membuat suatu penyajian yang menarik tentang hampir setiap macam data kuantitatif. Berbeda dengan bagan, maka grafik merupakan perlakuan data-data bilangan secara diagramatis.

(8) Kartun

Kartun menyampaikan pesan dengan gambar secara metaforis dan suatu metafora dapat merupakan sesuatu yang lebih kuat daripada suatu pernyataan langsung. Suatu kartun yang “sempurna” sebenarnya tidak memerlukan keterangan lagi, sebab symbalisme atau penyampaian pesan khusus. Makin kurang digunakan kata-kata, semakin efektif simbolis itu. Semua kartun yang baik mengungkapkan pesannya pada ketika itu juga.

(9) Komik

Sebagai media pembelajaran mempunyai sifat sederahana, jelas, “mudah” dan juga bersifat “personal”. Komik diterbitkan dalam rangka tujuan komersil, informatif, dan edukatif. Dari penyelidikan ternyata bahwa komik komersil terbit secara besar-besaran dan dibaca oleh sebagian besar anak-anak.

Untuk menggunakan komik secara konstruktif adalah memberikan kecakapan kepada murid sendiri untuk dapat memilih komik yang baik, komik yang diterbitkan oleh industri, dinas kesehatan, lembaga-lembaga nonprofit yang cenderung bersifat informatif, umumnya lebih dapat digunakan sebagai media pendidikan daripada komersil.


(40)

22

Macam-Macam Media Menurut Djamarah (1996: 140)

Media yang telah dikenal dewasa ini tidak hanya terdiri dari dua jenis, tetapi sudah lebih dari itu. Klasifikasinya bisa dilihat dari jenisnya, daya liputnya, dan dari bahan serta cara pembuatannya.

1. Dilihat dari Jenisnya, Media Dibagi ke Dalam: a. Media Auditif

Media auditif adalah media yang hanya mengandalkan kemampuan suara saja, seperti radio dan piringan hitam. Media ini tidak cocok untuk orang tuli atau mempunyai kelainan dalam pendengaran.

b. Media Visual

Media visual adalah media yang hanya mengandalkan indra penglihatan. Media visual ini ada yang menampilkan gambar diam seperti film strip (film rangkai), slides (film bingkai) foto, gambar atau lukisan, cetakan. Ada pula media visual yang menampilkan gambar atau symbol yang bergerak seperti film bisu, film kartun.

c. Media Audiovisual

Media audiovisual adalah media yang mempunyai unsur suara dan unsur gambar. Jenis media ini mempunyai kemampuan yang lebih baik, karena meliputi kedua jenis media yang pertama dan kedua.

2. Dilihat dari Daya Liputnya

a. Media dengan Daya Liput Luas dan Serentak

Penggunaan media ini tidak terbatas oleh tempat dan ruang serta dapat menjangkau jumlah anak didik yang banyak dalam waktu yang sama. Contoh: radio dan televisi.


(41)

23

b. Media dengan Daya Liput yang Terbatas oleh Ruang dan Tempat Media ini dalam penggunaannya membutuhkan ruang dan tempat yang khusus seperti film, sound slide, film rangkai, yang harus menggunakan tempat yang tertutup dan gelap.

c. Media untuk Pengajaran Individual

Media ini penggunaannya hanya untuk seorang diri. Termasuk media ini adalah modul berpogram dan pengajaran melalui computer.

3. Dilihat dari Bahan Pembuatannya a. Media Sederhana

Media ini bahan dasarnya mudah diperoleh dan harganya murah, cara pembuatannya mudah, dan pengunaannya tidak sulit.

b. Media Kompleks

Media ini adalah media yang bahan dan alat pembuatannya sulit diperoleh serta mahal harganya, sulit membuatnya, dan penggunaannya memerlukan keerampilan yang memadai.

2.7.5.3Keterlibatan Siswa dalam penggunaan Media

Maksud dan tujuan peragaan ialah memberikan variasi dalam cara-cara kita mengajar, memberikan lebih banyak realitas dalam mengajar itu, sehingga lebih berwujud, lebih terarah untuk mencapai tujuan pelajaran (Nasution, 2012: 98). Belajar adalah mengalami sesuatu. Proses belajar adalah berbuat, bereaksi, mengalami, mengahayati. Pengalaman berarti mengahayati situasi-situasi yang sebenarnya dan bereaksi dengan sungguh-sungguh terhadap berbagai aspek situasi itu demi tujuan-tujuan yang nyata bagi pelajar (Nasution, 2012: 99).


(42)

24

Pengalaman mempunyai dua aspek. Seseorang menerima perangsang-perangsang dari luar dan sebaliknya individu itu bereaksi terhadap perangsang itu, yakni ia mengamati, memikirkan, mengolahnya dan menentukan sikap dan kelakukaannya terhadap pengaruh dari lingkungan itu. Pengalaman adalah interaksi antara

individu dan lingkungan untuk mencapai tujuan-tujuan yang mengandung arti bagi individu itu. Jadi agar bertambah pengalaman, tak cukup kalau ia hanya dibanjiri oleh banyak perangsang, syarat lain ialah bahwa ia harus aktif

mengolahnya sehingga terjadi perubahan kelakuan padanya (Nasution, 2012: 99). Burton (dalam Nasution, 2012: 100) memberi tingkat-tingkat pengalaman

langsung dan tak langsung dan berhubungan itu alat-alat peraga yang dapat digunakan.

I. Pengalaman langsung; sesungguhnya turut serta melakukan dan

mengalaminya.

II. Pengalaman tak langsung.

A.Berdasarkan pengamatan langsung

1. Melihat peristiwa itu terjadi, menggunakan benda-benda dan alat-alat. 2. Melihat suatu peristiwa dipentaskan.

B.Berdasarkan gambar

1. Melihat film. 2. Melihat fotonya.

C.Berdasarkan lukisan


(43)

25

D.Berdasarkan bahasa

1. Membaca uraian tentang manusia, tempat-tempat, peristiwa, dan benda-benda.

2. Mendengarkan uraian.

E. Berdasarkan lambang

Menggunakan lambang-lambang teknis, istilah, rumus, indeks, dan sebagainya.

Berdasarkan pernyataan-pernyataan di atas penulis berkesimpulan bahwa, dalam kegiatan peragaan yang melibatkan media pembelajaran baik secara visual, audio, maupun audiovisual, siswa tidak hanya belajar menerima melainkan memiliki pengalaman juga. Artinya, media yang digunakan guru di dalam kelas, harus melibatkan siswa agar siswa memiliki pengalaman.

2.7.6 Sumber Belajar

Sumber belajar adalah segala sesuatu yang dapat dipergunakan sebagai tempat dimana materi pembelajaran terdapat (Sutikno, 2013: 37).

Sumber pembelajaran atau sumber belajar dapat dirumuskan sebagai segala sesuatu yang dapat memberikan kemudahan belajar, sehingga diperoleh sejumlah informasi, pengetahuan, pengalaman, dan keterampilan yang diperlukan

(Mulyasa, 2012: 156).

Menurut Association for Educational Communications and Technology (dalam Komalasari, 2013: 108), sumber pelajaran adalah segala sesuatu atau daya yang dapat dimanfaatkan oleh guru, baik secara terpisah maupun dalam bentuk


(44)

26

gabungan, untuk kepentingan belajar mengajar dengan tujuan meningkatkan efektivitas dan efisiensi tujuan pembelajaran. Komponen sumber belajar itu meliputi pesan, orang, bahan, peralatan, teknik, dan lingkungan/latar.

Penulis berkesimpulan bahwa dalam melaksanakan proses pembelajaran tentu diperlukan sumber materi belajar untuk memperoleh pengetahuan. Sumber belajar yang dimanfaatkan dapat meningkatkan efektivitas dan efisiensi tujuan

pembelajaran. 2.7.7 Evaluasi

Evaluasi merupakan aspek yang penting, yang berguna untuk mengukur dan menilai seberapa jauh tujuan pembelajaran telah tercapai atau hingga mana terdapat kemajuan belajar siswa, dan bagaimana tingkat keberhasilan sesuai dengan tujuan pembelajaran tersebut (Sutikno, 2013: 38).

Evaluasi merupakan penilaian yang dilakukan secara luas pada seluruh aspek pendidikan, baik pembelajaran, program, maupun kelembagaan. Penilaian merupakan bagian dari kegiatan evaluasi yang terfokus pada dimensi pembelajaran yang di dalamnya terkandung juga istilah tes dan pengukuran (Yunus, 2012: 38).

Penilaian menurut (Hamalik, 2005: 156) adalah salah satu komponen dalam proses pembelajaran, yang meliputi:

(1) Tujuan Pembelajaran. (2) Metode Pembelajaran. (3) Penilaian Hasil Belajar


(45)

27

Penulis berkesimpulan bahwa setelah dilakukan sebuah proses pembelajaran, maka perlu dilakukan sebuah evaluasi untuk mengetahui sejauh mana

pengetahuan dan kemampuan siswa tentang materi yang telah dibelajarkan. Evaluasi dilakukan pada seluruh aspek pendidikan yang di dalamnya terkandung istilah tes dan pengukuran. Evaluasi meliputi beberapa hal yaitu, tujuan

pembelajaran, metode pembelajaran, dan penilaian hasil belajar.

2.7.7.1Tahap Evaluasi

Beberapa kegiatan yang dilakukan pada tahap evaluasi adalah sebagai berikut, (a) guru mengajukan pertanyaan kepada siswa, baik pertanyaan lisan maupun

pertanyaan dalam bentuk tulisan. Pertanyaan yang akan diajukan bersumber dari materi yang telah disampaikan sebelumnya. Untuk mengetahui berhasil tidaknya penyampaian materi, dapat dilihat dari bisa tidaknya siswa

menjawab pertanyaan guru. Untuk mengukur ketuntasan belajar siswa yang telah mencapai taraf penguasaan sekurang-kurangnya 75% dari tujuan yang direncanakan;

(b) jika pertanyaan yang diajukan oleh guru belum dapat dijawab oleh siswa (kurang dari 75%), maka guru perlu mengulangi kembali bagian materi yang belum dikuasai siswa tersebut sampai siswa betul-betul mengerti;

(c) untuk memperkaya pengetahuan siswa, guru dapat memberi pekerjaan rumah (PR) yang berhubungan dengan materi yang telah disampaikan;

(d) ingatkan siswa waktu pembelajaran berikutnya, pokok-pokok materi yang akan dipelajari, dan tugas yang perlu disiapkan untuk pertemuan selanjutnya (Sutikno, 2013: 118).


(46)

28

2.7.7.2 Kegunaan Evaluasi

Kegunaan dari evaluasi adalah sebagai berikut, (Sutikno, 2013: 118-119) (1) untuk mengetahui tingkat kemajuan yang telah dicapai oleh siswa dalam

suatu kurun waktu proses belajar tertentu;

(2) untuk mengetahui posisi atau kedudukan seorang siswa dalam kelompok kelasnya;

(3) sebagai bahan pertimbangan dalam rangka melakukan perbaikan proses pembelajaran;

(4) bahan pertimbangan bagi bimbingan individual siswa;

(5) membuat diagnosis mengenai kelemahan-kelemahan dan kemampuan siswa; (6) bahan pertimbangan bagi perubahan atau perbaikan kurikulum;

(7) mengetahui efisiensi metode pembelajaran yang digunakan; (8) memberikan laporan kepada siswa dan orang tua;

(9) memotivasi siswa dalam belajar;

(10) merupakan bahan feed back bagi siswa, guru dan program pembelajaran.

2.8 Pengertian Membaca

Membaca adalah suatu proses yang dilakukan serta dipergunakan oleh pembaca untuk memperoleh pesan, yang hendak disampaikan oleh penulis melalui media kata-kata/bahasa tulis. Suatu proses yang menuntut agar kelompok kata yang merupakan suatu kesatuan akan terlihat dalam suatu pandangan sekilas, dan agar makna kata-kata secara individual akan dapat diketahui. Kalau hal ini tidak terpenuhi, maka pesan yang tersurat dan yang tersirat tidak akan tertangkap atau dipahami, dan proses membaca itu tidak terlaksana dengan baik (Hodgson dalam Tarigan, 2008: 7).


(47)

29

Membaca merupakan seluruh aktivitas yang dilakukan pembaca untuk memperoleh informasi yang terkandung dalam sebuah bahan bacaan. Produk membaca merupakan hasil dari proses membaca yakni pemahaman atas isi bacaan (Yunus, 2012: 148).

Penulis berkesimpulan bahwa membaca adalah suatu kegiatan mengamati bahasa tulis yang bertujuan untuk memperoleh suatu pengetahuan atau pesan yang disampaikan oleh penulis.

2.9 Tujuan Membaca

Tujuan utama dalam membaca adalah untuk mencari serta memperoleh informasi, mencakup isi, dan memahami makna bacaan (Tarigan, 2008: 9).

Penulis berkesimpulan bahwa jika ingin mengetahui apa isi dari suatu bacaan maka terlebih dahulu harus membaca dan memahami apa yang ada dalam tulisan tersebut.

2.10Pengertian Pidato

Pidato merupakan wacana yang disiapkan untuk diucapkan di depan khalayak. Pidato umumnya ditujukan kepada orang atau sekumpulan orang untuk

menyatakan selamat, menyambut kedatangan tamu, memperingati hari-hari besar tertentu dan lain sebagainya (Karomani, 2011: 12).

2.11Faktor-Faktor yang Harus Diperhatikan dalam Berpidato

Dikatakan oleh Maidar (dalam Karomani, 2011: 12), agar dapat berpidato dengan baik ada beberapa faktor yang harus diperhatikan, antara lain sebagai berikut,


(48)

30

(1) harus mempunyai tekad dan keyakinan bahwa pembicara mampu meyakinkan orang lain. Dengan memiliki tekad ini maka akan tumbuh keberanian dan sikap percaya diri sehingga pembicara tidak akan ragu-ragu mengucapkan pidatonya;

(2) harus memiliki pengetahuan yang luas sehingga pembicara dapat menguasai materi dengan baik;

(3) harus memiliki perbendaharaan kata yang cukup, sehingga pembicara mampu mengungkapkan pidato dengan lancar dan meyakinkan;

(4) harus melakukan kebiasaan atau latihan yang intensif. Persiapan yang matang dan latihan yang intensif akan sangat membantu kelancaran berpidato;

2.12Fungsi Pidato

Beberapa fungsi pidato sebagaimana dikemukakan Rosalina (dalam Karomani, 2011: 13),

(1) menyampaikan informasi kepada pendengarnya; (2) mendidik;

(3) mempengaruhi pendengar; (4) menghibur khalayak; (5) membuat propaganda;

(6) menyambung lidah orang lain.

2.13Tata Krama Berpidato

Sebagaimana dikatakan Maidar (dalam Karomani, 2011: 13-14), ada beberapa tata krama yang harus kita perhatikan ketika kita berpidato, hal tersebut antara lain, (1) jika berpidato dihadapan umum hendaknya memperhatikan hal-hal berikut;


(49)

31

(a) berpakaianlah dengan rapi dan bersih, tetapi tidak bergaya pamer dengan memakai perhiasan atau pakaian yang berlebihan;

(b) gunakanlah kata-kata yang sopan, dan jangan memperlihatkan

keangkuhan, kesombongan, atau kepongahan tetapi mesti rendah hati; (c) jika pidato itu panjang, agar tidak membosankan pendengar, sesekali

hendaknya diselingi humor yang segar dan sopan;

(2) jika berpidato di depan wanita atau sebagian besar wanita dan yang berpidato pria, perhatikanlah kata-kata yang digunakan jangan sampai menyinggung perasaannya;

(3) jika berpidato di hadapan orang-orang terkemuka hendaknya mempersiapkan diri sesempurna mungkin, dan tidak perlu merasa rendah diri;

(4) jika berpidato di hadapan sesama golongan harus terbuka, terus terang dan santai namun jangan melupakan tata karma;

(5) jika yang mendengarkan pidato itu pelajar atau mahasiswa, kita harus mampu meyakinkan mereka dengan argumen-argumen yang logis;

(6) jika berpidato di depan suatu pemeluk agama tertentu kita harus menjaga jangan sampai ada satu ucapan pun yang menyinggung martabat agama tersebut;

(7) jika yang mendengarkan itu masyarakat desa maka gunakanlah kata atau kalimat yang sederhana sehingga pidato kita mudah dimengerti mereka.

2.14Posisi Berpidato

Komunikasi apapun akan lebih efektif, jika si pembicara dapat dilihat oleh pendengarnya. Daya tarik tentu akan kurang jika yang berpidato tidak dapat dilihat oleh pendengarnya. Itu sebabnya, usahakanlah berpidato dengan posisi


(50)

32

yang baik. Usahakanlah berdiri pada tempat tertentu, sehingga dapat dilihat oleh seluruh pendengar. Usahakanlah berdiri jangan duduk. Berpidato sambil duduk hanya bisa dibenarkan jika ada alasan tertentu (Karomani, 2011: 15).

Ada juga pidato yang diucapkan dihadapan pendengar yang sama-sama duduk di lantai, misalnya pertemuan-pertemuan di desa atau di tempat-tempat pertemuan di rumah. Dalam hal ini yang berpidato tetap harus dapat menyesuaikan diri dengan situasi, dapat mengambil posisi yang wajar terlihat oleh seluruh peserta yang ada (Karomani, 2011: 15).

2.15Sistematika Berpidato

Sebagaimana dikatakan oleh Maidar (dalam Karomani, 2011: 16), secara garis besar sistematika berpidato adalah sebagai berikut,

(1) salam pembuka dan sapaan terhadap hadirin;

(2) pendahuluan yang biasa berbentuk ucapan terima kasih, atau ungkapan kegembiraan atau rasa syukur dan pujian;

(3) isi pidato, rincian gagasan yang hendak disampaikan. Isi pidato mesti

diucapkan dengan jelas dengan menggunakan bahasa Indonesia yang baik dan benar dengan gaya bahasa yang menarik;

(4) simpulan, yang berisi ringkasan dari uraian yang telah disampaikan; (5) harapan yang berisi anjuran saran kepada pendengar;


(51)

33

2.16Persiapan Berpidato

Untuk berbicara dengan baik, kita mesti memperhatikan unsur kebahasaan maupun unsur nonkebahasaan seperti: ketenangan sikap, keberanian, gerak-gerik mimik yang wajar dan lain-lain (Karomani, 2011: 16).

Ada tujuh langkah yang mesti dipersiapkan bila kita ingin berpidato. Ketujuh langkah itu adalah sebagai berikut,

(1) Menentukan topik.

(2) Menganalisis pendengar dan situasi. (3) Memilih dan menyempitkan topik. (4) Mengumpulkan bahan.

(5) Membuat garis besar.

(6) Menguraikan secara mendetail.

(7) Melatih vokalisasi (Karomani, 2011: 16).

2.17Pelaksanaan Kegiatan Pembelajaran Membaca Teks Pidato di SMA Kegiatan pembelajaran membaca teks pidato di SMA diawali dengan proses perencanaan, lalu pelaksanaan, kemudian evaluasi. Berikut dijabarkan

pelaksanaan kegiatan pembelajaran tersebut berdasarkan kegiatan perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi.

2.17.1 Kegiatan Perencanaan

Sebelum melakukan kegiatan pembelajaran, terlebih dahulu dilakukan kegiatan perencaaan. Perencanaan dilakukan agar pembelajaran yang dilaksanakan dapat berjalan dengan teratur dan terarah sesuai dengan yang telah direncanakan. Di dalam RPP terdapat suatu tujuan pembelajaran. Pembelajaran membaca teks


(52)

34

pidato di SMA bertujuan agar para siswa mampu membaca teks pidato dengan intonasi yang tepat. Jadi, pada saat pelaksanaan pembelajaran, guru menekankan agar para siswa mampu membaca teks pidato dengan intonasi, diksi, dan mimik yang tepat. Selain itu, di dalam RPP juga terdapat alokasi waktu, materi

pembelajaran, metode pembelajaran, tahapan pembelajaran, sumber belajar, dan evaluasi.

2.17.2 Kegiatan Pelaksanaan

Kegiatan pelaksanaan pembelajaran membaca teks pidato biasanya diawali dengan menggunakan metode ceramah. Terlebih dahulu dijelaskan pengertian seputar pidato, kemudian guru mencontohkan pembacaan pidato menggunakan media audiovisual yang diperagakan oleh model di dalam video pembacaan pidato. Melalui video tersebut, guru menyampaikan bagaimana penggunaan intonasi yang tepat saat membacakan pidato. Bagaimana pembacaan yang harus menggunakan intonasi tinggi, bagaimana pembacaan yang menggunakan intonasi rendah, disampaikan oleh guru kepada siswa agar siswa mudah memahami maksud yang disampaikan oleh guru. Selain menggunakan intonasi yang tepat, pembacaan pidato dengan menggunakan teks juga diharapkan mampu

menyampaikan maksud dari isi pidato tersebut. Pembacaan pidato menggunakan teks dapat memudahkan pembaca pidato dalam menyampaikan isi pidatonya secara runtut, jelas, dan tidak keluar dari apa yang telah dituliskan.


(53)

35

2.17.3 Kegiatan Evaluasi

Kegiatan evaluasi dilaksanakan oleh guru berupa praktik membaca pidato oleh tiap-tiap siswa. Evaluasi tesebut dilakukan untuk melihat kemampuan siswa dalam berpidato. Pelaksanaan kegiatan praktik tersebut dilakukan oleh guru dengan menggunakan rubrik atau instrumen evaluasi sebagai tolok ukur dalam melakukan penilaian. Hal-hal yang harus diperhatikan siswa adalah diksi, intonasi, dan mimik. Jadi, guru menilai kemampuan membaca teks pidato siswa dari segi diksi, intonasi, dan mimik.


(54)

36

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Metode Penelitian

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif kualitatif. Kata deskriptif berasal dari bahasa Inggris, descriptive, yang berarti bersifat menggambarkan atau melukiskan sesuatu hal. Menggambarkan atau melukiskan dalam hal ini dapat dalam arti sebenarnya (harfiah), yaitu berupa gambar-gambar atau foto-foto yang didapat dari data lapangan atau peneliti menjelaskan hasil penelitian dengan gambar-gambar dan dapat pula berarti menjelaskannya dengan kata-kata (Usman, 2008: 129).

Penelitian deskriptif kualitatif diuraikan dengan kata-kata menurut pendapat responden, apa adanya sesuai dengan pertanyaan penelitiannya, kemudian dianalisis pula dengan kata-kata yang melatarbelakangi responden berperilaku (berpikir, berperasaan, dan bertindak) (Usman, 2008: 130).

Peneliti melakukan sebuah pengamatan langsung kepada suatu obyek yang akan diteliti atau observasi (Keraf, 1994: 162). Jenis observasi yang dilakukan adalah observasi nonpartisipasi. Observasi nonpartisipasi adalah observer terlibat langsung secara tidak aktif (pasif) dalam objek yang diteliti (Usman, 2008: 54). Peneliti mengamati objek penelitian dengan membuat daftar catatan dan


(55)

37

Obyek yang diteliti yaitu sebuah kegiatan pembelajaran di dalam kelas, lalu mendeskripsikan bagaimana kegiatan pembelajaran tersebut berlangsung dalam berupa data kualitatif. Pembelajaran yang diteliti adalah mengenai membaca teks pidato pada siswa kelas XII. Dalam penelitian ini, peneliti menggambarkan proses pembelajaran berpidato dengan teks.

Peneliti menggunakan metode ini untuk mengetahui proses pembelajaran membaca teks pidato pada siswa kelas XII SMA Al-Azhar 3 Bandar Lampung Tahun Pelajaran 2013/2014.

3.2 Sumber Data

Sumber data dalam penelitian adalah guru bidang studi bahasa Indonesia dan siswa sebagai subjek penelitian, serta proses kegiatan pembelajaran membaca teks pidato pada siswa kelas XII SMA Al-Azhar 3 Bandar Lampung sebagai objek penelitian.

1.3Teknik Pengumpulan Data

Pengumpulan data dilakukan dengan teknik observasi dan dokumentasi. Jenis observasi yang dilakukan adalah observasi nonpartisipasi. Observasi

nonpartisipasi adalah observer terlibat langsung secara tidak aktif (pasif) dalam objek yang diteliti (Usman, 2008: 54). Peneliti mengamati objek penelitian dengan membuat daftar catatan dan mendokumentasikan objek penelitian.


(56)

38

3.4 Teknik Analisis Data

Data dianalisis menggunakan langkah-langkah pada teori Miles dan Huberman (Sugiyono, 2013:92),

(1) Koleksi data (Data Collection)

Kegiatan koleksi data ini dilakukan dengan mendokumentasikan proses pembelajaran membaca teks pidato pada siswa kelas XII SMA Al-Azhar 3 Bandar Lampung tahun pelajaran 2013/2014.

(2) Reduksi Data (Data Reduction)

Reduksi data merupakan kegiatan merangkum, memilih hal-hal pokok, serta mendiskusikan pada hal-hal yang penting. Reduksi data ditandai dengan memperhatikan RPP dengan saksama, dan mengamati proses pembelajaran membaca teks pidato.

(3) Penyajian Data (Display Data)

Penyajian data merupakan deskripsi mengenai informasi yang tersusun berupa uraian singkat yang faktual mengenai perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi pembelajaran membaca teks pidato yang dilanjutkan dengan


(57)

85

BAB V

SIMPULAN SAN SARAN

5.1Simpulan

Berdasarkan hasil penelitian di SMA Al-Azhar 3 Bandar Lampung tahun

pelajaran 2013/2014 dapat disimpulkan bahwa pembelajaran membaca teks pidato pada siswa kelas XII SMA Al-Azhar 3 Bandar Lampung telah memenuhi standar perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi pembelajaran. Secara rinci hal tersebut dapat dilihat pada bagian lampiran.

1. Perencanaan pembelajaran

a. Kejelasan perumusan tujuan tidak menimbulkan makna ambigu. Tujuan dalam RPP yaitu “siswa mampu membaca nyaring teks pidato dengan intonasi yang tepat”.

b. Pemilihan materi ajar sesuai dengan tujuan dan karakter siswa. Salah satu materi yang dipilih yaitu cara membacakan naskah pidato, dan karakter siswa yang diharapkan dalam pembelajaran ini salah satunya adalah komunikatif. c. Pengorganisasian materi ajar cukup runtut dan alokasi waktu dalam

perencanaan cukup diperhatikan.

d. Pemilihan sumber/media pembelajaran sesuai dengan tujuan, materi, dan karakter siswa. Media pembelajaran yang dipilih adalah media audiovisual. Media yang digunakan tersebut dapat mendukung tujuan yang diharapkan, dan disesuaikan dengan materi serta karakter siswa.


(58)

86

e. Skenario pembelajaran terdapat kegiatan awal, kegiatan inti, dan kegiatan penutup. Pada kegiatan awal guru melakukan kegiatan apersepsi, pada kegiatan inti terdapat 2 kali pertemuan yang mana pertemuan pertama adalah penyampaian materi dan pertemuan kedua adalah pelaksanaan praktik

membaca pidato, selanjutnya pada kegiatan penutup guru melakukan refleksi dengan mendorong siswa untuk berlatih berpidato.

f. Setiap langkah skenario pembelajaran tidak terdapat kerincian strategi/metode, dan tidak terdapat alokasi waktu pada setiap tahap.

g. Kesesuaian teknik evaluasi dengan tujuan pembelajaran. Teknik evaluasi yang direncanakan dalam pembelajaran ini yaitu tes lisan. Tes lisan membaca pidato mampu mendukung tujuan yang diharapkan.

h. Di dalam perencanaan terdapat kelengkapan soal dan pedoman penskoran.

2. Pelaksanaan Pembelajaran I. PRA PEMBELAJARAN

Pada kegiatan pra pembelajaran guru mempersiapkan siswa untuk belajar diawali dengan mengucapkan salam dan mencatat kehadiran siswa. Guru tidak menanyakan kesiapan siswa untuk belajar dan tidak mengulang pelajaran yang lalu untuk menumbuhkan ingatan siswa. Selain mempersiapkan siswa untuk belajar, guru juga melakukan apersepsi.

Apersepsi yang dilakukan yaitu guru memberi penjelasan seputar pidato dan menampilkan tayangan orang sedang berpidato.


(59)

87

II. KEGIATAN INTI PEMBELAJARAN a. Penguasaan Materi Pelajaran.

Penguasaan materi pelajaran ditunjukkan oleh guru dengan menyampaikan indikator pembelajaran kepada siswa, kemudian guru mengaitkan materi pelajaran pidato dengan kehidupan nyata yang terjadi sehari-hari yaitu

kehidupan pemuda yang sedang terjadi saat ini. Guru tidak mengaitkan materi pelajaran pidato dengan pengetahuan lain misalnya hubungan kemampuan membaca pidato dengan kemampuan berbicara.

b. Pendekatan/Strategi Pembelajaran.

Strategi yang dilakukan dalam pembelajaran ini yaitu tanya jawab, diskusi kelompok, penugasan dan demonstrasi. Guru melaksanakan pembelajaran sesuai dengan tujuan yang diharapkan. Agar tujuan tersebut dapat terlaksana sesuai yang diharapkan maka guru melakukan langkah awal dengan

menyampaikan tujuan pembelajaran, kemudian menyampaikan materi, dan melaksanakan evaluasi. Saat menyampaikan materi, terjadi kegiatan tanya jawab yang dilakukan oleh guru dan siswa berkaitan dengan materi pelajaran pidato. Selanjutnya guru menampilkan tayangan orang sedang berpidato. Melalui tayangan tersebut, siswa diperintahkan untuk berdiskusi menjawab apa yang diperitahkan oleh guru berkaitan dengan isi pidato yang disampaikan dalam video. Guru tidak hanya mengajar menyampaikan materi pidato kepada siswa, melainkan guru juga mendidik siswa dengan menyampaikan pesan-pesan moral yang terdapat dalam pidato yang bertema pemuda. Setelah itu guru memberi tugas kepada siswa untuk membawa teks pidato yang akan digunakan untuk praktik membaca pidato pada pertemuan selanjutnya.


(60)

88

c. Pemanfaatan Sumber Belajar/Media Pembelajaran.

Media yang digunakan dalam pembelajaran tersebut berupa audiovisual yaitu gambar dan suara, karena media tersebut berbentuk video. Gambar dan suara yang ditampilkan dalam video tersebut cukup terlihat dan terdengar jelas oleh siswa, tetapi penggunaan media tersebut tidak tepat pada peletakannya. LCD yang digunakan, diletakkan pada kanan ruang kelas bukan pada tengah kelas, sehingga siswa yang duduk di sebelah kiri kelas tidak begitu jelas dalam melihat video yang ditampilkan. Siswa ikut merasakan pengalaman melihat tayangan video pidato dan mendengar pembacaan pidato. Jadi dalam hal ini siswa terlibat dalam penggunaan media di dalam kelas. Dari tayangan video tersebut, guru juga mampu menyampaikan pesan menarik yang terkandung dalam pidato.

d. Pembelajaran yang Memicu dan Memelihara Keterlibatan Siswa.

Pada pembelajaran ini, guru berusaha menumbuhkan partisipasi aktif siswa dengan memberikan kesempatan kepada siswa untuk menyatakan pendapat dan bertanya kepada guru jika ada hal yang tidak dimengerti. Sikap yang ditunjukkan guru saat siswa menyatakan pendapat atau bertanya selalu diapresiasi dengan baik. Di tengah pelaksanaan pembelajaran, guru juga menyampaikan pesan-pesan moral kepada siswa. Dengan adanya pesan moral yang disampaikan, dan gaya belajar yang serius tapi santai, dapat membuat suasana kelas menjadi menyenangkan.

e. Penilaian Proses dan Hasil Belajar.

Saat belajar di dalam kelas, guru selalu memantau aktivitas yang dilakukan oleh siswa. Salah satu contoh adalah pada saat siswa mengerjakan tugas


(61)

89

kelompok. Saat mengerjakan tersebut, guru berkeliling ke meja tiap kelompok untuk melihat kegiatan siswa. Saat siswa berlatih membaca pidato di depan kelas pun, guru juga memerhatikan siswa dari depan bangku siswa.

Evaluasi pembelajaran membaca teks pidato dilakukan dengan cara pemberian tugas kepada siswa untuk maju ke depan membaca teks pidato sesuai dengan tema yang ditentukan. Penilaian dilakukan dengan menggunakan rubrik penilaian sebagai tolok ukurnya. Di dalam rubrik penilaian, terdapat beberapa hal yang harus diperhatikan antara lain: diksi, intonasi, dan mimik.

f. Penggunaan Bahasa.

Bahasa lisan yang digunakan oleh guru masih ada yang kurang efektif. Masih ada kalimat yang diucapkan secara ganda dan kurang tepat penggunaannya. Walaupun begitu, bahasa yang disampaikan oleh guru cukup dimengerti oleh siswa. Pada saat penyampaian pesan yang sesuai dengan materi pun, guru sudah menggunakan bahasa yang cukup dimengerti.

III. PENUTUP

Pada kegiatan penutup, guru melakukan refleksi dengan merangkum materi yang sudah dibelajarkan hari ini. Selanjutnya guru melaksanakan tindak lanjut dengan memberikan tugas kepada siswa untuk membuat atau mencari sebuah pidato yang bertemakan “pemuda”. Pidato tersebut nantinya digunakan untuk praktik membaca teks pidato pada pertemuan selanjutnya.

3. Evaluasi Pembelajaran

Guru mengevaluasi pembelajaran membaca teks pidato sesuai dengan rubrik atau instrumen evaluasi yang sudah dibuat sebelumnya. Dalam rubrik tersebut


(62)

90

terdapat indikator atau aspek yang harus diperhatikan oleh siswa pada saat membaca teks pidato. Aspek tersebut antara lain: diksi, intonasi, dan mimik. 5.2Saran

Berdasarkan penelitian yang dilakukan, penulis mengemukakan saran sebagai berikut.

1. Kepada guru bahasa Indonesia SMA Al-Azhar 3 Bandar Lampung agar (a) menyertakan kerincian strategi/metode, menyertakan keruntutan kegiatan pembelajaran yang dimulai dari mengucapkan salam, dan menyertakan alokasi waktu pada skenario pembelajaran di RPP, (b) mempersiapkan siswa untuk belajar tidak hanya memberi salam dan mengisi daftar hadir siswa, melainkan sedikit mengulang pelajaran yang lalu untuk menumbuhkan kembali ingatan siswa, (c) guru memberi contoh pembacaan pidato oleh tokoh terkenal agar lebih menarik minat siswa untuk melihat, mengamati, dan berpikir, (d) menggunakan media dengan tepat yaitu, meletakkan LCD tepat di tengah ruang kelas, sehingga apa yang ditampilkan di depan dapat dilihat oleh siswa dari seluruh jangkauan, (e) memiliki kompetensi berbicara yang baik dalam mengajar, sehingga kalimat yang digunakan efektif, (f) melakukan sedikit tes lisan di akhir pembelajaran agar siswa ingat dengan apa yang telah dipelajari.

2. Kepada mahasiswa yang ingin meneliti pembelajaran di sekolah, diharapkan memfokuskan objek penelitian pembelajaran pidato yang lain seperti pembelajaran menulis naskah pidato dan sebagainya.


(63)

DAFTAR PUSTAKA

Abidin, Yunus. 2012. Pembelajaran Bahasa Berbasis Pendidikan Karakter. Bandug: Refika Aditama.

Alwi, Hasan, dkk. 2003. Tata Bahasa Baku Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka.

Djamarah, Syaiful Bahri, dkk. 1996. Strategi Belajar Mengajar. Banjarmasin: Rineka Cipta.

Hamalik, Oemar. 2005. Kurikulum dan Pembelajaran. Jakarta: Bumi Aksara. Karomani. 2011. Keterampilan Berbicara 2. Tangerang: Matabaca Publishing. Keraf, Gorys. 1994. Komposisi. Flores-NTT: Nusa Indah.

Kunandar. 2011. Guru Profesional Implementasi Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) dan Sukses dalam Sertifikasi Guru. Jakarta: PT. RajaGrafindo Persada.

Komalasari, Kokom. 2013. Pembelajaran Kontekstual Konsep dan Aplikasi. Bandung: Refika Aditama.

Mulyasa. 2012. Standar Kompetensi dan Sertifikasi Guru. Bandung: Remaja Rosdakarya.

Nasution. 2012. Didaktik Asas-Asas Mengajar. Jakarta: Bumi Aksara.

Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa Departemen Pendidikan Nasional Republik Indonesia. 2009. Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia yang

Disempurnakan dan Pedoman Umum Pembentukan Istilah. Bandung:

Yrama Widya.

Samani, Muchlas, dkk. 2010. Pedoman Penyusunan Portofolio. Jakarta: Kementerian Pendidikan Nasional.

Sugiyono. 2013. Memahami Penelitian Kualitatif. Bandung: CV Alfabeta. Sutikno, Sobry. 2013. Belajar dan Pembelajaran. Lombok: Holistica.


(64)

Tarigan, Henry Guntur. 2008. Membaca Sebagai Suatu Keterampilan Berbahasa. Bandung: Angkasa.

Universitas Lampung. 2010. Format Penulisan Karya Ilmiah. Bandar Lampung: Universitas Lampung.

Uno, Hamzah. 2009. Perencanaan Pembelajaran. Gorontalo: Bumi Aksara. Usman, Husaini, dkk. 2008. Metodologi Penelitian Sosial. Jakarta: Bumi Aksara. Wetty, Ni Nyoman. 2004. Pengembangan Silabus Berbasis Kompetensi dan


(1)

II. KEGIATAN INTI PEMBELAJARAN a. Penguasaan Materi Pelajaran.

Penguasaan materi pelajaran ditunjukkan oleh guru dengan menyampaikan indikator pembelajaran kepada siswa, kemudian guru mengaitkan materi pelajaran pidato dengan kehidupan nyata yang terjadi sehari-hari yaitu

kehidupan pemuda yang sedang terjadi saat ini. Guru tidak mengaitkan materi pelajaran pidato dengan pengetahuan lain misalnya hubungan kemampuan membaca pidato dengan kemampuan berbicara.

b. Pendekatan/Strategi Pembelajaran.

Strategi yang dilakukan dalam pembelajaran ini yaitu tanya jawab, diskusi kelompok, penugasan dan demonstrasi. Guru melaksanakan pembelajaran sesuai dengan tujuan yang diharapkan. Agar tujuan tersebut dapat terlaksana sesuai yang diharapkan maka guru melakukan langkah awal dengan

menyampaikan tujuan pembelajaran, kemudian menyampaikan materi, dan melaksanakan evaluasi. Saat menyampaikan materi, terjadi kegiatan tanya jawab yang dilakukan oleh guru dan siswa berkaitan dengan materi pelajaran pidato. Selanjutnya guru menampilkan tayangan orang sedang berpidato. Melalui tayangan tersebut, siswa diperintahkan untuk berdiskusi menjawab apa yang diperitahkan oleh guru berkaitan dengan isi pidato yang disampaikan dalam video. Guru tidak hanya mengajar menyampaikan materi pidato kepada siswa, melainkan guru juga mendidik siswa dengan menyampaikan pesan-pesan moral yang terdapat dalam pidato yang bertema pemuda. Setelah itu guru memberi tugas kepada siswa untuk membawa teks pidato yang akan digunakan untuk praktik membaca pidato pada pertemuan selanjutnya.


(2)

88

c. Pemanfaatan Sumber Belajar/Media Pembelajaran.

Media yang digunakan dalam pembelajaran tersebut berupa audiovisual yaitu gambar dan suara, karena media tersebut berbentuk video. Gambar dan suara yang ditampilkan dalam video tersebut cukup terlihat dan terdengar jelas oleh siswa, tetapi penggunaan media tersebut tidak tepat pada peletakannya. LCD yang digunakan, diletakkan pada kanan ruang kelas bukan pada tengah kelas, sehingga siswa yang duduk di sebelah kiri kelas tidak begitu jelas dalam melihat video yang ditampilkan. Siswa ikut merasakan pengalaman melihat tayangan video pidato dan mendengar pembacaan pidato. Jadi dalam hal ini siswa terlibat dalam penggunaan media di dalam kelas. Dari tayangan video tersebut, guru juga mampu menyampaikan pesan menarik yang terkandung dalam pidato.

d. Pembelajaran yang Memicu dan Memelihara Keterlibatan Siswa.

Pada pembelajaran ini, guru berusaha menumbuhkan partisipasi aktif siswa dengan memberikan kesempatan kepada siswa untuk menyatakan pendapat dan bertanya kepada guru jika ada hal yang tidak dimengerti. Sikap yang ditunjukkan guru saat siswa menyatakan pendapat atau bertanya selalu diapresiasi dengan baik. Di tengah pelaksanaan pembelajaran, guru juga menyampaikan pesan-pesan moral kepada siswa. Dengan adanya pesan moral yang disampaikan, dan gaya belajar yang serius tapi santai, dapat membuat suasana kelas menjadi menyenangkan.

e. Penilaian Proses dan Hasil Belajar.

Saat belajar di dalam kelas, guru selalu memantau aktivitas yang dilakukan oleh siswa. Salah satu contoh adalah pada saat siswa mengerjakan tugas


(3)

kelompok. Saat mengerjakan tersebut, guru berkeliling ke meja tiap kelompok untuk melihat kegiatan siswa. Saat siswa berlatih membaca pidato di depan kelas pun, guru juga memerhatikan siswa dari depan bangku siswa.

Evaluasi pembelajaran membaca teks pidato dilakukan dengan cara pemberian tugas kepada siswa untuk maju ke depan membaca teks pidato sesuai dengan tema yang ditentukan. Penilaian dilakukan dengan menggunakan rubrik penilaian sebagai tolok ukurnya. Di dalam rubrik penilaian, terdapat beberapa hal yang harus diperhatikan antara lain: diksi, intonasi, dan mimik.

f. Penggunaan Bahasa.

Bahasa lisan yang digunakan oleh guru masih ada yang kurang efektif. Masih ada kalimat yang diucapkan secara ganda dan kurang tepat penggunaannya. Walaupun begitu, bahasa yang disampaikan oleh guru cukup dimengerti oleh siswa. Pada saat penyampaian pesan yang sesuai dengan materi pun, guru sudah menggunakan bahasa yang cukup dimengerti.

III. PENUTUP

Pada kegiatan penutup, guru melakukan refleksi dengan merangkum materi yang sudah dibelajarkan hari ini. Selanjutnya guru melaksanakan tindak lanjut dengan memberikan tugas kepada siswa untuk membuat atau mencari sebuah pidato yang bertemakan “pemuda”. Pidato tersebut nantinya digunakan untuk praktik membaca teks pidato pada pertemuan selanjutnya.

3. Evaluasi Pembelajaran

Guru mengevaluasi pembelajaran membaca teks pidato sesuai dengan rubrik atau instrumen evaluasi yang sudah dibuat sebelumnya. Dalam rubrik tersebut


(4)

90

terdapat indikator atau aspek yang harus diperhatikan oleh siswa pada saat membaca teks pidato. Aspek tersebut antara lain: diksi, intonasi, dan mimik. 5.2Saran

Berdasarkan penelitian yang dilakukan, penulis mengemukakan saran sebagai berikut.

1. Kepada guru bahasa Indonesia SMA Al-Azhar 3 Bandar Lampung agar (a) menyertakan kerincian strategi/metode, menyertakan keruntutan kegiatan pembelajaran yang dimulai dari mengucapkan salam, dan menyertakan alokasi waktu pada skenario pembelajaran di RPP, (b) mempersiapkan siswa untuk belajar tidak hanya memberi salam dan mengisi daftar hadir siswa, melainkan sedikit mengulang pelajaran yang lalu untuk menumbuhkan kembali ingatan siswa, (c) guru memberi contoh pembacaan pidato oleh tokoh terkenal agar lebih menarik minat siswa untuk melihat, mengamati, dan berpikir, (d) menggunakan media dengan tepat yaitu, meletakkan LCD tepat di tengah ruang kelas, sehingga apa yang ditampilkan di depan dapat dilihat oleh siswa dari seluruh jangkauan, (e) memiliki kompetensi berbicara yang baik dalam mengajar, sehingga kalimat yang digunakan efektif, (f) melakukan sedikit tes lisan di akhir pembelajaran agar siswa ingat dengan apa yang telah dipelajari.

2. Kepada mahasiswa yang ingin meneliti pembelajaran di sekolah, diharapkan memfokuskan objek penelitian pembelajaran pidato yang lain seperti pembelajaran menulis naskah pidato dan sebagainya.


(5)

DAFTAR PUSTAKA

Abidin, Yunus. 2012. Pembelajaran Bahasa Berbasis Pendidikan Karakter. Bandug: Refika Aditama.

Alwi, Hasan, dkk. 2003. Tata Bahasa Baku Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka.

Djamarah, Syaiful Bahri, dkk. 1996. Strategi Belajar Mengajar. Banjarmasin: Rineka Cipta.

Hamalik, Oemar. 2005. Kurikulum dan Pembelajaran. Jakarta: Bumi Aksara. Karomani. 2011. Keterampilan Berbicara 2. Tangerang: Matabaca Publishing. Keraf, Gorys. 1994. Komposisi. Flores-NTT: Nusa Indah.

Kunandar. 2011. Guru Profesional Implementasi Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) dan Sukses dalam Sertifikasi Guru. Jakarta: PT. RajaGrafindo Persada.

Komalasari, Kokom. 2013. Pembelajaran Kontekstual Konsep dan Aplikasi. Bandung: Refika Aditama.

Mulyasa. 2012. Standar Kompetensi dan Sertifikasi Guru. Bandung: Remaja Rosdakarya.

Nasution. 2012. Didaktik Asas-Asas Mengajar. Jakarta: Bumi Aksara.

Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa Departemen Pendidikan Nasional Republik Indonesia. 2009. Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia yang Disempurnakan dan Pedoman Umum Pembentukan Istilah. Bandung: Yrama Widya.

Samani, Muchlas, dkk. 2010. Pedoman Penyusunan Portofolio. Jakarta: Kementerian Pendidikan Nasional.

Sugiyono. 2013. Memahami Penelitian Kualitatif. Bandung: CV Alfabeta. Sutikno, Sobry. 2013. Belajar dan Pembelajaran. Lombok: Holistica.


(6)

Tarigan, Henry Guntur. 2008. Membaca Sebagai Suatu Keterampilan Berbahasa. Bandung: Angkasa.

Universitas Lampung. 2010. Format Penulisan Karya Ilmiah. Bandar Lampung: Universitas Lampung.

Uno, Hamzah. 2009. Perencanaan Pembelajaran. Gorontalo: Bumi Aksara. Usman, Husaini, dkk. 2008. Metodologi Penelitian Sosial. Jakarta: Bumi Aksara. Wetty, Ni Nyoman. 2004. Pengembangan Silabus Berbasis Kompetensi dan