C. Uraian Teoritis
Menurut Prof.Dr.Rochamat Soemitro,S.H pajak adalah iuran kepada kas negara berdasarkan undang-undang yang dapat dipaksakan dengan tidak
mendapat jasa timbal kontraprestasi, yang langsung dapat ditujukan dan digunakan untuk membayar pengeluaran umum Waluyo,2010,3. Sedangkan
pengertian pajak menurut Ketentuan Umum dan Tata Cara Perpajakan pada Pasal 1 Undang-Undang no 28 tahun 2007 ialah kontribusi wajib kepada negara yang
terhutang oleh orang pribadi atau badan yang bersifat memaksa berdasarkan undang-undang,dengan tidak mendapatkan imbalan secara langsung dan
digunakan untuk keperluan negara bagi sebesar-besarnya kemakmuran rakyat. Pajak pertambahan nilai adalah pajak yang dikenakan atas :
a. Penyerahan barang kena pajak di dalam daerah pabean yang dilakukan oleh
pengusaha. b.
Import barang kena pajak. c.
Penyerahan jasa kena pajak di dalam daerah pabean yang dilakukan oleh pengusaha.
d. Pemanfaatan barang kena pajak tidak berwujud dari luar daerah pabean di
dalam daerah pabean e.
Pemanfaatan jasa kena pajak dari luar daerah pabean di dalam daerah pabean. f.
Eksport barang kena pajak berwujud oleh pengusaha kena pajak. g.
Eksport barang kena pajak tidak berwujud oleh pengusaha kena pajak.
Universitas Sumatera Utara
h. Eksport jasa kena pajak oleh pengusaha kena pajak.
Akibat transaksi barang kena pajak maka akan menyebabkan terjadinya pajak masukan atau pajak keluaran. Pajak masukan terjadi karena pengusaha kena
pajak membeli barang kepada pengusaha kena pajak lainnya, pajak masukan itu nantinya dapat dijadikan kredit pajak atau menjadi pengurang pajak yang
terhutang. Sedangkan pajak keluaran terjadi karena pengusaha kena pajak menjual barang kenak pajak kepada pengusaha kena pajak lainnya. Karena hal ini
pajak yang nantinya dipungut harus di setorkan ke kas negara di akhir masa pajak tersebut.
Tetapi ada keadaan-keadaan tertentu yang menyebabkan pajak masukan lebih besar ketimbang pajak keluaran,hal ini menyebabkan lebih bayar pajak.
Sebab-sebab terjadinya kelebihan pembayaran pajak ini antara lain : 1.
Pembelian JKPBKP yang dilakukan sebelum usaha dimulai atau pada awal usaha dimulai, tetapi jika PKP tersebut mengalami kegagalan dalam produksi
maka pajak masukan yang telah dikembalikan harus di bayar kembali, kriteria PKP yang dinyatakan gagal produksi adalah apabila dalam jangka waktu 3
tahun sejak pertama kali mengkreditkan pajak masukan tidak melakukan kegiatan penyerahan barang kena pajak, penyerahan jasa kena pajak, eksport
barang kena pajak dan eksport jasa kena pajak yang berasal dari hasil produksinya sendiri.
Universitas Sumatera Utara
2. Pengusaha kena melakukan kegiatan ekspor BKP,dikarenkan tarif PPn
eksport adalah 0 dapat dipastikan bahwa pajak keluarannya akan lebih kecil dari pajak masukannya.
3. PKP menyerahkan BKPJKP kepada pemungut PPn yang hampir selalu
mengakibatkan lebih bayar karena PKP yang bersangkutan belum sempat mengkredikan pajak masukan yang telah dibayar dalam masa pajak pajak
yang sama. PPn terutang telah dipungut dan disetorkan ke kas negara oleh pemungut PPn.
Yang menjadi dasar hukum pengembalian kelebihan pembayaran pajak ini diatur dalam Undang-Undang PPn pasal 9, juga diatur dalam Undang-Undang
KUP pasal 17c dan 17d, serta peraturan Menteri Keuangan dan surat edaran. Karena untuk melakukan pengembalian kelebihan pembayaran pajak
memakan waktu cukup lama, maka wajib pajak dapat memohon untuk mendapatkan pengembalian pendahuluan. PKP yang diberikan pengembalian
pendahuluan kelebihan pajak harus memenuhi beberapa syarat,diantaranya : telah ditetapkan sebagai PKP beresiko rendah sesuai dengan PMK-71PMK 032010
dan melalukan kegiatan ekspor, penyerahan BKPJKP kepada pemungut PPN, penyerahan BKPJKP yang PPnnya tidak dipungut.
Ada juga Wajib Pajak patuh sesuai Pasal 17c UU KUP dengan kriteria SPT tepat waktu, tidak ada tunggakan pajak kecuali atas izin angsuran, hasil audit
kantor akuntan pajak selama 3 tahun berturut serta tidak dipidana pajak 5 tahun
Universitas Sumatera Utara
terakhir. Sedangkan untuk Wajib Pajak kecil yang diatur dalam Pasal 17D UU KUP dengan kriteria yang di tetapkan oleh PMK -193PMK.032007 adalah wajib
pajak dengan omset tidak lebih dari 400 juta dan juga kelebihan pembayaran pajaknya tidak lebih besar dari 28 juta .
D. Ruang Lingkup PKLM