Bimbingan Pribadi Sosial KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA

A. Bimbingan Pribadi Sosial

1. Pengertian Bimbingan Pribadi Sosial Penelitian ini tergolong dalam penelitian dalam bidang layanan bimbingan pribadi sosial. Menurut Winkel dan Sri Hastuti 2004: 118 layanan bidang bimbingan pribadi-sosial berarti layanan yang diberikan untuk membantu siswa dalam menghadapi keadaan batinnya sendiri dan mengatasi berbagai permasalahan batinnya sendiri. Bimbingan pribadi sosial termasuk juga bimbingan dalam mengatur diri sendiri di berbagai bidang kehdupan dan juga membina hubungan kemanusiaan dengan sesama. Pendapat yang senada diungkapkan oleh Syamsu Yusuf 2006 : 11 bimbingan pribadi sosial merupakan bimbingan untuk membentuk para individu dalam memecahkan masalah-masalah pribadi sosialnya. Contoh masalah pribadi sosial antara lain masalah hubungan dengan sesama teman, dosen, permasalahan sifat dan kemampuan diri, penyesuaian diri dengan lingkungan, serta penyesuaian dan penyelesaian konflik. Dapat disimpulkan bahwa layanan bimbingan pribadi sosial merupakan salah satu layanan petugas Bimbingan dan Konseling dalam upaya membantu para siswakonseli dalam menumbuhkan kepekaan terhadap diri sendiri dan orang lain di sekitarnya. Selain itu, bimbingan pribadi sosial juga berberan dalam pemecahan permasalahan siswa konseli 10 pada masalah yang terkait dengan perkembangan diri atau permasalahan sosial. 2. Tujuan Layanan Bimbingan Pribadi Sosial Depdiknas 2008 : 198 menjelaskan tujuan bimbingan dan konseling yang terkait aspek pribadi-sosial adalah a. Memiliki komitmen kuat dalam mengamalkan nilai-nilai keimanan dan ketaqwaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa, baik dalam kehidupan pribadi, keluarga, pergaulan, sekolah, tempat kerja, maupun masyarakat pada umumnya. b. Memiliki sikap toleransi terhadap umat beragama lain. c. Memiliki pemahaman tentang irama kehidupan yang bersifat fluktuatif antara menyenangkan anugerah dan yang tidak menyenangkan musibah, serta mempu meresponnya secara positif sesuai dengan ajaran agama yang dianut. d. Memiliki pemahaman dan penerimaan diri secara objektif dan konstruktif, baik yang terkait dengan keunggulan maupun kelemahan; baik fisik maupun psikis. e. Memiliki sikap positif atau respek terhadap diri sendiri dan orang lain. f. Memiliki kemampuan untuk melakukan pilihan secara sehat. g. Bersikap respek terhadap orang lain, menghormati atau menghargai orang lain, tidak melecehkan martabat atau harga dirinya. h. Memiliki rasa tanggungjawab, yang diwujudkan dalam bentuk komitmen terhadap tugas atau kewajiban. 11 i. Memiliki kemampuan berinteraksi sosial yang diwujudkan dalam bentuk hubungan persahabatan, persaudaraan, atau silaturahim dengan sesama manusia. j. Memiliki kemampuan dalam menyelesaikan konflik yang bersifat internal dalam diri sendiri maupun dengan orang lain. k. Memiliki kemampuan untuk mengambil keputusan secara efektif. Secara spesifik, Cobia Henderson 2007 : 131 menyebutkan tujuan bimbingan pribadi-sosial diberikan pada tataran SMU adalah membantu siswa untuk mengembangkan diri. Aspek yang dikembangkan antara lain: a. Kemampuan merespon tekanan. b. Kemampuan alam penerimaan perbadaan diri dengan orang lain dan memperbaiki penerimaan diri yang kurang baik dan mengganggu dalam menjalin hubungan dengan orang lain. c. Kemampuan untuk mengembangkan strategi dalam menghadapi pandangan yang kurang baik dan kurang jelas. d. Kemampuan dalam memilih alternatif dan mempu menilai konsekuensi dari tindakan yang dilakukan. e. Kemampuan mengarahkan dan mengendalikan perasaan. f. Pemahaman terhadap semua hal yang terjadi dalam membuat pilihan. 12

B. Peningkatan Sensitivitas Gender