Rumusan Masalah Batasan Masalah Tujuan Penulisan Pengenalan Tanah

area yang lebih luas. Pemanfaatan penginderaan jauh dalam studi kelembaban tanah didasarkan pada data citra satelit kemudian dintegrasikan dengan data lapangan. Kelemahan metode penginderaan jauh yaitu metode ini tidak secara langsung memberikan informasi kelembaban tanah, sehingga variabel elektromagnetik yang diukur oleh penginderaan jauh harus dikaitkan dengan kelembaban tanah menggunakan algoritma tertentu. Selain itu untuk memperoleh data citra satelit di Indonesia membutuhkan biaya yang mahal. Pemanfaatan kapasitor silinder sebagai sensor kelembaban tanah merupakan suatu inovasi sederhana dan efektif. Sensor kelembaban tanah adalah sensor yang digunakan untuk melakukan pengukuran kelembaban tanah. Prinsip kerja sensor kelembaban tanah ini adalah memberikan luaran berupa besaran listrik sebagai akibat adanya air yang berada di antara lempeng kapasitor silinder. Keunggulan metode ini yaitu pengukuran dapat langsung dilakukan secara mudah di lapangan dan nilai kelembaban tanah langsung dapat diketahui. Berdasarkan pemaparan di atas, maka penelitian yang akan dilakukan adalah pembuatan sensor kelembaban tanah menggunakan sensor probe.

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian diatas, penulis tertararik untuk mengangkat permsalahn tersebut kedalam Proyek ini dengan judul “ALAT PENGUKUR KELEMBABAN TANAH BERBASIS MIKROKONTROLER ATMega 8535”. Pada alat ini akan digunakan sebuah sensor yang menggunakan dua probe, sebuah mikrokontroler ATMega 8535 yang berfungsi untuk mengontrol dan membaca data. Universitas Sumatera Utara

1.3 Batasan Masalah

Pembatasan masalah dalam Tugas Akhir ini hanya mencakup beberapa point utama, diantaranya adalah sebagai berikut. 1. Pembahasan sensor kelembaban tanah bertipe yl 69 sebagai pengukur kelembaban tanah. 2. Mikrokontroler yang digunakan adalah ATMega 8535 yang hanya difungsikan sebagai pengontrol dari tegangan yang masuk. 3. Display LCD yang digunakan hanya berfungsikan sebagai penampil hasl proses input dan output. 4. Pengujian sistem dilakukan dengan beban yang rendah.

1.4 Tujuan Penulisan

1. Sebagai salah satu syarat untuk dapat menyelesaikan program Diploma Tiga D-III Metrologi dan Instrumentasi FMIPA Universitas Sumatera Utara. 2. Pengembangan kreatifitas mahasiswa dalam bidang ilmu instrumentasi pengontrolan dan elektronika sebagai bidang yang diketahui. 3. Mengetahui cara kerja sensor kelembaban tanah berbasis Mikrokontroler AtMega 8535.

1.5. Sistematika Penulisan

Untuk mempermudah pembahasan dan pemahaman, penulis membuat sistematika penulisan bagaimana sebenarnya prinsip kerja dari pengukuran alat ukur Universitas Sumatera Utara kelembaban tanah berbasis mikrokontroler ATMega 8535, maka penulis menulis tugas akhir ini dengan urutan sebagai berikut :

BAB I : PENDAHULUAN

Berisi latar belakang permasalahan, rumusan masalah, batasan masalah, tujuan, sistematika penulisan dari penulisan tugas akhir ini.

BAB II : LANDASAN TEORI

Dalam bab ini dijelaskan tentang teori pendukung yang digunakan untuk pembahasan dan cara kerja dari rangkaian teori pendukung itu antara lain tentang Mikrokontroler Atmega 8535, sensor yl 69, bahasa program yang dipergunakan, serta cara kerja dari mikrokontroler Atmega 8535 dan komponen pendukung.

BAB III : PERANCANGAN SISTEM

Membahas tentang perencanaan dan pembuatan sistem secara keseluruhan.

BAB IV : PENGUJIAN RANGKAIAN

Berisi tentang uji coba alat yang telah dibuat, pengoperasian dan spesifikasi alat.dll

BAB V : KESIMPULAN DAN SARAN

Merupakan kesimpulan dari pembahasan pada bab-bab sebelumnya dan kemungkinan pengembangan alat. Universitas Sumatera Utara

BAB II DASAR TEORI

2.1 Pengenalan Tanah

Tanah sangat vital peranannya bagi semua kehidupan di bumi karena tanah mendukung kehidupan tumbuhan dengan menyediakan hara dan air sekaligus sebagai penopang akar.Struktur tanah yang berongga-rongga juga menjadi tempat yang baik bagi akar untuk bernapas dan tumbuhan.Tanah juga menjadi habitathidup berbagai mikroorganisme.Bagi sebagian hewan darat, tanah menjadi lahan untuk hidup dan bergerak.Ilmu yang mempelajari berbagai aspek mengenai tanah dikenal sebagai ilmu tanah.Dari segi klimatologi, tanah memegang peranan penting sebagai penyimpan air dan menekan erosi, meskipun tanah sendiri juga dapat erosi. Komposisi tanah yang berbeda-beda pada satu lokasi dengan lokasi yang lalin.Air dan udara merupakan bagian dari tanah.Pedologi Tanah berasal dari pelapukan batuan dengan bantuan organism, membentuk tubuh unik yang menutupi batuan. Proses pembetukan tanah dikenal sebagai “pedogenesis”. Proses yang unik ini membentuk tanah sebagai tubuh alam yang terdiri atas lapisan-lapisan atau disebut sebagai horizon tanah. Setiap horizon menceritakan mengenai asal dan proses-proses fisika, kimia, dan biologi yang telah dilalui tubuh tanah tersebut. Hans Jenny 1899-1992, seorang pakar tanah asal Swiss yang bekerja di Amerika Serikat, menyebutkan bahwa tanah terbentuk dari bahan induk yang telah mengalami modifikasipelapukan akibat dinamika faktor iklim, organism termasuk manusia, dan relief permukaan bumi topografi seiring dengan berjalannya waktu. Universitas Sumatera Utara Tubuh tanah solum tidak lain adalah batuan yang melapuk dan mengalami proses pembentukan lanjutan. Usia tanah yang ditemukan saat ini tidak ada yang lebih tua daripada periode Tersier dan kebanyakan terbentuk dari masa Pleistosen. Tubuh tanah terbentuk dari campuran bahan organik dan mineral. Tanah non- organik atau tanah mineral terbentuk dari batuan sehingga ia mengandung mineral. Sebaliknya, tanah organik organosolhumosol terbentuk dari pemadatan terhadap bahan organik yang terdegradasi. Tanah organik berwarna hitam dan merupakan pembentuk utama lahan gambut dan kelak dapat menjadi batu bara. Tanah organik cenderung memiliki keasaman tinggi karena mengandung beberapa asam organik substansi humik hasil dekomposisi berbagai bahan organik.Kelompok tanah ini biasanya miskin mineral, pasokan mineral berasal dari aliran air atau hasil dekomposisi jaringan makhluk hidup. Tanah organik dapat ditanami karena memiliki sifat fisik gembur sarang sehingga mampu menyimpan cukup air namun karena memiliki keasaman tinggi sebagian besar tanaman pangan akan memberikan hasil terbatas dan di bawah capaian optimum. Tanah non-organik didominasi oleh mineral.Mineral ini membentuk partikel pembentuk tanah.Tekstur tanah demikian ditentukan oleh komposisi tiga partikel pembentuk tanah: pasir, lanau debu, dan lempung. Tanah pasiran didominasi oleh pasir, tanah lempungan didominasi oleh lempung.Tanah dengan komposisi pasir, lanau, dan lempung yang seimbang dikenal sebagai geluh loam. Warna tanah merupakan ciri utama yang paling mudah diingat orang.Warna tanah sangat bervariasi, mulai dari hitam kelam, coklat, merah bata, jingga, kuning, hingga putih. Selain itu, tanah dapat memiliki lapisan-lapisan dengan perbedaan warna yang kontras sebagai akibat proses kimia pengasaman atau pencucian leaching. Tanah berwarna hitam atau gelap seringkali menandakan kehadiran bahan organik yang Universitas Sumatera Utara tinggi, baik karena pelapukan vegetasi maupun proses pengendapan di rawa-rawa. Warna gelap juga dapat disebabkan oleh kehadiran mangan, belerang, dan nitrogen. Warna tanah kemerahan atau kekuningan biasanya disebabkan kandungan besi teroksidasi yang tinggi; warna yang berbeda terjadi karena pengaruh kondisi proses kimia pembentukannya. Suasana aerobikoksidatif menghasilkan warna yang seragam atau perubahan warna bertahap, sedangkan suasana anaerobikreduktif membawa pada pola warna yang bertotol-totol atau warna yang terkonsentrasi. Struktur tanah merupakan karakteristik fisik tanah yang terbentuk dari komposisi antara agregat butir tanah dan ruang antaragregat. Tanah tersusun dari tiga fasa: fasa padatan, fasa cair, dan fasa gas. Fasa cair dan gas mengisi ruang antaragregat.Struktur tanah tergantung dari imbangan ketiga faktor penyusun ini. Ruang antaragregat disebut sebagai porus jamak pori. Struktur tanah baik bagi perakaran apabila pori berukuran besar makropori terisi udara dan pori berukuran kecil mikropori terisi air. Tanah yang gembur sarang memiliki agregat yang cukup besar dengan makropori dan mikropori yang seimbang.Tanah menjadi semakin liat apabila berlebihan lempung sehingga kekurangan makropori.

2.2 Sensor Kelembaban Tanah