10
BAB II KAJIAN TEORITIS
Teori adalah generalisasi yang dapat digunakan untuk menjelaskan berbagai fenomena secara sistematik Sugiyono, 2005,p.41. karena itu dalam bab
ini penulis akan menjelaskan secara sistematis fenomena yang menjadi persoalan penelitian dengan merujuk kepada teori yang pernah dikemukakan oleh beberapa
ahli. Berdasarkan penjelasan itu, maka pada bagian akhir akan dipaparkan kerangka pikir dari penelitian ini serta pengertian dari konsep-konsep yang
digunakan.
2.1 Strategi Program Televisi.
Departemen program dan manajer program stasiun penyiaran memiliki kedudukan yang sangat strategis dalam menunjang keberhasilan stasiun
penyiaran. Strategi program terdiri dari Morissan, 2008,p.231 : 1.
Perencanaan Program. Perencanaan program mencakup pekerjaan mempersiapkan
rencana jangka pendek, menengah, dan jangka panjang. Pada stasiun televisi, perencanaan program diarahkan pada produksi program yaitu
program apa yang akan diproduksi, pemilihan program yang akan dibeli akuisisi, dan penjadwalan program untuk menarik sebanyak mungkin
audience yang tersedia pada waktu tertentu. Bagian program stasiun
televisi harus mempertimbangkan berbagai faktor dalam merencanakan
11 program yang akan disiarkannya. Terdapat beberapa hal yang harus
dipertimbangkan sebelum
bagian program
memutuskan untuk
memproduksi, melakukan akuisisi dan kemudian melakukan penjadwalan terhadap suatu program, yaitu : persaingan dan ketersediaan audience.
Hal pertama yang perlu diketahui adalah kekuatan dan kelemahan stasiun
saingan. Ketika
bagian program
merencanakan untuk
menayangkan suatu program baru pada pukul 20.00 WIB setiap hari Selasa, maka pengelola program harus melihat apa yang ditayangkan
televisi saingan pada jam itu. Apakah televisi saingan juga menayangkan program yang sejenis atau sama sekali berbeda. Jika terdapat program
sejenis yang disiarkan berbarengan, maka pengelola program harus mempertimbangkan apakah program baru itu dapat cukup kuat menarik
audience dari stasiun saingan untuk pindah ke stasiun sendiri.
Hal kedua yang perlu diketahui adalah ketersediaan audience. Audience
yang tersedia pada setiap bagian waktu siaran menjadi faktor menentukan yang harus dipertimbangkan secara cermat oleh pengelola
program stasiun televisi dalam pemilihan program dan menentukan waktu penayangan program. Pengelola program televisi juga harus mengetahui
siapa audience yang menonton televisi pada waktu-waktu tertentu. Pada dasarnya setiap jam memiliki komposisi audience yang berbeda.
Mengetahui siapa audience televisi pada waktu tertentu sangat penting dalam menentukan program yang akan ditayangkan. Hal ini juga penting
bagi pemasang iklan.
12 Perencanaan program melibatkan berbagai keputusan tidak saja
mengenai program itu sendiri namun juga berbagai aspek yang terlibat seperti nama program, cara penyajian program kemasan dan hal-hal yang
terkait dengan pelayanan kepada audience dan pemasang iklan. Audience tidak saja melihat suatu program dari penampilannya semata namun juga
hal-hal yang berada di luar itu sebagaimana dikemukakan Belch Belch bahwa : consumers look beyond the reality of the product and its
ingredients . Dengan demikian, audience juga akan mempertimbangkan
aspek-aspek seperti kualitas, nama, kemasan program, dan bahkan perusahaan yang berada di belakang suatu program yang kesemuanya
membentuk persepsi audience terhadap program dan media bersangkutan. Memilih satu nama bagi suatu program merupakan kegiatan yang
penting ditinjau dari perspektif promosi karena nama program berfungsi menyampaikan atribut dan makna. Dalam memilih nama suatu program,
pengelola program harus memilih nama yang dapat menginformasikan konsep program dan dapat membantu menempatkan atau memposisikan
program di memori otak audience. Suatu nama program harus dapat menyampaikan
menfaat yang
diperoleh audience
jika mereka
menontonmendengarkan program bersangkutan dan pada saat yang sama juga menciptakan image bagi program itu.
Kemasan packaging adalah aspek lain dari strategi pemasaran yang perannya dirasa semakin penting dewasa ini. Bagi pengelola program
penyiaran, kemasan dapat diartikan segala sesuatu yang perlu dilakukan
13 untuk menarik perhatian audience melalui penampilan appearance suatu
program yang mencakup antara lain misalnya : pembawa acara presenter, busana yang dikenakan, penampilan latar belakang
background, bumper program yang menarik. Kemasan program menjadi penarik bagi konsumen untuk memberikan perhatian pada suatu program
sehingga mampu meberikan kesan pertama yang baik. Pada umumnya, tujuan program adalah untuk menarik dan
mendapatkan sebanyak mungkin audience. Namun, jumlah audience yang banyak bukanlah satu-satunya tujuan lain selain mendapatkan audience
yang besar. Dalam melakukan perencanaan, pengelola program atau programmer
harus memutuskan atau menetapkan apa tujuan suatu program sebelum membeli atau memproduksi program. Banyak orang
mengatakan bahwa selera audience adalah sesuatu yang sulit diterka, namun ada satu hal yang pasti tidak ada program yang pernah sukses
dengan mengabaikan tujuannya. Tujuan utama televisi komersial pada umumnya adalah untuk mendapatkan audience sebanyak-banyaknya guna
menarik pemasang iklan.
2. Produksi dan Pembelian Program.
Manajer program bertanggung jawab melaksanakan rencana program yang sudah ditetapkan dengan cara memproduksi sendiri program
atau mendapatkannya dari sumber lain atau akuisisi membeli. Dalam hal perencanaan program memutuskan untuk memproduksi sendiri program
14 yang diinginkan, maka tugas tersebut dilakukan oleh bagian produksi atau
departemen produksi stasiun penyiaran. Kata kunci untuk memproduksi atau membuat program adalah ide atau gagasan. Dengan demikian, setiap
program selalu dimulai dari ide atau gagasan. Ide atau gagasan inilah yang kemudian diwujudkan melalui produksi. Ide atau gagasan dapat berasal
dari mana saja dan dari siapa saja. Terkadang gagasan untuk membuat program dapat berasal dari media massa, misalnya dari siaran radio, surat
kabar, dan sebagainya. Media massa memberi ide untuk membuat program.
Program bisa
diperoleh dengan
cara membeli
atau memproduksinya sendiri. Suatu program yang dibuat sendiri oleh media
penyiaran disebut dengan istilah in-house production atau produksi sendiri. Jika program dibuat pihak lain, berarti stasiun penyiaran membeli
program itu. Dengan demikian, dilihat dari siapa yang memproduksi program, maka terdapat dua tipe program yaitu program yang diproduksi
sendiri dan program yang diproduksi pihak lain. Banyak sedikitnya jumlah program yang dibuat sendiri dan program yang dibeli sangat bervariasi
diantara berbagai stasiun penyiaran. Kapan suatu program sebaiknya diproduksi sendiri oleh stasiun penyiaran dan kapan sebaiknya suatu
program diproduksi pihak lain, hal ini biasanya ditentukan oleh kondisi stasiun bersangkutan. Pada dasarnya, stasiun televisi menginginkan
program itu diproduksi sendiri dengan satu alasan, yaitu “lebih bisa menghemat pengeluaran”. Jika stasiun penyiaran bisa mengoptimalkan
15 penggunaan peralatan dan tenaga manusia yang tersedia, mengapa harus
membayar kepada pihak lain. Stasiun penyiaran biasanya sudah memiliki reporter dan juru kamera sebagai karyawan yang menerima gaji setiap
bulannya. Adakalanya stasiun penyiaran, meminta pihak lain untuk
memproduksi suatu program. Biasanya ini terjadi jika stasiun penyiaran tidak memiliki peralatan produksi yang memadai, namun memiliki ide
untuk dikembangkan. Ini berarti ide atau gagasan berasal dari stasiun penyiaran namun produksi dilakukan pihak lain. Jika dilihat asal mula
program televisi, ditinjau dari siapa yang memproduksi program, maka dapat membagi program sebagai berikut :
a. Program yang dibuat sendiri In-House Production, biasanya
adalah program berita news programme dan program yang terkait dengan informasi misalnya : laporan khusus, infotainment, laporan
kriminalitas, fenomena sosial, perbincangan talk show, biografi tokoh, feature, film dokumenter. Program yang menggunakan
studio misalnya : game show, kuis, musik, variety show juga termasuk program yang dibuat sendiri.
b. Program yang dibuat pihak lain utamanya jenis program hiburan
misalnya : program drama film, sinetron, telenovela, program musik videoklip, program reality show, dan lain-lain.
16 Suatu program hiburan dihasilkan melalui proses produksi yang
memerlukan banyak peralatan, dana, dan tenaga dari berbagai profesi kreatif. Proses produksi itu sendiri terdiri atas tiga bagian utama, yaitu :
tahap praproduksi atau perencanaan, tahap produksi, dan tahap pascaproduksi. Tahap praproduksi atau perencanaan adalah semua
kegiatan mulai dari pembahasan ide gagasan awal sampai dengan pelaksanaan pengambilan gambar shooting. Dalam perencanaan ini
terjadi proses interaksi antara kreativitas manusia dengan peralatan pendukung yang tersedia. Baik buruknya proses produksi akan sangat
ditentukan oleh perencaan di atas kertas. Perencanaan di atas kertas merupakan imajinasi yang dituangkan di atas kertas yang nantinya akan
diproduksi di lapangan. Apa yang direncanakan di atas kertas itulah yang akan dibuatkan audiovisualnya sesuai dengan tujuan yang hendak dicapai.
Tahap produksi adalah seluruh kegiatan pengambilan gambar shooting baik di studio maupun di luar studio. Proses ini disebut juga
dengan taping. Perlu dilakukan pemeriksaan ulang setelah kegiatan pengambilan gambar selesai dilakukan. Jika terdapat kesalahan maka
pengambilan gambar dapat diulang kembali. Tahap pascaproduksi adalah semua kegiatan setelah pengambilan
gambar sampai materi itu dinyatakan selesai dan siap disiarkan atau diputar kembali. Kegiatan yang termasuk dalam pascaproduksi antara lain
penyuntingan editing, memberi ilustrasi, musik, efek, dan lain-lain.
17 3.
Eksekusi Program. Eksekusi program mencakup kegiatan menayangkan program
sesuai dengan rencana yang sudah ditetapkan. Manajer program melakukan koordinasi dengan bagian traffic dalam menentukan jadwal
penayangan dan berkonsultasi dengan manajer promosi dalam mempersiapkan promo bagi program bersangkutan. Manajer program juga
perlu berkoordinasi dengan bagian redaksi berita news dalam hal program itu memerlukan liputan wartawan seperti peristiwa khusus atau
berita penting breaking news. Strategi penayangan program yang baik sangat ditentukan oleh
bagaimana menata atau menyusun berbagai program yang akan ditayangkan. Menata program adalah kegiatan meletakkan atau menyusun
berbagai program pada suatu periode yang sudah ditentukan. Dalam hal ini, pengelola program harus cerdas menata program dengan melakukan
teknik penempatan acara yang sebaik-baiknya untuk mendapatkan hasil yang optimal. Penempatan acara yang kurang baik membuat program itu
menjadi sia-sia. Pembagian waktu program adalah menentukan jadwal penyangan
suatu acara ditentukan atas dasar perilaku audience, yaitu rotasi kegiatan mereka dalam satu hari dan juga kebiasaan untuk menonton televisi pada
jam tertentu. Pada prinsipnya siaran televisi harus dapat menemani aktivitas apa pun. Aktivitas audience pada umumnya memiliki pola yang
sama pada setiap bagian hari, apakah pagi, siang, atau malam hari.
18 Programmer
menyusun jadwal acara berdasarkan aktivitas audience ini. Berdasarkan pembagian siklus aktivitas audience mulai dari bangun tidur
hingga tidur kembali, maka waktu siaran dibagi ke dalam lima segmen. Setiap segmen memiliki ciri-ciri atau sifat audience yang berbeda. Secara
umum, programmer membagi siaran menjadi beberapa bagian : 1.
Prime Time jam 19.30 – 23.00 2.
Late Fringe Time jam 23.00 – 01.00 3.
All Other Time jam 01.00 – 10.00 4.
Day Time jam 10.00 – 16.30 5.
Fringe Time jam 16.30 – 19.30 Prime time
merupakan waktu siaran televisi yang paling banyak menarik penonton. Selain itu, penonton yang berada pada segmen ini
sangat beragam tua, muda, anak-anak, dan sebagainya. Stasiun televisi biasanya akan menempatkan program acara yang paling bagus pada
segmen ini karena jumlah audience-nya yang besar. Selain itu, acara prime time
juga harus bisa dinikmati semua kalangan termasuk anak-anak. Strategi penyiaran. Bagian program suatu media penyiaran harus
menyadari suatu prinsip dasar dalam mengelola program siarannya bahwa setiap menit dalam setiap hari waktu siaran memiliki perhitungannya
sendiri. Program siaran juga harus bersaing dengan waktu makan, membaca buku, dan kegiatan pribadi lainnya yang dilakukan audience di
rumah atau di mana saja. Pengelola program idealnya akan berupaya agar audience
dapat terus menerus menonton acara yang disiarkan oleh media
19 penyiaran bersangkutan. Salah satu strategi agar audience tidak pindah
saluran adalah dengan menampilkan cuplikan atau bagian dari suatu acara yang bersifat paling dramatis, mengandung ketegangan, menggoda, dan
memancing rasa penasaran yang hanya bisa terjawab atau terpecahkan jika tetap mengikuti saluran itu. Dengan strategi ini, audience diharapkan tidak
akan pindah saluran jika ia tidak ingin berisiko kehilangan momen atau gambar yang menimbulkan rasa penasarannya itu.
4. Pengawasan dan Evaluasi Program.
Melalui perencanaan, stasiun penyiaran menetapkan rencana dan tujuan yang ingin dicapai. Proses pengawasan dan evaluasi menentukan
seberapa jauh suatu rencana dan tujuan sudah dapat dicapai atau diwujudkan oleh stasiun penyiaran, departemen, dan karyawan. Kegiatan
evaluasi secara periodik terhadap masing-masing individu dan departemen memungkinkan manajer umum membandingkan kinerja sebenarnya
dengan kinerja yang direncanakan. Jika kinerja keduanya tidak sama, maka diperlukan langkah-langkah perbaikan.
Pengawasan harus dilakukan berdasarkan hasil kerja atau kinerja yang dapat diukur agar fungsi pengawasan dapat berjalan secara efektif.
Misalnya, jumlah dan komposisi audience yang menonton atau mendengarkan program stasiun penyiaran bersangkutan dapat diukur dan
diketahui melalui laporan riset rating. Jika jumlah audience yang tertarik dan mengikuti program stasiun penyiaran lebih rendah dari yang
20 ditargetkan, maka proses pengawasan mencakup kegiatan pengenalan
terhadap masalah dan memberikan pengarahan untuk dilakukan diskusi agar mendapatkan solusi. Hasil diskusi dapat berupa perubahan rencana
misalnya revisi yang lebih rendah dari ekspektasi sebelumnya atau tindakan lain yang akan dilakukan untuk dapat mencapai target semula.
Manajer program sering disebut sebagai “pelindung” protector atas lisensi atau izin siaran yang diperoleh stasiun penyiaran. Hal ini
disebabkan manajer program bertanggung jawab untuk memastikan bahwa program stasiun sudah berjalan sesuai dengan syarat-syarat yang harus
dipenuhi untuk memperoleh izin. Menurut Peter Pringle, dalam hal pengawasan program program control, manajer program harus
melakukan hal-hal sebagai berikut : a.
Mempersiapkan standar program stasiun penyiaran. b.
Mengawasi seluruh isi program agar sesuai dengan standar stasiun dan aturan perundangan yang berlaku.
c. Memelihara catatan records program yang disiarkan.
d. Mengarahkan dan mengawasi kegiatan staf departemen program.
e. Memastikan kepatuhan stasiun terhadap kontrak yang sudah
dibuat. Misalnya dengan para pemasok program, lembaga lisensi lagu dan rekaman, stasiun jaringan, dan lain-lain.
f. Memastikan bahwa biaya program tidak melebihi jumlah yang
sudah dianggarkan.
21
2.2 Produksi Program Televisi.